Motor DC adalah motor listrik yang memerlukan suplai tegangan arus searah pada kumparan
medan untuk diubah menjadi energi gerak mekanik. Kumparan medan pada motor dc disebut stator
(bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar). Prinsip kerja
motor DC adalah bila arus listrik dialirkan melalui satu konduktor yang ditempatkan pada suatu medan
magnet, maka akan timbul gaya mekanis yang arahnya ditentukan oleh aturan tangan kiri. Pada
praktikum ini dilakukan 2 percobaan yaitu percobaan motor DC beban nol dan percobaan motor DC
shunt berbeban. Untuk percobaan motor DC beban nol, data yang diberikan adalah besar tegangan
sumber yang nilainya 50, 60, 70, 80, dan 90 sedangkan yang dicari adalah arus IL dan Rpm. Kemudian
untuk percobaan motor DC Shunt berbeban, data yang diberikan adalah tegangan sumber nilainya 100
dan besar eksitasi yaitu 1, 2, 3, 4 dan 5 sedangkan yang dicari adalah arus IL dan Rpm. Setelah itu maka
dihitung daya input, rugi besi dan mekanis, pada beban nol naik dan turun. Hasil praktikum ketika
beban nol naik, Vt 50 volt didapatkan putaran sebanyak 995 rpm, IL sebesar 1,5 ohm, nilai If
0,045 A, ia sebesar 1,4583 A, Pin sebesar 75 Watt, nilai w tembaga (cu) sebesar 810,24 W dan
W(b+m) sebesar 15 W Peralatan yang dipakai adalah motor DC compound, regulator,
rectifier,voltmeter, multitester, amperemeter, kabel penghubung, tachometer. Aplikasi didunia marine
adalah motor DC sebagai penggerak penggerak crane pada saat dipelabuhan.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Di era yang modern ini hampir semua kegiatan yang dilakukan manual tergantikan oleh mesin
dengan peggerak yang bervariasi, salah satunya motor listrik. Faktor yang menyebabkan motor listrik
banyak digunakan antara lain, lebih praktis, bentuknya yang cendrung lebih kecil, dan bisa untuk
bekerja dengan skala yang beragam serta emisi yang sedikit. Salah satu motor listrik tersebut adalah
Motor DC atau arus searah. Motor DC adalah mesin yang bekerja mengubah tenaga listrik menjadi
tenaga gerak.
Prinsip kerja motor DC yaitu arus listrik yang masuk berupa arus AC menjadi keluaran motor
DC. Arus akan mengenai medan magnet dan menimbulkan gaya, akibatnya medan magnet akan
berputar. Motor DC tersusun dari 2 bagian saja, yaitu stator dan rotor. Stator merupakan bagian yang
diam yang terdiri dari rangka motor, sikat- sikat, dan slip ring. Rotor adalah bagian yang bergerak dan
terdiri dari komutator, jangkar, dan lilitan jangkar.
Keuntungan penggunaan motor DC adalah motor DC mempunyai karakteristik kopel kecepatan
yang menguntungkan dibandingkan motor lainnya, motor DC dapat diubah menjadi generator DC
dimana perbedaannya terletak pada arah arus dan kecepatan mudah diatur. Aplikasi motor DC di dunia
marine adalah crane pada pelabuhan untuk memindahkan kontainer- kontainer yang diperlukan atau
tidak (bongkar-muat), baterai pada kapal selam, penggerak alat navigasi.
2
4. Jelaskan pengertian tahanan shunt, tahanan seri, dan tahanan jangkar
5. Jelaskan perbedaan motor DC dan motor AC?
6. Jelaskan pengertian arus eksitasi?
7. Mengapa pengukuran Rpm berbeda dengan nilai tegangan dan arus eksistasi yang sama ?
8. Apakah aplikasi motor DC di dunia marine?
9. Buatlah grafik losses besi mekanis fungsi putaran dan buat kesimpulannya !
10. Buatlah grafik efisiensi fungsi beban !
3
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Pengertian Motor Dc
Motor arus searah (motor DC) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor
DC telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan motor induksi, atau terkadang disebut
AC Shunt Motor. Motor DC adalah jenis motor listrik yang bekerja menggunakan sumber
tegangan DC. Motor DC atau motor arus searah sebagaimana namanya, menggunakan arus
langsung dan tidak langsung/direct-unidirectional. Motor DC digunakan pada penggunaan
khusus dimana diperlukan penyalaan torque yang tinggi atau percepatan yang tetap untuk
kisaran kecepatan yang luas. Motor DC memerlukan suplai tegangan yang searah pada
kumparan medan untuk diubah menjadi energi mekanik. Kumparan medan pada motor dc
disebut stator (bagian yang tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang
berputar).
