Anda di halaman 1dari 4

Contoh Proposal Usaha Penggemukan Sapi Potong

ddevapriyani.blogspot.co.id /2014/12/contoh-proposal-usaha-penggemukan-sapi.html

Contoh Proposal Usaha Penggemukan Sapi Potong


BAB I
PENDAHULUAN

1. A. Latar Belakang

Prospek penggemukan sapi potong cukup bagus sejalan dengan meningkatnya penduduk, maka kebutuhan
protein hewani akan meningkat. Selain itu, dengan adanya pengurangan kuota impor sapi dari Australia,
mendorong peternakan lokal menjadi trend dan banyak dilirik. Prospek lain yang mendorong adalah
menguatnya isu lingkungan mendorong pemakaian pupuk dan perlakuan organik bagi tanaman meningkat (sapi
penghasil utama pupuk organik dari hewan). Disamping itu trend harga sapi dari tahun ke tahun tidak pernah
menurun, cenderung 5 8 % di atas rata-rata inflasi. Usaha ini diharapkan dapat mensuplai kebutuhan daging
sapi lokal (Sumedang), regional (Jawa Barat) dan nasional (Jakarta dan Banten). Atas dasar kenyataan
tersebut, maka sangat terbuka peluang bagi usaha penggemukan sapi khususnya di wilayah Sumedang. Bisnis
penggemukan sapi potong dinilai dapat terintegrasi dengan bisnis lain dimana bahan baku pakan dapat
diperoleh dengan mudah. Sementara itu, limbah kotoran sapi dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku dalam
pembuatan pupuk organik yang saat ini permintaanya semakin meningkat. Dalam hubunganya dengan
masyarakat sekitar, jenis usaha ini dapat menciptakan lapangan kerja baru. Selain itu, dengan adanya usaha ini
diharapkan juga dapat memberikan edukasi bagi masyarakat sekitar dalam menumbuhkan jiwa wirausaha
dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Dalam jangka panjang, usaha ini dapat dikembangkan melalui
system pemberdayaan masyarakat sekitar dengan model inti-plasma atau model pola bagi hasil lainya.

1. B. Tujuan

Tujuan usaha pengemukan sapi potong ini adalah sebagai berikut:


1. Membuka lapangan pekerjaan
2. Menumbuhkan dan mengembangkan jiwa wirausaha anggota kelompok tani
3. Menggali sumber pendapatan untuk meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya
4. Mendukung Program Dinas Pertanian Kabupaten Sumedang, sehingga dapat memberikan kontribusi
kebutuhan danging sapi baik untuk memenuhi kebutuhan local maupun nasional.
BAB II
PROFIL USAHA

1. A. Teknis Produksi

Usaha penggemukan sapi ini berskala 40 ekor sapi dengan bobot awal antara 300 kg/ekor. Penggemukan
dilakukan dalam jangka waktu 3 bulan, sehingga diharapkan dapat melakukan usaha penggemukan sebanyak 4
periode dalam satu tahun. Target pencapaian bobot badan harian (PBBH) adalah 1,2-1,6 kg per ekor. Sehingga
pada akhir periode penggemukan bobot sapi yang diharapkan mencapai 390-400 kg/ekor. Apabila permintaan
pasar terus meningkat, tidak menutup kemungkinan untuk mengembangkan usaha ini dalam skala yang lebih
besar.

1. B. Lokasi

Lokasi usaha berada di Dusun Citatah RT 02 RW 05 Desa Pamulihan. Lokasi yang sesuai untuk penggemukan
sapi harus memenuhi beberapa kriteria penting, diantaranya adalah :

1. Bebas dari penyakit endemik, misalnya antraks

1/4
2. Dekat dengan sumber air bersih
3. Dekat dengan akses jalan raya
4. Dekat dengan kebun hijauan makanan ternak (HMT), atau terdapat sumber pakan murah berupa limbah-
limbah hasil industri pertanian
5. Dekat dengan sumber bakalan dan pasar.

Desa Pamulihan merupakan daerah agraris yang sebagian penduduknya bermatapencaharian sebagai petani.
Tanah yang subur menyebabkan sebagian besar tanaman dapat tumbuh dengan baik. Kondisi ini banyak
dimanfaatkan oleh para petani untuk memelihara sapi potong karena mudahnya mendapatkan rumput untuk
makanan. Di Desa Pamulihan selain pakan mudah didapat, lahan pemeliharaannya tersedia cukup banyak..
Potensi lainnya, pakan tambahan seperti bekatul padi, bekatul jagung, ketela pohon, ampas ketela, ampas tahu,
kulit kopi dan lain-lain banyak didapat dan relative murah.

