Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Puji dan syukur kami ucapkan kepada tuhan yang maha kuasa
karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
makalah kami yang berjudul Batik. Kami juga bersyukur atas berkat
rezeki dan kesehtan yang diberikan kepada kami sehingga kami dapat
mengumpulkn bahan - bahan materi makalah ini dari internet.
kamitelah berusaha semampu kami untuk mengumpulkan berbagai
macam bahan tentang batik.
Kami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh
daris e m p u r n a , k a r e n a i t u k a m i m e n g h a r a p k a n s a r a n d a n
k r i t i k y a n g membangun untuk menyempurnakan makalah ini
menjadi lebih baiklagi. Oleh karena itu kami mohon bantuan dari para
pembaca.
Demikianlah makalah ini kami buat, ada kesalahan
dalam penulisan, kami mohon maaf yang sebesarnya dan sebelumnya
kami mengucapkan terima kasih
i
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan tentang kebudayaan batik,
terutama tentang motif, corak, teknik, cara pembuatan maupun alat dan bahan pembuatan batik
tradisional Indonesia sehingga batik indonesia tetap lestari di lingkungan masyarakat.
ii
BAB II
Batik yang dihasilkan ialah semuanya batik tulis sampai awal abad ke-XX dan batik cap
dikenal baru setelah perang dunia kesatu habis atau sekitar tahun 1920. Kesenian batik adalah
kesenian gambar di atas kain untuk pakaian yang menjadi salah satu kebudayaan keluaga raja-
raja Indonesia zaman dulu. Awalnya batik dikerjakan hanya terbatas dalam kraton saja dan
hasilnya untuk pakaian raja dan keluarga serta para pengikutnya. Oleh karena banyak dari
pengikut raja yang tinggal diluar kraton, maka kesenian batik ini dibawa oleh mereka keluar
kraton dan dikerjakan ditempatnya masing-masing. Lama-lama kesenian batik ini ditiru oleh
rakyat terdekat dan selanjutnya meluas menjadi pekerjaan kaum wanita dalam rumah tangganya
untuk mengisi waktu senggang. Selanjutnya, batik yang tadinya hanya pakaian keluarga kraton,
kemudian menjadi pakaian rakyat yang digemari, baik wanita maupun pria.
Bahan kain putih yang dipergunakan waktu itu adalah hasil tenunan sendiri. Sedangkan
bahan-bahan pewarna yang dipakai tediri dari tumbuh-tumbuhan asli Indonesia yang dibuat
sendiri antara lain dari: pohon mengkudu, tinggi, soga, nila, dan bahan sodanya dibuat dari soda
abu, serta garamnya dibuat dari tanahlumpur.
Jaman Majapahit
Batik yang telah menjadi kebudayaan di kerajaan Majapahit di telusuri di daerah
Mojokerto dan Tulung Agung. Mojokerto adalah daerah yang erat hubungannya dengan kerajaan
Majapahit semasa dahulu dan asal nama Majokerto ada hubungannya dengan Majapahit.
Batik cap dikenal bersamaan dengan masuknya obat-obat batik dari luar negeri. Cap dibuat
di Bangil dan pengusaha-pengusaha batik Mojokerto dapat membelinya dipasar Porong Sidoarjo,
Pasar Porong ini sebelum krisis ekonomi dunia dikenal sebagai pasar yang ramai, dimana hasil-
hasil produksi batik Kedungcangkring dan Jetis Sidoarjo banyak dijual.
Ciri khas dari batik Kalangbret dari Mojokerto adalah hampir sama dengan batik-batik
keluaran Yogyakarta, yaitu dasarnya putih dan warna coraknya coklat muda dan biru tua. Yang
dikenal sejak lebih dari seabad yang lalu tempat pembatikan didesa Majan dan Simo.
iii
Perkembangan batik di Mojokerto dan Tulung Agung berikutnya lebih dipenagruhi corak
batik Solo dan Yogyakarta. Warna babaran batik Majan dan Simo adalah unik karena warna
babarannya merah menyala (dari kulit mengkudu) dan warna lainnya dari tom. Hanya sekarang
masih terdapat beberapa keluarga pembatikan dari Sala yang menetap didaerah Sembung. Selain
dari tempat-tempat tesebut juga terdapat daerah pembatikan di Trenggalek dan juga ada beberapa
di Kediri, tetapi sifat pembatikan sebagian kerajinan rumah tangga dan babarannya batik tulis.
