http://ekbis.sindonews.com/read/797832/34/bsm-pastikan-ada-pelanggaran-
internal-1382603732
Heru Sulastyono Terima Komisi 9 Persen dari Yusran
Penyidik menetapkan pencucian uang ini atas uang hasil suap sehingga
Heru juga disangka melanggar pasal 5 ayat 2, pasal 12 huruf b dan pasal 11
Undang-undang No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi dengan ancaman 20 tahun penjara dan denda Rp 1 miliar. Sementara
Yusran disangka dengan pasal 5 ayat 1, pasal 12 huruf a dan pasal 13 Undang-
undang No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dengan ancaman penjara 5 tahun dan denda Rp 250 juta.
https://nasional.tempo.co/read/news/2014/02/26/063557608/heru-sulastyono-
terima-komisi-9-persen-dari-yusran
Saat ini, Heru menduduki jabatan sebagai Kasubdit Ekspor Impor Ditjen
Bea dan Cukai Kemenkeu. Akibat perbuatannya, Heru Sulastyono dan Yusran
Arief disangka dengan pasal yang sama, yaitu Pasal 3, Pasal 6 Undang-Undang
Nomor 15 Tahun 2002 tentang Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2003 dan
Pasal 3, Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan
Pemberantasan TPPU. Selain itu, keduanya juga disangka dengan Pasal 5 Ayat
(2), Pasal 12 Huruf a dan b Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto Pasal 55 KUHP dan Pasal 56
KUHP.
http://nasional.kompas.com/read/2013/11/01/1748533/Tangani.Kasus.Pejabat.
Bea.Cukai.Polri.Gandeng.PPATK
Kasus BUMN: Sejak Juni 2015 Keuangan PT Garuda Indonesia
Sudah Dimanipulasi
Didalam salinan percakapan itu sangat terlihat jajaran direksi atau BOD
memberikan perintah kepada kepala unit dan kepala bagian akunting PT Garuda
Indonesia untuk memundurkan semua pembayaran hutang. Pemunduran ini
dimaksudkan membuat laporan keuangan menjadi bagus.Sangat terlihat disini
jajaran direksi melakukan perintah yang mencoreng perusahaan, terangnya.
Dalam bait pertama, direktur keuangan (DF) menugaskan untuk melakukan
identifikasi biaya-biaya non rutin bulan Juni 2015, agar dapat direvisi lebih maju
ke bulan Juli atau Agustus 2015. Namun cara ini dengan syarat tidak
mengganggu operasional secara signifikan.
Ini sudah sangat salah. Selama ini kita tahu Garuda Indonesia mengalami
kerugian tapi angka yang di tampilkan real, tidak ada manipulasi. Namun
sekarang bisa kita lihat sendiri, imbuhnya.
Terkait berapa besaran angka, narasumber mengaku tidak tahu pasti.
Namun ia memastikan percakapan itu memang sudah menjadi bukti. Beberapa
waktu lalu ada media juga yang mengangkat ini. Namun Dirut Garuda enggan
menjawabnya. Bahkan dia marah-marah sama reporter yang menulis ini. Kenapa
saya tau, karena reporter tersebut merasa tidak adil, jelasnya.
Kita ketahu bahwa Dirut Garuda yang marah itu adalah Arif Wibowo. Dan
sampai kini dia masih menjabat sebagai Dirut maskapai plat merah ini.
http://energyworld.co.id/2016/03/12/kasus-bumn-sejak-juni-2015-keuangan-pt-
garuda-indonesia-sudah-dimanipulasi/