Anda di halaman 1dari 4

Tugas Paper Individu / Paper Kelompok / Makalah Individu / Makalah Kelompok

Mata Kuliah : Dasar Dasar Promosi Kesehatan


Dosen : Yunitia Insani SKM, M.Kes

CONTOH PENERAPAN HASIL


KONFERENSI INTERNASIONAL 1 PROMOSI KESEHATAN
DI OTTAWA-CANADA TAHUN 1986

MUH. NUR IKHSAN


201501005

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI RUMAH SAKIT


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES) PELAMONIA
MAKASSAR
2015
KonfErensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa-Canada tahun 1986 telah
menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter), dan salah satunya adalah rumusan
strategi promosi kesehatan yang telah dikelompokkan menjadi lima bagian diantaranya :

1. Kebijakan berwawasan kesehatan (healthy public policy)


Contoh:
a. Adanya kebijakan tentang kawasan bebas rokok, yangbertujuan untuk mengurangi
dampak asap rokok kepadamasyarakat.
b. Camat mengeluarkan ijin mendirikan bangunan maka harus ada ketentuan bahwa
yang membuat bangunan harus membangun bangunan dengan didukung sarana
kesehatan seperti jamban keluarga, atau wc umum di wilayah tersebut
c. Kebijakan jokowi untuk merelokasi warga DKI yang tinggal di pinggir sungai
untuk tingga ldu rumah susun, karena kehidupan kesehatan yang tinggal di
pinggir sungai sangat minim, daripenggunaan air, mck, sehingga dari situ
dikhawatirkan muncul beberapa penyakit
d. Misalnya, orang yang mendirikan pabrik/ industri, sebelumnya harus dilakukan
analisisdampak lingkungan agar tidak tercemar dan tidak berdampak kepada
masyarakat
e. Dalam perencanaan pembangunan menara listrik tegangan tinggi di wilayahnya,
parapengambil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa
memperhitungkanpenempatan lokasinya, keuntungan dan kerugiannya bagi
masyarakatnya. Juga dari segikesehatan harus diperhatikan kemungkinan dampak
radiasi yang akan ditimbulkan bagimasyarakat disekitar lokasi penempatan
menara listrik tegangan tinggi tersebut
f. Adanya kebijakan pemerintah setempat untuk mengadakan pembersihan got-got
yang rawan terkena banjir agar untuk kedepannya banjir tidak lagi ada di wilayah
tersebut serta penyakit juga dapat dicegah

2. Lingkungan yang medukung (supportive environment)


Contoh:
a. Pemerintah setempat menyetujui adanya program kesehatan yang layak untuk
dilakukan dalam satu wilayah
b. Masyarakat yang mendukung dan mau bekerja sama untuk kesehatan masyarakat
c. Adanya kesadaran masyarakat dalam wilayah tersebut bahwa kesehatanlah yang
paling penting
d. Adanya kesadaran pemerintah setempat dan masyarakat bahwa lebih baik
mencegah penyakit daripada mengobatinya
e. Adanya sarana dan prasarana untuk mengadakan program kesehatan misalnya
sumber-sumber air bersih
f. Perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada
kelompok terpapar pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga
loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (reorient health service)
Contoh:
a. Melakukan sosialisasi tentang kesehatan misalnya bayi di bawah umur 5tahun
harus minum ASI
b. Usaha-usaha LSM untuk mengenalkan kepada masyakat yang termasuk lembaga-
lembaga keehatan
c. Hadirnya lembaga kesehatan seperti , posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada,
poskestren, dll
d. Adanya staf rumah sakit yang datang terjun langsung ke lapangan untuk meninjau
kesehatan masyarakat
e. Menerapkan pelayanan yang baik untuk masyarakat

4. Keterampilan Individu (personnal skill)


Contoh:
a. Masyarakat tau cara cara memelihara kesehatannya
b. Masyarakat dapat mengenal penyakit-penyakit dan penyebabnya
c. Masyarakat mampu mencegah penyakit secara tradisional atau modern
d. Masyarakat mampu meningkatkan kesehatannya
e. Masyarakat mampu mencari pengobatan yang layak bilamana sakit

5. Gerakan masyarakat (Community Action)


Contoh:
a. Adanya gerakan 3D dalam memberantas DBD
b. Gerakan jumat bersih
c. Adanya lomba senam yang diadakan wilayah tertentu
d. Adanya gerakan jalan sehat yang di support oleh pemerintah
e. Mengadakan pos pelayanan terpadu untuk mendukung kesehatan ibu hamil, bayi
serta balita dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Ardini, R.F. dan Hendriani, W. 2012. Proses Berhenti Merokok secara Mandiri pada Mantan
Pecandu Rokok dalam Usia Dewasa Awal. Jurnal Psikologi Pendidikan dan
Perkembangan Universitas Airlangga Vol. 1 No. 02, Juni 2012.
Aritonang, M.E.R. 1997. Fenomena Wanita Merokok. Skripsi. Tidak diterbitkan. Yogyakarta:
Fakultas Psikologi UGM.
Departemen Kesehatan RI. 2012. Merokok Membahayakan Kesehatan dan Merugikan
Perekonomian Masyarakat. http://www.depkes.go.id/article/view/2078/merokok-
membahayakan-kesehatan-dan-merugikan-perekonomian-masyarakat.html. Diakses pada
tanggal 15 Oktober 2014.
Djauzi, S. 2009. Raih Kembali Kesehatan. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.
Scheiding, R.A. 2009. The Relationship between Smoking Cessation and Self-Efficacy.
https://etd.ohiolink.edu/!etd.send_file?accession=marietta1260369637&disposition=inline
Diakses pada tanggal 16 Oktober 2014.
Wismanto, Y. B., Sarwo, Y. B. 2010. Konsistensi Niat dan Perilaku Berhenti Merokok pada
Karyawan Sekretariat Daerah Kabupaten / Kotamadya di Jawa Tengah. Anima:
Indonesian Psychological Journal. Vol. 25, No. 2, January 2010, 25 (2). pp. 1-14.

Anda mungkin juga menyukai