Angga Lian, Modul 7, LBM 3
Angga Lian, Modul 7, LBM 3
STEP 1
2. Stomatitis :
a. Radang pada stoma (pecah2 pada bibir)
STEP 2
1. Mengapa pasien mengeluh badan lemah,batuk, diare yang tidak kunjung
sembuh sejak 1 bulan lalu,nafsu makan menurun dan penurunan BB?
Apa hubungan gejala tersebut dengan p[rofesinya sebagai PSK?
2. Mengapa diperlukan pemeriksaan penunjang seperti p24 test, apa ada
pemeriksaan penunjang yang lain selain p24 test?
3. Apa hubungan penderita dengan pacarnya yang menggunakan injection
drug user?
4. Mengapa timbul pembesaran limfe multiple?
5. Apa diagnosa penyakit pada skenario diatas?
STEP 3
1. Mengapa pasien mengeluh badan lemah,batuk, diare yang tidak kunjung
sembuh sejak 1 bulan lalu,nafsu makan menurun dan penurunan BB?
Apa hubungan gejala tersebut dengan profesinya sebagai PSK?
Pemeriksaan
- ELISA
- Western Blot
- Rapid Test
- PCR
Pengertian immunosupresan,immunotoleran,dll
7. Apa definisi immunodeficiency?
- menurunnya sistem imun pada tubuh .
HIV AIDS
1. definisi
HIV : human immunodeficiency virus. Stadium akut dari AIDS (HIV
dalam waktu lama AIDS)
2. etiologi
AIDS disebabkan HIV
3. faktor resiko
a. sering bergonta-ganti pasangan
b. pengguna narkoba suntik
c. penggunaaan jarum suntik tidak steril
d. transfusi darah yang mengandung HIV
4. patofisiologi
hiv dibagi 2 jenis, HIV 1 dan HIV 2.
HIV 1 virusnya menyerang sel CD4+. Menyerang sel makrofag dan
sel dendritis.
Pada permukaan Virus terdapat glikoprotein yang dapat mengikat
CD4+, lalu menginfeksi virus tersebut. Genom virus masuk, genom
virus masuk ke sitoplasma, lalu menyeran CD4+ pada tubuh.
Sehingga CD4+pada tubuh menurun. Sehingga ketika ada
infeksi/benda asing,sudah tidak ada CD4+yang memproteksi tubuh.
Fase window : 3-6bulan. Tertular HIV tetapi belum menunjukan gejala HIV
5. manifestasi klinik
ada 4 tingkat:
1. belum ada gejala
2. penurunan BB , kelainan pada mulut, herper zooster, setelah
5tahun
3. BB turun , diare kronis, demam tidak diketauhi sebabnya
4. BB turun drastis, TBC, pneumonia
6. Diagnosis
Dinyatakan HIV apabila :
- Pemeriksaan lab terbukti positif HIV dengan pemeriksaan
antibodi/pemeriksaan untuk ,mendeteksi adanya virus yang berda
dalam tubuh.
- pada tes ELISA positif +++ dengan reagen yang berbeda (rapid
test,western blot,CD4+).
Normal cd4+ (800-1300/1500), turun (<200, karena CD4 sudah banyak
yang mati), turun drastis (<50, tanda2 HIV sudah muncul seluruhnya)
-
7. penatalaksanaan
ANGGA LIAN
MODUL 7
LBM 3
a. Imunopotensiasi
adalah penambahan respon imun non-
spesifik penderita dengan menggunakan substansi biologik se-
cara luas. Banyak upaya ini masih pada tingkat eksperimental
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/07KelainanKornea087.pdf/07KelainanKorn
ea087.html
Imunostimulasi,
Imunostimulasi merupakan suatu upaya memperbaiki sistem imun yang
terganggu dengan
cara merangsang sistem imun, misalnya dengan pemberian ekstrak hormon
dari kelenjar timus,
limfokin, interferon, levamisol, methisoprinol, muramil dipeptida dan lain-lain.
