Anda di halaman 1dari 19

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Keluarga Berencana (Alat Kontrasepsi Implant)


1. Identifikasi Masalah
Paradigma baru Program Keluarga Berencana Nasional telah diubah visinya dari
mewujudkan NKKBS menjdi visi untuk mewujudkan Keluarga Berkualitas Tahun
2017. Keluarga yang berkulitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,
memiliki jumlah anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab, harmonis,
dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Dalam paradigma baru keluarga berencana
ini misinya sangat menekankan pentingnya upaya menghormati hak-hak reproduksi,
sebagai upaya intergral dalam meningkatkan keluarga yang berkualitas. Keluarga adalah
salah satu dari kelima matra kependudukan yang mempengaruhi perwujudan keluarga
yang berkualitas, visi tersebut dapat dijabarkan dalam 7 visi yaitu:
a. Memberdayakan masyarakat untuk membangun keluarga kecil yang berkualitas.
b. Menggalang kemitran dalam peningktan kesejahteran, kemandirian, dan ketahanan
keluarga.
c. Meningkatkan kualitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi.
d. Meningkatkan promosi, perlindungan, dan upaya untuk mewujudkan hak-hak
reproduksi.
e. Meningkatkan upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan
keadilan jender melalui program keluarga berencana.
f. Mempersiapkan Sumber Daya Manusia berkualitas sejak pembuahan dalam
kandungan sampai dengan lanjut usia.
Berdasarkan visi dan misi tersebut, program keluarga berencana Nasional
mempunyai kontribusi penting dalm upaya meningkatkan kualitas penduduk . Kontribusi
Keluarga Berencana Nasional tersebut dapat dilihat pada pelaksanaan program Making
pregnency safer (MPS). Salah satu pesan kunci dalam rencana srategi nasional makin
pregnency safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 adalah bahwa setiap kehamilan harus
merupakan kehamilan yang diinginkan. Untuk mewujudkan pesan kunci tersebut,
keluarga berencana merupakan upaya pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar
dan utama. Untuk mengoptimalkan manfaat keluarga berencana bagi kesehatan,
pelayanannya harus digabungkan dengan pelayanan kesehatan reproduksi yang telah
tersedia.
Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya
pelayanan Keluarga Berencana, masih banyak alasan yang lain yaitu membebaskan
wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadi
gangguan fisik atau psikologik akibat tindakan abortus yang tidak aman. Serta tuntutan
perkembangan sosial terhadap peningkatan status gizi di masyarakat.
Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis
kontrasepsi. Hal ini bukan hanya terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh
ketidaktahuan mereka tentang syarat dan keamanan metode kontrasepsi tersebut.
Berbagai faktor harus di pertimbangkan, termasuk status kesehatan, efek samping
potensial, konsekuensi kegagalan atau kehamilan yang tidak diinginkan, besar keluarga
yang direncanakan, persetujuan pasangan, bahkan norma budaya dan orang tua.untuk ini
semua konseling atau penyuluhan merupakan bagian yang intergral yang sangat penting
dalam pelayanan keluarga berencana.

2. Pengantar
Bidang Studi : Pelayanan Kesehatan Keluarga Berencana
Topik : Alat Kontrasepsi
Sub Topik : Kontrasepsi Implan Dan Iud
Sasaran : Remaja Dan Wanita Usia Subur
Hari/tanggal : sabtu , 29 juli 2017
Jam : 10.00 WIB
Waktu : 20 menit
Tempat : Puskesmas Lubuk Baja

3. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan kepada masyarakat dapat
mengerti dan paham jenis alat kontrasepsi khususnya kontrasepsi implan dan Iud.
4. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan dapat menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian kontrasepsi implan dan iud
b. Jenis kontrasepsi implan iud
c. Cara kerja implant dan iud
d. Keuntungan dan keterbatasan dari kontrasepsi implan dan iud
e. Siapa yang boleh dan yang siapa yang tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi
implan dan iud
f. Waktu menggunakan implan iud