4
Gambar 2.2 reaksi garis fluks
http://staff.ui.ac.id
Lingkaran bertanda A dan B merupakan ujung konduktor yang dilengkungkan
(looped conductor). Arus mengalir masuk melalui ujung A dan keluar melalui
ujung B. Medan konduktor A yang searah jarum jam akan menambah medan pada kutub dan
menimbulkan medan yang kuat di bawah konduktor. Konduktor akan berusaha bergerak ke atas
untuk keluar dari medan magnet . Medan konduktor B yang berlawanan arah jarum jam akan
menambah medan pada kutub dan menimbulkan medan yang kuat di atas konduktor.
Konduktor akan berusaha untuk bergerak turun agar keluar dari medan yang kuat tersebut.
Gaya-gaya tersebut akan membuat rotor berputar searah jarum jam. Pada motor dc, daerah
kumparan medan yang dialiri arus listrik akan menghasilkan medan magnet yang melingkupi
kumparan jangkar dengan arah tertentu. Konversi dari energi listrik menjadi energi mekanik
(motor) maupun sebaliknya berlangsung melalui medan magnet, dengan demikian medan
magnet disini selain berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan energi, medan magnet juga
berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses perubahan energi, daerah tersebut dapat dilihat
pada gambar di bawah ini :
Agar proses perubahan energi mekanik dapat berlangsung secara sempurna, maka
5
tegangan sumber harus lebih besar daripada tegangan gerak yang disebabkan
reaksi. Dengan memberi arus pada kumparan jangkar yang dilindungi oleh medan
maka menimbulkan perputaran pada motor.
Gambar 2.5 (a) Sebuah momen kopel, (b)menunjukan bahwa momen kopel adalah besaran vector
http://fisikazone.com/momen-gaya-dan-momen-kopel/
Untuk persamaan momen kopel adalah sebagai berikut :
M = L . F sin ................................................................................................................... (1)
(http://fisikazone.com)
Dengan :
M = Momen Kopel (Nm)
L = Panjang lengan gaya (m)
F = Gaya (N)
= besar sudut antara gaya dengan lengan gaya
Berdasarkan teori elektromagnetik dapat diturunkan 3 rumus dasar untuk Motor DC yaitu :
1. Tegangan induksi (Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991.hal 141)
Ea = C n (Volt) ......................................................................................................... (2)
Dimana = fluks (weber / N.m2)
N = Putaran mesin (Rpm)
C = P/a x Z/60 = Konstanta
p = Jumlah kutub
a = Jalur Paralel konduktor jangkar.
Z = Jumlah konduktor jangkar
6
2. Kecepatan (Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991.hal 141)
Dasar pemikiran dari pengaturan kecepatan pada motor DC adalah:
Ea = C n ....................................................................................................................... (3)
Ea= Vt Ia Ra..................................................................................................................(4)
C n = Vt Ia Ra...........................................................................................................(5)
Maka puataran motor DC ini dapat diatur dengan
n = Vt Ia Ra ............................................................................................................(6)
Dimana :
n = putaran (rpm)
= Flux yang timbul (weber / N.m2)
Vt = tegngan terminal (Volt)
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Ra = Tahanan Jangkar (ohm)
Ea = Tegngan balik yang bangkit dikumparan jangkar (Volt)
Dari persamaan diatas pengaturan kecepatan pada motor dapat dilakukan dengan mengatur :
, Vt, Ia dan Ra
3. Kopel elektromagnetik (Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991.hal 141)
T = C.Ia.................................................................................................................... (7)
Dimana:
Ia = arus jangkar (Ampere)
= Flux yang timbul (weber / N.m2)
C = P/a x Z/60 = Konstanta
Kopel elektromagnetik ini tidak sama dengan kopel yang terdapat pada sumbu. Dengan mengurangi
