Anda di halaman 1dari 9

Akta Kimindo Vol. 2 No.

12 Oktober 2006: 47 -56 AKTA KIMIA


INDONESIA

Penggunaan Knalpot (Muffler) Dengan Magnetic Scrubber Untuk


Menurunkan Kadar Emisi Pb (Timbal)
Pada Motor Scooter Vespa*
Kris Tri Basuki 1)**, Yudi Agus Nurjatmiko 2)

1)Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Maju


2)Badan Tenaga Nuklir Nasional

ABSTRAK
Munculnya ide Sir Samuel Morland (1685) yang menyebutkan Jika air diluapkan api, maka
uapnya memerlukan ruangan yang lebih besar, kira-kira 2.000 kali yang ditempati Air. Daripada
terbelenggu, uap lebih memilih meledakkan sepucuk meriam. Tetapi bila terkendali uap menanggung
bebannya dengan tenang, seperti kuda jinak, dan dengan begitu dapat amat bermanfaat bagi manusia
mendasari berbagai penemuan penting di bidang mekanik. Salah satunya adalah motor scooter Vespa
produksi Piaggio pada awal 1940-an. Saat ini berkembang perkumpulan penggemar motor jenis ini. Data
di www.vespa-indonesia.com menunjukkan 65,71% dari pengunjung situs ini menggunakan motor jenis ini
sebagai operasional sehari-hari. Fenomena ini ternyata memberikan dampak lingkungan dari timbulnya
emisi gas buang yang dapat berupa partikel logam berat yang salah satu diantaranya adalah Timbal
(Pb).Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah partikel Pb dapat diturunkan dengan Knalpot
Skuter Berpenangkap Magnetik (Magnetic Scrubber Scooter Muffler).
Alat ini menerapkan prinsip dasar Electrostatic Precipitators ke sebuah motor scooter dengan cara
mengalirkan Partikel gas buang yang berupa logam (salah satunya Pb) dari out flow pipa knalpot standar
menuju Knalpot Berpenangkap Magnetik. Didalam knalpot ini, partikel gas buang masuk ke Bilik Pemberi
untuk mendapatkan muatan positif dari Elelektroda Positif. Partikel-partikel gas buang yang telah
bermuatan positif kemudian melewati sekat turbulen menuju ke Bilik Penangkap untuk ditangkap oleh
Elektrode Negatif. Masing-masing elektroda dialiri arus listrik dari sistem kelistrikan motor scooter.
Dari data yang diperoleh dari Pengujian menunjukkan Kadar Pb pada penggunaan panjang elektrode 2,5
cm rata rata sebesar 0,84 , panjang elektrode 3,5 cm rata rata sebesar 0,8, panjang elektrode 4,5 cm
rata rata sebesar 0,82. Sedangkan tingkat efisiensi masing-masing sebesar : panjang elektrode 2,5
cm rata rata 50,3 % , panjang elektrode 3,5 cm rata rata 44 % , panjang elektrode 4,5 cm rata rata
48,75 %. Adapun besar Medan Magnet yang terbentuk sebesar : panjang elektrode 2,5 cm sebesar 15,7 x
10 7Tesla , panjang elektrode 3,5 cm sebesar 21,98 x 10 7 Tesla , panjang elektrode 4,5 cm sebesar
28,26 x 10 7 Tesla. Besarnya kecepatan volumetrik yang terbentuk pada alat adalah 1,74 m3/s sehingga
Re= 756,52. Berdasarkan Evaluasi Ekonomi yang telah dilakukan Total ongkos Produksi sebesar Rp
254.950,00. Bila diasumsikan kapasitas produksi 100 unit perbulan dengan nilai jual Rp 300.000,00
maka Penjualan Produk Total pada kapasitas maksimum sebesar Rp 30.000.000,00. Sehingga
Keuntungan Setelah Pajak Rp 3.440.560,00.

