Anda di halaman 1dari 22

ISSN 2085-8698

Mei 2014
Volume 6 Nomor 1 Mei 2014

Determinan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Tekstil dan Garmen Yang


Terdaftar di BEI

JURNAL AKUNTANSI
Irman Firmansyah

Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak (BBM)


Terhadap Saham-Saham Sektor Pertambangan yang Listing di Bursa Efek
Indonesia
Christy Winka Vionita & Ida

Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kualitas Pelayanan dan


Kepuasan Konsumen di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Salah Satu
Universitas di Bandung
Florentina Andre & Lauw Tjun Tjun

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, dan Kualitas Audit Terhadap Opini
Audit Modifikasi Going Concern Studi pada Emiten Industri Perbankan yang
Mengalami Financial Distress di Bursa Efek Indonesia
Seh Wahyu Lestari & Yane Devi Anna

Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak


Pesanan Khusus: Studi pada Perusahaan Tahu Ma'rup di Cibogo Bandung
Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun
Vol.6 No. 1

9 772085 869896
Jurnal Akuntansi Vol. 6 No. 1 Hlm: 102-204 Bandung, Mei 2014 ISSN 2085-8698
ISSN 2085-8698

Volume 6 Nomor 1 Mei 2014

Pelindung
Rektor Universitas Kristen Maranatha

Penasehat
Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha

Pimpinan Redaksi
Hanny
Ketua Dewan Penyunting
Lauw Tjun Tjun

Penyunting Ahli Penyunting Pelaksana


Mathius Tandiontong Meythi
Trimanto Setyo Wardoyo Lidya Agustina
Ita Salsalina Lingga Rapina
Elyzabet Indrawati Marpaung Meyliana
Robertha Titik Dyah Ratna Santy Setiawan
Christine Dwi K. Susilawati Yenny Carolina
Yunita Christy
Nunik Lestari Dewi

Editor / Perapih
Sinta Setiana

Tata Usaha
Erny Yuswandini
Penerbit: Maranatha University Press

Sekretariat Jurnal Akuntansi


Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Maranatha
Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri, MPH. No. 65 Bandung 40164
Telepon (022) 2012186 ext: 502, (022) 2017625; Fax. (022) 2017625

Jurnal Akuntansi diterbitkan 2 kali dalam 1 tahun pada Bulan Mei dan November
ISSN 2085-8698

JUR AL
AKU TANSI
Volume 6 Nomor 1 Mei 2014

DAFTAR ISI
Determinan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Tekstil dan 1-14
Garmen Yang Terdaftar di BEI
Irman Firmansyah

Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak 15-46


(BBM) Terhadap Saham-Saham Sektor Pertambangan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia
Christy Winka Vionita & Ida

Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kualitas 47-83


Pelayanan dan Kepuasan Konsumen di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Salah Satu Universitas di Bandung
Florentina Andre & Lauw Tjun Tjun

Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, dan Kualitas Audit 84-97


Terhadap Opini Audit Modifikasi Going Concern Studi pada Emiten
Industri Perbankan yang Mengalami Financial Distress di Bursa Efek
Indonesia
Seh Wahyu Lestari & Yane Devi Anna

Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima 98-113


atau Menolak Pesanan Khusus: Studi pada Perusahaan Tahu Ma'rup
di Cibogo Bandung
Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun
Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus: Studi pada
Perusahaan Tahu Marup di Cibogo Bandung
Stevanny Kesuma
Lauw Tjun Tjun
Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi-Univ.Kristen Maranatha
(Jl. Prof. Drg. Suria Sumantri No. 65, Bandung)

Abstract

With the intense competition in the industrial sector, companies are required to manage
and develop the company by optimally in deciding to accept or reject a special order.
In this research, entitled: "Differential Cost Analysis in Decision Making Accept or
Reject Special Orders". The purpose of this study was to determine whether
the differential cost analysis in the decision to accept or reject a special order is useful
for the company. In preparing this paper the author uses descriptive method of analysis
with a case study approach. From the research that has been done, the authors
conclude that the decision taken was right in accepting the special order of 5,000
pieces out large size and the company makes a profit of Rp10,076,566.00.

Keywords: Cost Differential, Decision Making, and Special Orders.

Pendahuluan

Manajemen mempunyai peran yang amat penting dalam pencapaian tujuan perusahaan,
yaitu untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, dengan pengoptimalan
sumber-sumber daya yang dimiliki perusahaan. Berhasil atau tidaknya pencapaian
perusahaan, bergantung pada manajemen perusahaan tersebut, apakah manajemen suatu
perusahaan sudah mampu mencapai tujuan perusahaan yang sebenarnya, baik tujuan
jangka pendek maupun tujuan jangka panjang. Ukuran yang sering dipakai untuk,
menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan adalah laba yang dihasilkan
dari operasional perusahaan. Biaya menentukan harga jual produk untuk mencapai
tingkat laba yang diinginkan, harga jual mempengaruhi volume penjualan, sedangkan
volume penjualan langsung mempengaruhi volume produksi, dan volume produksi
sangat mempengaruhi biaya. Informasi mengenai faktor yang mempengaruhi laba dapat
dilihat jelas dalam laporan biaya. Laporan biaya memegang peranan dalam
pengambilan keputusan oleh manajemen dalam hal perencanaan.
Pada pesanan khusus harga permintaannya lebih rendah dari harga jual.
Penerimaan pesanan khusus ditentukan oleh beberapa tambahan laba yang diperoleh
perusahaan dan pemanfaatan kapasitas produk yang mengganggur. Tambahan laba akan
diperoleh jika hasil penjualan pesanan khusus lebih besar dari biaya diferensial akibat
diterimanya pesanan khusus tersebut.
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

