Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 UMUM
Setiap pelaksanaan konstruksi fisik bangunan pemerintah yang dilakukan oleh kontraktor pelaksana
harus mendapatkan pengawasan secara teknis dilapangan, agar rencana dan spesifikasi teknis yang
telah disiapkan dan digunakan sebagai dasar pelaksanaan konstruksi dapat berlangsung operasional
efektif. Pelaksanaan pengawasan lapangan harus dilakukan secara penuh dengan menempatkan
tenaga-tenaga ahli pengawasan dilapangan sesuai kebutuhan dan kompleksitas pekerjaan.
Konsultan pengawas bertugas secara umum mengawasi pekerjaan konstruksi, dari segi biaya, mutu, dan
waktu kegiatan pelaksanaan. Konsultan Pengawas bertanggung jawab secara profesional atas jasa
pengawasan yang dilakukan sesuai ketentuan dan kode tata laku profesi yang berlaku.
Dengan adanya pekerjaan Peningkatan jalan dan jembatan ini dapat meningkatkan Sarana pelayanan
Jasa Transportasi Khususnya Transportasi darat baik dari segi mutu maupun Kualitas.
Seiring dengan berlakunya Otonomi Daerah berdasarkan UU Nomor 22 Tahun 1999 secara serempak
diseluruh wilayah Indonesia sejak Januari 2000, membuka peluang bagi Pemerintah Kabupaten Bogor
yang pada saat itu belum genap 3 (tiga) tahun menjadi daerah otonom yang dimekarkan dari Kabupaten
asal, yaitu Kabupaten Bogor, untuk membangun infrastruktur yang sangat dibutuhkan baik dalam
menjalankan administrasi pemerintahan maupun pelayanan kepada masyarakat. Infrastruktur yang
menjadi prioritas pembangunan diseleraskan dengan pencapaian 3 (tiga) pilar pembangunan Kabupaten
Bogor yang telah dicanangkan sebagai program strategis, yaitu : Pembangunan Sumber Daya Manusia,
Penegakkan Hukum (Low Emforcement) dan Pembangunan Ekonomi dalam arti luas.
Dalam hal ini bidang pariwisata dan lingkungan hidup Pemerintah Kabupaten Bogor telah memulai
program berupa pembangunan prasarana dan sarana yang menunjang program tersebut baik langsung
maupun tidak langsung. Pembangunan prasarana dan sarana pariwisata diwujudkan dalam program
peningkatan jalan pada kegiatan Pengawasan Pembangunan Embung Pertanian Tanaman Pangan
Tahun Anggaran 2017 akan dilaksanakan ini akan dibiayai dana yang bersumber dari APBD Kabupaten
Bogor Tahun Anggaran 2017.
Adapun tujuan pekerjaan ini adalah membantu Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura Dan Perkebunan
Kabupaten Bogor melalui Kegiatan Pengadaan Sarana Dan Prasarana Pertanian Terhadap Antisipasi
Pertanian Tahun Anggaran 2017 dalam Pengawasan Teknis sedemikian rupa sehingga diperoleh hasil
pekerjaan sesuai rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
sesuai dengan kebijaksanaan dan ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintah
Kabupaten Bogor.
b. Tugas-tugas Tim Pengawasan Teknis
Tugas dan kewajiban tim Pengawasan Teknis akan mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam melaksanakan tugas dan
kewajiban untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan
sesuai dengan desain, persyaratan dan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam dokumen
kontrak serta jadwal waktu yang telah ditetapkan.
2. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam memahami dan melaksanakan
ketentuan-ketentuan hukum yang tercantum dalam dokumen kontrak, terutama sehubungan
dengan pemenuhan kewajiban Kontraktor terhadap kontrak.
3. Menyiapkan rekomendasi sehubungan dengan Contract Change Order dan Adendum,
sehingga perubahan kontrak yang diperlukan dapat dibuat secara optimal dengan
mempertimbangkan aspek dana yang tersedia.
4. Melaksanakan pengumpulkan data di lapangan yang diperlukan secara terinci untuk
mendukung peninjauan desain, membuat gambar redesain dan menyiapkan perintah-perintah
kepada kontraktor sehingga perubahan desain tersebut dapat dilaksanakan.
5. Melaksanakan pengecekan secara cermat terhadap semua hasil pengukuran, pemeriksaan
mutu/Job Mix Formula dan perhitungan volume pekerjaan yang akan dipakai sebagai dasar
pembayaran, sehingga semua pengukuran pekerjaan, perhitungan volume dan pembayaran
berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak.
