Anda di halaman 1dari 20

BAB III

PENGATURAN SISTEM

3.1 Deskripsi Sistem Secara Umum

Power plant pada salah satu Gedung JAATS (Jakarta Automated Air Traffic

Services) memiliki dua unit genset diesel dengan kode DG.1 dan DG.2.Genset dengan

kode DG.1 digunakan untuk aplikasi standby dan back-up suplai ke beban jika terjadi

pemadaman listrik oleh PLN dan diesel genset dengan kode DG.2 digunakan untuk

sumber daya tambahan jika diesel dengan kode DG.1 tidak dapat melayani daya beban.

Berikut spesifikasi nameplatenya:

Tabel 3.1 : Spesifikasi Genset

NO Specification DG.1 dan DG.2

1 Fuel Diesel 4 cycle

2 Frequency 50 Hz

3 RPM 1500 rpm

4 KVA 2000 kVA

5 Alternator 4 pole WYE (Y) connection

Self exciting (brushless)

6 Ambient temp 40 oC

31
3.2 Interface dan Controller pada Sistem Sinkronisasi 2 Genset

Pada perancangan sistem sinkron dua generator digunakan beberapa jenis alat

ukur untuk menunjukkan secara langsung besaran yang ingin diketahui. Alat ukur

tersebut yaitu ampermeter AC, voltmeter AC, ampermeter DC, voltmeter DC dan

frekuensi meter.

Amperemeter adalah alat untuk mengukur kuat arus listrik dalam rangkaian

tertutup. Amperemeter biasanya dipasang secara seri (berderet) dengan elemen listrik.

Voltmeter merupakan alat untuk mengukur beda potensial dalam suatu rangkaian

listrik. Untuk mengukur beda potensial antara dua titik pada suatu komponen, kedua

terminal voltmeter harus dihubungkan dengan dengan kedua titik yang tegangannya

akan diukur sehingga terhubung secara paralel dengan komponen tersebut. Prinsip kerja

dari frekuensi meter ini berdasarkan pada getaran mekanik sejumlah kepingan plat baja

yang tipis membentuk lidah-lidah bergetar. Masingmasing memiliki perbedaan

frekuensi getar dan relatif tidak berjauhan satu sama lain. Jika kepingan mendapatkan

arus medan magnet dari arus bolakbalik, maka salah satu lidah akan menimimbulkan

getaran dan beresonansi, memberikan defleksi yang besar sesuai frekuensi yang

ditimbulkan oleh arus bolakbalik tersebut.

Dalam suatu mesin yang diinginkan bekerja secara automatis maka selain

sensor dan aktuator dibutuhkan komponen utama yaitu sebuah kontroler. Kontroler

merupakan otak dari dari suatu sistem kontrol. Programmable logic controller (PLC)

merupakan suatu bentuk khusus pengontrol berbasis mikroprosesor yang

memanfaatkan memori yang dapat diprogram untuk menyimpan instruksi-instruksi dan

untuk mengimplementasikan fungsi-fungsi semisal logika, pewaktuan (timing),

pencacahan (counting) dan aritmatika guna mengontrol mesin-mesin dan proses.

32
Gambar 3.1 : DSE (Deepsea 7510) PLC, Auto Start &Automains (Utility)

Failure Control Module

Dalam perkembangannya PLC saat ini diproduksi dalam berbagai bentuk dan

fungsi yang lebih modern dan mudah. Salah satu modul PLC yang diproduksi oleh

Deep Sea Electronics seperti yang terlihat pada gambar diatas adalah Deepsea 7510.

3.3 Prinsip Kerja Sistem Sinkronisasi 2 Genset Deepsea 7510

Kondisi yang harus diperhatikan dalam sinkronisasi dari catu daya genset

DG.1 ke catu daya genset DG.2 oleh Deepsea 7510 adalah dipastikannya beban

tersambung memiliki empat kriteria yakni tegangan, frekuensi, phasa dan urutan phasa

yang sama. Untuk memenuhi kondisi ini, dibuat sistem kontroler sinkronisasi yakni

dengan Deepsea 7510 .

