Anda di halaman 1dari 25

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK DAN KUALITAS

PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN


WAJIB PAJAK PPh ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Pada KPP Pratama Kota Solok)

Oleh :
FARID SYAHRIL
2005 / 67599

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
Wisuda Periode Juni 2013
PERSETUJUAN PEMBIMBING

PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK DAN KUALITAS


PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN
WAJIB PAJAK PPh ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Pada KPP Pratama Kota Solok)

Oleh :
FARID SYAHRIL
2005 / 67599

Artikel ini disusun berdasarkan skripsi/tesis untuk persyaratan wisuda periode Juni 2013 dan telah
diperiksa/disetujui oleh kedua pembimbing.

Padang, ... Mei 2013

1
PENGARUH TINGKAT PEMAHAMAN WAJIB PAJAK DAN KUALITAS
PELAYANAN FISKUS TERHADAP TINGKAT KEPATUHAN
WAJIB PAJAK PPh ORANG PRIBADI
(Studi Empiris Pada KPP Pratama Kota Solok)
Farid Syahril
Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang
Email : anditandit_bandit@yahoo.co.id

Abstract
This study aims to obtain empirical evidence. (1) Effect of level of understanding of the taxpayer's tax compliance
rate of the personal income tax, (2) Effect of quality of service tax authorities on tax compliance rate of the personal income
tax. This study is classified as a causative research. The population in this study were all individual income tax taxpayers
registered in KPP Solok city. The samples in this study were individual income tax taxpayers who do trading business. The
sample was selected using a convenience sampling technique sampling method, by using the formula Slovin. The data analysis
technique used is the technique of multiple regression with SPSS.
The results showed that: (1). Level of understanding of significantly positive taxpayer against taxpayer compliance
rate with t> t table is 9.591> 1.980 (significance 0.000 < 0.05) which means that H1 is accepted. (2). Quality of service tax
authorities a positive significant effect on the level of taxpayer compliance with t> t table is 2.087> 1.980 (significance 0.039
< 0.05) which means that H2 is accepted.
Suggestions in this study were: (1) It takes a level of understanding of the taxpayer and tax authorities need to pay
attention to the quality of service that it provides to taxpayers, so with that will improve tax compliance in meeting their tax
obligations. (2) For further research can dila kukan change variables to find other variables that strongly influence on tax
compliance in meeting their tax obligations, as well as conducted an election of change alternative answers on a
questionnaire study. (3) We recommend that for future research it would be better if it comes with an interview or a written
statement so as to dig up all the things that the goal of research and reimbursement research sampling techniques.
.
Key words: level of understanding of taxpayers, quality of service tax authorities, taxpayer compliance

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bukti empiris. (1) Pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak PPh orang pribadi, (2) Pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak PPh
orang pribadi. Penelitian ini digolongkan sebagai penelitian kausatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak
PPh orang pribadi yang terdaftar di KPP kota Solok. Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak PPh orang pribadi yang
melakukan usaha perdagangan. Sampel dipilih menggunakan teknik pengambilan sampel secara convenience sampling
method, dengan menggunakan rumus Slovin. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik regresi berganda dengan
bantuan SPSS.
Hasil penelitian menunjukan bahwa : (1). Tingkat pemahaman wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat
kepatuhan wajib pajak dengan thitung > ttabel yaitu 9,591 > 1,980 (signifikansi 0,000 < 0,05) yang berarti H1 diterima. (2).
Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak dengan thitung > ttabel yaitu
2,087 > 1,980 (signifikansi 0,039 < 0,05) yang berarti H2 diterima.
Saran dalam penelitian ini adalah: (1) Diperlukan adanya tingkat pemahaman wajib pajak serta fiskus perlu
memperhatikan kualitas pelayanan yang diberikannya kepada wajib pajak, sehingga dengan begitu akan meningkatkan
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. (2) Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
perubahan variabel penelitian untuk menemukan variabel-variabel lain yang berpengaruh kuat terhadap kepatuhan wajib pajak
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, serta dilakukan perubahan dalam pemilihan alternatif jawaban pada kuesioner
penelitian. (3) Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dilengkapi dengan wawancara ataupun pernyataan
tertulis sehingga dapat menggali semua hal yang menjadi tujuan penelitian dan penggantian teknik pengambilan sampel
penelitian.
1. PENDAHULUAN faktor yang berasal dari pemerintahan yaitu :
Dalam menjalankan pemerintahan dan kondisi sistem administrasi pajak suatu negara,
pembangunan, pemerintah membutuhkan dana pelayanan pada wajib pajak, penegakan hukum
yang tidak sedikit. Dana tersebut dikumpulkan dari perpajakan, pemeriksaan pajak, dan tarif pajak
segenap potensi sumber daya yang dimiliki suatu (Devano dan Rahayu,2006).
negara, baik berupa hasil kekayaan alam maupun Salah satu pajak yang dipungut pemerintah
iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk iuran secara langsung adalah pajak penghasilan dimana
masyarakat adalah pajak. Sebagai salah satu unsur beban pajak tersebut menjadi tanggung jawab
penerimaan negara, pajak memiliki peran yang wajib pajak yang bersangkutan dalam arti tidak
sangat besar dan semakin diandalkan untuk dapat dilimpahkan kepada pihak lain. Dari struktur
kepentingan pembangunan dan pengeluaran penerimaan sektor pajak dapat dilihat bahwa jenis
pemerintahan. pajak penghasilan merupakan pajak yang
Pengenaan pajak mempunyai dua fungsi diharapkan sebagai sumber pemasukan yang
yaitu, sebagai sumber keuangan negara atau paling besar dibandingkan jenis pajak yang lain.
budgetair dan alat untuk mengatur atau Hal ini disebabkan karena potensi objek pajak
melaksanakan kebijakan pemerintah dalam bidang yang bisa dikenakan PPh lebih besar dibandingkan
sosial dan ekonomi (Regularent) (Mardiasmo, objek pajak untuk jenis pajak yang lainnya.
2003). Sebagai sumber keuangan negara, pajak Dalam perpajakan, pembukuan yang benar
bertujuan untuk memasukkan uang sebanyak- dan lengkap merupakan salah satu dasar dari
banyaknya dalam kas negara yang pada waktunya pelaksanaan sistem self assesment yaitu wajib
akan digunakan oleh pemerintah untuk membiayai pajak lebih diberikan kepercayaan sepenuhnya
pengeluaran negara, baik untuk pengeluaran rutin untuk menghitung, membayar, melapor sendiri
dalam melaksanakan mekanisme pemerintahan pajak yang terutang berdasarkan peraturan
maupun pengeluaran untuk membiayai perundangan perpajakan. Sistem self assessment
pembangunan. Pentingnya pajak terutama untuk menuntut adanya peran serta aktif dari masyarakat
membiayai pembangunan, karena warga Negara dalam pemenuhan kewajiban perpajakannya.
sebagai manusia biasa selain mempunyai Dalam sistem ini, mengandung hal yang
kebutuhan sehari-hari berupa sandang, pangan, dan diharapkan ada dalam diri wajib pajak yaitu
juga membutuhkan sarana dan prasarana, seperti tingkat pemahaman wajib pajak atas peraturan
jalan untuk transportasi, taman untuk hiburan atau perpajakan. Tingkat pemahaman perpajakan
rekreasi, bahkan keinginan untuk merasakan aman merupakan salah satu faktor potensial bagi
dan terlindung. Ketersediaan sarana dan prasarana pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan wajib
berupa fasilitas umum menjadi tanggung jawab pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
pemerintah, namun memerlukan biaya yang Pemahaman wajib pajak terhadap undang-undang
dipungut dari warga negara atau masyarakat dalam dan peraturan perpajakan, dan sikap wajib pajak
bentuk pajak. mempengaruhi perilaku perpajakan wajib pajak,
Menurut Rustiyaningsih (2011) salah satu dan akhirnya perilaku perpajakan mempengaruhi
hal yang mempengaruhi penerimaan perpajakan di keberhasilan perpajakan (Sholichah, 2005).
Indonesia adalah tingkat kepatuhan wajib pajak Pemahaman yang cukup baik sangat penting guna
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya. meningkatkan penerimaan pajak. Menurut Spicer
Kepatuhan wajib pajak adalah wajib pajak yang dan Lundset (1976) dalam Razman (2005)
disiplin dan taat, serta tidak memiliki tunggakan menjelaskan bahwa jika pengetahuan dan
atau keterlambatan penyetoran pajak. Kepatuhan pemahaman mengenai perpajakan rendah maka
wajib pajak dipengaruhi oleh beberapa faktor, kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan yang
yaitu : tingkat pemahaman, pengalaman, berlaku juga rendah. Tingkat pemahaman wajib
penghasilan (Muslim (2007) dalam Franklin pajak terhadap peraturan perpajakan berpengaruh
(2008)) dan faktor kesadaran perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
(Suhardito, 1999) yang merupakan faktor yang pajak, semakin tinggi tingkat pengetahuan dan
berasal dari dalam diri wajib pajak, sedangkan pemahaman wajib pajak terhadap peraturan
3
perpajakan, maka semakin tinggi kemungkinan tentu membutuhkan suatu kajian agar hal tersebut
wajib pajak untuk mematuhi peraturan tersebut. tidak terjadi berlarut-larut. Oleh sebab itu perlu
Ujung tombak dari kepatuhan wajib pajak dilakukan kajian guna mengetahui faktor-faktor
terletak juga pada Kantor Penyuluhan dan apa yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
Pengamatan Potensi Pajak, karena penyuluhan pajak PPh Orang Pribadi di kota Solok.
pada hakekatnya memegang peranan penting. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
Tanpa pengetahuan dan pemahaman yang mendapatkan bukti empiris mengenai :
mendasar tentang pajak, maka wajib pajak tidak 1. Pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak
akan merespon adanya kebutuhan dan terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak PPh
pembangunan yang berasal dari ketentuan Orang Pribadi di kota Solok
peraturan perpajakan. Salah satu upaya dalam 2. Pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
meningkatkan kepatuhan wajib pajak adalah tingkat kepatuhan wajib pajak PPh Orang
memberikan pelayanan yang baik kepada wajib Pribadi di kota Solok
pajak. Menurut Devano dan Rahayu (2006:112), Kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai bahan
kualitas pelayanan adalah segala kegiatan untuk:
pelayanan yang dilaksanakan oleh kantor 1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar
pelayanan pajak sebagai upaya pemenuhan Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi
kebutuhan wajib pajak dalam rangka pelaksanaan Universitas Negeri Padang.
ketentuan perundangan, yang mana bertujuan 2. Bagi fiskus, penelitian ini diharapkan nantinya
untuk menjaga kepuasan wajib pajak yang dapat memberikan masukan atau informasi bagi
diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib aparat pajak mengenai pengaruh tingkat
pajak. Sehingga apabila pelayanan yang diberikan pelayanan terhadap kepatuhan Wajib Pajak
oleh fiskus baik maka tingkat kepatuhan wajib sehingga pelayanan tiap tahunnya dapat lebih
pajak dalam melaksanakan kewajibannya juga baik.
meningkat. 3. Bagi wajib pajak, penelitian ini diharapkan
Untuk melihat jumlah wajib pajak PPh dapat meningkatkan pemahaman wajib pajak
Orang Pribadi di kota Solok yang menyampaikan terhadap tata cara perpajakan di Indonesia.
SPT tahunan pada tahun 2008-2010, dapat dilihat 4. Peneliti lebih lanjut yang meneliti tentang
pada tabel 1 berikut: kepatuhan wajib pajak.

