Anda di halaman 1dari 17

1.

PENGERTIAN TANAH , TERBENTUKNYA TANAH , STRUKTUR TANAH DAN KUALITAS


TANAH

Tanah

A. Pengertian Tanah

Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas mineral dan bahan
organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang membantu kehidupan semua mahluk
hidup yang ada di bumi. Tanah sangat mendukung terhadap kehidupan tanaman yang
menyediakan hara dan air di bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk
hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting sebagai
penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh &
berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman dan menyuplai kebutuhan air
dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa
organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang
berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh,
proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah
untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,
industry, perkebunan maupun kehutanan.
B. Terbentuknya Tanah

Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh organisme membentuk
tekstur unik yang menutupi permukaan bumi. proses pembentukan tanah ini akan membentuk
lapisan-lapisan yang menutupi seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan yang terbentuk
memiliki tekstur yang berbeda dan setiap lapisan juka akan mencerminkan proses-proses
fisika, kimia dan biologi yang telah terjadi selama proses pembentukannya. Hans
Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat,
menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah mengalami
modifikasi/pelapukan akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief
permukaan bumi (topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima
faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat dilakukan klasifikasi tanah.

C. Struktur tanah

Stuktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari komposisi antara
agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun dari tiga fase: fase padatan, fase
cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung
dari imbangan ketiga faktor penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak
pori). Struktur tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi udara
dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur (sarang) memiliki agregat
yang cukup besar dengan makropori dan mikropori yang seimbang. Tanah menjadi semakin
liat apabila berlebihan lempung sehingga kekurangan makropori.

Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah non-organik atau
tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung mineral. Sebaliknya, tanah
organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan organik yang terdegradasi.

Tanah organik mempunyai warna yang gelap (hitam) dan merupakan pembentuk utama dari
lahan gambut. Tanah organik ini akan terus mengalami proses panjang selama ratusan tahun
untuk menjadi batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena
mengandung beberapa asam organik hasil dekomposisi berbagai bahan organik.
Tanah ini biasanya memiliki kandungan mineral yang rendah. Pasokan mineral yang bisa
didapat oleh tanah organilk yaitu berasal dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan
makhluk hidup. Tanah organik dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sehingga
mampu menyimpan cukup air. Namun karena memiliki keasaman yang tinggi sebagian besar
tanaman yang menggunakan media tanah ini tidak bisa tumbuh secara maksimal.

Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel pembentuk
tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi tiga partikel pembentuk
tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung.

Dari segi warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam kelam,
coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga memiliki perbedaan warna
yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai akibat proses kimia. Tanah yang memiliki
warna yang gelap merupakan ciri yang biasanya menandakan bahwa tanah tersebut mengandung
bahan organik yang sangan tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh
kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau kekuningan biasanya
disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi; warna yang berbeda terjadi karena pengaruh
kondisi proses kimia pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang
seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan suasana anaerobik/reduktif membawa pada
pola warna yang menyerupai bercak totol-totol atau warna yang terkonsentrasi.

Tanah dalam konteks kajian geografis adalah tanah sebagaii tubuh alam yang menyelimuti
permukaan bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses
pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu , serta manfaatnya bagi kehidupan
manusia. Semua orang yang hidup di permukaan bumi telah mengenal wujud tanah, akan tetapi
bnyaknya ragam tanah, sifat persebaran tanah yang khas di permukaan bumi, serta ragam
pemanfaatannya menjadikan tanah sebagai obyek yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur
yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan karakteristik
fisik,kimia,biologi,serta morfologi yang khas sebagai akibat dari serangan panjang tanah tidak
sama dengan kurun waktu pembentukan batuan.
D. Kualitas Tanah

