Anda di halaman 1dari 11

LAMPIRAN

No. Perlakuan Hasil Foto


1. Uji Kualitatif Asam
Askorbat
a. Dengan pengamatan
Organoleptis
1) Pengujian rasa dan
pemerian
a) Pemerian dari a) Serbuk berwarna
asam askorbat putih agak
diamati kekuningan, tidak
b) Vitamin C berbau
dicicipi dengan b) Rasa asam
indra perasa c) Hasil pengamatan
c) Hasil sesuai dengan
pengamatan farmakope
dibandingkan
dengan yang
tertera dalam
farmakope
b. Dengan indikator
methylene blue
1) Pembuatan Reagen
Methylene Blue
a) 25 mg Diperoleh reagen
methylene blue methylene blue
ditimbang berwarna biru tua
b) Kemudian,
dilarutkan dalam
100 ml etanol
c) Larutan
diencerkan
dengan etanol
aquades hingga
250 ml
2) Pembuatan larutan
vitamin C 2%
a) Vitamin C Diperoleh larutan
ditimbang vitamin C 2%
sebanyak 0,4 dengan melarutkan
gram 0, 4006 gram dalam
b) Vitamin C 20 mL aquadest
dilarutkan dalam
10 ml air
3) Methylene Blue
direaksikan dengan
Vitamin C
a) 2 mL larutan Larutan vitamin C
vitamin C berubah warna dari
dimasukkan ke biru tua menjadi
dalam tabung bening kurang lebih
reaksi 30 detik setelah
b) 4-5 tetes larutan penambahan reagen
methylene blue methylene blue
diteteskan ke
dalam tabung
reaksi yang
berisi larutan
vitamin C
c) Campuran
dipanaskan
dengan api
bunsen hingga
warna biru tua
dari methylene
blue berubah
menjadi warna
biru muda atau
hilang

