Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ETIKA PROFESI (ANALIS KESEHATAN)

BAB I
PENDAULUAN
A. Latar Belakang
Profesi : Bidang pekerjaan yg dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,
kejuruan, dsb) tertentu (Alwi, dkk, 2002) Contoh : dokter, dokter gigi, apoteker,
SKM, SKp, wartawan, hakim, pengacara, akuntan, bidan, perawat. Ciri-ciri
pekerjaan/profesi : (Mnt. Hanafiah & Amir, 1998) Mengikuti pendidikan sesuai
standar nasional Pekerjaannya berlandaskan etika profesi Mengutamakan panggilan
kemanusiaan drpd keuntungan Pekerjaannya legal, mll perijinan Anggota-
anggotanya belajar sepanjang hayat Anggota-anggotanya bergabung dlm suatu
organisasi profesi. Profesi Kesehatan Profesi kesehatan adalah pekerjaan yang
memenuhi kriteria : Diberikan kewenangan untuk melaksanakan pelayanan kepada
klien maupun tenaga kesehatan lain Mempunyai pendidikan formal untuk
memperoleh pengetahuan, sikap dan keterampilan Melaksanakan pelayanan melalui
kode etik dan standar pelayanan yang diakui masyarakat Profesional (KBBI)
Bersangkutan dengan profesi Pekerjaan yang memerlukan kepandaian khusus untuk
menjalankannya Mengharuskan adanya pembayaran untuk melakukannya (lawan
dari amatir)
. Profesionalisme : (Alwi, dkk, 2002) Mutu, kualitas, dan tindak tanduk yg
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang profesional 7 Syarat Pekerjaan
Profesional Pekerjaan tersebut adalah untuk melayani orang banyak (umum) Bagi
yang ingin terlibat dalam profesi dimaksud, harus melalui pelatihan yang cukup
lama dan berkelanjutan Adanya kode etik dan standar yang ditaati berlakunya di
dalam organisasi tersebut Menjadi anggota dalam organisasi profesi dan selalu
mengikuti pertemuan ilmiah yang diselenggarakan oleh organisasi profesi tersebut 7
Syarat Pekerjaan Profesional (2) Mempunyai media/publikasi yang bertujuan untuk
meningkatkan keahlian dan ketrampilan anggotanya Kewajiban menempuh ujian
untuk menguji pengetahuan bagi yang ingin menjadi anggota Adanya suatu badan
tersendiri yang diberi wewenang oleh pemerintah untuk mengeluarkan sertifikat
Fungsi Standar Ukuran mutu Pedoman kerja Batas tanggung jawab Alat pemberi
perintah Alat pengawasan Kemudahan bagi umum Pekerjaan yang Memerlukan
Standar Menyangkut kepentingan orang banyak Mutu hasilnya ditentukan Banyak
orang (pekerja) terlibat Sifat dan mutu pekerjaan sama Ada organisasi yang
mengatur Profesionalisme
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya
kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang
tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan -- serta ikrar (fateri/profiteri) untuk
menerima panggilan tersebut -- untuk dengan semangat pengabdian selalu siap
memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah
gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999). 2 Intinya Proses pendidikan maupun
pelatihan yang khusus Semangat pengabdian Bedakan dengan Kerja Biasa! Kerja
biasa (occupation) yang semata bertujuan untuk mencari nafkah dan/ atau kekayaan
materiil-duniawi 3 Watak Profesionalisme Tiga watak kerja yang merupakan
persyaratan dari setiap kegiatan pemberian "jasa profesi" (dan bukan okupasi) ialah
bahwa kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi
tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu
mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil; bahwa kerja seorang
profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang
dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan
berat; bahwa kerja seorang profesional -- diukur dengan kualitas teknis dan kualitas
moral -- harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik
yang dikembangkan dan disepakati bersama didalam sebuah organisasi profesi.
Arahnya?
Untuk tetap mempertahankan idealisme yang menyatakan bahwa keahlian
profesi yang dikuasai bukanlah komoditas yang hendak diperjual-belikan sekedar
untuk memperoleh nafkah, melainkan suatu kebajikan yang hendak diabdikan demi
kesejahteraan umat manusia. Honor/Upah? Kalau didalam peng-amal-an profesi
yang diberikan ternyata ada semacam imbalan (honorarium) yang diterimakan,
maka hal itu semata hanya sekedar "tanda kehormatan" (honour) demi tegaknya
kehormatan profesi, yang jelas akan berbeda nilainya dengan pemberian upah yang
hanya pantas diterimakan bagi para pekerja upahan saja. Siapakah Kaum
Profesional itu? Awalnya: Para dokter dan guru -- khususnya mereka yang banyak
bergelut dalam ruang lingkup kegiatan yang lazim dikerjakan oleh kaum padri
maupun juru dakhwah agama -- dengan jelas serta tanpa ragu memproklamirkan
diri masuk kedalam golongan kaum profesional Bagaimana dengan ANALIS
KESEHATAN, apakah termasuk profesional? PERBEDAAN PROFESI
Mengandalkan suatu keterampilan atau keahlian khusus. Dilaksanakan sebagai
suatu pekerjaan atau kegiatan utama (purna waktu). Dilaksanakan sebagai sumber
utama nafkah hidup. Dilaksanakan dengan keterlibatan pribadi yang mendalam.
PROFESIONAL Orang yang tahu akan keahlian dan keterampilannya. Meluangkan
seluruh waktunya untuk pekerjaan atau kegiatannya itu. Hidup dari situ. Bangga
akan pekerjaannya. Ciri-ciri jabatan profesional : Bagi pelakunya secara nyata (de
facto) dituntut berkecakapan kerja (keahlian) ssi dg tugas-tugas khusus serta
tuntutan dari jenis jabatannya (cenderung ke spesialisasi). Kecakapan atau keahlian
seorang pekerja profesional bukan sekedar hasil pembiasaan atau latihan rutin yg
terkondisi, tetapi perlu didasari o/ wawasan keilmuan yg mantap
Ciri-ciri jabatan profesional Pekerjaan profesional dituntut berwawasan
sosial yangg luas, sehingga pilihan jabatan serta kerjanya di dasari oleh kerangka
nilai tertentu, bersikap (+) thd jabatannya & perannya. Jabatan profesional perlu
mendapat pengesahan dari masy. & atau negaranya. Seorang pekerja profesional
dibedakan dengan seorang tehnisi, keduanya (pekerja profesional & tehnisi) dapat