kopel geser barulah dapat didapat harga kopel pada sumbu. Hubungan lain antara kopel
elektromagnetik dengan daya mekanik yaitu
Ea. Ia = T.Wm ................................................................................................................(8)
Dimana :
Ia = Arus jangkar (Ampere)
Wm = 2 n / 60 ;
n = putaran per sekon ( rps )
T = Momen kopel / Torsi (N.m)
4. Karakteristik kecepatan kopel (Zuhal, Dasar Tenaga Listrik, ITB Bandung, 1991. hal 152)
Untuk motor arus searah berlaku hubungan
Vt = Ea + Ia .Ra.............................................................................................................. (9)
Ea = C n Volt N =( Vt Ia Ra)/C ......................................................................... (10)
7
Dimana :
Vt = tegangan terminal (volt)
Ea = tegangan pada kumparan jangkar (volt)
Ia = arus jangkar (Ampere)
Ra = tahanan jangkar (ohm)
C = konstanta
n = putaran per sekon ( rps )
= Flux yang timbul (weber / N.m2)
(sumber,marine electrical:sardono sarwito hal 31)
2.2.2 Gaya Lorenzt
Pada dasarnya fungsi dari Motor DC adalah mengubah energy listrik menjadi energy mekanis,
dalam hal ini adalah arus DC yang mengalir diubah menjadi gerak rotasi. untuk prinsip kerjanya sendiri
Motor DC berdasarkan dari Perumusan Gaya Lorentz, untuk perhitungan besar gaya Lorentz sendiri
sebgai berikut :
F = B . I . L............................................................................................................. (11)
(www.rumus-fisika.com)
Dimana:
F : gaya lorenz yang dialami penghantar(N)
B : gaya magnet antar kutub(Wb/m2)
I : besar arus pada penghantar(A)
Berdasarkan dsar tersebut, bisa diketahui arus mengalir melalui suatu kumparan akan
menghasilkan medan magnet di sekitarnya dan saat arus mengalir di dalam medan magnet maka akan
dihasilkan gaya. Untuk arah gaya , medan magnet , dan gaya Lorentz bisa menggunakan kaidah tangan
kiri
8
Jari telunjuk : menunjukkan arah medan magnet.
9
Bila arus masuk menuju kumparan motor DC, maka arus ini akan menjadi elektromagnet. kumparan
motor DC yang berbentuk silinder, dihubungkan ke as penggerak untuk menggerakan beban. Untuk
kasus motor DC yang kecil, kumparan motor DC berputar dalam medan magnet yang dibentuk oleh
kutub-kutub, sampai kutub utara dan selatan magnet berganti lokasi. Jika hal ini terjadi, arusnya
berbalik untuk merubah kutub-kutub utara dan selatan kumparan motor DC.
2.3.3. Komutator
Komponen ini terutama ditemukan dalam motor DC. Kegunaannya adalah untuk membalikan
arah arus listrik dalam kumparan motor DC. Commutator juga membantu dalam transmisi arus
antara kumparan motor DC dan sumber daya.
2.3.4 Rectifier
Seperti yang diketahui bahwa motor DC beroperasi dengan arus DC maka kita perlu
menggunakan sebuah alat untuk mengubah arus AC menjadi DC, alat tersebut adalah rectifier.
10
Gambar 2.4.1 Penguat terpisah
Sumber : electronical-tutorial.net
2. Motor DC penguat sendiri, yaitu motor DC yang menggunakan arus penguat magnet berasal
dari motor Dc itu sendiri.
Sumber : electriciantraining.tpub.com
2. Motor DC seri : motor DC yang menggunakan lilitan penguat magnet yang dihubungkan
seri dengan lilitan jangkar.
11
Gambar 12. Rangkaian motor seri
Sumber : zonaelektro.net
Sumber : electrical4u.com
b. Motor DC kompon Pendek adalah motor shunt diberi tambahan penguat seri seperti
gambar dibawah disebut motor kompon shunt pendek
12
Gambar 14. Rangkaian motor kompon pendek
Sumber : zonaelektro.net
1. Kelebihan dari Motor DC Shunt, yaitu tidak terlalu membutuhkan banyak ruangan
karena diameter kawat kecil. Sedangkan kelemahannya yaitu daya keluaran yang dihasilkan
kecil karena arus penguatnya kecil
2. Kecepatan dibatasi pada 5000 RPM dan Harus dihindarkan menjalankan motor seri
tanpa ada beban sebab motor akan mempercepat tanpa terkendali.