1. C. Kandang

Kandang yang digunakan berupa kandang individu dengan ukuran 2 x 1,5 m per ekor, sehingga luas bangunan
1 unit kandang 183,6 m2. Kandang dibangun secara permanen dengan alas berupa beton, kerangka bangunan
dari kayu dan atap berupa genting.

1. D. Bakalan Sapi

Bakalan sapi yang akan digunakan yaitu sapi lokal peranakan Simental atau Limousin. Dengan menggunakan
kedua jenis sapi tersebut, diharapkan target pertambahan bobot badan harian (PBBH) bisa mencapai 1,2-1,6 kg.
Sapi yang akan digemukkan berumur antara 1,5 sampai 2 tahun dengan rata-rata bobot badan antara 200-300
kg/ekor.
Gambar 1. Sapi Limousin (sumber: google)

1. E. Pakan

Jenis pakan yang akan diberikan berupa hijauan dan konsentrat dengan perbandingan 60 : 40. Sehingga untuk
sapi dengan bobot badan 250 kg, maka hijauan segar yang diberikan sebanyak 30 kg dan konsentrat 5 kg
perhari. Pakan hijauan berupa rumput Raja (King Grass) yang bersumber dari kebun HMT, atau hijauan yang
dibeli dengan kisaran harga Rp.250,-/kg. Sedangkan konsentrat yang akan digunakan merupakan konsentrat
yang sudah jadi ditambah dengan ampas tahu, dedak dan ampas bir.

1. F. Tenaga Kerja

Tenaga kerja tetap yang akan dipekerjakan yaitu 2 orang, masing-masing menangani 10 ekor sapi. Tugas dan
tanggungjawab pekerja kandang ini meliputi kegiatan penanganan sapi sehari-hari seperti pemberian pakan,
membersihkan kandang, dan pengolahan limbah atau kotoran ternak. Upah yang diberikan sebesar Rp. 2000
perhari untuk tiap ekor sapi, atau setara dengan Rp.600.000 perbulan untuk setiap pekerja.

1. G. Sarana dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan dalam usaha penggemukan sapi diantaranya adalah : gudang pakan
beserta peralatanya, bangunan kantor dan perlengkapanya, serta instalasi air.
BAB III
PEMASARAN

1. A. Target Pasar

Potensi usaha ternak sapi cukup menyebar merata di seluruh wilayah Indonesia. Pasar yang paling potensial
untuk daging sapi adalah kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan wilayah Bodetabek. Namun demikian
jumlah produksi tersebut masih belum memenuhi permintaan untuk pasar lokal sekalipun. Sehingga dalam
rencana usaha ternak penggemukan sapi potong ini ditargetkan untuk mengisi kebutuhan pasar lokal
2/4
Sumedang.

1. B. Kebutuhan dan Proyeksi Pasar

Peluang peningkatan bisnis ternak sapi untuk pasar domestik sangat terbuka luas. Pasar lokal dapat diartikan
pasar tingkat Kecamatan dan kabupaten apabila kita lihat di pasar-pasar tersebut tidak sedikit para pedagang
yang menjual daging sapi, terlebih lagi apabila pada hari-hari besar seperti Hari Raya Idul Fitri terjadi berbagai
jamur di musim penghujan, banyak pedagang-pedagang baru untuk mencari keuntungan menjual daging sapi
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, di samping itu pula pada hari Raya Idul Adha, sesusai dengan tingkat
ekonomi masyarakat yang dimilikitidak sedikit pula orang yang menyembelih untuk korbannya yaitu sapi.
Keadaan tersebut di atas merupakan indicator bahwa kebutuhan daging sapi untuk dikonsumsi semakin
meningkat.
Produk ikutan dalam usaha penggemukan sapi diluar daging adalah kulit. Permintaan kulit sebagai bahan baku
aneka kerajinan dan bahan asesoris pakaian memiliki kecenderungan yang terus meningkat. Ada beberapa
pengrajin kulit di Garut misalnya, terpaksa gulung tikar karena kesulitan memperoleh kulit sebagai bahan baku
usahanya.
BAB IV
ANALISA FINANSIAL

1. A. Biaya Investasi Awal

Jumlah dana atau modal yang dibutuhkan untuk kegiatan usaha penggemukan ternak sapi potong berdasarkan
rancangan kebutuhan 40 orang ekor sapi adalah sebagai berikut :