6. Melaporkan kepada Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan semua masalah yang
berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan, termasuk keterlambatan pencapaian target
fisik, serta usaha-usaha penanggulangan dan tindakan turun tangan yang diperlukan dengan
terlebih dahulu mengkonsultasikannya dengan Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan.
7. Melakukan monitoring dan pengecekan terus menerus terhadap segala kegiatan yang
berhubungan dengan pengendalian mutu dan volume pekerjaan, serta menandatangi
Sertifikat Bulanan / Monthly Certificate (MC) apabila mutu dan pelaksanaan pekerjaan telah
memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang berlaku.
8. Melakukan pengecekan dan persetujuan atas gambar-gambar terlaksana (As-Built Drawing)
yang menggambarkan secara terinci setiap bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Kontraktor, serta membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan meneruskan gambar-
gambar tersebut kepada Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Bogor.
9. Menyusun Laporan Bulanan (Monthly Report) dengan Dokumentasi sebagai lampiran dan
Laporan Akhir (Final Report) yang mencakup laporan kemajuan pekerjaan dan laporan
keuangan serta masalah-masalah yang terjadi dilapangan.
10. Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam melaksanakan Serah Terima
Pertama Pekerjaan Fisik (Provisonal Hand Over / PHO) dan Serah Terima Kedua Pekerjaan
Fisik (Final Hand Over / FHO), terutama dalam menyusun daftar kerusakan dan
penyimpangan yang perlu diperbaiki.
2. Pengawas Lapangan
Tugas utama Pengawas Lapangan adalah melaksanakan pengawasan terhadap kegiatan harian
Kontraktor agar pelaksanaan pekerjaan dilakukan dengan benar oleh Kontraktor sehingga akan
dihasilkan mutu dan produk pekerjaan Konstruksi yang memenuhi spesifikasi yang disyaratkan.
Tugas dan tanggung jawab Pengawas Lapangan mencakup hal-hal sebagai berikut :
a. Melaksanakan kegiatan pengawasan pelaksanaan fisik secara terus menerus di lokasi pekerjaan
agar mengikuti spesifikasi pekerjaan.
b. Setiap hari meringkas semua kegiatan konstruksi, mencatat data, material yang dikirim kelapangan,
tenaga kerja, peralatan, pekerjaan yang selesai, jumlah jam kerja efektif, permasalahan yang timbul
serta cara penyelesaiannya dituangkan dalam laporan harian.
c. Membuat foto dokumentasi terhadap semua aspek menyangkut pelaksanaan dan bahan serta
produk konstruksi maupun lainnya yang dirasakan perlukan.
d. Mengecek bahan yang dikirim kelapangan apakah sudah sesuai dengan speksifikasi atau belum.
e. Menolak bahan atau produk konstruksi yang tidak sesuai dengan persyaratan dalam gambar dan
speksifikasi teknis.
f. Menyiapkan laporan dan mengkonsultasikannya dengan koordinator pengawas lapangan.
g. Meneliti Back Up data produk konstruksi yang dibuat kontraktor pelaksana sebagai pendukung
laporan.
h. Menguasai speksifikasi teknis agar dapat memberikan pengarahan, petunjuk maupun perintah
kepada kontraktor sehubungan dengan pelaksanaan fisik dilapangan dan tidak menyimpang dari
kontrak.
i. Mengawasai kebenaran dimensi, kwalitas bahan maupun produk konstruksi dan peralatan yang
dipakai selama pelaksanaan dilapangan.
j. Mengawasi secara kontinyu kemajuan pelaksanaan pekerjaan serta mengambil tindakan-tindakan
yang tepat dan cepat agar batas waktu yang tercantum dalam kontrak terpenuhi.
k. Memberikan informasi kepada koordinator Pengawas Lapangan atas semua hasil pelaksanaan
secara rutin, kecuali terjadi pekerjaan yang tidak sesuai dokumen kontrak harus dilaporkan pada
hari itu juga, semua dilaksanakan secara tertulis.
l. Dapat bekerjasama dengan semua unsur proyek dalam melaksanakan tugasnya.
m. Pengawas Lapangan adalah sarjana teknik sipil (S1) berpengalaman minimal 3 (tiga) , diploma III
teknik sipil berpengalaman minimal 5 (lima) tahun, dan atau lulusan STM Bangunan dengan
pengalaman 7 (Tujuh) tahun di bidang pengawasan teknis jalan dan jembatan sebayak 4 (empat)
orang
3. Tenaga Penunjang
Tenaga penunjang yaitu administratur yang diperlukan dalam rangka membantu tenaga ahli dan
tenaga teknik untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan teknis jembatan. Tugas yang dibebankan
meliputi antara lain; mengoperasikan komputer, pengetikan baik data maupun surat menyurat dan
lainlain, pembuatan laporan dan pengarsipan data dan lain-lain.
