TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pajak
Prof. Dr. PJA. Adriani, Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara
(yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh mereka yang wajib membayarnya
menurut peraturan, tanpa mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk
dan yang kegunaannya untuk membiayai pengeluaran umum terkait dengan tugas
Sommerfeld, Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R., Pajak
adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan
yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan
menjalankan pemerintah.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi
atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang Undang, dengan tidak
12
13
pajak adalah suatu kewajiban yang merupakan bentuk transfer pendapatan dari
negara (publik).
pengeluarannya.
(2013:40), selain dua fungsi di atas, pajak juga memiliki fungsi lain yaitu :
1) Fungsi stabilitas
14
dikendalikan.
Pajak yang sudah dipungut oleh negara akan digunakan untu membiayai
dapat membuka kesempatan kerja, yang pada akhirnya akan dapat meningkatkan
pendapatan masyarakat.
3) Fungsi demokrasi
Pajak yang sudah dipungut oleh negara merupakan wujud sistem gotong
pemungut pajak dengan rakyat sebagai Wajib Pajak. Menurut Siti Resmi
keadaan, perbuatan, dan peristiwa hukum yang harus dikenakan pajak, siapa yang
harus dikenakan pajak, dan berapa besar pajaknya. Termasuk dalam hukum pajak
materiil adalah peraturan yang memuat kenaikan, denda, sanksi atau hukuman,
15
dan cara cara pembebasan dan pengembalian pajak, serta ketentuan yang
cara untuk mewujudkan hukum pajak materiil menjadi suatu kenyataan. Bagian
hukum ini memuat cara cara penyelenggaraan mengenai penetapan suatu utang
pajak (sebelum dan sesudah menerima surat ketetapan pajak), kewajiban pihak
untuk melindungi fiskus dan Wajib Pajak serta memberi jaminan bahwa hukum
Ciri cirinya :
c. Utang pajak timbul setelah dikeluarkan surat ketetapan pajak dari fiskus.
pajak yang terutang dan membayarnya sesuai dengan ketentuan yang telah
Ciri cirinya :
Pajak sendiri.
Sistem self assement ini dalam pelaksanaannya didukung oleh With Holding
System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada
pihak ketiga (bukan fiskus dan bukan Wajib Pajak yang bersangkutan) untuk
Wajib Pajak.
Ciri cirinya :
Wewenang menentukan besarnya pajak yang terutang ada pada pihak ketiga.
17
sebagai seluruh biaya yang diluar pajak terutang yang dikeluarkan oleh wajib
pendapatan, biaya konsultan pajak dan biaya tak terduga (surat menyurat,
Kepatuhan Pajak (Tax Compliance Costs) adalah biaya biaya yang harus
18
pajak.
perpajakan).
agents).
19
Opportunity cost of time adalah kerugian yang diderita wajib pajak akibat
perpajakan. Biaya ini merupakan ekuivalen rupiah dari waktu yang dihabiskan
3. Psychological cost
Psychological cost adalah rasa stress ndan berbagai rasa takut atau cemas
frustasi, serta keresahan wajib pajak dalam berinteraksi dengan sistem dan otoritas
pajak.
al (1997:431), yaitu :
konsumen karena sifatnya yang tidak nyata serta produksi dan konsumsinya
Kotler & Keller (2009:169), kualitas adalah totalitas fitur dan karakteristik
dari suatu produk atau jasa yang berpengaruh pada kemampuannya untuk
suatu kata yang bagi penyedia jasa dan merupakan sesuatu yang harus dikerjakan
dengan baik. Dari berbagai definisi di atas dapat disimpulkan bahwa kualitas
kepada orang lain dengan cara cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan
masyarakat umum yang menjadi warga negara atau secara sah menjadi penduduk
pelayanan dilakukan oleh pihak pemberi pelayanan untuk memberi kebutuhan dan
selera dari penerima pelayanan dengan tujuan untuk memuaskan mereka. Kotler
suatu pihak kepada pihak lain dan pada dasarnya tidak berwujud, serta
pembiayaan yang transparansi dan akuntabel yang harus dilaksanakan secara utuh
oleh setiap instansi dan unit pelayanan instansi pemerintah sesuai dengan tugas
dalam membentuk harapan akan layanan dari pengalaman masa lalu, promosi dari
didasarkan oleh tercapai tidaknya harapan pelanggan, hal ini dikemukakan oleh
Suatu mutu atau kualitas disebut sangat baik jika penyedia jasa
disebut jelek jika pelanggan memperoleh pelayanan yang lebih rendah dari
harapan.
