LAPORAN KASUS Gastro Ade Edt01
LAPORAN KASUS Gastro Ade Edt01
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PENDERITA
Nama : Ny. S
Umur : 59 tahun
Alamat : Sumber Banjarsari Surakarta
Pekerjaan : Pedagang Sayur Keliling
Masuk RS : 3 Oktober 2016
Ruang : Melati 1 kamar 7c
Diperiksa : 3 Oktober 2016
Dikasuskan : 4 Oktober 2016
Status : BPJS
II. DATA DASAR
II.A. ANAMNESIS : Autoanamnesis dan Alloanamnesis dari anak pasien tanggal 4 Oktober
2016
II.A.1Keluhan utama: Muntah darah sejak 2 jam sebelum masuk rumah sakit
Pasien juga mengeluhkan kepalanya pusing sesudah muntah. Pusing bertambah berat
setiap kali muntah, pasien mengeluhkan rasa melayang tidak membaik dengan istrahat dan
makanan, telinga terasa berdengung, pandangan kabur, Pasien juga dikatakan terlihat pucat.
Pasien mengeluhkan perutnya membesar sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Perut
membesar dirasakan pasien seperti penuh, rasa mual dan nyeri perut disangkal. Pasien
mengatakan dapat makan dan minum sepeti biasa. Pasien merasa dapat bekerja tanpa keluhan.
Pasie juga sulit memulai tidur, kadang pasien terbangun saat tidur malam. Dikatakan pasien
mudah lupa, kadang tampak seperti sedang melamun. Namun bila ditanya pasien mengatakan
tidak merasakan apa-apa.
Satu bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mondok di RSDM dengan keluhan
muntah dan bab berwarna hitam serta lemas. Pasien mendapat transfusi darah,merah 4 kantong
dan darah putih 8 kantong. Lalu direncanakan untuk diteropong namun tidak terlaksana
karena trombosit yang rendah. Pasien pulang dengan diberi obat spironolakton, propranolol,
omeprazol, dan sucralfat.
Lima bulan sebelum masuk rumah sakit, pasien mondok di RSDM dengan keluhan saat
itu muntah dan bab berwarna hitam. Pasien dilakukan transfusi darah dan dilakukan teropong
disertai pengikatan varices.
Dua tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien mondok di RSDM dengan keluhan bab
hitam. Pasien dilakukan transfusi darah dan akan dilakukan teropong, namun tidak terlaksana
karena trombosit rendah. Pasien sempat berobat jalan.Lalu datang lagi dengan keluhan bab
hitam dan mendapat transfusi.Saat ini pasien dilakukan teropong. Setelahnya selama 1 tahun
pasien tidak ada keluhan dan merasa sehat, pasien tidak minum obat.Pasien dapat bekerja
seperti biasa.
Tiga tahun sebelum masuk rumah sakit, pasien bab hitam, berobat ke RSUD di Wonogiri,
mendapat transfusi darah, lalu pasien dirujuk ke RSDM untuk dilakukan teropong. Pasien
dilakukan teropong dan dikatakan menderita sirosis. Pasien setelahnya tidak datang kontrol ke
RS karena tidak mempunyai biaya.Pasien mengatakan beberapa kali bab nya hitam namun
dibiarkan saja. Pasien masih dapat bekerja seperti biasa.