Toleransi:
kegagalan untuk membentuk antibodi atau mengembangkan respon imun
seluler pasca pajanan dengan imunogen atau antigen terjadi hanya terhadap
antigen tertentu saja dan tidak disertai gangguan terhadap respon antigen
yang lain.
imuno compromise:
Hal-hal yang menimbulkan imunokompromis
Factor predisposisi Efek terhadap system imun Jenis infeksi
Obat atau sinar x dan terapi kanker Imunitas selular dan humoral
menurun Infeksi paru, infeksi jamur
Virus imunokompromais (virus hepatitis, HIV) Replikasi virus dalam
sel limfoid yang menimbulkan gangguan fungsi sel Infeksi bakteri
pada AIDS
Tumor Replacement sel system imun Bakteremi, infeksi saluran
kencing
Malnutrisi Limfosit dalam sirkulasi menurun, kemampuan fagositosis
menurun Campak, tuberculosis, infeksi saluran nafas dan cerna
Rokok Inflamasi paru Infeksi saluran nafas
Penyakit endokrin kronik (diabetes) Kemampuan fagositosis
menurun Tuberkulosisi, infeksi saluran nafas
Defisiensi imun primer Imunitas selular dan humoral menurun
(Imunologi dasar, karnen garna baratawidjaja dan iris rengganis.
Edisi 8, hal:498)
1. Mengapa pasien mengeluh badan lemah,batuk, diare yang tidak kunjung sembuh
sejak 1 bulan lalu,nafsu makan menurun dan penurunan BB?
Apa hubungan gejala tersebut dengan profesinya sebagai PSK?
2. Mengapa diperlukan pemeriksaan penunjang seperti p24 test, apa ada
pemeriksaan penunjang yang lain selain p24 test?
http://health.groups.yahoo.com/group/wartaaids/message/2784
PemeriksaanWestern Bolt
merupakan penentu diagnosis AIDS setelah testELISA dinyatakan positif. Bila terjadi
serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer, harus
segera dikonfirmasikan dengan test WB ini. H a s i l t e s t y a n g p o s i t i f
akan menggambarkan garis presipitasi pada
p r o s e s elektroforesis antigen-antibodi HIV di sebuah kertas nitroselulosa yang
terdiri atas protein struktur utama virus. Setiap protein terletak pada posisi yang
berbeda padag a r i s , d a n t e r l i h a t n y a s a t u p i t a m e n a n d a k a n
r e a k t i v i t a s a n t i b o d i t e r h a d a p komponen tertentu virus.
Berdasarkan kriteria WHO, serum dianggap positif antibodi HIV-1 bila 2envelope
pita glikoprotein terlihat pada garis. Serum yang tidak menunjukkan pita-
pita tetapi tidak termasuk 2 envelope pita glikoprotein disebut indeterminate.
Hasil indeterminate
harus dievaluasi dan diperiksa secara serial selama 6 bulan s e b e l u m
d i n ya t a k a n n e g a t i f . B i l a h a n ya d i j u m p a i 1 p i t a s a j a ya i t u p 2 4 ,
d a p a t diartikan hasilnya fase positif atau fase dini AIDS atau infeksi HIV-1.
HIV AIDS
Stadium WHO untuk Penyakit HIV pada Orang Dewasa Unduh versi
dan Remaja PDF
Stadium Klinis 1
Tanpa gejala (asimtomatis)
Limfadenopati generalisata persisten
Stadium Klinis 2
Kehilangan berat badani yang sedang tanpa alasanii (<10% berat badan diperkirakan atau
diukur)
Infeksi saluran napas bagian atas yang berulang (sinusitis, tonsilitis, ototis media dan
faringitis)
Herpes zoster
Kheilitis angularis
Ulkus di mulut yang berulang
Erupsi papular pruritis
Dermatitis seboroik
Infeksi jamur di kuku
Stadium Klinis 3
Kehilangan berat badan yang parah tanpa alasan (>10% berat badan diperkirakan atau
diukur)
Diare kronis tanpa alasan yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan tanpa alasan (di atas 37,5C, sementara atau terus-menerus, lebih
dari 1 bulan)
Kandidiasis mulut berkepanjangan
Oral hairy leukoplakia
Tuberkulosis paru
Infeksi bakteri yang berat (mis. pnemonia, empiema, piomiositis, infeksi tulang atau
sendi,meningitis atau bakteremia)
Stomatitis, gingivitis atau periodontitis nekrotising berulkus yang akut
Anemia (<8g/dl), neutropenia (<0,5 109/l) dan/atau trombositopenia kronis (<50 109/l)
tanpa alasan
i. Penilaian berat badan pada perempuan hamil harus mempertimbangkan penambahan yang umum
waktu hamil
ii Tanpa alasan berarti keadaan tidak dapat diakibatkan oleh alasan lain.