saja trampil dlm unjuk kerja yg sama (mis. Menguasai tehnik kerja yg sama dpt
memecahkan masalah-masalah teknis dlm bidang kerjanya), tetapi seorang pekerja
profesional dituntut menguasai visi yg mendasari ketrampilannya yg menyangkut
wawasan filosofi, pertimbangan rasional & memiliki sikap yg (+) dlm melaks. Serta
memperkembangkan mutu karyanya. (Joni, 1980)
Jabatan dpt ditinjau dari 2 aspek : Jabatan struktural adalah : jabatan yang
secara tegas ada & diatur berjenjang dalam suatu organisasi Jabatan fungsional.
adalah : jabatan yang ditinjau serta dihargai dari aspek fungsinya yang vital dalam
kehidupan bermasyarakat & negara. ANALIS KESEHATAN = MEDICAL
TECNOLOGIST = Laboratory Technologist = Ahli Teknologi Laboratorium
KESEHATAN Analis Kesehatan (PP 32 ttg tenaga kesehatan, Institusi pendidikan :
SMAK/SMK, D III, D IV, Permenkes ttg Pelayanan Labkes) Analis Medis (Kepdirjen
Yanmed No. HK.00.06.3.3.10381 ttg Pedoman pengelolaan Lab Klinik RS, Program
D III Analis Medis UNAIR) Ahli Teknologi Labkes (Permenkes No :
370/Menkes/SK/III/2007 ttg standar profesi, SI Teknologi Labkes) Pranata Labkes
(Permen PAN No. PER/08/M.PAN/3/2006 : Jabatan fungsional Pranata Labkes).
Jabatan Analis Kesehatan adalah jabatan profesional & Analis Kesehatan tersebut
wajar mendapat tunjangan fungsional Persyaratan ANALIS KESEHATAN sEbAgAI
jabatan profesional : Memberikan pelayanan yang bersifat khusus (spesialis) Melalui
jenjang pendidikan Diakui oleh masyarakat Punya kewenangan yang disahkan atau
diberikan oleh pemerintah Punya peran & fungsi yg jelas Punya kompetensi yang
jelas & terukur Memiliki organisasi profesi Memiliki kode etik Memiliki etika analis
kesehatan Memiliki standar profesi. Memiliki standar pendidikan yang mendasari &
mengembangkan profesi yang sesuai dengan kebutuhan pelayanan Memiliki standar
pendidikan berkelanjutan sbg wahana pengembangan kompetensi Perilaku
profesional ANALIS KESEHATAN:
Dalam melaksanakan tugasnya analis kesehatan berpegang teguh pada
filosofi etika profesi & aspek legal Bertanggungjawab dalam keputusan klinis yang
dibuatnya Senantiasa mengikuti perkembangan pengetahuan, teknologi &
ketrampilan mutakhir secara berkala Menggunakan konsultasi & rujukan yang tepat
selama memberikan pelayanan Lanjutan. Perilaku profesional ANALIS
KESEHATAN Menghargai & memanfaatkan budaya setempat sehubungan dengan
kegiatan promosi kesehatan Menggunakan model kemitraan dalam bekerjasama
dengan masyarakat dalam menerapkan pola hidup sehat dan memberikan dorongan
untuk senantiasa mengetahui status kesehatan melalui pemeriksaan laboratorium
Lanjutan .. Perilaku profesional ANALIS KESEHATAN Menggunakan ketrampilan
berkomunikasi Bekerjasama dengan petugas kesehatan lain untuk meningkatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat ANALIS KESEHATAN sEbAgAI profesi
memiliki ciri-ciri : Mengembangkan pelayanan yang unik/khas kepada masyarakat
Anggota-anggotanya dipersiapkan melalui suatu prog. Pendidikan yang ditujukan
untuk profesi ybs. Memiliki serangkaian pengetahuan Ilmiah Anggota-anggotanya
manjalankan tugas profesinya sesuai dengan kode etik yang berlaku Anggota-
anggotanya bebas mengambil keputusan dalam menjalankan profesinya. Anggota-
anggotanya wajar menerima imbalan jasa atas pelayan yang diberikan.
Memiliki suatu organisasi Profesi yg senantiasa meningkatkan kualitas
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Bahwa jenis pekerjaan profesional
memiliki ciri ttt yaitu : memerlukan persiapan atau pendidikan khusus bagi
pelakunya (membutuhkan pendidikan pra jabatan yg relevan), kecakapan seorang
pekerja profesional dituntut memenuhi persyaratan yg telah dibakukan o/ pihak yg
berwenang ( mis. Organisasi profesi & pemerintah) & jabatan yg mendapat
pengakuan dari masy. & atau negara. Prinsip-Prinsip Etika PROFESI Prinsip
tanggung jawab terhadap pelaksanaan pekerjaan dan hasilnya terhadap dampak
pekerjaan terhadap orang lain Prinsip keadilan, tidak merugikan; membedakan
orang lain. Prinsip Otonomi. Kebebasan sepenuhnya dalam menjalankan profesinya,
tetapi dibatasi tanggungjawab dan komitmen profesional dan tidak mengganggu
kepentingan umum. Prinsip integritas moral yang tinggi. Komitmen pribadi menjaga
keluhuran profesi. Prinsip-Prinsip Etika Profesi 3. Prinsip Otonomi. Kebebasan
sepenuhnya dalam menjalankan profesinya, tetapi dibatasi tanggungjawab dan
komitmen profesional dan tidak mengganggu kepentingan umum. 4. Prinsip
integritas moral yang tinggi. Komitmen pribadi menjaga keluhuran profesi.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah tentang kode etik seorang tenaga
Analis Laboratorium bermaksud untuk memberikan wawasan dan pemahaman
kepada kita semua pentingnya Berlaboratorium sesuai dengan kode Etik yang ada
demi kelanjaran dan kebenaran dalam melakukan pekerjaan di Laboratorium
terutama seoran anali kesehatan.
BAB II
PENDAHULUAN
1. Defenisi
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu
ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.sedangkan itu etika merupakan
cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh dan
untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi
dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan
profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan
maupun penyalah-gunaan keahlian
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan
yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan
ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia,
kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang
dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi
tersebut.Adapun Ciri-Ciri Profesi sebagai berikut :
o Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
o Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
o Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
o Adanya proses lisensi atau sertifikat;
o Adanya organisasi;
o Otonomi dalam pekerjaannya.

