Anda di halaman 1dari 3

A.

Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek ini adalah :
1. untuk mengetahui ukuran kepekatan asap yang dihasilkan oleh mesin diesel

B. Alat dan bahan


Peralatan dan bahan yang digunakan dalam praktek ini adalah :
1. engine diesel 4 slinder panther.
2. engine yanmar tf 35.
3. smoke opacitester.
4. majun.

C. Keselamatan kerja
Hal hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan praktek ini adalah :
1. gunakan masker pada saat melaksanakan paktek.
2. hindari panas dari knalpot, kalau perlu gunakan sarung tangan tahan panas.
3. hindari mata dari iritasi yang disebabkan oleh asap.

D. Landasan tiori
Kepekatan asap adalah kemampuan asap untuk meredam cahaya , apabila cahaya tidak
bidak bisa menembus asap maka kepekatan asap tersebut dinyatakan 100% , apabila
cahaya biasa melewati asap tanpa ada pengurangan intensitas cahaya.maka kepekatan
asap tersebut dinyatakan sebagai 0 %.
Pengujian terhadap kepekatan kadar asap kendaraan bermotor diesel dilaksanakan pada
kondisi kendara-an diam di tempat dengan putran mesin diakselerasi tanpa beban (free
running acceleration). Koefisien penyerapan dapat diperhitungkan seperti pada diagram
di bawah yang menunjukkan hubungan antara satuan opasitas dalam % dan koefisien
penyerapan k value.
Kepekatan asap disebut juga opasitas, yang dinyatakan dalam satuan berbeda-beda.
Merek dan negara pembuat alat uji mempunyai standar dan satuan yang berbeda pula,
diantaranya seperti berikut ini:
1. %, standar internasional: si 11614;
2. %, standar: cuna (italia), hsu (inggris), jis (jepang);
3. K-value (m-1); standar: ece (eropa);
4. Bacharach; standar: din (jerman);
5. Bosch sz; standar: bosch (jerman).
E. langkah kerja
Langkah kerja dari praktek pengujian kepekatan asap pada mesin dieasel ini adalah
1. persiapkan alat dan bahan kerja.
2. lakukan langkah pree starts chek.
3. hidupkan mesin sampai temperatur kerja.
4. hidupkan smoke opacimeter.

Gambar smoke opacitester


5. tunggu proses kalibrasi sampai selesai., hingga kipas pendingin hidup.
6. atur putaran mesin menjadi idle.
7. pasangkan slang detektor smoke opacimeter ke knalpot mesin.
8. lihat dan catat hasil pengukuran.
9. atur putaran mesin pada putaran menengah.
10. lihat dan catat hasil pengukuran.
11. atur putaran mesin pada putaran tinggi.
12. lakukan akselerasi selembut mungkin dari putaran idle ke putaran menengah.
13. lihat dan catat hasil pengukuran.
14. lakukan akselerasi dari putaran menengah ke putaran tinggi.
15. catat hasil pengukuran.
16. lakukan pengukuran pada ketiga mesin sesuai langkah diatas.

F. Hasil pengukuran
putaran Engine I Engine II Engine III
% K (m-1) % K (m-1) % K (m-1)
idle 19,9 0.43 64,6 2,41 12,8 0,27
11,7 0,28
menengah 12,3 0,26 8,5 0,25 8,5 0,20
8,3 0,20 9,6 0,25 8,1 0,19
tinggi 13,2 0,30 10,0 0,65 7,7 0,18
9,2 0,26 9,8 0,27 6,5 0,15
Akselerasi (4) 62,5 1,32 75,1 3,23 77,9 3,51
58,3 2,20 94,9 6,92 99,7 13,50
Akaselerasi (5) 62,5 0,30 23,7 0,47 100,0 21,42
68,7 2,31 100,0 2,42 100,0 21,42

Ket : engine 1 = Panther


Engine II dan III = Yanmar Tf 35
Akselerasi (4) = dari putran idle ke menengah
Akselerasi (5) = dari putaran menengah ke putaran tinggi.
G. Analisis
Melihat dari hasil pengukuran kepekatan asap mesin diesel dengan menggunakan
smoke opacimeter dapat kita analisa sebagai berikut :
1. terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara percobaan pertama dengan
percobaan ke 2.
2. hasil tertinggi pada putaran akselerasi dari menengah ke tinggi, ini disebabkan oleh
tidak sempurnanya pembakaran baha bakar pada putaran ini.
3. pada saat engine I (yanmar) menunjukkan bahwa hasil kepekatan asap mesin tertinggi
pada putaran tinggi.

Anda mungkin juga menyukai