- Definisi
Infark paru adalah kematian jaringan paru karena tersumbatnya arteri pulmonalis atau
cabangnya oleh suatu embolus.
Sebenarnya infark dan emboli merupakan 2 hal yang tak dapat dipisahkan. Infark paru
merupakan penyakit dengan gambaran emboli paru yang disertai gejala utama berupa nyeri
pleuritik dan hemoptisis.
Kejadian trombo emboli vena meningkat pada usia lebih dari 60 tahun baik laki-laki maupun
perempuan. Hampir 25% pasien dengan emboli paru dan infark paru mengalami kematian
mendadak.
- Etiologi
1. Emboli
Emboli dalam tubuh terutama berasal dari thrombus vena, paling sering pada
vena profunda di tungkai atau di panggul. Jika fragmen thrombus vena ini terlepas
dan terbawa aliran darah, maka fragmen tersebut akan masuk ke vena cava dan
kemudian ke jantung kanan. Fragmen ini tidak tersangkut selama dalam perjalanan
karena pembuluh dan ruangan jantung berukuran besar. Darah akan meninggalkan
ventrikel kanan dan mengalir ke cabang utama arteria pulmonalis, kemudian ke
cabang arteria pulmonalis kanan dan kiri, untuk selanjutnya ke cabang-cabang
pembuluh darah yang lebih kecil. Karena keadaan anatomis ini, emboli yang berasal
dari thrombus vena biasanya berakhir sebagai emboli arteria pulmonalis.Jika
fragmen thrombus yang sangat besar menjadi embolus, maka sebagian besar suplai
arteria pulmonalis dapat tersumbat dengan mendadak.Hal ini dapat menimbulkan
kematian mendadak.Sebaliknya, emboli arteria pulmonalis yang lebih kecil dapat
tanpa gejala, atau dapat mengakibatkan perdarahan sekunder pada paru karena
kerusakan vascular atau dapat mengakibatkan nekrosis sebagian dari paru.Emboli
paru dengan berbagai ukuran dapat ditemukan pada sejumlah besar pasien yang
meninggal setelah beberapa lama berbaring di tempat tidur; kadang-kadang emboli
paru mempercepat kematian pasien, kadang-kadang hanya bersifat kebetulan.
Penyebaran emboli kecil paru yang berlangsung lama dapat menimbulkan
penyumbatan pada pembuluh darah paru sehingga timbul pembebanan yang
berlebihan dan kegagalan jantung kanan.
Infark paru biasanya merupakan kelanjutan dari emboli paru, di mana terjadi
nekrosis pada sebagian jaringan parenkim paru akibat tersumbatnya aliran darah
yang menuju jaringan paru tersebut oleh tromboemboli. Oleh karena jaringan
parenkim paru memperoleh aliran darah dari 2 jenis peredaran darah (cabang-cabang
arteri pulmonalis dan cabang arteri bronkialis), maka emboli paru jarang berlanjut
menjadi infark paru.
Jaringan parenkim paru diperdarahi oleh 2 peredaran darah, sehingga hanya sebagian
kecil pasien dengan emboli paru berlanjut menjadi infark paru. Infark paru banyak
terjadi pada keadaan infeksi dan gagal jantung kiri, tetapi banyak pula pasien infark
paru tanpa didahului dengan infeksi, penyakit jantung, ataupun penyakit paru .
Perlu diingat bahwa paru tidak hanya mendapatkan oksigen dari arteri pulmonalis,
tetapi juga arteri bronkialis dan secara langsung dari udara di alveolus. Jika sirkulasi
bronkus normal dan ventilasi dipertahankan secara adekuat, maka penurunan aliran
darah yang terjadi tidak menyebabkan nekrosis jaringan. Kejadian infark paru akibat
tromboembolus paru terjadi hanya pada sekitar 10% kasus. Infark paru dapat terjadi
jika terdapat gangguan fungsi jantung atau sirkulasi bronkus, atau jika bagian paru
yang beresiko kurang mendapat ventilasi akibat penyakit dasarnya.
Timbulnya infark pada emboli paru tergantung pada tiga hal yaitu ukuran massa
emboli, ukuran arteri yang tersumbat, dan keadaan dari sirkulasi umum dan sirkulasi
paru. Emboli kecil mengenai arteri yang lebih perifer dan pada sirkulasi kardiovaskular
adekuat, arteri bronkialis dapat mencukupi vitalitas dari parenkim paru, akan tetapi
ruangan alveoli sering penuh dengan darah yang menyebabkan perdarahan paru. Bila
sirkulasi kardiovaskular tidak adekuat, seperti pada penyakit bendungan jantung, maka
penyumbatan arteri paru menyebabkan infark. Lebih dari 95% embolus paru berasal
dari trombus di vena dalam tungkai bawah, biasanya berasal dari vena poplitea dan
vena besar di atasnya. Banyak material atau substansi yang dapat membentuk emboli
yang nantinya menuju ke sirkulasi paru. Termasuk didalamnya adalah lemak, tumor,
emboli septik, udara, cairan amnion, dan benda asing lainnya.
