Anda di halaman 1dari 10

Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,

Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

PENGARUH VARIASI MASSA UMBI GANYONG (Canna edulis) PADA


PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI PLASTIK BIODEGRADABLE RAMAH
LINGKUNGAN BERBAHAN DASAR UMBI GANYONG

Argo Khoirul Anas1) Atika Salma1) Firman Nugroho2)


Yulia Linguistika3) Winny Filinoristi1)
1)
Jurusan Pendidikan Kimia 2)Jurusan Pendidikan Fisika
3)
Jurusan Pendidikan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta

Abstrak

Salah satu usaha yang dapat dilakukan untuk mengurangi sampah plastik yang
mencemari lingkungan adalah dengan mengembangkan plastik biodegradable. Plastik
biodegradable merupakan plastik yang mudah terdegradasi dan terbuat dari sumber
yang dapat diperbarui, salah satunya adalah pati. Sumber pati di Indonesia sangat
banyak, di antaranya yang berasal dari umbi-umbian. Salah satu umbi yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable adalah ganyong.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas tiga tahap, yaitu 1)
tahap pembuatan nata 2) tahap pembuatan plastik biodegradable 3) tahap karakterisasi.
Dalam penelitian ini dilakukan variasi massa ganyong yang digunakan, di antaranya
500 gram, 1000 gram, dan 1500 gram.
Hasil analisis yang telah dilakukan menunjukkan bahwa plastik biodegradable
dengan massa ganyong 500 gram memiliki kuat putus (tensile strength) sebesar 1,58005
N dan perpanjangan (strain) sebesar 2,2246%, massa ganyong 1000 gram memiliki kuat
putus (tensile strength) sebesar 2,59295 N dan perpanjangan (strain) sebesar 2,45935%,
dan massa ganyong 1500 gram memiliki kuat putus (tensile strength) sebesar 1,27135 N
dan perpanjangan (strain) sebesar 1,9695%. Sehingga dapat diketahui bahwa plastik
biodegradable dengan massa ganyong 1000 gram memiliki sifat mekanik yang paling
optimum.

Kata Kunci: Ganyong, Plastik Biodegradable, Sifat Mekanik

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi polimer telah memberikan banyak manfaat dalam
kehidupan manusia. Salah satunya adalah plastik yang telah digunakan dalam
berbagai aktivitas kehidupan, dengan berbagai keunggulan yang dimiliki, plastik
merupakan salah satu produk primadona dalam industri kemasan. Namun, dibalik
semua itu ternyata plastik menjadi salah satu penyebab timbulnya masalah di bidang
lingkungan dan kesehatan.
Diperkirakan ada 500 juta sampai 1 milyar kantong plastik digunakan penduduk
dunia dalam satu tahun. Ini berarti ada sekitar 1 juta kantong plastik per menit. Untuk
membuatnya, diperlukan 12 juta barel minyak per tahun, dan 14 juta pohon ditebang.
Di Indonesia sendiri pada tahun 2003 kebutuhan plastik mencapai 1,35 juta ton per
tahun. Setelah menjadi sampah, pemerintah hanya mampu mengelola 20-30
persennya. Selebihnya ditimbun ke area pembuangan sampah. Hal ini dapat
memperburuk global warming karena kurangnya pohon sebagai paru-paru bumi yang
dapat menyerap emisi gas rumah kaca. Selain bahan dasarnya yang non-renewable
(dari hasil samping pengambilan bahan bakar minyak), plastik juga tidak hemat
energi dalam proses pembuatannya. Produsen yang menggunakan kemasan berbahan

K-1
Argo Khoirul Anas, dkk/ Pengaruh Variasi Massa ..