Pemakaian batik cap dari tembaga dikenal sekitar tahun 1930 yang dibawa oleh Purnomo
dari Yogyakarta. Pembatikan dikenal di Ciamis sekitar abad ke-XIX Bahan-bahan yang dipakai
untuk kainnya hasil tenunan sendiri dan bahan catnya dibuat dari pohon seperti: mengkudu,
pohon tom, dan sebagainya. Motif batik hasil Ciamis adalah campuran dari batik Jawa Tengah
dan pengaruh daerah sendiri terutama motif dan warna Garutan. Ciri khas batik Cirebonan
sebagaian besar bermotifkan gambar yang lambang hutan dan margasatwa. Sedangkan adanya
motif laut karena dipengaruhioleh alam pemikiran Cina, dimana kesultanan Cirebon dahulu
pernah menyunting putri Cina. Sementra batik Cirebonan yang bergambar garuda karena
dipengaruhi oleh motif batik Yogya dan Solo.
C. Pembatikan di Jakarta
Pembatikan di Jakarta dikenal dan berkembangnya bersamaan dengan daerah-daerah
pembatikan lainnya yaitu kira-kira akhir abad ke-XIX. Pembatikan ini dibawa oleh pendatang-
pendatang dari Jawa Tengah dan mereka bertempat tinggal kebanyakan didaerah-daerah
pembatikan. Daerah pembatikan yang dikenal di Jakarta tersebar didekat Tanah Abang
Batik-batik produksi daerah Solo, Yogya, Banyumas, Ponorogo, Tulungagung,
Pekalongan, Tasikmalaya, Ciamis dan Cirebon serta lain-lain daerah, bertemu di Pasar Tanah
Abang dan dari sini baru dikirim kedaerah-daerah diluar Jawa. Pedagang-pedagang batik yang
banyak ialah bangsa Cina dan Arab, bangsa Indonesia sedikit dan kecil. Oleh karena pusat
pemasaran batik sebagian besar di Jakarta khususnya Tanah Abang, dan juga bahan-bahan baku
batik diperdagangkan ditempat yang sama, maka timbul pemikiran dari pedagang-pedagang
batik itu untuk membuka perusahaan batik di Jakarta dan tempatnya ialah berdekatan dengan
Tanah Abang.
Bahan-bahan baku batik yang dipergunakan ialah hasil tenunan sendiri dan obat-obatnya
hasil ramuan sendiri dari bahan-bahan kayu mengkudu, pace, kunyit dan sebagainya. Batik
Jakarta sebelum perang terkenal dengan batik kasarnya warnanya sama dengan batik Banyumas.
Sebelum perang dunia kesatu bahan-bahan baku cambric sudah dikenal dan pemasaran hasil
produksinya di Pasar Tanah Abang dan daerah sekitar Jakarta.
2. Bandul
Fungsi pokok bandul adalah untuk menahan mori yang baru dibatik agar tidak mudah
tergesar tertiup angin, atau tarikan si pembantik secara tidak sengaja.
3. Wajan
Wajan ialah perkakas untuk mencairkan malam. Wajan dibuat dari logam baja, atau
tanah liat.
4. Kompor
Kompor adalah alat untuk membuat api. Kompor yang biasa digunakan adalah kompor
dengan bahan bakar minyak.
5. Taplak
Taplak ialah kain untuk menutup paha si pembantik supaya tidak kena tetesan malam
panas sewaktu canting ditiup, atau waktu membatik.
6. Saringan malam
Saringan ialah alat untuk menyaring malam panas yang banyak kotorannya.
7. Canting
Canting adalah alat yang dipakai untuk memindahkan atau mengambil cairan. Canting ini
dipakai untuk menuliskan pola batik dengan cairan lilin.
8. Mori
Mori adalah bahan baku batik dari katun. Kwalitet mori bermacam-macam, dan jenisnya
sangat menentukan baik buruknya kain batik yang dihasilkan.