3.3.1 Pengaruh Perbedaan Tegangan, Frekuensi dan Sudut Fasa

Bila pada saat CB menutup, kesamaan dari mensinkronkan sirkit

generator dengan sistem tidak terpenuhi, maka akan terjadi gangguan listrik.

Tingkat gangguan ini tergantung kepada perbedaan dari kondisi yang telah

ditentukan.

33
3.3.1.1 Tegangan

Antara tegangan generator (yang akan dipararel) dengan

tegangan sistem jaringan harus sama besarnya (nilainya). Untuk

menyamakan, maka tegangan generator harus diatur, yaitu dengan

mengatur arus eksitasinya.

Apabila tegangan generator lebih tinggi dari tegangan sistem,

maka mesin (generator) akan mengalami sentakan beban M Var

lagging (induktif); artinya generator mengirim daya reaktif ke sistem.

Sebaliknya bila tegangan generator lebih rendah dari pada tegangan

sistem, mesin akan mengalami sentakan beban M Var Leading

(kapasitif), artinya generator menyerap daya reaktif dari sistem.

3.3.1.2 Frekuensi

Frekuensi generator dan frekuensi sistem harus sama (match).

Untuk menyamakan, maka putaran generator harus diatur, yaitu

dengan cara mengatur katup governor (aliran uap masuk turbin). Jika

frekuensi generator lebih tinggi dari pada frekuensi sistem, sistem

akan mengalami sentakan beban MW dari mesin, artinya mesin

membangkitkan MW. Sebaliknya jika generator frekuensinya lebih

rendah dari pada sistem, mesin akan mengalami sentakan MW dari

sistem , artinya mesin menjadi motor (motorig).

34
3.3.1.3 Beda Fasa

Sudut fasa antara generator dan sistem harus sama. Untuk

menyamakannya fasa generator harus diatur, yaitu dengan cara

mengatur kecepatan generator dengan katup governor. Apabila terjadi

perbedaan fasa antara generator dengan sistem akan mengakibatkan

sentakan perpindahan daya antara mesin dan sistem. Hal ini

mengakibatkan kondisi gangguan dan terjadinya sirkulasi arus antara

mesin dan sistem yang besarnya ditentukan oleh perbedaan antara

keduanya. Di dalam penyediaan listrik, perusahaan listrik mempunyai

kewajiban untuk menyediakan kualitas listrik yang stabil kepada

pelanggan. Kualitas tersebut meliputi frekuensi dan tegangan yang

selau konstan.

Frekuensi di Indonesia menggunakan standard 50 Hz. Variasi

frekuensi sebaiknya tidak melebihi 1 % dari 50 Hz, yaitu : 49,5 -

50,5Hz atau 2970 - 3030 Rpm. Bila ferkuensi menyimpang dari 50 Hz

, maka jam listrik dan putaran motor akan berubah sehingga untuk

peralatan yang presisi atau teliti perubahan ini dapat mengakibatkan

terganggunya operasi alat. Batas waktu penyimpangan yang

diperbolehkan dan tidak menimbulkan pengaruh adalah selama 10

detik.

Jika jumlah pembangkitan MW melebihi kebutuhan pelanggan

(konsumen), maka kelebihan energi ini menaikan putaran rotor semua

turbin generator yang terhubung ke sistem sehingga frekuensi naik.

35
Sebaliknya bila kebutuhan beban pelanggan lebih besar dari MW

yang dibangkitkan , maka semua turbin generator putarannya

berkurang sehingga frekuensi nya turun. Tegangan nominal untuk

sistem tegangan rendah kepada pelanggan adalah 220 Volt. Variasi

tegangan yang disarankan tidak melebihi 6% dari tegangan

nominalnya. Jadi untuk tegangan nominal 220 Volt rentangnya adalah

206,8~ 233,2 V. Tidak seperti frekuensi, tingkat (level) tegangan pada

seluruh sistem tidak sama. Tegangan sistem dapat dipengaruhi oleh

keadaan setempat atau lingkungan.