3
Keterangan :
: Pasien : Perempuan
: Laki-laki : meninggaldunia
4
- Sistem muskuloskeletal : nyeri otot (-) nyeri betis Ka-Ki (-) nyeri sendi (-) kaku
otot abdomen (-)( penderita tidak pernah mengeluh )
badan lemas (+)
- Sistem genitourinaria : Sering BAK (-), BAK seperti warna teh (-)BAK tidak lancar (-), nyeri
saat BAK (-), BAK Warnamerah (-),anyang-anyangan (-),bengkak
pada kemaluan (-)BAK berpasir (-), BAK keluarbatu (-), frekuensi
BAK 4-5 kali sehari, @ -1gelas belimbing,berbusa (-)
- Ekstremitas
- Atas : Luka (-) tremor (-) ujung jari terasa dingin (-), kesemutan (-) bengkak (-)
sakit sendi (-) panas (-) berkeringat (-)
- Bawah : Luka (-) tremor (-) ujung jari terasa dingin(-) kesemutan dikedua kaki (-)
sakit sendi (-) bengkak (-) jimpe jimpe (-) terasa tebal (-)
- Sistem neuropsikiatri : kejang (-) gelisah (-) mengigau (-) emosi tidak stabil (-)
- Sistem integumentum : kulit ikterik(-), pucat (-) gatal (-)
Kulit : Ikterik (-), Kulit pucat (-), turgor kulit cukup, Hiperpigmentasi (-),
Hipopigmentasi (-), Petechie (-), Bekas granulasi (-), kulit kering (-)
Kepala : Bentuk mesocephal, rambut warna hitam sebagian uban (+), Rambut mudah
rontok (-) mudah dicabut (-), luka (-), Benjolan abnormal (-)
Wajah : Moon face (-), Atropi musculus temporalis (-)
7
Mata : Ptosis (-), blefaritis (-), oedem palpebra (-), conjungtiva pucat (+)
,sclera ichterik (-), perdarahan subconjungtiva (-), pupil isokor
3mm/3mm, reflek cahaya (+), katarak (-)
Telinga ; Tofus (-), sekret (-), Nyeri tekan mastoid (-), nyeri tekan tragus (-),
gangguan fungsi pendengaran (-),Membran tympani intake, coneof light (+)
Hidung : Nafas cuping hidung (-), Sekret (-), Epistaksis (-), Gangguan fungsi
pembauan (-), Septum deviasi (-), polip nasi (-), Nyeri tekan sinus
frontalis (-), sinus ethmoidalis (-), NGT (+) produksi hitam 100 cc
Mulut : Bibir sianosis (-), Bibir kering (-), Stomatitis (-), Lidah deviasi (-),
lidah kotor (-), Tepi lidah hiperemis (-), Papil lidah atropi (-), lidah tremor (-),
mukosa lidah ikterik (-), Gangren (-), Periodontitis (-), Napas bau aceton (-),
Gusi : perdarahan (-), Mukosa bibir basah
Leher : Trachea di tengah, JVP R + 2 cm, pembesaran kelenjar limfe (-), Pembesaran
kelenjar thyroid (-), Benjolan abnormal (-)
Dada :Bentuk normochest, Simetris, Retraksi (-), spider naevi (-), venectasi (-). atrofi
muskulus pektoralis (-), pembesaran kelenjar limfe supraklavikuler (-),
infraklavikuler (-),Pembesaran kelenjar limfe axilla (-).
Paru :
I statis : Simetris, sela iga melebar (-), retraksi supra sternal (-), Retraksi intercostalis (-)
Dinamis : Pengembangan dada ka = ki
Pa statis : Simetris
Dinamis : Pengembangan dada ka = ki, fremitus raba ka = ki
Pe kanan : Sonor, mulai redup pada batas relatif paru hepar di SIC V LMCD, pekak pada
batas absolut paru hepar di SIC VI LMCD
Kiri : Sonor, mulai redup sesuai batas paru jantung
A kanan : Suara dasar vesikuler (+) N, Suara tambahan (-)
Kiri : Suara dasar vesikuler (+) N, Suara tambahan (-)
Jantung :
I : ictus cordis tidak tampak
Pa :ictus cordis teraba di SIC V 1cm lateral linea mid sternalistidak kuat angkat, tidak
8
Rectal toucher : Haemorhoid (-) tonus sfingter ani cukup, ampula rekti tidak kolaps,
mukosa licin, massa (-) . Sarung tangan : feses (+) melena (-) lendir (-),
darah (-)
9
INR 1,220
1. Irama : sinus
2. Frekuensi : 83x/mnt
3. Axis : normo axis +20
4. Gelombang P : 0,08 detik