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan


yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang
rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan
ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya
penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia,
kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang
dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi
tersebut.
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara
tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik
bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah,
perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik
agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode
etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.Orientasi kode etik
hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan
masyarakat
2. Tujuan Kode Etik Profesi
a) Untuk menjunjung tinggi martabat profesi.
b) Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota.
c) Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi.
d) Untuk meningkatkan mutu profesi.
e) Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi.
f) Meningkatkan layanan di atas keuntungan pribadi.
g) Mempunyai organisasi profesional yang kuat dan terjalin erat.
h) Menentukan baku standarnya sendiri.
3. Fungsi Kode Etik Profesi
Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas
yang digariskan. Sebagai sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang
bersangkutan.Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi tentang
hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Etika profesi sangatlah dibutuhkan dlam
berbagai bidang. Kode etik yang ada dalam masyarakat Indonesia cukup banyak dan
bervariasi. Umumnya pemilik kode etik adalah organisasi kemasyarakatan yang
bersifat nasional, misalnya Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI), kode etik Ikatan
Penasehat HUKUM Indonesia, Kode Etik Jurnalistik Indonesia, Kode Etik Advokasi
Indonesia dan lain-lain. Ada sekitar tiga puluh organisasi kemasyarakatan yang
telah memiliki kode etik. Suatu gejala agak baru adalah bahwa sekarang ini
perusahaan-perusahan swasta cenderung membuat kode etik sendiri. Rasanya
dengan itu mereka ingin memamerkan mutu etisnya dan sekaligus meningkatkan
kredibilitasnya dan karena itu pada prinsipnya patut dinilai positif.