Pada panel tersebut, genset dapat diatur manual maupun otomatis. Jika

dikehendaki menggunakan pengaturan manual maka untuk mengatur frekuensi

digunakan speed adjuster ke governer dan untuk mengatur tegangan digunakan volt

adjuster ke AVR. Untuk operasi otomatis digunakan modul deepsea, modul ini dapat

mengontrol Start Engine, Stop Engine, Emergency Stop,Engine Running,

StopEngine,Arrangement Low Oil presure, Arrangement Water Temperature.

Gambar 3.2: Wiring pada Deepsea 7510

36
Untuk memudahkan melakukan pengaturan kontrol Deepsea 7510, maka

Deepsea memiliki software yang bernama 75xx. berikut tampilan awal software ini:

Gambar 3.3: Tampilan depan Software DSE 75xx

Software ini memiliki fungsi membaca program, menulis program, save data,

load data, backup mdule, restore module, print, set configuration frequency volt and

current, dan mengatur timer. Untuk mengatur timer pada software ini, klik edit

config > timer.

Gambar 3.4: Setting Start Timer pada Genset

37
Sensor fail delay adalah timer ketika PLN mati, kontroler akan menunggu 2

detik untuk memastikan sumber PLN mati. Cracking time adalah timer loading

genset, setelah lewat 2 detik deepsea akan mengirimkan sinyal untuk starting genset

selama 7 detik. Jika starting genset gagal maka timer yang mengatur adalah crack

fail delay, genset akan diam selama 5 detik, lalu genset strat kembali.

Gambar 3.5: Setting Load and Stop Timer pada Genset

Return delay adalah timer ketika sumber PLN sudah menyala, genset masih

beroperasi selama 30 detik. Jika genset tidak mati setelah 30 detik maka akan diberi

jeda dengan mengatur timer fail to stop delay, pada pengaturan ini diberi jeda selama

30 detik. Jika selama 30 detik masih tidak mati, maka alarm akan berbunyi.

Untuk pengaturan frekuensi, arus dan tegangan dapat dioperasikan manual

dan otomatis. Untuk pengaturan otomatis, klik generator >generator volt alarm

38
(untuk setting tegangan) / generator frequency (untuk setting tegangan) / current

(untuk setting arus).

Gambar 3.6: Setting Tegangan pada Genset

Pada pengaturan tegangan, nominal tegangan yang diijinkan masuk antara

phasa dan netral adalah 230 V. Jika diantara 207 V maka alarm akan berbunyi dan

dibawah 196 V genset secara otomatis akan berhenti. Sebaliknya jika tegangan diatas

253 V maka alarm berbunyi dan diatas 265 V secara otomatis genset akan berhenti.

39
Gambar 3.7: Setting Frekuensi pada Genset

Pada pengaturan frekuensi, nominal frekuensi yang diijinkan masuk adalah

50,0 Hertz. Jika diantara 45 Hertz maka alarm akan berbunyi dan dibawah 43Hertz

genset secara otomatis akan berhenti. Sebaliknya jika tegangan diatas 55 Hertz maka

alarm berbunyi dan diatas 58 Hertz secara otomatis genset akan berhenti.

3.4 Perancangan Sistem Sinkronisasi 2 Genset Deepsea 7510

Terdapat dua panel sinkronisasi genset pada PT. Sinar Inti Electrindo Raya.

Masing masing panel digunakan untuk mengontrol genset.