Kata Kunci : Penangkap Magnetik/magnetic scrubber untuk menurunkan kandungan Timbal (Pb)

ABSTRACT
Appearance of Idea of Sir Samuel Morland ( 1685) constitutoing various important invention in
mechanic area. One of them is scooter Vespa that produce the Piaggio in the early 1940-an. In this time
expand the bevy of motor devotee of this type vehicle. Data in www.vespa-indonesia.com show 65,71%
from this visitor situs use the motor of this type of as everyday operational vehicle. This phenomenon in the
reality give the environmental impact from incidence of gas emission throw away which can in the form of
heavy metal particle which is one of among other things is Lead(Pb) .This research is intended to know
whether derivable particle Pb by Magnetic Scrubber Scooter Muffler. This Appliance apply the elementary

* Makalah ini disajikan pada Seminar Nasional Kimia VII,


di Surabaya 9 Agustus 2005
** Corresponding author Phone: (0274) 515 435; Fax. :

(0274) 561 824; e-mail: kristri_basuki@lycos.com

Kimia ITS HKI Jatim 47


Basuki dan Nurjatmiko-Penggunaan Knalpot (Muffler) Dengan Magnetic Scrubber

principle of Electrostatic Precipitators to a motor scooter by conducting gas Particle throw away which is in
the form of metal (one of them is Pb) from out flow of pipe of knalpot standard to the Knalpot that have
Magnetic Scrubber. In this knalpot, gas particle throw away to step into the Giver Room to get the positive
payload from Positive Elektroda. After Gas Particle throw away which have positive payload passing the
partition of the turbulen and then going to the Arrester Room to be scrubbing by Negative Electrode. Each
electrode emited a stream of the electrics current from electricity system of scooter. From data obtained
from Examination show the Rate Pb that using electrode with length 2,5 cm equal to 0,84 , electrode with
length 3,5 cm equal to 0,8, electrode with length 4,5 cm equal to 0,82. efficiency storey level of each
electrode with difference length are electrode with length 2,5 cm equal to 50,3%, electrode with length 3,5
cm equal to 44%, electrode with length 4,5 cm 48,75 %. As for big Magnetic Field formed by equal to :
electrode with length 2,5 cm equal to 15,7x10-7Tesla,electrode with length 3,5 cm equal to 21,98x10-
7Tesla, electrode with length 4,5 cm equal to 28,26x10-7Tesla. Level of speed volumetrik formed appliance

is 1,74 m3 /s so Re = 756,52. Pursuant to Economics Evaluation which have been done Total of fare
Produce equal to Rp 254.950,00. When assumed a capacities produce 100 unit a month with the value
sell the Rp 300.000,00 hence Total Product Sale at maximum capacities equal to Rp 30.000.000,00. So
That Advantage of After Iease Rp 3.440.560,00.

Keyword : magnetic scrubber to decrease (Pb)

PENDAHULUAN otomotif semakin berkembang. Beragam


Robert OBrien (1982) menyimpulkan komunitas dengan latar belakang kesamaan
bahwa catatan ide Sir Samuel Morland (1685) pada merk atau model serta aliran modifikasi
tersebut telah memberikan pondasi pemikiran pada kendaraan tertentu semakin banyak
atas munculnya beragam penemuan di bidang bermunculan. Mulai dari penggemar kendaraan-
mekanik yang mempengaruhi segala sendi kendaraan klasik sampai yang paling modern.
kehidupan umat manusia. Tidak terkecuali adalah para penggemar motor
Peradaban manusia berkembang seiring scooter Vespa produksi Piaggio.
kemampuan tumbuhnya pemikiran-pemikiran Dari keunikan sejarah dan konstruksinya,
yang mengiringi aktivitasnya. Pada abad ke-17, menjadikan alasan dasar bagi publik untuk
De Caus, Galileo dan Torricelli mengokohkan menggemari scooter Vespa produksi tahun 40-an
tulisan Sir Samuel melalui percobaannya. Pada hingga 80-an di berbagai negara. Di Indonesia,
tahun 1698 Thomas Savery menemukan pompa menurut data dari www.vespa-indonesia.com
uap pertama sebagai piranti pertambangan. terdapat lebih dari 127 klub penggemar scooter
Kemudian pada tahun 1712, Thomas Newcomen, Vespa yang tersebar di Sumatera, Kalimantan,
seorang peneliti yang berasal dari Inggris telah Jawa, Bali hingga Lombok. Berlangsungnya
berhasil menemukan mesin uap dengan fenomena ini, bagi penulis memberikan
menggunakan piston untuk pertama kalinya. kontribusi positif bagi upaya-upaya penyelamatan
Kemudian seorang Etienne Lenoir berhasil lingkungan. Karena, dengan perilaku merawat
menciptakan motor bakar pertama kali, yang dan menggunakan scooter Vespa dengan tahun
disempurnakan oleh Nikolaus Otto. Pada 1769, produksi antara 1960-1980 berarti dapat
NJ Cugnot telah berhasil menemukan kendaraan mengurangi minat beli masyarakat terhadap
beroda tiga bertenaga uap pertama kali. Dan produk-produk kendaraan masa kini. Yang sedikit
pada 1885, Karl Benz dari Jerman berhasil banyak akan dapat menurunkan pengurangan
menciptakan kendaraan angkut beroda tiga sumber daya alam pada proses produksi
secara masal mirip karya Cugnot. Dimulai dari sekarang.
medio ini, revolusi gaya hidup dalam penggunaan Terbukti dari jajak pendapat (polling)
moda transportasi pun mulai terjadi. Dari yang terhadap 382 responden sebagai pengunjung
sebelumnya berjalan kaki atau berkendara situs www.vespa-indonesia.com pada tanggal 5
dengan tenaga kuda mulai tergantikan dengan Agustus 2004, 251 orang (65,71%) diantaranya
alat transportasi bertenaga mesin. adalah pengguna scooter Vespa sebagai
Perkembangannya dewasa ini, dunia kendaraan operasional sehari-hari (lihat tabel 1).

