Anda di halaman 1dari 8

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Tektonik Lempeng dengan Endapan Pneumatolitik.


2.1.1 Pengertian Tektonik Lempeng
Tektonik lempeng adalah suatu teori yang menerangkan proses dinamika
(pergerakan) bumi tentang pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur
gempa bumi, dan cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh
pergerakan lempeng. Menurut teori ini, permukaan bumi terpecah menjadi
beberapa lempeng besar. Ukuran dan posisi dari tiap-tiap lempeng ini selalu
berubah-ubah. Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat
yang memiliki kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi,
gunung berapi, dan pembentukan dataran tinggi.
Prinsip umum dari lempeng tektonik ini adalah adanya lempeng litosfer
padat dan kaku yang terapung di atas selubung bagian atas yang bersifat plastis.
Selubung bagian atas bumi merupakan massa yang mendekati titik lebur atau bisa
dikatakan hampir mendekati cair sehingga wajarlah kalau lempeng litosfer yang
padat dapat bergerak di atasnya. Kerak bumi (litosfer) dapat diterangkan ibarat
suatu rakit yang sangat kuat dan relatif dingin yang mengapung di atas mantel
astenosfer yang liat dan sangat panas. Ada dua jenis kerak bumi yakni kerak
samudera yang tersusun oleh batuan bersifat basa dan sangat basa, yang dijumpai
di samudera sangat dalam, dan kerak benua tersusun oleh batuan asam dan lebih
tebal dari kerak samudera

2.1.2 Hubungan lempeng Dengan Endapan Pneumatolitik.


Pembentukan jalur pegunungan, jalur gunung api, jalur gempa bumi, dan
cekungan endapan di muka bumi yang diakibatkan oleh pergerakan lempeng.
Pertemuan antara lempeng-lempeng ini, merupakan tempat-tempat yang memiliki
kondisi tektonik yang aktif, yang menyebabkan yaitu gempa bumi, gunung berapi,
dan pembentukan dataran tinggi. Proses pembentuksn gunung api ini melibatkan
terbentuknya magma yang kemudian terbentuklah endapan pneumatolitik karena
endapan pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma.
2.2 Ganesa Endapan Pneumatolitik

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan magma dalam
lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut Geologi, ini disebut kontak
metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua dengan
magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas dengan
temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif. Mineral-
mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonik (CaSiO3), Amphibole,
kuarsa, Epidote, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turnmalin, diopsit dan
skarn.

Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi


batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening (pengerasan).

Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang


berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa
batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan
(replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar
atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak.

Proses pneumatolitis ini lebih menekankan peranan temperature dari


aktivitas uap air pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperature
sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan
metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya pada
kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperture tinggi.

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya


sulfide sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan
beberapa molibdenit. Sedikitnya endapan jenis ini yang betul betul tanpa adanya
besi, pada umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan
hematit. Scheelit juga terdapat dalam endapan jenis ini.

2.2.1 Fase Pneumatolitik (Pneumatolitik Phase)

Gambar Proses hydrothermal dalam mineralisasi batuan

Pneumatolitik adalah proses reaksi kimia dari gas dan cairan dari magma
dalam lingkungan yang dekat dengan magma. Dari sudut geologi, ini disebut
kontak-metamorfisme, karena adanya gejala kontak antara batuan yang lebih tua
dengan magma yang lebih muda. Mineral kontak ini dapat terjadi bila uap panas
dengan temperatur tinggi dari magma kontak dengan batuan dinding yang reaktif.
Mineral-mineral kontak yang terbentuk antara lain : wolastonit (CaSiO3),
amphibol, kuarsa, epidot, garnet, vesuvianit, tremolit, topaz, aktinolit, turmalin,
diopsit, dan skarn.
Gejala kontak metamorfisme tampak dengan adanya perubahan pada tepi
batuan beku intrusi dan terutama pada batuan yang diintrusi, yaitu: baking
(pemanggangan) dan hardening (pengerasan).
Igneous metamorfism ialah segala jenis pengubahan (alterasi) yang
berhubungan dengan penerobosan batuan beku. Batuan yang diterobos oleh masa
batuan pada umumnya akan ter-rekristalisasi, terubah (altered), dan tergantikan
(replaced). Perubahan ini disebabkan oleh panas dan fluida-fluida yang memencar
atau diaktifkan oleh terobosan tadi. Oleh karena itu endapan ini tergolong pada
metamorfisme kontak.
Proses pneomatolitis ini lebih menekankan peranan temperatur dari
aktivitas uap air. Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur
sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan
metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di
kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.
Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida
sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa
molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada
umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit
juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).