1.9 BIAYA.
Untuk pelaksanaan kegiatan ini dialokasikan Pagu dana kurang lebih Rp. 120.000.000,- (Seratus Dua
puluh Juta Rupiah,-) yang bersumber dari dana APBD Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2017.
1.10 DASAR PELAKSANAAN.
a. Berdasarkan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah yang terakhir diubah bengan peraturan Presiden No. 70 Tahun 2012 beserta
petunjuk teknisnya
b. Peraturan dan standar-standar teknis / seperti PBI, SKBI, SNI.
c. Dan lain-lain.
BAB II
KONTRAK KONSULTAN SUPERVISI
BAB III
KONTRAK KONTRAKTOR PELAKSANA
3.1.
2.3. DOKUMEN KONTRAK
- Dokumen Syarat Syarat Umum Kontrak Pelaksaanaan dari masing-masing paket Kegiatan meliputi
antara lain sebagai berikut :
A. Ketentuan Umum
B. Pelaksanaan, Penyelesaian, Adendum dan Pemutusan Kontrak
C. Hak dan Kewajiban Penyedia Jasa
D. Hak dan Kewajiban PPK
E. Personil dan / Atau Peralatan Penyedia Jasa
F. Pembayaran Kepada Penyedia Jasa
G. Pengawasan Mutu
H. Penyelesaian Perselisihan
- Dokumen-dokumen lain yang di tandatangani oleh kedua belah pihak.
Semua Dokumen diatas merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan setiap artikel dari tiap
dokumen harus diartikan dalam hubungannya dengan artikel lain dari seluruh dokumen yang saling
berhubungan.
BAB IV
ADMINISTRASI PROYEK.
4.2.Pengadaan Perencana
Kegiatan administrasi tidak terpisahkan dari kegiatan sebelum pembangunan dimulai yaitu proses
pelelangan. Dalam PP Nomor 29 Tahun 2000 dijelaskan secara umum bahwa pengadaan jasa konstruksi dibagi
dalam empat macam dalam hal ini ialah jasa perencanaan yaitu :
1. Pelelangan Umum
Adalah pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media
massa, sekurangkurangnya pelelangan yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara
luas melalui media massa, sekurang-kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi
untuk umum sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat
mengikutinya.
2. Pelelangan Terbatas
Adalah pelelangan untuk pekerjaan tertentu yang diikuti oleh penyedia jasa yang dinyatakan
telah lulus prakualifikasi dan jumlahnya diyakini terbatas dengan pengumuman secara luas melalui
media massa,sekurang-kurangnya 1 (satu) media cetak dan papan pengumuman resmi untuk umum
sehingga masyarakat luas dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya.
3. Pemilihan Langsung
Adalah pengadaan jasa konstruksi tanpa melalui pelelangan umum atau pelelangan
terbatas, yang dilakukan dengan membandingkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) penawar dari
penyedia jasa dan dapat dilakukan negosiasi, baik dari segi teknis maupun harga, sehingga
diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
4. Penunjukan Langsung
Adalah pengadaan jasa konstruksi yang dilakukan tanpa melalui pelelangan umum,
pelelangan terbatas, atau pemilihan langsung yang dilakukan hanya terhadap 1 (satu) penyedia jasa
dengan cara melakukan negosiasi baik dari segi teknis maupun harga sehingga diperoleh harga
yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.
Dalam pembangunan Embung ini diperoleh dengan sistem pelelangan umum. Rekanan pelelangan
pembangunan Embung ini dilampirkan.
4.3.Laporan Kerja
Laporan kerja adalah suatu penyampaian informasi tertulis kepada pimpinan yang mencakup
perkembangan pekerjaan serta memuat uraian penyimpangan pelaksanaan di lapangan dan perkembangan
baru yang timbul di lapangan.
Fungsi laporan kerja adalah sebagai berikut ini.