48 Kimia ITS HKI Jatim


Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 47-56

Tabel 1. Penggunaan Motor Vespa berdasarkan aktivitas penggunanya

Penggunaan Jumlah pengguna (%)


Operasional sehari-hari (kerja, (sekolah, kuliah, kerja) 251 (65.71)%
Akhir minggu saja 25 (6.54)%
Hanya sebagai koleksi 40 (10.47)%
Bergantian dengan motor lain 14 (3.66)%
Khusus untuk turing saja 29 (7.59)%
Yang lain 23 (6.02)%
Sumber : www.vespa-indonesia.com
Tabel 2. Penggunaan Motor Vespa berdasarkan tahun produksi

Tahun produksi Jumlah pengguna(Prosentase)


60-an 293 (37,09%)
70-an 275 (34,81%)
80-an 126 (15,95%)
90-an 62 (7,85%)
2000-an 34 (4,30%)
Sumber : www.vespa-indonesia.com

Sedangkan berdasar tahun produksinya, dari 790 METODOLOGI


responden yang mengunjungi situs www.vespa- Prinsip dasar
indonesia.com, 293 orang (37,09%) masih Dalam penelitian ini, sistem Electrostatic
menggunakan motor scooter Vespa produksi Precpitators yang telah diterapkan pada skala
tahun 60-an (lihat tabel 2). Dari fenomena yang industri akan diadaptasikan ke sebuah knalpot
demikian ternyata masih menyisakan kelemahan. motor scooter Vespa dengan tahun produksi
Yaitu dari sisi polutan yang dihasilkan oleh 1963. Sistem ini akan bekerja dengan
beberapa seri scooter Vespa produksi tahun 60- memanfaatkan kekuatan medan magnet yang
an sampai 80-an. Hal ini terjadi karena dari dihasilkan oleh suatu elektroda untuk
beberapa tipe produksi Piaggio, belum menangkap (scrubbering) kandungan logam
mendapatkan sentuhan inovasi pada sistem gas berat (Timbal) yang terdapat pada gas buang
buangnya agar lebih ramah terhadap lingkungan. motor scooter Vespa.
Sehingga dari kenyataan ini partikel-pertikel Elektroda sebagai penangkap (scrubber)
polutan yang dikeluarkan dari ruang pembakaran diletakkan didalam ruang pipa yang ditambahkan
yang berupa Hidro Karbon (HC), Karbon pada pipa outlet knalpot. Pipa tambahan ini
Monoksida (CO), Timbal (Pb) dan Sulfur Dioksida disebut sebagai Knalpot Berpenangkap Magnetik
(SO2) belum melalui suatu proses penurunan. (Scrubber Magnetic Muffler). Ruang pipa
Bagi penyusun hal ini sangat menarik. tambahan tersebut dibagi menjadi dua bilik, yaitu
Karena di beberapa kota besar, utamanya di Bilik Pemberi dan Bilik Penangkap. Bilik Pemberi
Yogyakarta, sebagai salah satu kota yang telah berfungsi sebagai media bagi elektroda pemberi
merasakan perkembangan teknologi tahun 1940- muatan positif kepada partikel-partikel logam.
an menyebabkan kendaraan-kendaraan yang Bilik Penangkap berperan sebagai media bagi
beroperasi saat itu, masih dipergunakan pula elektroda penangkap/negatif untuk menangkap
oleh masyarakat setempat hingga sekarang. partikel-pertikel logam yang telah mengandung
Akibatnya jelas, bahwa kendaraan dengan tahun muatan positif. Kedua bilik tersebut dibatasi pula
produksi 1940-an, utamanya produksi Piaggio, oleh sekat bilik berbahan isolator. Sekat ini
masih belum dirancang untuk ramah lingkungan. berbahan isolator agar tidak terjadi korsleting
Karena hanya untuk sekedar memenuhi akibat tersambungnya arus listrik positif dan
kebutuhan alat transportasi yang diperuntukkan negatif dari masing-masing elektrode. Selain itu,
bagi keperluan niaga dan perang saja. Sehingga pada bagian rongga ulir untuk mur dilapisi pula
kadar emisi gas buang yang dikeluarkan dari dengan selongsong berbahan isolator untuk
knalpot (muffler) dapat membahayakan bagi para mencegah terjadinya konsleting dalam
pemilik-sebagai pengguna- dan orang-orang menyambungkan kedua bilik.
disekitarnya. Secara spesifik, kedua elektrode
Dengan mengadaptasi sistem tersebut, yaitu elektrode pemberi muatan dan
electrostatic presipitator, penulis berinisiatif elektrode penangkap memegang peranan penting
untuk membuat rancangan knalpot rendah emisi dalam penangkapan partikel logam (scrubbering).
dengan menggunakan media magnetic scrubber Partikel-partikel logam yang keluar melalui pipa
yang didesain khusus untuk scooter produksi outlet knalpot standar dialirkan menuju ruang
Vespa tahun 1940-an hingga 1970-an. pipa tambahan. Di dalam ruang ini, partikel-

