Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

Kegiatan mengajar pada diri siswa akan tercipta jika ada usaha yang dilakukan oleh
guru, usaha dari pihak ini kita kenal dengan istilah mengajar. I. L. Pasaribu dan B.
Simanjuntak (1983:7) mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasi
kan (mengatur) lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik,
sehingga terjadi proses belajar didik. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang disengaja
yang dilakukan untuk membantu siswa dalam proses belajarnya. Seperti yang diungkapkan
oleh Mohamad Ali (1985:12) bahwa mengajar adalah segala upaya yang disengaja dalam
memberi kemungkinan bagi siswa untuk terjadinya proses belajar siswa dengan tujuan yang
telah dirumuskan.
Menurut Oemar Hamalik (1992:1), mengajar diartikan sebagai usaha pemberian
bimbingan kepada siswa untuk belajar. Dengan kata lain mengajar adalah menciptakan
lingkungan dan berbagai kemudahan belajar bagi siswa. Sedangkan Nana Sudjana
(1989:7) mengatakan bahwa mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar. Mengajar
adalah mengatur dan mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar siswa sehingga dapat
mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar. Lebih lanjut S. Nasution
(1982:2) mengungkapkan terdapat beberapa hal yang berhubungan dengan kegiatan
mengajar, antara lain:
1) Mengajar berarti membimbing aktivitas anak
2) Mengajar berarti membimbing pengalaman anak
3) Mengajar berarti membantu anak berkembang dan menyesuaikan diri kepada lingkungannya.
Pengertian mengajar tersebut mengisyaratkan bahwa tugas guru adalah membimbing
siswa untuk belajar dalam rangka mencapai perubahan tingkah laku yang diinginkannya.
Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses mengorganisir lingkungan yang ada di sekitar
siswa sehingga pada diri siswa terjadi proses belajar. Dalam hal ini, S. Nasution (1982:8)
mengemukakan bahwa mengajar adalah suatu aktivitas mengorganisir lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa mengajar
adalah suatu proses kegiatan yang disengaja dan terencana untuk membimbing dan
mengawasi siswa dalam aktivitas belajar untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
sebelumnya.

1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Cara mengajar Guru di Ruangan dan Cara Guru Menilai Siswa Terhadap
Kognitif, Afektif, dan Psikomotorik
a. Cara Mengajar Guru di Ruangan

Mengajar itu lebih dari sekadar berdiri di depan sekelompok murid lalu membaca
keras-keras dari buku atau mengutip beberapa fakta.Sebagai guru, Anda harus mengerti siswa
dan kebutuhannya, terkadang lebih dari orang tua mereka sendiri, dalam rangka memberikan
kemampuan untuk menjalani hidup. Apapun mata pelajaran yang Anda ajar atau berapapun
usia mereka, Wikihow ini akan membantu Anda mengevaluasi siswa Anda dan meningkatkan
pengalaman pendidikan mereka. Mulailah dengan langkah 1 untuk menjadi guru yang Anda
inginkan.

1. Mengetahui Kebutuhan
Mengenali keterampilan akademis yang penting.
Pikirkan mengenai keterampilan yang dibutuhkan siswa Anda untuk dapat berhasil
dalam hidup. Pikirkan keterampilan yang Anda gunakan sebagai seorang dewasa dan
bagaimana Anda bisa menanamkannya dalam siswa. Ini adalah keterampilan yang
wajib dimiliki untuk hidup dalam masyarakat. Misalkan membaca dan matematika.
Taruhlah ini sebagai prioritas.
Kenali keterampilan sekunder untuk membuat hidup lebih baik.
Ketika Anda sudah menetapkan keterampilan pertama, pertimbangkanlah
keterampilan kedua yang dapat memperbaiki kehidupan siswa serta memberikan
hidup bahagia dan produktif. Misalkan keterampilan kreatif yang bisa menjadikan
mereka pemecah masalah serta memberikan mereka sarana pengaliran emosi dengan
tepat.
Kenali keterampilan emosional dan sosial.

Tidak hanya kemampuan akademis saja yang yang diperlukan untuk menjadi manusia
fungsional. Siswa Anda akan harus mampu membangun kepercayaan diri, serta kemampuan
yang sehat untuk mengatasi stres serta kekecewaan dan mengetahui cara berinteraksi secara
produktif dengan orang lain. Bayangkan teknik apa yang dapat Anda aplikasikan di dalam
ruang kelas untuk membantu siswa dalam mengembangkan hal-hal ini.

