Assalamualaikum Wr.Wb.
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah, dan karunia-Nya kepada kita, sehingga kita mampu menyelesaikan
laporan Asuhan Keperawatan Kelompok Usia Lanjut dengan Masalah
osteoporosis di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardhoyo Ungaran.
Dalam melaksanakan asuhan kelompok usia lanjut sampai dengan penulisan
laporan, kelompok mengalami sejumlah kesulitan karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman yang kelompok miliki. Namun, atas bimbingan dan
pengarahan dari berbagai pihak, akhirnya asuhan keperawatan kelompok usia
lanjut dengan masalah hipertensi dapat terselesaikan, mulai dari pengkajian,
penyusunan diagnosa keperawatan dan prioritas masalah, rencana intervensi,
implementasi, dan evaluasi, sampai dengan tahap pendokumentasian dari
keseluruhan proses tersebut. oleh karena itu, dalam kesempatan ini, kelompok
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dra. Sri Rukmi Handayani selaku Kepala Panti Wredha Wening Wardhoyo
Ungaran.
2. Bpk selaku pengasuh Wisma Arjuna Panti Wredha Wening Wardhoyo
Ungaran.
3. Ns. Tri Nurhidayati, S.Kep selaku koordinator praktek keperawatan gerontik.
4. Ns. Siti Aisyah, S.Kep, Edy Soesanto, S.Kp, Ns. Dera Alfiyanti, S.Kp selaku
pembimbing akademik Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang.
5. Rekan-rekan Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Semarang atas kerjasamanya.
6. Semua pihak yang tidak dapat kelompok sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dan penyusunan laporan
ini.
Ibarat kata pepatah tidak ada gading yang tak retak, tentunya laporan ini
masih terdapat kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu, kami mengharapkan
kritik yang konstruktif dari pembaca guna menyempurnakan laporan ini.
Harapan kami, laporan ini bermanfaat bagi dunia keperawatan khususnya, dan
bagi para pembaca pada umumnya.
Kelompok III
BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar Belakang
Penyakit tulang dan patah tulang merupakan salah satu dari sindrom
geriatric, dalam arti insidens dan akibatnya pada usia lanjut yang cukup
significant.
Kondisi ini tentu saja sangat mencemaskan siapapun yang peduli, hal ini
terjadi karena ketidaktahuan pasien terhadap osteoporosis dan akibatnya.
Beberapa hambatan dalam penanggulangan dan pencegahan osteoporosis
antara lain karena kurang pengetahuan, kurangnya fasilitas pengobatan, factor
nutrisi yang disediakan, serta hambatan-hambatan keuangan. Sehingga
diperluan kerja sama yang baik antara lembaga-lembaga kesehatan, dokter dan
pasien. Pengertian yang salah tentang perawatan osteoporosis sering terjadi
karena kurangnya pengetahuan.
Peran dari petugas kesehatan dalam hal ini adalah dokter dan perawat
sangatlah mutlak untuk dilaksanakan. Karena dengan perannya akan
membantu dalam mengatasi peningkatan angka prevalensi dari osteoporosis.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan dalam upaya
pendidikan dengan memberikan penyuluhan tentang pengertian osteoporosis,
penyebab dan gejala osteoporosis serta pengelolaan osteoporosis. Berperan
juga dalam meningkatkan mutu dan pemerataan pelayanan kesehatan serta
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik pasien serta keluarganya dalam
melaksanakan pengobatan osteoporosis. Peran yang terakhir adalah
peningkatan kerja sama dan system rujukan antar berbagai tingkat fasilitas
pelayanan kesehatan, hal ini akan memberi nilai posistif dalam upaya
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
II. Tujuan
1. Tujuan Umum :
Untuk megetahui gambaran secara nyata dan lebih mendalam tentang
pemberian asuhan keperawatan pada kelayan dengan osteoporosis di panti
werha
2. Tujuan Khusus :
a. Wawancara
c. Studi Kepustakaan
d. Studi Dokumentasi
DEFINISI
ETIOLOGI
Massa tulang maksimal pada usia dewasa ditentukan oleh berbagai factor
antara lain :
Faktor genetic
Perbedaan genetic mempunyai pengaruh terhadap kepadatan tulang
Faktor mekanik
Faktor genetic
Factor mekanis
Faktor lain
- Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang penting, dengan masukan kalsium
yang rendah dan absorbsinya tidak baik akan mengakibatkan
keseimbangan kalsium yang negatif begitu sebaliknya.