4. Tugas Pokok Analis Kesehatan


Analis Kesehatan bertugas melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan
meliputi bidang hematologi, kimia klinik, mikrobiologi, imunoserologi, patologi
anatomi (histology, histopatologi, imunopatologi, histokimia), toksikologi, kimia
lingkungan, biologi dan fisika. Di dalam pelayanan laboratorium, Analis Kesehatan
melakukan pengujian/analisis terhadap bahan yang berasal dari manusia atau bahan
bukan berasal dari manusia yang tujuannya adalah menentukan jenis penyakit,
penyebab penyakit, kondisi kesehatan dan faktor yang berpengaruh pada kesehatan
perorangan atau masyarakat
Peran Analis Kesehatan
1) Pelaksanaan teknis dalam pelayanan laboratorium kesehatan
2) Penyelia teknis operasional laboratorium kesehatan
3) Peneliti dalam bidang laboratorium kesehatan
4) Penyuluh dalam bidang laboratorium kesehatan (Promotion Health Laboratory)
5) Analis Kesehatan Sebagai Profesi
o Memberikan pelayanan kepada masyarakat bersifat khusus atau spesialis.
o Melalui jenjang pendidikan tinggi.
o Keberadaannya diakui dan diperlukan oleh masyarakat.
o Mempunyai kewenangan yang sah, peran dan fungsi jelas.
o Mempunyai kompetensi jelas dan terukur.
o Memiliki organisasi profesi, kode etik, standar pelayanan, standar praktek, standar
pendidikan.
6) Standar Profesi Analis Kesehatan
Profesionalisme : tuntutan profesi sebagai jawaban memenangkan kompetisi
GLOBAL
7) Standar mutu : berlaku bagi semua Analis Kesehatan di Indonesia
8) Melindungi pasien/klien & masyarakat dari pelayanan yg tidak professional
9) Melindungi Analis Kesehatan dari tuntutan klien
10) Penapisan Ahli Laboratorium asing
Kewajiban Analis Kesehatan
1) Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses specimen
2) Melaksanakan uji analitik terhadap reagen maupun terhadap spesimen, yang
berkisar dari yang sederhana sampai dengan yang kompleks.
3) Mengoperasikan dan memelihara peralatan laboratorium dari yang sederhana
sampai dengan yang canggih.
4) Mengevaluasi data laboratorium untuk memastikan akurasi dan prosedur
pengendalian mutu dan mengembangkan pemecahan masalah yang berkaitan
dengan data hasil uji.
5) Mengevaluasi teknik, instrumen dan prosedur baru untuk menentukan manfaat
kepraktisannya.
6) Membantu klinisi dalam pemanfaatan yang benar dari data laboratorium untuk
memastikan seleksi yang efektif dan efisien terhadap uji laboratorium dalam
menginterpretasi hasil uji.
7) Merencanakan, mengatur, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan
laboratorium.
8) Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang Teknik
kelaboratoriuman.
9) Merancang dan melaksanakan penelitian dalam bidang laboratorium kesehatan.

Kemampuan yang Harus Dimiliki Analis Kesehatan


1) Ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan fungsinya di laboratorium kesehatan.
2) Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk
penyiapan pasien (bila diperlukan), labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi,
pemrosesan, penyimpanan dan pengiriman spesimen.
3) Keterampilan dalam melaksanakan prosedur laboratorium.
4) Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat dengan
benar.
5) Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi dan
penanganan masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
6) Keterampilan dalam pembuatan uji kualitas media dan reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
7) Pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian mutu dan prosedur
laboratorium.
8) Kewaspadaan terhadap faktor yang mempengaruhi hasil uji.
9) Keterampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi
mutu spesimen, sebelum melaporkan hasil uji.
10) Keterampilan dalam menginterpretasi hasil uji.
11) Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.
5. Standar Kompetensi Analis Kesehatan
1) Ilmu pengetahuan yang melatarbelakangi dan berkaitan dengan fungsinya di
laboratorium kesehatan
2) Kemampuan untuk merancang proses teknik operasional
o Dapat merancang alur kerja pengujian/pemeriksaan mulai tahap pra analitik,
analitik, sampai dengan paska analitik.
o Membuat SOP, Manual Mutu, indikator kinerja dan proses analisis yang akan
digunakan.
3) Kemampuan melaksanakan proses teknik operasional.
o Melakukan pengambilan spesimen :pengetahuan persiapan pasien
o Penilaian terhadap spesimen (memenuhi syarat atau tidak).
o Pelabelan, pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan, pengiriman
o Dapat melakukan pemilihan alat, alat bantu, metode, reagent untuk pemeriksaan
atau analisa tertentu.
o Dapat mengerjakan prosedur laboratorium
o Dapat memahami cara kerja dan menggunakan peralatan dalam proses teknis
operasional
o Mengetahui cara-cara kalibrasi dan cara menguji kelaikan alat
o Dapat memelihara alat dan menjaga kinerja alat tetap baik
4) Kemampuan untuk memberikan penilaian (judgement) hasil proses teknik
operasioanl.
o Mampu menilai layak dan tidak hasil pemeriksaan, pemantapan mutu yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan proses selanjutnya
o Mampu menilai proses pemeriksaan atau rangkaian pemeriksaan. Diterima tidaknya
suatu hasil atau rangkaian hasil pemeriksaan
5) Kemampuan komunikasi dengan pelanggan atau pemakai jasa, seperti pasien,
klinisi, mitra kerja, dll.
6) Mampu mendeteksi secara dini :
o munculnya penyimpangan dalam proses operasional
o terjadinya kerusakan media, reagent alat yang digunakan atau lingkungan
pemeriksaan
o mampu menilai validitas (kesahihan) suatu hasil pemeriksaan atau rangkaian hasil
pemeriksaan
7) Kemampuan untuk melakukan koreksi atau penyesaian terhadap masalah teknis
operasional yang muncul.
8) Kemampuan menjaga keselamatan kerja dan lingkungan kerja
9) Kemampuan administrasi