3. Kelebihan motor kompon yaitu motor kompon memiliki torque penyalaan awal
yang bagus dan kecepatan yang stabil. Makin tinggi persentase penggabungan (yakni
persentase gulungan medan yang dihubungkan secara seri), makin tinggi pula torque
penyalaan awal yang dapat ditangani oleh motor ini
1. Motor DC brushed
13
Sumber : robotics.stackexchanges.con
Motor DC yang menggunakan sikat sebagais pengalir arus ke komutator, rotornya sendiri teriri
atas kumparan yang terhubung ke komutator. Biasa disebut dengan motor DC klasik
/konvesional.
2. Motor DC Brushless
Pada motor jenis ini, rotating switch mekanis atau susunan comutator/brushgear diganti
dengan sebuah switch elektronik yang disinkronkan dengan posisi dari rotor. Motor tanpa sikat
ini memiliki efisiensi 85-90%, sedangkan motor DC dengan brushgear memiliki efisiensi 75-
80%. Untuk rotornya sendiri menggunakan magnet permanen
14
2.6 Pengereman pada Motor DC
Pengereman pada motor DC bisa dibedakan menjadi dua jenis, berdasarkan metodenya, yaitu
mekanis dan elektrik. Untuk pengereman mekanis menggunakan shoe brake, sedangkan untuk
pengereman elektrik dibagi lagi menjadi 4 jenis yaitu :
1.) Pengereman dinamis
Pengereman yang dilakukan dengan melepaskan jangkar yang berputar dari sumber tegangan dan
memasangkan tahanan pada terminal jangkar.
2.) Pengereman secara regeneratif dapat dilaksanakan dengan cara mengembalikan energi kinetik
motor dan beban kembali ke sumber.
3.) Pengereman pluging
Pada prinsipnya melaukukan pembalikan arah putaran dari mesin penggerak dan ini dapat
dilakukan dengan membalik polaritas sumber pada salah satu kumparannya
4.) Pengereman Mekanis (Selenoid)
Pengereman ini bisa juga dikatakan sebagai rem magnet dengan kawat pengantar (selemoid). Rem
magnet cara penggunaanya dipasang dengan poros motor sehingga pada saat motor bekerja, rem
magnet juga bekerja karena dihubungkan pararel dengan rangkaian kontrolnya. Apabila diberi arus
maka kumparan solenoid juga akan mendapat arus dan timbul penguatan
2.7 Rugi Rugi pada Motor DC
Pada mesin DC terdapat pula beberapa inefisensi yang pada dasarnya dibagi menjadi 4 yaitu :
2.7.1 Rugi Listrik
Rugi ini diakibatkan oleh pemakaian konduktor tembaga. Rugi mekanis dapat dihitung dengan
rumusan :
Rugi = I2.R ..................................................................................................................(15)
Diaman :
R = tahanan konduktor (ohm)
I = Arus listrik (Ampere)
2.7.2 Rugi Besi / Magnet
Diakibatkan oleh pemakaian besi ferromagnetik. Terdiri dari rugi histeris dan rugi arus eddy.
Rugi ini bersifat konstan, sehingga kita tidak dapat mengetahui berapa besarnya.
a. Rugi Histerisys
Pe=Ke . B2max . f2 . t2. V ........................................................................................... (16)
Dimana : ke: konstanta
Bmax: maksimum flux (wb/m2)
T : Thickness of lamination in m
V : Volume in core (m3)
b. Rugi Edy current
Pi = Ph + Pa................................................................................................................ (17)
15
Rugi W (B+M)............................................................................................................. (18)
W(B+M)= R jangkar + Rtembaga............................................................................... (19)
c. Rugi besi
Atau dapat digunakan rumus :
Wfe= 20% . W (B+M)................................................................................................ (20)
16
Arus yang mengalir
17
Mesin Bubut System propulsi elektrik
https://encrypted-tbn3.gstatic.com
18
Pompa
Sentrifugal
dikapal
tekimku.blogspot.com
Drills
http://www.bunnings.com.au
19
BAB III
DATA PERCOBAAN
3.1 PERALATAN
No. Nama Alat Gambar Fungsi
1 Motor DC Untuk mengubah energi listrik
Compound menjadi energy mekanik.
