Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH PANCASILA

Dosen Pengampu : Rohman, S.Pd., M.Pd.

KELOMPOK 2

Kelas : DIV KEPERAWATAN TANJUNG KARANG

Disusun oleh:

1. Wahyudha ( 1714301024)
2. Jovani Agustina (1714301018)
3. Syaza (1714301044)
4. Tara Melinia (1714301035)
5. Gerry Clarisya (1714301017)
6. Rindi Annelia (1714301041)
7. Adelia Putri (1714301047)

POLTEKKES KEMENKES TANJUNG KARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNG KARANG
TAHUN 2017/2018

Page | 1
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan segala rahmat, petunjuk dan karunia-NYA akhirnya, tugas makalah pancasila
ini dapat terselesaikan dengan baik.
Makalah ini memaparkan pengertian,asal mula pancasila sebagai Dasar Negara
Republik Indonesia. Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
Pancasila di Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Tanjung Karang.
Jika ada kesalahan dalam penulisan makalah ini, kami mohon maaf. Karena,
makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca guna menyempurnakan tugas makalah selanjutnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb

Bandar Lampung, 29 Agustus 2017

Penulis

Page | 2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 4


2. Tujuan Masalah ............................................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Asal Mula Pancasila ................................................................. 5


2. Bentuk dan Susunan Sila-Sila Pancasila ..................................................... 7
3. Isi Arti Pancasila yang Abstrak Umum Universal ...................................... 9
4. Isi Arti Pancasila yang Umum Kolektif ..................................................... 9
5. Isi Arti Pancasila yang Khusus, Singular dan Kongkrit ............................ 9

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan ................................................................................................ 12

B. Saran .......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

Page | 3
BAB I

PENDAHULUAN
I. Latar Belakang

Banyak macam ideologi di dunia ini. Hampir masing-masing negara


mempunyai ideologi tersendiri yang sesuai dengan negaranya, karena ideologi ini
merupakan dasar atau ide atau cita-cita negara tersebut untuk semakin berkembang
dan maju. Namun, dengan semakin berkembangnya zaman, ideologi negara tersebut
tidak boleh hilang dan tetap menjadi pedoman dan tetap tertanam pada setiap
warganya. Begitu juga dengan Negara Indonesia.
Ideologi negara Indonesia adalah Ideologi Pancasila. Ideologi Pancasila ini
dijadikan sebagai pandangan hidup bagi bangsa Indonesia dalam mengembangkan
negara Indonesia dalam berbagai aspek. Dengan ideologi inilah bangsa Indonesia bisa
mencapai kemerdekaan dan bertambah maju baik dari potensi sumber daya alam
maupun sumber daya manusianya.
Di zaman yang penuh dengan persaingan ini makna Pancasila seolah-olah
terlupakan oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Padahal sejarah perumusannya
melalui proses yang sangat panjang oleh para pendiri negara ini. Pengorbanan tersebut
akan sia-sia apabila kita tidak menjalankan amanat para pendiri negara yaitu pancasila
yang termaktub dalam pembukaan UUD 1945 alenia ke-4. Pancasila merupakan
rangkaian kesatuan dan kebulatan yang tidak terpisahkan karena setiap sila dalam
pancasila mengandung empat sila lainnya dan kedudukan dari masingmasing sila
tersebut tidak dapat ditukar tempatnya atau dipindah-pindahkan.

Hal ini sesuai dengan susunan sila yang bersifat sistematis-hierarkis, yang
berarti bahwa kelima sila pancasila itu menunjukkan suatu rangkaian urutan-urutan
yang bertingkat-tingkat, dimana tiap-tiap sila mempunyai tempatnya sendiri di dalam
rangkaian susunan kesatuan itu sehingga tidak dapat dipindahkan. Bagi bangsa
Indonesia hakikat yang sesungguhnya dari pancasila adalah sebagai pandangan hidup
bangsa dan sebagai dasar negara. Kedua pengertian tersebut sudah selayaknya kita
fahami akan hakikatnya. Selain dari pengertian tersebut, pancasila memiliki beberapa
sebutan berbeda, seperti : 1) Pancasila sebagai jiwa bangsa, 2) Pancasila sebagai
kepribadian bangsa. 3) Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum. Untuk itu
kita sebagai generasi penerus, sudah merupakan kewajiban bersama untuk senantiasa
menjaga kelestarian nilai nilai pancasila sehingga apa yang pernah terjadi di masa
lalu tidak akan teredam di masa yang akan datang.