plastik yang tidak bisa didaur ulang bertanggung jawab untuk mengurangi dan
menarik kemasannya. Hal itu disampaikan Direktur Indonesian Center for
Environmental Law Rino Subagyo di Jakarta (Kompas edisi 31 Agustus 2010).
Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah ini adalah
dengan melakukan pengembangan plastik biodegradable yaitu plastik yang dapat
terdegradasi dan terbuat dari sumber yang dapat diperbarui salah satunya adalah pati.
Upaya pengembangan teknologi kemasan plastik biodegrdable dewasa ini
berkembang sangat pesat. Berbagai riset telah dilakukan di negara maju (Jerman,
Prancis, Jepang, Korea, Amerika Serikat, Inggris dan Swiss) ditujukan untuk
menggali berbagai potensi bahan baku biopolimer.
Sumber pati di Indonesia sebenarnya sangat banyak, di antaranya yang berasal
dari umbi-umbian. Menurut Agus Slamet (2000) salah satu jenis umbi-umbian yang
cukup banyak di Indonesia adalah umbi ganyong (Canna edulis). Tanaman Ganyong
cukup mudah dibudidayakan baik pada tanah yang subur maupun pada tanah yang
tandus dan pertumbuhannya tidak memerlukan persyaratan-persyaratan yang sukar.
Produksi ganyong cukup banyak di masyarakat khususnya di daerah pedesaan.
Masyarakat masih jarang memanfaatkan ganyong sebagai pangan. Ganyong
merupakan umbi-umbian yang memiliki kadar karbohidrat 86,6487,28 %.
Tingginya kadar karbohidrat dalam ganyong memiliki prospek yang sangat baik
untuk dikembangkan menjadi plastik biodegradable.

1. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Karakteristik dan kemudahan biodegradasi dari plastik biodegradable berbahan
umbi ganyong.
2. Pengaruh variasi massa umbi ganyong terhadap karakteristik dan kemudahan
biodegradasi plastik biodegradable berbahan dasar umbi ganyong.

2. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti
a. Dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang didapat untuk dikembangkan lebih
lanjut.
b. Mengetahui manfaat lain dari umbi ganyong sebagai bahan dasar dalam
pembuatan plastik biodegradable yang ramah lingkungan
2. Bagi Masyarakat
a. Memberikan pengetahuan baru mengenai produk kemasan ramah lingkungan
b. Memotivasi masyarakat untuk mengembangkan produk kemasan ramah
lingkungan

K-2
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

METODE PENELITIAN
1. Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen.

2. Subyek dan Obyek Penelitian


a. Subyek Penelitian.
Subyek penelitian adalah umbi Ganyong (Canna edulis)

b. Obyek Penelitian.
Obyek penelitian adalah karakteristik dan kemudahan biodegradasi
plastik biodegradable berbahan dasar umbi Ganyong.

3. Variabel Penelitian
a. Variabel bebas : massa umbi ganyong yang ditambahkan yaitu:
500gr, 1000gr, dan 1500gr
b. Variabel terikat: karakteristik dan kemudahan biodegradasi plastik
biodegradable berbahan dasar umbi Ganyong.

4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia FMIPA UNY
selama bulan Februari sampai Mei 2012.

5. Tahapan Pelaksanaan
a. Tahap Pembuatan Nata
Sebelum membuat bioplastik, bahan bahan organik diubah
terlebih dahulu menjadi nata. Dalam hal ini yang digunakan dalam
percobaan adalah umbi ganyong yang telah digiling. Umbi Ganyong
yang telah digiling tersebut selanjutnya di rebus sampai mendidih.
Pada saat perebusan, dilakukan penambahan air, gula pasir sebanyak
2,5 % dan urea 0,5 % dari banyaknya larutan. Setelah mendidih,
dilakukan penyaringan untuk mendapatkan sari dari bahan hasil
perebusan. Larutan yang sudah disaring didinginkan. Setelah dingin,
dilakukan penambahan starter Acetobacter xylinum (2 botol untuk 5
bak fermentasi ) dan asam asetat 0,75 % dari larutan guna menjaga
pH 3,0 4,0. Larutan hasil penyaringan difermentasikan melalui
perlakuan lama penyimpanan 5 hari. Setelah lama penyimpanan
yang ditentukan, nata siap di panen.
b. Tahap Pembuatan Bioplastik
Tahap pembuatan bioplastik meliputi 2 tahap yaitu :
1. Pengepresan nata menjadi lembaran film dengan menggunakan Hot Press.
2. Pengeringan nata selama dua hari fermentasi menjadi lembaran dengan cara
diangin-anginkan dan tidak terkena cahaya matahari langsung.