Services Quality) dapat didefinisikan sebagai suatu mutu atau kualitas yang
diberikan fiskus kepada wajib pajak dalam pemenuhan hak dan kewajibannya,
1. Wujud Fisik (Tangible), yaitu seluruh fasilitas dan sumber daya manusia
yang secara langsung dapat diamati, dirasakan dan menjadi bagian dari
komunikasi.
dipercaya yang dimiliki para staf, bebas dari bahaya, resiko atau keragu
raguan.
24
evasion) mengandung arti sebagai usaha yang dilakukan oleh wajib pajak apakah
berhasil atau tidak untuk mengurangi atau sama sekali menghapus utang pajak
less tax.
undang pajak.
Evasion) merupakan cara illegal untuk tidak membayar pajak dengan melakukan
untuk melakukan tindakan penggelapan pajak (tax evasion) disebabkan oleh dua
1. Tekanan (Strain)
membayangkan contoh konkret dari itu, seperti tekanan atau kesulitan keuangan
sama.
Ketidakpuasan (Dissatisfaction)
pajak itu tidak adil. Bukan hanya ketidakpuasan dengan sistem pajak
2. Kepribadian (Personality)
yang berbeda berperilaku dengan cara yang berbeda ketika mereka menghadapi
beberapa individu lebih rentan terhadap tindakan menghindari pajak dari pada
pajak kurang sadar terhadap kepatuhan pajak, hal lain yang membuat wajib pajak
27
yang mengecewakan, tingginya tarif pajak dan sistem administrasi yang buruk.
1. Kondisi lingkungan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia akan selalu saling bergantung satu sama
lain. Hampir tidak ditemukan manusia di dunia ini yang hidupnya hanya
saling meniru untuk tidak mematuhi peraturan karena dengan membayar pajakm
Hal tersebut disebabkan oleh perasaan wajib pajak yang merasa dirinya telah
ramah saja, tetapi jika yang dilakukan tidak menunjukkan penghormatan atas
usaha wajib pajak, masyarakat merasa malas untuk membayar pajak kembali.
dari pajak, mereka tidak akan terlalu membangkang terhadap aturan perpajakan
berusaha untuk terlepas dari jeratan pajak. Wajib pajak ingin mengamankan
hartanya sebanyak mungkin dengan berbagai cara karena mereka tengah berusaha
untuk mencukupi berbagai kebutuhan hidupnya. Masyarakat tidak ingin apa yang
telah diperoleh dengan kerja keras harus hilang begitu saja hanya karena tarif
pengelolaan perpajakan akan berjalan lancar dan tidak akan terlalu banyak
29
menemui hambatan yang tidak berarti. Sistem yang baik akan menciptakan
pajak yang telah dibayarnya akan dikelola dengan baik atau tidak. Setelah timbul
pemikiran yang meragukan kinerja fiskus seperti itu, kemungkiinan besar banyak
wajib pajak yang benar benar lari dari kewajiban membayar pajak.
hanya terbatas pada kecurangan dan penggelapan dalam segala bentuknya, tetapi
1. Ketidaktahuan (ignorance), yaitu wajib pajak tidak sadar atau tidak tahu
tersebut.