2
2. Memasang Target

Buatlah tujuan keseluruhan. Setelah Anda mengidentifikasi beberapa keterampilan


dasar yang harus dimiliki siswa agar berhasil dalam hidup, cobalah buat beberapa
target berdasarkan kemampuan tersebut. Jika Anda berhadapan dengan siswa taman
kanak-kanak yang pada akhirnya harus belajar membaca, misalkan, Anda akan
menginginkan mereka untuk mengenali abjad dan mengenali kata-kata mudah.
Buatlah target spesifik.
Begitu Anda menetapkan tujuan umum untuk kelas, cobalah pikirkan target-target
spesifik yang dapat menunjukkan bahwa tujuan umum telah dicapai. Misalkan buat
tujuan agar siswa TK tadi mampu membaca abjad dari depan ke belakang dan
sebaliknya, serta membaca kata dengan tiga huruf, sebagai contoh.
Buatlah kerangka bagaimana tujuan ini bisa diraih.
Kini Anda tahu apa yang Anda inginkan dari siswa Anda, cobalah masukkan
kemampuan-kemampuan kecil yang akan mereka butuhkan untuk meraih tujuan
besar. Hal ini akan jadi target-target kecil dan dapat membantu sebagai peta. Dengan
anak-anak TK, misalkan, tujuan kecil Anda bisa untuk mengajarkan masing-masing
huruf, belajar mengenali bunyi huruf atau bagaimana merangkai bunyi dalam kata.
3. Membuat Rencana Pengajaran
Buatlah kerangka pengajaran untuk mencapai tujuan.
Kini Anda memiliki peta pengajaran, buatlah rencana pelajaran yang secara spesifik
mendata bagaimana mereka melangkah di jalan yang tepat. Tiap kemampuan yang
harus dikuasai di antara tujuan-tujuan kecil tadi harus direncanakan dan dituliskan.
Pertimbangkan gaya pengajaran.
Saat membuat rencana pengajaran, coba pikirkan gaya mengajar. Tiap siswa belajar
dengan cara yang berbeda dan jika Anda ingin seluruh kelas memiliki kesempatan
sama agar berhasil Anda harus mengakomodasi ini. Pertimbangkan untuk
menggunakan aktivitas bunyi, fisik, visual serta tulisan dalam pelajaran Anda
kapanpun bisa.

3
Campurkan beberapa mata pelajaran untuk membangun beberapa
keterampilan sekaligus.
Jika Anda berada dalam lingkungan di mana Anda bisa menggabungkan beberapa
subjek seperti ilmu pengetahuan dan Bahasa Inggris atau matematika dan sejarah,
maka cobalah lakukan. Hal ini bisa membuat siswa mengerti bagaimana informasi
harus diaplikasikan dan bagaimana melakukannya dalam situasi sesungguhnya di
dunia nyata. Lagipula, hidup tidak terbagi dalam beberapa mata pelajaran kelas.
Cobalah cari cara untuk bekerja sama dengan guru lain dalam menyediakan pelajaran
yang partisipatif dan kompleks.
4. Mengikutsertakan Siswa
Gunakan alat bantu visual.
Coba gunakan alat bantu visual sebanyak mungkin dalam pelajaran Anda. Hal ini
akan memberikan contoh yang lebih konkret pada siswa mengenai hal-hal yang Anda
bicarakan. Konsep rumit terkadang sulit untuk dibayangkan dan jika Anda memiliki
gambar akan mampu menarik siswa untuk tetap fokus dengan material ketimbang
melamun karena mereka tidak bisa mengikuti diskusi yang berlangsung.

Lakukan Aktivitas.
Umumnya, jangan menyampaikan ceramah lebih dari 15 menit. Anda sebaiknya
selalu membuat siswa aktif dalam proses belajar. Anda bisa melakukan ini dengan
memberikan kesempatan belajar yang aktif seperti menggunakan permainan, diskusi
antar siswa, atau tanya jawab (bisa mereka atau Anda yang menjawab). Jika
melakukan tanya-jawab, buatlah sistem di mana setiap orang tahu mereka berperan.
Hal ini membantu agar tiap siswa bersikap aktif. Salah satu cara adalah untuk
menyimpan toples dengan nama siswa yang ditulis pada stik atau gagang eskrim.
Tariklah tusuk eskrim tersebut secara acak untuk mendapatkan nama siswa yang
harus menjawab pertanyaan. Tambahkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang bisa
dijawab atau ditanyakan oleh orang lain.
Kaitkan materi pelajaran dengan dunia nyata.
Sejak tujuan belajar adalah untuk memperoleh keterampilan dunia-nyata, Anda akan
selalu ingin menghubungkan keterampilan dan informasi di dalam kelas dengan dunia
nyata siswa dan hal-hal yang akan berdampak pada mereka di masa depan.[1]Siswa
tidak harus bertanya-tanya mengapa mereka harus mempelajari hal yang mereka