1) Laporan kerja disampaikan kepada pimpinan merupakan tanggungjawab yang harus disampaikan oleh
bagian administrasi.
2) Laporan kerja merupakan salah satu sumber informasi yang diperlukan oleh seorang pemimpin.
Bentuk laporan kerja ini terbagi dua macam yaitu laporan kerja kedalam intern dan laporan kerja keluar
ekstern. Untuk laporan kerja kedalam, bagian administrasi melaporkan pada manajer proyek, sedangkan
untuk laporan kerja keluar, misalnya laporan ke pusat, bagian administrasi membuat laporan progress atau
presentasi kerja mingguan dan bulanan bersama site engineer diketahui oleh manajer proyek dan pengawas.
Dari laporan ini pihak proyek melaporkan ke pusat tentang perkembangan proyek, sedangkan dana tambahan
pelaksanaan dikirim berdasarkan laporan presentasi kerja setiap bulan.
Di bawah ini akan diuraikan secara singkat dan jelas mengenai masing-masing jenis pelaporan yang
disampaikan, terdiri dari laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan.
4.4.Rencana Kerja
Rencana kerja adalah pembagian waktu terinci yang disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan
dari suatu proyek pembangunan dalam jumlah waktu yang sudah direncanakan.
Manfaat dibuatnya rencana kerja yaitu :
4.5.Tenaga Kerja
Tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman dalam bidangnya masing-masing sangat
mempengaruhi keberhasilan suatu pekerjaan. Pada proyek pembangunan ruko ini terdapat tiga golongan
tenaga kerja yaitu tenaga kerja ahli, tenaga kerja menengah dan tenaga kerja pelaksana.
Selama masa kontrak, konsultan Supervisi telah melakukan kegiatan antara lain sebagai berikut :
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh konsultan Pengawas adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku serta Gambar Kerja, Perincian Penawaran, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat yang
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Kontrak Pemborongan Jasa Konstruksi.
A. Lingkup kegiatan tersebut antara lain meliputi:
1. Memeriksa dan mempelajari dokumen untuk pelaksanaan konstruksi yang akan dijadikan
dasar dalam pengawasan pekerjaan dilapangan.
2. Menyusun Fild Engineering kondisi awal dan rekayasa lapangan (penyesuaian rencana
awal dan kondisi/kebutuhan lapangan), sebagai syarat utama tagihan I pekerjaan Konsultan
Pengawas.
3. Mengawasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi dari segi kualitas, kuantitas, dan laju pencapaian
volume/realisasi fisik sampai dengan Serah Terima Pekerjaan Konstruksi.
4. Memberhentikan (sementara) Pelaksanaan Pekerjaan yang tidak sesuai/memenuhi spesifikasi.
5. Mengumpulkan data dan informasi dilapangan untuk memecahkan persoalan yang terjadi
selama pelaksanaan konstruksi.
6. Menyelenggarakan rapat-rapat lapangan secara berkala dengan Pelaksana kontraktor dan unsur
pengawas, membuat laporan mingguan dan bulanan pekerjaan pengawasan, dengan masukan
hasil rapat-rapat lapangan, laporan harian, mingguan dan bulanan pekerjaan konstruksi yang
dibuat oleh kontraktor konstruksi.
7. Menyelenggarakan rapat secara berkala dengan PPTK Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura
Dan Perkebunan, dan atau unsur lain yang terkait.
8. Menyusun Laporan Kemajuan Pekerjaan dan perhitungan volume pekerjaan (Back Up Data).
9. Meneliti gambar-gambar pelaksanaan (Shop Drawings) yang diajukan oleh kontraktor konstruksi
untuk disahkan oleh PPTK Kegiatan Konstruksi.
10. Meneliti gambar-gambar yang telah sesuai dengan pelaksanaan (As-Built Drawing) sebelum
serah terima pertama.
11. Menyusun laporan secara periodik (Rekapitulasi Pelaksanaan Pekerjaan Mingguan yang
meliputi permasalahan/kendala di lapangan dan resume pekerjaan) kepada PPTK.
B. Data dan Fasilitas Penunjang
1. Untuk melaksanakan tugasnya, Konsultan Pengawas harus mencari sendiri informasi yang
dibutuhkan selain dari informasi yang diberikan oleh Pemimpin Pelaksana Teknik Kegiatan
termasuk melalui Laporan Akhir ini.