Penelitian Yulita Maulida (2013) tentang Analisis Akuntansi Diferensial dalam


Pengambilan Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Bahan Baku Mie pada Usaha
Mie Ayam Min Wonogiri, dari penelitian ini diambil kesimpulan bahwa penggunaan
informasi akuntansi diferensial sangat bermanfaat terhadap manajemen Mie Ayam Min
Wonogiri dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk dapat membandingkan
keputusan manakah yang lebih menguntungkan diantara membeli atau membuat sendiri
mie. Perbandingan penghitungan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kedua alternatif
menunjukan bahwa biaya jika Mie Ayam Min Wonogiri membuat sendiri adalah
Rp 6.800.000,00 sedangkan biaya jika membeli dari pihak luar Rp 11.191.000,00 maka
mie ayam min Wonogiri dapat menghemat biaya sebesar Rp 4.391.000,00. Dengan
demikian diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan jika perusahaan membeli dari pihak
luar lebih besar dibandingkan jika perusahaan membuat sendiri. Dengan menggunakan
informasi akuntansi diferensial telah diketahui bahwa alternatif membuat sendiri dapat
menghemat biaya pembuatan mie, maka keputusan yang diambil oleh manajemen Mie
Ayam Min Wonogiri adalah membuat sendiri. Pada saat Mie Ayam Min Wonogiri
membeli mie dari pihak luar, mendapatkan laba bersih sebesar Rp 26.009.000,00.
Apabila membuat sendiri akan mendapatkan tambahan laba diferensial sebesar
Rp 4.391.000,00 menjadi Rp 30.400.000,00.
Penelitian Anggit Pratiwi (2012) tentang Analisis Biaya Diferensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Sablonan pada
Percetakan SA (Sugeng Abdul Salam). Berdasarkan analisis data biaya diferensial
percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) mengambil keputusan untuk menerima pesanan
khusus yang ditawarkan berupa pakaian kemeja lengan panjang sebanyak 30 pakaian
dengan harga normal Rp 80.000,00 dan dengan permintaan harga pesanan khusus
Rp 90.000,00 dan untuk memproduksi kemeja lengan panjang memerlukan biaya
tambahan sebesar Rp 14.000,00 setiap pakaian. Dengan adanya pesanan khusus ini
maka SA (Sugeng Abdul Salam) telah memanfaatkan kapasitas menganggur sebesar
20% dari kapasitas normal produk dalam memperoleh tambahan laba sebesar
Rp 2.136.750,30. Penulis menyarankan agar percetakan menerapkan perhitungan biaya
diferensial agar percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) dapat lebih tepat dalam
mengambil keputusan untuk menerima atau menolak pesanan khusus.
Penelitian Diana Rani Devimi (2012) Tentang Rancangan Biaya Diferensial
dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada
CV. Zodiak di Sidoarjo. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada CV. Zodiak, maka
dapat disimpulkan bahwa dengan menerima pesanan khusus tersebut perusahaan
menerima tambahan laba sebesar Rp 112.133.644,23 sedangkan jika pesanan tersebut
tidak diterima laba yang diperoleh perusahaannya hanya sebesar Rp 96.741.237,50
sehingga dengan menerima pesanan khusus tersebut perusahaan menerima tambahan
laba sebesar Rp15.392.406,70. Maka, tawaran pesanan khusus dengan harga sebesar
Rp1.700.000,00 tersebut dapat diterima perusahaan karena dengan menerima pesanan
khusus tersebut perusahaan memperoleh tambahan laba diferensial sebesar
Rp15.392.406,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan perusahaan untuk
menolak pesanan khusus tersebut tidak tepat, meskipun harga yang diminta pemesan
jauh dibawah harga jual produk reguler yaitu sebesar Rp2.200.000,00 tetapi total biaya
yang relevan dengan pesanan khusus tersebut yaitu sebesar Rp1.494.767,91 dibawah
harga jual yang diminta pemesan, sehingga perusahaan masih memperoleh laba dengan
diterimanya pesanan khusus tersebut.
Penelitian Dienul Fazrin (2007) tentang Analisis Biaya Differensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak (Studi Kasus: UD. Masruri Putra).

99
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

Kesimpulan yang penulis temukan, yaitu: dalam pengambilan keputusan menerima


atau menolak pesanan, setelah kita pertimbangkan pendapatan dan biaya diferensial
yang terjadi, ternyata menerima pesanan tersebut lebih menguntungkan, karena akan
memperoleh laba diferensial sebesar Rp. 14.857.505,00.
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai analisis biaya diferensial dalam pengambilan keputusan menerima atau
menolak pesanan khusus untuk meningkatkan laba perusahaan sebagai dasar
pertimbangan dalam perencanaan bagi manajemen di masa yang akan datang, maka
dalam penelitian ini penulis mengambil judul: Analisis Biaya Diferensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus: Studi pada Tahu
Marup di Cibogo Bandung.

Kerangka Teroritis

Biaya Diferensial
Pengertian biaya diferensial menurut Bambang Supomo (2012:103) adalah sebagai
berikut :
"Biaya diferensial adalah biaya yang berbeda dalam suatu kondisi, dibandingkan
dengan kondisi kondisi yang lain".

Sedangkan menurut Sunarto (2004:60) menyatakan :


Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda
atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan di antara berbagai
macam alternatif. Biaya tersebut relevan dengan analisis yang dilakukan oleh
manajemen untuk pengambilan keputusan.

Sedangkan Mulyadi (2001:118) menyatakan :


Biaya diferensial adalah biaya masa yang akan datang yang diperkirakan akan berbeda
(differ) atau terpengaruh oleh suatu pengambilan keputusan pemilihan diantara berbagai
macam alternatif-alternatif.

Pesanan Khusus
Pesanan khusus merupakan pesanan di luar pesanan reguler atau yang dianggarkan
dengan harga jual yang diminta lebih rendah dari harga jual normal. Adakalanya
perusahaan memperoleh pesanan penjualan dengan harga khusus, akan tetapi tentu saja
penerapan harga jual khusus yang demikian hanya ditetapkan pada pesanan khusus
yang tidak berdampak terhadap penjualan regular, dan perusahaan biasanya melakukan
pemisahan pasar antara penjualan regular dengan penjualan untuk melayani pesanan
khusus tersebut. Apabila perusahaan beroperasi pada kapasitas penuh, maka pengerjaan
pesanan khusus tersebut menyebabkan kenaikan biaya produksi yang bersifat tetap dan
variabel.
Ada beberapa syarat agar suatu pesanan khusus itu dapat diterima
olehperusahaan, yaitu jumlah pesanan khusus lebih kecil atau sama dengan
kapasitasmenganggur perusahaan, dan syarat kedua adalah harga jual yang ditawarkan
kepelanggan lebih besar atau sama dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi
pesanan khusus tersebut.

100
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

Pengambilan Keputusan
Pengertian Pengambilan Keputusan
Ibnu Syamsi (2000:10) mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai berikut:
Pengambilan keputusan merupakan tindakan pimpinan untuk memecahkan masalah
yang di hadapi dalam organisasi yang dipimpinnya dengan melalui pemilihan satu
diantara alternatif-alternatif yang dimungkinkan.

Dengan demikian dapat disimpulkan, bahwa pengambilan keputusan berarti


memilih dan menetapkan satu alternatif yang dianggap paling tepat dari berbagai
alternatif yang dipilih. Alternatif yang dipilih dan sekaligus sebagai keputusan yang
fleksibel, realistis dan mungkin dilaksanakan dengan dukungan sarana, prasarana dan
sumber-sumber data yang harus dipilih.
Menurut Salusu (2002:45), Pengambilan keputusan adalah proses memilih suatu
alternatif cara bertindak dengan metode yang efisien sesuai situasi. Proses itu untuk
menemukan dan menyelesaikan masalah organisasi. Mengambil keputusan memerlukan
satu seri tindakan, membutuhkan beberapa langkah. Sehubungan dengan itu,
pengambilan keputusan hendaknya dipahami dalam dua pengertian, yaitu penetapan
tujuan yang merupakan terjemahan dari cita cita, aspirasi dan pencapaian tujuan
melalui implementasinya. Keputusan dibuat untuk mencapai tujuan melalui pelaksanaan
dan ini semua berintikan pada hubungan kemanusiaan.