Kualitas tanah meliputi kualitas tanah secara fisika, kimia dan biologi. Ketiga hal tersebut
memiliki parameter masing-masing dan tidak dapat terpisahkan satu sama lain serta saling
mempengaruhi. Parameter sifat fisik yang menentukan kualitas tanah antara lain, tekstur,
struktur, stabilitas agregat, kemampuan tanah menahan dan meloloskan lain serta ketahanan
tanah terhadap erosi dan lain sebagainya. Lalu parameter kimia yang mempengaruhi kualitas
taah adalah, ketersediaan unsure hara, KTK, KTA, pH, ada tidaknya zat pencemar, dan lain
sebagainya. Sedangkan parameter biologi yang menentukan kualitas tanah anatara lain jumlah
dan jenis mikrobia yang ada dan beraktivitas di dalam tanah.
Setiap parameter memiliki peranan tersendiri dalam menentukan kualitas tanah. Dalam pertanian
kualitas tanah tentunya berhubungan dengan pertumbuhan dan produksi tanaman. Setiap
parameter dapat berpengaruh pada ketersediaan unsure hara, ketersediaan air, keleluasaan akar
untuk tumbuh, dan reaksi serta interaksi antara tanaman dengan faktor biotic dan abiotik dalam
ekosistem.
Oleh karena itu dalam mengetahui serta mengkelaskan kualitas tanah, maka parameter fisik
kimia dan biologi tanah harus diuji lebih dahulu. dengan menguji kualitas dari setiap parameter
tersebut, maka kualitas tanah dapat diketahui secara menyeluruh. Hal ini karena untuk
menentukan tingkat kualitas tanah, parameter fisik, kimia dan biologi tidak dapat dipisahkan satu
sama lain.
2. PENGERTIAN TANAH ASAM DAN TANAH BASA

A. Tanah Asam :
Tanah asamadalah tanah mempunyai nilai pH tanah rata-rata kurang dari 5.0. Tanah
tersebut pada umumnya berwarna kemerahan dengan lapisan perakaran tanah umumnya
miskin hara (miskin mineral dan bahan yang bisa mengikat unsur) (Suryatmana, 2000).
Salah satu contoh tanah asam yaitu tanah Ultisol. Ultisol mendominasi dataran Indonesia
dan umumnya dimanfaatkan sebagai lahan pertanian. Tanah ultisol memiliki kadar hara,
kejenuhan basa dan kapasitas tukar kation yang rendah, serta konsentrasi Al, Fe dan Mn
yang cukup tinggi. Logam dalam bentuk larut dengan jumlah yang berlebihan dapat
merusak akar dan mengurangi hasil pertanian (Suryatmana, 2000).

B. Tanah Basa :
5 . PENGERTIAN PH TANAH, KPK TANAH DAN TEKSTUR TANAH

A. pH Tanah

Pengertian pH Tanah (potential of Hydrogen)

pH adalah tingkat keasaman atau kebasaan suatu benda yang diukur dengan
menggunakan skala pH antara 0 hingga 14.Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7
dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. pH tanah atau tepatnya pH larutan tanah
sangat penting karena larutan tanah mengandung unsur hara seperti Nitrogen (N),
Potassium/kalium (K), dan Pospor (P) dimana tanaman membutuhkan dalam jumlah
tertentu untuk tumbuh, berkembang, dan bertahan terhadap penyakit. Jika pH larutan
tanah di atas 5,5. Nitrogen (dalam bentuk nitrat) menjadi tersedia bagi tanaman. Di sisi
lain Pospor akan tersedia bagi tanaman pada pH antara 6,0 hingga 7,0.
Jika larutan tanah terlalu masam, tanaman tidak dapat memanfaatkan N, P, K dan zat hara
lain yang mereka butuhkan.

Pada tanah masam, tanaman mempunyai kemungkinan yang besar untuk teracuni logam
berat yang pada akhirnya dapat mati karena keracunan tersebut. Jika tanah terlalu masam
oleh karena penggunaan pestisida, maka herbisida dan fungisida tidak akan terabsorbsi
bahkan justru akan meracuni air tanah serta air-air pada aliran permukaan.