2. Informasi pengawas antara lain:
a) Dokumen pelaksanaan yaitu ;
- Gambar-gambar pelaksanaan
- Rencana Kerja dan Syarat-syarat
- Dokumen Kontrak Pelaksanaan/Pemborong.
b) S Curve dari pekerjaan yang dibuat oleh Kontraktor Konstruksi (setelah disetujui).
c) Kerangka Kerja Acuan (KAK) pengawasan.
d) Peraturan-peraturan, standar dan pedoman yang berlaku untuk pekerjaan pengawasan teknis
konstruksi, termasuk petunjuk teknis simak pengawasan mutu pekerjaan, dan lain-lain.
e) Informasi lainnya.
4. Laporan
a) Memberikan laporan dan pendapat teknis administrasi dan teknis teknologis kepada PPTK
mengenai volume, prosentasi dan nilai bobot bagian-bagian pekerjaan yang akan dilaksanakan
oleh kontraktor konstruksi.
b) Melaporkan kemajuan pekerjaan yang nyata dilaksanakan, dan dibandingkan dengan jadwal
yang telah disetujui.
c) Melaporkan hasil pemeriksaan bahan-bahan bangunan yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan
alat yang digunakan.
d) Memeriksa gambar-gambar kerja tambahan yang dibuat oleh kontraktor konstruksi terutama
yang mengakibatkan tambah atau berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta
gambar konstruksi yang dibuat oleh pemborong (Shop Drawings).
BAB VI
KINERJA KONTRAKTOR PELAKSANA
6.1. STRUKTUR ORGANISASI KONTRAKTOR
Dari Masing-masing Kontraktor Pelaksana yang telah tertera diatas, mempunyai struktur organisai untuk
proyek yang terdiri dari Site manager dan membawahi Pelaksana, Administrasi dan Peralatan
dilapangan. Personil Kontraktor mempunyai kemampuan kerja yang cukup, namum personil apabila
kurang lengkap sehigga administrasi proyek tidak tertangani dengan rapi dan masih terkesan serabutan
kurang profesinal. Yang seyogyanya dengan nilai kontrak fisik yang besar personil seharusnya lengkap
dan memadai.
6.2 PEMBAYARAN KEPADA KONTRAKTOR
Pembayaran kepada Kontraktor dibagi menjadi 3 ( Tiga ) tahapan yaitu :
1. Pembayaran Uang Muka
Pembayaran uang muka sebesar 30 % dari nilai kontrak. Adapun pengembaliannya dilakukan
dengan cara memotong Nilai Sertifikat Bulanan (MC) Sebesar 30 % setiap MC dan pada MC terakhir
pengembalian uang muka harus lunas.
2. Pembayaran Sertifikat Bulanan
Semua pekerjaan yang telah selesai dikerjakan dan telah disetujui oleh Direksi Teknik, dapt
dilakukan penagihan dengan cara mengjukan sertifikat bulanan yang jumlah nilainya sesuai dengan
pekerjaan fisik yang teleh diselesaikan pada bulan bersangkutan.
Pemotongan yang terdapat pada pembayaran bulanan antara lain :
1. Pembayaran sertifikat Bulan Lalu
2. Pengembalian Uang muka Sebesar 30 %
3. Pembayaran Uang Jaminan Pemeliharaan Sebesar 5 %
3. Pembayaran uang Jaminan Pemeliharan
Pembayaran kembali uang jaminan pemeliharaan apabila semuaKewajiban kontraktor selama masa
kontrak dan masa pemeliharaan sudah terpenuhi (selesai). Pembayaran dilakukan stelah Berita
Acara Serah Terima Akhir (FHO) dilaksanakan.
BAB VII
PERUBAHAN KONTRAK DAN ADDENDUM
7.1. UMUM
Pada pasal 16 dalam kontrak Pejabat Pembuat Komitmen berwenang melakukan beberapa perubahan
dalam kontrak, baik penambahan maupun pengurangan volume pekerjaan yang menurut pertimbangan
perlu atau diperlukan sekali, dan berwewenang memerintahkan kontraktor untuk melaksanakannya.
Perubahan elevasi, dimensi dan penambahan atau pengurangan pekerjaan tersebut dapat memenuhi
syarat sesuai dengan spesifikasi yang ada.
LAMPIRAN LAMPIRAN
LAMPIRAN PROGRES KEGIATAN
LAMPIRAN FOTO DOKUMENTASI