Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada
hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut:
Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa
jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat paha sampai dada, kelenjar
mamma merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut
tapi sering kali berukuran tidak sama.Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang
umumya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600
gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.
Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu ia kadang-
kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus
kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel montgomery. Pada papilla dan areola saraf
peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang
sangat diperlukan dalam proses menyusui.
Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui puting susu,
masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu
garis menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3
dengan jam 9. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral),
atas dalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial).
Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor payudara
memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya.
Kuadran luar atas ini mengandung massa jaringan kelenjar mamma yang lebih banyak atau
langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas
dan lateral bawah, jaringan kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang
di kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang
garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan
paha.
Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus
yang tersebar radier mengelilingi puting.3,4 Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang
akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.
Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa
menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai
satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus,
yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius
lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan
luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk
payudara.
1. Arteri
3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun
menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.
5. Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :
Pembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar
areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah
bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan
medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut
dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem
perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening
mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus
limfatikus mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara
ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan).
Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini
berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam
kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas
ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari
diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe
mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
1. Kelenjar-kelenjar getah bening Kelenjar getah bening aksilla Terdapat enam grup
kelenjar getah bening aksilla :
Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaiab kelenjar ini terletak di bawah tepi
lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalan 2
kelompok :
Kelenjar getah bening skapula. Terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-
dorsalis, mulai dari percabangan v.aksillaris menjadi v.subskapularis, sampai ke
tempat masuknyav.thorako-dorsalis ke dalam m.latissimus dorsi.
Kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di
pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superfisial, di
bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan
dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling
mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.
Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit
medial percabangan v.aksillaris v.thorako-aktomialis sampai dimana v.aksillaris
menghilang dibawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla
yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-
kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh klenjar getah
bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.
Kelenjar getah bening prepektoralKelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal
yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral
atas. disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.
2 Fisiologi Payudara
3 Proses Laktasi
Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI.
Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara membesar karena pengaruh
berbagai hormon, antara lain estrogen, progesteron, HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang
berfungsi memperlancar pembentukkan ASI (sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid,
tiroksin, dan lain-lain.
Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang disebut alveolus, yang merupakan tempat
dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil
(duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus). Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus.
Akhirnya semua saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya
semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.
Hormon Prolaktin
Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke
payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi
susu.
Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian
besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses
menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin
sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon
Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini,
sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI.
Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman
teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka
akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik,
semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.
Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti
menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.
Hormon Oksitosin
Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin
selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon
Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI
hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara
saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi
sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.
Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara.
Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar
suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi,
sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu
memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.
Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami
kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan
menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang
hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti
seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap
memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini
sangat penting bagi bayi.
Pada beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang-kadang keluar cairan yang di sebut
kolostrum, dan ini tidak apa-apa.
Selama kehamilan, ASI tidak keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.
Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis, dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, diharapkan sekresi juga
makin cepat
Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks
aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan putting susu akibat isapan bayi.
1. Refleks prolaktin
Seperti telah dijelaskan diatas, dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila
ini dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju hipotalamus selanjutnya
kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin.
Hormon inilah yang memegang peran utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan
demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula
produksi ASI.
Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan sampai kekelenjar
hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian belakang. Akibatnya bagian ini
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang
ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering
menyusui, pengkosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan susu makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang mengalami
bendungan tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi juga mudah terkena infeksi.
Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim sehingga involusi rahim
makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa mulas pada hari pertama menyusu ini
adalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.
Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Dia akan menoleh ke arah sentuhan
bila pipinya dirangsang dengan papila, maka akan membuka mulut dan berusaha untuk
menangkapnya.
1. reflek mengisap
Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, sentuhan ini mencapai bagian
palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi maka sinuslaktiverus yang
berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI
lebih sempurna
1. reflek menelan
Zat Penghambat
Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada
banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu
untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang
bersangkutan mengalami efek kepenuhan.
Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu
payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi
lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI
yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau
kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.