Anda di halaman 1dari 5

Terapi probiotik pada pasien dengan steatohepatitis di Rumah sakit universitas Zagazig

Abstrak

Tujuan: Penyakit perlemakan hati non alkoholik (NAFLD) mungkin adalah gangguan hati yang
paling sering terjadi di dunia. Subgrup dari pasien NAFLD dikarakterisasi dari kerusakan sel hati
dan inflamasi pada pertambahan lemak yang berlebihan (steatohepatitis). Kondisi belakangan
dinominasi steatohepatitis non alkoholik (NASH) Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi
peranan dari probiotik pada hasil dari NASH pada pasien yang masuk pada departemen penyakit
tropis, fakultas kedokteran, universitas zagazig (pasien masuk dan pasien keluar)

Material dan metode:

Penelitian ini dijalankan pada 30 pasien (17 laki-laki dan 13 perempuan) dengan masa index
tubuh dari 30 sampai 35 dan rata-rata umur 44 tahun dengan gambaran perlemakan hati yang
terang pada ultrasonografi dan peningkatan alanin transaminase (ALT) dan aspartat
transaminase (AST) dan penemuan bipsi hati yang positif. Pasien dibagi dalam grup I (grup kasus)
yang berisi 15 pasien yang menerima probiotik dan grup II yang berisi 15 pasien sebagai grup
kontrol yang tidak menerima probiotik. Penelitian ini dilakukan antara bulan november 2014 dan
april 2016. Penilaian klinis, evaluasi laboratorium, usg pelvis abdomen, dan biopsi hati pada
seluruh kasus dikelola.

Hasil:

Pada penelitian ini, didapatkan penurunan yang signifikan pada enzim hati (AST dan ALT) dan
hasil yang tidak signifikan secara statistik pada penemuan laboratorium lainya. Dan juga
didapatkan adanya penurunan dyspepsia pada beberapa pasien.

Kesimpulan:

Pengobatan probiotik efektif, aman, tertolerasi baik, murah, cocok untuk penggunaan jangka
panjang, dan optimal. bekerja pada level multipel untuk menurunkan regulasi mediator
inflamasi, dan oleh karena itu probiotik dapat menjadi pilihan pada pengobatan NASH.

Kata kunci: penyakit perlemakan hati non alkoholik, probiotik, steatohepatitis.

Bagaimana mendapatkan artikel ini: Monem SMA. Probiotic Therapy in Patients with
Nonalcoholic Steatohepatitis in Zagazig University Hospitals. Euroasian J Hepato-Gastroenterol
2017;7(1):101-106.

Pendukung sumber: Nil

Konflik ketertarikan: tidak ada

Pendahuluan

Penyakit perlemakan hati non alkoholik (NAFLD) didefinisikan sebagai akumulasi lemak yang
ekstrem dalam bentuk trigliserida (steatosis) pada hati (lebih dari 5% sel hati secara
histopatologis). Dikatakan sekarang sebagai satu dari yang paling sering penyebab tes hati
abnormal di seluruh dunia, dan rentangnya dari steatosis simpel sampai fibrosis lanjutan dan
sirosis. Subgrup dari pasien NAFLD dikarakterisasi dengan kerusakan sel hati dan inflamasi pada
penambahan lemak yang berlebihan (steatohepatitis). Kondisi terakhir didominasi oleh
statohepatitis non alkoholik (NASH) yang secara praktis tidak bisa dibedakan secara histologis
dari steatohepatitis alkoholik dan dikarakterisasikan dengan infiltrasi lemak hati dengan derajat
yang berbeda dari inflamasi, nekrosis dan fibrosis, hampir identik dengan penyakit hati
alkoholik.; tanpa konsumsi alkohol yang signifikan.

Pada steatosis simpel yang terlihat pada NAFLD tidak berhubungan dengan peningkatan
morbiditas waktu singkat dan mortalitas, tapi kemajuan kondisi ini hingga ke NASH tampak pada
peningkatan resiko fibrosis, sirosis (sirosis kriptogenik), gagal hati, karsinoma sel hati (HCC).
Rentang prevalesi NAFLD dari 10 sampai 24% dari populasi umum, sedangkan NASH mengenai
3% dari populasi kurus dan hampir setengah dari morbiditas orang obesitas.