Faktor yang mempengaruhi pH tanah adalah tipe vegetasi, drainase tanah internal, dan
aktivitas manusia. Nilai pH suatu tanah juga dipengaruhi oleh jenis bahan induk tanah
yang dibentuk. Tanah berkembang dari batuan dasar umumnya memiliki nilai pH lebih
tinggi daripada yang terbentuk dari batuan asam. Curah hujan juga mempengaruhi pH
tanah. Air melewati tanah dasar mencuci kalsium dan magnesium dari tanah dan
digantikan oleh unsur-unsur asam seperti aluminium dan besi. Tanah yang terbentuk di
bawah kondisi curah hujan tinggi lebih asam daripada yang dibentuk di bawah gersang
(kering) kondisi.
B. Kapasitas pertukaran kation (KPK)

Kapasitas pertukaran kation (KPK)suatu tanah dapat didefinisikan sebagai suatu


kemampuan koloid tanah menjerap dan mempertukarkan kation. Kemampuan atau daya
jerap unsur hara dari suatu koloid tanah dapat ditentukan dengan mudah. Jumlah unsur
hara yang terjerap dapat ditukar dengan barium (Ba+) atau amonium (NH4+), kemudian
jumlah Ba atau NH4 yang terjerap ini ditentukan kembali melalui penyulingan. Jumlah
Ba+ atau NH4 yang tersuling akan sama banyak dengan jumlah unsur hara yang ditukar
pada koloid tanah tadi.

(Nurhajati Hakim, dkk, 1986 ; 166)


Fraksi koloid membawa baik muatan positif maupun negatif. Walaupun demikian,
muatan negatif jauh lebih besar ukurannya dan lebih penting bagi pertumbuhan tanaman
pada kebanyakan tanah.Kapasitas pertukaran tanah (cation exchange capacity atau CEC)
merupakan ekspresi jumlah tapak penyerapan kation persatuan bobot tanah. Kapasitas ini
didefinisikan sebagai jumlah keseluruhan kation terserap yang dipertukarkan, yang
dinyatakan dalam miliekuivalen per 100 gram tanah kering oven. Bobot ekuivalen adalah
jumlah yang secara kimia sama dengan 1 gram hidrogen. (Henry D. Foth, 1994 ; 165)
Kenyataan menunjukkan, bahwa KPK dari berbagai tanah sangat beragam, bahkan tanah
sejenisnya bisa berbeda KPKnya. Besarnya KPK tanah dipengaruhi oleh sifat dan ciri
tanah itu sendiri yang antara lain reaksi tanah (pH), tekstur tanah atau jumlah liat, jenis
mineral liat, bahan organik, dan pengapuran juga pemupukan. Pertukaran kation
merupakan reaksi yang umum terjadi dan merupakan salah satu reaksi yang terpenting
dalam tanah.

(Nurhajati Hakim, dkk, 1986 ; 167)


Arti partikel dari pertukaran ketion bagi penyediaan hara tanaman adalah penting. Kation
dikompleks jerapan dipaksa memasuki larutan, disini mereka di asimilasikan oleh jasad
renik atau diserap oleh tanaman. Bila hubungan antara koloid tanah dan akar tanaman
sangat berdekatan maka akan terjadi pertukaran langsung antara tanah dan akar. Dalam
hal ini ion H+ yang dihasilkan akar akan menggantikan kation-kation yang diperlukan
tanaman langsung dari permukaan kompleks jerapan atau koloid tanah.
Mudah tidaknya ion-ion tersebut dapat digantikan oleh ion H+ dari akar tergantung pada
kejenuhan kation tersebut di kompleks absorbsi. Bila kejenuhan tinggi maka akan mudah
ia digantikan, sebaliknya bila kejenuhan rendah akan sulit untuk digantikan. Kejenuhan
suatu kation adalah perbandingan kation tersebut dengan seluruh kation terjerap (KPK).
Kejenuhan kation ini dinyatakan dalam persen%.