Kimia ITS HKI Jatim 49


Basuki dan Nurjatmiko-Penggunaan Knalpot (Muffler) Dengan Magnetic Scrubber

partikel logam akan mengalir pada Bilik Pemberi ii) Lembaran Kawat kasa alumunium
terlebih dahulu. Di dalam Bilik Pemberi, partikel- dibentuk menjadi bentuk tiga
partikel logam akan melewati rongga berbentuk dimensi. Yaitu menjadi bentuk
kerucut dengan bahan alumunium yang berujung kerucut dengan diameter pangkal 4
pada sekat turbulen dengan sebuah lubang cm, diameter alas ujung 2 cm
turbulen statis di tengahnya dan 9 lubang di tepi sebagai elektroda positif dan
dan. Rongga berbahan alumunium ini dialiri arus dibentuk menjadi bentuk tabung
positif, sehingga partikel-partikel logam yang sebagai elektroda negatif dengan
melewati rongga tersebut akan terinduksi muatan diameter alas 4 cm.
positif. iii) Elektroda negatif dibuat dalam tiga
Setelah melalui sekat bilik dengan 9 ukuran panjang yang berbeda yaitu
lubang di tepi dan sebuah lubang turbulen statis 2,5 cm, 3,5 cm, 4,5 cm sebagai
pada Bilik Pemberi, aliran gas buang akan variabel bebas dalam pengujian
mengalir menuju Bilik Penangkap. Di dalam Bilik emisi.
Penangkap, partikel-partikel logam akan iv) Besar tegangan pada sistem
mengalami aliran turbulen dan melewati rongga kelistrikan motor scooter Vespa
berbentuk tabung dengan bahan alumunium. dilipat gandakan dengan sebuah
Rongga berbahan alumunium ini dialiri arus sistem peningkat tegangan (Skema
negatif sehingga partikel-partikel logam 1) . Sehingga didapat perubahan
bermuatan positif yang melewati rongga tersebut besar tegangan dari 12 V menjadi 32
akan tertangkap. V.
Sifat magnet yang terdapat pada v) Pada kedua elektroda tersebut
elektroda dipertahankan dengan memberikan diberikan lilitan kawat kemudian
arus sebesar 2 Ampere dari motor scooter Vespa. dialiri arus listrik untuk memberikan
Tegangan listrik dialirkan dari sistem kelistrikan efek magnet untuk disambungkan
motor scooter Vespa setelah melalui proses menuju sistem kelistrikan motor
modifikasi dengan menggantikan kumparan scooter Vespa.
magnet standar yang berkekuatan 6V menjadi vi) Elektroda positif pada bagian ujung
kumparan magnet berkekuatan 12 V. Kestabilan (diameter yang lebih kecil)
sifat magnet pada komponen elektroda harus disambung dengan melakukan
terjaga karena pada kondisi lebih dari 750 C, pengelasan dengan sekat turbulen
sifat magnetnya akan hilang karena pengaruh bilik dan elektroda negatif
panas pada ruang knalpot motor scooter Vespa. disambung dengan penutup Bilik
Langkah-langkah yang akan ditempuh dalam Penangkap.
melakukan uji emisi (menggunakan) Knalpot vii) Pada penutup Bilik Penangkap