II. Tujuan
Makalah ini disusun untuk menjelaskan pengertian, asal mula pancasila, bentuk
dan susunan pancasila serta isi arti pancasila sebagai dasar negara serta untuk
melaksanakan tugas yang diberikan oleh dosen matakuliah Pancasila.

Page | 4
BAB II

PEMBAHASAN

I. Pengertian Asal Mula Pancasila

Pancasila sebagai dasar filsafat serta ideologi bangsa dan negara Indonesia,
bukan terbentuk secara mendadak serta tidak hanya diciptakan oleh seseorang
melainkan terbentuknya melalaui proses yang cukup panjang dalam sejarah
bangsa Indonesia. Ditinjau dari kausalitasnya, asal mula Pancasila dibedakan
menjadi dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak
langsung.

Adapun pengertiannya adalah sebagai berikut:

1.1 Asal Mula yang Langsung

Asal mula yang langsung tentang Pancasila adalah asal mula yang langsung
terjadinya Pancasila sebagai dasar filsafat Negara yaitu asal mula yang sesudah
dan menjelang proklamasi kemerdekaan. Adapun rincian asal mula langsung
Pancasila tersebut menurut Notonagoro (1975) adalah sebagai berikut:

a. Asal mula bahan (Kausa Materialis)


Asal bahan Pancasila adalah bangsa Indonesia sendiri yang terdapat
dalam kepribadian dan pandangan hidup. Unsure-unsur Pancasila tersebut
dapat berupa nilai-nilai adat istiadat kebudayaan serta nilai-nilai religius yang
terdapat dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.
b. Asal mula bentuk (Kausa Formalis)
Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama dengan
Drs. Moh. Hatta serta anggota BPUPKI lainnya merumuskan dan membahas
Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila.
c. Asal mula karya (Kausa Effisien)
Asal mula karya yaitu asal mula yang menjadikan Pancasila dari calon
dasar negara menjadi dasar negara yang sah. Adapun asal mula Pancasila
adalah PPKI sebagai pembentuk negara dan atas kuasa pembentuk negara
yang mengasahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah, setelah
dilakukan pembahasan baik dalam siding-sidang BPUPKI maupun oleh
Panitia Sembilan.
d. Asal mula tujuan (Kausa Finalis)
Tujuan dirumuskan dan dibahasnya Pancasila adalah untuk dijadikan
sebagai dasar negara. Adapun asal mula tujuannya yaitu para anggota
BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta
yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh
PPKI sebagai dasar negara yang sah.

Page | 5
1.2 Asal Mula yang Tidak Langsung

Asal mula tidak langsung Pancasila adalah asal mula sebelum proklamasi
kemerdekaan yang terdapat pada kepribadian serta dalam pandangan hidup
sehari-hari bangsa Indonesia. Adapun rincian asal mula tidak langsung Pancasila
adalah sebagai erikut:

a. Nilai-nilai yang menjadi unsur-unsur Pancasila sebelum secara langsung


dirumuskan menjadi dasar negara yaitu: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan,
nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan telah ada dan tercermin
dalam kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia sebelum membentuk negara.

b. Nilai-nilai tersebut terkandung dalam pandangan hidup masyarakat Indonesia


sebelum membentuk negara dan dijadikan pedoman dalam memecahkan
problema kehidupan sehari-hari bangsa Indonesia.

c. Dengan demikian asal mula tidak langsung Pancasila adalah bangsa Indonesia
sendiri sebagai Kausa Materialis yaitu sebagai asal mula tidak langsung
nilai-nilai Pancasila.

