Oleh :
HELNITA SUHERMI
DEYUNDHA
JURUSAN KIMIA
2015
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena atas segala
.Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu persyaratan mata
kuliah kimia terapan pada Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu
Dalam menyusun makalah ini begitu banyak pihak yang telah membantu
1. Bapak Zulafkar sebagai dosen mata kuliah analisa terapan yang telah
diberikan kepada penulis mendapat pahala dan balasan dari Allah SWT.Amin.
Namun jika terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, dengan segala
kerendahan hati akan selalu membuka diri dalam menerima kritikan dan saran
yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini
Penulis
A. Latar Belakang
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan perairan. Hampir 70% wilayah
Indonesia terdiri atas perairan. Perikanan merupakan salah satu sektor yang
potensial bagi sumber protein bagi masyarakat. Ikan tongkol merupakan salah satu
ikan laut yang memiliki kandungan protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk
jaringan baru dalam tubuh, mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan dan
asamasam amino esensial seperti lisin, triptofan, metionin, leusin, isoleusin dan
valin. Protein juga merupakan komponen utama dalam berbagai makanan alami
Oleh sebab itu, maka menganalisa kadar protein sangat diperlukan untuk
mengetahui suatu kadar protein pada suatu sumber makanan khususnya ikan
tongkol yang merupakan salah satu sumber protein bagi masyarakat Indonesia.
A. Ikan Tongkol
Ikan tongkol (Euthynnus affinis) merupakan golongan dari ikan tuna kecil.
Badannya memanjang, tidak bersisik kecuali pada garis rusuk. Sirip punggung
pertama berjari-jari keras 15, sedang yang kedua berjari-jari lemah 13, diikuti 8-
10 jari-jari sirip tambahan (fin ilet). Ukuran asli ikan tongkol cukup besar, bisa
mencapai 1 meter dengan berat 13,6 kg. Rata-rata, ikan ini berukuran sepanjang
50-60 cm (Auzi, 2008). Ikan Tongkol memiliki kulit yang licin berwarna abu-abu,
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Pisces
Ordo : Percomorphi
Family : Scombridae
Scombridae, bentuk tubuh seperti cerutu dengan kulit yang licin. Sirip dada
dubur, perut, dan dada pada pangkalnya mempunyai lekukan pada tubuh sehingga
sirip-sirip ini dapat dilipat masuk ke dalam lekukan tersebut. Hal ini dapat
memperkecil daya gesekan dari air pada waktu ikan tersebut berenang cepat.
Dibelakang sirip punggung dan sirip dubur terdapat sirip-sirip tambahan yang
Komponen kimia utama daging ikan adalah air, protein dan lemak yaitu
berkisar 98 % dari total berat daging. Komponen ini berpengaruh besar terhadap
nilai nutrisi, sifat fungsi, kualitas sensori dan stabilitas penyimpanan daging.
1. Pengertian
Protein (asal kata protos dari bahasa Yunani yang berarti yang paling
dihubungkan dengan ikatan peptida. Peptida adalah jenis ikatan kovalen yang
menghubungkan suatu gugus karboksil satu asam amino dengan gugus amino
asam amino lainnya sehingga terbentuk suatu polimer asam amino (Toha, 2001).
Jika protein dimasak dengan asam atau basa kuat seperti pada gambar 2.3, asam
nabati yang berasal dari tumbuh-tumbuhan dan protein hewani yang berasal dari
2. Fungsi Protein
yaitu :
1. Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau dibantu oleh suatu senyawa
adanya dua molekul protein yang saling bergesekan, misalnya aktin dan
miosin.
khusus yang dapat mengenal atau mengikat benda-benda asing yang masuk ke
dalam tubuh, seperti virus, bakteri, dan sel-sel lain. Protein dapat membedakan
Banyak molekul dengan berat molekul kecil serta beberapa ion dapat
5. Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang disebabkan oleh kolagen.
terutama pada balita. Hal ini tidak akan terjadi apabila komposisi makanan yang
bahan makanan. Analisis protein dapat dilakukan antara lain dengan metode
dkk, 2007). Metode Kjeldahl dilakukan untuk menganalisis kadar protein kasar
dalam bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara
bahan makanan secara tidak langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini
1. Tahap Destruksi
unsurnya sehingga dapat dianalisis. Pada dasarnya ada dua jenis destruksi
mempercepat proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih
juga mudah mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau
sebaliknya.
2. Tahap Destilasi
timbulnya gelembung gas yang besar maka dapat ditambahkan logam zink
khlorida atau asam borat 4 % dalam jumlah yang berlebihan. Agar supaya
kontak antara asam dan ammonia lebih baik maka diusahakan ujung tabung
PP.
3. Tahap Titrasi
khorida yang bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1
N). Akhir titrasi ditandai dengan tepat perubahan warna larutan menjadi merah
muda dan tidak hilang selama 30 detik bila menggunakan indikator PP.
titrasi ditandai dengan perubahan warna larutan dari biru menjadi merah
muda.
Reaksi Kjehdahl
Tahap 2: Destilasi
H3BO3- + H+ H3BO3
faktor konversi (tabel 2.3) tergantung pada persentase nitrogen yang menyusun
protein dalam bahan pangan. Pada protein tertentu yang telah diketahui
komposisinya dengan tepat, maka faktor konversi yang lebih tepatlah yang
A. Sampel
-Buret - Pipetpasteur
- Erlenmeyer -Pisau
- HotPlate,
-Kantong Plastik
- Labu Kjeldahl,
Bahan
indikator Brom Cresol Green, K2SO4, larutan H3BO3, larutan HCl, larutan H2SO4
1. Preparasi sampel
Daging bagian badan dipisahkan dari kulit dan tulangnya
E. Kadar protein
Perhitungan % N :
m sampel x 10
= 0,0648 X 100
= 6,48
Perhitungan % N :
= 28
keseimbangan cairan dalam jaringan dan pembuluh darah. Selain itu, protein
energi. Ikan tongkol merupakan salah satu ikan laut yang memiliki kandungan
protein yang tinggi yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh.
Komponen kimia utama daging ikan adalah air, protein dan lemak yaitu berkisar
98 % dari total berat daging. Apabila seseorang kekurangabn protein maka akan
kadar protein dalam ikan dapat digunakan beberapa metoda yaitu Kjeldahl,
untuk menganalisis kadar protein kasar dalam bahan makanan secara tidak
langsung, karena yang dianalisis dengan cara ini adalah kadar nitrogennya.
Analisis Protein pada ikan dengan metode Kjehdal memiliki 3 tahapan yaitu
Pada tahap destruksi sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat sehingga
menjadi CO, CO2 dan H2O. Sedangkan nitrogennya (N) akan berubah menjadi
berupa campuran Na2SO4 dan HgO . Dengan penambahan katalisator tersebut titk
didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga destruksi berjalan lebih cepat. Pada
destilat digunakan asam khlorida maka sisa asam khorida yang bereaksi dengan
ammonia dititrasi dengan NaOH standar (0,1 N). Akhir titrasi ditandai dengan
tepat perubahan warna larutan menjadi merah muda dan tidak hilang selama 30
Kesimpulan :
DAFTAR PUSTAKA
AOAC. 2001. Protein (Crude) in Animal Feed, Forage (Plant Tissue), Grain, and