20
4 Voltmeter Mengukur besar tegangan pada
rangkaian
21
8. Tachometer Mengukur putaran motor DC shunt
22
Gambar 3.1 Rangkaian pada motor DC compound
c. Mengukur besar tahanan pada kumparan motor DC Compound dan selanjutnya
menentukan kumparan seri, kumparan shunt dan kumparan jangkar
d. Merangkai alat alat sebagai berikut
Ampermete
r
e. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltage regulator.
23
f. Pada saat motor diberi tegangan yang bervariasi 50,60,70,80 dan 90 volt atau sesuai dengan
ketentuan Grader) mengamati besarnya arus yang mengalir dengan menggunakan tang
meter
g. Besarnya putaran motor diamati dengan menggunakan tachometer
Ampermete Ampermete
r r
AC
AC
Rectifier Rectifier
DC
DC
Motor DC Motor DC
Compound shunt
24
a. Motor DC dicatu daya dari sumber DC (dari sumber AC yang telah melewati penyearah
arus) melalui voltase regulator. Gambar rangkaian seperti pada gambar.
b. Pembebanan dilakukan dengan pemberian arus eksitasi pada generator dengan nilai
tertentu (1,2,3,4,5) Ampere atau sesuai dengan ketentuan Grader) yang dilakukan
dengan menggunakan pengatur tegangan (Regulator B)
c. Kemudian regulator A diatur sedemikian rupa sehingga tegangannya tetap sebesar 100
volt atau sesuai dengan ketentuan Grader.
d. Amati dan catatlah besarnya rpm dan arus yang mengalir ke motor
3.3 DATA PRAKTIKUM
Rsh = 1200 merupakan tahanan shunt
Rs = 200 merupakan tahanan seri
Ra = 380 merupakan tahanan jangkar
PERCOBAAN 1
A. BEBAN NOL NAIK
25
60 1,2 1115
4
50 1,3 950
5
PERCOBAAN 2
A. BERBEBAN NAIK
No Tegangan Sumber Arus Eksitasi Arus IL RPM
1 100 1 1,1 1550
B. BERBEBAN TURUN
No Tegangan Sumber Arus Eksitasi Arus IL RPM
1 100 5 1,6 1415
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Perhitungan
Dari hasil pengukuran, didapatkan nilai tahanan jangkar dan tahanan medan. Dimana nilai
tahanan medan lebih besar daripada nilai tahanan jangkar. Dimana tahanan masing masing
adalah sebagai berikut.
Tahanan Medan (Rsh) = 1100
Tahanan Jangkar (Ra) = 7,2
TAHANAN SERI
Data hasil praaktikum diolah untuk memperoleh nilai Ia, If, Pin, Wcu, W(b+m),
26
W tot.
1. Beban nol (Naik)
Vt = 50 V
IL = 1.5 A
Perhitungan
1 Arus Medan If = Vt / Rsh
= 50/1100
= 0,045 A
2 Arus Jangkar Ia = IL If
= 1.5 0.045
= 1.4545 A
= 50 x 1.5
= 75 W
= 17,51 W
= 20% x 75 w
= 15 W
= 17,51 + 15
= 32,51 W
7 Ea Ea=Vt-(Ra x Ia)
= 39,527
27
=0,552
Dengan cara yang sama untuk percoabaan kedua sampai kelima maka didapatkan tabel
sebagai berikut.
W
No RPM Vt iL if Ia P.in tembaga
1 995 50 1.5 0.045 1.4545 75 17.51
2 1150 60 1.3 0.055 1.25 78 14.44
3 1275 70 1.2 0.064 1.14 84 13.75
4 1375 80 1.20 0.073 1.13 96 14.97
5 1450 90 1.1 0.082 1.02 99 14.83
W (b+m) W tot Torsi Ea
15.00 32.51 0.552 39.527
15.60 30.04 0.528 51.033
16.80 30.55206612 0.526 61.818
19.20 34.16753719 0.563 71.884
19.80 34.62783471 0.555 82.669
= 90/1100
= 0.082 A
2 Arus Jangkar Ia = IL If
= 1.1 0.082
= 1.02 A
= 90 x 1.1
= 99 W
= 14,83 W
28
5 Rugi besi dan mekanik W(b+m)= 20% x Pin
= 20 % x 99
= 19,8 W
= 14,83+ 19,8
= 34,62 W
7 Ea Ea=Vt-(Ra . Ia)
= 82,669
= 0,558 (SATUAN)
Dengan cara yang sama untuk percoabaan kedua sampai kelima maka didapatkan tabel sebagai
berikut.