4
pelajari dan jika Anda tidak mampu mengaitkannya dengan dunia nyata, mungkin
Anda tidak perlu mengajarkannya.
Kemampuan matematika harus dikembalikan pada hal-hal seperti membayar tagihan,
mendapatkan pinjaman dan tugas di masa depan. Kemampuan bahasa dapat
digunakan untuk menulis surat atau pengajuan dana. Kemampuan ilmu pengetahuan
alam dapat disambungkan dengan membenahi saluran pipa yang rusak atau
mengevaluasi penyakit. Kemampuan sejarah dapat digunakan untuk menentukan nilai
politis serta keputusan memilih dalam pemilu. Kemampuan sosiologi dapat digunakan
untuk membantu secara hipotetis anak-anak mereka di masa depan, teman atau orang
asing.
5. Biarkan Eksplorasi Mandiri
Biarkan siswa Anda ke luar.
Ini bukan hanya mengenai membiarkan mereka aktif atau berada di bawah matahari
(meski ini adalah hal penting). Inti pergi ke sekolah tidak hanya untuk membangun
kemampuan untuk lulus dalam tes, tapi untuk membantu menghadapi dunia nyata.
Coba biarkan mereka keluar kelas untuk menggunakan keterampilan yang mereka
miliki.
Ajaklah kelas ilmu pengetahuan alam Anda ke pantai untuk mengidentifikasi
binatang, kehidupan tanaman atau benda geologis. Ajak kelas bahasa ke latihan teater
agar mereka bisa melihat bagaimana pilihan dialog dan perubahan persepsi pada
peristiwa dan peran. Coba ajak kelas sejarah Anda untuk mewawancarai penghuni
panti jompo atau kelas sosiologi Anda untuk mewawancari penghuni lapas.
Biarkan mereka bereksperimen.
Beri ruang pada tugas Anda untuk interpretasi kreatif. Biarkan siswa bertanya dan
mengikuti jalur lain. Biarkan mereka memandu pelajaran mereka sendiri dapat
membantu mereka agar belajar lebih baik dan tetap tertarik dengan apa yang mereka
lakukan.
Misalkan, dalam eksperimen laboratoirum mengenai menaruh tikus dalam labirin, jika
siswa Anda bertanya apa yang akan terjadi jika menggunakan cermin dalam labirin
tersebut, biarkan mereka
Dukung inovasi.
Biarkan siswa Anda mengkreasikan hal-hal baru. Berikan mereka penugasan yang
luas dengan tujuan spesifik dan biarkan mereka memiliki metode sendiri dalam

5
meraih tujuan tersebut. Hal ini membiarkan mereka membangun metode pengajaran
yang sesuai dengan gaya dan ketertarikan mereka, perhatian mereka akan tercurah
pada tugas dan mendukung sukses.
Misal, Anda punya penugasan kelas bahasa di mana siswa harus menulis sejumlah
kata pada misalkan topik luas tertentu. Namun, katakan bahwa terserah pada mereka
bagaimana kata-kata tersebut diatur. Mereka bisa membuat komik, menulis lagu,
melakukan pidato, esai apapun yang mereka inginkan.
6. Perkuat Pengajaran
Berinteraksi dalam pelajaran.
Saat siswa mengerjakan tugas di kelas atau tengah menjadi bagian dari pelajaran di
kelas, Anda bisa berjalan keliling ruangan dan bertanya apa yang mereka lakukan.
Tanyakan bagaimana hal berlangsung. Jangan hanya tanya apa yang salah, tapi tanya
pula apakah mereka mengerti dengan baik. Gali lebih dalam dari sekadar, Saya baik-
baik saja atau Semuanya oke. Anda bahkan bisa menjelaskan apa yang tengah
mereka lakukan atau apa pengertian mereka tentang tugas.Bahas poin-poin lemah.
Setelah penugasan, cobalah lihat performa umum kelas. Coba identifikasi masalah
umum, atau masalah yang biasa muncul dan diskusikan. Bicarakan mengapa
kesalahan ini mudah untuk dilakukan dan identifikasi masalah. Bahas mengenai
pendekatan yang lebih baik atau pemecahan.
Sesekali lihat ulang materi lama.
Jangan bahas sesuatu yang sangat lama dari awal tahun dan tidak pernah
membahasnya lagi. Cobalah untuk selalu mengaitkannya dengan material baru pada
material yang sudah lewat. Hal ini akan memperkuat ilmu yang telah dipelajari, sama
seperti belajar bahasa memerlukan latihan tiap hari.
Misalkan, pelajaan bahasa Inggris mengenai menulis makalah dapat lebih membahas
tulisan narasi mengenai bagaimana tulisan argumentatif dapat membuat efek
emosional dan bagaimana tonalitas dapat memberikan persepsi yang berbeda.
7. Mencatat Kemajuan
Membuat tes yang seimbang.
Pernahkah Anda mengikuti tes yang terlalu mudah untuk dilakukan atau ujian yang
hanya berisi material dari pelajaran tiga hari terakhir di kelas, ketimbang seluruh
material dari semester? Pengalaman ini dapat membantu Anda mengerti pentingnya