dengan sistem Electrostatic Precipitators : dipasang sebuah lampu led yang
a. Tahap persiapan akan disambungkan pada
1. Dilakukan servis secara keseluruhan pada sambungan kelistrikan sebagai
motor scooter Vespa yang meliputi : indikator mengalirnya arus dan
i. Pembersihan pada ruang bakar tegangan listrik.
ii. Oli mesin diganti viii) Kedua bilik disatukan menggunakan
iii. Karburator dibersihkan baut dengan selongsong berbahan
iv. Sambungan-sambungan pada sistem bersifat isolator.
kelistrikan motor scooter Vespa ix) Dipasangkan 2 buah klem pada
diperiksa bagian pangkal inflow atau pangkal
v. Kumparan magnet standar yang Bilik Pemberi untuk memberikan
berkekuatan 6V diganti dengan efek sesak pada pipa outlet knalpot
kumparan magnet berkekuatan 12 V scooter vespa standar
2. Mengukur besar arus dan tegangan b. Tahap pemasangan
dengan multitester pada sambungan kabel 1. Rangkaian penguat tegangan dipasang
sistem kelistrikan motor scooter Vespa didalam ruang bagasi motor scooter vespa.
pada keadaan mesin hidup dalam kondisi
stasioner (tidak digas)
2. Pangkal (inlet) Knalpot Berpenangkap
3. Merangkai sambungan Knalpot
Magnetik disambungkan dengan ujung
Berpenangkap Magnetik dengan tahapan
pipa (outlet) knalpot standar scooter Vespa
sebagai berikut :
3. Arus dan tegangan listrik dari sistem
i) Pipa alumunium dengan panjang 13
kelistrikan motor scooter vespa
cm dipotong menjadi dua bagian
disambungkan menuju elektroda positif
dengan panjang masing-masing 2
dan elektroda negatif Knalpot
cm untuk difungsikan sebagai
Berpenangkap Magnetik dengan kabel
selongsong bilik.
tahan panas sepanjang 20 cm untuk
50 Kimia ITS HKI Jatim
Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 47-56

memberikan kestabilan sifat magnetik. a. Kondisi pertama, motor dalam kondisi


c. Tahap penggunaan standar, artinya motor belum dilengkapi
1. Mesin dihidupkan dengan piranti penangkap magnetik
2. Bila lampu led menyala, mengindikasikan (magnetic scrubber). Dilakukan
arus listrik telah mengalir ke sistem pengukuran kadar Timbal (Pb) pada
scrubber magnetic saluran buang (outlet) Knalpot
3. Knalpot Berpenangkap Magnetik telah siap b. Kondisi kedua, motor dalam kondisi
diuji (digunakan ) modifikasi, artinya pada knalpot motor telah
dilengkapi dengan piranti magnetic scrubber.
Pengambilan data Dilakukan pengukuran kadar timbal (Pb) pada
1. Untuk pengambilan data dalam riset kali ini saluran buang (outlet) Knalpot. Pengukuran
dilakukan pengambilan sampel pada saat 2 dilakukan secara berulang-ulang menurut jumlah
kondisi yang berbeda, yaitu : ukuran panjang magnet yang ada.