Istilah steatohepatitis non alkoholik atau NASH ditunjukkan dati klinik dan karakter patologik dari
NAFLD berpasangan dengan karakter patologis yang sering muncul pada penyakit perlemakan
hati alkoholik itu sendiri. Deskripsi ini selalu cocok sebagai NAFLD yang dapat meningkat ke
sirosis dengan perlemakan dari stetosis simpel, sampai NASH dan fibrosis.

steatohepatitis non alkoholik adalah penyakit hati kronis yang meningkat signifikan sesuai
prevalensinya yang besar diseluruh dunia, kesulitan dalam diagnosis dengan metode non invasif
diagnostik dan resiko dari urutan dari lanjutan fibrosis dan sirosis, yang semuanya menyebabkan
NASH sulit untuk dokter. Walaupn riwayat alami NASH dan penyebab kemajuan penyakit tetap
tidak diketahui banyak, lebih dari beberapa data mensugesti pada beberapa pasien dengan
penyakit mungkin mengikuti kursus indolent (kursus gerak lamban) sampai progres ke tingkat
akhir penyakit hati.

banyak pasien mempunyai karakterisik klinis dari sindro resisten insulin, termasuk obesitas,
hipertensi, intoleransi glukosa, dan dislipidemia tipikal. Resisten insulin bermain peran bukan
hanya pada individu obes tai juga padan pasien non diabetik yang kurus dengan statosis hati.

Hipotesis "two-hit" (dua hipotesis yang mengena) mengemukakan teori untuk patogenesis dari
NASH. Model ini mengusulkan kejadian inisial atau yang mengena pertama mengarahkan ke
steatosis dan yang kedua yang mengena mengarahkan ke inflamasinekro dan fibrosis.

Resisten insulin selama ini melibatkan hipotesis pertama yang mengena dan berbagai gangguan,
seperti stres oksidatif, efek sitokin, yang diduga juga dapat berkontribusi pada resistensi insulin.
Sebagai tambahan , TNF-Alfa juga menginisiasi fibrosis bersamaan dengan mengaktifasi secara
langsung sel stelata hati dan dengan menstimulasi produksi faktor pertumbuhan tumor (TGF)-
beta, sitokin profibrogenik poten.

Hubungan kompleks yang terjadi antara endotoksin, aktivasi sel stelata, dan melepasan sitokin
dan kemokin terkait peningkatan bakteri intestinal yang tumbuh berlebih, peningkatan
permeabilitas usus, dan reduksi endotoksin yang mengeruk dari sistem retikuloendotelial.

Endotoksin melepas deretan sitokin ,interleukin (IL)1,IL-6, dan TNF alfa dari sel non parenkim.
Kepercayaan umum bahwa bakteri intestinal tumbuh berlebih berperan pada NAFD yang
didukung oleh bukti obesitas dab diabetes yang sebagai faktor resiko besar dari NASH juga
berhubungan dengan dismotilitas intestinal. dan pertumbuhan berlebih bakteri usus halus.
Probiotik secara tradisional didefinisikan sebagai mikroorganisme yang dapat hidup terus yang
mempunyai efek menguntungkan pada pencegahan dan pengobatan kondisi spesigik patologis
ketika dikonsumsi. Terdapat banyak mekanisme yang diajukan dimana probiotik mungkin
melindungi host dari gangguan intestinal termasuk produksi dari substansi inhibitor , memblok
situs adhesi, kompetisi untuk nutrien, degradasi reseptor racun, dan stimulasi imunitas. Probiotik
mempengaruhi flora bakteri intestinal dengan meningkatkan bakteri anaerobik dan menurukan
populasi dari mikroorganisme patogen potensial.