9. Lilin (Malam)
Lilin atau malam ialah bahan yang dipergunakan untuk membatik. Malam untuk
membatik bersifat cepat menyerap pada kain tetapi dapat dengan mudah lepas ketika proses
pelorotan.
10. Pola
Pola ialah suatu motif batik dalam mori ukuran tertentu sebagai contoh motif batik yang
akan dibuat.
B. Proses Pembuatan Batik
Siapkan kain, buat motif diatas kain dengan menggunakan pensil
Setelah motif selesai dibuat, sampirkan kain pada gawangan
Tahap selanjutnya, menutupi dengan lilin malam bagian-bagian yang akan tetap berwarna putih
(tidak berwarna). Canting untuk bagian halus, atau kuas untuk bagian berukuran besar.
Tujuannya adalah supaya saat pencelupan bahan kedalam larutan pewarna, bagian yang diberi
lapisan lilin tidak terkena.
Mulailah dengan cara ambil sedikit malam cair dengan menggunakan canting, tiup-tiup sebentar
biar tidak terlalu panas.
Setelah semua motif yang tidak ingin diwarna dgn warna tertentu tertutup malam. Proses
pewarnaan pertama pada bagian yang tidak
8
tertutup oleh lilin dilakukan dengan mencelupkan kain tersebut pada warna tertentu.
Kain dicelup dengan warna yang dimulai dengan warna-warna muda, dilanjutkan
dengan warna lebih tua atau gelap nantinya.
C. Batik Rifaiyah
Batik jenis ini mendapat pengaruh Islam yang kuat. Dalam budaya Islam motif motif
yang berhubungan dengan benda bernyawa tidak boleh digambarkan sama persis sesuai aslinya.
Batik rifaiyah terutama yang mengenai motif hewan terlihat kepalanya terpotong. Biasanya
warga keturunan Arab memproduksi batik jenis ini.
D. Batik Pengaruh Kraton
Motif gaya kraton yang biasanya di pakai yaitu semen, cuwiri, parang dll. Walaupun
bermotif pengaruh kraton tetapi teknik pembuatan dan pewarnaanya dengan gaya Pekalongan.
Sehingga lebih unik dan menarik.
E. Batik Jawa Baru
Dalam Batik Jawa Baru motif dan warna yang ada pada era batik Jawa Hokokay lebih
disederhanakan, tetapi masih berciri khas pagi sore tanpa tumpal. Kebanyakan menggunakan
motif rangkaian bunga dan lung lungan.
F. Batik Jlamprang
Motif motif Jlamprang atau di Yogyakarta dengan nama Nitik. Batik ini merupakan
pengembangan dari motif kain Potola dari India yang berbentuk geometris kadang berbentuk
bintang atau mata angin dan menggunakan ranting yang ujungnya berbentuk segi empat.
G. Batik Terang Bulan
Suatu desain batik dimana ornamennya hanya di bagian bawah saja baik itu berupa
ornamen pasung atasnya kosong atau berupa titik titik . Batik Terang Bulan ini disebut juga
Gedong atau Ram raman.
H. Batik Cap Kombinasi Tulis
Batik kombinasi tulis sebenarnya batik cap di mana proses kedua atau sebelum disoga
direntes atau dirining oleh pembatik tulis sehingga batik kelihatan seperti ditulis. Hal ini
dilakukan untuk mempercepat produksi batik dan keseragaman.
Langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah membuat molani atau bisa disebut juga
desain batik. Kam bisa membuat berbagai macam desain batik sesuai dengan kreatifitasmu. Tapi,
kalau memang mau mengikuti desain yang sudah ada, kamu bisa membuat motif batik
tradisional.
Nah, kalau kamu mau menggunakan motif tradisional yang sudah ada, ada dua jenis yang bisa
kamu gunakan. Pertama adalah motif klasik, biasanya berbentuk simbol-simbol. Kedua adalah
motif pesisiran, motif ini biasanya berbentuk seperti bunga atau kupu-kupu.
Membuat molani ini biasanya menggunakan pensil yang langsung di gambar di atas kain.