6
menyeimbangkan isi tes. Buatlah material yang sesuai dengan pentingnya tes dan
buatlah penilaian tes yang seimbang yang tidak terlalu mudah atau susah bagi siswa.
Pertimbangkan alternatif untuk tes standar.
Tes standar terkadang tidak akurat dalam menilai kemampuan siswa akan materi
pelajaran. Siswa yang pintar dapat pula kesulitan sangat melakukan tes dan siswa
yang tidak baik dalam menyerap ilmu dapat menjadi pengambil tes yang hebat.
Cobalah cari metode alternatif yang tidak terlalu menekan siswa untuk selalu berhasil
dalam cara yang spesifik.
Pertimbangkan evalusasi pendidikan, ketimbang bersikap mengaudit. Tanyakan siswa
Anda untuk melihat dunia nyata bagaimana mereka akan menggunakan ilmu yang
mereka pelajari dan mintalah mereka untuk membuat makalah atau presentasi
mengenai bagaimana mereka akan menangani situasi teserbut. Hal ini akan
memperkokoh kemampuan mereka dan memberikan kesempatan untuk tidak hanya
mengerti material namun juga memahami fungsinya.
Pelintirlah sedikit presentasi Anda, Kemampuan berbicara secara umum adalah
keterampilan penting pastinya.
Namun, tidak semua orang belajar ini dengan dipaksakan. Cobalah latih kemampuan
presentasi siswa Anda tidak hanya agar Anda mengetahui pengetahuan mereka
tentang materi yang diberikan namun kemampuan berbicara depan publik. Sekali
mereka melakukan presentasi yang lebih mudah, Anda bisa meminta mereka
membuat presentasi di kelas dan lihat kemampuan mereka.
Anda bisa meminta siswa melakukan presentasi secara individual, hanya pada Anda.
Hal ini harus dilakukan lebih seperti wawancara. Hal ini akan membuat mereka
nyaman dan membantu mereka membangun kemampuan presentasi dengan lebih
efisien. Hal ini juga memberikan Anda kesempatan untuk bertanya dan menilai
kemampuan siswa Anda. Anda selalu bisa meminta mereka memberikan presentasi
pada sesama siswa. Mereka bisa lakukan per dua seperti yang mereka lakukan dengan
Anda sebelumnya, atau Anda bisa meminta mereka berbicara di depan panel
(sekelompok siswa lain). Mintalah siswa yang mengevaluasi untuk membawa daftar
pertanyaan sebelumnya, yang akan lalu menjadi pengalaman pengajaran dan cara bagi
mereka untuk menunjukkan mereka mengerti materi yang disampaikan.