6. Etika Profesi Analis Kesehatan


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Kewajiban Terhadap Profesi
a) Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga
integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
b) Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
c) Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional,
standar keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
d) Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban Terhadap Pekerjaan
a) Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
b) Amanah serta penuh integritas
c) Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
d) Penuh semangat dan pengabdian
e) Kreatif dan tekun
f) Menjaga harga diri dan jujur
g) Melayani dengan penuh kerendahan hati
Kewajiban Terhadap Rekan
a) Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
b) Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
c) Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman
sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin
pelayanan tetap berkualitas tinggi.
Kewajiban Terhadap Pasien
a) Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan
kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
b) Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta
hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
c) Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli
untuk mendapatkan hasil yang akurat
Kewajiban Terhadap Masyarakat
a) Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya
kepada masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
b) Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti
peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang
berkembang pada masyarakat.
c) Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar
norma yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat.
Langkah Menuju Profesional
a) Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak
kaku)
b) Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
c) Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)
Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan
a) Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
b) Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan
c) Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang
baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
d) Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya
yang dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
e) Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi
yang baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
7. Pasal-Pasal Yang terkait Tentang Kode Etik
1) Undang Undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
3) Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang
Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005
tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004
5) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
6) Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
7) Peraturan Pemerintah Nomor 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah
dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi
8) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/Menkes/SK/X/2003 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota;
9) Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan
dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan;
10) Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor
07/KEP/M.PAN/2/2000 Tahun 2000 Tentang Jabatan Fungsional Laboratorium
Kesehatan dan Angka Kreditnya;
11) Kode Etik Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan tercantum dalam Ketetapan
MUNAS V PATELKI Nomor 06/MUNAS-V/05-2006 tentang Penetapan Kode Etik
PATELKI tanggal 22 Mei 2006.
12) Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor :
370/Menkes/Sk/III/2007 Tentang Standar Profesi Ahli Teknologi Laboratorium
Kesehatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ada 3 dimensi utama yang harus diperhatikan seorang tenaga laboratorium dalam
mencangkup suatu etika profesi yaitu :
1) Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
2) Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
3) Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)
Dimana Kode etik merupakan sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis
yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar
dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar
atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari
B. Saran
Dengan adanya penerapan kode etik dalam suatu pekerjaan terutama bagi seorang
analis kesehatan sangad membantu dan sangad berperan penting dalam pemberian
pelayanan laboratorium yang baik dan benar.
DAFTAR PUSTAKA
http://puskesmassungkai.wordpress.com/2009/09/08/standar-profesi-tenaga-ahli-
teknologi-laboratorium-kesehatan/
http://depsi.fst.unair.ac.id/wp-content/uploads/2011/04/Etika-Profesi.pdf
http://organisasiku.blogspot.com/2011/04/etika-profesi-analis-kesehatan.html
http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/eika-profesi-analis-kesehatan.html
http://etikaprofesi-fujiaturriza.blogspot.com/2011/12/tujuan-dan-fungsi-kode-
etik.html
http://ekarielanalis.blogspot.com/2015/05/makalah-etika-profesi-analis-kesehatan.html

Posted by Riswanto on Thursday, February 4, 2010


Labels: Profesi dan Kompetensi

Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang
berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki
oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah
dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.

Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan oleh
dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi
dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian

PROFESI

Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.

Ciri-ciri Profesi :

Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;

Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;

Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.

Adanya proses lisensi atau sertifikat;

Adanya organisasi;

Otonomi dalam pekerjaannya.

KODE ETIK

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan
masyarakat.