Berdasarknan tinjauan kausalitas tersebut, pada hakikatnya Pancasila


sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa Indonesia
membentuk Negara, nila-nilai tersebut telah tercermin dan teramalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Selain itu tinjauan tersebut memberikan bukti bahwa
terbentuknya pancasila bukan merupakan hasil perenungan atau pemikiran
seseorang atau kelompok orang dan bukan hasil pengaruh dari paham-paham
besar dunia, melainkan nilai-nilai Pancasila secara tidak langsung telah
terkandung dalam pandangan hidup bangsa Indonesia.

1.3 Bangsa Indonesia ber-Pancasila dalam Tri Prakara

Berdasarkan tinjauan Pancasila secara kausalitas tersebut memberikan


pemahaman bahwa proses terbentuknya Pancasila memerlukan proses yang cukup
panjang dalam konsep kesejarahan bangsa Indonesia. Sebelum disahkan sebagai
dasar negara, unsur-unsur Pancasila telah melekat dalam bangsa Indonesia dalam
kehidupan sehari-hari berupa nilai-nilai adat-istiadat, kebudayaan, serta nilai-nilai
religius. Dengan demikian Pancasila sebagai dasar negara terwujud dalam tiga asas
atau Tri Prakara yaitu sebagai berikut :

1. Pancasila asas kebudayaan, bahwasanya unsur unsur pancasila sebelum


disahkanmenjadi dasar filsafat Negara secara yuridis sudah dimiliki bangsa
Indonesia sebagai asas-asas dalam adat istiadat dan kebudayaan.
2. Pancasila asas religius, atau unsur unsur pancasila telah terdapat pada bangsa
Indonesia sebagai asas asas dalam agama agama ( nilai nilai religious ).
3. Pancasila sebagai asas kenegaraan. Dari unsur unsur tadi diolah, dibahas dan
dirumuskan secara seksama oleh para pendiri Negara dalam siding BPUPKI,
panitia Sembilan, setelah Indonesia merdeka.
Ketiga asas tersebut tidak dapat dipertentangkan karena merupakan unsur-unsur
yang membentuk Pancasila (Notonagoro, 1975).

Page | 6
II. Bentuk dan Susunan Sila-Sila Pancasila
Pancasila lahir 1 Juni 1945, dan ditetapkan pada 18 Agustus 1945 bersama-sama
dengan UUD45. Rumusan Pancasila tercantum di dalam alinea IV Pembukaan
UUD45. Rumusan tersebut secara konstitusional sah dan benar sebagai dasar
negara RI. Bentuk dan susunan Pancasila terdiri dari:

1. Majemuk tunggal

2. Hierarkhis-piramidal

3. Sila-sila Pancasila saling mengkualifikasi

Bentuk Pancasila di dalam pengertian ini diartikan sebagai rumusan Pancasila


sebagaimana tercantum di dalam alinea IV Pembukaan UUD45. Pancasila
sebagai suatu sistem nilai mempunyai bentuk, ciri-cirinya yaitu:

a. Setiap sila dalam Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan
utuh.Artinya, masing-masing sila dalam Pancasila tidak dapat
dipisahkan.

b. Setiap unsur pembentuk Pancasila merupakan unsur mutlak yang


membentuk kesatuan, bukan unsur komplementer. Artinya, salah satu
sila dalam Pancasila kedudukannya tidak lebih rendah dari sila yang
lain. Sila pertama berkaitan dengan Tuhan sebagai Causa Prima (sebab
pertama) dan sila yang lainnya bukan sebagai unsur pelengkap.

c. Sebagai satu kesatuan yang mutlak, tidak dapat ditambah atau


dikurangi. Artinya, Pancasila tidak dapat diperas menjadi trisila
ataupun eka sila.

Susunan sila- sila Pancasila merupakan kesatuan yang organis, satu sama lain
membentuk suatu sistem disebut dengan istilah majemuk tunggal (Notonagoro).
Majemuk tunggal artinya Pancasila terdiri dari 5 sila tetapi merupakan satu
kesatuan yang berdiri sendiri secara utuh.