(Nurhajati Hakim, dkk, 1986 ; 173)


Suatu tanah yang mengandung KPK tinggi memerlukan pemupukan kation tertentu
dalam jumlah banyak agar dapat tersedia bagi tanaman. Bila diberikan dalam jumlah
sedikit maka ia kurang tersedia bagi tanaman karena lebih banyak terjerap. Sebaliknya
pada tanah-tanah yang ber KPK rendah, pemberian kation tertentu tidak boleh banyak
karena mudah tercuci bila diberikan dalam jumlah berlebihan. Pemupukan kation dalam
jumlah banyak pada tanah ber KPK rendah adalah tidak efisien. (Nurhajati Hakim, dkk,
1986 ; 173)

C. Pengertian tekstur Tanah

Tekstur tanah merupakan salah satu dari beberapa sifat fisik tanah seperti warna tanah,
struktur tanah, kadar air, bulk density, dan lain sebagainya. Tekstur Tanah adalah
perbandingan relatif antara fraksi-fraksi debu, liat, dan pasir dalam bentuk persen.
Tekstur tanah erat hubungannya dengan kekerasan, permeabilitas, plastisitas, kesuburan,
dan produktivitas tanah pada daerah tertentu
Tekstur tanah mengindikasikan perbandingan relatif berbagai golongan partikel tanah
dalam suatu massa. Ukuran relatif partikel tanah di implementasikan dalam bentuk
tekstur yang mengacu pada kehalusan atau kekasaran tanah.
6. JELASKAN BAGIAN UNSUR HARA MACRO ESENSIAL DAN MICRO ESENSIAL

A. Microesensial

Unsur Hara Makro adalah unsur-unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dalam jumlah
yang relatif besar. Daftarnya adalah sebagai berikut :

1. Nitrogen (N)

Unsur Nitrogen dengan lambang unsur N, sangat berperan dalam pembentukan sel
tanaman, jaringan, dan organ tanaman. Nitrogen memiliki fungsi utama sebagai bahan
sintetis klorofil, protein, dan asam amino. Oleh karena itu unsur Nitrogen dibutuhkan
dalam jumlah yang cukup besar, terutama pada saat pertumbuhan memasuki fase
vegetatif. Bersama dengan unsur Fosfor (P), Nitrogen ini digunakan dalam mengatur
pertumbuhan tanaman secara keseluruhan.

Terdapat 2 bentuk Nitrogen, yaitu Ammonium (NH4) dan Nitrat (NO3). Berdasarkan
sejumlah penelitian para ahli, membuktikan Ammonium sebaiknya tidak lebih dari 25%
dari total konsentrasi Nitrogen. Jika berlebihan, sosok tanaman menjadi besar tetapi
rentan terhadap serangan penyakit. Nitrogen yang berasal dari amonium akan
memperlambat pertumbuhan karena mengikat karbohidrat sehingga pasokan sedikit.
Dengan demikian cadangan makanan sebagai modal untuk berbunga juga akan minimal.
Akibatnya tanaman tidak mampu berbunga. Seandainya yang dominan adalah Nitrogen
bentuk Nitrat , maka sel-sel tanaman akan kompak dan kuat sehingga lebih tahan
penyakit. Untuk mengetahui kandungan N dan bentuk Nitrogen dari pupuk bisa dilihat
dari kemasan.
Kekurangan Nitrogen :

Ciri-ciri tanaman yang kekurangan Nitrogen dapat dikenali dari daun bagian bawah.
Daun pada bagian tersebut menguning karena kekurangan klorofil. Pada proses lebih
lanjut, daun akan mengering dan rontok. Tulang-tulang di bawah permukaan daun muda
akan tampak pucat. Pertumbuhan tanaman melambat, kerdil dan lemah. Akibatnya
produksi bunga dan biji pun akan rendah.

Kelebihan Nitrogen :

Kelebihan jumlah Nitrogen pun perlu diwaspadai. Ciri-ciri tanaman apabila unsur N-nya
berlebih adalah warna daun yang terlalu hijau, tanaman rimbun dengan daun. Proses
pembuangan menjadi lama. Adenium bakal bersifat sekulen karena mengandung banyak
air. Hal itu menyebabkan tanaman rentan terhadap serangan jamur dan penyakit, serta
mudah roboh. Produksi bunga pun akan menurun.