Kejadian infark paru terkadang dikaitkan pula dengan kanker paru. Akan tetapi,
kejadiannya jauh lebih jarang jika dibandingkan dengan infark akibat emboli paru.
Kanker paru dapat mengakibatkan infark paru jika terjadi metastase sel kanker ke arteri
dan vena pulmonal sehingga terjadi obstruksi. Sebuah kasus infark paru pernah
dilaporkan di Tokyo yang setelah dianalisis penyebabnya adalah adenosquamous cell
carcinoma paru-paru kanan. Kanker ini mengakibatkan infark paru multipel di lobus
superior dan medial dekstra.
Trombus vena dalam Penyebab non-embolus:
tungkai bawah vaskulitis, infeksi
angioinvasif, penyakit
sickle-cell, embolisme
Trombus ikut aliran darah tumor, pulmonary
ke jantung torsion,dll.
Penyumbatan di arteri
d 1. Ukuran massa emboli
pulmonalis dan/atau arteri
i
bronkialis p
e
n 2. Ukuran arteri yang
g
a tersumbat
Emboli Paru
r
u 3. Keadaan sirkulasi umum
h
dan sirkulasi paru
i
Aliran darah ke
parenkim paru
terganggu
1. Nyeri pleuritik.
Dirasakan di dinding dada daerah paru yang terkena atau menjalar sampai ke
daerah bahu ipsilateral. Nyeri pleuritik tadi menyebabkan pergerakan dada daerah
yang terkena menjadi berkurang sehingga pasien merasakan sesak. Penyebab nyeri
pleuritik yaitu karena persarafan pleura sama dengan paru-paru yaitu nervus vagus
kemudian perdarahan paru berasal dari bronkialis.
2. Hemoptosis
Hemoptosis disebabkan oleh dua hal yaitu yang pertama jika infark mengenai
perdarahan bronkialis, paru akan mengalami kerusakan diantaranya terjadi kerusakan
endotel kolaps alveolis dan proses perfusi tidak terjadi yang menyebabkan darah ke
alveoli dan terjadi hemoptosis selain itu jika terjadi infark karena emboli yang berasal
dari pulmonalis darah yang akan mengalami pertukaran akan menjadi menumpuk/
terbendung sampai ke alveoli yang menyebabkan refleks batuk yang menyeluarkan
darah.
3. Sesak napas mendadak
Terjadi karena infark yang menyumbat pembuluh darah secara tiba-tiba dan perfusi di
paru menjadi turun.
4. Takipneu
Diakibatkan karena adanya nyeri pleuritk yang menyebabkan pernapasan ditahan
supaya nyeri pleura bisa di tekan.
5. Atelektasis
Disebabkan karena infark yang menyebabkan iskemia yang selanjutnya menyebabkan
kerusakan endotel dan surfaktan yang kemudian menyebakan paru menjadi kolaps.
6. Pada pemeriksaan
Pemeriksaan fisik pasien infark paru ditemukan adanya suara gesekan pleura pada
paru yang mengalami nekrosis (pleural friction rub), pekak pada saat perkusi karena
terjadinya kolaps paru pada daerah infark, dan menurunnya suara paru.
7. Elevasi diafragma
Terjadi karena paru mengalami atelektasis pada daerah infarknya.
- Pemeriksaan penunjang
2. Pemeriksaan Laboratorium
Pada pemeriksaan sputum ditemukannya eritrosit karena gagal terjadinya pertukaran di alveoli
dan karena iskemia surfaktan hilang sehingga darah merembes ke alveoli yang kolaps , laju
endap darah yang meningkat pada penderita yang emboli karena stasis atau hiperkoagulan,
leukosit yang meningkat pada area infark disebabkan karena ketika terjadinya infark darah
yang terperangkap akan mengalami hemolisis oleh makrofag.
- Tata Laksana
- Komplikasi
- Prognosis
Prognosisnya baik jika emboli cepat ditangani atau jika terjadi gajela langsung dapat
ditangan oleh dokter dan pengontrolan terhadap emboli rutin dilakukan untuk
mencegah terjadinya infark paru namun infark paru jarang terdeteksi. Pasien dengan
infark paru biasanya akan terdeteksi ketika sudah meninggal.