- Protein
- Estrogen
- Alkohol
B. PATOFISIOLOGI
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
E. PENATALAKSANAAN
F. PENGKAJIAN
H. INTERVENSI KEPERAWATAN
EVALUASI
KELOMPOK LANSIA
Data Umum
Karakteristik Penghuni :
Umur penghuni di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran
bervariasi antara 60 87, pendidikan paling tinggi SR sedang yang lainnya buta
huruf atau tidak sekolah. Dan untuk agama sebagian penghuni di Wisma Arjuna
Panti Wredha Wening Wardoyo Ungaran menganut agama Islam.
Data Khusus
Biologis
Keadaan Kesehatan
Dari pengkajian pada tanggal 20 Agustus 2005, selama 6 (enam) bulan terakhir
yang dirasakan oleh kelayan di Wisma surti kanti adalah nyeri pada kaki dan lutut,
sebagian besar kelayantidak dapat berjalan, pengelihatan berkurang, pendengaran
berkurang, badan terasa pegal-pegal, bila berjalan terasa gemetar, mata berair, bila
berjalan terasa sakit, aktivitas berkurang, dan merasa mudah lelah. Sedangkan
untuk tekanan darah kelayan antara 130/90 mmHg sampai dengan 170/90 mmHg.
Pola makan kelayan di Wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening Wardoyo
Ungaran teratur sesuai dengan pembagian atau jadwal makan yang ditentukan
oleh pengurus panti yaitu pk. 08.00, pk. 13.00 dan pukul 18.00. Kelayakan makan
dengan porsi sedang dan selalu habis setiap kali makan. Mereka merasa nyaman
dan suka dengan menu apapun yang telah disediakan oleh pengasuh panti. Semua
kelayan yang ada di Wisma Surti Kanti tidak mempunyai riwayat alergi terhadap
makanan. Dalam penyediaan makanan kelayan diambilkan oleh pengasuh. Untuk
kebiasaan minum rata-rata kelayan minum air putih 5-7 gelas per hati. Diantara
mereka tidak ada yang mempunyai kebiasaan minum kopi atau teh.
Pola Tidur
Pola tidur kelayan di wisma Surti Kanti bervariasi untuk tidur malam antara jam
20.00 WIB jam 22.00 WIB. Tidak ada keluhan saat tidur malam. Sedangkan
untuk Bangun bagi dari jam 01.00 WIB 05.00 WIB kemudian mereka mulai
membersihkan wisma. Untuk tidur siang semua kelayan selalu tidur siang
walaupun jamnya tidak pasti.
Kebiasaan buruk kelayan di Wisma Surti Kanti adalah kurang sosialisasi atau
interaksi antar kelayan di Wisma Arjuna maupun dengan semua kelayan di wisma
yang lain. Dan ada satu kelayan yang mempunyai sifat pelupa.
Keadaan Emosi
Kondisi emosi kelayan di Wisma Surti Kanti rata-rata stabil. Beberapa gambaran
keadaan emosi kelayan adalah sebagai berikut :
Ada kelayan Tn.A yang merasa kurang diperhatikan, terutama dari pihak keluarga.
Ada kelayan Ny.H sukanya menyendiri karena kurang pendengaran sehingga dia
malu untuk berinteraksi dengan kelayan yang lainnya.
Ada 3 kelayan (ny S, Ny.R, ny s) emosinya stabil, persepsinya masih cukup baik
sehingga masih dapat diajak berkomunikasi atau berinteraksi dengan baik.
Pengambilan Keputusan
Semua kelayan di Wisma Arjuna memanfaatkan klinik yang ada di panti ketika
mereka memiliki keluhan tentang kesehatannya.
Ketergantungan obat
Dari Keenam kelayan yang ada di wisma Surti Kanti Panti Wredha Wening
Wardoyo Ungaran tidak ada yang mempunyai ketergantungan obat atau
mengkonsumsi obat secara terus menerus kecuali bila ada keluhan pusing dan
tekanan darah meningkat biasanya mereka diberi obat anti hipertensi dan vitamin
dari poliklinik.