Langkah-Langkah Pengambilan Keputusan


Menurut Mulyadi (2001:108), pengambilan keputusan dilaksanakan melalui empat
langkah, yaitu:
1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan
2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkualifikasian masing-masing
3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif memuaskan
4. Implementasi dan penindaklanjutan

Berdasarkan pendapat yang diuraikan tersebut, penjelasannya sebagai berikut:


1. Pengakuan dan perumusan masalah atau kesempatan
Keputusan yang harus diambil oleh manajemen kemungkinan merupakan respon
terhadap:
a. Peristiwa yang mengandung masalah
Sebagai contoh, jika manajemen menerima informasi bahwa biaya produk per
unit sesungguhnya masih berada diatas target cost, informasi dapat menjadi
pemicu timbulnya kesadaran untuk mengambil keputusan mengenai program
pengurangan biaya yang harus dipilih untuk mencapai target cost.
b. Ancaman yang dirasakan
Pengambilan keputusan juga dapat dipicu oleh adanya ancaman yang berupa
hadirnya pesaing baru yang sangat agresif memasuki pasar dengan harga
produknya jauh dibawah harga yang ditawarkan perusahaan.
c. Kesempatan yang diperkirakan
Kesempatan yang dipandang akan memberikan peluang bisnis bagi perusahaan
juga dapat membantu memicu timbulnya keputusan.

2. Pencarian tindakan alternatif dan pengkualifikasian masing-masing


Jika masalah atau kesempatan telah selesai dirumuskan, manajemen kemudian
mencari alternatif tindakan untuk memecahkan masalah tersebut dan menghitung

101
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

secara kuantitatif konsekuensi setiap alternatif tindakan tersebut. Dalam mencari


tindakan alternatif, manajemen dapat melihat pengalaman yang sama yang terjadi
dimasa lalu dan menggunakan pemecahan masalah yang pernah berhasil
digunakan untuk memecahkan masalah yang sama di masa lalu.

3. Pemilihan alternatif optimum atau alternatif memuaskan


Tahap yang paling pelik dalam proses pengambilan keputusan adalah pemilihan
satu di mana alternatif yang dapat dipilih. Meskipun tahap ini tampak rasional,
namun pemilihan akhir seringkali lebih didasarkan atas pertimbangan yang
bersifat politis dan psikologi daripada pertimbangan secara ekonomis rasional.

4. Implementasi dan penindaklanjutan


Berhasil atau tidaknya pilihan akhir tergantung atas efisiensi implementasi
alternatif yang dapat dipilih. Implimentasi hanya akan berhasil jika individu yang
memiliki pengendalian terhadap sumber daya organisasi yang diperlukan untuk
melaksanakan keputusan tersebut sepenuhnya sanggup mewujudkan alternatif
yang dipilih.

Umumnya manajemen menghadapi empat macam pengambilan keputusan jangka


pendek, sebagai berikut:
1. Membeli atau membuat sendiri (make or buy decision).
2. Menjual atau memproses lebih lanjut suatu produk(sell or process further).
3. Menghentikan atau melanjutkan produksi produk tertentu atau kegiatan usaha
suatu bagian perusahaan(stop or continue product line).
4. Menerima atau menolak pesanan khusus(special order decision).

Di bawah ini penjelasannya, sebagai berikut :


1. Membeli atau Membuat Sendiri (Make or Buy Decision)
Keputusan membeli atau membuat sendiri dapat dibagi menjadi dua macam :
1) Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya memproduksi sendiri produknya, kemudian mempertimbangkan
akan membeli produk tersebut dari pemasok.
2) Keputusan membeli atau membuat sendiri yang dihadapi oleh perusahaan yang
sebelumnya membeli produk tertentu dari pemasok luar, kemudian
mempertimbangkan akan memproduksi sendiri produk tersebut.

2. Menjual atau Memproses Lebih Lanjut Suatu Produk (sell or process further).
Manajemen puncak dihadapkan pada pilihan menjual produk tertentu pada
kondisinya sekarang atau memprosesnya lebih lanjut menjadi produk lain yang
lebih tinggi harga jualnya. Dalam pengambilan keputusan macam ini, informasi
akuntansi diferensial yang diperlukan oleh manajemen adalah pendapatan
diferensial dengan biaya diferensial jika alternatif memproses lebih lanjut dipilih.

3. Menghentikan atau Melanjutkan Produksi Produk Tertentu atau kegiatan usaha


suatu bagian perusahaan (stop or continue product line).
Dalam perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu macam keluarga produk
(product line) atau yang memilki berbagai departemen penghasil laba, adakalanya
manajemen puncak menghadapi salah satu keluarga produknya atau salah satu
departemennya mengalami kerugian usaha yang akan diperkirakan akan

102
Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan..Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun

berlangsung terus. Dalam menghadapi kondisi ini, manajemen perlu


mempertimbangkan keputusan menghentikan atau tetap melanjutkan produksi
produk atau kegiatan usaha departemen yang mengalami kerugian.

4. Menerima atau Menolak Pesanan Khusus (special order decision)


Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak (pesanan khusus),
informasi akuntansi adalah pendapatan diferensial dan biaya diferensial. Jika
pendapatan diferensial (yaitu tambahan pendapatan dengan diterimanya pesanan
khusus tersebut) lebih tinggi dibandingkan dengan biaya diferensial (yaitu
tambahan biaya karena memenuhi pesanan khusus tersebut) maka pesanan khusus
tersebut sebaiknya diterima. Di lain pihak, jika pendapatan diferensial lebih rendah
dibandingkan dengan biaya difernsial, maka pesanan khusus sebaiknya ditolak.

Sebagai keputusan jangka panjang yang sering dihadapi oleh perusahaan menurut
Mulyadi adalah:
1. Keputusan membuat atau membeli yang dihadapi perusahaan yang sebelumnya
membeli produk tersebut dari pemasok luar dan kemudian mempertimbangkan dan
kemudian mempertimbangkan untuk memproduksi sendiri produk tersebut.
(Mulyadi, 2001:131).
2. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut yang merupakan investasi dalam
mesin atau equipment. (Mulyadi, 2001:143).

Maka berdasarkan pendapat-pendapat diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa


keputusan jangka panjang yang sering dihadapi oleh perusahaan terdiri dari 4 macam
keputusan, yaitu:
1. Keputusan membuat atau membeli, dengan situasi sebelumnya perusahaan
membeli dan kemudian mempertimbangkan untuk membuat sendiri.
2. Keputusan menjual atau memproses lebih lanjut yang membutuhkan penambahan
investasi dalam bentuk mesin dan equipment.
3. Keputusan menyewakan atau menjual fasilitas perusahaan.
4. Keputusan penggantian aktiva tetap.

Laba
Pada umumnnya perusahaan bertujuan untuk mendapatkan laba yang
sebesar-besarnya, agar dapat mempertahankan kelangsungan hidupnya serta
memperluas usahanya. Kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba
merupakan dampak dari operasi perusahaan yang berjalan dengan efektif dan efisien,
serta kualitas dari pimpinan (manajemen) yang baik. Meskipun ada berbagai cara untuk
mengukur laba, semuanya itu berdasarkan pada konsep dasar bahwa laba adalah
pengembalian (return) yang melebihi investasi.