Tabel 1
Jumlah Wajib Pajak PPh Orang Pribadi 2. KAJIAN TEORI, KERANGKA
di Kota Solok KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
Pajak
Tahun WP WP % kepatuhan Menurut Adriani (1991: 2) bahwa pajak adalah
terdaftar yang iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang
lapor terutang oleh yang wajib membayarnya menurut
2008 2.873 2.366 82,35 % peraturan-peraturan, dengan tidak mendapat prestasi
2009 3.108 2.539 81,69 % kembali, yang langsung dapat ditunjuk dan yang
2010 3.861 3.071 79,54 % gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-
pengeluaran umum berhubung dengan tugas negara
yang menyelenggarakan pemerintah.
(Sumber : KPP Pratama kota Solok Tahun 2011)
Menurut Soemahamidjaja, pajak adalah iuran wajib
berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa
Berdasarkan Tabel 1 di atas maka dapat berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya
dilihat bahwa dari tahun 2008 hingga tahun 2010, produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam
jumlah wajib pajak PPh Orang Pribadi di kota mencapai kesejahteraan umum.
Solok senantiasa bertambah, namun jika dilihat Menurut Soemitro (1990: 5) pajak adalah iuran
dari persentase tingkat kepatuhan antara tahun kepada kas negara berdasarkan Undang-Undang (yang
2008 dengan 2010 cenderung menurun. Hal ini dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal

4
balik (kontraprestasi) yang langsung dapat ditujukan 3. SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak
dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa
umum. masa pajak berikutnya;
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat 4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua
disimpulkan bahwa ciri-ciriyang melekat pada jenis pajak
pengertian pajak adalah : 5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan
1) Pajak dipungut berdasarkan undang-undang serta tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka
aturan pelaksanaannya yang sifatnya dapat waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir; dan
dipaksakan 6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan
2) Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan
adanya kontraprestasi individual oleh pemerintah Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa
3) Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak
maupun pemerintah daerah mempengaruhi laba rugi fiskal.
4) Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-pengeluaran
pemerintah Pajak Penghasilan
5) Pajak dapat pula mempunyai tujuan selain Pajak Penghasilan (PPh) adalah pajak yang
budgeter, yaitu mengatur (Waluyo dan Ilyas, 2002) dikenakan terhadap subjek pajak atas penghasilan
yang diterima atau diperolehnya dalam tahun
Wajib Pajak pajak.
Wajib Pajak (WP) adalah orang pribadi atau badan Dengan kata lain, Pajak Penghasilan (PPh)
yang menurut ketentuan perundang-undangan
adalah pajak yang dikenakan terhadap orang
perpajakan ditentukan untuk melakukan kewajiban
perpajakan, termasuk pemungut pajak atau pemotong pribadi atau perseorangan dan badan yang
pajak tertentu (Suandy, 2004). berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau
Wajib pajak dapat dibedakan atas dua, yaitu: diperolehnya selama 1 (satu) tahun pajak.
1. Wajib Pajak Orang Pribadi Undang-undang PPh mengatur pajak atas
adalah orang pribadi yang menurut ketentuan penghasilan yang diterima atau diperoleh orang
peraturan perundang-undangan perpajakan pribadi atau badan. Undang-undang PPh mengatur
ditentukan untuk melakukan kewajiban perpajakan. subjek pajak, objek pajak serta cara menghitung
2. Wajib Pajak Badan dan melunasi pajak terutang. Undang-undang PPh
adalah sekumpulan orang atau modal yang juga memberikan fasilitas kemudahan dan
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha keringanan bagi Wajib Pajak dalam melaksanakan
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
kewajiban perpajakan.
Perseroan Terbatas, Perseroan Komanditer,
Perseroan lainnya, BUMN atau BUMD dengan Sesuai dengan Undang-undang No. 38 tahun
nama dan dalam bentuk apapun, Firma, Kongsi, 2008 tentang pajak penghasilan, yang termasuk
Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan, subjek pajak penghasilan (www.pajak.go.id)
Perkumpulan, Yayasan, Organisasi Massa, adalah:
Organisasi Politik atau Organisasi yang sejenis, 1. Orang pribadi
Lembaga, Bentuk Usaha Tetap dan Bentuk Usaha Orang pribadi sebagai subjek pajak dapat
lainnya. bertempat tinggal atau berada di Indonesia
ataupun di luar Indonesia.
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 2. Warisan yang belum terbagi sebagai satu
235/KMK./03/2003, Wajib Pajak dapat ditetapkan kesatuan, menggantikan yang berhak
sebagai WP Patuh yang dapat diberikan pengembalian
pendahuluan kelebihan pembayaran pajak apabila
Warisan yang belum terbagi sebagai satu
memenuhi semua syarat sebagai berikut: kesatuan merupakan subjek pajak pengganti,
1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat menggantikan mereka yang berhak yaitu ahli
Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun waris.
terakhir; 3. Badan
2. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang Badan adalah sekumpulan orang atau modal
terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk yang merupakan kesatuan baik yang
setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;

5
melakukan usaha maupun yang tidak yang selanjutnya diganti dengan UU No. 36 tahun 2008
melakukan usaha adalah sebagai berikut:
4. Bentuk Usaha Tetap Tabel 2
Bentuk usaha tetap adalah bentuk usaha yang Tarif PPh Untuk Wajib Pajak Pribadi Dalam
dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak Negeri
Tarif
bertempat tinggal di Indonesia atau berada di
Lapisan Penghasilan Kena Pajak pajak
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam 0 Rp 50.000.000,00 5%
jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak
didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Rp 50.000.000,00 Rp 250.000.000,00 15 %
Indonesia, untuk menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di Indonesia. Rp 250.000.000,00 Rp 500.000.000,00 25 %