Kecacatan
Dari pengkajian secara observasi dan wawancara rata-rata penghuni wisma Surti
Kanti mempunyai kerterbatasan gerak karna adanya kelemahan fisik lumpuh kaki,
Ada kelayan yang mengalami penurunan pendengaran, kurangnya pengelihatan,
dan mengalami koposisi karena proses penuaan.
Untuk kecacatan mental dari enam kelayan di Wisma Surti Kanti tidak ada yang
mengalami atau menderita cacat mental.
Keadaan Ekonomi
Kegiatan organisasi sosial yang biasa di ikuti oleh kelayan wisma Surti Kanti
mengikuti kegiatan panti yaitu: untuk yang beragama Islam pengajian yang
dilaksanakan 2 kali seminggu pada hari Jumat dan Sabtu bertempat di aula,
sedangkan untuk yang beragama Kristen mengikuti kegiatan kebaktian 2 kali
seminggu juga pada hari Jumat dan Sabtu yang bertempat tinggal di Wisma
Noroyono. Kegiatan non keagamaan yang dikerjakan secara bersama-sama adalah
mengikuti senam pagi yang dilakukan setiap hari Jumat pukul 05.00 WIB.
Hubungan antar anggota kelompok tidak ada masalah tetapi komunikasi antar
kelayan di Wisma Surti Kanti kurang baik, baik dilihat dari segi kuantitas maupun
kualitas. Mereka jarang berinteraksi dan cenderung individual. Sebagian besar
waktu mereka dihabiskan untuk berdiam diri di dalam kamar mereka masing-
masing dan duduk di depan teras Wisma. Hanya ada 4 kelayan yang dapat
berkomunikasi dengan baik yaitu antara Tn A, Ny B,Ny S Sedangkan yang
lainnya mengalami masalah kurang pendengaran, mudah tersinggung, dan suka
menyendiri.
Ada 2 kelayan yang biasanya dengan kelayan wisma lain yaitu Tn. A dan Ny. S
Kelayan di Wisma Surti Kanti kurang berinteraksi dan berkomunikasi dengan
kelayan di wisma lain. Mereka tidak punya kebiasaan untuk saling berkunjung
kecuali pada acara tertentu yang dilakukan oleh panti misalnya rekreasi bersama
di aula.
Dari 10 kelayan di Wisma Surti Kanti alasan masuk ke panti adalah 8 kelayan
dibawah oleh Dinas Sosial, dan 2 kelayan di bawa oleh keluarganya. Sebagian
besar kelayan tidak mempunyai keluarga yang bertanggung jawab atas
keberadaannya di panti. Sehingga jarang ada anggota keluarga kelayan yang
datang menjenguk kelayan ke panti.
Spiritual
Ketaatan Beribadah
Dua kelayan yang beragama Kristen di Wisma Surti Kanti juga taat beribadah
dengan dikunjungi gereja pada setiap hari ada juga yang hanya pada hari Minggu,
Rabu dan Jumat secara rutin serta mengikuti kegiatan kebaktian yang di pimpin
oleh Pastur / Pendeta yang mendatangi panti setiap hari Jumat dan Sabtu.
Bagi kelayan sebenarnya kesehatan sangat penting. Hal itu bisa dilihat dari
perilaku kelayan yang tidak nyaman setiap kali sakit. Keyakinan terhadap
kesehatan kelayan di Wisma Surti Kanti bila mereka masa ada keluhan sakit akan
datang ke Poliklinik panti yang di buka setiap hari Jumat. Biasanya setleah
memeriksakan sakitnya akan berkurang. tetapi mereka menganggap bahwa
penyakit mereka adalah hal yang wajar terhadap pada usia lanjut. Semua kelayan
yakin dengan penyembuhan atau pengobatan secara alternative misalnya dengan
pijat.
Kultural
Adat dan kebiasaan yang dapat mempengaruhi kesehatan kelayan Wisma Surti
Kanti sebagian besar kelayan menderita kelumpuhan tetapi untuk melakukan
latihan fisik bertahp mereka tidak mau. Tidak ada adat yang bertentangan dengan
kesehatan. Kelayan Ny. r tidak mau melakukan aktivitas sehari-hari misalnya
membersihkan wisma dan sukanya menyendiri dan tidur.