Pengertian Laba
Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan
menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas
biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa).
Menurut IAI dalam Standar Akuntan Keuangan (2007:46):
laba adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode akuntansi dalam bentuk
pemasukan atas penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan
kenaikan ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

103
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

Pengaruh Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan Menerima


atau Menolak Pesanan Khusus untuk Meningkatkan Laba Perusahaan
Penelitian Yulita Maulida (2013) tentang Analisis Akuntansi Diferensial dalam
Pengambilan Keputusan Membeli atau Membuat Sendiri Bahan Baku Mie pada Usaha
Mie Ayam Min Wonogiri diambil kesimpulan bahwa penggunaan informasi akuntansi
diferensial sangat bermanfaat terhadap manajemen Mie Ayam Min Wonogiri dalam
memperoleh informasi yang dibutuhkan untuk dapat membandingkan keputusan
manakah yang lebih menguntungkan diantara membeli atau membuat sendiri mie.
Perbandingan penghitungan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh kedua alternatif
menunjukan bahwa biaya jika Mie Ayam Min Wonogiri membuat sendiri adalah
Rp 6.800.000,00 sedangkan biaya jika membeli dari pihak luar Rp 11.191.000,00 maka
mie ayam min Wonogiri dapat menghemat biaya sebesar Rp 4.391.000,00. Dengan
demikian diketahui bahwa biaya yang dikeluarkan jika perusahaan membeli dari pihak
luar lebih besar dibandingkan jika perusahaan membuat sendiri. Dengan menggunakan
informasi akuntansi diferensial telah diketahui bahwa alternatif membuat sendiri dapat
menghemat biaya pembuatan mie, maka keputusan yang diambil oleh manajemen Mie
Ayam Min Wonogiri adalah membuat sendiri. Pada saat Mie Ayam Min Wonogiri
membeli mie dari pihak luar, mendapatkan laba bersih sebesar
Rp 26.009.000,00. Apabila membuat sendiri akan mendapatkan tambahan laba
diferensial sebesar Rp 4.391.000,00 menjadi Rp 30.400.000,00.
Penelitian Anggit Pratiwi (2012) tentang Analisis Biaya Diferensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Sablonan pada
Percetakan SA (Sugeng Abdul Salam). Berdasarkan analisis data biaya diferensial
percetakan SA (Sugeng Abdul Salam) mengambil keputusan untuk menerima pesanan
khusus yang ditawarkan berupa pakaian kemeja lengan panjang sebanyak 30 pakaian
dengan harga normal Rp 80.000,00 dan dengan permintaan harga pesanan khusus
Rp 90.000,00 dan untuk memproduksi kemeja lengan panjang memerlukan biaya
tambahan sebesar Rp 14.000,00 setiap pakaian. Dengan adanya pesanan khusus ini
maka SA (Sugeng Abdul Salam) telah memanfaatkan kapasitas menganggur sebesar
20% dari kapasitas normal produk dalam memperoleh tambahan laba sebesar
Rp 2.136.750,30.
Penelitian Diana Rani Devimi (2012) Tentang Rancangan Biaya Diferensial
dalam Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada
CV. Zodiak diSidoarjo. Berdasarkan analisis yang dilakukan pada CV. Zodiak, maka
dapat disimpulkan bahwa dengan menerima pesanan khusus tersebut perusahaan
menerima tambahanlaba sebesar Rp 112.133.644,23 sedangkan jika pesanan tersebut
tidak diterima labayang diperoleh perusahaannya hanya sebesar Rp 96.741.237,50
sehingga denganmenerima pesanan khusus tersebut perusahaan menerima tambahan
laba sebesar Rp15.392.406,70. Maka, tawaran pesanan khusus dengan harga sebesar
Rp1.700.000,00 tersebut dapat diterima perusahaan karena dengan menerima pesanan
khusus tersebut perusahaan memperoleh tambahan laba diferensial sebesar
Rp15.392.406,70. Sehingga dapat disimpulkan bahwa keputusan perusahaan untuk
menolak pesanan khusus tersebut tidak tepat, meskipun harga yang diminta pemesan
jauh dibawah harga jual produk reguler yaitu sebesar Rp2.200.000,00 tetapi total biaya
yang relevan dengan pesanan khusus tersebut yaitu sebesar Rp1.494.767,91dibawah
harga jual yang diminta pemesan, sehingga perusahaan masih memperolehlaba dengan
diterimanya pesanan khusus tersebut.
Berdasarkan rancangan penyusunan biaya diferensial, keputusan perusahaan
menerima pesanan khusus tersebut sudah tepat, karena biaya-biaya yang relevan dengan

104
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

pesanan khusus dibawah harga yang diminta pemesan sehingga masih menguntungkan
perusahaan.
Penelitian Dienul Fazrin (2007) tentang Analisis Biaya Differensial dalam
Pengambilan Keputusan Menerima atau Menolak (Studi Kasus: UD. Masruri Putra).
Ada beberapa kesimpulan yang penulis temukan, yaitu
1. Masalah analisis biaya diferensial sangat tepat digunakan untuk mencari
penyelesaian yang optimal dari suatu masalah yang berhubungan dengan
pengambilan keputusan pada UD. Masruri Putra.
2. UD. Masruri Putra dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak suatu
pesanan jangan hanya menilai dari harga per / unit, tetapi yang diminta konsumen
lebih rendah dari harga standar. Hal perlu menggunakan suatu metode analisis di
dalam pengambilan keputusan.
3. UD. Masruri Putra memiliki kapasitas menganggur yang dapat dimanfaatkan
untuk memaksimalkan laba.
4. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan, setelah kita
pertimbangkan pendapatan dan biaya diferensial yang terjadi, ternyata menerima
pesanan tersebut lebih menguntungkan, karena akan memperoleh laba diferensial
sebesar Rp. 14.857.505,00.

Metode Penelitian

Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah studi kasus
(case study research), yaitu penelitian yang hanya melibatkan satu objek saja. Metode
yang digunakan adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode yang berusaha
untuk mengumpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga diperoleh suatu
gambaran yang cukup jelas atas objek yang diteliti dan diolah untuk ditarik kesimpulan
atas hasil penelitian yang telah dilakukan.

Teknik Pengumpulan data


Menurut Sugiyono (2012:308), teknik pengumpulan data merupakan:
Langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian
adalah mendapatkan data.
Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian lapangan (Field Research)
Yaitu dengan mengadakan penelitian secara langsung ke perusahaanyaitu yang
menjadi objek penelitian dan mengumpulkan data serta informasi yang dibutuhkan
dengan cara :
a. Observasi
Yaitu teknik atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara
mengamati langsung obyek datanya.
b. Wawancara
Yaitu suatu teknik pengambilan data dengan mengadakan tanya jawab secara
langsung dengan pihak-pihak yang berwenang dan bertanggung jawab dengan
memberikan data dan keterangan yang dibutuhkan.