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran dari probiotik pada hasil dari NASH pada
pasien yang masuk dalam departemen penyakit tropis , fakultas kedokteran universitas Zagazig
(pasien masuk dan pasien keluar)

Material dan metode

Penelitian ini dijalankan pada 30 pasien (17 laki-laki dan 13 perempuan) dengan masa index
tubuh dari 30 sampai 35 dan rata-rata umur 44 tahun dengan gambaran perlemakan hati yang
terang pada ultrasonografi dan peningkatan alanin transaminase (ALT) dan aspartat
transaminase (AST) dan penemuan bipsi hati yang positif. Pasien dibagi dalam grup I (grup kasus)
yang berisi 15 pasien yang menerima probiotik dan grup II yang berisi 15 pasien sebagai grup
kontrol yang tidak menerima probiotik dan berkonsultasi pada departemen penyakit tropis
universitas Zagazig antara bulan november 2014 dan april 2016.

Kriteria inklusi

Pasien dengan enzim hati yang tinggi dan mempunyai gambaran hati yang terang akan di periksa
dan diinvestigasi untuk seleksi dari pasien dengan NASH yang akan dibuktikan dengan biopsi
hati.

Kriteria ekslusi

Pasien dengan riwayat konsumsi alkool yang signifikan lebih dari 20 gram/ hari atau dibawah
regimen dietatik, pasien dengan tanda positif virus hepatitis B dan C, pasien yang menjalani
pengobatan rendah lemak, metformin, atau thiazolidin, dan pasien dengan penyakit hati
metabolik lainya akan dikeluarkan dari penelitian. Tes fungsi ginjal akan dilakukan. Untuk ekslusi
dari kasus dengan kerusakan ginjal. Kompensasi dan dekompensasi pasien sirosis, lesi fokal
hepatik, AST/ALT rasio >1 juga dikeluarkan.

Semua pasien yang menjadi subjek mempunyai : riwayat klinis lengkap dengan stres pada umur
dan sex, perubahan nafsu makan, dispepsia, distensi abdomen, nyeri hipokondrium kanan, dan
lelah. Pasien dengan riwayat penyakit medis seperti diabetes melitus, penyakit pituitari, penyakit
adrenal atau penyakit pankreas, riwayat pembedahan operasi seperti bypass lambung dan
jejunum ileum juga dikeluarkan.

Semua pasien diperiksan dengan parameter dari pemeriksaan umum seperti tekanan darah,
pulsasi, corak wajah, pemeriksaan eksremitas atas dan bawah, berat badan, tinggi badan, dan
BMI yang berpandu pada Kumar dan Clark.

Pemeriksaan lokalis abdomen dan hati juga dilakukan. pemeriksaan laboratorium termasuk
perhitungan darah lengkap, level hemoglobin, sel darah putih, dan hitung platelet. Parameter
fungsi hati juga diperiksa. Gambaran abdomen dan hati juga telah dilakukan.

Terapi prebiotik

Pasien menjaga konsumsi suplemen probiotik. kapsul Acidophilus (Lactobacillus acidophilus yang
mengandung 2 milyar organisme yang dapat hidup terus dan dicampur dengan tepung beras,
gelatin dan magnesium sitrat.diberikan kepada pasien 30 menit sebelum makan tiga kali sehari
selama 1 bulan durasinya. (Acidophilus, Swanson Health Products, USA website,
www.swansonvitamins.com).

Analisis statistik

Data diperiksa, dimasukkan dan dianalisasi menggunakan paket statistik ilmu sisial versi 18 untuk
windows, data ditampilkan sebagai rata-rata standar deviasi untuk variabel kuantitatif, nomor
dan prsentase untuk satu kualitatif. Chi-squared (2) atau uji T dan T berpasangan dipakai ketika
sesuai p < 0.05 dianggap signifikan.; p < 0.001 dianggap sangat signifikan.

Hasil dan diskusi

Penyakit perlemakan hati non alkoholik mungkin adalah gangguan hati paling sering di dunia.
Dipercayai bahwa NAFLD mempengaruhi 2,8 sampai 24% dari populasi umum dan berpengaruh
pada dewasa dan anak-anak.

