Oleh :
Ayamin Musri suryamin, S.Ked
K1A1 11 085
Pembimbing :
dr. La Duwi, Sp.An
1
ANESTETIK LOKAL PADA PENDERITA PENYAKIT KARDIOVASKULAR
A. PENDAHULUAN
dimulai lebih dari 100 tahun yang lalu sewaktu Kaller (1884) seorang
opthalmologist di Wina, mencatat kegunaan dari kokain suatu ester dari asam
para amino benzoat (PABA), dalam menghasilkan anstesi korneal. (Rusda, 2004)
Anastesi injeksi yang pertama adalah ester lain dari PABA yaitu Procaine yang
disintesa oleh Einhorn pada tahun 1905. Obat ini terbukti tidak bersifat addiksi
dan jauh kurang toksik dibanding kokain. Ester-ester lain telah dibuat termasuk
alergi. 1
2
dan kemampuan mencegah respon stress secara lebih sempurna. Namun
demikian bukan berarti bahwa tindakan anestesi lokal tidak ada bahayanya. 2,3
pasien dengan penyakit kardiovaskular. Refarat ini akan membahas tentang hal
tersebut. 2,3
B. SEJARAH
Carl Koller (1884), seorang ahli mata telah memperkenalkan untuk yang
pertama kali penggunaan kokain secara topikal pada operasi mata. Gaedicke
(1885) mendapatkan kokain dalam bentuk ester asam benzoat yang diisolasi dari
Kemudian olah Albert Naiman (1860) dalam bentuk ekstrak. William Halsted
(1884), seorang ahli bedah telah menggunakan kokain intradermal dan blok saraf
Bier (1898), menggunakan 3 ml kokain 0,5% intratekal untuk anestesi spinal dan
Einhorn (1904) mensintesa prokain dan pada tahun yang sama digunakan untuk
lumbal yang diikuti oleh Achille Doglioti (1931). Selanjutnya Lofgren (1943)
3
mensintesa anestesi lokal amide, yaitu lidokain yang menghasilkan blokade
konduksi lebih kuat daripada Prokain dan menjadi pembanding semua anestesi
hampir sama seperti bupivacain tetapi kardio dan neurotoksisitasnya lebih kecil.
2,3,4,5
C. DEFENISI
Anestetik lokal ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara local pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Anastetik local sebaiknya
tidak mengiritasi dan tidak merusak jaringan saraf secara permanen. Kebanyakan
anastetik local memenuhi syarat ini. Batas keamanan harus lebar, sebaba
anastetik lokal akan diserap dari tempat suntikan. Mula kerja harus sesingkat
mungkin, sedangkan masa kerja harus cukup lama sehingga cukup waktu untuk
masa pemulihan. Zat anastetik local juga harus larut dalam air, stabil dalam
4
D. PENGGOLONGAN OBAT ANESTESI LOKAL
Secara kimiawi obat anestesi lokal dibagi dalam dua golongan besar, yaitu
golongan ester dan golongan amide. Perbedaan kimia ini direfleksikan dalam
melalui degradasi enzimatis di hati. Perbedaan ini juga berkaitan dengan besarnya
lama kerjanya menjadi 3 group. Group I meliputi prokain dan kloroprokain yang
memiliki potensi lemah dengan lama kerja singkat. Group II meliputi lidokain,
mepivakain dan prilokain yang memiliki potensi dan lama kerja sedang. Group III
meliputi tetrakain, bupivakain dan etidokain yang memiliki potensi kuat dengan
lama kerja panjang.2,3 Anestesi lokal juga dibedakan berdasar pada mula
mula kerja yang relatif cepat. Bupivakain memiliki mula kerja sedang, sedangkan
Obat anestesi lokal yang lazim dipakai di negara kita untuk golongan ester
Secara garis besar ketiga obat ini dapat dibedakan sebagai berikut : 2,3
5
Prokain Lidokain Bupivakai
Dosis maksimal 12 6 2
(mg/kgBB)
Potensi 1 3 15
Toksisitas 1 2 10
E. MEKANISME KERJA
dengan menghambat pengiriman ion natrium melalui gerbang ion natrium selektif
pada membrane saraf (Butterworth dan Strichartz, 1990). Gerbang natrium sendiri
adalah reseptor spesifik molekul obat anestesi local. Penyumbaatn gerbang ion
yang terbuka dengan molekul obat anestesi local berkontribusi sedikit sampai
depolarisasi seperti ambang batas potensial tidak tercapai sehingga potensial aksi
6
Lokal anestesi juga memblok kanal kalsium dan potasium dan reseptor N-
anestesi inhalasi, dan ketamin juga memiliki efek memblok kanal sodium. 2,3,4,5
Tidak semua serat saraf dipengaruhi sama oleh obat anestesi lokal.