c. Tahap Karakterisisasi Bioplastik


1. Analisis sifat mekanik dengan alat Tensile Tester
Perhitungan yang dilakukan dalam analisis ini meliputi:
a. Strength at Break

=

K-3
Argo Khoirul Anas, dkk/ Pengaruh Variasi Massa ..

b. Elongation

= 100%

2. Uji Biodegradasi
Persen kehilangan massa ditentukan dengan rumus berikut:
W Wf
% kehilangan massa = i x 100%
Wi
Wi = massa sampel sesungguhya sebelum diinkubasi.
Wf = massa sampel sesudah dibiodegradasi.
Penentuan laju kehilangan massa dapat dihitung dengan menggunakan
persamaan:
Wi Wf
v=
t
dengan
v = laju kehilangan massa.
t = waktu yang dibutuhkan untuk biodegradasi

3. Analisis gugus fungsi dengan FTIR


4. Analisis kristalinitas dengan XRD
5. Analisis morfologi permukaan dengan SEM (Scaning Electrone
Microscope)

HASIL DAN PEMBAHASAN


Pembentukan Selulosa oleh Bakteri Acetobacter xylinum dalam Proses Pembuatan
Nata dari Umbi Ganyong
Dalam proses pembuatan nata dari umbi ganyong dengan waktu fermentasi selama
7 hari dihasilkan lapisan pelikel yang mengambang di permukaan atas substrat. Lapisan ini
tidak lain adalah selulosa. Selulosa yang melibatkan bakteri dalam proses produksinya
biasa disebut selulosa bakteri. Selulosa bakteri sendiri merupakan sejenis polisakarida
mikroba yang dihasilkan melalui fermentasi suatu bahan menggunakan Acetobacter
xylinum yang berupa benang-benang dan bersama-sama dengan polisakarida membetuk
jalinan yang terdiri dari serat selulosa. Menurut Tsuchida T. and Yoshinaga F. (1997)
selulosa bakteri memiliki beberapa keunggulan dibandingkan selulosa yang berasal dari
tumbuhan. Keunggulan tersebut di antaranya memiliki kemurnian yang tinggi, struktur
jaringan yang sangat baik, kemampuan degradasi tinggi, dan kekuatan mekanik yang unik.
Dalam proses pembentukan selulosa, pati yang berasal dari umbi ganyong
dihidrolisis menjadi glukosa. Selanjutnya melalui rangkaian aktivitas Acetobacter xylinum,
glukosa tersebut diubah menjadi selulosa. Menurut Holmes L. (2004) dalam Lisbeth T.
(2008), selama proses fermentasi melalui proses phosporilasi di dalam sel glukosa diubah
ke dalam bentuk glukosa-6-fosfat dengan bantuan enzim glukokinase dan kemudian terjadi
isomerisasi menjadi glukosa-1-fosfat oleh enzim fosfoglukomutase. Selanjutnya
pembentukan UDP-glukosa oleh enzim UDPG firoposporilase dan pembentukan selulosa
di luar sel oleh enzim selulosa sintase. Gambar 1 menunjukkan langkah-langkah

K-4
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

pembentukan selulosa tersebut dan gambar 2 menunjukkan reaksi pembentukan selulosa


oleh Acetobacter xylinum secara umum.

(C6H10O5)n n (C6H12O6)
Pati Glukosa Glukosa-6-fosfat

Glukosa-1-fosfat

UDP Glukosa

Selulosa
Gambar 1. Tahapan pembentukan selulosa oleh
bakteri Acetobacter xylinum

OH OH
HO
OH O OH
O OH
Acetobacter xylinum
HO
HO H O O O
O OH
OH O HO
OH HO OH
OH

Glukosa Selulosa
Gambar 2. Reaksi pembentukan selulosa oleh
bakteri Acetobacter xylinum

Analisis Sifat Mekanik Menggunakan Tesile Tester


Tabel 1. Hasil Analisis Sifat Mekanik
Hasil Analisis Sifat Mekanik
Jenis Sampel Plastik
No
Biodegradable Perpanjangan/
Kuat Putus (N)
Elongasi (%)
1 Massa 500 gram 1,5800 2,2246
2 Massa 1000 gram 2,5929 2,4593
3 Massa 1500 gram 1,2713 1,9695