Objek dari pajak penghasilan adalah Di atas Rp 500.000.000,00 30 %


penghasilan. Yang dimaksud dengan penghasilan
adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis Sumber: www.pajak.go.id
yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik
yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
Menurut Mulyono (1998) dalam kamus besar
Indonesia, yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
bahasa Indonesia, paham berarti (a) mengerti benar
untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang (akan), tahu benar (akan), (b) pandai benar dan
bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk mengerti benar (terhadap sesuatu hal). Sedangkan
apapun (www.pajak.go.id). pemahaman diartikan sebagai proses, perbuatan atau
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) adalah batas cara memahami. Jadi pemahaman merupakan suatu
minimum penghasilan yang tidak dikenakan pajak, proses dari berjalannya pengetahuan seseorang.
artinya jika Wajib Pajak berpenghasilan tidak lebih dari Menurut Riko (2006:75), tingkat pemahaman
PTKP, maka tidak dikenakan pajak. Penghasilan Tidak adalah suatu proses peningkatan pengetahuan secara
Kena Pajak (PTKP) untuk tahun pajak 2010 diberikan intensif yang dilakukan oleh seseorang individu dan
(www.pajak.go.id) sebagai berikut: sejauh mana dia akan dapat mengerti benar akan suatu
1. Rp 15.840.000 (lima belas juta delapan ratus materi permasalahan yang ingin diketahui.
empat puluh ribu rupiah) untuk diri Wajib Masalah tingkat pemahaman perpajakan dari wajib
Pajak orang pribadi. pajak perlu untuk dibahas karena pengetahuan
2. Rp 1.320.000 (satu juta tiga ratus dua puluh perpajakan adalah salah satu faktor potensial bagi
ribu rupiah) tambahan untuk Wajib Pajak yang pemerintahan untuk meningkatkan kepatuhan wajib
berstatus kawin. pajak dalam memenuhi kewajibannya. Menurut Spicer
3. Rp 15.840.000 (lima belas juta delapan ratus dan Lundsent (1976), dalam Razman (2005), jika
empat puluh ribu rupiah) tambahan bagi Wajib pengetahuan wajib pajak mengenai perpajakan rendah,
Pajak yang istrinya menerima atau memperoleh maka kepatuhan wajib pajak mengenai peraturan yang
penghasilan yang digabung dengan berlaku juga rendah, karena walaupun wajib pajak tidak
penghasilannya. berniat untuk melalaikan kewajiban pajaknya, wajib
4. Rp 1.320.000 (satu juta tiga ratus dua puluh pajak tetap tidak mampu memenuhi kewajiban
ribu rupiah) tambahan untuk setiap anggota perpajakannya karena dia sendiri tidak memahami UU
keluarga sedarah dan keluarga semenda dalam dan tata cara perpajakan.
garis keturunan lurus serta anak angkat yang Sedangkan menurut Muslim (2007:11), semakin
menjadi tanggungan sepenuhnya Wajib Pajak, tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
paling banyak 3 (tiga) orang untuk setiap terhadap peraturan perpajakan, maka semakin kecil
keluarga. kemungkinan wajib pajak untuk melanggar peraturan
Penerapan PTKP ini ditentukan oleh keadaan pada tersebut sehingga meningkatkan tingkat kepatuhan
awal tahun pajak atau bagian tahun pajak. Penyesuaian wajib pajak.
besarnya PTKP ditetapkan oleh Keputusan Menteri Tingkat pemahaman wajib pajak atas perpajakan
Keuangan. dapat diukur berdasarkan pemahaman wajib pajak pada
Besarnya tarif PPh, yang berlaku berdasarkan kewajiban menghitung, membayar dan melaporkan
ketentuan PPh pasal 17 ayat (1) UU No. 10 tahun 1994 pajak terutangnya (Lestari, 2010).
6
Kualitas Pelayanan Fiskus d. Jaminan (assurance)
Fiskus adalah aparat dari kantor pajak yang Menurut Boediono (2003:102) jaminan yaitu
menangani administrasi dan perpajakan di Indonesia menyangkut kemampuan, kesopanan dan sifat
(Ensiklopedia Perpajakan Indonesia,1997 :179). Para dapat dipercaya yang dimiliki staff, bebas dari
Wajib Pajak akan patuh dalam memenuhi bahaya, resiko atau keragu-raguan.
kewajibannya membayar pajak tergantung pada e. Empati (empathy)
bagaimana petugas pajak tersebut memberikan Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam Suratno
pelayanan yang terbaik kepada Wajib Pajak. dan Purnama (2005) empati yaitu meliputi sikap
Pelayanan adalah suatu proses bantuan kepada kontrak personil (karyawan) maupun perusahaan
orang lain dengan cara-cara tertentu yang memerlukan untuk perhatian dan memahami kebutuhan maupun
kepekaan dan hubungan interpersonal agar tercipta kesulitan, komunikasi yang baik, perhatian pribadi,
kepuasan dan keberhasilan (Boediono, 2003: 60). kemudahan dalam melakukan komunikasi.
Hakikat pelayanan umum adalah sebagai
berikut(Boediono B., 2003 : 3): Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
1. Meningkatkan mutu dan produktivitas pelaksanaan Kepatuhan dalam perpajakan dapat diartikan
tugas dan instansi pemerintah di bidang pelayanan sebagai tingkat sampai di mana Wajib Pajak mematuhi
umum. peraturan perundang-undangan perpajakan (Hom,
2. Mendorong upaya mengefektifkan sistem dan tata 1999: 13).
laksana pelayanan sehingga pelayanan umum dapat Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan
diselenggarakan secara lebih berdaya guna dan Nomor 235/KMK./03/2003, Wajib Pajak dapat
berhasil guna (efisien dan efektif). ditetapkan sebagai WP Patuh yang dapat diberikan
3. Mendorong tumbuhnya kreativitas, prakarsa, dan pengembalian pendahuluan kelebihan pembayaran
peran serta masyarakat dalam pembangunan serta pajak apabila memenuhi semua syarat sebagai berikut:
meningkatkan kesejahteraan masyarakat luas. 1. Tepat waktu dalam menyampaikan Surat
Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun
Secara garis besar kualitas pelayanan pajak terdiri terakhir;
dari lima dimensi, yaitu: 2. Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa yang
a. Bukti langsung (tangibles) terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak untuk
Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
Suratno dan Purnama (2005) bukti langsung adalah 3. SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak
tersedianya fasilitas fisik, perlengkapan dan sarana lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa
komunikasi dan lain-lain yang dapat dan harus ada masa pajak berikutnya;
dalam proses jasa. 4. Tidak mempunyai tunggakan pajak untuk semua
b. Kehandalan (reliability) jenis pajak.
Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam 5. Tidak pernah dijatuhi hukuman karena melakukan
Suratno dan Purnama (2005) kehandalan yaitu tindak pidana di bidang perpajakan dalam jangka
kemampuan untuk memberikan pelayanan yang waktu 10 (sepuluh) tahun terakhir.
dijanjikan dengan tepat dan kemampuan dapat 6. Dalam hal laporan keuangan diaudit oleh akuntan
dipercaya, terutama dalam memberikan pelayanan publik atau Badan Pengawasan Keuangan dan
secara tepat dengan cara yang sesuai dengan jadwal Pembangunan harus dengan pendapat wajar tanpa
yang telah dijanjikan tanpa melakukan kesalahan. pengecualian sepanjang pengecualian tersebut tidak
c. Daya tanggap (responsiveness) mempengaruhi laba rugi fiskal.
Menurut Zeithaml, Berry dan Parasuraman dalam
Suratno dan Purnama (2005) daya tanggap dapat Penelitian Yang Relevan
didefenisikan sebagai kemampuan atau keinginan Penelitian-penelitian yang berkaitan dengan
para karyawan untuk membantu dan memberikan kepatuhan telah banyak dilakukan diantaranya :
pelayanan yang dibutuhkan konsumen. Berkaitan 1. Franklin (2008) melakukan penelitian terhadap
dengan tanggung jawab dan keinginan untuk analisis faktor-faktor yang mempengaruhi
memberikan jasa yang prima serta membantu kepatuhan wajib pajak membayar PBB di kota
penerima jasa apabila menghadapi masalah Padang, hasilnya menunjukkan bahwa kompensasi
berkaitan dengan jasa yang diberikan oleh pemberi dan tingkat pemahaman berpengaruh signifikan
jasa tersebut. terhadap kepatuhan wajib pajak dalam membayar
PBB. Sedangkan sanksi pajak, administrasi pajak,

7
tingkat penghasilan dan tingkat pengalaman tidak Pengembangan Hipotesis
berpengaruh signifikan terhadap kepatuhan wajib 1. Hubungan tingkat pemahaman wajib pajak
pajak dalam membayar PBB. terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak
2. Wilda (2009) melakukan penelitian mengenai Tingkat pemahaman wajib pajak mengenai
pengaruh faktor tax payer terhadap keberhasilan perpajakan menjadi hal penting dalam menentukan
penerimaan pajak bumi dan bangunan di sikap perpajakan dan perilaku wajib pajak dalam
Kecamatan Sungai Tarab, berdasarkan pengujian melaksanakan kewajibannya.Jika pengetahuan
hipotesis regresi linear berganda hasilnya wajib pajak mengenai perpajakan rendah, maka
menunjukkan faktor tax payer yaitu kesadaran kepatuhan wajib pajak mengenai peraturan yang
perpajakan, pemahaman wajib pajak terhadap berlaku juga rendah, karena walaupun wajib pajak
undang-undang dan peraturan perpajakan, persepsi tidak berniat untuk melalaikan kewajiban pajaknya,
wajib pajak tentang pelaksanaan sanksi denda PBB, wajib pajak tetap tidak mampu memenuhi
pendapatan wajib pajak dan tingkat pendidikan kewajiban perpajakannya karena dia sendiri tidak
wajib pajak PBB mempunyai pengaruh yang memahami UU dan tata cara perpajakan, hal ini
signifikan terhadap keberhasilan penerimaan PBB akan mengakibatkan kepatuhan wajib pajak rendah.
di Kecamatan Sungai Tarab. Pemahaman perpajakan meliputi pengisian
3. Hendrico (2011) tentang pengaruh kualitas surat pemberitahuan dengan benar, penghitungan
pelayanan pajak, tingkat pemahaman dan kesadaran pajak yang sesuai dengan pajak yang terutang yang
wajib pajak terhadap kepatuhan wajib pajak bumi ditanggung wajib pajak, penyetoran pajak secara
dan bangunan di kota Padang, yang menunjukkan tepat waktu sesuai dengan waktu yang ditentukan
berpengaruh signifikan positif masing-masing dan pelaporan atas pajaknya ke kantor pajak.
variabel independennya terhadap kepatuhan wajib Apabila wajib pajak memiliki pengetahuan yang
pajak bumi dan bangunan. cukup mengenai keempat hal tersebut, maka semua
4. Nora (2008) meneliti tentang pengaruh sikap wajib ketentuan pemenuhan kewajiban perpajakan dapat
pajak terhadap kepatuhan wajib pajak di kota dilakukan dengan baik oleh wajib pajak dan tingkat
Padang. Hasil penelitiannya menyimpulkan sikap kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
wajib pajak berpengaruh signifikan terhadap Sebagai contoh, misalnya seorang wajib pajak
tingkat kepatuhan wajib pajak. tidak paham bagaimana cara menghitung pajak
5. Ikafitri (2009) menguji tentang pengaruh pengaruh terutangnya, hal ini akan menyebabkan si wajib
kualitas pelayanan pajak dan administrasi pajak pajak akan bingung dalam melaporkan SPT. Hal ini
terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan tentu saja membuat wajib pajak tersebut tidak
bermotor di Kota Padang. Penelitian ini mampu memenuhi kewajiban perpajakannya. Oleh
membuktikan kualitas pelayanan pajak dan karena itu, Menurut Muslim (2007:11), semakin
administrasi pajak berpengaruh signifikan positif tinggi tingkat pengetahuan dan pemahaman wajib
terhadap kepatuhan wajib pajak kendaraan pajak terhadap peraturan perpajakan, maka semakin
bermotor di kota padang. kecil kemungkinan wajib pajak untuk melanggar
6. Kurniawan (2006) menguji tentang pengaruh peraturan tersebut sehingga meningkatkan tingkat
sosialisasi pajak bumi dan bangunan terhadap kepatuhan wajib pajak.
tingkat kepatuhan wajib pajak di kabupaten Kudus.
Penelitian ini menunjukkan bahwa sosialisasi pajak 2. Hubungan kualitas pelayanan fiskus terhadap
bumi dan bangunan berpengaruh signifikan positif tingkat kepatuhan wajib pajak
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Salah satu upaya dalam meningkatkan
7. Rustiyaningsih (2011) menguji tentang faktor- kepatuhan wajib pajak adalah memberikan
faktor yang mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib pelayanan yang baik kepada wajib pajak.
pajak. Penelitian ini membuktikan bahwa Peningkatan kualitas dan kuantitas pelayanan
pemahaman terhadap self assessment system, diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kepada
kualitas pelayanan, tingkat pendidikan, tingkat wajib pajak sebagai pelanggan sehingga
penghasilan, sanksi perpajakan berpengaruh meningkatkan kepatuhan dalam bidang perpajakan.
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Namun Menurut Devano dan Rahayu (2006:112),
rustiyaningsih meneliti secara umum, tidak kualitas pelayanan adalah segala kegiatan
mengkaji secara spesifik apa pajak yang diteliti dan pelayanan yang dilaksanakan oleh kantor pelayanan
dimana daerah penelitiannya. pajak sebagai upaya pemenuhan kebutuhan wajib
pajak dalam rangka pelaksanaan ketentuan