2. Fosfor atau Phosphor (P)

Unsur Fosfor (P) merupakan komponen penyusun dari beberapa enzim, protein, ATP,
RNA, dan DNA. ATP penting untuk proses transfer energi, sedangkan RNA dan DNA
menentukan sifat genetik dari tanaman. Unsur P juga berperan pada pertumbuhan benih,
akar, bunga, dan buah. Pengaruh terhadap akar adalah dengan membaiknya struktur
perakaran sehingga daya serap tanaman terhadap nutrisi pun menjadi lebih baik.

Bersama dengan unsur Kalium, Fosfor dipakai untuk merangsang proses pembungaan.
Hal itu wajar sebab kebutuhan tanaman terhadap fosfor meningkat tinggi ketika tanaman
akan berbunga.

Kekurangan Phosphor (P) :

Ciri-ciri dimulai dari daun tua menjadi keunguan dan cenderung kelabu. Tepi daun
menjadi cokelat, tulang daun muda berwarna hijau gelap. Hangus, pertumbuhan daun
kecil, kerdil, dan akhirnya rontok. Fase pertumbuhan lambat dan tanaman kerdil.
Kelebihan Phosphor (P) :

Kelebihan P menyebabkan penyerapan unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (Fe) ,
tembaga (Cu) , dan seng (Zn) terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada
tanaman.

3. Kalium (K)

Unsur Kalium berperan sebagai pengatur proses fisiologi tanaman seperti fotosintetis,
akumulasi, translokasi, transportasi karbohidrat, membuka menutupnya stomata, atau
mengatur distribusi air dalam jaringan dan sel. Kekurangan unsur ini menyebabkan daun
seperti terbakardan akhirnya gugur.

Unsur kalium berhubungan erat dengan kalsium dan magnesium. Ada sifat antagonisme
antara kalium dan kalsium. Dan juga antara kalium dan magnesium. Sifat antagonisme ini
menyebabkan kekalahan salah satu unsur untuk diserap tanaman jika komposisinya tidak
seimbang. Unsur kalium diserap lebih cepat oleh tanaman dibandingkan kalsium dan
magnesium. Jika unsur kalium berlebih gejalanya sama dengan kekurangan magnesium.

Sebab, sifat antagonisme antara kalium dan magnesium lebih besar daripada sifat
antagonisme antara kalium dan kalsium. Kendati demkian,pada beberapa kasus,
kelebihan kalium gejalanya mirip tanaman kekurangan kalsium.

Kekurangan Kalium :

Kekurangan K terlihat dari daun paling bawah yang kering atau ada bercak hangus.
Kekurangan unsur ini menyebabkan daun seperti terbakardan akhirnya gugur. Bunga
mudah rontok dan gugur. Tepi daun hangus, daun menggulung ke bawah, dan rentan
terhadap serangan penyakit.
Kelebihan Kalium :

Kelebihan K menyebabkan penyerapan Ca dan Mg terganggu. Pertumbuhan tanaman


terhambat. sehingga tanaman mengalami defisiensi.

4. Magnesium (Mg)

Magnesium adalah aktivator yang berperan dalam transportasi energi beberapa enzim di
dalam tanaman. Unsur ini sangat dominan keberadaannya di daun , terutama untuk
ketersediaan klorofil. Jadi kecukupan magnesium sangat diperlukan untuk memperlancar
proses fotosintesis. Unsur itu juga merupakan komponen inti pembentukan klorofil dan
enzim di berbagai proses sintesis protein.

Kekurangan magnesium menyebabkan sejumlah unsur tidak terangkut karena energi yang
tersedia sedikit. Yang terbawa hanyalah unsur berbobot ringan seperti nitrogen.
Akibatnya terbentuk sel-sel berukuran besar tetapi encer. Jaringan menjadi lemah dan
jarak antar ruas panjang. Ciri-ciri ini persis seperti gejala etiolasi-kekurangan cahaya pada
tanaman.