ANALISA SAMPEL

M o to r s c o o t er s a m p e l
d i s e r v i s t o ta l

P e n g i s ia n b a h a n b a k a r

P a n g a m b i l a n d a ta a w a l p a d a
s c o o te r s a m p e l m e n g g u n a k a n
k n a l p o t s ta n d a r

D i la k u k a n p e n y a m b u n g a n
k n a l p o t st a n d a r d en g a n
k n a lp o t s c r u b b e r m a g n et i c
M e n g u b a h v a r ia s i p an j an g
e le k t r o d a n e g a ti f m a g n e t
p a d a s is t e m e le c t r o s t a t ic
p r e s ip it a t o r s

P e n g a m b il a n d a t a

A n a l i sa la b o r a t o r iu m

A n a l is a d a ta

H a s il P e n e li t ia n

Skema 1 : Skema kerja percobaan

Kimia ITS HKI Jatim 53


Basuki dan Nurjatmiko-Penggunaan Knalpot (Muffler) Dengan Magnetic Scrubber

HASIL DAN PEMBAHASAN Knalpot Berpenangkap Magnetik Dengan


Setelah dilakukan analisa dengan Elektroda Negatif 2,5 cm. Pada penggunaan
menggunakan AAS terhadap kertas saring dari elektroda negatif dengan ukuran panjang 2,5 cm,
pengujian emisi pada scooter sampel, maka terlihat adanya penurunan kadar Pb pada gas
dapat diperoleh data dari hasil pengujian yang buang setelah menggunakan knalpot
disajikan dalam tabel 1.Berdasarkan data dari berpenangkap magnetik. Sebelum penggunaan
hasil penelitian yang telah dilakukan terlihat knalpot berpenangkap magnetik, data hasil
pengaruh penggunaan knalpot berpenangkap pengukuran menunjukkan angka 1,693 ppb.
magnetik. Hal yang demikian dapat dicermati Sedangkan setelah penggunaan knalpot
pada penggunaan Elektroda Negatif sebagai berpenangkap magnetik, data hasil pengukuran
Elektroda Penangkap partikel Pb Positif dengan menunjukkan angka 0,82 ppb dan 0,86 ppb.
tiga ukuran panjang yang berbeda.

Tabel 3. Hasil analisa kadar Pb (dalam satuan ppb) pada kertas saring dari emisi scooter sampel dan
Standar Baku Mutu Kadar Pb pada sumber bergerak
Perulangan Panjang Panjang Panjang Standar
elektroda elektroda elektroda 4,5cm Baku Mutu*
2,5 cm 3,5 cm
Kontrol /0 1,693 1,44 1,60 10
1 0,82 0,83 0,73 10
2 0,86 0,77 0,91 10
Jumlah 1,68 1,6 1,64
Rata-rata 0,84 0,8 0,82

Sumber : Data Primer, 2005, SK Gub.DIY No.167 Tahun 2003

Tabel 4. Effisiensi Penggunaan Elektroda Negatif dengan panjang 2,5 cm


Perulangan Kadar Pb (ppb)
Kontrol 1,693
1 0,82
2 0,86
Jumlah 1,68
Rata-rata 0,84

Gambar 1 Knalpot Berpenangkap Magnetik dengan menggunakan elektroda 2,5 cm

Gambar 2 : Knalpot Berpenangkap Magnetik dengan menggunakan elektroda 3,5 cm

54 Kimia ITS HKI Jatim


Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 47-56

Tabel 5. Effisiensi Penggunaan Elektroda Negatif dengan panjang 3,5 cm

Perulangan Kadar Pb (ppb)


Kontrol 1,44
1 0,83
2 0,77
Jumlah 1,6
Rata-rata 0,8

Tabel 6. Effisiensi Penggunaan Elektroda Negatif dengan panjang 4,5 cm


Perulangan Kadar Pb (ppb)
Kontrol 1,60
1 0,73
2 0,91
Jumlah 1,64
Rata-rata 0,82

Gambar 3 : Knalpot Berpenangkap Magnetik dengan menggunakan elektroda 4,5 cm

Tabel 7. Tabel Efisiensi Alat


Panjang elektrode (-) Efisiensi
2,5 cm 50,3%
3,5 cm 44 %
4,5 cm 48,75 %

Tabel 8. Tabel besar Medan Magnet

Panjang elektrode (-) Besar Medan Magnet (B)