8
perundangan, yang mana bertujuan untuk menjaga Tempat dan Waktu Penelitian
kepuasan wajib pajak yang diharapkan dapat Penelitian ini dilakukan terhadap wajib pajak
meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Sehingga PPh Orang Pribadi di kota Solok dan dilakukan
apabila pelayanan yang diberikan oleh fiskus baik pada tahun 2012.
maka tingkat kepatuhan wajib pajak dalam
melaksanakan kewajibannya juga meningkat. Populasi dan Sampel
Kualitas pelayanan dapat diukur dengan Populasi dalam penelitian ini adalah wajib
kemampuan memberikan pelayanan yang
memuaskan, dapat memberikan pelayanan dengan
pajak PPh Orang Pribadi di kota Solok. Penulis
tanggapan, kemampuan, kesopanan, dan sikap mengambil populasi ini disebabkan karena wajib
dapat dipercaya yang dimiliki oleh aparat pajak. Di pajak ini melaksanakan langsung pemenuhan
samping itu, juga kemudahan dalam melakukan kewajiban perpajakannya. Wajib pajak PPh Orang
hubungan komunikasi yang baik, memahami Pribadi melakukan pendaftaran, perhitungan,
kebutuhan wajib pajak, tersedianya fasilitas fisik pelaporan dan pembayaran pajak terutang
termasuk sarana komunikasi yang memadai dan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak.
pegawai yang cakap dalam tugasnya. Apabila hal- Sampel pada penelitian ini adalah wajib pajak
hal tersebut dapat dipenuhi oleh petugas pajak, PPh Orang Pribadi yang melakukan usaha di
tentu saja wajib pajak akan merasa nyaman dalam bidang perdagangan. Peneliti mengambil sampel
melakukan kewajiban perpajakannya dan
wajib pajak PPh orang pribadi yang melakukan
kepatuhan wajib pajak akan meningkat.
Pelayanan yang baik dan memadai akan
usaha perdagangan karena sektor perdagangan di
membantu masyarakat paham akan kewajibannya kota Solok mengalami peningkatan dan
sebagai wajib pajak. Dan hal ini akan perkembangan tiap tahun.
meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
membayar pajak. Sebaliknya, jika tidak adanya Jenis dan Sumber Data
pelayanan yang baik oleh fiskus maka wajib pajak Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini
akan malas dan enggan dalam melaksanakan adalah data primer, yaitu data yang diperoleh
kewajibannya, serta akan terjadi penyelewengan langsung dari responden.
pajak yang berdampak buruk terhadap penerimaan Sumber data dalam penelitian ini adalah
negara dari sektor pajak. beberapa wajib pajak PPh Orang Pribadi yang
terdaftar di kota Solok.
3. METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian Metode Pengumpulan Data


Berdasarkan judul dan permasalahan yang Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
akan diteliti dalam penelitian ini, maka jenis wawancara, yaitu memberikan seperangkat
penelitian ini adalah penelitian kausatif. Karena pertanyaan (kuisioner) tertulis kepada para
penelitian kausatif berguna untuk menganalisa responden untuk dijawab. Kuisioner diberikan
pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya. secara langsung kepada wajib pajak dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Umar (1999:37) pengambilan kuisioner dijemput langsung sesuai
yaitu penelitian kausatif berguna melihat seberapa dengan kesepakatan pengambilan.
jauh variabel bebas mempengaruhi variabel terikat.
Dalam penelitian ini menjelaskan dan Variabel Penelitian
menggambarkan serta memperlihatkan pengaruh Variabel penelitian yang digunakan dalam
tingkat pemahaman wajib pajak dan kualitas penelitian ini adalah:
pelayanan fiskus sebagai variabel bebas 1. Variabel bebas (x)
(independent variable) dengan tingkat kepatuhan Variabel bebas disebut juga dengan
wajib pajak sebagai variabel terikat (dependent variabel independent, yaitu variabel yang dapat
variable). mempengaruhi perubahan dalam variabel
terikat nantinya.Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas adalah tingkat

9
pemahaman wajib pajak dan kualitas Sekaran (2003) menyatakan cara
pelayanan fiskus. mengukur reliabilitas dengan cronbachs alpha
2. Variabel terikat (y) adalah sebagai berikut:
Variabel terikat disebut juga dengan a. Kurang dari 0,6 tidak reliabel
variabel dependent, yaitu variabel yang b. 0,6 0,7 akseptabel
menjadi perhatian utama dalam sebuah c. 0,7 0,8 baik
pengamatan.Yang menjadi variabel terikat d. Lebih dari 0,8 reliabel
dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib Jika semakin dekat koefisien alpha pada nilai
pajak PPh Orang Pribadi. berarti butir pertanyaan dalam koefisien ini
semakin reliabel.
Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini Model dan teknik Analisis Data
menggunakan skala likert dengan lima alternatif. Model
Menurut Sugiyono (2008) dengan skala likert Dari data yang telah dikumpulkan, maka akan
variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi diolah dengan menggunakan alat analisis berganda
indikator variabel, kemudian indikator tersebut (multiple regression).
dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item- Model yang digunakan dalam penelitian
item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau menggunakan rumus:
pernyataan Y = a + b1X1 + b2X2 + e
Dimana:
Instrumen Penelitian Y = Kepatuhan wajib pajak PPh orang pribadi
Instrumen penelitian yang digunakan dalam a = Konstanta
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner terdiri b = Koefisien masing-masing variabel X1 dan X2
dari sejumlah pertanyaan yang menggunakan skala X1 = Tingkat pemahaman wajib pajak
likert dengan lima alternatif jawaban. X2 = Kualitas pelayanan fiskus
E = Error term
Uji Instrumen
1. Uji validitas Teknik Analisis Data
Uji validitas dimaksudkan untuk mengetahui a) Uji asumsi klasik
ketepatan instrumen dalam mengukur apa yang Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk
hendak diukur. Suatu kuisioner dikatakan valid melihat kelayakan model serta untuk
jika pertanyaan dalam kuisioner tersebut mengetahui apakah terdapat pelanggaran
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang asumsi klasik dalam model regresi berganda,
akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghazali, karena model regresi yang baik adalah model
2007:45). yang lolos dari pengujian asumsi klasik.
Uji valid pada penelitian ini menggunakan uji Asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model
corrected item total coleration. Jika r hitung > regresi pada penelitian ini agar parameter
r tabel dan bernilai positif maka butir estimasi tidak bias, yaitu:
pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan 1) Uji normalitas residual
valid Uji normalitas digunakan untuk
2. Uji reliabilitas menguji apakah distribusi residual
Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur mengikuti atau mendekati distribusi
kuisioner yang merupakan indikator dari suatu normal. Data yang baik adalah data yang
variabel. Suatu kuisioner dikatakan reliable pola distribusinya normal (tidak menceng
atau handal jika jawaban seseorang terhadap ke kiri atau ke kanan). Uji normalitas dapat
pernyataan konsisten atau stabil dari waktu ke dilakukan dengan menggunakan metode
waktu (Ghazali, 2006:41). Uji ini dilakukan kolmogrof smirnov, dengan criteria
dengan menggunakan koefisien cronbachs pengujian sebagai berikut:
alpha.
10
a) jika sig 0,05 berarti dikatakan perhitungan Adjusted R square. Nilai koefisien
berdistribusi normal adalah nol atau satu. Nilai Adjusted R square
b) jika sig 0,05 berarti dikatakan yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel
berdistribusi tidak normal independen dalam menjelaskan variabel-
2) Uji multikolinearitas variabel dependen sangat terbatas.
3) Uji Hipotesis (t-test)
Sebelum dilakukan analisis data dengan
Uji t bertujuan untuk menguji pengaruh
mengguanakan regresi berganda maka secara parcial antara variabel bebas terhadap
dilakukan uji multikolinearitas. Multi- variabel tidak bebas dengan variabel lain
kolinearitas adalah kejadian yang dianggap konstan, dengan asumsi bahwa jika
menginformasikan terjadinya hubungan signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari
antara variabel bebas (x). Jika tidak terjadi analisa regresi menunjukkan kecil dari = 5%,
korelasi dari variabel bebas maka tidak berarti variabel independen berpengaruh
terdapat masalah pada multikolinearitas. terhadap variabel dependen.
Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas Dengan tingkat kepercayaan untuk
dapat dilihat melalui nilai variance pengujian hipotesis adalah 95% atau () = 0,05
inflation faktor (VIF) < 10 dan tolerance > (5%). Dengan kriteria sebagai berikut:
0,10. a) Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan koefisien
3) Uji heterokedastisitas regresi () positif maka hipotesis diterima yang
berarti tersedia cukup bukti untuk menolak H0
Untuk menguji apakah dalam sebuah
pada pengujian hipotesis 1 dan 2 atau dengan
metode regresi terjadi ketidaksamaan kata lain tersedia bukti untuk menerima H1 dan
varians dari residual atas suatu pengamatan H2.
ke pengamatan lain. Untuk mendeteksi b) Jika tingkat signifikansi < 0,05 dan koefisien
adanya heterokedastisitas dapat regresi () negatif maka hipotesis ditolak dan
menggunakan uji glejtser. dalam uji ini, berarti tidak tersedia cukup bukti untuk
apabila hasilnya sig lebih besar daripada menerima hipotesis.
0,05 maka tidak terdapat gejala c) Jika tingkat signifikansi > 0,05 dan koefisien
heterokedastisitas. Model yang baik adalah regresi () positif maka hipotesis ditolak yang
tidak terjadi heterokedastisitas. berarti tidak tersedia cukup bukti untuk
menerima hipotesis
b) Uji model
1) Uji F (F-test) Defenisi Operasional
Uji F pada dasarnya menunjukkan 1. Tingkat pemahaman wajib pajak
apakah semua variabel bebas dalam sebuah Tingkat pemahaman wajib pajak adalah sejauh
model berpengaruh secara bersama-sama mana wajib pajak mengerti dan paham dalam
terhadap variabel terikat. Selain itu, uji F dapat hal menghitung, melaporkan dan menyetorkan
digunakan untuk melihat model regresi yang
digunakan sudah signifikan atau belum, dengan pajak terutangnya.
ketentuan bahwa jika p value < () = 0,05 dan F Kualitas pelayanan fiskus
hitung > F tabel, berarti model tersebut 2. Kualitas pelayanan fiskus adalah segala
signifikan dan bisa digunakan untuk menguji kegiatan pelayanan yang dilaksanaan oleh
hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk kantor pelayanan pajak sebagai upaya
pengujian hipotesis adalah 95% atau () = 5% pemenuhan kebutuhan wajib pajak dalam
(0,05) rangka pelaksanaan ketentuan perundang-
2) Koefisien Determinasi (Adjusted R Square)
undangan yang mana bertujuan untuk menjaga
Koefisien determinasi (R square) pada
intinya mengukur seberapa jauh kemampuan kepuasan wajib pajak.
model dalam menerangkan variansi variabel Kepatuhan wajib pajak
terikat. Adjusted R square berarti R square 3. Kepatuhan pajak merupakan pelaksanan atas
sudah disesuaikan dengan derajat masing- kewajiban untuk menyetor dan melaporkan
masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam

11
pajak yang terutang sesuai dengan peraturan deviasi 5,5. Variabel tingkat kepatuhan (Y)
perpajakan. memiliki rata-rata 37,48 dan standar deviasi 1,76.

4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Uji Validitas Dan Reliabilitas


Sampel Dan Responden Penelitian 1. Uji Validitas
Jumlah populasi pada penelitian ini adalah Untuk melihat validitas dari masing-masing
3.861 orang wajib pajak PPh orang pribadi yang item kuesioner, digunakan Corrected Item-
terdaftar di kota Solok pada tahun 2010. Kuesioner Total Colleration. Jika rhitung > rtabel, maka data
dibagikan kepada 100 orang wajib pajak yang dikatakan valid, dimana rtabel untuk N = 100
melakukan kegiatan usaha di bidang perdagangan. adalah 0,195. Berdasarkan hasil pengolahan
Untuk mengatasi rendahnya tingkat pengembalian data didapatkan bahwa nilai Corrected Item-
kuesioner, maka peneliti menunggu responden Total Colleration untuk masing-masing item
dalam mengisi pertanyaan yang terdapat dalam variabel X1, X2 dan Y semuanya di atas rtabel.
kuesioner sehingga tingkat pengembalian Maka dapat dikatakan bahwa seluruh item
kuesioner dapat menjadi 100%. Dari 100 kuesioner pernyataan variabel X1, X2 dan Y adalah valid.
kembali, semua jawabannya lengkap dan layak Tabel 4
digunakan untuk dianalisis. Nilai Corrected Item-Total Correlation
Terkecil
Analisis Deskriptif Nilai Corrected
Sebelum dilakukan pengujian data secara Instrumen Item-Total
statistik dengan lebih lanjut, terlebih dahulu Variabel Correlation
dilakukan pendeskripsian terhadap variabel terkecil
Tingkat kepatuhan
penelitian. Hal ini dimaksudkan agar dapat 0,241
wajib pajak (Y)
memberikan gambaran tentang masing-masing
Tingkat
variabel yang akan diteliti. Dalam penelitian ini pemahaman wajib 0,285
yang menjadi variabel bebas adalah tingkat pajak (X1)
pemahaman wajib pajak dan kualitas pelayanan Kualitas pelayanan
fiskus sedangkan variabel terikatnya adalah tingkat 0,214
fiskus (X2)
kepatuhan wajib pajak. Berikut ini data statistik Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18
deskriptif masing-masing variabel: (2012)
Dari Tabel di atas dapat dilihat nilai
Tabel 3 terkecil dari Corrected Item-Total Correlation
Statistik deskriptif untuk masing-masing instrumen. Untuk
Std. instrumen tingkat kepatuhan wajib pajak
N Mean Deviation diketahui nilai Corrected Item-Total
Tingkat 100 30.0700 3.66324 Correlation terkecil 0,241, untuk instrumen
Pemahaman tingkat pemahaman wajib pajak nilai terkecil
Kualitas 100 116.6200 5.50258
0,285 dan untuk instrumen kualitas pelayanan
Pelayanan
Tingkat 100 37.4800 1.76658
fiskus nilai terkecil 0,214 .
Kepatuhan
Sumber : Pengolahaan data statistik versi 18 2. Uji Reliabilitas
(2012) Untuk uji reliabilitas instrumen, semakin
dekat koefisien keandalan dengan 1,0 maka
Berdasarkan Tabel 3 di atas dari 100 responden akan semakin baik. Secara umum, keandalan
yang diteliti terlihat bahwa variabel tingkat kurang dari 0,60 dianggap buruk, keandalan
pemahaman (X1) memiliki nilai rata-rata 30,07 dan dalam kisaran 0,7 bisa diterima, dan lebih dari
standar deviasi 3,66. Variabel kualitas pelayanan 0,80 adalah baik. Berikut ini merupakan tabel
(X2) memiliki nilai rata-rata 116,6 dan standar
12
nilai cronbachs alpha masing-masing Berdasarkan tabel 6 di atas dapat dianalisis
instrumen: model estimasi sebagai berikut:
Tabel 5 Y = 14,350 + 0,460X1 + 0,048X2 + e
Nilai Cronbachs Alpha
Nilai Keterangan :
Instrumen
Cronbachs Y = Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak
Variabel
Alpha a = Konstanta
Tingkat kepatuhan X1 = Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
0,894
wajib pajak (Y) X2 = Kualitas Pelayanan Fiskus
Tingkat pemahaman e = Standar error
0,719
wajib pajak (X1) Dari persamaan di atas dapat dijelaskan bahwa :
Kualitas pelayanan a. Nilai konstanta sebesar 14,350
0,862
fiskus (X2) mengindikasikan bahwa jika variabel
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi independen yaitu tingkat pemahaman wajib
18 (2012) pajak dan kualitas pelayanan fiskus adalah nol
Keandalan konsistensi antar item atau maka nilai tingkat kepatuhan wajib pajak
koefisien keandalan Cronbachs Alpha yang adalah sebesar konstanta 14,350.
terdapat pada tabel di atas yaitu untuk b. Koefisien tingkat pemahaman wajib pajak
instrumen tingkat kepatuhan wajib pajak (Y) sebesar 0,460 mengindikasikan bahwa setiap
0,894, untuk instrumen tingkat pemahaman peningkatan tingkat pemahaman wajib pajak
wajib pajak (X1) 0,719 dan untuk instrumen akan mengakibatkan peningkatan kepatuhan
kualitas pelayanan fiskus (X2) 0,862. Data ini wajib pajak sebesar 0,460 satuan dengan
menunjukkan nilai berada pada kisaran diatas asumsi variabel lain konstan.
0,6, dengan demikian semua instrumen c. Koefisien kualitas pelayanan fiskus sebesar
penelitian dapat dikatakan reliabel. 0,048 mengindikasikan bahwa setiap
peningkatan kualitas pelayanan fiskus, maka
Hasil Analisis Regresi Berganda akan mengakibatkan peningkatan tingkat
Untuk mengungkap pengaruh variabel yang kepatuhan wajib pajak sebesar 0,048 dengan
dihipotesiskan dalam penelitian ini dilakukan asumsi variabel lain konstan.
melalui analisis regresi berganda. Hasil
pengolahan data yang menjadi dasar dalam Uji Asumsi Klasik
pembentukan model penelitian ini ditunjukkan Uji asumsi klasik yang dilakukan terdiri dari:
dalam tabel 6 berikut : 1. Uji Normalitas Residual
Tabel 6 Uji normalitas bertujuan untuk menguji
Analisis Regresi Berganda apakah dalam sebuah regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi
Coefficientsa normal. Pengujian normalitas dapat dilakukan
Model Unstandardized Standardized dengan menggunakan One Sample
Coefficients Coefficients Kolmogorov-Smirnov Test, dengan taraf
B Std. Error Beta t Sig. signifikan 0,05 atau 5%. Jika signifikan yang
1 (Constant) 14.350 3.560 4.031 .000 dihasilkan > 0,05 maka distribusi datanya
dikatakan normal. Sebaliknya jika signifikan
pemahaman .460 .048 .716 9.591 .000
yang dihasilkan < 0,05 maka data tidak
kualitas .048 .023 .156 2.087 .039 terdistribusi secara normal. Hasil perhitungan
a. Dependent Variable: kepatuhan nilai Kolmogorov-Smirnov Test untuk model
yang diperoleh dapat dilihat pada Tabel 7 di
bawah ini:
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18