105
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)


Penelitian kepustakaan dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat teori yang
bermanfaat sebagai acuan dan pembanding dengan penelitian yang diperoleh, yaitu
dengan cara membaca, mempelajari dan memahami literatur dan buku-buku yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Jenis dan Sumber Data


Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif, yang digunakan
adalah data mengenai gambaran umum perusahaan yang meliputi sejarah, lokasi
perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.

Sumber Data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dengan cara melakukan
wawancara langsung dengan pihak yang berhubungan langsung dengan penelitian.
b. Data Sekunder
Data yang berfungsi sebagai pelengkap data primer. Data sekunder diperoleh
melalui media lain yang bersumber pada buku-buku di perpustakaan, informasi
dari internet atau data dari perusahaan.

Hasil Penelitian dan Pembahasan


Hasil Penelitian
Data yang dikumpulkan selama melakukan penelitian didapat keterangan bahwa Tahu
Marup Cibogo belum menggunakan analisis biaya diferensial dalam pengambilan
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus (Studi kasus pada Tahu Marup
di Cibogo Bandung).
Dari data penelitian ini penulis mencoba untuk menjelaskan mengenai:
1. Proses Produksi di Tahu Marup.
2. Biaya-biaya untuk memproduksi tahu ukuran besar.
3. Pengelompokkan biaya produksi untuk pengambilan keputusan.
4. Analisis perhitungan laba yang akan diterima Tahu Marup dalam
pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan khusus.

Proses Produksi di Tahu Marup


Proses Produksi di Tahu Marup, terdiri dari:
1. Tahap Perendaman
Rendam kacang kedelai didalam air dingin selama 4 sampai 5 jam supaya proses
pemekarannya sempurna dan bagus. Air yang dipakai untuk perendaman tersebut
adalah air tanah. Setelah kacang kedelainya mekar, angkat atau tiriskankacang
kedelai lalu cuci kacang kedelai dengan air bersih kemudian tiriskan.
2. Tahap Penggilingan
Setelah kacang kedelai ditiriskan, kacang kedelai digiling sampai lembut dengan
menggunakan mesin penggiling dan selang air yg berukuran kecil. Kacang kedelai
bersifat asam sehingga tidak boleh diendapkan terlalu lama.
3. Tahap Perebusan
106
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

Sambil menunggu kacang kedelainya digiling, siapkan perapian untuk merebus.


Siapkan air untuk merebus kacang kedelai yang sudah digiling. Setelah air
mendidih, kacang kedelai yang sudah haluslangsung dimasukan ke tempat
perebusan. Untuk proses perebusan, pembakaran dilakukan secara tradisional
dengan menggunakan kayu bakar.

4. Tahap Penyaringan
Peralatan yang dipakai adalah tong. Alat penyaringannya berbentuk seperti
kerucut yang berlubang-lubang. Letakan kain kasa di atas alat penyaringan.
Pindahkan ke tempat penyaringan yang sudah di jelaskan diatas. Setelah itu
diperas sampai menjadiampas tahu. Hasil yang sudah diperas didiamkan selama 15
menit untuk memisahkan air bibit dan sari tahu. Hasil yang dipakai untuk
membuat tahu adalah sari tahu.
5. Tahap Pencetakan
Sari tahu dimasukan ke dalam cetakan tahu yang di bungkus dengan kain kasa
selama 30 menit. Setelah itu, baru dibuka dan dipotong-potong sesuai dengan
ukuran tahu yang diinginkan.
6. Tahap Perebusan Akhir
Tahu yang sudah dipotong-potong, kemudian dimasukkan ke dalam rebusan air
asam.Rebus sekitar setengah jam kemudian tiriskan tahu di tampir. Rebusan air
asam terdiri dari kunyit yang sudah di tumbuk-tumbuk sampai halus dan garam.

Biaya-biaya untuk Memproduksi Tahu Ukuran Besar


Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi tahu ukuran besar, adalah:
1. Biaya bahan baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu adalah kacang kedelai. Dalam 1
hari kacang kedelai yang dipakai perusahaan sebanyak 100 kg untuk memproduksi
tahu. Setiap hari perusahaan membuat tahu ukuran besar 4 kali adonan dan tahu
ukuran kecil 6 kali adonan. Satu kali adonan memerlukan 10 kg kacang kedelai.
Biaya bahan baku kacang kedelai yang diproduksi selama bulan Mei 2014, yaitu:
Tahu ukuran besar : 1.240 kg x Rp 8.650,00 = Rp 10.726.000,00.
Tahu ukuran kecil : 1.860 kg x Rp 8.650,00 = Rp 16.089.000,00.
2. Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga kerja langsung adalah tenaga kerja yang langsung terlibat di dalam proses
produksi. Tenaga langsung ini dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu: bagian
perendaman, bagian cetak, bagian perebusan. Biaya tenaga kerja ini ditambah
dengan biaya tunjangan makan.
Data mengenai biaya tenaga kerja rata-rata per hari disajikan pada tabel 1
Tabel 1
Biaya Tenaga Kerja Rata-Rata per Hari (dalam rupiah)

Bagian Jumlah Upah per hari Biaya tenaga


tenaga (per tenaga kerja) kerja per hari
kerja
Perendaman sampai perebusan 1 32.000,00 32.000,00
Penyaringan + pencetakan 1 32.000,00 32.000,00
Perebusan akhir 2 28.000,00 56.000,00
Total 4 120.000,00 120.000,00
Sumber : Tahu Marup
107
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

Keterangan:
Upah per hari (per tenaga kerja) merupakan upah rata-rata dari semua pegawai
yang ada di setiap bagian. Tarif upah per hari ini merupakan jumlah dari upah
pokok ditambah tunjangan makan.
Pokoknya, total biaya tenaga kerja langsung dalam periode Mei 2014 untuk
produksi tahu ukuran besar adalah Rp 3.720.000,00 (31 hari x Rp 120.000,00).

3. Biaya Produksi tidak langsung


Biaya Produksi tidak langsung terdiri dari :
Biaya Bahan Tidak Langsung
Biaya bahan tidak langsung merupakan biaya yang terjadi karena memakai
bahan yang tidak melekat pada produk, tapi dibutuhkan oleh produk tersebut
dalam proses produksi.
Biaya Tidak Langsung Lain-lain
Biaya tidak langsung ini adalah biaya-biaya selain bahan tidak langsung yang
tidak dapat diindentifikasi secara pasti ke produk.