5. Materi
Terlampir

6. Metode
1. Metode Diskusi
Metode ini digunakan untuk penyampaian materi
2. Metode Demonstrasi
Metode ini digunakan untuk mencapai tujuan kemampuan warga dalam mengetahui
alat kontrasepsi IMPLANT dan IUD

7. Media
1. Leaflet
2. Materi

8. Kegiatan pembelajaran :

No. Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 5 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran Mendengarkan dan
Menyebutkan materi/pokok memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan

2 20 menit Pelaksanaan, menjelaskan materi


penyuluhan secara berurutan:
Pengertian kontrasepsi Menyimak dan
implan dan iud. memperhatikan penjelasan
Jenis kontrasepsi implan dan materi.
iud.
Cara kerja
Keuntungan dan keterbatasan
dari kontrasepsi implan dan
iud
Siapa yang boleh dan yang
siapa yang tidak boleh
menggunakan alat
kontrasepsi implan dan iud.
Waktu menggunakan implan
dan iud

3 5 menit Evaluasi:
Tanya jawab tentang materi Bertanya kepada
penyuluhan pemateri.
Memberi pujian atau Menjawab pertanyaan
dukungan kepada peserta. yang diberikan oleh
pemateri
Menyimpulkan semua
dari materi penyuluhan
yang telah diberikan.
4 5 menit Penutup:
Mengucapkan terima kasih. Menjawab salam
Mengucapkan salam.

9. Evaluasi
metode evaluasi: memberikan pertanyaan
jenis pertanyaan: lisan
LAMPIRAN MATERI

2.1. Kontrasepsi Implan


A. Pengertian
kontrasepsi implan atau yang juga disebut dengan alat kontrasepsi bawah
kulit (AKBK). Yaitu alat kontrasepsi kombinasi yang berupa batang silastik atau
batang putih lentur yang nantinya dipasang dibawah kulit lengan ibu yang
fungsinya untuk mencegah kehamilan.(elstar offset,1980).
B. Tujuan
Tujuan pemakaian implant ini, untuk menekan angka kelahiran dan
mengatur jarak kehamilan. (hartanto,hanafi 2004.)

2.2. Jenis Kontrasepsi Implan


a. Norplant. Terdiri dari 6 batang silastik berongga, dengan panjang 3,4 cm,
dengan diameter 2,4 mm, yang diisi dengan 36 mg levonogestrel dan lama
kerjanya 5 tahun.
b. Implanon. Terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm,
dan diameter 2mm, yang diisi dengan 68 mg 3-keto-degestrel dan lama
kerjanya adalah 3 tahun.
c. Jedena dan implanont. Terdiri dari 3 batang yang diisi dengan 75 mg
levonogestrel dengan lama kerja 3 tahun.
2.3. Cara Kerja
a. Lendir servik menjadi kental.
b. Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi
implantasi.
c. Mengurangi transportasi sperma.
d. Menekan ovulasi.

2.4. Keuntungan Kontrasepsi Implan


a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang (sampai dengan 5 tahun)
c. Pengembalian tingkat kesuburan yang cepat setelah pencabutan.
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu ASI.
g. Tidak mengganggu kegiatan senggama.
h. Klien hanya perlu kembali keklinik bila ada keluhan.
i. Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan klien.

2.5. Keterbatasan
Pada kebanyakan klien dapat menyebabkan perubahan pola haid berupa
perdarahan bercak (spotting), hipermenorea, atau meningkatnya jumlah darah
haid, serta menorea. Timbulnya seperti:
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan atau penurunan berat badan.
c. Nyeri payudara.
d. Perasaan mual.
e. Pening atau pusing kepala.
f. Perubahan perasaan (mood) atau kegelisahn (nervousness).
g. Membutuhkan tindak pembedahan minor untuk insersi dan pencabutan.
h. Tidak memberikan efek protektif terhadp infeksi menular seksual termasuk
aids.
i. Klien tidak dapat menghentikan sendiri pemakaian kontrasepsi ini sesuai
dengan keinginan, akan tetapi harus pergi keklinik untuk pencabutan.
j. Efektifitasnya menurun bil menggunakan obat-obat tuberkulosis (rimpafisin)
atu obat epilepsi (fenitoin dan harbiturat).
k. Terjadinya kehamilan ektopik sedikit lebih tinggi (1,3 per 100.000 perempun
pertahun).