13
Tabel 7 Tabel 8
Uji Normalitas Residual Uji Multikolinearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Coefficientsa
Unstandardized
Residual
Model Unstandardized Standardized Collinearity
N 100 Coefficients Coefficients Statistics
Normal Parametersa,b Mean .0000000 Std.
Std. Deviation 1.83328141
B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
Most Extreme Absolute .078
Differences Positive .078 1(Constant) 42.817 4.041 10.59 .000
Negative -.055 4
Kolmogorov-Smirnov Z .781
Asymp. Sig. (2-tailed) .575 tingkat_pemahama -.053 .052 -.104 -1.018 .311 .970 1.031
a. Test distribution is Normal. n
b. Calculated from data. kualitas_pelayanan -.023 .034 -.069 -.673 .502 .970 1.031
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18 a. Dependent Variable: tingkat_kepatuhan
(2012)
Dari Tabel di atas terlihat bahwa hasil uji
normalitas menyatakan nilai Kolmogorov-Smirnov Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18
sebesar 0,781 dengan signifikan 0,575. (2012)
Berdasarkan hasil tersebut dapat dinyatakan data Hasil nilai VIF yang diperoleh dalam tabel di
yang digunakan dalam penelitian ini telah atas menunjukkan variabel bebas dalam model
berdistribusi normal dan bisa dilanjutkan untuk regresi tidak saling berkolerasi. Diperoleh nilai
diteliti lebih lanjut. VIF untuk masing-masing variabel bebas kurang
dari 10 dan tolerance value berada diatas 0,10.
2. Uji Multikolinearitas Hal ini menunjukkan tidak adanya korelasi
Uji multikolinearitas bertujuan untuk antara sesama variabel bebas dalam model
menguji apakah model regresi ditemukan regresi dan disimpulkan tidak terdapat masalah
adanya kolerasi antar variabel bebas atau multikolinearitas diantara sesama variabel bebas
independen. Untuk menguji adanya dalam model regresi.
multikolinearitas dapat dilihat melalui nilai
Variance Inflantion Factor (VIF) dan tolerance 3. Uji Heterokedastisitas
value untuk masing-masing variabel Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk
independen. Apabila tolerance value di atas menguji apakah dalam sebuah model regresi
0,10 dan VIF kurang dari 10 maka dikatakan terjadi ketidaksamaan varians dari residual atas
tidak terdapat gejala multikolinearitas. Hasil satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
perhitungan nilai VIF untuk pengujian varians dari residual suatu pengamatan ke
multikolinearitas antara sesama variabel bebas pengamatan lain tetap, maka disebut
dapat dilihat pada Tabel 8 berikut: homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heterokedastisitas. Untuk mendeteksi adanya
heterokedastisitas pada penelitian ini
menggunakan uji Gletser. Pengujian ini
membandingkan signifikan dari uji ini apabila
hasilnya sig > 0,05 atau 5%. Jika signifikan di
atas 5% maka disimpulkan model regresi tidak
mengandung adanya heteroskedastisitas.
Adapun hasil pengujian dapat dilihat pada
Tabel 9 berikut:

14
Tabel 9 atau kecil dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa
Uji Heterokedastisitas persamaan regresi yang digunakan sudah fix.

Coefficientsa 2. Uji Koefesien Determinasi (R2)