2,5 cm 15,7 x 10 7 Tesla
3,5 cm 21,98 x 10 7 Tesla
4,5 cm 28,26 x 10 7 Tesla

Tabel 9.Tabel Kecenderungan Kenaikan Kadar Pb

Perulangan Panjang Panjang Panjang Standar


elektroda elektroda elektroda 4,5cm Baku Mutu
2,5 cm 3,5 cm
Kontrol 1,693 1,44 1,60 10
1 0,82 0,83 0,73 10
2 0,86 0,77 0,91 10
Jumlah 1,68 1,6 1,64
Rata-rata 0,84 0,8 0,82

Kimia ITS HKI Jatim 53


Basuki dan Nurjatmiko-Penggunaan Knalpot (Muffler) Dengan Magnetic Scrubber

Tabel 10.Tabel Kenaikan Temperatur Pada Alat

Perulangan Pada aliran ( 0 C ) Pada bodi knalpot ( 0 C )


Titik kontrol 29 29
1 90 57
2 94 58
3 98 60
Jumlah 282 175
Rata-rata 94 58,3

Pada penggunaan elektroda negatif dengan Sehingga besarnya Medan Magnet masing-
ukuran panjang 3,5 cm, terlihat adanya masing elektrode negatif tersebut dapat diketahui
penurunan kadar Pb pada gas buang setelah ( Tabel 8 ). Munculnya Kecenderungan Kenaikan
menggunakan knalpot berpenangkap magnetik. Kadar Pb pada proses perulangan dalam
Sebelum penggunaan knalpot berpenangkap pengambilan data di tiap-tiap elektroda dengan
magnetik, data hasil pengukuran menunjukkan panjang yang berbeda, menunjukkan
angka 1,44 ppb. Sedangkan setelah penggunaan kecenderungan kenaikan kadar Pb. Hal ini dapat
knalpot berpenangkap magnetik, data hasil terjadi karena dalam proses pengambilan sampel,
pengukuran menunjukkan angka 0,83 ppb dan pada perulangan ke-1 menuju ke -2 tidak
0,77 ppb. dilakukan pembersihan pada seluruh bagian
knalpot berpenangkap magnetik. Akibatnya
Knalpot Berpenangkap Magnetik Dengan endapan partikel Pb yang telah terbentuk pada
Elektroda Negatif 4,5 cm saat pengambilan ke -1 terangkut oleh aliran
Pada penggunaan elektroda negatif udara pada saat dilakukan perulangan ke-2.
dengan ukuran panjang 4,5 cm, terlihat adanya (Tabel 9).
penurunan kadar Pb pada gas buang setelah
menggunakan knalpot berpenangkap magnetik. Kenaikan Temperatur pada Alat
Sebelum penggunaan knalpot berpenangkap Aspek temperatur berpengaruh terhadap
magnetik, data hasil pengukuran menunjukkan sifat kemagnetan. Untuk mengetahui besarnya
angka 1,60 PPB. Sedangkan setelah penggunaan perubahan suhu yang terjadi, maka dilakukan
knalpot berpenangkap magnetik, data hasil pengukuran besarnya kenaikan suhu yang terjadi
pengukuran menunjukkan angka 0,73 ppb dan pada alat.( Tabel 10). Pengukuran dilakukan pada
0,91 ppb. (Lihat tabel 4). kondisi tidak digunakan (dingin) sebagai titik
kontrol dan kondisi setelah digunakan.
Perhitungan Efisiensi Pada kondisi suhu dibawah 1000 C sifat
Perhitungan effisiensi masing-masing kemagnetan alat masih dapat bekerja. Namun
elektroda dapat diketahui dengan menggunakan pada suhu diatas 1500 C sifat kemagnetan akan
rumus sebagai berikut : berkurang sehingga pada suhu 7500 C (titik
Currie) sifat kemagnetan akan hilang. Sehingga
E = Co - Ce x 100% suplai tegangan yang dialirkan ke alat sangat
Co berfungsi untuk menjaga kestabilan sifat
Sehingga akan didapatkan hasil sesuai pada kemagnetan dari elektroda yang digunakan.
tabel 7.
KESIMPULAN
Perhitungan Besarnya Medan Magnet 1. Kadar Pb pada gas buang motor scooter
Besarnya medan magnet yang terbentuk Vespa dapat diturunkan dengan magnetic
pada penggunaan elektroda dengan panjang yang scrubber dari kadar 1,44 ppb menjadi 0,8
berbeda dapat diketahui melalui pendekatan ppb.
rumus : 2. Besarnya Medan Magnet (B) pada elektroda
negatif dengan panjang 2,5 cm = 15,7 x 10
B=i l 7 Tesla , 3,5 cm = 21,98 x 10 7 Tesla ,