7
8. Menghargai Kesuksesan, Menggunakan Kegagalan
Biarkan siswa Anda memilih penghargaan mereka.
Buatlah daftar penghargaan yang dapat diterima untuk performa yang hebat, baik
secara individual maupun bagi seluruh anggota kelas, biarkan siswa Anda
memutuskan sendiri bagaimana mereka ingin dibei penghargaan. Ini membantu
mereka untuk mengetahui bahwa penghargaan ini adalah insentif nyata, ketimbang
sekadar sesuatu yang Anda berikan yang tidak membantu motivasi mereka untuk
bekerja lebih kelas.
Jangan lihat kegagalan, lihat kesempatan.
Ketika seorang siswa membuat kesalahan, jangan lihatlah sebagai hal itu. Jangan
lihatlah sebagai kegagalan, dan jangan biarkan mereka melihatnya sebagai kegagalan.
Bantulah mereka untuk mencoba dan secara lembut tunjukan jalan yang benar. Ingat,
jangan katakan, salah. Sebaliknya katakan, nyaris atau usaha yang baik. Ingat
bahwa keterampilan yang dipelajari lewat mencoba-dan-gagal akan lebih kuat
daripada dari hanya mencoba dan kebetulan benar atau melalui cara yang tidak
sungguh-sungguh mereka mengerti.
Cobalah memberikan penghargaan umum.
Lingkungan pengajaran yang tradisional memiliki kecenderungan untuk membuat
sistem di mana siswa yang kurang berprestasi akan iri pada mereka yang tampak tidak
harus berusaha keras. Anda ingin membuat suasana di mana siswa ingin bekerja sama
dan tidak memberi stigma pada sukses. Hal ini akan membantu siswa Anda agar lebih
fungsional saat dewasa dan menyiapkan mereka untuk dunia kerja. Lakukan ini
dengan memperkenalkan penghargaan berkelompok di mana sukses individu akan
dinikmati oleh seluruh kelas.
Misalkan, buatlah sistem di mana jika ada siswa yang mendapat nilai sempurna
di kelas, seluruh orang akan dihargai.
Anda akan memberikan semua orang beberapa poin ekstra atau tanyakan siswa
apakah mereka mengharapkan penghargaan yang berbeda. Hal ini akan mendukung
mereka untuk bekerja sama untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dan menularkan
kesuksean siswa-siswa yang berhasil pada teman sekelas mereka.

8
9. Memenuhi kebutuhan emosional
Buatlah mereka merasa unik dan dibutuhkan.
Hargai tiap siswa secara individual, untuk kualitas yang membuat mereka manusia
unik. Dorong kualitas mereka. Anda harus mampu membuat siswa merasa bahwa
mereka memiliki sesuatu untuk ditawarkan serta kontribusi. Hal ini bisa menaikkan
kepercayaan diri mereka dan menemukan jalan yang cocok dalam hidup mereka.[3]
Akui upaya mereka.
Meskipun siswa hanya melakukan usaha kecil sesekali, usaha ini harus dilihat dan
hargai. Jangan menghakimi tapi lebih menghargai. JIka mereka bekerja keras, cobalah
hargai. Jika seorang siswa berhasil menaikkan nilai dari D ke B+, misalnya, bisa
diberikan ekstra dorongan dengan memberikan nilai A karena upaya besar mereka
untuk berhasil menaikkan nilai setinggi itu.
Berikan hormat.
Sangat penting untuk menghormati siswa. Tidak penting apakah mereka mahasiswa
tingkat tinggi mengerjakan disertasi atau anak TK, perlakukan mereka seperti
manusia cerdas yang mampu. Beri mereka harga diriMeminta Masukan
10. dan mereka akan melakukan hal yang sama pada Anda.
Mintalah masukan siswa Anda.
Mintalah masukan untuk mendapatkan persepsi mereka tentang apa yang terjadi dan
apa yang salah di ruang kelas. Anda bisa menanykaan mereka secara personal atau
dengan survey anonim dalam rangka mengetahui perndapat mereka tentang apa yang
terjadi di ruang kelas.
Tanya anggota keluarga untuk masukan.
Tanyakan pada orang tua siswa Anda akan masukan. Mungkin mereka melihat
perbaikan kemampuan dalam anak mereka, meningkatnya kepercayaan diri atau
kemampuan sosial. Mungkin mereka melihat sesuatu. Mendapatkan perspektif dari
luar membantu Anda untuk yakin bahwa perubahan yang Anda lihat di dalam kelas
terus berlanjut di luar kelas, serta membantu menangkap masalah yang mungkin tidak
Anda lihat di ruang kelas.
Mintalah masukan atasan Anda.
Jika Anda guru di kelas, mintalah kepala sekolah atau guru lain yang lebih
berpengalaman untuk datang ke ruang kelas dan mengamati Anda bekerja.