Bentuk dan susunan Pancasila hierarkhis-piramidal. Hierarkhis berarti tingkat,


sedangkan piramidal dipergunakan untuk menggambarkan hubungan bertingkat
dari sila-sila Pancasila dalam urutan cakupan yang luas dan juga isi pengertian.

Rumusan Pancasila yang hierarkhis-piramidal yaitu:

1. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah meliputi serta menjiwai sila
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia.

2. Sila kedua : Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah diliputi atau dijiwai
sila Ketuhanan Yang Maha Esa, meliputi serta menjiwai sila
persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila ketiga :Persatuan Indonesia, adalah diliputi atau dijiwai sila Ketuhanan
Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, meliputi
serta menjiwai sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Page | 7
4. Sila keempat :Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan, adalah diliputi atau dijiwai sila
Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia, meliputi serta menjiwai sila
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila kelima :Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah diliputi
atau dijiwai oleh sila Ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan (Kaelan, 2008:60).

Pancasila sebagai satu kesatuan sistem nilai, juga membawa implikasi bahwa
antara sila satu dengan sila yang lain saling mengkualifikasi. Hal ini berarti bahwa
antara sila satu dengan sila yang lain, saling memberi kualitas, memberi bobot isi
(Rukiyati, 2008:31 ).

Rumusan sila-sila Pancasila yang saling mengisi dan mengkualifikasi:

1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah berkemanusiaan yang adil dan beradab,
berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

2. Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha
Esa, berpersatuan Indonesia, berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.

3. Sila Persatuan Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,


berkemanusiaan yang adil dan beradab, berkerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, berkeadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia.

4.Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaratan/perwakilan, adalah ber-Ketuhanan Yang Maha Esa,
berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia, berkeadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

5. Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, adalah ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa, berkemanusiaan yang adil dan beradab, berpersatuan Indonesia,
berkerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (Notonagoro, 1975:43,44).

Page | 8
III. Isi Arti Pancasila yang Abstrak Umum Universal

Isi arti pancasila yang abstrak umum universal adalah tetap tidak berubah dan
dapat berlaku di mana saja,tidak hanya untuk bangsa dan negara indonesia, tetapi
juga bagi bangsa-bangsa lain dengan ciri khusus tertentu,sehinga dari sifat abstrak
umum universal dapat di susun arti pancasila umum kolektif sebagai pelaksanaan
dalam kedudukanya dasar filsafat negara atau sebagai pedoman praktis dalam
penyelengaraan Negara.
Isi Pancasila yang abstrak umum universal merupakan inti dari Pancasila sehingga
menjadi pangkal tolak pelaksanaan pada bidang-bidang kenegaraan, tertib hukum
Indonesia, dan realisasi praktisnya dalam berbagai bidang kehidupan. Isi arti
Pancasila yang abstrak umum universal sebagai prinsip dasar umum merupakan
pengertian yang sama bagi bangsa Indonesia.
IV. Isi Arti Pancasila yang Umum Kolektif

Isi arti Pancasila yang umum kolektif, yaitu isi arti Pancasila sebagai pedoman
kolektif Negara dan bangsa Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Isi
arti Pancasila yang umum kolektif adalah realisasinya dalam bidang-bidang
kehidupan. Pancasila sebagai pedoman dan sumber nilai kolektif bangsa dan
negara Indonesia terutama dalam tertib hukum Indonesia. Sebagai sumber dari
segala hukum atau sebagai sumber tertib hukum Indonesia maka Setiap produk
hukum harus bersumber dan tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila
tercantum dalam ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian
dijelmakan atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang
meliputi suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD1945, serta hukum positif lainnya.
Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup bangsa serta idiologi
bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah rangkaian kata- kata yang indah
namun semua itu harus kita wujudkan dan di aktualisasikan di dalam berbagai
bidang dalam kehidupan bermasarakat, berbangsa dan bernegara.