Biaya Tetap

Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor) = Rp. 60.000.000,-

Biaya Operasional

1. Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental


40 ekor x Rp 8.500.000 = Rp. 340.000.000,-

1. Pakan untuk 3 bulan (Rp15.100,-/ekor/hari) = Rp. 54.360.000.-

1. Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 2.500.000,-

4. Tenaga kerja
10 orang x 90 hari x Rp. 20.000,- = Rp. 1.800.000,-
Jumlah biaya operasional = Rp. 398.660.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90
hari pertama) adalah sebesar Rp. 458.660.000,-

1. B. Penjualan dan Keuntungan

Penjualan
1. Kenaikan bobot sampai satu priode penggemukan berdasarkan pengalaman mencapai 1 kg/hari
2. Bobot awal ternak sapi saat diterima oleh kelompok tani, rata-rata diperkirakan 300 kg.
3. Bobot sapi saat dijual oleh kelompok tani/petani = 90hari x 1 kg + 300 kg = 390 kg/ekor.
4. Bobot sapi seluruhnya (40 ekor) = 390 kg x 40 ekor = 15.600 kg
5. Diperkirakan harga sapi saat penjualan sapi tersebut adalah =
15.600 kg x Rp. 27.000,- = Rp. 421.200.000,-

1. Setiap sapi menghasilkan 10 kg kotoran, sehingga selama periode penggemukan 90 hari seekor sapi
menghasilkan 900 kg kotoran dengan harga per kg Rp. 200. Total pendapatan dari hasil penjualan
kotoran sapi 40 ekor x 900 kg x Rp 200,00 = Rp. 7.200.000,-
2. Total Pendapatan = Rp. 421.200.000,- + Rp. 7.200.000,-
3/4
= Rp. 428.400.000,-
Keuntungan
1. Biaya Operasional = Rp. 398.660.000,-

1. Total Pendapatan = Rp. 428.400.000,-

Keuntungan yang diperoleh = Penjualan Biaya Operasional


= Rp. 428.400.000,-- Rp. 398.660.000,-
= Rp. 29.740.000,-
(Dua puluh sembilan juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah)
Jadi keuntungan yang diperoleh selama 3 bulan adalah Rp. 29.740.000,- atau Rp.9.910.000,- untuk 1 bulan.
BAB V
PENUTUP
Berdasarkan paparan usaha beserta analisis finansial diatas, usaha ini sangat layak untuk dilaksanakan.
Investasi awal yang diperlukan untuk usaha penggemukan sapi skala 40 ekor sebesar Rp. 458.660.000,-.
Keuntungan yang dapat diperoleh sebesar Rp. 29.740.000,- untuk periode 3 bulan atau Rp.9.910.000,- untuk 1
bulan. Sehingga usaha penggemukan sapi potong patut dikembangkan. Demikian proposal usaha ini kami buat,
semoga jalinan kerjasama dapat terlaksana dengan baik.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
RANCANGAN ANGGARAN BIAYA (RAB)

Biaya Tetap

Pembuatan kandang sapi (Rp.1.500.000,-/ekor)


40 ekor x Rp.1.500.000,- = Rp. 60.000.000,-

Biaya Operasional

1. Pengadaan/pembelian sapi jenis Lemousin dan Mental

40 ekor x Rp 8.500.000 = Rp. 340.000.000,-

1. Pakan untuk untuk 1 ekor :

Konsentrat = 7 kg x Rp. 1.800,-= Rp. 12.600


Rumput = 10 kg x Rp. 250,- = Rp. 2.500,-

Sehingga jumlah biaya pakan untuk untuk 1 ekor = Rp.15.100,-


Biaya pakan untuk 40 ekor :
40 ekor x 90 hari x Rp. 15.100,- = Rp. 54.360.000,-

1. Vitamin, mineral dan obat cacing (1 paket) = Rp. 2.500.000,-

4. Tenaga kerja

10 orang x 90 hari x Rp. 20.000,- = Rp. 1.800.000,-


Jumlah biaya operasional = Rp. 398.660.000,-
Jumlah dana/modal yang diperlukan penggemukan ternak sapi potong selama satu periode produksi (3 bulan/90
hari pertama) adalah :
= Biaya tetap + Biaya Operasional
= Rp. 60.000.000,- + Rp. 398.660.000,-
= Rp. 458.660.000,-

4/4

Anda mungkin juga menyukai