9
Mendapatkan masukan dari pihak luar akan membantu Anda namun ingat untuk
terbuka pada kritikan.
10. Terus Belajar
Teruslah mengembangkan diri.
Baca jurnal termutakhir atau makalah dari konferensi agar Anda tetap mengetahui
metode inovatif terbaru dan ide teknik teranyar. Hal ini akan membantu Anda untuk
tidak tertinggal dalam metode Anda.
Ambil kelas untuk menyegarkan ilmu Anda.
Ambillah kelas di Universitas lokal Anda untuk menyegarkan ilmu Anda. Hal ini
membantu Anda mengingat teknik yang sudah Anda lupakan atau strategi yang lupa
Anda gunakan.
Amati guru lain.
Amati tidak hanya yang baik dalam tugas mereka namun juga yang tidak terlalu
bagus. Lihat hal baik dan hal buruk yang terjadi. Catat dan cobalah gunakan apa yang
Anda pelajari di ruang kelas.
Refleksi.
Pada akhir hari/pelajaran/caturwulan/semester cobalah refleksikan apa yang Anda
lakukan di kelas. Apa yang Anda kerjakan dengan baik. Apa yang tidak cukup baik
dan apa yang bisa diperbaiki. Apa yang tidak boleh Anda lakukan lagi.
b. Cara Guru Menilai Siswa Terhadap Kognitif,Afektif dan Psikomotorik
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu; ranah
kognitif, psikomotor dan afektif. Secara eksplisit ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu
sama lain. Setiap mata pelajaran selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun
penekanannya selalu berbeda. Mata pelajaran praktek lebih menekankan pada ranah
psikomotor, sedangkan mata pelajaran pemahaman konsep lebih menekankan pada ranah
kognitif. Namun kedua ranah tersebut mengandung ranah afektif.Ranah psikomotor
berhubungan dengan hasil belajar yang pencapaiannya melalui keterampilan manipulasi yang
melibatkan otot dan kekuatan fisik. Ranah psikomotor adalah ranah yang berhubungan
aktivitas fisik, misalnya; menulis, memukul, melompat dan lain sebagainya. Ranah kognitif
berhubungan erat dengan kemampuan berfikir, termasuk di dalamnya kemampuan
menghafal, rnemahami, mengaplikasi, menganalisis, mensintesis dan kemampuan
mengevaluasi.

10
Sedangkan ranah afektif mencakup watak perilaku seperti sikap, minat, konsep diri,
nilai dan moral.Dalam paradigma lama, penilaian pembelajaran lebih ditekankan pada hasil
(produk) dan cenderung hanya menilai kemampuan aspek kognitif, yang kadang-kadang
direduksi sedemikian rupa melalui bentuk tes obyektif. Sementara, penilaian dalam aspek
afektif dan psikomotorik kerapkali diabaikan.Kemampuan afektif berhubungan dengan minat
dan sikap yang dapat berbentuk tanggung jawab, kerjasama, disiplin, komitmen, percaya diri,
jujur, menghargai pendapat orang lain, dan kemampuan mengendalikan diri.

Tujuan aspek kognitif berorientasi pada kemampuan berfikir yang mencakup


kemampuan intelektual yang lebih sederhana, yaitu mengingat, sampai pada kemampuan
memecahkan masalah yang menuntut siswa untuk menghubungakan dan menggabungkan
beberapa ide, gagasan, metode atau prosedur yang dipelajari untuk memecahkan masalah
tersebut. Dengan demikian aspek kognitif adalah subtaksonomi yangmengungkapkan tentang
kegiatan mental yang sering berawal dari tingkat pengetahuan sampai ke tingkat yang paling
tinggi yaitu evaluasi. Masalah afektif dirasakan penting oleh semua orang, namun
implementasinya masih kurang. Hal ini disebabkan merancang pencapaian tujuan
pembelajaran afektif tidak semudah seperti pembelajaran kognitif dan psikomotor. Satuan
pendidikan harus merancang kegiatan pembelajaran yang tepat agar tujuan pembelajaran
afektif dapat dicapai.

Penilaian dilakukan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
a. Aspek penilaian kognitif terdiri dari:
Pengetahuan (Knowledge), Kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu kota,
rumus).
Pemahaman (Comprehension), Kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan
suatu paragraf).
Aplikasi (Application), Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan suatu
informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
Analisis (Analysis), Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi
bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi)
Sintesis (Synthesis), Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu
kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium).