iii Beberapa penyakit khusus yang juga dapat dimasukkan pada klasifikasi wilayah (misalnya
penisiliosis di Asia)
http://spiritia.or.id/cst/bacacst.php?artno=1080
Spesifik
- Primer: faktor genetik yang dibawa sejak lahir, herediter, bawaan.
Cth: defisiensi igA, hiper igM, sindrom digeorge
- Sekunder: didapat
Cth: melalui infeksi, malnutrisi, penyinaran
malnutrisi
infeksi
obat, trauma, tindakan katetirisasi dan bedah
penyinaran
penyakit berat
kehilangan Ig/Leukosit
stress
Agamaglobulinemia dengan timoma
Nonspesifik
- Defisiensi komplemen
berhubungan dengan peningkatan insidens infeksi dan penyakit
autoimun Lupus Eritematosus Sistemik (LES). Defisiensi komplemen
dapat menimbulkan berbagai akibat seperti infeksi bakteri yang
rekuren, peningkatan sensitivitas terhadap penyakit autoimun.
Kebanyakan defisiensi komplemen adalah herediter.
Cth: LES
- Defisiensi interferon atau lisozim
Cth: malnutrisi protein, inf mononukleosis fatal
defisiensi interferon congenital : dapat menimbulkan infeksi
mononucleosis yang fatal
defisiensi interferon dan lisozim didapat : dapat ditemukan pada
malnutrisi prtein/kalori.
- Defisiensi sel NK
defisiensi congenital : telah dilaporkan pada penderita Osteoporosis
(defek osteoklas dan monosit). Kadar IgG,IgA dan kekerapan antibodi
biasanya meningkat.
defisiensi didapat : dapat terjadi akibat imunosupresi atau radiasi.
Cth: osteoporosis
- Defisiensi sistem fagosit
: menimbulkan kerentanan terhadap infeksi piogenik berhubungan
langsung dengan jumlah neutrofil yang menurun dan risiko infeksi
meningkat bila jumlah sel tersebut turun sampai dibawah
500/mm3. Meskipun defek terutama mengenai fagosit, defisiensi
disini ditekankan terhadap sel PMN.
defisiensi kuantitatif : Neutropenia atau Granulositopenia
yang ditemukan dapat disebabkan oleh penurunan produksi
atau peningkatan destruksi.
defisiensi kualitatif : mengenai fungsi fagosit seperti
kemotaksis, menelan/memakan dan membunuh mikroba
interselular.
a. Chronic Granulomatous Disease mempunyai cirri infeksi
rekuren berbagai mikroba baik gram negative
(Escherchia,serratia,klebsiela) maupun gram positif
(stafilokok).
b. Defisiensi Glucose -6- phosphate dehydrogenase
c. Defisiensi mieloperoksidase ditemukan infeksi mikroba
rekuren terutama kandida albicans dan S.aureus.
d. Sindrom Chediak Higashi : sangat jarang ditemukan,
ditandai dengan iinfeksi rekuren, piogenik, terutama
streptokok san stafilokok.
e. Syndrome Job berupa pilek yang berulang (tidak terjadi
inflamasi normal), abses stafilokok, eksim kronis dan otitis
media.
f. Syndrome leukosit Malas (Lazy Leukosit) berupa kerentanan
terhadap infeksi mikroba yang berat.
g. Defisiensi adhesi leukosit merupakan penyakit
immunodefisiensi lain, ditandai dengan infeksi bakteri dan
jamur rekuren dan gangguan penyembuhan luka.
perkembangan sistem imun yang dipengaruhi oleh kerusakan herediter, atau dapat
terjadi akibat efek sekunder misalnya mal nutrisi, infeksi, imunosupresi,.