2.6. Yang Boleh Menggunakan Implan


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum.
c. Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan menghendai
pencegahan kehamilan jangka pnjang.
d. Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Pasca keguguran.
f. Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterelisasi.
g. Riwayat kehamilan ektopik.
h. Tekanan darah <180/110 mmhg, dengan masalah pembekuan darah atau
anemia bulan sabit (sickle cell).

2.7. Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan


a. Hamil atau diduga hamil
b. Perdarahan pervagina yang belum jelas penyebabnya.
c. Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
d. Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
e. Mioma uterus dan kanker payudara.
f. Gangguan toleransi glukosa.

2.8. Waktu Menggunakan Implan


a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 smpai hari ke-7. Tidak perlu dilakukan
metode kontrasepsi tambahan.
b. Jika tidak haid, pemasangan implan bisa dilakukan asal diyakini bahwa ibu
tidak hamil atau dicurigai hamil.
c. Jika menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, pemasangan
implan dapat dilakukan setiap saat, jika menyusui penuh ibu tidak perlu
memakai kontrasesi lain.
d. Bila klien ingin menggunakan hormonal dan ingin menganti dengan implan,
pamasangan dapat segera dipasang setiap saat asal ibu tudak hamil.
e. Jika kontrasepsi sebelumnya adalah sutikn, implan dpat dipasang pada st
jadwal suntikan tersebut.
f. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah hormonal (kecuali AKDR) dan ibu ingin
menggantinya dengnaa norplant, pemasangan dapat dilakukan setiap saat asal
diyakini bahwa ibu tidak hmil.
g. Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya
dengan implan, pemasangan dapat dilakukan pada saat haid hari ke-7 dan ibu
jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja setelah pemasangan. AKDR segera dicabut.
h. Pasca keguguran implan bisa segera dipasang.
METODE ALAT KONTRASEPSI IUD

3.1 Pengertian Kontrasepsi IUD


Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan yang bersifat
sementara atau menetap. Kontrasepsi dapat dilakukan tanpa menggunakan alat,
secara mekanis, menggunakan alat atau dengan operasi. (Saefuddin, 2009).
IUD (Intra Uterine devices) atau AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukan kedalam rongga
rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD (Intra Uterine device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan kedalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya
bermacam-macam. (Subrata, 2012).
Jadi Alat Kontrasepsi IUD merupakan alat yang dimasukan kedalam rahim
yang bersifat sementara yang terbuat dari plastik yang lentur dan ada pula yang dililit
tembaga yang berntuknya bermacam-macam.

3.2 Jenis-jenis IUD


Masa
Alat Bentuk
Penggunaan
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 3,6
cm 250mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang.
Multiload 3 tahun Batang tegak lurus dengan panjang 2,5
CU250 cm;250 mm2 lilitan tembaga
Pendek mengelilingi batang.
Multiload 5 tahun 375mm2 lilitan tembaga mengelilingi
CU375 batang.
Flexi-T300 5 tahun 300 mm2 lilitan tempat mengelilingi
batang.
Nova T 300 5 tahun 380mm2 lilitan kawat tembaga dengan
inti perak mengelilingi batang.
T safe 380 A 8 tahun 380mm2 lilitan mengelilingi batang
dan cincin tembaga mengelilingi tiap
ujung masing-masing lengan.
GyneFix 5 tahun IUD tanpa bingkai dengan 6 tabung
tembaga dengan panjang masing-
masing 5mm dan diameter 2,2mm
dengan total 330 mm2 lilitan tembaga
mengelilingi batang dan lengan.

3.3 CARA KERJA


Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopi
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk kedalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi
kemampuan sperma untuk fertilisasi.
Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.