W
No RPM Vt Il if Ia Pin tembaga
1 1440 90 1.1 0.082 1.02 99.00 14.83
2 1360 80 1.1 0.073 1.03 88.00 13.42
3 1245 70 1.2 0.064 1.14 84.00 13.75
4 1115 60 1.2 0.055 1.15 72.00 12.72
5 950 50 1.3 0.045 1.25 65.00 13.60
W (b+m) W tot Torsi Ea
19.80 34.62783471 0.558 82.669
17.60 31.01626446 0.524 72.604
16.80 30.55206612 0.539 61.818
14.40 27.11960331 0.508 51.753
13.00 26.60469421 0.517 40.967
3. Berbeban (Naik)
Vt= 100 V
IL = 1.1 A
Arus eksitasi = 1 A
Perhitungan
1 Arus Medan If = Vt/Rsh
29
= 100/1100
= 0.0909 A
2 Arus Jangkar Ia = IL If
= 1.1 0.0909
= 1.009 A
= 100 x 1.1
= 110 W
= 16,24 W
= 20% x 110
= 22 W
=16,24 + 22
= 38,4224 W
9 Ea Ea=Vt-(Ra . Ia)
=100-(7,2 . 1.02)
= 92,735
=0,577
= 110 38,4224
= 71,5776
30
11 Efisiensi = Pout/Pin x 100%
= (71,5776/110) x 100%
=0,651
Ea rpm
92.735 1550
92.015 1530
91.295 1500
90.575 1460
89.135 1400
4. Beban Turun
Vt= 100 V
IL = 1.6A
Arus eksitasi = 5 A
Perhitungan
1 Arus Medan If = Vt/Rsh
= 100/1100
31
= 0,0909
2 Arus Jangkar Ia = IL If
= 1.6 0.0909
= 1.509A
= 100 x 1.6
= 160 W
= 25,488 W
= 1/5 x 160
= 32 W
= 25,488 + 32
= 57,488 W
8 Ea Ea=Vt-(Ra . Ia)
=100-(7,2. 1.509)
= 89,135
= 0,91
=160 57,488
= 102,512 W
= 0,641
32
Dengan rumus yang sama untuk perhitungan percobaan kedua sampai kelima maka
didapatkan tabel berikut.
No exitasi Vt IL Ia If Pin W(tem)
1 5 100 1.6 1.509 0.090909 160 25.488
2 4 100 1.4 1.309 0.090909 140 21.430
3 3 100 1.30 1.209 0.090909 130 19.617
4 2 100 1.2 1.109 0.090909 120 17.948
5 1 100 1.1 1.009 0.090909 110 16.422
W(b+m) W tot P out Eff torsi
32.000 57.488 102.512 0.641 0.91
28.000 49.430 90.570 0.647 0.78
26.000 45.617 84.383 0.649 0.71
24.000 41.948 78.052 0.650 0.64
22.000 38.422 71.578 0.651 0.58
ea rpm
89.135 1415
90.575 1450
91.295 1480
92.015 1520
92.735 1540
4.2 Grafik
1. Grafik Vt - RPM
Grafik Vt vs RPM untuk beban nol/naik
1400
1300
RPM
1200
1100
1000
900
50 60 70 80 90 100
Vt
T = Ea .Ia / (2.n/60)
33
Ea = Vt (Ia . Ra)
Maka,
Vt = n (T . 2 / 60 . Ia) + Ia . Ra
1400
1300
RPM
1200
1100
1000
900
50 60 70 80 90 100
Vt
Sama seperti beban nol naik, dari grafik ditunjukan bahwa Vt (tegangan)
berbanding lurus terhadap RPM. Semakin tinggi tegangan, semakin tinggi juga
putarannya.
