Bab II Vle Kelompok 9

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KESETIMBANGAN UAP-CAQUADES ISOBARIK

ISOBARIC VAPOUR-LIQUID EQUILIBRIUM (VLE)

A. TUJUAN PERCOBAAN
1. Mengetahui suhu kesetimbangan etanol-aquades pada berbagai fungsi
konsentrasi.
2. Mengetahui pengaruh konsentrasi terhadap kesetimbangan uap-caquades etanol-
aquades isobarik.
3. Mengetahui banyaknya komposisi etanol saat kesetimbangan.
4. Menggambar kurva T,XY dan membandingkan dengan literatur.

B. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
a. Othmer Still Modifikasi
b. Hot Plate
c. Pipet ukur 25 mL
d. Ball Filler
e. Beaker Glass
f. Erlenmeyer
g. Neraca Digital
h. Corong kaca
i. Stirr Bar
j. Picnometer 5 mL
k. Suntikan
2. Bahan
a. Etanol
b. Aquades
Gambar II.1 Rangkaian Alat Othmer Still Modifikasi

Gambar II.2 Hot Plate Gambar II.3 Pipet Ukur Gambar II.4 Ball Filler
25 mL

Gambar II.5 Beaker Gambar II.6 Erlenmeyer Gambar II.7 Neraca


Glass Digital
Gambar II.8 Corong Gambar II.9 Stirr Bar Gambar II.10
Kaca Piknometer 5 mL

Gambar II.11 Suntikan


C. SKEMA KERJA

Etanol Aquades

Campuran

Dipanaskan

Dipisahkan

Hitung Cairan Uap Hitung


densitas densitas

Ditambahkan Etanol

Didinginkan

Dipanaskan

Dipisahkan

Hitung Hitung
densitas Cairan Uap
densitas

Gambar II.12 Skema Kerja Praktikum VLE


D. DATA PENGAMATAN

Tabel II.1. Data Pengamatan Praktikum VLE

No. Perlakuan Pengamatan


1. Membuat larutan etanol-air Larutan etanol sebanyak 40,54 gram
Air sebanyak 29,46 gram
2. Running pertama dengan cara Suhu setimbang 81C dengan waktu 8
memanaskan campuran etanol dan menit
aquades dalam othmer still Setelah 5 menit T=81C
mengunakan hot plate hingga 5 menit berikutnya T=81C
mencapai suhu setimbang
3. Menambahkan 13 gram etanol Etanol 41,56 % fraksi mol
kedalam campuran aquades dan etanol Aquades 58,44% fraksi mol
4. Melakukan running kedua dengan Suhu setimbang 81C dengan waktu 6
cara seperti yang sebelumnya menit 20 detik
Setelah 5 menit T=81C
5 menit berikutnya T=81C
5. Menambahkan 13 gram etanol Suhu setimbang 81C dengan waktu 4
kedalam campuran aquades dan etanol menit 36 detik
Setelah 5 menit T=81C
5 menit berikutnya T=81C
6. Melakukan running ketiga dengan Etanol 46,92 % fraksi mol
cara seperti yang sebelumnya Aquades 53,08% fraksi mol
7. Menambahkan 13 gram etanol Suhu setimbang 80C dengan waktu 3
kedalam campuran aquades dan etanol menit 21 detik
Setelah 5 menit T=80C
5 menit berikutnya T=80C
8. Melakukan running keempat dengan Etanol 51,37 % fraksi mol
cara seperti yang sebelumnya Aquades 48,63% fraksi mol
E. HASIL PERHITUNGAN

1. Perhitungan Densitas uap dan denitas cair

Diketahui variabel :