2r 4,5 cm = 28,26 x 10 7 Tesla


dimana : 3. Kecepatan Volumetrik yang terjadi pada alat
B = Medan magnet (dalam Tesla) = 1,74 l/s dan Re = 756,52
= 4 x 10 7 4. Meskipun tergolong sebagai logam konduktor
i = Besar arus (dalam Ampere) lemah, Alumunium terbukti dapat digunakan
l = Panjang elektrode sebagai bahan baku magnet penangkap
r = Jarak dengan sumbu partikel logam
5. Berdasarkan Evaluasi Ekonomi, dengan
54 Kimia ITS HKI Jatim
Akta Kimindo Vol. 2 No. 1 Oktober 2006: 47-56

asumsi produksi 100 unit dengan nilai Kubala, Thomas S., 1986, ELECTRICITY 1;
investasi sebesar Rp 26.215.000,00 akan Devices, Circuits, and Materials, Delmar
diperoleh keuntungan sebesar Rp Publisher.
3.440.560,00 OBrien, Robert, 1982, Mesin, Pustaka Ilmu Life,
PT Tira Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Palar, Heryando, 1994, Pencemaran dan
Arismunandar, 2002, Penggerak Mula Motor
Toksikologi Logam Berat, Penerbit Rineka
Bakar Torak, Penerbit ITB Bandung
Cipta.
Darmono, 1995, LOGAM Dalam Sistem Biologi
Makhluk Hidup, Penerbit Universitas Rohmat, Tri Agung, Dr.Eng., 2003, Pembentukan
Indonesia (UI-Press) Zat Pencemar Dalam Mesin Kendaraan,
Makalah Sarasehan dalam Penyusunan
Djayadiningrat, Asis, 2002, Perkembangan IPTEK
Baku Mutu Emisi, BAPEDALDA DIY.
dalam Pengelolaan Lingkungan Strategi
Dalam Rangka Transfer Teknologi Sidik , Nur, 2002, Perancangan motor bensin 85
Lingkungan, Makalah pada Seminar hp 3800 rpm 4 langkah silinder untuk
Nasional Sepuluh Tahun Implementasi transportasi , Tugas Akhir, Fakultas Teknik
Agenda 21, P3TL BPPT- RIPTEK Industri Jurusan Teknik Mesin IST Akprind).
KEMENRISTEK. Soedomo M., 2001, Pencemaran Udara,
Fleming, Ilmu Fisika, Biologi dan Umum, Ilmu (Kumpulan karya ilmiah), Penerbit ITB
Pengetahuan Populer, Jilid 5, Grolier Bandung.
International,Inc. Theodore, Louis & Anthony J.Buonicore, 1982, Air
Giles, Ranald V., Schaum Outline of Theory and Pollution Control Equipment: Selection,
Problems of Fluid Mecahnics and Hidraulics, Design, Operation and Maintenance,
S1 (Metric) Edition, Mc-Graw-Hill Book Prentice-Hall, Inc. : Englewood Cliffs, New
Company Jersey.
Hayt., William H., 1974, ENGINEERING Tjokrokusumo, Pengantar Enjiniring Lingkungan ,
ELECTROMAGNETICS, Third Edition, Mc- STTL YLH Yogyakarta
Graw-Hill Kogakusha,Ltd www.budavest.com
Heij, J. LA, Standaar, G. F. J. dan Wertwijn, G., www.piaggio.com
1951, Pengetahuan tentang Pesawat- www.scooter-help.com
Pesawat Kalori, Jilid II (Mesin Uap), Penerbit
Buku Teknik Jakarta www.vespa-indonesia.com
Juhana, Ohan Ir., dan Drs M. Suratman, 2003, Zemansky, Sears, 1986, Fisika Untuk Universitas
Teknik Reparasi Vespa, Dari Vespa 125-150 2, Listrik & Magnet , Bina Cipta Bandung.
Super/Sprint sampai dengan Vespa Corsa,
CV Pustaka Setia.

Kimia ITS HKI Jatim 55

Anda mungkin juga menyukai