5. PR interval : 0,16 detik
6. QRS komplek : 0,04 detik
7. ST segmen : isoelektrik, ST elevasi (-)
8. Gelombang T : dalam batas normal
9. Zona transisi : di V2
10. R di AVL dan S di V14 mm
11. S di V1+R di V5 28 mm
Posisi AP
Cor: tak tampak membesar dengan CTR 50%
Pulmo: tampak infiltrate di paracardial dan parahiller kanan
Hemidiafragma kanan dan kiri normal
Sinus costophrenikus kanan dan kiri tajam
Trachea di tengah, Sistema tulang baik
Kesimpulan : infiltrat di paracardial dan parahiller kanan dapat merupakan gambaran
pneumonia
13
Hepar : bentuk dan ukuran membesar, permukaan rata kasar, parenkim hepar
inhomogen, tepi tumpul, vena hepatica tak melebar, vena porta melebar
Uk.13,8cm, duktus bilier normal, massa/nodul (-)
Gallbladder : bentuk dan ukuran normal, permukaan rata, dinding menebal, sludge (-),
batu (-), polip (-)
Pancreas : bentuk dan ukuran normal
Lien : bentuk dan ukuran membesar, permukaan rata, dinding tak menebal, parenkim
homogen, vena lienalis melebar
Ginjal : ren kiri/ kanan ukuran normal, SPC tak melebar, batas korteks dan medulla jelas,
batu (-)
Lain-lain : ascites (+), efusi pleura (-)
No RM : 01203261
reaktif, Anti HBc: positif, HBeAg: non reaktif, Anti HCV: non reaktif
UGS Abdomen: chronic liver disease, hipertensi portal
Tabel.4 Pengkajian
(tunda)
Lactulac Syr 3xC1
2 SirosisHepatis Anamnesa : muntah darah, riwayat bab Bilirubin Diet Hepar 2000 Makan dengan porsi Tanda
Dekompensata hitam, riwayat sakit liver 3 tahun, I,II, Alkali kkal Protein 20 penuh dengan lauk Perdarahan,
Child Pug A fosfatase, pauk bervariasi
riwayat teropong 4 kali terdapat varices gr/hari
Pemeriksaan fisik: TD: 106/58 mmHg, Gamma GT, Lamivudin
Rr. Abdomen: lien teraba shuffner 3 Globulin 100mg/24 jam
Pemeriksaan penunjang : Hb. 10,3, (tunggu HBV
AE:3,271, Hct: 32, SGOT:17 SGPT:16 DNA)protokol
PT:14,7 APTT:23,7,Bilirubin total:1,89,
Albumin:3,9 HBsAg: non reaktif, Anti
HBc: positif, HBeAg: non reaktif
3 Azotemia e.c Anamnesa :BAK berwarna kuning Urin rutin Infus NaCl 0,9 % Edukasi untuk Balance
Akut kidney terang, 4-5x/hari 1-1 gelasbelimbing.. USG Ginjal 20 tpm menampung urin cairan
injury Ureum selama 24 jam
Pemeriksaan fisik: TD: 100/60 mmHg, creatinin
Abdomen: Nyeri tekan (-) nyeri ketok ulang
kostovertebrae (-) Pemeriksaan
penunjang : Ur.81 Cr.1,4
19
MIKROSKOPIS
EPITEL
Epitel Squamous 1-3 /LPB -
Epitel Transisional - /LPB -
Epitel bulat - /LPB -
SILINDER
Hyline 0 /LPK 03
Granulated /LPK -
Lekosit - /LPK -
Kristal 0,1 /ul -
Yeast Like Cell 0 /ul -
Mukus 0 /ul -
Sperma 0 /ul -
Konduktivitas 14,2 mS/cm 3,0 32,0
Lain-lain Eritrosit 1-3/ LPB, Leukosit 1-3/ LPB, Kristal amorf (+)
bakteri (+)
Assesment:
4. Hiponatremia ringan
Planning: EGD
Terapi:
Plan monitoring:
- Evaluasi perdarahan
Gambar. 5 GDT
- Eritrosit: normokromik normosit, sel target, sel cerutu, polikromasi, eritroblast (-)
24
Assesment:
- Hiponatremia ringan
- Hipokalemia sedang
- Hipokalsemia berat
Therapy:
- Syringe pump Somatostatin 3 mg dalam 48 cc NaCl 0,9 %, 250 mcg i/v bolus,
dilanjutkan 250 mcg/jam i.v
Monitoring:
- Balance cairan
- Evaluasi perdarahan
Pemeriksaan penunjang:
Hasi Laboratorium darah
Tabel 7. Pemeriksaan darah
Laboratorium Hasil Nilai Normal Satuan
26
Assesment:
- Hematemesis e.c variceal bleeding
- Sirosis hepatis dekompensata Child pug B e.c hepatitis B
- Riwayat penurunan kesadaran e.c metabolic (ensefalopati hepatikum, syok hipovolemia)