mielinisasi, dan berbagai faktor anatomi dan fisiologi lain. Diameter yang kecil
demikian sensitivitas saraf spinalis terhadap anestesi lokal: autonom > sensorik >
F. STRUKTUR KIMIA
Anestesi lokal terdiri dari kelompok lipofilik biasanya dengan cincin bezene
intermediat yang memiliki cabang ester atau amida. Kelompok hidrofilik biasanya
penting untuk aktivitas obat anestesi, dan secara terapeutik sangat berguna untuk
obat anestesi local yang membutuhkan keseimbangan yang bagus antara kelarutan
lipid dan kelarutan air. Pada hampir semua contoh, ikatan ester (-CO-) atau amide
Sifat dasar ikatan ini adalah dasar untuk mengklasifikasikan obat yang
menghasilkan blockade konduksi impuls saraf seperti obat anestesi local ester
7
atau obat anestesi amide (Gambar 1). Perbedaan penting antara obat anestesi lokal
Gambar 1. Obat anestesi local terdiri dari bagian lipofilik dan hidrofilik yang
Gambar 2. Obat anestesi local ester dan amide. Mepivacaine, bupivacaine dan
asimetris. 2,3
8
Potensi berkorelasi dengan kelarutan lemak, karena itu merupakan
meningkatnya jumlah total atom karbon pada molekul. Onset dari kerja obat
obat yang terionisasi dan yang tidak terionisasi sama. Obat dengan kelarutan
lemak yang lebih rendah biasanya memiliki onset yang lebih cepat. 2,3
konsentrasi basa tak terionisasi lebih tinggi yang dapat melewati membran sel
saraf, dan umumnya memiliki onset yang lebih cepat. Onset dari kerja anestesi
local dalam serat saraf yang terisolasi secara langsung berkorelasi dengan
pKa. Onset klinis dari kerja anestesi lokal dengan pKa yang sama tidak
dapat mempengaruhi onset kerja in vivo. Lebih lagi, tidak semua anestesi
9
Hal yang penting dari bentuk ionisasi dan tak-terionisasi adalah implikasi
garam hidroklorida yang larut-air (pH 6-7). Karena epinefrin tidak stabil
dalam suasana alkali, maka larutan anestesi local yang tersedia, yang
konsekuensi langsung, sediaan ini memiliki konsentrasi basa bebas yang lebih
rendah dan onset yang lebih lambat dibanding dengan epinefrin yang
ditambahkan oleh klinisi saat akan digunakan. Hal yang sama, rasio
10
G. FARMAKOKINETIK ANESTESI LOKAL
untuk mengubah fungsi beberapa sel. anestesi lokal dapat memblokir konduksi
a) Absorbsi
reaksi farmakologi pada pembuluh darah. Semua jenis anestesi lokal memiliki
tingkatan reaksi yang berbeda, yang sering terjadi yaitu vasodilatasi pembuluh
signiiikan dari vasodilatasi meningkat ketika anestesi lokal sudah diserap oleh
pembuluh darah, sehingga menurunkan durasi dan kualitas dari rasa sakit,
potensi overdosis (reaksi toksik). Tingkatan reaksi anestesi lokal yang diserap
oleh pembuluh darah dan mencapai level maksimum bervariasi sesuai dengan
cara pemberiannya.