Tabel 2
Biaya Bahan Tidak Langsung
Tahu Marup
Periode Mei 2014
Nama Kuantitas Satuan Harga per unit Nilai
Kunyit 24,8 Kg Rp 6.000,00 Rp 148.800,00
Garam Yodium 62 Kg Rp 15.000,00 Rp 930.000,00
Total Rp 21.000,00 Rp 1.078.800,00

Sumber : Tahu Marup

Tabel 3
Biaya produksi tidak langsung rata-rata per bulan
Tahu Marup (dalam rupiah)

Biaya Jumlah Produksi rata-rata Tarif biaya Kelompok


per bulan (pieces) per pieces biaya
Listrik dan air 600.000,00 179.800 3,34 Variabel
Bahan tidak 1.078.800,00 179.800 6,00 Variabel
langsung
Kayu 1.800.000,00 179.800 10,01 Variabel
Total 3.118.800,00 19,35

Tabel 2 & 3 diatas adalah data-data yang berkaitan dengan biaya produksi tidak
langsung dan biaya tidak langsung lain-lain (rata-rata) per bulan untuk memproduksi
tahu ukuran besar.
Dibawah ini akan dipaparkan rincian tentang biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya produksi tidak langsung yang diperlukan untuk membuat satu
buah tahu ukuran besar adalah sebagai berikut :
108
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

1. Biaya bahan baku


Kacang kedelai sebanyak 25gram atau 0,025 kgdengan harga Rp 8.650,00 perkg
2. Biaya tenaga kerja rata-rata per bulan adalah Rp 3.720.000,00. Produksi rata-rata
per bulan yang dihasilkan adalah 179.800 pieces, sehingga biaya tenaga kerja per
pieces produk dapat dihitung sebagai berikut :
Tarif tenaga kerja per unit tahu ukuran besar :
= Rp 3.720.000,00/179.800 pieces
= Rp 20,69
3. Biaya produksi tidak langsung dengan tarif Rp per 19,35 pieces.

Pengelompokkan Biaya Produksi untuk Pengambilan Keputusan


Data biaya produksi yang diperlukan dalam pengambilan keputusan adalah data
produksi yang merupakan biaya diferensial. Jadi, tidak semua biaya produksi yang pada
bagian sebelumnya diperlukan untuk pengambilan keputusan.
Penulis mengelompokkan biaya-biaya produksi yang dikeluarkan untuk memproduksi
tahu ke dalam kelompok biaya diferensial saja. Biaya diferensial yang akan
diperhitungkan dalam analisis untuk pengambilan keputusan apakah akan menerima
atau menolak pesanan khusus. Dengan demikian, biaya-biaya yang dikelompokkan oleh
Tahu Marup sebagai berikut :
1. Biaya bahan baku merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus.
2. Biaya tenaga kerja merupakan biaya yang relevan dalam pengambilan keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus.
3. Biaya produksi tidak langsung secara umum bukan merupakan biaya diferensial
dalam pengambilan keputusan. Karena biaya produksi tidak langsung ini tetap
akan terjadi dan tidak berkaitan dengan keputusan yang mungkin diambil oleh
perusahaan. Tetapi ada juga biaya produksi tidak langsung yang merupakan biaya
diferensial, yaitu biaya listrik, biaya air, dan biaya bahan tidak langsung.
Biaya-biaya yang disebutkan di atas, merupakan biaya produksi yang termasuk
ke dalam kelompok biaya diferensial yang digunakan dalam pengambilan keputusan
menerima atau menolak pesanan khusus. Dalam melakukan penelitian, penulis telah
mendapatkan data biaya untuk memproduksi tahu yang akan dianalisis dengan
menggunakan analisis biaya diferensial. Data biaya dapat dilihat di tabel IV yang
memperlihatkan semua biaya produksi untuk memproduksi 5.000 pieces pesanan tahu
ukuran besar.
Data dari tabel 4 akan disederhanakan lagi menjadi biaya diferensial yang
digunakan dalam pengambilan keputusan dapat dilihat pada tabel 5.

109
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

Tabel 4
Biaya Produksi untuk Memproduksi 5.000 pieces
Pesanan Tahu Ukuran Besar (dalam rupiah)

Keterangan Jumlah per Satuan Harga Total Total biaya


pieces per pieces biaya per untuk semua
pieces pesanan
Biaya bahan baku :
Kacang kedelai 0,025 kg 8.650,00 216,25 1.081.250,00
Biaya tenaga kerja 20,69 20,69 103.450,00
langsung
Biaya produksi tidak 19,35 19,35 96.750,00
langsung
Total 256,29 1.281.450,00
Sumber : Tahu Marup

Tabel 5
Biaya Produksi untuk Memproduksi 5.000 pieces
Tahu Ukuran Besar yang merupakan Biaya Diferensial (dalam rupiah)

Keterangan Total biaya Jumlah Pesanan Total biaya untuk


per pieces (pieces) semua pesanan
Biaya bahan baku 216,25 5.000 1.081.250,00
Biaya tenaga kerja langsung 20,69 5.000 103.450,00
Biaya bahan tidak langsung 6,00 5.000 30.000,00
Biaya listrik dan air 3,34 5.000 16.700,00
Biaya kayu 10,01 5.000 50.050,00
Total 256,29 1.281.450,00

Pembahasan

Analisis Biaya Diferensial pada Tahu Marup


Penelitian ini pada periode Mei 2014, perusahaan mendapatkan tawaran pesanan
khusus sebanyak 5.000 pieces tahu ukuran besar, dimana kapasitas normal produksi
perusahaan sebesar 62.000 pieces untuk tahu ukuran besar. Rencana produksi sebesar
49.600 pieces sehingga ada kapasitas mengganggur perusahan sebesar 12.400 pieces
tahu ukuran besar. Perusahaan akan memanfaatkan kapasitas mengganggur tersebut
untuk meningkatan laba perusahaan. Harga yang diminta pemesan dibawah harga jual
normal produk reguler, harga tahu ukuran besar yang diminta sebesar
Rp 350,00 sedangkan harga jual normal produk sebesar Rp 450,00.
Data tabel 6 dibawah ini memperlihatkan biaya diferensial pada Tahu Marup:

110
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

Tabel 6
Biaya Diferensial
Periode Mei 2014
Biaya bahan baku Rp 216,25
Biaya tenaga kerja langsung 20,69
Biaya bahan tidak langsung 6,00
Biaya tidak langsung lain-lain:
Biaya listrik dan air 3,34
Biaya kayu 10,01

Analisis Perhitungan Laba yang akan diterima Tahu Marup dalam Pengambilan
Keputusan Menerima atau Menolak Pesanan Khusus
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan keputusan atas pesanan
khusus, apakah menerima atau menolakpesanan khusus tersebut adalah faktor kualitatif
dan faktor kuantitatif. Faktor Kualitatif yang perlu dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan menerima atau menolak pesanan khusus tersebut adalah kapasitas perusahaan
dan kesulitan dalam proses pembuatan produk pesanan khusus serta kemungkinan
kegagalan dari produk yang dihasilkan. Sedangkan, faktor kuantitatif meliputi biaya
biaya diferensial dengan pesanan khusus dan tambahan penghasilan melebihi tambahan
biaya pesanan khusus.
Tabel 7 memperlihatkan analisis biaya diferensial dengan atau tanpa pesanan khusus :

Tabel 7
Analisis Diferensial dengan atau Tanpa Pesanan Khusus
Periode Mei 2014 (dalam rupiah)

Keterangan Dengan Pesanan Tanpa pesanan Perbedaan


Pendapatan :
49.600 x 450,00 22.320.000,00
5.000 x 350,00 1.750.000,00
24.070.000,00
Rencana Produksi
49.600 x 450,00 22.320.000,00 1.750.000,00
Biaya Variabel :
Biaya Bahan Baku
54.600 x 216,25 11.807.250,00
49.600 x 216,25 10.726.000,00 1.081.250,00
Biaya Tenaga Kerja Langsung
54.600 x 20,69 1.129.674,00
49.600 x 20,69 1.026.224,00 103.450,00
Biaya Bahan Tidak Langsung
54.600 x 6,00 327.600
49.600 x 6,00 297.600,00 30.000,00