Menurunya respon imun atau gangguan yang di tandai dengan kurangnya respon
imun.
( Kamus Kedokteran Dorlan,ed 29 EGC )
1. Apa saja penyakit2 yg disebabkan oleh imunodefisiensi?
- AIDS
- Tumor
- Kelainan pada limf. T : adanya kandidiasis mukokutaneus kronis
- Kelainan pada limf. B dan T: adanya ataksia
1. Mempunyai perilaku seksual beresiko tinggi (sekarang atau di masa lalu) yaitu melakukan hubungan
seksual tanpa kondom dengan banyak mitra seksual, dengan mitra seksual yang diketahui HIV/AIDS,
dengan mitra seksual dari daerah dengan prevalensi HIV/AIDS tinggi atau kontak sek anal.
2. Mempunyai riwayat infeksi menular seksual.
3. Mempunyai riwayat menerima transfusi darah berulang tanpa tes penapisan.
4. Mempunyai riwayat perlukaan kulit, tato, tindik atau sirkumsisi dengan alat yang tidak steril dan
bergantian.
5. Sebagai pemakai narkotik suntik terutama pemakaian jarum bersama secara bergantian tanpa
sterilisasi yang memadai.
http://wwwlaresae.blogspot.com/2010/09/faktor-resiko-infeksi-hiv.html
Menurut KPA (2007) gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor
(umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum terjadi):
Gejala mayor:
Gejala minor:
b. Dermatitis generalisata
d. Kandidias orofaringeal
f. Limfadenopati generalisata
a. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda
infeksi. Tapi kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam,
sakit kepala, sakit tenggorokan, ruam dan pembengkakan kelenjar getah
bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi, penderita HIV/AIDS
dapat menularkan virus kepada orang lain.
b. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau
lebih. Tetapi seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel
imun tubuh, penderita HIV/AIDS akan mulai memperlihatkan gejala yang
kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening (sering merupakan
gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan
pernafasan pendek.
c. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih
setelah terinfeksi, gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi
tersebut akan berakhir pada penyakit yang disebut AIDS.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf
Penularan HIV dapat terjadi melalui berbagai cara, yaitu : kontak seksual,
kontak dengan darah atau sekret yang infeksius, ibu ke anak selama masa
kehamilan, persalinan dan pemberian ASI (Air Susu Ibu). (Zein, 2006)
1. Seksual
3. Melalui jarum suntik atau alat kesehatan lain yang ditusukkan atau
tertusuk ke dalam tubuh yang terkontaminasi dengan virus HIV, seperti
jarum tato atau pada pengguna narkotik suntik secara bergantian. Bisa
juga terjadi ketika melakukan prosedur tindakan medik ataupun terjadi
sebagai kecelakaan kerja (tidak sengaja) bagi petugas kesehatan.
6. Penularan dari ibu ke anak Kebanyakan infeksi HIV pada anak didapat
dari ibunya saat ia dikandung, dilahirkan dan sesudah lahir melalui ASI.
Tidak terdapat bukti yang meyakinkan bahwa air liur dapat menularkan
infeksi baik melalui ciuman maupun pajanan lain misalnya sewaktu
bekerja pada pekerja kesehatan. Selain itu air liur terdapat inhibitor
terhadap aktivitas HIV(Fauci,2000).
Menurut WHO (1996), terdapat beberapa cara dimana HIV tidak dapat
1. Kontak fisik
Orang yang berada dalam satu rumah dengan penderita HIV/AIDS,
bernapas dengan udara yang sama, bekerja maupun berada dalam suatu
ruangan dengan pasien tidak akan tertular. Bersalaman, berpelukan
maupun mencium pipi, tangan dan kening penderita HIV/AIDS tidak akan
menyebabkan seseorang tertular.
