Mei 2014
Volume 6 Nomor 1 Mei 2014
JURNAL AKUNTANSI
Irman Firmansyah
9 772085 869896
Jurnal Akuntansi Vol. 6 No. 1 Hlm: 102-204 Bandung, Mei 2014 ISSN 2085-8698
ISSN 2085-8698
Pelindung
Rektor Universitas Kristen Maranatha
Penasehat
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha
Pimpinan Redaksi
Hanny
Ketua Dewan Penyunting
Lauw Tjun Tjun
Editor / Perapih
Sinta Setiana
Tata Usaha
Erny Yuswandini
Penerbit: Maranatha University Press
Jurnal Akuntansi diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun pada Bulan Mei dan November
ISSN 2085-8698
JUR AL
AKU TANSI
Volume 6 Nomor 1 Mei 2014
DAFTAR ISI
Determinan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Tekstil dan 1-14
Garmen Yang Terdaftar di BEI
Irman Firmansyah
Abstract
With the intense competition in the industrial sector, companies are required to manage
and develop the company by optimally in deciding to accept or reject a special order.
In this research, entitled: "Differential Cost Analysis in Decision Making Accept or
Reject Special Orders". The purpose of this study was to determine whether
the differential cost analysis in the decision to accept or reject a special order is useful
for the company. In preparing this paper the author uses descriptive method of analysis
with a case study approach. From the research that has been done, the authors
conclude that the decision taken was right in accepting the special order of 5,000
pieces out large size and the company makes a profit of Rp10,076,566.00.
Pendahuluan
Manajemen mempunyai peran yang amat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan,
yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, dengan pengoptimalan
sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan. Berhasil atau tidaknya pencapaian
perusahaan, bergantung pada manajemen perusahaan tersebut, apakah manajemen suatu
perusahaan sudah mampu mencapai tujuan perusahaan yang sebenarnya, baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Ukuran yang sering dipakai untuk,
menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang dihasilkan
dari operasional perusahaan. Biaya menentukan harga jual produk untuk mencapai
tingkat laba yang diinginkan, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan
volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi
sangat mempengaruhi biaya. Informasi mengenai faktor yang mempengaruhi laba dapat
dilihat jelas dalam laporan biaya. Laporan biaya memegang peranan dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen dalam hal perencanaan.
Pada pesanan khusus harga permintaannya lebih rendah dari harga jual.
Penerimaan pesanan khusus ditentukan oleh beberapa tambahan laba yang diperoleh
perusahaan dan pemanfaatan kapasitas produk yang mengganggur. Tambahan laba akan
diperoleh jika hasil penjualan pesanan khusus lebih besar dari biaya diferensial akibat
diterimanya pesanan khusus tersebut.
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
99
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113
Kerangka Teroritis
Biaya Diferensial
Pengertian biaya diferensial menurut Bambang Supomo (2012:103) adalah sebagai
berikut :
"Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan
dengan kondisi kondisi yang lain".
Pesanan Khusus
Pesanan khusus merupakan pesanan di luar pesanan reguler atau yang dianggarkan
dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga jual normal. Adakalanya
perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus, akan tetapi tentu saja
penerapan harga jual khusus yang demikian hanya ditetapkan pada pesanan khusus
yang tidak berdampak terhadap penjualan regular, dan perusahaan biasanya melakukan
pemisahan pasar antara penjualan regular dengan penjualan untuk melayani pesanan
khusus tersebut. Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan
pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan
variabel.
Ada beberapa syarat agar suatu pesanan khusus itu dapat diterima
olehperusahaan, yaitu jumlah pesanan khusus lebih kecil atau sama dengan
kapasitasmenganggur perusahaan, dan syarat kedua adalah harga jual yang ditawarkan
kepelanggan lebih besar atau sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
pesanan khusus tersebut.
100
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan
Ibnu Syamsi (2000:10) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Pengambilan keputusan merupakan tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah
yang di hadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.
101
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113
2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk (sell or process further).
Manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada
kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang
lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi
akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan
diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.
102
Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan..Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun
Sebagai keputusan jangka panjang yang sering dihadapi oleh perusahaan menurut
Mulyadi adalah:
1. Keputusan membuat atau membeli yang dihadapi perusahaan yang sebelumnya
membeli produk tersebut dari pemasok luar dan kemudian mempertimbangkan dan
kemudian mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut.
(Mulyadi, 2001:131).
2. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut yang merupakan investasi dalam
mesin atau equipment. (Mulyadi, 2001:143).
Laba
Pada umumnnya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya serta
memperluas usahanya. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
merupakan dampak dari operasi perusahaan yang berjalan dengan efektif dan efisien,
serta kualitas dari pimpinan (manajemen) yang baik. Meskipun ada berbagai cara untuk
mengukur laba, semuanya itu berdasarkan pada konsep dasar bahwa laba adalah
pengembalian (return) yang melebihi investasi.
Pengertian Laba
Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan
menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas
biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa).
Menurut IAI dalam Standar Akuntan Keuangan (2007:46):
laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atas penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.