Model Unstandardized Standardized Koefisien Determinasi bertujuan untuk
Coefficients Coefficients melihat atau mengukur seberapa jauh
B Std. Error Beta t Sig. kemampuan model dalam menerangkan variabel
1 (Constant) 2.073 2.632 .788 .433 dependen. Hasil pengukuran koefisien
tingkat_pemahama -.024 .034 -.074 -.715 .476 determinasi dapat dilihat pada Tabel 11 di bawah
n ini:
kualitas_pelayanan .000 .022 .001 .012 .991 Tabel 11
a. Dependent Variable: ABSRES
Model Summaryb
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18 Adjusted R Std. Error of the
(2012) Model R R Square Square Estimate
Berdasarkan Tabel di atas, dapat dilihat tidak 1 .698a .487 .476 1.24077
ada variabel yang signifikan dalam regresi dengan a. Predictors: (Constant), kualitas pelayanan, tingkat pemahaman
variabel AbsUt. Tingkat signifikansi > 0,05, b. Dependent Variable: tingkat kepatuhan
sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi
yang digunakan dalam penelitian ini terbebas dari
heteroskedastisitas. Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18
Dari tampilan output SPSS model summary
Uji Model pada Tabel 11 di atas besarnya Adjusted R
1. Uji F (F-Test) Square adalah 0,487. Hal ini mengindikasi
Tabel 10 bahwa kontribusi variabel tingkat pemahaman
dan kualitas pelayanan adalah sebesar 48,7%,
ANOVAb sedangkan 51,3% di tentukan oleh faktor lain
Model Sum of diluar model yang tidak terdeteksi dalam
Squares df Mean Square F Sig. penelitian ini.
1 Regression 141.627 2 70.813 45.997 .000a
Residual 149.333 97 1.540 3. Uji Hipotesis (t-Test)
Total 290.960 99 Uji t statistik (t-Test) bertujuan untuk
a. Predictors: (Constant), kualitas, pemahaman mengetahui hubungan yang signifikan dari
b. Dependent Variable: kepatuhan masing-masing variabel bebas terhadap variabel
terikatnya. Pengujian hipotesis secara parsial
Sumber: Pengolahan data statistik SPSS versi 18 dilakukan dengan cara membandingkan nilai
Hasil pengolahan data SPSS pada uji F untuk thitung dengan nilai ttabel. Nilai ttabel dengan = 0,05
melihat ada atau tidaknya pengaruh variabel dan derajat bebas (db) = n-k-1 = 100-2-1 = 97
bebas secara bersama-sama terhadap variabel adalah 1,980.
terikat serta untuk menguji apakah model yang Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 6,
digunakan sudah fix atau tidak. Patokan yang maka dapat diketahui pengaruh antara variabel
digunakan adalah dengan membandingkan nilai independen secara parsial terhadap variabel
singnifikansi yang didapat dengan derajat dependen pada uraian berikut ini:
signifikansi (=0,05). Apabila signifikansi F a. Tingkat pemahaman wajib pajak (X1)
lebih kecil dari derajat signifikansi, maka berpengaruh signifikan positif terhadap
persamaan regresi yang diperoleh dapat tingkat kepatuhan wajib pajak.
dihandalkan. Berdasarkaan Tabel 10 di atas Pengujian hipotesis pertama dilakukan
dapat dilihat bahwa singnifikansi adalah 0,000 dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel.
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai
15
sig < 0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai (2005) menjelaskan bahwa jika pengetahuan
signifikan sebesar 0,000 < 0,05 dan nilai dan pemahaman mengenai perpajakan rendah
thitung 9,591 > ttabel 1,980. Nilai koefisien maka kepatuhan wajib pajak terhadap peraturan
dari variabel X1 bernilai positif yaitu 0,460. yang berlaku juga rendah. Begitu juga dengan
Jadi hipotesis yang telah dirumuskan sesuai teori Muslim (2007:11), semakin tinggi tingkat
dengan hasil penelitian sehingga H1 dapat pengetahuan dan pemahaman wajib pajak
diterima. Dimana semakin tinggi tingkat terhadap peraturan perpajakan, maka semakin
pemahaman wajib pajak maka semakin kecil kemungkinan wajib pajak untuk
tinggi pula tingkat kepatuhan wajib pajak. melanggar peraturan tersebut sehingga
Hal ini menunjukkan bahwa penelitian ini meningkatkan tingkat kepatuhan wajib pajak.
dapat membuktikan bahwa tingkat Tingkat pemahaman adalah suatu proses
pemahaman wajib pajak (X1) berpengaruh peningkatan pengetahuan secara intensif yang
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan dilakukan seseorang individu dan sejauh mana
wajib pajak. ia dapat mengerti dengan benar akan suatu
b. Kualitas pelayanan fiskus (X2) berpengaruh permasalahan yang ingin diketahui. Tingkat
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan pemahaman wajib pajak mengenai perpajakan
wajib pajak. merupakan faktor potensial bagi pemerintah
Pengujian hipotesis kedua dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
dengan membandingkan nilai thitung dan ttabel. Dengan tingkat pemahaman yang baik
Hipotesis diterima jika thitung > ttabel atau nilai seseorang akan dapat melaksanakan sesuatu
sig < 0,05. Hal ini dapat dilihat bahwa nilai dengan baik pula. Dalam menjalankan
signifikan sebesar 0,039 < 0,05 dan nilai kewajiban perpajakannya, wajib pajak haruslah
thitung 2,087 > ttabel 1,980. Nilai koefisien menguasai peraturan serta kewajiban yang
dari variabel X2 bernilai positif yaitu 0,048. dijalankannya agar terhindar dari sanksisanksi
Jadi hipotesis yang telah dirumuskan sesuai yang berlaku. Dengan demikian pemahaman
dengan hasil penelitian sehingga H2 dapat tentang perpajakan berupa informasi
diterima. Dimana semakin tinggi kualitas perpajakan dan peraturan perpajakan akan
pelayanan fiskus maka semakin tinggi pula meningkatkan kepatuhan seseorang dalam
tingkat kepatuhan wajib pajak. Hal ini membayar kewajiban perpajakannya.
menunjukkan bahwa penelitian ini dapat Berdasarkan data distribusi frekuensi
membuktikan bahwa kualitas pelayanan variable pengawasan internal dapat dilihat
fiskus (X2) berpengaruh signifikan positif bahwa tingkat capaian responden sebesar
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. 75,2% berada dalam kategori baik. Hal ini
menunjukkan bahwa wajib pajak cukup
Pembahasan mengetahui dan paham mengenai perpajakan
Pembahasan dalam penelitian ini ditujukan sehingga diharapkan dapat meningkatkan
untuk menjelaskan hasil penelitian sesuai dengan kepatuhan dalam melaksanakan kewajibannya.
tujuan penelitian. Hasil pembahasan lebih lanjut
akan diuraikan dalam poin-poin berikut ini: 2. Pengaruh kualitas pelayanan fiskus terhadap
1. Pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak tingkat kepatuhan wajib pajak.
terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kualitas pelayanan fiskus berpengaruh
tingkat pemahaman wajib pajak berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan
signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan wajib pajak. Semakin baik kualitas pelayanan
wajib pajak. Semakin tinggi tingkat pemahaman fiskus maka kepatuhan wajib pajak dalam
wajib pajak maka tingkat kepatuhan wajib pajak memenuhi kewajibannya akan semakin
dalam memenuhi kewajiban perpajakannya juga meningkat. Hal ini sejalan dengan teori yang
akan semakin tinggi. Hal ini sejalan dengan dinyatakan oleh Devano dan Rahayu (2006),
teori Spicer dan Lundset (1976 dalam Razman kualitas pelayanan adalah segala kegiatan
16
pelayanan yang dilaksanakan oleh kantor Solok. Berdasarkan hasil temuan penelitian dan
pelayanan pajak sebagai upaya pemenuhan pengujian hipotesis yang telah diajukan dapat
kebutuhan wajib pajak dalam rangka disimpulkan bahwa:
pelaksanaan ketentuan perundangan, yang mana 1. Tingkat pemahaman wajib pajak berpengaruh
bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan
yang diharapkan dapat meningkatkan kepatuhan wajib pajak.
wajib pajak. Sehingga apabila pelayanan yang 2. Kualitas pelayanan fiskus berpengaruh
diberikan oleh fiskus baik maka tingkat signifikan positif terhadap tingkat kepatuhan
kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan wajib pajak
kewajibannya juga meningkat.
Kualitas pelayanan adalah ukuran citra Keterbatasan
yang diakui masyarakat mengenai pelayanan Penelitian ini masih memiliki keterbatasan,
yang diberikan, apakah masyarakat puas atau yaitu kepatuhan wajib pajak PPh orang pribadi di
tidak puas dengan layanan yang diberikan. kota solok mengalami penurunan dari tahun ke
Pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak tahun, namun pada jawaban responden mereka
merupakan pelayanan publik yang lebih telah patuh dalam memenuhi kewajibannya
diarahkan sebagai suatu cara pemenuhan membayar pajak. Jadi dalam penelitian ini masih
kebutuhan masyarakat dalam rangka terdapat kelemahan yaitu ada beberapa responden
pelaksanaan peraturan perundang undangan yang mengisi kuesioner penelitian yang tidak
yang berlaku. Pelayanan pada wajib pajak sesuai dengan kondisi yang sesungguhnya.
bertujuan untuk menjaga kepuasan wajib pajak
yang nantinya diharapkan dapat meningkatkan Saran
kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi 1. Diperlukan adanya tingkat pemahaman wajib
kewajiban perpajakannya. Para wajib pajak pajak dan fiskus perlu memperhatikan kualitas
akan patuh dalam memenuhi kewajiban pelayanan yang diberikannya kepada wajib
perpajakannya tergantung bagaimana petugas pajak, sehingga dengan begitu akan
pajak memberikan mutu pelayanan terbaik meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam
kepada wajib pajaknya. Dengan memberikan memenuhi kewajiban perpajakannya
pelayanan yang berkualitas maka wajib pajak 2. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan
akan senang dalam membayar pajak dan perubahan variabel penelitian untuk
meningkatkan kepatuhannya dalam membayar menemukan variabel-variabel lain yang
pajak. berpengaruh kuat terhadap kepatuhan wajib
Berdasarkan data distribusi frekuensi pajak dalam memenuhi kewajiban
variabel kualitas pelayanan fiskus dapat dilihat perpajakannya, serta dilakukan perubahan
bahwa tingkat capaian rata-rata responden dalam pemilihan alternatif jawaban pada
sebesar 89,7% berada dalam kategori baik. Hal kuesioner penelitian.
ini menunjukkan bahwa pada umumnya petugas 3. Sebaiknya untuk penelitian selanjutnya akan
pajak telah memberikan pelayanan yang baik lebih baik jika dilengkapi dengan wawancara
pada wajib pajak. Karena semakin baik kualitas ataupun pernyataan tertulis sehingga dapat
pelayanan yang diberikan kepada wajib pajak menggali semua hal yang menjadi tujuan
maka semakin meningkatkan kepatuhan wajib penelitian dan penggantian teknik pengambilan
pajak dalam memenuhi kewajibannya. sampel penelitian.

5. PENUTUP
Kesimpulan Daftar Pustaka
Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh Andriani, Desi. 2009. Pengaruh Kualitas
mana pengaruh tingkat pemahaman wajib pajak Pelayanan Pajak terhadap Kepatuhan
dan kualitas pelayanan fiskus terhadap tingkat Wajib Pajak Orang Pribadi di KPP Dumai.
kepatuhan wajib pajak PPh orang pribadi di kota Skripsi : FE UNAND
17
Budiono, B. 2003. Pelayanan Prima Perpajakan. Pratama, Yudhi. 2007. Pengaruh Kualitas
Jakarta: Rineka Cipta Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib
Devano, Sony dan Rahayu. 2006. Perpajakan Pajak Orang Pribadi. Skripsi FE Unand.
Konsep, Teori dan Isu. Jakarta: Kencana Rahman, hadi. 2010. Pengaruh tingkat
Fraklin, Bermana. 2008. Pengaruh Tingkat pemahaman terhadap tingkat keptuhan
Pemahaman, Pengalaman, Penghasilan, wajib pajak orang pribadi. Skripsi FE
Administrasi Pajak, Kompetensi Pajak UNP.
dan Sanksi Pajak Terhadap Kepatuhan Razman, Ahmed Abdul Latief. 2005. Tax Literacy
Wajib Pajak Dalam Membayar PBB di Rate Among Tax Payers:
Kecamatan Padang Barat. Skripsi FE Evidence From Malaysia. JAAI volume 9
UNP. no.1, Juni 2005: 1-13
Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Riko, Thomas. 2006. Analisis Tingkat Pemahaman
Multivariate Dengan Program SPSS. Wajib Pajak Badan dan Fiskus terhadap
Semarang Perencanaan dan Penggelapan Pajak pada
Hendrico . 2011. Pengaruh Kualitas Pelayanan KPP Padang. Skripsi : FE UNAND
Pajak, Tingkat Pemahaman dan Kesadaran Rustiyaningsih, Sri. 2011. Faktor-faktor yang
Wajib Pajak terhadap Kepatuhan Wajib mempengaruhi tingkat kepatuhan wajib
Pajak Bumu dan Bangunan di Kecamatan pajak. SNA XI. Pontianak
Lubuk Kilangan Kota Padang. Skripsi ; FE Sholichah, Muminatus dan Istiqomah. 2005.
UNP Perilaku Wajib Pajak terhadap Tingkat
Ikafitri, Dina Yunia. 2009. Pengaruh Kualitas Keberhasilan Penerimaan PBB di
Pelayanan Pajak dan Administrasi Pajak Kabupaten Gresik. Jurnal Logos. Vol 3 No.
terhadap Kepatuhan Wajib Pajak 1 Juli 2005, hal 62-75
Kendaraan Bermotor di Kota Padang. Sri, 2003. Perpajakan Indonesia. Yogyakarta: UPP
Skripsi : FE UNP AMP YKPN
Irawan, Handi. 2007. Sepuluh Prinsip Kepuasan Suhardito, Bambang dan Bambang Sudibyo.1999.
Pelanggan. Jakarta. Pengaruh Faktor factor yang melekat
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metodologi Riset untuk pada diri wajib pajak terhadap
Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga keberhasilan penerimaan PBB. Simposium
Dhani, kurniawan. 2006. Pengaruh sosialisasi Nasional Akuntansi II, Malang.
pajak bumi dan bangunan terhadap tingkat Suryadi, 2006. Model hubungan kausal keadaan,
kepatuhan wajib pajak. Skripsi: FE Unnes pelayanan, kepatuhan wajib pajak dan
Lestari, puji. 2010. Analisis tingkat pemahaman pengaruhnya terhadap kinerja penerimaan
terhadap pelaksanaan self assessment pajak. Jurnal ekonomi volume 4, no. 1,
system. Media keuangan Vol. II No. 17 April 2006
Tahun 2010 Tjahjono, Achmad dan Triyono Wahyudi. 2005.
Lumbantoruan, Sophar. 1999. Akuntansi Pajak. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Raja
Jakarta: PT Gramedia Indonesia. Grafindo Persada
Mardiasmo. 2003. Perpajakan. Yogyakarta. Tanjung, Wilda. 2008. Pengaruh administrasi
Menika, Resfianis. 2009. Pengaruh kualitas pajak, tarif pajak, hukum pajak,
pelayanan fiskus terhadap tingkat pemeriksaan pajak, sanksi pajak, tingkat
kepatuhan wajib pajak PPh badan dalam pendidikan dan tingkat pendapatan
memenuhi kewajibannya. Skripsi FE UNP. terhadap kepatuhan wajib pajak dalam
Moeliono, 1998. Kamus Besar Bahasa Indonesia. membayar PBB di kota Padang. Skripsi
Jakarta: Depdikbud RI FE Unand.
Muslim, Afdilla. 2007. Pengaruh tingkat Uma, Sekaran. 2006. Metode Penelitian Untuk
pemahaman. Pendidikan, pengalaman dan Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
penghasilan wajib pajak di KPP Padang.
Skripsi FE Unand.
18
Umar, Husein. 1999. Metode Penelitian Untuk www.fiskal.depkeu.go.id
Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: Raja www.pajak.go.id
Grafindo Persada. Zain, Muhammad. 2005. Manajemen Perpajakan.
Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Jakarta: Salemba Empat.
Salemba Empat.