PROFESIONALISME

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja


tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN

Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :

Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)


Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)

Kewajiban Terhadap Profesi

Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga


integritas dan kejujuran serta dapat dipercaya.
Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan

Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur


Amanah serta penuh integritas
Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
Penuh semangatdan pengabdian
Kreatif dan tekun
Menjaga harga diri dan jujur
Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan

Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku


Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman
sejawat dan tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin
pelayanan tetap berkualitas tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien

Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan


kepada pasien / pemakai jasa secara profesional.
Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta
hanya memberikan kepada pihak yang berhak.
Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat

Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada


masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada
masyarakat.
Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma
yang berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi
kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional

Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak
kaku)
Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan

Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan
dengan segera dan memuaskan
Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang
baik terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang
dimiliki Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang
baik dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)

http://labkesehatan.blogspot.com/2010/02/eika-profesi-analis-kesehatan.html

ETIKA & PROFESI ANALIS KESEHATAN

ETIKA
Kata etik atau etika berasal dari kata ethos (Yunani) yang berarti karakter, watak
kesusilaan atau adat. Etika berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun
kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau
benar, buruk atau baik.
Etika merupakan cerminan dari sebuah mekanisme kontrol yang dibuat dan diterapkan
oleh dan untuk kepentingan suatu kelompok sosial atau profesi. Kehadiran organisasi profesi
dengan kode etik profesi diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di
sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan
keahlian
PROFESI
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang
memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari
manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian
tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang
lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya;
serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang
menyandang profesi tersebut.
Ciri-ciri Profesi :
Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.
Adanya proses lisensi atau sertifikat;
Adanya organisasi;
Otonomi dalam pekerjaannya.

KODE ETIK
Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang
harus dilakukan dan apa yang harus dihindari. Tujuan kode etik agar profesional memberikan
jasa sebaik-baiknya kepada pemakai jasa. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang
tidak profesional.
Orientasi kode etik hendaknya ditujukan kepada : profesi, pekerjaan, rekan, pemakai jasa, dan
masyarakat.

PROFESIONALISME
Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan
kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa
keterpanggilan serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut dengan semangat pengabdian
selalu siap memberikan pertolongan kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di
tengah gelapnya kehidupan (Wignjosoebroto, 1999).

ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN


Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)

Kewajiban Terhadap Profesi


Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan
kejujuran serta dapat dipercaya.
Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.
Kewajiban Terhadap Pekerjaan
Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
Amanah serta penuh integritas
Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
Penuh semangatdan pengabdian
Kreatif dan tekun
Menjaga harga diri dan jujur
Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan


Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan
tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas
tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien


Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada
pasien / pemakai jasa secara profesional.
Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya
memberikan kepada pihak yang berhak.
Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat


Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang
berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional


Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan


Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera dan memuaskan
Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki
Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik
dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
ETIKA PROFESI ANALIS KESEHATAN
Etika profesi Analis Kesehatan memiliki tiga dimensi utama, yaitu :
Keahlian (pengetahuan, nalar atau kemampuan dalam asosiasi dan terlatih)
Keterampilan dalam komunikasi (baik verbal & non verbal)
Profesionalisme (tahu apa yang harus dilakukan dan yang sebaiknya dilakukan)

Kewajiban Terhadap Profesi


Menjunjung tinggi serta memelihara martabat, kehormatan, profesi, menjaga integritas dan
kejujuran serta dapat dipercaya.
Meningkatkan keahlian dan pengetahuannya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi.
Melakukan pekerjaan profesinya sesuai dengan standar prosedur operasional, standar
keselamatan kerja yang berlaku dan kode etik profesi.
Menjaga profesionalisme dalam memenuhi panggilan tugas dan kewajiban profesi.

Kewajiban Terhadap Pekerjaan


Bekerja dengan ikhlas dan rasa syukur
Amanah serta penuh integritas
Bekerja dengan tuntas dan penuh tanggung jawab
Penuh semangatdan pengabdian
Kreatif dan tekun
Menjaga harga diri dan jujur
Melayani dengan penuh kerendahan hati

Kewajiban Terhadap Rekan


Memperlakukan setiap teman sejawat dalam batas-batas norma yang berlaku
Menjunjung tinggi kesetiakawanan dalam melaksanakan profesi.
Membina hubungan kerjasama yang baik dan saling menghormati dengan teman sejawat dan
tenaga profesional lainnya dengan tujuan utama untuk menjamin pelayanan tetap berkualitas
tinggi.

Kewajiban Terhadap Pasien


Bertanggung jawab dan menjaga kemampuannya dalam memberikan pelayanan kepada
pasien / pemakai jasa secara profesional.
Menjaga kerahasiaan informasi dan hasil pemeriksaan pasien / pemakai jasa, serta hanya
memberikan kepada pihak yang berhak.
Dapat berkonsultasi / merujuk kepada teman sejawat atau pihak yang lebih ahli untuk
mendapatkan hasil yang akurat

Kewajiban Terhadap Masyarakat


Memiliki tanggung jawab untuk menyumbangkan kemampuan profesionalnya kepada
masyarakat luas serta selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.
Dalam melaksanakan pelayanan sesuai dengan profesinya harus mengikuti peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku serta norma-norma yang berkembang pada masyarakat.
Dapat menemukan penyimpangan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar norma yang
berlaku pada saat itu serta melakukan upaya untuk dapat melindungi kepentingan masyarakat.