4. Mendonorkan darah bagi orang yang sehat tidak dapat tertular HIV.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/16725/4/Chapter%20II.pdf
Virus masuk tubuh dengan menginfeksi sel langerhans di mukosa kemudian bergerak dan bereplikasi
di kgb setempat. Virus menginfeksi cd4, makrofag, dendritik dalam darah dan organ limfoid.antigen
p24 dapat ditemukan dalam darah pada fase ini.fase ini kemudian dikontrol cd8 dan aB sirkulasi, dan
destruksi sel cd4 berlangsung terus dalam kelenjar limfoid. Akhirnya jumlah cd4 dalam sirkulasi
turun.
Perlekatan virus:
o HIV menginfeksi sel dengan mengikat permukaan sel sasaran yang memiliki molekul
reseptor membran CD4 (sel T4 atau limfosit CD4+)
o Gp120 HIV berikatan dengan kuat dengan limfosit CD4+ sehingga gp41 dapat memerantai
fusi membran virus ke membran sel
o Koreseptor CCR5 atau CXCR4 menyebabkan perubahan-perubahan konfirmasi sehingga gp41
dapat masuk ke membran sasaran.
o Setelah virus berfusi dengan limfosit CD4+ ,maka berlangsung serangkaian proses kompleks
yang apabila berjalan lancar menyebabkan terbentuknya partikel virus baru dari sel yang
terinfeksi.
o Limfosit CD4+ yang terinfeksi tetap dalam keadaan provirus atau mengalami siklus replikasi
sehingga menghasilkan banyak virus.
Replikasi virus
Setelah terjadi fuis sel virus ,RNA virus masuk ke bagian tengah sitoplasma limfosit CD4+ .
Setelah nukleokapsid dilepas maka terjadi transkripsi terbalik dari satu untai tunggal RNA
menjadi DNA salinan untai ganda virus.
Replikasi HIV berlanjut sepanjang periode latensi klinis,bahkan saat hanya terjadi aktivasi
virus yang minimal didalam darah.
HIV ditemukan dalam jumlah besar didalam limfosit CD4+ dan makrofag diseluruh sistem
limfoid pada semua tahap infeksi.
Partikel virus telah dihubungkan dengan sel-sel dendritik folikular,yang memindahkan infeksi
ke sel-sel selama migrasi melalui folikel-folikel limfoid.
-virus masuk sel lagerhans mukosa rektum atau vagina bereplikasi di KGB
1. periode-periode HIV
ELISA.
PemeriksaanWestern Bolt
merupakan penentu diagnosis AIDS setelah testELISA dinyatakan positif. Bila terjadi
serokonversi HIV pada test ELISA dalam keadaan infeksi HIV primer, harus
segera dikonfirmasikan dengan test WB ini. H a s i l t e s t y a n g p o s i t i f
akan menggambarkan garis presipitasi pada
p r o s e s elektroforesis antigen-antibodi HIV di sebuah kertas nitroselulosa yang
terdiri atas protein struktur utama virus. Setiap protein terletak pada posisi yang
berbeda padag a r i s , d a n t e r l i h a t n y a s a t u p i t a m e n a n d a k a n
r e a k t i v i t a s a n t i b o d i t e r h a d a p komponen tertentu virus.
Berdasarkan kriteria WHO, serum dianggap positif antibodi HIV-1 bila 2envelope
pita glikoprotein terlihat pada garis. Serum yang tidak menunjukkan pita-
pita tetapi tidak termasuk 2 envelope pita glikoprotein disebut indeterminate.
Hasil indeterminate
harus dievaluasi dan diperiksa secara serial selama 6 bulan s e b e l u m
d i n ya t a k a n n e g a t i f . B i l a h a n ya d i j u m p a i 1 p i t a s a j a ya i t u p 2 4 ,
d a p a t diartikan hasilnya fase positif atau fase dini AIDS atau infeksi HIV-1.
Pencegahan
www.dinkes-dki.go.id
- Pada ibu hamil kebayinya dengan pemberian obat antiretroviral azidotimidin (AZT)
dan seksio sesaria.
IMMUNODEFICIENCY
PENULARAN