Biaya tidak langsung lain-lain


54.600 x 13,35 728.910,00
49.600 x 13,35 662.160,00 66.750,00
Total biaya variabel 13.993.434,00 12.711.984,00 1.281.450,00
Laba 10.076.566,00 9.608.016,00 468.550,00
111
Jurnal Akuntansi Vol.6 No.1 Mei 2014: 98 -113

Pada periode Mei 2014, perusahaan memproduksi 49.600 pieces tahu ukuran besar
dengan harga sebesar Rp 450,00 per pieces. Dari penjualan tersebut perusahaan
memperoleh pendapatan sebesar Rp 24.070.000,00 dikurangi dengan biaya variabel
sebesar Rp 13.993.434,00, maka diperoleh laba sebesar Rp 10.076.566,00. Pada periode
Mei, perusahaan menerima pesanan khusus sebanyak 5.000 pieces tahu ukuran besar
dengan harga Rp 350,00 per pieces dikarenakan laba yang diperoleh sebesar
Rp 10.076.566,00 lebih besar dibandingkan jika menolak pesanan khusus, yaitu
pendapatan yang diperoleh sebesar Rp 22.320.000,00 dikurangi dengan biaya variabel
sebesar Rp 12.711.984,00 maka diperoleh laba sebesar Rp 9.608.016,00. Maka
diketahui laba yang diperoleh perusahaan jika menerima pesanan khusus adalah sebesar
Rp 10.076.566,00 dan laba yang diperoleh jika perusahaan menolak pesanan khusus
adalah sebesar Rp 9.608.016,00. Jadi selisih laba yang diperoleh perusahaan adalah
sebesar Rp 468.550,00 dan diketahui laba lebih besar diterima perusahaan jika ada
menerima pesanan khusus.

Simpulan dan Saran

Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada Bab IV, dapat
disimpulkan sebagai berikut :
1. Dalam mempertimbangkan menerima atau menolak pesanan khusus tahu ukuran
besar, perusahaan sudah mempertimbangkan kapasitas menganggur yang
dimiliki perusahaan sebesar 12.400 pieces tahu ukuran besar.
2. Adanya pemisahan pasar antara permintaan pasar reguler dengan pesanan reguler
dengan pesanan khusus sehingga penjualan tahu ukuran besar (pesanan khusus)
tersebut tidak mempunyai dampak terhadap penjualan reguler.
3. Dalam pengambilan keputusan menerima atau menolak pesanan berdasarkan
hasil analisis diferensial yang dibuat oleh penulis, ternyata menerima pesanan
pesanan khusus lebih menguntungkan, karena akan memperoleh laba diferensial
sebesar Rp 10.076.566,00. Bearti pengambilan keputusan yang diambil oleh
Tahu Marup sudah tepat dalam menerima pesanan khusus sebesar 5.000 pieces
tahu ukuran besar.

Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka penulis memberikan beberapa saran yang
mungkin berguna bagi perusahaan berkaitan dengan permasalahan yang penulis bahas,
yaitu :
1. Perusahaan sebaiknya menggolongkan biaya-biaya produksi dan biaya-biaya
lainnya ke dalam biaya diferensial.
2. Pemisahan biaya ini diperlukan dalam mempertimbangkan suatu keputusan
terutama yang berkaitan dengan biaya, dalam memperhitungkan untuk menerima
atau menolak suatu pesanan khusus sebaiknya perusahaan meneliti lebih lanjut
mengenai biaya yang seharusnya diperhitungkan :
- Perusahaan seharusnya memperhitungkan biaya listrik agar dapat diketahui
biaya listrik dan biaya air secara terperinci.
- Perusahaan perlu memperhitungkan gaji pemilik perusahaan agar menghindari
salah persepsi, meskipun gaji pemilik perusahaan sudah di dapat dari
keuntungan pesanan khusus.
112
Analisis Biaya Diferensial dalam ... (Stevanny Kesuma & Lauw Tjun Tjun)

Daftar Pustaka
Diana, R.D. 2012. Rancangan Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus pada Cv. Zodiak di Sidoarjo. Diakses
dari
http://katalog.library.perbanas.ac.id/download_6674_ARTIKEL%20ILMIAH.
pdfpada tanggal 28 April 2014.
Fazrin, Dienul. 2007. Analisis Biaya Differensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak (Studi Kasus: UD.Masruri Putra). Diakses dari
http://dienulfazrin.blogspot.com/2010/03/normal-0-false-false-false.htmlpada
tanggal 17 Maret 2014.
Ikatan Akuntansi Indonesia. 2007. Standar Akuntansi Keuangan. IAI: Jakarta.
Mulyadi. 2001. Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Salemba
Empat: Jakarta.
Maulida, Yulita. 2013. Analisis Akuntansi Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Membeli atau Membuat Sendiri Bahan Baku Mie pada Usaha Mie Ayam Min
Wonogiri. Diakses dari
http://yulitamaulida21209675.blogspot.com/2013/06/jurnal-analisis akuntansi-
diferensial_9394.html pada tanggal 17 Maret 2014.
Pratiwi, Anggit. 2012. Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan
Menerima atau Menolak Pesanan Khusus Sablonan pada Percetakan SA
(Sugeng Abdul Salam). Diakses dari
http://giettiwi.blogspot.com/2012/06/artikel-akuntansi-penulisan
ilmiah_25.htmlpada tanggal 17 Maret 2014.
Salusu. 2002. Pengambilan Keputusan Stratejik. Gramedia Widiasarana Indonesia:
Jakarta.
Sunarto. 2004. Akuntansi Manajemen. BTFE-UST: Yogyakarta.
Syamsi, Ibnu. 2000. Pengambilan Keputusan dan Sistem Informasi. Cetakan Kedua.
Bumi Aksara: Jakarta.
Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan
R&D. Alfabeta: Bandung.
Supomo, Bambang. 2012. Akuntansi Manajemen Suatu Sudut Pandan. Penerbit:
BPFE,Yogyakarta.
Suwardjono. 2008. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta :
BPFE

113
INDEKS

Volume 6 Nomor 1 Mei 2014

1. Determinan Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Tekstil dan


Garmen Yang Terdaftar di BEI (Irman Firmansyah)

2. Analisis Pengaruh Kebijakan Kenaikan Tarif Bahan Bakar Minyak


(BBM) Terhadap Saham-Saham Sektor Pertambangan yang Listing
di Bursa Efek Indonesia (Christy Winka Vionita & Ida)

3. Pengaruh Total Quality Management (TQM) Terhadap Kualitas


Pelayanan dan Kepuasan Konsumen di Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Salah Satu Universitas di Bandung (Florentina Andre &
Lauw Tjun Tjun)

4. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Debt Default, dan Kualitas Audit