Tabu-tabu
Mereka menghindari makan makanan yang mengandung banyak garam dan
minum kopi tetapi oleh kelayan peraturan tersebut dilanggar. Di Wisma Surti
Kanti untuk beragama Islam biasanya sehabis mengharib mereka akan masuk ke
kemarnya masing-masing.
Penerangan
Perangan di Wisma Surti Kanti cukup baik dengan adanya lampu neon yang
mendukung pencahayaan di malam hari. Untuk kamar tidur lampu 10 watt, ruang
santai 15-20 watt, dan untuk kamar mandi 10 watt. Sedangkan penchayaan di
siang hari didukung dengan adanya jendela kaca sehingga sinar matahari dapat
masuk ke dalam ruangan.
Sirkulasi Udara
Kondisi sirkulasi udara baik, difasilitasi dengan adanya beberapa jendela yang
dibuka setiap hari dan bangun tidur sampai sore hari dan ventilasi udara.
Penerangan Halaman
Halaman di sekitar wisma dimanfaatkan untuk menanam tanaman hias dan bagian
samping ditanam pohon.
Sarana pembuangan air limbah adalah melalui saluran got yang tidak tertutup dan
aliran saluran limbah lancar.
Pembuangan sampah
Pembuangan sampah awal ditempatkan pada tempat sampah yang ada di wisma
dan di halaman belakang wisma. Setelah terkumpul, sampah di buang di tempat
pembuangan sampah akhir yang sudah disediakan oleh panti kemudian dibakar.
Sanitasi
Secara umum keadaan sanitasi di wisma baik. Jamban terjadi kebersihannya dan
jaraknya terlalu dekat dengan penempatan sumber air minum.
Sumber pencemaran
A. ANALISA DATA
NO DATA MSL KEPERAWATAN
1 DS : Kelayan mengatakan malas untuk berjalan jauh dan lutut terasa sakit kaku untuk Nyeri berhubungan dengan spasme
berjalan otot
DO : Kelayan tampak tiduran di atas tempat tidur, makan siang diambilkan oleh teman
sekamarnya, kelayan tidak bisa maksimal mengangkat kaki, jalan kelayan sangat pelan
dan menggunakan tongkat.
2 DS : Kelayan mengeluh otot-otot kaki (lutut) kaku terutama pada pagi hari. Jika Resiko terjadi fraktur berhubungan
penyakit kambuh kelayan mengatakan pernah jatuh dan berjalan sempoyongan dengan osteoporosis
DO : Jika kelayan duduk dan mau berdiri, lutut kaki kanan kelayan tampak bengkak,
kelayan tampak pelan-pelan dan hati-hati. Kelayan berjalan dengan bantuan tongkat.
3 DS: kalayan mengatakan tidak tahu tentang penyakit yang dialami Kurangnya pengetahuan
Do : kalayan jarang menggunakan fasilitas kesehatan di klinik berhubungan dengan kurangnya
informasi tentang proses penyakit
dan perawatan diri
3 Kurangnya Setelah dilakukan tindakan Jelaskan sifat penyakit dan tujuan dari pengobatan dan
pengetahuan keperawatan selama 3 x 24 jam prosedur
berhubungan dengan diharapkan pengetahuan kelayan Jelaskan pentingnya lingkungan yang tenang, tidak penuh
kurangnya informasi meningkat dengan criteria hasil : dengan stress
tentang proses penyakit Pasien mengungkapkan Diskusikan pentingnya menghindari kelelahan dan
dan perawatan diri pengetahuan dan ketrampilan mengangkat berat
penatalaksanaan perawatan dini Diskusikan perlunya diet tinggi kalsium sesuai pesanan
Jelaskan perlunya menghindari konstipasi dan penahanan
CATATAN PERKEMBANGAN
A:
Kelayan berusaha untuk mengurangi
rasa nyeri kepala dengan anjuran
perawat
P:
Pertahankan dan lanjutkan tindakan
yang sudah direncanakan
P:
Pertahankan dan lanjutkan rencana
tindakan
Jam : Kurangnya Mengkaji pengetahuan kelayan tentang S :
08.30 WIB pengetahuan osteoporosis Kelayan mengatakan tidak tahu
berhubungan tentang osteoporosis
dengan kurangnya Menganjurkan kelayan untuk mengikuti Kelayan mengatakan kalau dirinya