1500
Torsi vs RPM ( Beban nol naik)
1400
1300
1200
RPM
1100
1000
900
0.50 0.52 0.54 0.56 0.58 0.60
Vt
Pada rumus Torsi diketahui bahwa tegangan dengan torsi berbanding terbalik. Dilihat
bahwa semakin tingginya RPM maka akan semakin kecil dari torsi yang dihasilkan. Sesuai
.
dengan rumus Torsi adalah T = 2/60 . Pada grafik diatas terlihat nilai torsi berbanding lurus
34
dengan nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing masing RPM motor diberi tegangan
sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
1400
1300
RPM
1200
1100
1000
900
0.50 0.52 0.54 0.56 0.58 0.60
TORSI
Pada grafik tersebut diketahui bahwa tegangan dengan torsi berbanding terbalik. Sesuai
.
dengan rumus Torsi adalah T = 2/60. Pada grafik diatas terlihat nilai torsi berbanding lurus
dengan nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing masing RPM motor diberi tegangan
sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
0.75
0.70
0.65
0.60
0.55
0.50
1400 1420 1440 1460 1480 1500 1520 1540 1560
RPM
Pada rumus torsi diketahui bahwa tegangan dengan torsi berbanding terbalik. Dilihat
bahwa semakin tingginya RPM maka akan semakin kecil dari torsi yang dihasilkan. Sesuai
35
.
dengan rumus Torsi adalah T = 2/60 . Pada grafik diatas terlihat nilai torsi berbanding lurus
dengan nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing masing RPM motor diberi tegangan
sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
0.75
0.70
0.65
0.60
0.55
0.50
1400 1420 1440 1460 1480 1500 1520 1540 1560
RPM
Diketahui bahwa tegangan dengan torsi berbanding terbalik. Pada grafik diatas terlihat nilai
torsi berbanding lurus dengan nilai RPM, hal tersebut dikarenakan pada masing masing
RPM motor diberi tegangan sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti
berbanding lurus.
36
EFISIENSI VS ARUS EKSITASI (BERBEBAN NAIK)
69%
68%
EFISIENSI 67%
66%
65%
64%
63%
62%
61%
60%
1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 5
ARUS EKSITASI
Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus eksitasi terhadap efisiensi
berbeban pada dasarnya adalah konstan atau adapun penurunan atau kenaikan hanyalah sedikit.
Dari hasil praktikum yang dilakukan dapat dilihat adanya penurunan efisiensi. Hal ini
dikarenakan banyak faktor seperti: umur motor, material, losses dan lain sebagainya Sesuai
dengan rumus :
=Pout/Pin x 100%
37
66%
65%
64%
EFISIENSI
63%
62%
61%
60%
1.00 2.00 3.00 4.00 5.00
Arus Eksitasi
Grafik diatas menunjukkan bahwa hubungan antara arus eksitasi terhadap efisiensi
berbeban turun adalah konstan. Sesuai dengan rumus :
=Pout/Pin x 100%,
1300
1200
1100
1000
900
29.00 30.00 31.00 32.00 33.00 34.00 35.00
W.total
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding lurus dengan Wtot rugi
total. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang
bekerja pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Rumus kerugian W(b+m) adalah
20% dari Pin., dimana rugi total motor dc adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
b. Rugi total Vs RPM (Beban nol Turun)
38
RUGI TOTAL VS RPM (Beban nol turun)
1600
1500
1400
RPM
1300
1200
1100
1000
900
26 28 30 32 34 36
W.Total
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding lurus dengan Wtot rugi total.
Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang bekerja
pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Rumus kerugian W(b+m) adalah 20%
dari nilai Pin., dimana rugi total motor dc adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
c. Rugi total Vs RPM(berbeban naik)
1200
1100
1000
900
35 40 45 50 55 60
W.Total
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding terbalik dengan Wtot rugi
total. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang bekerja
pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Rumus kerugian W(b+m) adalah 20% dari
nilai Pin dimana rugi total motor dc adalah Wcu ditambah dengan W(b+m).
39
1600 rugi total vs rpm( berbeban turun)
1550
RPM
1500
1450
1400
37 42 W.Total
47 52 57 62
Pada Grafik tersebut dapat diketahui bahwa RPM berbanding terbalik dengan Wtot rugi
total. Hal tersebut dipengaruhi oleh rugi daya total yang ada pada motor DC baik yang bekerja
pada jangkar, medan magnet, dan rangkaian seri. Rumus kerugian W(b+m) adalah 20% dari
nilai total daya losses yaitu daya losses akibat copper., dimana rugi total motor dc adalah Wcu
ditambah dengan W(b+m).