Massa total larutan etanol + aquades (aquades) = 70 gram

Fraksi mol etanol = 35 % = 0,35 mol

Fraksi mol aquades (aquades) = 65 % = 0,65 mol

Running 1

Diketahui

Massa piknometer uap kosong = 11,375 gram

Massa piknometer cair kosong = 10,9875 gram

Volume piknometer = 5 ml

T setimbang = 81 0C


p cair =

15,505 10,9875
=
5

= 0,9035 gram/ml


p uap =

15,33 11,375
= 5

= 0,7925 gram/ml

Running 2

Penambahan etanol 13 gram

Massa etanol = 40,54 + 13 = 53,54 gram


1,163
Mol etranol = fraksi mol etanol = = = 0,4156 mol
2,79

53,54
= = 1,163 fraksi mol aquades = 1 0,4156 = 0,5844 mol
46

T setimbang = 81 0C


p cair =

15,395 10,9875
= 5

= 0,8815 gram/ml


p uap =

15,325 11,375
= 5

= 0,7915 gram/ml

Running 3

Penambahan etanol 13 gram

Massa etanol = 53,54 + 13 = 66,54 gram

1,446
Mol etranol = fraksi mol etanol = = = 0,4692 mol
2,79

66,54
= = 1,446 fraksi mol aquades = 1 0,4692 = 0,5308 mol
46

T setimbang = 80 0C


p cair =

15,3025 10,9875
= 5

= 0,863 gram/ml


p uap =
15,291 11,3675
= 5

= 0,789 gram/ml

Running 4

Penambanhan etanol 13 gram

Massa etanol = 66,54+ 13 = 79,54 gram

1,729
Mol etanol = fraksi mol etanol = = = 0,5137 mol
2,79

79,54
= = 1,729 fraksi mol aquades = 1 0,5137 = 0,4863mol
46

T setimbang = 80 0C


p cair =

15,291 10,9875
= 5

= 0,8607 gram/ml


p uap =

15,27 11,3675
= 5

= 0,7805 gram/ml

Tabel II.2 Hasil Perhitungan Densitas Cair

massa pikno volume Massa


T setimbang
Perlakuan cair kosong pikno pikno terisi Densitas
(C) (gram) (ml) (gram) (gram/ml)
81 Running 1 10,9875 5 15,505 0,9035
81 Running 2 10,9875 5 15,395 0,8813
80 Running 3 10,9875 5 15,3025 0,863
80 Running 4 10,9875 5 15,291 0,8607
Tabel II.3 Hasil Perhitungan Densitas uap

massa pikno volume Massa


T setimbang Densitas
Perlakuan uap kosong pikno pikno terisi
(C) (gram) (ml) (gram) (gram/ml)
81 Running 1 11,3675 5 15,33 0,7925
81 Running 2 11,3675 5 15,325 0,7915
80 Running 3 11,3675 5 15,3125 0,789
80 Running 4 11,3675 5 15,27 0,7805

2. Perhitungan Fraksi Etanol dan Aquades

Kurva Kalibrasi
1.2 y = -0.0242x3 + 0.1117x2 - 0.3074x + 1.0074
R = 1
1

0.8
DENSITAS

Data Percobaan
0.6
Poly. (Data Percobaan)
0.4

0.2

0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
FRAKSI MOL ETANOL

Gambar II.13. Kurva Kalibrasi antara Fraksi mol etanol dengan densitas
Tabel II.4 Hasil Perhitungan Fraksi Etanol dan Aquades

T
setimban
g Data Liquid Data Vapor
Densitas Densitas
percobaa Perhitunga Densitas Densitas
(C) n Fraksi n Percobaan Fraksi Perhitungan
0,8677
81 0,9035 0,38752 0,7925 0,9666 0,7928
0,81572 0,8620 0,9706
81 0,8813 9 0,7915 3 0,7921
0,81752 0,8460 0,9853
80 0,863 4 0,789 2 0,7898
0,81765 0,8420 1,0436
80 0,8607 9 0,7805 2 0,7807
F. PEMBAHASAN

Praktikum kali ini melakukan percobaan kesetimbangan uap cair ( VLE ) isobarik pada
tekanan atmosferik dengan sistem biner yaitu Etanol (1) dan Aquades (2). Pada percobaan
kali ini menggunakan 4 variabel fraksi mol Etanol masing masing 0,35, 0,4156, 0,4692,
dan 0,5137. Empat variabel tersebut digunakan untuk pemisahan etanol dan aquades yang
dibedakan menjadi fase cair dan fase uap.

Pada praktikum ini didapatkan hasil bahwa pada setiap kenaikan fraksi ethanol maka
suhu kesetimbangan akan semakin menurun. Pada fraksi mol 0,35, 0,4156 didapat suhu
kesetimbangan 81oC sedangkan untuk fraksi mol 0,4692, 0,5137 mempunyai suhu
kesetimbangan 80 oC, Hal tersebut terjadi karena titik didih ethanol lebih rendah dari pada
aquades sehingga semakin banyak etanol pada campuran maka suhu kesetimbangan akan
mendekati titik didih etanol yaitu 78,32 oC.

Berdasarkan variabel fraksi mol tesebut semakin tinggi fraksi mol maka densitas akan
semakin menurun. Hal itu disebabkan karena semakin tinggi fraksi mol etanol maka
massa campuran etanol akan semakin rendah. Perbandingan densitas fase uap dan fase
cair etanol ditunjukkan pada tabel tabel II.5 berikut:

Tabel II.5 Data perbandingan fase cair dan fase uap etanol

Variable (fraksi Suhu


Densitas fase cair Densitas fase uap
mol Etanol) Kesetimbangan
(gram/ml) (gram/ml)
(oC)
0,35 81 0,9035 0,7925
0,4156 81 0,8815 0,7915
0,4692 80 0,863 0,789
0,5137 80 0,8607 0,7805

Dari tabel diatas juga diketahui bahwa densitas fase cair lebih besar dari pada densitas
fase uap. Hal tersebut terjadi karena pada fase uap memiliki kemurnian etanol yang lebih
tinggi sedangkan pada fase cair masih banyak etanol yang bercampur dengan air sehingga
massa pada fase cair lebih besar dari fase uap maka densitas pada fase uap lebih rendah
dari densitas pada fase cair.