informasi tentang penyuluhan tentang osteoporosis tidak osteoporosis
proses penyakit dan Kelayan mengatakan mau
perawatan diri mengikuti kegiatan penyuluhan
tentang osteoporosis
O:
Kelayan mengikuti kegiatan
penyuluhan sampai selesai
A:
Kelayan masih belum mengetahui
tentang penyakit osteoporosis yang
diderita
P:
Berikan pendidikan kesehatan tentang
osteoporosis dengan bahasa sederhana
dan lanjutkan tindakan yang sudah
direncanakan
Jam :
12.00 WIB Mengeksplorasi perasaan kelayan setelah S :
mengikuti penyuluhan osteoporosis Kelayan mengatakan senang
Mengkaji pengetahuan kelayan tentang mengikuti kegiatan karena banyak
osteoporosis temannya
Kelayan mengatakan sudah lupa
tentang apa yang dijelaskan tadi
O:
Kelayan tidak bisa menjawab
pertanyaan tentang osteoporosis
Kelayan hanya tersenyum saja
A:
Kelayan belum bisa mengerti tentang
osteoporosis meski sudah diberi
penyuluhan
P:
Jelaskan kembali dengan modifikasi
tindakan
O:
Kelayan sering terlihat memegangi
lututnya
Kelayan tampak capek/lelah
TD : 150/90 mmHg
A:
Kelayan mengalami penurunan status
kesehatan
P:
Berikan tindakan untuk mengatasi
keluhan dan lanjutkan dengan tindakan
keperawatan yang telah direncanakan
Mengkaji kondisi lutut kelayan apakah S :
Jam : Resiko terjadi masih sakit jika untuk berjalan Kelayan mengatakan lututnya masih
08.00 fraktur Mengajak kelayan untuk mengikuti sedikit sakit jika untuk berjalan
berhubungan penyuluhan tentang kebersihan kamar tidur Kelayan mengatakan senang dengan
dengan kegiatan penyuluhan
osteoporosis O:
Kelayan mengikuti kegiatan
penyuluhan dengan berjalan pelan
menahan nyeri namun menolak
untuk menggunakan tongkat
A:
Kelayan mengalami peningkatan dalam
kewaspadaan pada saat berjalan
sehingga resiko fraktur dapat dihindari
P:
Pertahankan tindakan keperawatan
S:
Kelayan mengatakan tidak tahu
Menanyakan kembali pada kelayan tentang tentang osteoporosis
Jam : Kurangnya osteoporosis Kelayan menyepakati pertemuan
11.30 pengetahuan Menyampaikan kontrak waktu untuk besok jam 11.00 dengan perawat
berhubungan pertemuan hari jumat yang akan dan pengasuh
dengan kurangnya membicarakan tentang osteoporosis O :
informasi tentang kembali Kelayan terlihat bingung
proses penyakit dan Kelayan mengangguk tanda setuju
perawatan diri A:
Kelayan mau untuk diberi penjelasan
tentang osteoporosis
P:
Persiapkan dengan baik untuk media
dan alat sesuai kondisi kelayan
S:
Jam : Kurangnya Kelayan mengatakan masih ingat
12.00 WIB pengetahuan Mengingatkan kontrak yang telah dengan kontrak yang disepakati
berhubungan disepakati dengan kelayan Kelayan mengatakan senang diberi
dengan kurangnya Mempersiapkan setting tempatnya penjelasan tentang osteoporosis
informasi tentang Menjelaskan pada kelayan tentang Kelayan mengatakan kalau dirinya
proses penyakit dan osteoporosis dengan menggunakan bahasa tidak osteoporosis
perawatan diri jawa dan didampingi dengan pengasuh O:
Menanyakan pada kelayan apakah ada Kelayan diam saja saat diberi
yang belum dimengerti penjelasan
Mengeksplorasi perasaan kelayan saat Kelayan tidak bisa menjawab
diberi penjelasan pertanyaan perawat
Memberikan pujian atas apa yang telah Kelayan lupa tentang apa yang
disampaikan oleh kelayan sudah dijelaskan
Kelayan sedikit tersenyum saat
diberi pujian
A:
Kelayan mengalami penurunan daya
ingat sehingga informasi yang diberikan
tidak bisa langsung diterima
P:
Ulangi tindakan dengan modifikasi
sampai berhasil dengan mendelegasikan
kepada pengasuh