V. Isi arti Pancasila yang Khusus, Singular dan Kongkrit

Negara dan dalam hal ini adalah suatu Negara Indonesia memerlukan suatu
norma-norma atau ukuran-ukuran yang berlaku secara kolektif, dan oleh karena
itu isi-arti pancasila dan pengertian ini adalah bersifat umum kolektif yaitu
merupakan pedoman umum bagi seluruh Bangsa Indonesia dan Negara Indonesia.
Pelaksanaan Pancasila yang konkrit ini sangat bersifat dinamis, yaitu sesuai
dengan perkembangan zaman, keadaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
peradaban manusia. Karena sifatnya yang khusus dan kongkrit serta dinamis
maka setiap pelaksaan dan kebijaksanaan bisa berbeda, namun tetap dalam batas
norma isi-arti Pancasila yang umum universal dan umum kolektif (yaitu
sebagaimana terumuskan dalam pedoman-pedoman umum secara kolektif
terutama sebagaimana tercantum dalam rumusan pokok hukum positif Indonesia
yaitu UUD 1945 dan Ketetapan MPR).

Page | 9
Beberapa contoh konkrit pelaksanaan isi-arti Pancasila yang khusus singular
dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan Negara adalah sebagai berikut :

a. Bidang politik

Dalam kehidupan politik, terlihat kesan kuat bahwa telah timbul apa yang pernah
disebut dan dikhawatirkan oleh dr. Mohammad Hatta sebagai suatu ultra
demokrasi. Walaupun lembaga legislatif serta lembaga eksekutif telah dipilih
secara demokratis, namun demonstrasi ke jalan-jalan bukan saja tidak berhenti,
tetapi sudah menjadi suatu hal yang terjadi secara rutin. Tiada hari tanpa
demonstrasi. Partai-partai politik yang seyogyanya berfungsi sebagai lembaga
demokrasi yang mengagregasi serta mengartikulasikan aspirasi dan kepentingan
rakyat serta sebagai wahana untuk seleksi kepemimpinan ditengarai hanya asyik
dengan dirinya sendiri dan telah mulai kehilangan kepercayaan dari rakyat.

Dalam contoh lain, seperti :

1. Dengan adanya partai-partai politik yang berbeda-beda namun memiliki


asas yang sama yaitu asas Pancasila. Setiap partai politik tersebut memiliki
perbedaan-perbedaan, sifat organisasinya, anggaran rumah tangganya, dan
terutama perbedaan dalam kebijaksanaan programnya.
2. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1985 tentang
Pemilihan Umum anggota-anggota badan Permusyawaratan/Perwakilan
Rakyat yang telah tiga kali diubah, yaitu dengan Undang Undang Nomor 4
Tahun 1975, Undang Undang Nomor 3 Tahun 1985, serta untuk
menggantikan Peraturan Pemerintahan Nomor 41 Tahun 1980 tentang
Pelaksanaan Undang Undang Pemilihan Umum.

b. Bidang ekonomi, seperti :

1. Ekonomi Indonesia yang sosialistik sampai 1966 berubah menjadi


kapitalistik bersamaan dengan berakhirnya Orde Lama (1959-1966).
Selama Orde Baru (1966-1998) sistem ekonomi dinyatakan didasarkan
pada Pancasila dan kekeluargaan yang mengacu pasal 33 UUD 1945,
tetapi dalam praktek meninggalkan ajaran moral, tidak demokratis, dan
tidak adil. Ketidakadilan ekonomi dan sosial sebagai akibat dari
penyimpangan/penyelewengan Pancasila dan asas kekeluargaan telah
mengakibatkan ketimpangan ekonomi dan kesenjangan sosial yang tajam
yang selanjutnya menjadi salah satu sumber utama krisis moneter tahun
1997.Aturan main sistem ekonomi Pancasila yang lebih ditekankan pada
sila ke-4 Kerakyatan (yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/ perwakilan) menjadi slogan baru yang diperjuangkan
sejak reformasi. Melalui gerakan reformasi banyak kalangan berharap
hukum dan moral dapat dijadikan landasan pikir dan landasan kerja.
Sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang memihak pada
dan melindungi kepentingan ekonomi rakyat melalui upaya-upaya dan
program-program pemberdayaan ekonomi rakyat. Sistem ekonomi
kerakyatan adalah sub-sistem dari sistem ekonomi Pancasila, yang
diharapkan mampu meredam ekses kehidupan ekonomi yang liberal.