c. Dengan Uji Kelarutan


dan pH
1) Uji Kelarutan
a) 2 beaker gelas Massa vitamin C 1 =
disiapkan dan 1,0013 gram
diisi dengan Massa vitamin C 2 =
aquadest 10 mL 0,5013 gram
untuk beaker
gelas 1 dan Dalam air mudah
beaker gelas 2 larut (lebih kurang 1
diisi dengan menit) tanpa
etanol 15 mL. pengadukan.
b) Serbuk vitamin Dalam etanol agak
C 1 gram sukar larut (kurang
ditambahkan ke lebih 6 menit)
beaker gelas 1 dengan pengadukan.
dan 0,5 gram ke
beaker gelas 2
c) Perbedaan
kelarutan
diamati
2) Uji pH
a) Vitamin C Lakmus merah tetap
sebanyak 1 gram merah. Lakmus biru
dilarutkan ke menjadi merah. Jadi,
dalam 10 mL air vitamin C bersifat
b) Kertas lakmus asam karena
dicelupkan ke mengubah lakmus
dalam larutan biru menjadi merah.
vitamin C
c) Perubahan warna
pada kertas
lakmus diamati
2. Uji Kuantitatif Vitamin C
a. Pembuatan Reagen
1) Amilum 0,5%
a) Amilum Diperoleh amilum
sebanyak 0,2 0,5% sebagai
gram ditimbang indikator
b) Dilarutkan
dalam 50 mL
aquadest panas
dalam gelas
beaker dan
diaduk sampai
homogen
2) Larutan Iodine 0,1
N Diperoleh larutan
a) 20 gram KI iodine untuk
dilarutkan dalam dibakukan dengan
100 mL aquadest larutan Natrium
di beaker gelas tiosulfat kemudian
b) 12,6 gram I2 digunakan untuk
ditambahkan ke penentuan kadar
dalam larutan vitamin C
yang telah
mengandung KI
hingga larut
3) Larutan Natrium
tiosulfat 0,1 N
a) 2,4 gram kristal Diperoleh larutan
Natrium tiosulfat Natrium tiosulfat 0,1
ditimbang N untuk dibakukan
b) Dilarutkan dengan larutan baku
dalam 100 mL K2Cr2O7 kemudian
aquadest yang digunakan untuk
sebelumnya pembakuan iodine
telah dididihkan
dan didinginkan
4) Larutan Kalium Diperoleh larutan
dikromat 0,1 N K2Cr2O7 0,1 N
a) 0,5 gram sebagai larutan baku
K2Cr2O7 kering primer untuk
ditimbang pembakuan Na2S2O3
b) Dimasukkan ke
dalam labu ukur
100 mL
c) Ditambahkan
aquadest sampai
tanda batas
d) Dikocok sampai
homogen
5) Larutan KI 10% Diperoleh larutan KI
10 gram Kalium 10% yang digunakan
Iodida ditimbang dalam pembakuan
dan dilarutkan Na2S2O3
dalam 100 mL
aquadest
b. Pembakuan Larutan
1) Pembakuan Larutan
Natrium Tiosulfat
0,1 N
a) 10 mL larutan a) Larutan kalium
Kalium dikromat dikromat 0,1 N
0,1 N 10 mL dalam
dimasukkan ke erlenmeyer
dalam b) Erlenmeyer berisi
erlenmeyer kalium dikromat
b) Ditambahkan 5 dan KI dalam
mL H2SO4 pekat suasana asam
dan 10 mL c) Larutan homogen
larutan KI 10% setelah diaduk
c) Diaduk hingga d) Larutan dalam
homogen erlenmeyer
d) Didiamkan ditutup rapat agar
selama 5-10 tidak terurai
menit dalam cahaya
keadaan tertutup e) Didalam
rapat erlenmeyer berisi
e) Larutan analit sebanyak 5
dipindahkan ke mL
erlenmeyer lain f) Setelah
untuk dititrasi penambahan
sebanyak 5 mL Natrium tiosulfat
f) Dititrasi dengan larutan berwarna
larutan Natrium kuning jerami
tiosulfat sampai g) Setelah
berwarna kuning penambahan
jerami amilum, larutan
g) 1-2 mL amilum berwarna biru tua
ditambahkan dan setelah dititrasi
titrasi berwarna bening
dilanjutkan h) Volume yang
perlahan-lahan digunakan V1=
sampai warna 9,03 mL; V2= 8,5
biru hilang mL; dan V3= 8,8
h) Volume natrium mL. Normalitas
tiosulfat yang Natrium tiosulfat
digunakan ialah 0,057824 N
dicatat dan
normalitas
natrium tiosulfat
dihitung
2) Pembakuan Larutan
Iodine
a) 10 mL larutan a) Erlenmeyer berisi
Natrium tiosulfat larutan Natrium
0,1 N tiosulfat 10 mL
dimasukkan ke b) Erlenmeyer berisi
dalam analit dan
erlenmeyer indikator amilum
b) Ditambahkan 2 c) Setelah dititrasi,
tetes indikator larutan bening
amilum berubah menjadi
c) Dititrasi dengan biru
larutan I2 dalam d) Volume yang
buret hingga digunakan V1=
terjadi 16,7 mL dan V2=
perubahan warna 17,5 mL.
dari bening Normalitas iodine
menjadi biru yaitu 0,333 N
d) Mencatat
volume I2 yang
digunakan dan
menghitung
normalitasnya
c. Penentuan Kadar
1) Bahan baku vitamin 1) Massa vitamin C
C ditimbang yang diperoleh
sebanyak 500 mg ialah 500 mg
2) Dilarutkan dengan 2) Diperoleh larutan
aquadest dalam vitamin C
labu ukur 250 mL sebanyak 250 mL
3) 20 mL larutan 3) Erlenmeyer berisi
vitamin C dipipet analit larutan
dan dimasukkan ke vitamin C dan
dalam erlenmeyer asam sulfat
dan ditambahkan 4) Erlenmeyer berisi
H2SO4 2N 5 mL analit dan
4) Ditambahkan 1 mL indikator amilum
amilum 0,5% 5) Setelah dititrasi,
5) Sampel larutan larutan bening
dititrasi dengan berubah menjadi
larutan iodine 0,1 N warna biru
6) Dititrasi secara 6) Diperoleh
triplo Normalitas rata-
rata vitamin C
0,1285 N, massa
vitamin C dalam
sampel 282,7 mg,
dan %Kadar
vitamin C yaitu
56,54%

Anda mungkin juga menyukai