2.2.2 Fase Hidrothermal (Hydrothermal Phase)


Hidrothermal adalah larutan sisa magma yang bersifat "aqueous" sebagai
hasil differensiasi magma. Hidrothermal ini kaya akan logam-logam yang relatif
ringan, dan merupakan sumber terbesar (90%) dari proses pembentukan endapan.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal dua macam endapan
hidrothermal, yaitu :
1. Cavity filing, mengisi lubang-lubang (opening-opening) yang sudah ada di dalam
batuan.
2. Metasomatisme, mengganti unsur-unsur yang telah ada dalam batuan dengan
unsur-unsur baru dari larutan hidrothermal.
Berdasarkan cara pembentukan endapan, dikenal beberapa jenis endapan
hidrothermal, antara lain Ephithermal (T 00C-2000C), Mesothermal (T 1500C-
3500C), dan Hipothermal (T 3000C-5000C). Setiap tipe endapan hidrothermal
diatas selalu membawa mineral-mineral yang tertentu (spesifik), berikut altersi
yang ditimbulkan barbagai macam batuan dinding. Tetapi minera-mineral seperti
pirit (FeS2), kuarsa (SiO2), kalkopirit (CuFeS2), florida-florida hampir selalu
terdapat dalam ke tiga tipe endapan hidrothermal.
Paragenesis endapan hipothermal dan mineral gangue adalah : emas (Au),
magnetit (Fe3O4), hematit (Fe2O3), kalkopirit (CuFeS2), arsenopirit (FeAsS),
pirrotit (FeS), galena (PbS), pentlandit (NiS), wolframit : Fe (Mn)WO4, Scheelit
(CaWO4), kasiterit (SnO2), Mo-sulfida (MoS2), Ni-Co sulfida, nikkelit (NiAs),
spalerit (ZnS), dengan mineral-mineral gangue antara lain : topaz, feldspar-
feldspar, kuarsa, tourmalin, silikat-silikat, karbonat-karbonat
Sedangkan paragenesis endapan mesothermal dan mineral gangue adalah : stanite
(Sn, Cu) sulfida, sulfida-sulfida : spalerit, enargit (Cu3AsS4), Cu sulfida, Sb
sulfida, stibnit (Sb2S3), tetrahedrit (Cu,Fe)12Sb4S13, bornit (Cu2S), galena (PbS),
dan kalkopirit (CuFeS2), dengan mineral-mineral ganguenya : kabonat-karbonat,
kuarsa, dan pirit.
Paragenesis endapan ephitermal dan mineral ganguenya adalah : native cooper
(Cu), argentit (AgS), golongan Ag-Pb kompleks sulfida, markasit (FeS2), pirit
(FeS2), cinabar (HgS), realgar (AsS), antimonit (Sb2S3), stannit (CuFeSn), dengan
mineral-mineral ganguenya : kalsedon (SiO2), Mg karbonat-karbonat, rhodokrosit
(MnCO3), barit (BaSO4), zeolit (Al-silikat).

2.3 Model endapan Pneumatolitik

Pneumatolitik, Setelah temperatur mulai turun 550 450 C akumulasi


gas mulai membentuk mineral sampai pada temperatur 450 C volume unsur
volatilnya makin menurun karena membentuk jebakan pneumatolitik dan tinngal
larutan sisa magma yang makin encer. Unsur volatil akan bergerak menerobos
batuan beku yang telah ada dan batuan samping disekitarnya kemudian akan
membentuk mineral baik karena proses sublimasi maupun karena reaksi unsur
volatile tersebut dengan batuan yang diterobosnya sehingga terbentuk endapan
mineral yang disebut endapan pneumatolitik.

Pirometamorfisme menekankan hanya pada pengaruh temperatur


sedangkan pirometasomatisme pada reaksi penggantian (replacement), dan
metamorfisme kontak pada sekitar kontak. Letak terjadinya proses umumnya di
kedalaman bumi, pada lingkungan tekanan dan temperatur tinggi.

Mineral bijih pada endapan kontak metasomatisme umumnya sulfida


sederhana dan oksida misalnya spalerit, galena, kalkopirit, bornit, dan beberapa
molibdenit. Sedikit endapan jenis ini yang betul-betul tanpa adanya besi, pada
umumnya akan banyak sekali berisi pirit atau bahkan magnetit dan hematit. Scheelit
juga terdapat dalam endapan jenis ini (Singkep-Indonesia).

Gambar Fase Pneumatolitik


Proses Cavity filling

Larutan sisa yang encer mengisi ronga-ronga yang ada yaitu celah atau
rekahan batuan akan memberikan endapan mineral yang disebut sebagai proses
cavity filling. Pembentukan mineral awalnya terjadi sepanjang dinding bagian dari
rekahan kemudian tumbuh kebagian tengahnya seperti pembentukan mineral
kuarsa dari pingir celah kearah bagian tengah. Jika hanya satu mineral yang mengisi
suatu celah dan terus tumbuh sampai celah tersebut tertutup akan terbentuk endapan
bijih yang masif dan homogen. Pengisihan ini dapat terdiri dari macam-macam
mineral yang tumbuh berupa uratan.
Proses cavity filling dapat di kelompokan menjadi :

a. Veins merupakan pengisian mineral pada celah-celah batuan yang berupa


urat-urat contohnya urat kuarsa terbentuk pada endapan larutan celah pada
batuan yang terbuka, sehingga menbentuk mineral berupah urat-urat.
Biasanya pada batuan yang bersifat britle. Endapan-endapan yang terisi
pada urat-urat antara lain kuartz, gold, silver, Zink dan copper.

b. Shear Zone deposits merupakan zona tipis, sheetlike, sambungkan celah-


celah atau Zona, berfungsi sebagai saluran istimewa untuk proses
mineralisasi, dan terjadi dalam lapisan batuan dan celah batuan yang
dibentuk oleh endapan-endapan yang berukuran halus.

c. Stockwork merupakan hubungan yang berjalinan antara mineral biji yang


berukuran kecil pada urat yang melewati batuan dengan skala yang luas.
Dari ukuran centimeter sampai beberapa meter yang urat-uratnya saling
mengikat. Pada umumnya terjadi pada pengisian celah yang terbuka, celah
tersebut karena intrusi.

Fase Metarmofisme
Fase Metarmofisme

Anda mungkin juga menyukai