103
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113
104
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
pesanan khusus dibawah harga yang diminta pemesan sehingga masih menguntungkan
perusahaan.
Penelitian Dienul Fazrin (2007) tentang Analisis Biaya Differensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak (Studi Kasus: UD. Masruri Putra).
Ada beberapa kesimpulan yang penulis temukan, yaitu
1. Masalah analisis biaya diferensial sangat tepat digunakan untuk mencari
penyelesaian yang optimal dari suatu masalah yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan pada UD. Masruri Putra.
2. UD. Masruri Putra dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak suatu
pesanan jangan hanya menilai dari harga per / unit, tetapi yang diminta konsumen
lebih rendah dari harga standar. Hal perlu menggunakan suatu metode analisis di
dalam pengambilan keputusan.
3. UD. Masruri Putra memiliki kapasitas menganggur yang dapat dimanfaatkan
untuk memaksimalkan laba.
4. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan, setelah kita
pertimbangkan pendapatan dan biaya diferensial yang terjadi, ternyata menerima
pesanan tersebut lebih menguntungkan, karena akan memperoleh laba diferensial
sebesar Rp. 14.857.505,00.
Metode Penelitian
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus
(case study research), yaitu penelitian yang hanya melibatkan satu objek saja. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha
untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga diperoleh suatu
gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik kesimpulan
atas hasil penelitian yang telah dilakukan.
105
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113
Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian.
b. Data Sekunder
Data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh
melalui media lain yang bersumber pada buku-buku di perpustakaan, informasi
dari internet atau data dari perusahaan.
4. Tahap Penyaringan
Peralatan yang dipakai adalah tong. Alat penyaringannya berbentuk seperti
kerucut yang berlubang-lubang. Letakan kain kasa di atas alat penyaringan.
Pindahkan ke tempat penyaringan yang sudah di jelaskan diatas. Setelah itu
diperas sampai menjadiampas tahu. Hasil yang sudah diperas didiamkan selama 15
menit untuk memisahkan air bibit dan sari tahu. Hasil yang dipakai untuk
membuat tahu adalah sari tahu.
5. Tahap Pencetakan
Sari tahu dimasukan ke dalam cetakan tahu yang di bungkus dengan kain kasa
selama 30 menit. Setelah itu, baru dibuka dan dipotong-potong sesuai dengan
ukuran tahu yang diinginkan.
6. Tahap Perebusan Akhir
Tahu yang sudah dipotong-potong, kemudian dimasukkan ke dalam rebusan air
asam.Rebus sekitar setengah jam kemudian tiriskan tahu di tampir. Rebusan air
asam terdiri dari kunyit yang sudah di tumbuk-tumbuk sampai halus dan garam.
Keterangan:
Upah per hari (per tenaga kerja) merupakan upah rata-rata dari semua pegawai
yang ada di setiap bagian. Tarif upah per hari ini merupakan jumlah dari upah
pokok ditambah tunjangan makan.
Pokoknya, total biaya tenaga kerja langsung dalam periode Mei 2014 untuk
produksi tahu ukuran besar adalah Rp 3.720.000,00 (31 hari x Rp 120.000,00).
Tabel 2
Biaya Bahan Tidak Langsung
Tahu Marup
Periode Mei 2014
Nama Kuantitas Satuan Harga per unit Nilai
Kunyit 24,8 Kg Rp 6.000,00 Rp 148.800,00
Garam Yodium 62 Kg Rp 15.000,00 Rp 930.000,00
Total Rp 21.000,00 Rp 1.078.800,00
Tabel 3
Biaya produksi tidak langsung rata-rata per bulan
Tahu Marup (dalam rupiah)
Tabel 2 & 3 diatas adalah data-data yang berkaitan dengan biaya produksi tidak
langsung dan biaya tidak langsung lain-lain (rata-rata) per bulan untuk memproduksi
tahu ukuran besar.
Dibawah ini akan dipaparkan rincian tentang biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung yang diperlukan untuk membuat satu
buah tahu ukuran besar adalah sebagai berikut :
108
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
109
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113
Tabel 4
Biaya Produksi untuk Memproduksi 5.000 pieces
Pesanan Tahu Ukuran Besar (dalam rupiah)
Tabel 5
Biaya Produksi untuk Memproduksi 5.000 pieces
Tahu Ukuran Besar yang merupakan Biaya Diferensial (dalam rupiah)
Pembahasan
110
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
Tabel 6
Biaya Diferensial
Periode Mei 2014
Biaya bahan baku Rp 216,25
Biaya tenaga kerja langsung 20,69
Biaya bahan tidak langsung 6,00
Biaya tidak langsung lain-lain:
Biaya listrik dan air 3,34
Biaya kayu 10,01
Analisis Perhitungan Laba yang akan diterima Tahu Marup dalam Pengambilan
Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan atas pesanan
khusus, apakah menerima atau menolakpesanan khusus tersebut adalah faktor kualitatif
dan faktor kuantitatif. Faktor Kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut adalah kapasitas perusahaan
dan kesulitan dalam proses pembuatan produk pesanan khusus serta kemungkinan
kegagalan dari produk yang dihasilkan. Sedangkan, faktor kuantitatif meliputi biaya
biaya diferensial dengan pesanan khusus dan tambahan penghasilan melebihi tambahan
biaya pesanan khusus.