40
Gambar 3.8: Panel Control Genset (PCG)

Keterangan :

Tabel 3.2:Componen List Panel Control Genset

No DESIGNATION DESCRIPTION

1 G1RL0, G2RL0 Pilot Lamp LED (R)

2 G1YL0, G2YL0 Pilot Lamp LED (S)

3 G1GL0, G2GL0 Pilot Lamp LED (T)

4 G1P1, G2P1 Ampere meter (R)

41
5 G1P2, G2P2 Ampere meter (S)

6 G1P3, G2P3 Ampere meter (T)

7 G1P4, G2P4 Volt meter

8 G1VSS1, G2VSS1 Voltage selector switch

9 G1P5, G2P5 Amperemeter DC

10 G1P6, G2P6 Voltmeter DC

11 G1P7, G2P7 Module Deepsea 7510

12 G1SA, G2SA Potensiometer (Speed Adjuster

13 G1VA, G2VA Potensiometer (Voltage Adjuster)

14 HR1, HR2 Hour meter

15 ES1, ES2 Emergency Stop

16 G1YL1~G1YL2, G2YL1~G2YL2 Pilot Lamp LED (Protection)

17 G1SH, G2SH Push Button (Stop Horn)

18 G1MSR, G2MSR Push Button (Reset Master Genset)

19 G1SS1, G2SS1 Selector Switch

20 BZ1,BZ2 Buzzer

21 G1GL1, G2GL1 Pillot Lamp LED (On)

22 G1RL1, G2RL1 Pillot Lamp LED (Off)

23 G1GL2, G2GL2 Pillot Lamp (Genset On)

24 G1SA1, G2SA1 Push Button (On)

25 G1SA1, G2SA1 Push Button (Off)

26 G1MG1,G2MG1 Push Button (Master Genset)

42
Sistem kontroler sinkronisasi dapat dilihat pada gambar Three line diagram berikut:

Gambar 3.9: Three Line Panel Control Genset (PCG)

3.5 Proses Perakitan Panel ControlGenset (PCG)

Dalam merancang dan merakit Panel Sinkronisasi Genset, hal pertama yang

harus diperhatikan kapasitas mesin (genset) yang akan digunakan pada sistem, sehingga

selanjutnya pemilihan komponenkomponen pada Panel Sinkronisasi Genset dapat

dilakukan dengan pertimbangan teknis dan ekonomis.

Langkah selanjutnya (kedua) adalah melakukan perancangan gambar Panel

Sinkronisasi Genset yangdisesuaikan dengan spesifikasi kerja yang diinginkan seperti

yang dijelaskan pada subbab prinsip kerja sebelumnya. Berikut adalah langkah-langkah

perakitanATS-AMF 10 kVA,380 V, 50 Hz:

43
1. Perancangan dan perakitan Box Panel Sinkronisasi Genset 10kVA, 380V, 50

HzBox yang digunakan berdimensi disesuaikanolehisikomponen yang

dibutuhkan.Terdiri dari box utama untuk komponen-komponen dalam dan pintu

sebagai cover serta tempat peralatan interaksi dan pemantauan.

2. Pemasangan duck (jalur kabel)Pemasangan duck dilakukan dengan

memperhatikan tata letak dari komponen yang akan dipasang baik di dalam box

utama maupun pada pintu box. Pembuatan duck ini juga memperhatikan

rangkaian sehingga memudahkan tahap perakitan selanjutnya yaitu tahap

wirring.

3. Wirring (Pengkabelan)Tahap wirring dilaksanakan dengan memperhatikan

gambar rancangan.Wirring yang pertama dilakukan adalah untuk kabel daya

sesuai gambar 3.9.

3.6 Operasional (PCG) Sistem Pengoperasian Module Deepsea 7510

DSE 7510 adalah Otomatis Engine Control Module, yang dirancang canggih

memberikan beban berbagi fungsi untuk solar dan gas yang termasuk mesin

elektronik dannon-elektronik.

44
Tampilan modul Deepsea pada gambar dibawah ini:

Gambar 3.10: Module Deepsea 7510 dan fungsi tombol

3.6.1 Sinkron Manual Genset dengan Genset dari 7510

1. Pastikan posisi modul 7510 pada Auto lihat panel LVMDP

2. Tekan tombol pada modul 7510 untuk posisi manual

3. Tekan tombol pada modul 7510 untuk menSTART genset

45
4. Pastikan tegangan telah normal dengan melihat led

5. Untuk mengclose breaker tekan tombol

6. Untuk mensinkron tekan pada masing-masing genset.

Pada mode operasi manual, mulai dari starter genset, sinkronisasi dan

ON/OFF Breaker dilakukan di panel dengan bantuan module DEEP SEA

7510 (Auto Synchronizer dan Load-Sharer).