datanya.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
yang ada penerimaan pajak masih belum optimal, apabila kondisi kepatuhan
Upaya maksimal tersebut tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit, salah
satunya seperti biaya untuk membayar konsultan pajak agar pajak yang
(SPT), dll. Apabila konsekuensi kesalahan itu terjadi maka akan mengakibatkan
langkah telah ditempuh oleh wajib pajak. Salah satunya, melalui training
perpajakan, atau menyewa jasa tax agent, sehingga perhitungan yang dihasilkan
memerlukan biaya yang tidak sedikit, disamping seperti biaya fotokopi dokumen,
formulir, transportasi ke kantor pajak, pengarsipan, dll. Artinya cita cita untuk
mencapai kepatuhan sukarela wajib pajak juga dipengaruhi oleh besar nya biaya
biaya yang dikeluarkan oeh wajib pajak, yang ditentukan oleh bagaimana sistem
sebagai seluruh biaya yang diluar pajak terutang yang dikeluarkan oleh wajib
menjadi, Pengeluaran Uang Tunai (Actual Cash Outlay), Waktu yang Terpakai (
serta biaya konsultasi pajak dengan akuntan atau konsultan pajak (tax
agents).
3. Psychological cost adalah rasa stress ndan berbagai rasa takut atau cemas
jumah biaya biaya yang harus dikeluarkan oleh wajib pajak. Lebih tingginya
Tax Compliance Costs, maka tingkat keyakinan dan kepuasan dalam pembayaran
juga meningkat, sehingga terhindar dari dampak sanksi yang berlaku sebab telah
mengarah pada penggelapan pajak ( Tax Evasion ). Pada penelitian ini indikator
untuk mengukur tax compliance costs adalah actual cash outlay (Pengeluaran
uang tunai) dan opportunity costs of time (waktu yang terpakai). Psychological
cost tidak digunakan sebagai indikator karena memiliki sifat berbanding terbalik
dengan actual cash outlay dan opportunity cost of time (Arrabella dan Yenni :
2012).
Sarana, prasarana yang baik dan sistem informasi baru yang disediakan
oleh organisasi publik, seperti Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dalam melayani
wajib pajak disiapkan untuk meningkatan kualitas pelayanan kepada wajib pajak.
orang lain dengan cara cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan
menurut J. Heizer dan B Render (2009:56) adalah persepsi dari konsumen karena
sifatnya yang tidak nyata serta produksi dan konsumsinya berjalan secara simultan
atau bersamaan. Jadi, kualitas pelayanan oleh Direktorat Jenderal Pajak adalah
segala bentuk aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh fiskus terhadap
wajib pajak atas pelayanan nyata yang mereka terima dengan pelayanan yang
yang digunakan dalam menilai suatu kualitas pelayanan, yakni Wujud Fisik
telah berkontribusi besar kepada negara dengan membayar pajak. Ketika wajib
pajak merasa pelayanan yang diberikan kepadanya tidak sesuai dengan apa yang
penggelapan pajak (tax evasion), dan sebaliknya jika pelayanan yang diberikan
sudah baik dan sesuai dengan harapan wajib pajak, maka wajib pajak cenderung
penelitian Intan Yuningtyas (2013), bahwa seorang wajib pajak yang puas atas
Seperti yang dipaparkan oleh Siti Kurnia Rahayu (2010:149) bahwa selain
fasktor psikologis wajib pajak kurang sadar terhadap kepatuhan pajak, salah satu
hal lain penyebab wajib pajak menghindar dari pajak adalah pelayanan fiskus
persepsi masyarakat yang positif tentang pajak adalah yang berorientasi pada
kepuasan wajib pajak. Melalui kepuasaan wajib pajak atas pelayanan yang
36
penggelapan pajak (tax evasion). Penggelapan pajak (tax evasion) adalah usaha
yang tidak dapat dibenarkan berkenaan dengan kegiatan wajib pajak untuk lari
atau menghindarkan diri dari pengenaan pajak. Sejalan dengan definisi Tax
fenomena, teori dan pendapat para ahli, dapat diindikasikan bahwa Biaya
fokus penelitian pada kerangka pemikiran yang akan menjadi variabel variable
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Empati (Emphaty)
Tax Evasion.
Hipotesis 3 : Tax Compliance Costs wajib pajak badan dan Tax Services