Tabel 7 memperlihatkan analisis biaya diferensial dengan atau tanpa pesanan khusus :
Tabel 7
Analisis Diferensial dengan atau Tanpa Pesanan Khusus
Periode Mei 2014 (dalam rupiah)
Pada periode Mei 2014, perusahaan memproduksi 49.600 pieces tahu ukuran besar
dengan harga sebesar Rp 450,00 per pieces. Dari penjualan tersebut perusahaan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 24.070.000,00 dikurangi dengan biaya variabel
sebesar Rp 13.993.434,00, maka diperoleh laba sebesar Rp 10.076.566,00. Pada periode
Mei, perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 5.000 pieces tahu ukuran besar
dengan harga Rp 350,00 per pieces dikarenakan laba yang diperoleh sebesar
Rp 10.076.566,00 lebih besar dibandingkan jika menolak pesanan khusus, yaitu
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 22.320.000,00 dikurangi dengan biaya variabel
sebesar Rp 12.711.984,00 maka diperoleh laba sebesar Rp 9.608.016,00. Maka
diketahui laba yang diperoleh perusahaan jika menerima pesanan khusus adalah sebesar
Rp 10.076.566,00 dan laba yang diperoleh jika perusahaan menolak pesanan khusus
adalah sebesar Rp 9.608.016,00. Jadi selisih laba yang diperoleh perusahaan adalah
sebesar Rp 468.550,00 dan diketahui laba lebih besar diterima perusahaan jika ada
menerima pesanan khusus.
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam mempertimbangkan menerima atau menolak pesanan khusus tahu ukuran
besar, perusahaan sudah mempertimbangkan kapasitas menganggur yang
dimiliki perusahaan sebesar 12.400 pieces tahu ukuran besar.
2. Adanya pemisahan pasar antara permintaan pasar reguler dengan pesanan reguler
dengan pesanan khusus sehingga penjualan tahu ukuran besar (pesanan khusus)
tersebut tidak mempunyai dampak terhadap penjualan reguler.
3. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan berdasarkan
hasil analisis diferensial yang dibuat oleh penulis, ternyata menerima pesanan
pesanan khusus lebih menguntungkan, karena akan memperoleh laba diferensial
sebesar Rp 10.076.566,00. Bearti pengambilan keputusan yang diambil oleh
Tahu Marup sudah tepat dalam menerima pesanan khusus sebesar 5.000 pieces
tahu ukuran besar.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang
mungkin berguna bagi perusahaan berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas,
yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya menggolongkan biaya-biaya produksi dan biaya-biaya
lainnya ke dalam biaya diferensial.
2. Pemisahan biaya ini diperlukan dalam mempertimbangkan suatu keputusan
terutama yang berkaitan dengan biaya, dalam memperhitungkan untuk menerima
atau menolak suatu pesanan khusus sebaiknya perusahaan meneliti lebih lanjut
mengenai biaya yang seharusnya diperhitungkan :
- Perusahaan seharusnya memperhitungkan biaya listrik agar dapat diketahui
biaya listrik dan biaya air secara terperinci.
- Perusahaan perlu memperhitungkan gaji pemilik perusahaan agar menghindari
salah persepsi, meskipun gaji pemilik perusahaan sudah di dapat dari
keuntungan pesanan khusus.
112
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)
Daftar Pustaka
Diana, R.D. 2012. Rancangan Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada Cv. Zodiak di Sidoarjo. Diakses
dari
http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_6674_ARTIKEL%20ILMIAH.
pdfpada tanggal 28 April 2014.
Fazrin, Dienul. 2007. Analisis Biaya Differensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak (Studi Kasus: UD.Masruri Putra). Diakses dari
http://dienulfazrin.blogspot.com/2010/03/normal-0-false-false-false.htmlpada
tanggal 17 Maret 2014.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. IAI: Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Salemba
Empat: Jakarta.
Maulida, Yulita. 2013. Analisis Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Membeli atau Membuat Sendiri Bahan Baku Mie pada Usaha Mie Ayam Min
Wonogiri. Diakses dari
http://yulitamaulida21209675.blogspot.com/2013/06/jurnal-analisis akuntansi-
diferensial_9394.html pada tanggal 17 Maret 2014.
Pratiwi, Anggit. 2012. Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Sablonan pada Percetakan SA
(Sugeng Abdul Salam). Diakses dari
http://giettiwi.blogspot.com/2012/06/artikel-akuntansi-penulisan
ilmiah_25.htmlpada tanggal 17 Maret 2014.
Salusu. 2002. Pengambilan Keputusan Stratejik. Gramedia Widiasarana Indonesia:
Jakarta.
Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen. BTFE-UST: Yogyakarta.
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Cetakan Kedua.
Bumi Aksara: Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Alfabeta: Bandung.
Supomo, Bambang. 2012. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandan. Penerbit:
BPFE,Yogyakarta.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta :
BPFE
113
INDEKS