4.3 Pembahasan
1. Beban Nol
Dari grafik putaran (rpm) terhadap voltase atau tegangan , menunjukkan bahwa RPM
berbanding lurus dengan Tegangan. Semakin besar tegangan yang diberikan, semakin besar
pula jumlah putaran yang dihasilkan. Hal ini terjadi karena apabila putarannya semakin
besar, maka arus yang masuk menjadi semakin besar sehingga rugi tembaga menjadi
semakin besar.
2. Berbeban
Dari grafik hubungan eksitasi dengan efisiensi pada beban naik terlihat bahwa jika eksitasi
semakin diperbesar, nilai efisiensi semakin berkurang. Sama halnya pada beban turun,
apabila eksitasi bertambah, nilai efisiensi akan berkurang. Sedangkan untuk grafik
hubungan torsi dengan RPM terlihat bahwa jika RPM semakin besar, maka torsi akan
semakin bertambah hal tersebut dikarenakan pada masing masing RPM motor diberi
tegangan sumber yang berbeda- beda sehingga tampak seperti berbanding lurus.
40
BAB V
KESIMPULAN
1. Berdasarkan teorinya hubungan torsi dengan putaran pada motor DC baik pada berbeban turun
maupun berbeban naik, memiliki perbandingan yang terbalik. Ini juga berlaku untuk
.
sebaliknya. Hal ini sesuai dengan rumus : T = 2/60
Sedangkan untuk eksitasi dengan fungsi putaran berbanding terbalik. Semakin besar eksitasi
maka semakin kecil putaran
2. Untuk menghitung daya motor maka rumus yang digunakan
Daya Masuk Pin= Vt x IL
3. Rectifier merupakan peralatan elektronika yang digunakan untuk mengubah tegangan listrik
AC menjadi DC. Ada 3 bagian utama dalam penyearah gelombang pada suatu power supply
yaitu, penurun tegangan (transformer), penyearah gelombang / rectifier (diode) dan filter
(kapasitor). (DIAGRAM RECTIFIERNYA)
AC input ----- transformer ----- rectifier ----- filter ----- dc output
4. Yang dimaksud tahanan jangkar adalah tahanan yang berguna sebagai pengendali kecepatan
motor. Tahanan kumparan adalah listrik pada kumparan yang akan menimbulkan panas bila
kumparan tersebut dialiri arus.(PENGERTIAN MASING2 TAHANAN)
MOTOR AC MOTOR DC
Tidak mempunyai Komutator Mempunyai Komutator
Arah arus searah Arah arus bolak-balik
41
Untuk alat-alat yang membutuhkan torsi Untuk alat-alat yang membutuhkan torsi
rendah tinggi
Kecepatan motor lebih sulit dikendalikan Lebih mudah dikendalikan
6. Arus eksitasi adalah arus yang mengalir pada kutub magnet beban generator yang berasal dari
sumber yang berbeda dengan arus yang mengalir ke dalam motor.
7. Karena terdapat beberapa tahanan yaitu tahanan jangkar, seri dan tahanan shunt
8. Aplikasi motor DC khususnya di bidang marine adalah dapat diaplikasikan di steering gear,
boiler, crane, dan lain-lain.
9. Berdasarkan teorinya hubungan putaran dengan rugi besi mekanis pada motor DC baik pada
berbeban turun maupun berbeban naik , bahwa RPM berbanding terbalik dengan Wb+m ( Rugi
besi mekanis) berdasarkan rumus daya losses dasar (I x R). Apabila RPM yang digunakan
semakin tinggi, maka Wb+m ( Rugi besi mekanis ) yang dihasilkan pun akan semakin rendah
10. Berdasarkan teorinya, hubungan antara arus eksitasi dengan efisiensi, baik pada berbeban turun
maupun berbeban naik memiliki perbandingan yang terbalik. Ini sesuai dengan prakteknya,
berdasarkan grafiknya (sebagai contoh : berbeban turun) arus eksitasi semakin kecil maka
effisiensinya semakin tinggi, begitu juga sebaliknya. Hal ini juga sama dengan hubungan antara
putaran dengan torsinya, berbanding terbalik
42