I. Tujuan
1.1 Menganalisis sediaan padat menggunakan spektrofotometri IR.
1.2 Mengidentifikasi gugus fungsi bahan baku obat kloramfenikol.
II. Prinsip
2.1 Spektrofotometri IR
III. Reaksi
-
(PubChem, 2016).
Absorbsi sinar ultra violet dan cahaya tampak oleh suatu materi akan
mengakibatkan tereksitasinya elektron dari tingkat energi (orbital) rendah ke
tingkat-tingkat energi yang lebih tinggi. Pada absorbsi radiasi infra merah oleh
suatu materi, radiasi yang diserap tersebut tidak cukup mengandung energi untuk
mengeksitasi elektron, namun akan menyebabkan membesarnya amplitudo
getaran (vibrasi) dari atom-atom yang terikat satu sama lain yang membentuk
suatu ikatan moleul. Keadaan ini disebut dengan vibrasi tereksitasi (Fessenden,
1982). Absorbsi infra merah oleh suatu materi dapat terjadi jika dipenuhi dua
syarat, yakni kesesuaian antara frekuensi radiasi infra merah dengan frekuensi
vibrasional molekul sampel dan perubahan momen dipol selama bervibrasi
(Chatwal, 1985).
5.2 Bahan
Kloramfenikol
KBr
N-Heksan
Tissue
Campuran ini
kemudian ditempatkan
dalam cetakan dan
3. ditekan dengan Didapat pelet KBr
menggunakan alat
tekanan mekanik.
Tekanan
dipertahankan
beberapa 5 menit,
kemudian sampel
(pelet KBr yang
terbentuk) diambil.
Letak peak
No. Prediksi gugus fungsi
(1/, cm-1)
1 1061,83 C-O
2 1226,75 C-N, C-O
3 1343,44 -NO2, C-N, C-H
4 1531,51 -NO2, C=C
5 1685,81 C=O
6 2374,41 O-H, CC, CN
7 3076,51 C-H
8 3259,75 N-H
9 3342,70 N-H
Kelompok 4
Kelompok 3
Kelompok 2
Kelompok 1
VII. Pembahasan
Yang pertama kali dilakukan yaitu menimbang bubuk KBr murni dan
serbuk kloramfenikol. Setelah ditimbang sebaiknya kedua bahan tersebut segera
digerus dan dicetak. Namun karena keterbatasan alat maka praktikan harus
menunggu giliran untuk menggerus dan mencetak pelet KBr. Maka dari itu bahan
yang telah ditimbang dibungkus rapat. Hal ini bertujuan agar bahan tidak
menyerap H2O dari udara yang akan mengganggu proses analisis. Hal tersebut
dikarena H2O dapat memberikan peak jika diuji di spektrofotometer IR. Dengan
begitu hasil peak yang diperoleh tidak murni hanya dari kloramfenikol yang ingin
diuji, tetapi peak juga berasal dari H2O sehingga hasil yang didapat tidak akurat.
Jika suatu molekul yang berukuran besar dikenai oleh sinar infra merah
maka sinar itu akan terhambur sehingga penyerapannya tidak maksimal. Dengan
begitu peak yang dihasilkan juga tidak akurat. Selain itu, penggerusan juga
berfungsi untuk membuat kedua zat yang digunakan bercampur secara homogen.
Selain itu digunakan KBr untuk membentuk pelet yaitu karena KBr tidak
memberikan serapan di spektrofotometer IR yang digunakan oleh praktikan. KBr
akan terbaca di daerah finger print dengan panjang gelombang dibawah 1000 cm-1
sedangkan bilangan gelombang IR yang digunakan praktikan pada praktikum kali
ini yaitu yang di atas 1000 cm-1.
Setelah kedua zat tercampur homogen, selanjutnya serbuk yang sudah halus
tersebut dicetak dengan alat pencetak mekanik. Serbuk dimasukkan ke alat cetak
dan diratakan posisinya dengan spatel yang bersih dan kering agar tidak ada gugus
fungsi cemaran yang dapat memberikan peak baik itu dari alat yang digunakan
maupun dari lingkungan sehingga mengganggu proses pengamatan. Kalau bisa
semua alat maupun yang akan digunakan di oven terlebih dahulu agar terbebas
dari H2O dan jika tidak ingin langsung digunakan dapat disimpan di desikator
dulu. Proses pemerataan serbuk ini berfungsi agar pelet KBr dapat terbentuk
dengan baik. Jika tidak diratakan terlebih dahulu, dikhawatirkan pelet tidak akan
terbentuk.
Sebelum digunakan alat cetak dibersihkan dahul dengan tisu agar tidak ada
kontaminan yang dapat mempengaruhi hasil pengamatan. Posisi lempeng besi
yaitu bagian yang halus menghadap ke serbuk sehingga akan diperoleh pelet KBr
yang halus pada kedua permukaannya. Setelah itu serbuk dipipihkan dengan
bantuan alat penekan mekanik hidrolik yang dipompa hingga 60 kNewton selama
5 menit sehingga didapat pelet yang tipis. Hal ini bertujuan agar sisi pelet yang
dikenai sinar infra merah tidak terlalu tebal sehingga sinar IR yang ditembakan
tidak terhambur.
Jika pelet sudah jadi maka pelet ditempatkan pada tempat sampel untuk
ditembak dengan sinar infra merah. Pengambilan pelet tidak dilakukan dengan
menggunakan tangan tetapi dibantu dengan menggunakan pinset. Hal ini betujuan
untuk menghindari pelet menyerap air dari tangan praktikan. Jika sudah pelet
diletakkan di alat spektrofotometer IR untuk diamati gugus fungsi yang ada pada
sampel kloramfenikol yang digunakan.
Cemaran gugus fungsi tersebut dapat berasal dari spatel yang digunakan
praktikan saat akan memindahkan zat ke mortir yang seharusnya pemindahan zat
tersebut tidak perlu menggunakan alat bantu.
VIII. Simpulan
8.1 Telah dapat menganalisis sediaan padat menggunakan spektrofotometri
IR.
8.2 Telah dapat mengidentifikasi gugus fungsi bahan baku obat
kloramfenikol, di antaranya ada gugus C-O, C-N, -NO2, C-H, C=C,
C=O, dan N-H.
Daftar Pustaka
Depkes RI. 2014. Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta : Depkes RI.
Fessenden, R.J., and Fessenden, J.S. 1982. Kimia Organik Jilid 2. Jakarta :
Erlangga.
Nugrahani, Ilma, dan Listia Ningsih. 2014. Studi Pembentukan Kompleks Nikel-
Kloramfenikol dengan Pengaturan pH dan Pengaruhnya terhadap Aktivitas
Antimikroba pada Staphylococcus aureus, Eschericia coli, Methicilin
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA) dan Vancomycin Resistant
Enterococcus (VRE). Jurnal Matematika dan Sains, 19 (1) : 26-32.
Schechter, I., Barzilai, I.L., dan Bulatov, V. 1997. Online Remote Prediction of
Gasoline Properties by Combined Optical Method. Ana. Chim. Aota, 339 :
193-199.
Silverstein. 2002. Identification of Organic Compound. New York: John Wiley &
Sons Ltd.