Terhadap Opini Audit Modifikasi Going Concern Studi pada
Emiten Industri Perbankan yang Mengalami Financial Distress
di Bursa Efek Indonesia (Seh Wahyu Lestari & Yane Devi Anna)

5. Analisis Biaya Diferensial dalam Pengambilan Keputusan


Menerima atau Menolak Pesanan Khusus: Studi pada Perusahaan
Tahu Marup di Cibogo Bandung (Stevanny Kesuma &
Lauw Tjun Tjun)
INDEKS KATA KUNCI

Volume 6 Nomor 1 Mei 2014

Abnormal Return Hlm. 20


Audit Quality Hlm. 89
Current Ratio Hlm. 4
Company Size Hlm. 88
Consumer Satisfaction Hlm. 52
Cost Differential Hlm. 100
Debt to Equity Ratio (DER) Hlm. 4
Debt Default Hlm. 88
Decision Making Hlm. 101
Event Study Hlm. 22
Going Concern Modified Audit Opinion Hlm. 87
Net Profit Margin (NPM) Hlm. 5
Ordinary Least Square (OLS) Hlm. 10
Profit Growth Hlm. 6
Service Quality Hlm. 51
Special Orders Hlm. 100
Total Aset Turn Over (TATO) Hlm. 5
Trading Volume Activity (TVA) Hlm. 21
Total Quality Management Hlm. 48
PEDOMAN PENULISAN ARTIKEL
Artikel yang dikirim ke Jurnal Akuntansi adalah artikel yang 3. Panjang Artikel berkisar 10-25 halaman.
tidak sedang dikirim ke jurnal atau terbitan lain dan belum 4. Jenis huruf yang digunakan: Times New Roman
dipublikasikan serta diharuskan menyertakan surat pernyataan Ukuran Judul Artikel: bold ukuran 14, rata tengah
penulis artikel dengan menggunakan materai Rp6.000,00 dengan huruf pertama besar di setiap awal kata,
A. Sistematikan Pembahasan kecuali kata penghubung
I. Artikel Hasil Penelitian Sub Judul: Bold, ukuran 12, rata kiri dengan huruf
1. Abstrak besar di setiap awal kata kecuali kata penghubung.
Memuat ringkasan mengenai masalah dan tujuan Isi Artikel: ukuran 10,
penelitian, metode yang digunakan dan hasil Tabel atau gambar: ukuran 10, rata tengah.
penelitian dalam Bahasa Inggris dan Bahasa 5. Margin atas, bawah, kiri dan kanan 1 inci.
Indonesia. Abstrak terdiri dari 200 kata dan diikuti 6. Khusus halaman depan memuat judul artikel, nama
kata kunci maksimal 5 kata. penulis(tanpa gelar akademik), nama dan alamat
2.1. Pendahuluan lembaga, alamat e-mail, abstrak.
Menguraikan latar belakang riset, rumusan 7. Semua halaman diberi nomor urut halaman.
masalah, dan tujuan riset. 8. Kutipan dalam teks sebaiknya ditulis di antara kurung
2. Kerangka teoritis buka dan kurung tutup yang menyebutkan nama
Memaparkan kerangka teoritis berdasarkan telaah akhir penulis, tahun tanpa koma dan nomor halaman
literatur. jika dipandang perlu. Contoh:
3. Metode Penelitian a. Satu sumber kutipan dengan satu penulis. Contoh:
Memuat rancangan penelitian, sasaran penelitian (Wilkinson 2001) atau (Wilkinson 2001:50)
(populasi atau sampel), teknik pengumpulan data b. Satu sumber kutipan dengan dua penulis. Contoh:
dan teknik analisis. (Osborn dan Caflin 1994)
4. Hasil Penelitian dan Pembahasan c. Satu sumber kutipan dengan banyak penulis.
Membahas hasil analisis data, pengujian hipotesis, Contoh: (Gul dkk. 1995) atau (Hotstede et.al.
temuan-temuan dan menginterpretasikan temuan- 1990)
temuan. d. Dua sumber dengan penulis yang berbeda. Contoh
5. Simpulan dan Saran (Robey et.al.1991) atau (Hartwick dan Barki,
Menyajikan simpulan penelitian, keterbatasan riset 1994)
dan saran-saran untuk riset yang akan datang. e. Dua sumber dengan penulis yang sama. Contoh:
6. Daftar Pustaka (Osborn 1992, 1994)
Memuat sumber-sumber yang dikutip atau f. Sumber kutipan berasal dari institusi: (IAI 1994)
digunakan di dalam penulisan artikel saja. 9. Daftar pustaka ditulis alphabet sesuai dengan nama
7. Lampiran akhir (tanpa gelas akademik), baik penulis asing
Memuat tabel, gambar, dan instrumen riset yang maupun penulis Indonesia.
digunakan. Contoh:
a. Satu Pengarang
II. Artikel Konseptual Gujarati, D.N. 2003. Basic Econometrics, Fourth
1. Abstrak Edition, McGraw-Hill, International Edition.
Memuat ringkasan mengenai masalah dan tujuan b. Lebih dari satu pengarang
penelitian, metode yang digunakan dan hasil White, G.I., Sondhi, A.C. & Fried,D. 2003. The
Analysis and Use of Financial Statements, Third
penelitian dalam Bahasa Inggris dan Bahasa
Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc.
Indonesia. Abstrak terdiri dari 200 kata dan diikuti c Referensi Majalah/Jurnal
kata kunci maksimal 5 kata. Harvey, Cambell R. March 1991. The World
2. 1. Pendahuluan Price of Covariance Risk, Journal of Finance:
Menguraikan permasalahan yang dibahas dan 111-157.
tujuan pembahasan. d. Referensi dari Institusi
2. Pembahasan Ikatan Akuntan Indonesia. 1994. Standar
Profesional Akuntan Publik, Jakarta, Divisi
Menguraikan analisis argumentasi dan pendirian
Penerbit IAI.
penulis mengenai masalah yang dibahas. e. Referensi dari Situs Internet
3. Simpulan dan Saran Hubona, G.S. & Jones, A.B. 003. Modelling the
Menyajikan simpulan dari masalah yang dibahas User Acceptance of E-Mail (on-line),
dan saran-saran.
4. Daftar Pustaka
http://www.hicss.
Hawaii.ed/HICSSpapers/CLMEC01.pdf.
Memuat sumber-sumber yang dikutip 10.Artikel dikirim sebanyak 1 eksemplar dan
atau digunakan di dalam penulisan artikel saja. menyerahkan 1 CD.
11.Kepastian pemuatan atau penolakan akan
B. Sistematika Penulisan diberitahukan secara tertulis.
1. Artikel di ketik rapi pada satu sisi ukuran kertas B5 12.Artikel yang dimuat akan mendapat imbalan berupa
dengan spasi tunggal. honor, nomor bukti pemuatan sebanyak 2 eksemplar.
2. Artikel ditulis dalam Bahasa Indonesia atau Inggris yang 13.Artikel yang tidak dimuat akan dikembalikan.
baik dan benar.

Anda mungkin juga menyukai