dd.neurologik
- Azotemia e.c AKI dd.hepatorenal syndrome
- Hiponatremia ringan
- Hipokalemia sedang
- Hipokalsemia berat
Therapy:
- Tirah baring tidak total
- O2 2 lpm nasal kanul
- NGT diet residuDiet cair 1500 kkal
- Infus NaCl 0,9 % 20 tpm i.v
- Infus Aminofusin hepar 1 fl/24 jam i.v
- Injeksi Ceftriakson 2 gr/24 jam iv
- Injeksi Omeprazole 40 mg/12 jam i.v
- Injeksi Vitamin k 10 mg/8 jam i.v
- Injeksi calcium gluconas 1gr/24 jam i.v
- Propanolol 10 mg/12 jam
- Spironolakton 100mg/24 jam
- Lactulac 10 cc/8 jam p.o
- Ksr 600 mg/8 jam p.o
- Transfusi TC 4 kolf
27
Assesment:
1. Hematemesis e.c variceal bleeding
2. Sirosis hepatis dekompensata Child pug B e.c hepatitis B
3. bisitopenia e.c chronic liver disease
4. Azotemia e.c AKI dd.hepatorenal syndrome
5. Riwayat penurunan kesadaran e.c metabolic (ensefalopati hepatikum, syok hipovolemia)
dd.neurologik
6. Hiponatremia ringan
28
7. Hipokalemia sedang
8. Hipokalsemia berat
Terapi:
- Tirah baring tidak total
- O2 2 lpm nasal kanul
- NGT lunak hepar 1700 kkal tak merangsang lambung
- Infus NaCl 0,9 % 20 tpm i.v
- Infus Aminofusin hepar 1 fl/24 jam i.v
- Injeksi Ceftriakson 2 gr/24 jam iv
- Injeksi Omeprazole 40 mg/12 jam i.v
- Injeksi Vitamin k 10 mg/8 jam i.v
- Injeksi calcium gluconas 1gr/24 jam i.v
- Propanolol 20 mg/12 jam
- Spironolakton 100mg/24 jam
- Lactulac 10 cc/8 jam p.o
- Ksr 600 mg/8 jam p.o
- Transfusi TC 4 kolf
Assesment:
1. Varices esophagus grade 3 post STE I (post LVE 2x)
2. Bisitopenia e.c chronic liver disease
3. Gastropati hipertensi portal
4. Sirosis Hepatis dekompensata Child pug B e.c Hepatitis B
5. Azotemia e.c AKI
6. Hypokalemia sedang
Terapi:
1. Rawat jalan kontrol poliklinik penyakit dalam
2. Propanolol 20 mg/12 jam p.o
3. Spironolakton 100 mg/24 jam p.o
4. Lactulac syr 10 cc/8 jam po
5. Sukralfat syr 15 cc/ 8jam p.o
6. KSR 600 mg/8 jam p.o
32
PEMBAHASAN:
Pasien dalam kasus ini adalah seorang perempuan usia 59 tahun yang datang dengan keluhan
muntah darah yang baru dirasakan dalam 2 jam sebelum masuk rumah sakit. Perdarahan
tersebut berasal dari saluran cerna bagian atas yaitu pecahnya varices esophagus karena pasien
memiliki riwayat sirosis hepatis yang diderita sejak 4 tahun yang lalu dan sudah pernah
dilakukan endoskopi STE/LVE 4x. Perdarahan tersebut merupakan perdarahan akut, karenanya
pasien mendapat gabaran morfologi darahnya normositik normositk.Setelah dilakukan evaluasi
ulang melalui endoskopi gastroduodenoskopi didapatkan Varises esophagus grade 3, gastropati
hipertensi portal, dilanjutkan dengan STE 1x (post LV 2x).
Varices esophagus merupakan suatu komplikasi progresif dari hipertensi portal akibat sirosis
hepatis. (WGO practice guidline,2008). Hematemesi terjadi apabila varises tersebut mengalami
ruptur atau peningkatan tekanan pada vena portal. Pada pasien ini perdarahan terjadi
dikarenakan peningkatan tekanan portal, disertai adanya koagulopati akibat kegagalan sel hati
,juga trombopati akibat hipersplenisme. Dengan adanya hipertensi portal, pasien ini mendapat
tatalaksana untuk mengurangi tingginya tekanan di vena portal dengan pemberian obat vasoaktif
somatostatin dengan cara pemberian 3 mg somatostatin diencerkan dalam 50 cc NS, di bolus 250
mcg intra vena, kemudian dilanjutkan dengan pemberian kontinu dalam syringe pump 250
mcg/jam selama 2-5 hari. Pasien juga diberikan transfusi TC sebanyak 4 kolf, injeksi vitamin k
10 mg/8 jam.