Kekurangan Magnesium :

Muncul bercak-bercak kuning di permukaan daun tua. Hal ini terjadi karena Mg diangkut
ke daun muda. Daun tua menjadi lemah dan akhirnya mudah terserang penyakit terutama
embun tepung (powdery mildew).

Kelebihan Magnesium :

Kelebihan Mg tidak menimbulkan gejala ekstrim.


5. Kalsium (Ca)

Unsur ini yang paling berperan adalah pertumbuhan sel. Ia komponen yang menguatkan ,
dan mengatur daya tembus , serta merawat dinding sel. Perannya sangat penting pada titik
tumbuh akar. Bahkan bila terjadi defiensi Ca , pembentukan dan pertumbuhan akar
terganggu , dan berakibat penyerapan hara terhambat. Ca berperan dalam proses
pembelahan dan perpanjangan sel , dan mengatur distribusi hasil fotosintesis.

Kekurangan Kalsium :

Gejala kekurangan kalsium yaitu titik tumbuh lemah , terjadi perubahan bentuk daun ,
mengeriting , kecil , dan akhirnya rontok. Kalsium menyebabkan tanaman tinggi tetapi
tidak kekar. Karena berefek langsung pada titik tumbuh maka kekurangan unsur ini
menyebabkan produksi bunga terhambat. Bunga gugur juga efek kekurangan kalsium.

Kelebihan Kalsium :

Kelebihan kalsium tidak berefek banyak , hanya mempengaruhi pH tanah.

6. Belerang atau Sulfur (S)

Kelebihan Sulfur :

Pada umumnya belerang dibutuhkan tanaman dalam pembentukan asam amino sistin,
sistein dan metionin. Disamping itu S juga merupakan bagian dari biotin, tiamin, ko-
enzim A dan glutationin. Diperkirakan 90% S dalam tanaman ditemukan dalam bentuk
asam amino, yang salah satu fungsi utamanya adalah penyusun protein yaitu dalam
pembentukan ikatan disulfida antara rantai-rantai peptida. Belerang (S) merupakan bagian
(constituent) dari hasil metabolisme senyawa-senyawa kompleks. Belerang juga
berfungsi sebagai aktivator, kofaktor atau regulator enzim dan berperan dalam proses
fisiologi tanaman.
Kekurangan Sulfur :

Jumlah S yang dibutuhkan oleh tanaman sama dengan jumlah fosfor (P). Kekahatan S
menghambat sintesis protein dan hal inilah yang dapat menyebabkan terjadinya klorosis
seperti tanaman kekurangan nitrogen. Kahat S lebih menekan pertumbuhan tunas dari
pada pertumbuhan akar.

Gejala kahat S lebih nampak pada daun muda dengan warna daun yang menguning
sebagai mobilitasnya sangat rendah di dalam tanaman (Haneklaus dan Penurunan
kandungan klorofil secara drastis pada daun merupakan gejala khas pada tanaman yang
mengalami kahat S . Kahat S menyebabkan terhambatnya sintesis protein yang
berkorelasi dengan akumulasi N dan nitrat organik terlarut.

A. Unsur microesensial

Unsur mikro adalah unsur yang diperlukan tanaman dalam jumlah sedikit . Walaupun
hanya diserap dalam jumlah kecil , tetapi amat penting untuk menunjang keberhasilan
proses-proses dalam tumbuhan. Tanpa unsur mikro , bunga adenium tidak tampil prima.
Bunga akan lunglai , dll. Unsur mikro itu , adalah: boron , besi , tembaga , mangan , seng
dan molibdenum.
7. UNSUR HARA PENUNJANG

Unsur-unsur hara selain hara mikro yg esensial seperti : Si, Na, Co, I, Al, F, dan V ternyata
berpengaruh terhadap peningkatan produksi tanaman-tanaman tertentu.
Penambahan insur-unsur ini memberikan pengaruh yg menguntungkan thd pertumbuhan
tanaman.