3.4 Prosedur Pemasangan


Sebelum pemasangan, masa menstruasi terakhir diambil untuk
menyingkirkan kehamilan yang telah ada, dan test kehamilan bila dibutuhkan.
Wanita harus mengosongkan kandung kemih karena akan membuat pemasangan
lebih mudah meraba uterus pada abdomen dan lebih nyaman bagi wanita.
(Notoatmodjo, 2010).
Selama pemasangan IUD/AKDR, klien anda mungkin menggenggam tangannya dan
membuat dirinya merasa nyaman. Sebelum dipasang pemeriksaan bimanual sangat
diperlukan untuk memastikan ukuran, posisi dan arah uterus dan huna memeriksa
bahwa tidak ada nyeri tekan. (Notoatmodjo, 2010).
Keterampilan dan pengalaman pemasangan akan membantu mengurangi masalah
efek samping. Namun bila wanita ingin mendapat anestesi lokal guna mengurangi
nyeri atau pernah mengalami pengalaman masa lalui, amak AKDR dapat dipasang
dengan memberikan gel lidokain atau blok paraservikal. (Notoatmodjo, 2010).
Pemasangan AKDR dilakukan dengan suatu tehnik tanpa sentuhan
sehingga harus menggunakan sepasang sarung tangan bersih setelah pemeriksaan
bimanual. Spekulum steril dimasukan kedalam vagina dan letak serviks dicari,
spekulum ini dibersihkan dengan bol kapan steril dan larutan antiseptik. Sonde uterus
dimasukan kedalam uterus melalui saluran serviks untuk mengukur panjang, arah,
dan potensi uterus. Tindakan ini dapat menyebabkan kram seperti nyeri menstruasi
yang seharusnya berkurang saat sonde uterus dikeluarkan. Serviks dapat distabilkan
dengan korsep allis atau tenakulum sehingga AKDR dapat dipasang lebih mudah, hal
ini dapat menyebabkan rasa tidak nyaman karena serviks sangta peka. Selanjutnya
AKDR dimasukan melalui canalis secvikasli kedalam uiterus. Benang AKDR
dipendekan saat telah berada diposisinya dan dilipat keatas kebelakang serviks.
Apabila ada masalah dengan pemasangan, klienharus dirujuk ke spesialis AKDR.
(Notoatmodjo, 2010).
Setelah pemasangan, anda harus menganjurkan klien berbaring terlentang
dan beristirahat. Analgetik dibutuhkan selama nyeri menstruasi. Handuk santasi
harus digunakan sejak awal guna mengurangi resiko infeksi. Klien dapat mengalami
pendarahan, ini adalah waktu yang baik untuk mengingatkan tentang masalah awal
dan kapan harus kembali. Anda harus mengajariklien anda cara memeriksa benang
AKDR dan menganjurkan klien untuk melakukan hal ini setiap menstruasi.
(Notoarmodjo, 2010).
3.5 Pasca Pemasangan
Setelah pemasangan AKDR, wanita harus dianjurkan datang kembali lebih
awal dari janji pertemuan 4-6 minggu bila mereka mengalami tanda-tanda infeksi,
karena 20 hari pertama setelah pemasangan adalah masa infeksi paling tinggi.
Apabila klien menderita neyri abdomen bawah atau pireksia, ia harus kembali lebih
awal. Menganjurkan wanita pantang koitus selama 48 jam merupakan tindakan yang
tepat sehingga lendir serviks dapat kembali normal, yang membantu memberi
perlindungan dari infeksi yang lebih berat.

3.6 Efektifitas
IUD sangat efektif,(efektifitasnya 92-94%) dan tidak perlu di ingat setiap hari
seperti hal nya pil. Tipe multiload dapat dipakai sampai 3 tahun, Nova T dan Copper
T 200 (CuT-200) dapat dipakai 3-5 tahun, Cu T380 A dapat dipakai 8 tahun.
Kegagalan rata-rata 0,8 kehamilan per 100 pemakai wanita pada tahun pertama
pemakaian.