11
Berikut disajikan contoh butir soal dalam ranah kognitif memuat klasifikasi taksonomi tujuan
pendidikan yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom, dkk (1956).
6.1. Penilaian (penimbangan) berdasarkan kriteria internal
Berikan satu permasalahan (problem), tentukan satu konklusi logis dan kemudian berikan
penilaian (pertimbangan) sejauh mana terdapat ketepatan logis setiap pernyataan bila
dihubungkan dengan konklusi tadi.
Contoh :
Perhatikanlah soal berikut ini
Penyakit yang paling serius di Indonesia sekarang adalah.
A. Kanker
B. Sakit Jiwa
C. Sakit jantung
D. Influenza
Berilah penilaian Anda terhadap butir soal di atas apakah tergolong sebagai butir soal yang
baik, sedang atau kurang. Berilah alasan atas penilaian Anda tersebut dengan cara
memberikan kriteria yang Anda gunakan untuk menilai butir soal tersebut.
b. Aspek penilaian apektif terdiri dari:
Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar
Menanggapi (responding): reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan
dll
Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai dll
Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai dalam organisasi
sistem nilai
Membentuk watak (Characterization): sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku.
Berikut disajikan contoh butir soal dalam ranah apektif memuat klasifikasi taksonomi
tujuan pendidikan yang dikemukakan oleh Benyamin S. Bloom, dkk (1956).
a. Menerima atau Memperhatikan

Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang
datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain.
Contoh soal

12
Tidak semua organel di dalam sel tumbuhan terdapat dalam sel hewan, namun semua
organel yang ada di dalam sel hewan terdapat di sel tumbuhan.(setuju atau tidak setuju)
b. Menanggapi

Mengandung arti adanya partisipasi aktif. Jadi kemampuan menanggapi adalah


kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif
dalam fenomena tertentu dan membuat reaksi terhadapnya salah satu cara.
Contoh soal
Masing-masing orang berhak mengeluarkan pendapatnya. Menurut anda bagaimana
pendapatmu tentang pernyataan ini ?
c. Menilai atau Menghargai

Menilai atau menghargai artinya mem-berikan nilai atau memberikan penghargaan


terhadap suatu kegiatan atau obyek, sehingga apabila kegiatan itu tidak dikerjakan,
dirasakan akan membawa kerugian atau penyesalan.
Contoh soal
Kadal berkembang biak secara ovovivipar.(benar atau salah)
c. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
Meniru (perception)
Menyusun (manipulating)
Melakukan dengan prosedur (precision)
Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
Melakukan tindakan secara alami (naturalization

13
Contoh penilaian psikomotorik

Teknik dan Instrumen Penilaian Keterampilan (psikomotorik) :


Kompetensi Teknik Instrumen Contoh
Unjuk Kerja/ Perintah dan daftar
Praktik menggunakan
Kinerja/ cek, skala
mikroskop
Praktik penilaian/rubrik
Lembar tugas dan
Projek daftar cek, skala Penghijauan
penilaian/rubrik
Lembar tugas dan
Produk bioteknologi
Produk daftar cek, skala
konvensional
Keterampilan penilaian/rubrik
Sampel karya-karya
terbaik peserta didik
Portofolio Daftar cek yang telah disepakati
pendidik bersama
peserta didik
Lembar tugas dan
Tertulis skala Laporan praktikum
penilaian/rubrik

Contoh Instrumen Penilaian Psikomotor pada Mata Pelajaran Biologi


Contoh Instrumen Menggunakan Mikroskop :
Indikator Ya Tidak
a. Membawa mikroskop pada tangkai dan alasnya
b. Meletakkkan mikroskop dengan cermin tidak mengarah
langsung ke matahari
c. Menaruh preparat pada meja benda dan menguncinya
d.. Mengamati dengan perbesaran lemak dulu
e. Menjaga kebersihan mikroskkop dan tempatnya
f. Menaruh kembali mikroskop dalam posisi tegak
Skor total

Skor hasil penilaian = x 100%

Lembar Penilaian Psikomotorik: Menggunakan Mikroskop

Petunjuk:

1. Siapkan sebuah mikroskop dengkap dengan kaca benda dan kaca penutup serta
preparat sel epidermis daun Rhoeo discolor.
2. Penentuan skor kinerja mengacu pada Format Asesmen Kinerja di bawah ini.
3. Berikan format ini kepada siswa sebelum asesmen dilakukan.
4. Siswa diijinkan mengases kinerja mereka sendiri dengan menggunakan format ini.