Sebagai tambahan, NAFLDmempunyai konsekuensi kelebihan akumulasi trigliserida pada


hepatosit yang muncul pada konsumsi alkohol yang signifikan. Termasuk spektrum dari
perubahan hati dari steatosis sendiri ke NASH, fibrosis, sirosis dan juga HCC.

Probiotik secara tradisional didefinisikan sebagai mikroorganisme yang dapat terus hidup yang
mempunyai efek menguntungkan pada pencegahan dan pengobatan spesifik kondisi patologis
ketika dikonsumsi. Terdapat banyak mekanisme yang menunjukkan probiotik dapat melindungi
host dari gangguan intestinal, termasuk produksi dan substansi inhibitor, bloking situs adhesi,
kometisi nutrien, degaradasi reseptor racun, dan stimulasi imunitas. Probiotik merusak bakteri
flora intestinal dengan meningkatkan bakteri anaerobik dan menurukan populasi
mikroorganisme patogen yang potensial.
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi peran dari probiotik dan hasil NASH pada manusia.

Penelitian kontrol acak menggunakan 30 pasien (17 laki-laki 13 perempuan) dengan BMI dari 30
sampai 35 dan rata-rata umur 44 tahun dengan gambaran USG hati yang terang dan peningkatan
ALT dan AST dan temuan positif biopsi hati. Pasien dibagi menjadi grup I (grup kasus) yang
termasuk 15 pasien yang menerima probiotik dan grup II (grup kontrol) yang tidak menerima
probiotik dan berkonsultasi pada departemen penyakit tropis fakultas kedokteran universitas
Zagazig antara November 2014 dan april 2016.

Pada penyajian penelitian dari demografi, klinis dan USG abdomen menemukan sebelum
pengobatan untuk kedua grup, tidak ada perbedaan signifikan yang terlihat. juga pada penelitian
ini menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari anggapan perhitungan darah lengkap,
tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, waktu prothrombin (PT), rasio normal internasional (INR), profil
lipid, dan gula darah. Terkait semua pasien mengatakan steatohepatitis nonalkoholik lalu di bagi
menjadi dua kelompok.

Pada penyajian penelitian pasien yang dicocokkan dengan subjek kontrol sebagai anggapan
penemuan biokimia post pengobatan, yang memperlihatkan tidak ada perbedaan signifikan
(tabel 1 dan 2) tapi terdapat perbedaan signifikan yang tinggi pada ALT dan perbedaan signifikan
pada AST. Sebaliknya, perbedaan biokimia memperlihatkan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara kedua group. ini sesuai dengan hasil dari solga dan diehl, loguercio et al dan Portincasa et
al yang menemukan perubahan yang sama pada ALT dan AST. Penemua ini menunjukkan
penggunaan probiotik pada pasien ini memainkan beberapa peran dalam memperbaiki status
nekroinflamasi hati. (tabel 3 sampai 6)

tabel 1 perbandingan antara grup Idan II dalam anggapan demografi , klinis dan penemuan U/S

(tabel)

Penelitian ini menunjukkan perbaikan dispepsia pada grup I setelah pengobatan sebaliknya ada
perubahan yang tidak signifikan pada gejala lain dan pada temuan U/S abdominal.

Penelitian ini juga menunjukkan penurunan signifikan pada ALT dan AST pada grup I setelah
pengobatan dalam perbandingan dengan sebelum pengobatan, sebaliknya tidak terdapat
perubahan signifikan pada penemuan laboratorium lain dan hasil ini sesuai dengan penemuan f
Loguercio et al dan Wong et al

Kesimpulan

pengobatan Probiotik efektif, aman, tertoleransi baik, murah, cocok untuk penggunaan jangka
panjang, dan oprimal bekerja pada level multipel untuk menurukan regulasi mediator inflamasi
dan oleh karena itu, probiotik dapat menjadi pilihan dalam pengobatan NASH.

Referensi

Anda mungkin juga menyukai