Fase uap dan fase cair pada sistem biner etanol dan air ini memiliki fraksi yang berbeda
antar fase. Perbedaan fraksi mol etanol tersebut ditunjukkan oleh tabel II.6 sebagai berikut
:

Tabel II.6 Fraksi Mol Etanol Fase Cair vs Fase Uap

Fraksimol Etanol dalam Fraksi mol Etanol dalam Fraksi mol Etanol dalam
sistem biner fase cair fase uap
0,35 0,3875 0,966
0,4156 0,8157 0,970
0,4692 0,8175 0,985
0,5137 0,81765 1,04

Dari tabel diatas fraksi mol etanol dalam fase uap lebih besar daripada fraksi mol etanol
dalam fase cair pada setiap penambahan variabel karena semakin banyak konsentrasi
etanol maka suhu akan semakin mendekati titik didih etanol sehingga fase uap memiliki
kemurnian yang lebih tinggi dari pada fase cair.

Fraksi mol etanol didapatkan dari kurva kalibrasi pada gambar Gambar II.14 berikut

1.2
Kurva Kalibrasi
y = -0.0242x3 + 0.1117x2 - 0.3074x + 1.0074
1 R = 1
0.8
DENSITAS

Series1
0.6
Poly. (Series1)
0.4
0.2
0
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1
FRAKSI MOL ETANOL

Gambar II.14 Kurva Kalibrasi Densitas Etanol vs Fraksi Mol Etanol


Dari data yang ditunjukkan pada kurva kalibrasi diatas dapat diketahui bahwa semakin
rendah densitas maka fraksi mol akan semakin tinggi. Hal ini dikarenakan semakin rendah
densitas maka kemurnian etanol semakin tinggi karena titik didih akan semakin
mendekati titik didih etanol.

Berdasarkan data pada tabel II.6 maka dapat dibuat diagram T-xy dimana diagram
tersebut menunjukkan pengaruh suhu terhadap fraksi mol etanol pada fase uap dan fase
cair . Diagram tersebut direpresentasikan oleh gambar 1.15 berikut :

Kurva T-X,Y Percobaan


81.2
81
80.8
T Setimbang (C)

80.6
Fraksi mol etanol
80.4 dalam fase cair

80.2 Fraksi mol etanol


dalam fase uap
80
79.8
0 0.5 1
Fraksi mol

Gambar II.15 Kurva T- xy Hasil Percobaan


Kurva, Tx-y Literatur
83

82.5
Temperatur, 0 C

82

bubble
81.5
dew
81

80.5
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
fraksi mol etanol (x,y)

Gambar II.16 Kurva T- xy Berdasarkan Literatur

Berdasarkan literatur (Perry, 1997), semakin meningkat fraksi mol etanol maka
suhu kesetimbangan yang tercapai semakin menurun. Hal ini bergantung pada
perbandingan jumlah etanol-aquades pada saat awal percobaan karena semakin banyak
jumlah salah satu komponen maka titik suhu kesetimbangan akan bergeser kearah titik
didih dari salah satu komponen tersebut. Pada percobaan yang dilakukan mengalami
perbedaan dikarenakan hanya terdapat empat variabel yang menyebabkan kurva tidak
akurat.

G. KESIMPULAN DAN SARAN

1. KESIMPULAN

a. Pada fraksi mol 0,35 dan 0,4156 memiliki suhu kesetimbangan 81 oC sedangkan
pada konsentrasi 0,4692 dan 0,5137 memiliki suhu kesetimbangan 80 oC

b. Pada setiap kenaikan fraksi mol etanol maka didapatkan suhu kesetimbangan uap
cair semakin menurun mendekati titik didih etanol

c. Semakin suhu kesetimbangan mendekati titik didih etanol maka kemurnian etanol
akan semakin meningkat
d. Kurva T- xy antara hasil percobaan dan literature berbeda dikarenakan hanya ada
4 variabel sehingga kurva hasil percobaan tidak akurat

2. SARAN

a. Othmer Still harus dalam suhu yang rendah sebelum penambahan etanol agar etanol
pada campuran tidak cepat menguap

b. Hitung dengan teliti densitas pada fase uap dan fase cair agar didapatkan hasil yang
valid.
DAFTAR PUSTAKA

Sari, Ni ketut. 2012. Data Kesetimbangan Uap-Aquades dan Ethanol- Aquades dari Hasil
Fermantasi Rumput Gajah. Jurnal Teknik Kimia: Vol.6, No. 2. UPN, Jawa Timur
Perry.R.H. and Green.D., 1997, Perrys Chemical Engineer Handbook 7th ed, McGraw-
Hill Book Company, New York.

Anda mungkin juga menyukai