STATISTIK DESKRIPTIF

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation
Tingkat Pemahaman 100 30.0700 3.66324
Kualitas Pelayanan 100 116.6200 5.50258
Tingkat Kepatuhan 100 37.4800 1.76658
Sumber : Pengolahaan data statistik versi 18 (2012)

UJI ASUMSI KLASIK


1. Uji normalitas residual
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation 1.83328141
Most Extreme Differences Absolute .078
Positive .078
Negative -.055
Kolmogorov-Smirnov Z .781
Asymp. Sig. (2-tailed) .575
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

2. Uji multikolinearitas
a
Coefficients
Model Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 42.817 4.041 10.594 .000
tingkat_pemaham -.053 .052 -.104 -1.018 .311 .970 1.031
an
kualitas_pelayana -.023 .034 -.069 -.673 .502 .970 1.031
n
a. Dependent Variable: tingkat_kepatuhan

19
3. Uji heterokedastisitas

a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2.073 2.632 .788 .433
tingkat_pemahaman -.024 .034 -.074 -.715 .476
kualitas_pelayanan .000 .022 .001 .012 .991
a. Dependent Variable: ABSRES

UJI MODEL

1. Uji F
b
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
a
1 Regression 141.627 2 70.813 45.997 .000
Residual 149.333 97 1.540
Total 290.960 99
a. Predictors: (Constant), tingkat pemahaman, kualitas pelayanan
b. Dependent Variable: tingkat kepatuhan

2. Uji koefisien determinasi


Model Summary
Model Adjusted R Std. Error of the
R R Square Square Estimate
a
d
i
m
e
n
s
i
1 .698 .487 .476 1.24077
o
n
0

a. Predictors: (Constant), kualitas, pemahaman, kualitas pelayanan


b. Dependent variable: tingkat kepatuhan

3. Uji t
a
Coefficients
Model Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 14.350 3.560 4.031 .000
pemahaman .460 .048 .716 9.591 .000
kualitas .048 .023 .156 2.087 .039
a. Dependent Variable: tingkat kepatuhan

20
KUESIONER

Kami menjamin rahasia pribadi anda. semua data hanya semata-mata untuk
kepentingan ilmiah.

A. Identitas Responden

Nama : ..
Umur : ... tahun
Alamat WP : ..
Alamat usaha : ..
Jenis kelamin : Lakilaki Perempuan

B. Item Pertanyaan
1. Tingkat Pemahaman Wajib Pajak
Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan check list (v) pada jawaban yang sesuai menurut
Bapak/Ibu berdasarkan pilihan yang telah disediakan
Keterangan :

- STP : Sangat tidak paham


- TP : Tidak paham
- R : Ragu-ragu
- P : Paham
- SP : Sangat paham

No Pertanyaan STP TP R P SP
1 Wajib pajak harus mendaftarkan diri untuk
memperoleh NPWP
2 SPT tahunan wajib dilaporkan paling lambat akhir
bulan ketiga setelah tahun pajak berakhir
3 Lapisan tarif pajak untuk wajib pajak orang
pribadi

0 - Rp 50.000.000,00 5%
Rp 50.000.000,00 - Rp 250.000.000,00 15%
Rp 250.000.000,00 - Rp 500.000.000,00 25%
Di atas Rp 500.000.000,00 30%
4 Dirjen pajak menerbitkan surat ketetapan pajak
nihil apabila jumlah pajak yang dibayar sama
dengan jumlah pajak yang terutang atau tidak ada
kredit pajak atau tidak ada pembayaran pajak
5 Dirjen pajak dapat menerbitkan surat tagihan
pajak apabila dari hasil penelitian terdapat
kekurangan pembayaran pajak akibat terjadinya
salah tulis atau salah hitung
6 SSP merupakan surat yang digunakan oleh wajib
pajak menentukan pajak terutang, denda dan
21
sanksi administrasi pada kas Negara
7 Penghasilan tidak kena pajak
- Rp 15.840.000 untuk diri wajib pajak orang
pribadi
- Rp 1.320.000 tambahan untuk wajib pajak
yang berstatus kawin
- Rp 15.840.000 tambahan bagi wajib pajak
yang istrinya menerima atau memperoleh
penghasilan yang digabung dengan
penghasilannya
- Rp 1.320.000 tambahan untuk setiap anggota
keluarga yang sedarah dan keluarga semenda
dalam garis keturunan lurus serta anak angkat
yang menjadi tanggungan sepenuhnya wajib
pajak, paling banyak 3 orang
8 Apabila saya memahami peraturan perpajakan
akan sangat mudah dalam melaksanakan
kewajiban pajak

2. Kualitas Pelayanan Fiskus


Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan check list (v) pada jawaban yang sesuai menurut
Bapak/Ibu berdasarkan pilihan yang telah disediakan
Keterangan :

- SL : Selalu
- SS : Sangat Sering
- S : Sering
- P : Pernah
- TP : Tidak pernah

No Pertanyaan SL SS S P TP
1 Reliability
a. Fokus memberikan pelayanan yang tepat pada
wajib pajak
b. Fiskus cepat dalam memberikan pelayanan
kepada wajib pajak
c. Fiskus memberikan pelayanan yang sama
kepada wajip pajak
d. Prosedur pelayanan di KPP tidak berbelit-belit

e. Fiskus menggunakan nomor urut dalam


memberikan pelayanan
2 Responsifeness
a. Fiskus cepat tanggap dalam menghadapi
masalah yang timbul pada wajib pajak
b. Fiskus cepat tanggap terhadap pertanyaan dari
wajib pajak
22
c. Fiskus cepat tanggap terhadap keluhan dari
wajib pajak
d. Fiskus mengetahui peraturan perpajakan
e. Fiskus terampil dalam bidang tugasnya
f. Fiskus terampil dalam menghitung jumlah
pajak terutang wajib pajak
3 Assurance
a. Fiskus mampu memberikan penjelasan dengan
baik
b. Fiskus mampu berkomunikasi secara baik
dengan wajib pajak
c. Fiskus bersikap sopan dalam memberikan
pelayanan
d. Fiskus memberikan pelayanan secara
menyeluruh kepada wajib pajak
e. Fiskus menjamin kerahasiaan dari wajib pajak
f. Fiskus memberikan rasa aman kepada wajib
pajak dalam melakukan kewajibannya
4 Emphaty
a. Fiskus bersedia memberikan informasi yang
jelas dimengerti mengenai peraturan pajak
kepada wajib pajak
b. Fiskus sabar dalam melayani wajib pajak
c. Fiskus terlatih dalam melayanai wajib pajak
5 Tangiable
a. Formulir dan blangko perpajakan mudah
didapatkan
b. Pengisian dan penggunaan formulir mudah
dipahami
c. Sarana dan fasilitas pelayanan di KPP
memadai dan baik
d. Ruang pelayanan pajak nyaman
e. Penampilan petugas pajak menarik
f. Jika terjadi antrian semua berjalan dengan
teratur dan tertib

3. Kepatuhan Wajib Pajak


Bapak/Ibu dimohon untuk memberikan check list (v) pada jawaban yang sesuai menurut
Bapak/Ibu berdasarkan pilihan yang telah disediakan
Keterangan :

- SL : Selalu
- SS : Sangat sering
- S : Sering
- P : Pernah
- TP : Tidak pernah

23
No Pertanyaan SL SS S P TP
1 Saya memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak

2 Saya tepat waktu dalam menyampaikan Surat


Pemberitahuan Tahunan dalam 2 (dua) tahun
terakhir;
3 Dalam tahun terakhir penyampaian SPT Masa
yang terlambat tidak lebih dari 3 (tiga) masa pajak
untuk setiap jenis pajak dan tidak berturut-turut;
4 SPT Masa yang terlambat itu disampaikan tidak
lewat dari batas waktu penyampaian SPT Masa
masa pajak berikutnya;
5 Saya tidak pernah menerima surat penagihan
karena melakukan penunggakan dalam membayar
pajak
6 Saya tidak melakukan penunggakan dalam
membayar pajak
7 Saya tidak mempunyai tunggakan pajak kecuali
telah memiliki izin untuk mengangsur dan
menunda pembayaran pajak
8 Saya tidak pernah dijatuhi hukuman karena
melakukan tindakan pidana di bidang perpajakan
dalam 10 tahun terakhir

24

Anda mungkin juga menyukai