Mode operasi ini,yaitu :

Apabila tiba-tiba PLN padam, kedua genset dinyalakan secara manual

dari module DEEP SEA 7510. Untuk itu modul harus di pilih dalam posisi

Manual.

Genset yang telah siap dapat di-ON-kan Breaker-nya dari modul

DEEP SEA 7510. Untuk genset yang berikutnya di sinkron dengan cara

menekan tombol ON breaker module. Dengan bantuan module ini Genset

akan synchron & breaker akan ON secara auto. Demikian juga beban secara

otomatis akan dibagi secara seimbang bila beban bertambah maupun

berkurang (Auto Load Sharing).

Setelah PLN kembali, dan terjadi perpindahan di panel LVMDP

INCOMING PLN dan OUTGOING GENSET, genset harus dimatikan secara

manual.

46
3.6.2 Sinkron Otomatis

1. Pastikan posisi modul 7510 pada Auto

2. Posisikan selector pada posisi Auto

Pada mode operasi otomatis, semua operasi mulai dari starter genset,

pengaturan tegangan dan frekuensi sampai sinkronisasi dilakukan sendiri oleh

panel dengan bantuan module DEEP SEA 7510 yang terpasang (Auto

Synchonizer dan Load-Sharer). Operator hanya perlu mengawasi apabila ada

hal-hal yang memerlukan penanganan.

Mode operasi otomatis ini adalah :

Apabila tiba-tiba PLN padam, ketiga genset akan otomatis dinyalakan


oleh module. Untuk itu modul harus di pilih dalam posisi Auto.

Genset langsung secara otomatis di sinkron dengan bantuan module

tsb. Beban secara otomatis akan dibagi secara seimbang bila beban tiba-tiba

bertambah maupun berkurang (Auto Load Sharing). Jika beban

bertambah/berkurang sesuai settingnya salah satu/dua genset akan start/stop

(Auto Deload)

Setelah PLN kembali, dan terjadi perpindahan di panel LVMDP

INCOMING PLN dan OUTGOING GENSET, genset akan dimatikan oleh

module beberapa menit kemudian.

47
Jika PLN Failure (Mati) maka Genset secara otomatis menSTART

genset dan sinkron secara otomatis, load sharing otomatis, jika terjadi beban

rendah maka genset akan berkurang.

Jika PLN kembali (On) maka Genset secara otomatis OFF dan beban

dipikul PLN kembali.

3.6.3 Melihat Metering

1. Tekan tombol

2. Untuk memilih/melihat metering lain tekan naik/ turun tombol

maka display akan berubah.

3.6.4 Mereset Alarm

1. Tekan tombol untuk menghilangkan bunyi, tetapi alarm tetap

muncul display

2. Untuk mereset sempurna dengan cara menekan tombol sampai

terdisplay no alam present.

48
3.6.5 Merubah Parameter

1. Untuk mengubah kode tekan tanda dan secara

bersamaan 1 detik saja sampai muncul di display modul

configuration

2. Untuk memilih parameter yang akan diubah tekan tombol atau

3. Jika sudah didapatkan parameter yang mau dirubah tekan tombol auto

sampai parameter berkedip itu tandanya parameter siap

dirubah

4. Untuk merubah parameternya tekan tombol untuk menaikkan

nilai seting parameter dan tombol untuk mengurangi nilai

seting,tetapi khusus untuk tanggal,bulan,tahun dan jam,untuk

mengubah dari jam ke detik dan selanjutnya tekan tombol dan

tombol

5. Setelah seting selesai tekan tombol untuk kembali kenormal

parameter, untuk mengembalikan ke normal operation

49
6. Untuk mereset sempurna kita harus menekan tombol .

Gambar 3.11: Cara Merubah Parameter pada Modul 7510

50

Anda mungkin juga menyukai