Wakaf menurut bahasa artinya menahan. Wakaf menurut istilah artinya menahan harta yang bisa
dimanfaatkan untuk umum tanpa mengurangi nilai harta ini untuk mendekatkan diri kepada Allah swt.
Harta wakaf tersebut dapat dimanfaatkan dengan ketentuan tidak mengalami perubahan. Dengan kata
lain, wakaf adalah perbuatan hukum seseorang atau sekelompok orang yang memisahkan sebagian dari
harta miliknya dan melembagakannya untuk selama-lamanya guna kepentingan ibadah atau
kepentingan umum lainnya sesuai dengan ajaran Islam.
Syarat-Syarat Wakaf
Barang yang diwakafkan harus memenuhi tiga syarat yaitu sebagai berikut.
Barang yang diwakafkan harus bisa diambil manfaatnya dan keadaannya masih tetap. Artinya,
benda tersebut tidak berkurang atau tidak habis jumlahnya.
Barang tersebut adalah hak miliknya sendiri.
Barang tersebut dapat digunakan untuk tujuan yang baik.
Rukun Wakaf
Dalam ibadah wakaf ada beberapa rukun dan syarat yang harus dipenuhi, yaitu sebagai berikut.
Penerima Wakaf
Penerima wakaf disebut mauquf alaih.
Pernyataan Wakaf
Pernyataan wakaf disebut sigat. Sigat adalah pernyataan orang yang mewakafkan dan merupakan tanda
penyerahan barang atau benda yang diwakafkan.
Berdasarkan hadis dan amal perbuatan para sahabat Nabi Muhammad saw., harta wakaf itu berupa
benda yang tidak habis karena dipakai dan tidak rusak karena dimanfaatkan, baik benda bergerak
maupun benda tidak bergerak. Sebagai contohnya, Umar bin Khattab r.a. yang mewakafkan sebidang
tanah di Khaibar dan Khalid bin Walid r.a. yang mewakafkan pakaian perang dan kudanya.
Bagi wakaf yang berupa benda tidak bergerak tidak ada yang dapat mengingkari keabsahannya bila
seluruh syarat dan rukunnya terpenuhi, sedangkan wakaf berupa alat perang dan kuda atau lainya
terdapat perbedaan pendapat di kalangan ulama. Imam Abu Hanifah menyatakan tidak sah wakaf
barang atau benda yang tidak menetap atau kekal.
Pada dasarnya benda wakaf tidak dapat dilakukan perubahan atau penggunaan lainnya selain daripada
yang dimaksudkan dalam ikrar wakaf. Namun, pergantian harta wakaf ini bisa terjadi karena beberapa
alasan, misal- nya tuntutan zaman.Seperti halnya Masjid Nabawi dan Masjidil Haram yang sekarang ini
sudah jauh berbeda bentuk dengan bangun- an sebelumnya, lebih- lebih jika dibandingkan dengan
bangunan di zaman Nabi Muhammad
saw. Dengan alasan kemaslahatan dan manfaat, maka penggantian bangunan juga dibolehkan.
Mengganti tanaman wakaf dengan tanaman yang lebih produktif juga dibolehkan bila hasilnya lebih
bermanfaat dari hasil sebelumnya. Hal ini sesuai dengan tujuan wakaf.
Hukum wakaf adalah sunah. Berdasarkan dalil-dalil wakaf bagi kepentingan umat, maka wakaf
merupakan perbuatan yang terpuji dan sangat dianjurkan oleh Islam. Firman Allah swt. dalam Surah Ali
Imran Ayat 92.
Artinya: Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (harta sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya
Allah mengetahuinya. (QS Ali Imran: 92).
Artinya: Berbuat baiklah semoga mgkau bahagia (menang). (QS Al Hajj: 77).
Hikmah Wakaf