Page | 10
2. Untuk menyehatkan perekonomian nasional maka pemerintah
mengeluarkan kebijaksanaan paket Oktober (Pakto), Kebijaksanaan
devaluasi, peningkatan ekspor non migas dan kebijaksanaan-
kebijaksanaan di bidang moneter dan perbankan yang lainnya.
3. Kebijaksanaan menaikkan harga BBM, kerjasama ekonomi dengan
Negara-negara lain dan sebagainya. Kesemuanya itu tetap berpedoman
pada perekonomian yang berdasarkan Pancasila, sebagaimana diatur
secara kolektif dalam Pasal 33 UUD 1945).

c. Bidang Kebudayaan, misalnya :

1. Pemerintahan mengembangkan kebudayaan nasional, namun demikian


kebudayaan daerah harus tetap dijaga dan dilestarikannya.
2. Tidak menutup kemungkinan masuknya kebudayaan asing namun harus
tetap berpedoman pada budaya Pancasila sebagai kepribadian bangsa
dasar filsafat Negara Indonesia.

d. Bidang Kehidupan Umat Beragama, misalnya :

1. Setiap pemeluk agama beribadah dan menggunakan ajaran-ajaran agama


sesuai dengan ajaran agama masing-masing.
2. Diwujudkannya Undang-undang Perkawinan, yang berdasarkan ajaran
agama masing-

Page | 11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dapat diketahui bahwa perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara bukanlah hal
yang mudah.Dari mulai pemilihan kata,gagasan-gagasan yang diusulkan butuh
kesepakatan untuk menjadi suatu dasar yang dapat mencakup asas-asas dan
karakter bangsa Indonesia.Pancasila merupakan perjanjian luhur bangsa Indonesia
yang harus dijunjung tinggi bersama.Dengan demikian sejak saat bangsa
Indonesia bersepakat untuk mengatur sendiri kehidupannya yang berdasar
Pancasila,setiap warga negara Indonesia seharusnya merasa dirinya berada dalam
keterikatan dan merasa bertanggung jawab pada asas-asas yang telah disepakati
bersama,yaitu kelima sila dalam Pancasila.
Pancasila tidak hanya untuk dipahami artinya saja namun juga diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari sebagai pribadi,dalam tata pergaulan hidup dengan
masyarakat,dan dalam kehidupan kebangsaan dan kenegaraan.Pancasila juga
harus terwujud dalam pembangunan sosial,ekonomi,pendidikan maupun dalam
hal politik.
Selain menghayati dan mengamalkan semua sila dengan sebaik-baiknya,setiap
warga negara juga harus mengamankan dan menyelamatkan Pancasila dari setiap
usaha yang hendak merongrong atau menggantinya.Jika setiap warga negara
bersikap seperti itu tidaklah mustahil jika negara Indonesia bisa menjadi negara
yang kuat dan berani.Yang terpenting disetiap generasi akan selalu menghasilkan
generasi yang dapat memajukan Indonesia menjadi lebih baik lagi.

B. SARAN
1. Diharapkan pembaca mampu lebih memahami arti dari kata Pancasila itu
sendiri.
2. Diharapkan pembaca mampu memahami asal mula Pancasila.
3. Diharapkan pembaca nantinya mampu menjelaskan dan memahami bentuk
dan susunan sila-sila
4. Diharapkan pembaca memahami isi arti pancasila.

Page | 12
DAFTAR PUSAKA

http://damayantilinda.blogspot.co.id/2014/05/asal-mula-pancasila.html

Notonagoro. 1974. Pancasila Dasar Falsafah Negara. Jakarta: Pantjuran Tudjuh.

http://mediabelajarnurwendah.blogsport.com/

http://orathforever.blogspot.com/2012/10Pengertian Asal Mula Pancasila

http://www.academia.edu/9869791/makalah_pancasila

Page | 13

Anda mungkin juga menyukai