3.7 Indikasi
Prinsip pemasangan adalah menempatkan IUD setinggi mungkin dalam
rongga rahim (cavum uteri). Saat pemasangan yang paling baik ialah pada waktu
mulut peranakan masih terbuka dan rahim dalam keadaan lunak. Misalnya, 40 hari
setelah bersalin dan pada akhir haid. Yang boleh menggunakan IUD adalah :
a. Usia reproduktif
b. Keadaan multi para
c. Mengiginkan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyususi yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang
e. Setelah melahirkan dan sedang menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Resiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak boleh menggunakan alat kontrasepsi hormonal
k. Gemuk ataupun kurus
Pemasangan IUD dapat di lakukan oleh dokter ataupun bidan yang telah di
latih secara khusus. Pemeriksaan secara berkala harus di lakukan setelah
pemasangan 1 minggu, lalu setiap bulan selama tiga bulan berikutnya.
Pemeriksaan selanjutnya di lakukan setiap 6 bulan sekali.
AKDR dapat di gunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan misalnya :
Perokok
Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
Sedang memakai anti biotik atau anti kejang
Gemuk atau pun kurus
Sedang menyusui

Begitu juga dalam keadaan seperti di bawah ini dapat menggunakan AKDR :
Penderita tumor jinak payudara
Penderita kanker payudara
Pusing-pusing atau sakit kepala
Tekanan darah tinggi
Varises di tungkai atau di vulva
Penderita penyakit jantung
Pernah menderita stroke
Penderita diabetes
Menderita penyakit hati
Malaria

3.8 Kontraindikasi
Yang tidak di perkenankan menggunakan IUD adalah:
a. Belum pernah melahirkan
b. Hamil atau di duga hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari
alat kemaluan, perdarahan di leher rahim dan kanker rahim
d. Perdarahan vagina yang tidak di ketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis,serviksitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering mengalami abortus septik
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
h. Penyakit trofoblas yang ganas
i. Di ketahui menderita TBC pelvik
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm
l. Miom submokosum
m. Sering ganti pasangan (Notoadmodjo: 2010)

3.9 Keuntungan
Efektif dengan proteksi jangka panjang
a. AKDR dapat epektif segera setelah pemasangan
b. Dapat di gunakan setelah menopouse (1 tahun atau lebih setelah haid terakhir)
c. Tidak ada interakdi dengan obat-obat
d. Tidak mengganggu hubungan suami istri
e. Tidak berpengaruh terhadap ASI
f. Kesuburan kembali setelah IUD di angkat
g. Epek sampingnya sangat kecil
h. Memiliki efek sistemik yang sangat kecil

3.10. Kerugian
a. Menoragie
b. Dismenorea
c. Sedikit peningkatan resiko kehamilan ektopik apabila ada kegagalan IUD
d. Peningkatan resiko infeksi radang panggul
e. IUD terlepas keluar
f. Perforasi uteru, usus dan kandung kemih
g. Malposisi IUD
h. Kehamilan yang di sebabkan oleh pengeluaran perforasi atau malposisi

3.11. Efek samping dan komplikasi


Efek samping umum terjadi:
a. Perubahan siklus haid (umum pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah
3 bulan)
b. Haid lebih lama dan banyak
c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi
d. Saat haid lebih sakit
e. Komplikasi lain: merasa sakit dan kejang selama 3sampai 5 hari setelah
pemasangan, perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang
memungkinkan penyebab anemia, perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila
pemasangan benar)
f. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
g. Tidak baik di gunakan pada perempuan dengan IMS atau yang sering berganti
pasangan
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai
IUD,PRP dapat memicu infertilitas
h. Prosedur medis termasuk pemeriksaan pelvik di perlukan dalam pemasangan
IUD
i. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangn IUD,
biasanya menghilang dalam 1-2 hari
j. Klien tidak dapat melepas IUD oleh dirinya sendiri, petugas terlatih yang dapat
melepas Mungkin IUD dapat keluar dari uterus tanpa di ketahui (sering terjadi
apabila IUD di pasang segera setelah melahirkan )
k. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi IUD mencegah
kehamilan
l. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu

3.12. Waktu pemasangan


a. 2-4 hari setelah melahirkan
b. 40 hari setelah melahirkan
c. Setelah terjadinya keguguran
d. Hari ke 3 haid sampai hari ke 10 di hitung dari hari pertama haid
e. Menggantikan metode KB lainnya
f. Pada akhir masa menstruasi karena servik agak terbuka pada waktu ini setelah
menderita abortus (segera atau dalam waktu hari apabila tidak ada gejala infeksi)

3.13. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus


Keadaan Anjuran
Amenorea periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas
AKDR, lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea
apabila di kehendak. Apabila hamil jelaskan dan sarankan
untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat, atau
kehamilan lebih dari 3 minggu. Apabila benang tidak
terlihat atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR jangan
d lepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin
mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR,
jelaskan kemungkinan adanya resiko kegagalan kehamilan
dan infeksi serta perkembangan harus lebih di amati dan
diperhatikan
Kram Pikirkan kemungkinan terjadi infeksi dan beri pengobatan
yang sesuai. Jika tidak parah dan tidak di temukan
penyebabnya,cukup beri analgetik saja. Jika penyebabnya
tidak dapat di temukan dan menderita kram berat, cabut
AKDR kemudian ganti AKDR baru, atau cari metode
kontrasepsi lain
Benang hitam Periksa apakah klien hamil. Bila tidak hamil dan AKDR
masih di tempat, tidak ada tindakan yang perlu di lakukan.
Menderita nyeri Paling sering di temukan pada AKDR yang mengandung
kepala atau migrain progestin. Bila sakitnya berat, rujuk klien dan cabut AKDR,
keluhan ringan berikan analgetik
Penyakit jantung sebaiknya jangan di beri AKDR yang mengandung
progestin karena progestin mempengaruhi lipid dan
vasokontriksi
Stroke/riwayat stroke Sebaiknya jang di beri AKDR yang mengandung progestin
Nyeri haid hebat Dapat di sebabkan oleh AKDR klien perlu di rujuk.
Umumnya terjadi pada permulaan pemakaian
Riwayat kehamilan Jelaskan pada klien tanda-tanda kehamilan ektopik dan bila
ektopik ada segera mencari pertolongan di rumah sakit
Gejala penyakit katup Berikan anti biotik saat insersi AKDR bila anemia (hb<9),
jantung ganti dengan metode kontrasepsi lain

3.14. Pemantauan dan petunjuk bagi klien


Klien hendaknya di berikan pendidikan mengenai manfaat dan resiko
AKDR. Bila terjadi ekspulsi AKDR dapat kembali di pasang. Pemeriksaan
AKDR di lakukan setiap bulan atau bila terdapat keluhan (nyeri, perdarahan,
demam, dsb)
Kembali memeriksa diri setelah 4-6 minggu pemasangan AKDR
Selama bulan pertama mempergunakan AKDR periksalah benang AKDR
secara rutin setelah haid
Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa keberadaan
benang setelah haid apabila mengalami
Kram atau kejang di perut bagian bawah
Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama
Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami tidak nyaman
selama melakukan hubungan seksual
Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi dapat
dilakukan lebih awal apabila di inginkan
Kembali ke klinik apabila tidak dapat meraba benang AKDR
Daftar Pustaka

Bari Saifudin,abdul.2006.Buku Panduan Praktis Pelayanan


Kontrasepsi.Jakarta.yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Sarwono prawirohardjo, ilmui kandungan,Jakarta 1999
Informasi pelayanan kontrasepsi,Jakarta:BKKBN
Ida ayu manuaba, memahami kesehatan reproduksi wanita,,Jakarta:EGC
Bachicha J,keith LG,female pelvic infection and contraception
Sarwono prawirohardjo,ilmu kebidanan,Jakarta: 1999

Anda mungkin juga menyukai