Analisis sifat mekanik digunakan untuk mengetahui kuat tarik dan persen elongasi
dari plastik biodegradable. Hasil analisis menggunakan tensile tester menunjukkan bahwa
plastik biodegradable dengan massa ganyong 1000 gram memiliki kuat putus dan persen
elongasi yang paling baik. Hal ini karena interaksi ikatan hidrogen antara atom O dan H
pada plastik biodegradable dengan massa ganyong 1000 gram memiliki komposisi yang
optimum sehingga menghasilkan sifat mekanik yang paling optimum. Dari hasil pengujian
sifat mekanik menggunakan tensile tester didapatkan grafik sebagai berikut:

K-5
Argo Khoirul Anas, dkk/ Pengaruh Variasi Massa ..

Kuat Putus
3
2.5929

Kuat tarik (N)


2
1.58
1.2713
1

0
0 500 1000 1500 2000
Massa (gram)

Gambar 3. Grafik Kuat Putus

Persen Elongasi
3
2.4593
2.2246
Elongasi (%)

2 1.9695

0
0 500 1000 1500 2000
Massa (gram)

Gambar 4. Grafik Persen Elongasi

Analisis Biodegradasi
Analisis biodegradasi yang dilakukan meliputi persen kehilangan massa dan
laju kehilangan massa. Media yang digunakan adalah pupuk kandang. Pada uji
ini, berat film sebelum dan sesudah diinkubasi dalam mikroorganisme dengan
waktu tertentu ditimbang dan dilanjutkan dengan perhitungan. Adapun hasil
perhitungan dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Hasil Analisis Biodegradasi

Massa Laju
Jenis Sampel Massa %
setelah Kehilangan
No. Plastik sebelum Kehilangan
inkubasi Massa
Biodegradable inkubasi Massa
(10 hari) (gram/hari)
1 500 gram 4,33 gram 0,31 gram 92,84% 1,005
2 1000 gram 4,33 gram 0,29 gram 93,30% 1,010
3 1500 gram 4,33 gram 0,42 gram 90,30% 0,977

Seluruh sampel plastik biodegradable mengalami penurunan massa, hal ini


terjadi karena mikroorganisme yang terdapat dalam media mampu mengurai
plastik biodegradable. Plastik biodegradable dengan massa 1000 gram
memiliki persen kehilangan massa dan laju kehilangan massa yang paling
tinggi, hal ini karena komposisi ganyong yang terdapat dalam plastik
biodegradable dengan massa ganyong dapat terdistribusi secara optimum.

K-6
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

Adapun grafik persen kehilangan massa dan laju kehilangan massa adalah
sebagai berikut:

Persen Kehilangan Massa


94.00%

Persen Kehilangan Massa


93.30%
93.00% 92.84%
92.00%
91.00%
90.30%
90.00%
0 500 1000 1500 2000
Massa (gram)

Gambar 5. Grafik Persen Kehilangan Massa

Laju Kehilangan Massa


Laju Kehilangan Massa

1.02
1.01 1.01
(gram/hari)

1.005
1
0.99
0.98
0.977
0.97
0 500 1000 1500 2000
Massa (gram)

Gambar 6. Grafik Laju Kehilangan Massa

Analisis Menggunakan SEM

Massa Ganyong 500 gram Massa Ganyong 1000 gram

K-7
Argo Khoirul Anas, dkk/ Pengaruh Variasi Massa ..

Ganyong 1500 gram


Gambar 7. Foto Permukaan dengan SEM Perbesaran 1000x
Analisis menggunakan SEM digunakan untuk mengetahui morfologi
permukaan plastik biodegradable dari umbi ganyong. Melalui gambar 7 dapat
diketahui bahwa plastik biodegradable dengan massa ganyong 1000 gram
memiliki struktur permukaan yang lebih rapi, rata dan teratur dibanding kedua
sampel yang lainnya, sehingga sifat mekanik dari plastik biodegradable dengan
massa ganyong 1000 gram memiliki sifat mekanik yang paling optimum.

SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Plastik biodegradable dengan massa ganyong 500 gram memiliki kuat putus sebesar
1,5800 N, elongasi sebesar 2,2246%, persen kehilangan massa sebesar 92,84%, laju
kehilangan massa sebesar 1,005 gram/hari, serta struktur permukaan kurang rapi,
kuraang rata, dan kurang teratur. Plastik biodegradable dengan massa ganyong 1000
gram memiliki kuat putus sebesar 2,5929 N, elongasi sebesar 2,4593%, persen
kehilangan massa sebesar 93,30%, laju kehilangan massa sebesar 1,010 gram/hari,
serta struktur permukaan yang paling rapi, rata, dan teratur. Plastik biodegradable
dengan massa ganyong 1500 gram memiliki kuat putus sebesar 1,2713 N, elongasi
sebesar 1,9695%, persen kehilangan massa sebesar 90,30%, laju kehilangan massa
sebesar 0,977 gram/hari, serta struktur permukaan kurang rapi, kuraang rata, dan
kurang teratur.
2. Peningkatan massa ganyong dapat menyebabkan meningkatnya karakteristrik dan
kemudahan biodegradasi. Namun, jika peningkatan massanya terlalu tinggi, maka
justru akan menurunkan karakteristik dan kemudahan biodegradasi dari plastik
biodegradable dari umbi ganyong. Dalam hal ini massa yang paling optimum adalah
1000 gram.

SARAN
Perlu dilakukan penelitian pengembangan yang, hal ini karena hasil penelitian ini
dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian-penelitian yang lain terkait plastik
biodegradable.

K-8
Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA,
Fakultas MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta, 2 Juni 2012

DAFTAR PUSTAKA
Agus Slamet. (2000). Pengaruh Perlakuan Pendahuluan pada Pembuatan Tepung Ganyong
(Canna edulis) terhadap Sifat Fisik dan Amilografi Tepung yang Dihasilkan.
Program Studi Teknologi Hasil Pertanian, Fakultas Agroindustri Universitas Mercu
Buana Yogyakarta
Anonim. (2010). Polylactic Acid (PLA) Produksi, Aplikasi, dan Prospek
Pengembangannya di Indonesia. www.riekonaicha.co.cc diakses pada tanggal 12
September 2010
Anonim. (2010). Warta Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Vol 32, No 3
Helmi Harris. 2001. Kemungkinan Penggunaan Edible Film dari Pati Tapioka untuk
Pengemas Lempuk, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia Vol III (2): 100-103
Juari. 2006. Pembuatan dan Karakterisasi dari Poly-3-hidroksialkanoat (PHA) yang
dihasilkan Ralstonia eutropha pada Hidrosilat Pati Sagu dengan Penambahan
Dimetil Ftalat (DMF). Fakultas Teknologi Pertanian IPB, Bogor.
Nirwana. (2001). Pengikatan Pemlastis Asam Lemak Jenuh dan Tak Jenuh dalam Matriks
Poly Vinyl Chloride (PVC). Medan: Program Pascasarjana USU
Ralph J. Fessenden & Joan S. Fessenden. 1997. Dasar-Dasar Kimia Organik. Jakarta:
Bina Aksara
Sampah Plastik, Produsen Bertanggung Jawab. Kompas Selasa 31 Agustus 2010
Tsuchida Takayasu and Yoshinaga Fumihiro. (1997). Production of Bacterial Cellulose by
Agitation Culture System. Pure & Appl. Chem. Vol 69, No 11, 2453-2458.
Wahyono. 2009. Karakteristik Edibel Film Berbahan Dasar Kulit dan Pati Biji Durian
(Durio sp) untuk Pengemasan Strawberry. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
UMS, Surakarta

K-9
Argo Khoirul Anas, dkk/ Pengaruh Variasi Massa ..

LAMPIRAN

Umbi Ganyong Pemotongan Penyaringan Perebusan

Fermentasi Plastik Biodegradable Plastik Biodegradable Plastik


massa 500 gram massa 1000 gram Biodegradable massa
1500 gram

K-10

Anda mungkin juga menyukai