Langkah Menuju Profesional


Self comitment (teguh pada tujuan yang ingin dicapai dan berprinsip namun tidak kaku)
Self management (manajemen prioritas dan manajemen waktu)
Self awareness (pengelolaan kelemahan dan kelebihan diri)

Harapan Profesionalisme Analis Kesehatan


Tangibles (bukti langsung dan nyata) meliputi kemampuan hasil pengujian, dapat
menunjukkan konsep derajat kesehatan pada diri sendiri
Reliability (kehandalan), yaitu kemampuan memberikan pelayanan yang dijanjikan dengan
segera dan memuaskan
Responsiveness (daya tanggap), yaitu tanggap dalam memberikan pelayanan yang baik
terhadap pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)
Assurance (jaminan), mencakup kemampuan, kesopanan, sifat dapat dipercaya yang dimiliki
Analis Kesehatan dan bebas dari risiko bahaya atau keragu-raguan
Emphaty (empati) meliputi kemudahan dalam melakukan hubungan, komunikasi yang baik
dan memahami kebutuhan pemakai jasa (pasien, klinisi, dan profesi lain)

Kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang analis kesehatan :


1. Keterampilan dan pengetahuan dalam pengambilan spesimen, termasuk penyiapan pasien,
labeling, penanganan, pengawetan, atau fiksasi, permprosesan, penyimpanan dan pengiriman
spesimen.
2. Keterampilan dalam mengerjakan prosedur laboratorium.
3. Keterampilan dalam melaksanakan metode pengujian dan pemakaian alat yang benar.
4. Keterampilan dalam melakukan perawatan dan pemeliharaan alat, kalibrasi, dan penanganan
masalah yang berkaitan dengan uji yang dilakukan.
5. Keterampilan dalam pembuatan dan uji kualitas media serta reagen untuk pemeriksaan
laboratorium.
6. Kewaspadaan terhadap factor yang mempengaruhi hasil.
7. Ketrampilan dalam mengakses dan menguji keabsahan hasil uji melalui evaluasi mutu hasil,
sebelum melaporkan hasil uji.
8. Keterampilan dalam menginterprestasikan hasil uji.
9. Kemampuan merencanakan kegiatan laboratorium sesuai dengan jenjangnya.