b) Distribusi
jaringan dalam tubuh. Organ yang sangat perfusi yaitu otak, hepar, ginjal,
11
berperfungsi dengan tinggi, tetapi mengandung anestesi lokal dengan
persentasi yang tinggi dibandingkan organ atau jaringan lain karena memiliki
massa janngan yang paling banyak di dalam tubuh. Konsentrasi plasma dari
Kadar anestesi lokal dalam darah dipengaruhi faktor faktor berikut ini:
Tingkatan penurunan kadar anestesi lokal pada darah disebut elimination half-
sebanyak 98,5%). Semua jenis anestesi lokal sangat mudah melewati barier-
Strukturnya:2,3
12
1. Ester-anestesi
(PABA), yang dikaitkan dengan reaksi alergi. Pasien yang secara genetik
2. Amida-anestesi
agent yang spesifik (prilocine > lidocaine > mepivacaine > ropivaeame >
ester. Penurunan fungsi hepar (misal pada sirosis hepatis) atau gan guan
bersihan ginjal.
13
anestesi golongan ester biasanya jarang dijumpai pada urin karena golongan
Pada pasien dengan penyakit ginjal terminal, baik senyawa induk maupun
relative bagi pasien dengan penyakit ginjal yang signifikan, misalnya pasien
1) Anastasi topikal
Anastesi permukaan pada selaput lendir, dan selaput lain untuk tindakan
2) Infiltrasi
Suntikan superfisial ke dalam atau sekitar lesi untuk memblok ujung saraf
14
3) Anestesi Regional Intravena
ekstremitas atas.
Anastasia regional bukan hanya sebuah jawaban untuk masalah anestesia bagi
bedahnya. Berikut ini merupakan beberapa hal yang turut menjadi pertimbangan:
4) Refleks jalan napas dijaga dan, pada seorang pasien dengan lambung yang
15
5) Blokade saraf sentral dapat memperbaiki akses dan memfasrlnasr
biaya anesresia. Ini mungkin penting pada daerah daerah yang kurang
berkembang.
signifikan.
J. PENYAKIT KARDIOVASKULAR
penyakit dan pencegahan (CDC) dan survey pemeriksaan kesehatan dan nutrisi ke
dengan kanker sebanyak 22%, diabetes sebanyak 2% dan HIV sebanyak 1%.
16
penyakit ini melampaui 60 juta kasus di Amerika. Penyakit ini menyebabkan
angka kematian yang tinggi sehingga menimbulkan dampak yang signifikan pada
bervariasi, dan sekitar satu dari tiga orang dewasa menderita lebih dari satu
Merokok
Obesitas
Stres
Alkoholik
17
K. PENGGUNAAN ANESTESI LOKAL PADA PASIEN DENGAN
PENYAKIT KARDIOVASKULAR
pingsan apabila pasien dalam keadaan yang tidak stabil. Penyakit kardiovaskular
absolut atau relatif. Kontraindikasi penggunaan anestesi lokal dengan atau tanpa
mungkin. 3,10
18
Pada pasien dengan penyakit kardiovaskular terdapat dua jenis
epinefrin, sehingga konsentrasi yang digunakan harus lima kali lebih besar,
anestesi lokal yang diberikan tidak melebihi 4ml dengan konsentrasi epinefrin
1:100.000 untuk pasien dewasa total dosis yang dianjurkan untuk diberikan yaitu
pembuluh darah arteri, tekanan darah maupun denyut jantung pada pasien sehat
maupun pasien dengan penyakit kardiovaskular ringan sampai sedang. Jadi, dapat
dapat diberikan anestesi lokal dengan dosis yang tepat, dengan terlebih dahulu
sirkulasi. 3,10
19
DAFTAR PUSTAKA
Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK UNDIP/ RSUP dr. Kariadi, Semarang.
3. Hasanah HA. Pertimbangan Pemilihan Anestesi Lokal Pada Pasien dengan Penyakit
Elsevier 2013.
6. Lunn J N, Catatan Kuliah ANASTESI. Edisi 4. Penerbit buku kedokteran EGC. 2005.
EGC. 2012.
2013
9. Amalia M. Anastesi Lokal Pada Kedokteran Gigi Anak. Fakultas Kedokteran Gigi
20