14
Format Asesmen Kinerja Psikomotor
Skor Asesmen
Skor Oleh
No Rincian Tugas Kinerja Oleh
Maksimum siswa
Guru
sendiri
1 Membuka diafragma mikroskop 10
2 Mengatur cermin untuk mendapatkan 10
cahaya
3 Meletakkan preparat pada meja 10
benda.
4 Menjepitkan kaca benda dengan 10
penjepit.
5 Memutar lensa objektif pada 10
pembesaran lemah.
6 Dengan pemutar lensa kasar 10
(makrometer) mengatur posisi
preparat sehingga tampak sel
epidermis dengan jelas.
7 Memutar pembesaran lemah ke 10
pembesaran kuat.
8 Dengan menggunakan pemutar halus 10
(mikrometer) mengatur posisi
preparat sehingga gambar sel tampak
jelas.

15
2. Kriteria Penilaian Proses Pembelajaran

penilaian ditentukan oleh seorang pengajar atas dasar kemampuan peserta didiknya.
Penilaian pembelajaran dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung hingga materi
yang disampaikan habis. Penilaian hasil belajar didasarkan pada:

a. Sahih, didasarkan pada data yang mencerminkan kemampuan yang akan diukur.
b. Obyektif, menggunakan prosedur dan kriteria penilaian yang jelas.
c. Adil, tidak dipengaruhi oleh kondisi atau alasan tertentu yang dapat merugikan
peserta didik, misalnya: kondisi fisik, agama, suku, budaya, adat, status sosial atau
gender.
d. Terpadu, tidak terpisahkan dari kegiatan pembelajaran.e. Terbuka, prosedur, kriteria
dan dasar pengambilan keputusan yang digunakan dalam penilaian harus diketahui
oleh pihak yang berkepentingan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan, dalam arti semua indikator ditagih, kemudian
hasilnya dianalisis untuk menentukan kompetensi dasar yang telah dimiliki dan
belum, serta mengetahui kesulitan peserta didik.
f. Sistematis, terencana, bertahap dan mengikuti langkah-langkah baku.h. Beracuan
kriteria, menilai apa yang bisa dilakukan peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran, dan bukan untuk menentukan posisi/ranking seseorang terhadap
kelompoknya).
g. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur maupun
hasilnya.

16
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Mengajar adalah suatu kegiatan mengorganisasikan (mengatur) lingkungan sebaik-
baiknya dan menghubungkannya dengan anak didik, sehingga terjadi proses belajar didik.
Penilaian dilakukan dalam tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
b. Aspek penilaian kognitif terdiri dari:
Pengetahuan (Knowledge), Kemampuan mengingat (misalnya: nama ibu kota,
rumus).
Pemahaman (Comprehension), Kemampuan memahami (misalnya: menyimpulkan
suatu paragraf).
Aplikasi (Application), Kemampuan Penerapan (Misalnya: menggunakan suatu
informasi/ pengetahuan yang diperolehnya untuk memecahkan masalah).
Analisis (Analysis), Kemampuan menganalisis suatu informasi yang luas menjadi
bagian-bagian kecil (Misalnya: menganalisis bentuk, jenis atau arti suatu puisi)
Sintesis (Synthesis), Kemampuan menggabungkan beberapa informasi menjadi suatu
kesimpulan (misalnya: memformulasikan hasil penelitian di laboratorium).
b. Aspek penilaian afektif terdiri dari:
Menerima (receiving) termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus,
respon, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar
Menanggapi (responding): reaksi yang diberikan: ketepatan reaksi, perasaan kepuasan
dll
Menilai (evaluating): kesadaran menerima norma, sistem nilai dll
Mengorganisasi (organization): pengembangan norma dan nilai dalam organisasi
sistem nilai
Membentuk watak (Characterization): sistem nilai yang terbentuk mempengaruhi pola
kepribadian dan tingkah laku.
d. Aspek penilaian psikomotor terdiri dari:
Meniru (perception)
Menyusun (manipulating)
Melakukan dengan prosedur (precision)
Melakukan dengan baik dan tepat (articulation)
Melakukan tindakan secara alami (naturalization)

17
DAFTAR PUSTAKA

Syah.Muhibbin, Psikologi Pendidikan Pendekatan Baru, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010
Sumiati, Metode Pembelajaran, Bandung: Wacana Prima, 2008
Tafsir. Ahmad, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Bandung:Remaja Rosdakarya, 2004

18

Anda mungkin juga menyukai