MANFAAT DAN PENGARUH ANALIS KESEHATAN


Segala sesuatu pasti memiliki manfaat dan pengaruh baik positive maupun negative.
Dunia kedokteran memiliki banyak sekali aspek yang mendukung didalamnya. Banyak sekali
hal yang ikut andil besar dalam kemajuan dunia kedokteran. Faktor penunjang dunia
kedokteran meliputi profesi, laboratorium, media, sampel, bahkan hingga teknologi. Paper ini
akan jauh membahas lebih dalam megenai profesi yang menunjang karir seorang dokter.
Dimana dapat kita ketahui profesi yang tidak kalah penting membantu dalam dunia
kedokteran.
Banyak orang yang tentu sudah mengenal profesi seorang dokter, dokter adalah
seseorang yang karena keilmuannya berusaha menyembuhkan orang-orang yang sakit. Tidak
semua orang yang menyembuhkan penyakit bisa disebut dokter. Untuk menjadi dokter
biasanya diperlukan pendidikan dan pelatihan khusus dan mempunyai gelar dalam bidang
kedokteran. Banyak orang mengira jika sakit, mereka hanya perlu datang ke dokter untuk
berobat. Padahal banyak sekali profesi yang turut membantu dalam diagnosa seorang dokter.
Profesi bidan misalnya secara teknis bidan adalah seseorang yang membantu dalam proses
kelahiran seorang bayi dimana ia membantu profesi seorang dokter kandungan. Contoh kedua
adalah perawat jika anda pernah dirawat di rumah sakit tentu anda akan dirawat oleh seorang
perawat dimana perawat bertugas untuk merawat pasien dari seorang dokter. Ada satu lagi
profesi yang sangat membantu profesi seorang dokter, profesi tersebut adalah profesi analis
kesehatan. Banyak sekali orang tidak mengerti mengenai analis kesehatan. Definisi analis
kesehatan atau pranata laboratorium ialah petugas yang bekerja di laboratorium untuk
melakukan pemeriksaan lab sebagai penunjang diagnosa dokter demi membantu seseorang
mencapai keadaan jasmani, dan jiwa yang sejahtera.
Diagnosa seorang dokter sangat dipengaruhi oleh sampel yang diteliti oleh pranata
laboratorium atau analis kesehatan. Jika terjadi kesalahan dalam meneliti sampel maka yang
patut disalahkan adalah analis kesehatan yang tidak terampil dan bertanggungjawab atas
sampel tersebut. Diagnosa adalah identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam
medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dll. Sampel adalah bagian dari populasi yang ingin
diteliti; dipandang sebagai suatu pendugaan terhadap populasi, namun bukan populasi itu
sendiri. Dalam hal ini sudah sepatutnya seorang analis bekerja sama dengan dokter dalam
membantu mendiagnosa suatu penyakit. Dengan demikian sudah sangat jelas bahwa analis
kesehatan adalah contoh dari salah satu profesi yang sangat menunjang dalam dunia
kedokteran. Berdasarkan hal tersebut seperti yang kita ketahui jurusan analis kesehatan masih
sangat langka di Indonesia. Peluang kerja yang menjanjikan bagi lulusannya membuat
jurusan ini banyak dicari oleh lulusan sekolah menengah atas.
Mengapa harus analis kesehatan? Karena lulusan program studi (prodi) analis kesehatan
makin dibutuhkan. Profesi ini berperan menegakkan diagnosa klinis melalui pemeriksaan
laboratorium. Bahkan bisa menggeser peran seorang dokter. Untuk memastikan jenis
penyakit, sampel darah pasien akan diperiksa di labaratorium. Demikian imbauan yang lazim
diucapkan pejabat di tengah merebaknya wabah flu burung. Bicara soal laboratorium, ingatan
kita selalu tertuju pada sebuah profesi: analis kesehatan. Ya, profesi tersebut sekarang sedang
naik daun. Sebagai operator laboratarium, analis kesehatan menjadi ujung tombak untuk
mendiagnosa beragam penyakit. Padahal dulu dokter bagaikan ''dewa'', dan dianggap sebagai
satu-satunya tenaga medis yang berwenang menentukan derajat kesehatan pasien. Seiring
dengan perkembangan ilmu kesehatan, makin terbukalah rahasia tautan derajat kesehatan dan
komposisi kimia dalam tubuh manusia. Alhasil, uji klinis seperti sampel darah, urine dan
kandungan lain dalam tubuh sangat penting, untuk memastikan jenis serta stadium penyakit
yang diderita pasien. Oleh sebab itu, wajar jika muncul klaim bahwa peluang kerja analis
kesehatan di masa sekarang dan mendatang makin cerah. Mereka bisa bekerja di instansi
pemerintah (sebagai PNS), rumah sakit swasta, laboratorium swasta, maupun marketing
diagnostic. Keberadaan tenaga analis kesehatan yang profesional kian dibutuhkan
masyarakat. Mengapa analis kesehatan makin laris manis? Hal tersebut merujuk pada dua
faktor. Pertama, munculnya paradigma kesetaraan di antara tenaga medis. Dulu ada kesan
bahwa perawat, analis, serta tenaga medis lainnya hanya sekadar pembantu dokter. Saat ini
muncul paradigma baru bahwa setiap tenaga medis merupakan sejawat yang saling
membutuhkan. Alasan kedua, masyarakat makin menyadari pentingnya tenaga analis dan
laboratorium kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah menetapkan setiap puskesmas harus
memiliki sekurangnya satu tenaga analis kesehatan. Meski pangsa pasar besar, sampai sejauh
ini populasi prodi analis kesehatan relatif kecil. Fenonema ini juga terjadi dalam skala yang
lebih luas, yaitu nasional. Pasalnya, sampai kini baru terdapat 20 program studi analis
kesehatan di seluruh Indonesia. Populasi prodi lain pada bidang ilmu yang sama, seperti
analis farmasi dan analis kimia, juga relatif kecil. Bahkan prodi refraksi optisi baru dimiliki
lima perguruan tinggi di Indonesia. Pada saat yang sama, kesadaran masyarakat untuk
meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas hidup juga meningkat. Salah satunya ditandai
dengan menjamurnya klinik atau laboratorium kesehatan. Apakah ini akibat banyak
masyarakat yang mengidap penyakit degeneratif seperti diabetes, asam urat, liver, dan
jantung? Bisa jadi memang begitu, atau lantaran meningkatnya kesadaran masyarakat untuk
melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap kondisi kesehatannya. Sudah lumrah, jika
penderita diabetes melakukan pengecekan kadar gulanya secara teratur di laboratorium
kesehatan. Ternyata setengah dari sebagian responden mengaku datang atas inisiatif sendiri.
Artinya, bukan karena ada rekomendasi dokter. Mudahnya memperoleh informasi kesehatan
membuat masyarakat seakan mengabaikan peran dokter. Dengan berpatokan pada hasil uji
laboratorium, masyarakat kemudian melakukan terapi penyakit secara mandiri. Pada batas
tertentu, hal itu diperbolehkan. Misalnya, hasil uji kadar gula darah digunakan sebagai
patokan diet bagi penderita diabetes. Namun, peran dokter itu sangat diperlukan untuk
memberikan terapi secara menyeluruh. Berdasarkan kurikulum yang ditetapkan Departemen
Kesehatan, mahasiswa analis kesehatan juga memperoleh bekal di bidang analis medis,
industri, dan kimia. Konsepnya bukan konsentrasi, melainkan lingkup kurikulum.
Diposkan oleh Apri Rizqiyansyah di 20.08

http://vongolafamily7th.blogspot.com/2013/09/etika-profesi-analis-kesehatan.html

Anda mungkin juga menyukai