Si merupakan unsur ke-2 terbanyak di litosfer setelah oksigen, namun dalam bentuk tidak
tersedia. Pelapukan mineral merubah senyawa silika kompleks menjadi senyawa silika
sederhana. Ketersediaan senyawa silika bagi tanaman dipengaruhi oleh : pH dan adanya
senyawa sesquioksida. Peran Si dlm tanaman belum sepenuhnya diketahui, namun dapat
mempengaruhi kualitas dan kuantitas hasil padi.

Silika dapat membentuk lapisan silika rangkap dalam tanaman, shg dapat mengurangi
transpirasi dan penetrasi hifa fungi.

Cobalt dalam tanah bersumber dari batuan ferromagnesian.


Secara umum, makin tinggi kadar Mg dalam batuan ini, akan semakin tinggi pula kadar
Co.

Defisiensi Co umumnya terjadi pada :

1. Tanah berpasir dg pencucian yg tinggi


2. Tanah berasal dr bahan induk masam
3. Tanah dg kandungan kapur tinggi
4. Tanah pantai
5. Tanah gambut
Peran Cobalt pada tanaman tingkat tinggi belum sepenuhnya diketahui, namun Co penting
bagi rhizobia dalam fiksasi N dari udara.

Vanadium terdapat dlm jumlah sedikit, baik di laut maupun di dalam tanah. Fungsinya
bagi tanaman tingkat tinggi belum diketahui, namun penting bagi azotobacter untuk
memfiksasi N dari udara. Pengaruh buruk dari V dapat dieliminir dgn menambahkan besi
dlm tanah.

PERAN HARA PENUNJANG BAGI TANAMAN

Si, Na, Co, I, Al, F, dan V

Silikon = Si mengurangi efek racun elemen yang lain

Natrium = Na 1. Berperan dlm akumulasi asam oksalat


2. Berperan dlm pembukaan stomata, sbg
pengganti K
3. Berperan dlm aktivitas nitrat reduktase
4. Dibutuhkan oleh
tanm yg memiliki
lintasan
fotosintetik C4
5. Menginduksi metabolisme Crassulacean
6. Mengatur keseimbangan air
Cobalt = Co 1. Berperan dlm fiksasi N
2. Berperan dlm metabolisme
leghemoglobin
3. Berperan dlm reduktase ribonukleotida

I
odine = I
Hasil penelitian pada konsentrasi iodin 0,1 ppm
berpengaruh thd peningkatan pertumbuhan tan ;
khusus pd tan buah-buahan terlihat peningkatan
hasil ketika diperlakukan iodin konsentarsi 0,5
sampai 1,0 ppm .

Iodin tidak berpengaruh pada konsentrasi rendah, ttp


menunjukkan gejala keracunan pd konsentrasi > 0,5
sampai 1 ppm.
Aluminium = Al

Berkaitan erat dg kemasaman tanah (pH).

Fluor = F

jumlah fluorine yg diangkut tanaman dari tanah


biasanya tidak ada hubungannya dg kandungan
fluorida tanah.

Tipe tanah, kandungan Ca dan P, serta reaksi tanah


(pH) merupakan faktor kontrol yg menonjol.

Percobaan penambahan kalsium fluorida pada


tanah masam atau tanah kapur menggagalkan
usaha serapan fluorida oleh tanaman
pertumbuhan tan terganggu.

Vanadium = V

Tersedia bagi tanaman dlm jumlah relatif banyak


pada tanah2 yg terpengaruh air laut. Dalam bentuk
mineral, keberadaannya tidak tersedia bagi tan.
Proses pelapukan mineral yg mengandung V
menghasilkan senyawa V sederhana yg dapat
dimanfaatkan tanaman. V diserap tanaman dalam
bentuk anion, yaitu ion vanadat.

Anda mungkin juga menyukai