SULAWESI SELATAN
OLEH :
KELOMPOK 4.1
KELAS C12
LABORATORIUM FARMAKOGNOSI-FITOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
MAKASSAR
2016
LEMBAR PENGESAHAN
Lembar pengesahan ini dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti ujian
praktikum Farmakognosi 1
Disusun oleh :
KELOMPOK 4.1
KELAS C12
ANGKATAN 2015
Disetujui oleh,
Asisten Kelompok
Mengetahui,
Penyusun
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
macam penyakit seperti batuk, luka, peluruh air seni, peluruh keringat,
B. Rumusan Masalah
C. Maksud
D. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Uraian Tanaman
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Subclass : Angiospermae
Class : Dicotyledonae
Ordo : Laminales
Family : Verbenaceae
Genus : Lantana L.
2. Morfologi Tanaman
memiliki bau yang khas, terdapat dua varietas (berduri dan tidak
lebar 3,5-5 cm, warna hijau tua,tulang daun menyirip, permukaan atas
seperti buah buni dan berwarna hitam mengkilat bila sudah matang
(Dalimarta, 1999).
3. Kandungan kimia
20% dan 24%. Pengujian kualitas salep yang dilakukan adalah uji
organoleptis, uji homogenitas, uji nilai pH dan uji daya sebar. Hasil
ujihomogenitas dan uji nilai pH. Salep ekstrak etanol daun tembelekan
dkk., 2013).
4. Manfaat
yang bersifat tawar dan sejuk, untuk meredakan demam TBC, rematik,
1. Standarisasi
menjamin bahwa produk akhir obat (obat, ekstrak atau produk ekstrak)
yaitu factor biologi dari bahan asal tumbuhan obat dan factor
ataupun dari tumbuhan liar (wild crop) yang meliputi beberapa hal,
yaitu :
a. Faktor internal
b. Faktor eksternal
1. Metode ekstraksi
alat)
6. Kandungan pestisida
a. Pola kromatogram
2011).
meliputi :
1. Susut pengeringan
2. Kadar air
3. Kadar abu
4. Sisa pelarut
6. Aflatoksin
PROSEDUR KERJA
1. Alat
gelas.
2. Bahan
larutan selliwanof.
B. Cara Kerja
A. Pembuatan Simplisia
(Anonim, 2016).
2. Pencucian dan sortasi basah
3. Pengeringan
4. Sortasi kering
2016).
terlindung dari sinar matahari dan pada suhu ruang (Depkes RI,
2011).
B. Pemeriksaan Anatomi
Pemeriksaan makroskopik
Pemeriksaan Mikroskopik
1. Saponin
(Anonim, 2016).
2. Flavonoid
flavonoid (glikosida-3-flavonol).
flavonoid.
3. Alkaloid
1995) :
alkaloid.
4. Glikosida
5. Terpen
6. Tanin
endapan putih.
putih.
E. Kadar Abu
menit, kumpulkan bagian yang tidak larut dalam asam, saring melalui
2011).
bersumbat.
2. Disonikator selama 15 menit, kemudian disaring.
konstan).
5. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam air terhadap
konstan).
5. Hitung kadar dalam persen sari yang larut dalam etanol terhadap
G. Pola Kromatogram
atau biru dengan pereaksi asam sulfat 10%. Dan reagen vanillin
asam sulfat jika spot berwarna biru (Saponin) dan jika spot berwarna
merah, biru atau kuning (minyak atsiri) (Depkes RI, 2008 & Helmi et
al, 2006).
H. Susut Pengeringan
I. Kadar Air
J. Metabolit Primer
et al, 2015) :
Uji Molisch
Uji Benedict
diaduk.
A. Hasil Praktikum
1. Parameter Spesifik
Parameter Hasil
Identitas Simplisia
Parameter Hasil
Uji Organoleptik
Bentuk Memanjang
Warna Hijau
Bau Khas
Rasa Sepat/Pahit
Larut Asam
B. Pembahasan
memiliki bau yang khas, terdapat dua varietas (berduri dan tidak
lebar 3,5-5 cm, warna hijau tua,tulang daun menyirip, permukaan atas
merah muda, jingga kuning, dan masih banyak warna lainnya; Buah :
seperti buah buni dan berwarna hitam mengkilat bila sudah matang
(Dalimarta, 1999).
yang bersifat tawar dan sejuk, untuk meredakan demam TBC, rematik,
RI, 2000). Berdasarkan prinsip itu, telah diperoleh kadar abu 3% dan
memiliki kadar air 8 - 10%. Jika kadar air yang terkandung dalam
reaksi zat aktif dalam bahan akan berkurang (Bragem, 2007). Pada
percobaan diketahui bahwa kadar air yang diperoleh sebesar 2,8%
tembelekan 18,5%.
kadar sari larut etanol diperoleh 11% yang telah memenuhi syarat
dilakukan uji molisch, uji benedict dan uji salliwanof. Namun, dari
yang dilakukan tidak sesuai dengan literatur. Hal ini disebabkan oleh
PENUTUP
A. Kesimpulan
panjang berwarna hijau, berbau khas, rasa sepat serta panjang dan
lebarnya adalah 3,6 cm dan 0,9 cm. Pada pemeriksaan anatomi terdapat
kadar abu total yang diperoleh setelah percobaan adalah 3%, kadar abu
tidak larut asam sebanyak 0,4%, sari larut air sebesar 42%, sari larut
B. Saran
Depkes RI. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI. Cetakan Keenam.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat Dan Makanan.
Van Steenis, G. Bloe Mbergen dan P. J., Eyma. 2005. Flora Untuk
Sekolah di Indonesia. Jakarta : Pradnya Paramita.
LAMPIRAN
Ekstra etanol Ampas/Residu
Ekstrak kental
Analisis data
Pembahasan
Kesimpulan
Lampiran 2. Gambar Tembelekan
Daun Tembelekan
Lampiran 3. Hasil
Pemeriksaan Anatomi
Akar
Cortex
Epidermis
Batang
Rambut Penutup
Cortex
Daun
Parenkim Spons
Epidermis
Pemeriksaan Mikroskopik
Haksel
Parenkim Palisade
Serbuk
Rambut Penutup
Fragmen
Pemeriksaan Makroskopik
Lampiran 4. Perhitungan
a. Abu Total
43,0542,90
Kadar abu = 100% = 100% = 3%
5
5 () 5 (48,6248,20)
Kadar sari larut dalam air = 100% = 100%
5
= 42%
5 ()
Kadar sari larut dalam etanol = 100%
5 (36,7236,61)
= 100% = 11%
5
e. Susut Pengeringan
()
% Susut pengeringan = 100%
(44,444,03)
= 100%
2
= 18,5%