2. Melukis di Kain
Selanjutnya, setelah kamu membuat molani, tebalkan motif tersebut dengan menggunakan lilin
yang sudah dicairkan. Nah, pada tahapan ini, kamu akan menggunakan canting, istilahnya
dikandangi atau dicantangi.
Canting yang digunakan pada tahapan ini adalah canting yang halus. Sedangkan untuk bagian
yang besar, digunakan canting kuas.
Tujuan dari proses ini adalah agar saat dilakukan pewarnaan menggunakan pewarna, lapisan
yang diberi lilin tidak terkena warnanya.
4. Pewarnaan Kain
Proses pewarnaan pertama ini dilakukan pada bagian yang tidak tertutup oleh lilin. Celupkan
kain yang sudah diberi lilin ke dalam pewarna tertentu. Setelah itu, keringkan dengan cara
dijemur.
Setelah kain kering kembali, langkah selanjutnya adalah melukis kembali kain menggunakan
canting. Tujuan dari tahapan ini adalah agar mempertahankan warna pada tahap pewarnaan
pertama. Setelah itu, celupkan ke pewarna kedua, atau tahap pewarnaan kedua.
6. Menghilangkan Lilin
Setelah pewarnaan kedua selesai, kamu bisa mulai menghilangkan lilin yang menempel pada
kain. Caranya adalah dengan mencelupkan kain pada air yang sudah dipanaskan di atas tungku.
7. Membatik Lagi
Setelah kain bersih dari lilin dan sudah kering, kamu dapat melakukan lagi proses membatik
menggunakan lilin. Tujuannya agar mempertahankan warna pada pewarnaan pertama dan kedua.
Proses melelehkan atau membuka dan menutup lilin ini bisa kamu lakukan berulang kali,
tergantung seberapa banyak warna yang ada di kain batik nantinya.
8. Nglorot
Langkah selanjutnya yang dapat kamu lakukan adalah nglorot. Tahap nglorot ini adalah tahap
merebus kain yang sudah berubah warnanya menggunakan air panas.
Tujuan nglorot ini adalah untuk menghilangkan lapisan lilin, sehingga motif yang sudah dibuat
pada kain akan terlihat dengan jelas.
Setelah semua tahapan selesai, kamu dapat mencuci kain batik dan menjemurnya sampai kering.
Setelah kering, baru deh kain batik bisa kamu gunakan.
B. Batik Cap
1. Dikerjakan dengan menggunakan cap (alat yang terbuat dari tembaga yang dibentuk sesuai
dengan gambar atau motif yang dikehendaki). Untuk pembuatan satu gagang cap batik dengan
dimensi panjang dan lebar : 20 cm X 20 cm dibutuhkan waktu rata-rata 2 minggu.
2. Bentuk gambar/desain pada batik cap selalu ada pengulangan yang jelas, sehingga gambar
nampak berulang dengan bentuk yang sama.
3. Gambar batik cap biasanya tidak tembus pada kedua sisi kain.
4. Warna dasar kain biasanya lebih tua dibandingkan dengan warna pada goresan motifnya. Hal ini
disebabkan batik cap tidak melakukan penutupan pada bagian dasar motif yang lebih rumit
seperti halnya yang biasa dilakukan pada proses batik tulis. Waktu yang dibutuhkan untuk
sehelai kain batik cap berkisar 1 hingga 3 minggu.
5. Jangka waktu pemakaian cap batik dalam kondisi yang baik bisa mencapai 5 tahun hingga 10
tahun, dengan catatan tidak rusak. Pengulangan cap batik tembaga untuk pemakainnya hampir
tidak terbatas.
6. Harga jual batik cap relatif lebih murah dibandingkan dengan batik tulis.
BAB III
PENUTUP
III. 1 Kesimpulan
Batik merupakan salah satu kekayaan warisan budaya bangsa
Indonesia. Batik adalah sebuah proses menahan warna dengan memakai
lilin malam secara berulang-ulang diatas kain
III.2 Saran
Sebaiknya memakai batik perlu ditingkatkan lagi agar cirri khas
kiya sebagai warga Negara Indonesia tidak hilang. Karena beberapa
Negara lainnya sudah mengakui batik Indonesia. Untuk itu kita harus
bangga menjadi anak Indonesia.