Anda di halaman 1dari 9

1 Anatomi payudara

Payudara adalah kelenjar yang terletak di bawah kulit dan di atas otot dada, tepatnya pada
hemithoraks kanan dan kiri dengan batas-batas yang tampak dari luar sebagai berikut:

Superior : iga II atau III

Inferior : iga VI atau VII

Medial : pinggir sternum

Lateral : garis aksillaris anterior

Dalam keadaan normal hanya terdapat sepasang kelenjar payudara, sedang pada beberapa
jenis hewan, kelenjar susu dapat membentang dari sekitas lipat paha sampai dada, kelenjar
mamma merupakan ciri pembeda pada semua mamalia. Payudara manusia berbentuk kerucut
tapi sering kali berukuran tidak sama.Payudara dewasa beratnya kira-kira 200 gram, yang
umumya lebih besar dari yang kanan. Pada waktu hamil payudara membesar, mencapai 600
gram pada waktu menyusui mencapai 800 gram.

Payudara tampak depan

Ada tiga bagian utama payudara, yaitu:

1. Korpus (badan), yaitu yang membesar

2. Aerola, yaitu yang kehitaman di tengah

3. Papilla, atau putting, yaitu yang menonjol di puncak payudara


Kulit puting susu berpigmen banyak dan tidak berambut. Papilla dermis mengandung banyak
kelenjar sebasea. Ada empat macam bentuk puting, yaitu bentuk yang normal/umum,
pendek/datar, panjang dan terbenam (inverted). Namun bentuk-bentuk putting ini tidak selalu
berpengaruh pada proses laktasi, yang penting adalah bahwa putting susu dan areola dapat
ditarik sehingga membentuk tonjolan atau dot ke dalam mulut bayi. Pada beberapa kasus
dapat terjadi dimana putting tidak lentur, terutama pada bentuk puting terbenam, sehingga
butuh penanganan khusus.

Bentuk-bentuk putting susu

Kulit areola juga berpigmen banyak tetapi berbeda dengan kulit puting susu ia kadang-
kadang mengandung folikel rambut. Kelenjar sebaseanya biasanya terlihat sebagai nodulus
kecil pada permukaan areola dan disebut tuberkel montgomery. Pada papilla dan areola saraf
peraba yang sangat penting untuk reflex menyusui. Bila putting diisap, terjadilah reflex yang
sangat diperlukan dalam proses menyusui.

Payudara dibagi menjadi empat kuadran. Dua garis khayalan ditarik melalui puting susu,
masing-masing saling tegak lurus. Jika payudara dibayangkan sebagai piring sebuah jam, satu
garis menghubungkan jam 12 dengan jam 6 dan garis lainnya menghubungkan jam 3
dengan jam 9. Empat kuadran yang dihasilkannya adalah kuadran atas luar (supero lateral),
atas dalam (supero medial), bawah luar (infero lateral), dan bawah dalam (infero medial).
Ekor payudara merupakan perluasan kuadran atas luar (supero lateral).3 Ekor payudara
memanjang sampai ke aksilla dan cenderung lebih tebal ketimbang daerah payudara lainnya.
Kuadran luar atas ini mengandung massa jaringan kelenjar mamma yang lebih banyak atau
langsung di belakang areola dan sering menjadi tempat neoplasia. Pada kuadran medial atas
dan lateral bawah, jaringan kelenjar lebih sedikit jumlahnya, dan paling minimal adalah yang
di kuadran medial bawah. Jaringan kelenjar payudara tambahan dapat terjadi disepanjang
garis susu yang membentang dari lipatan garis aksillaris anterior, menurun hingga lipatan
paha.

Payudara normal mengandung jaringan kelenjar, duktus, jaringan otot penyokong, lemak,
pembuluh darah, saraf dan pembuluh limfe.3 Jaringan kelenjarnya terdiri dari 15-25 lobus
yang tersebar radier mengelilingi puting.3,4 Tiap-tiap segmen mempunyai satu aliran yang
akan berdilatasi, sesampainya di belakang areola.
Pada retro areolar ini, duktus yang berdilatasi itu menjadi lembut, kecuali selama masa
menyusui, ia akan mengalami distensi. Masing-masing duktus ini tak berisi, dan mempunyai
satu bukaan ke arah puting (duktus eksretorius). Tiap lobus dibagi menjadi 50-75 lobulus,
yang bermuara ke dalam suatu duktus yang mengalirkan isinya ke dalam duktus aksretorius
lobus itu. Diantara kelenjar susu dan fasia pektoralis, juga diantara kulit dan kelenjar tersebut
mungkin terdapat jaringan lemak. Diantara lobulus tersebut ada jaringan ikat yang disebut
ligamentum Cooper yang merupakan tonjolan jaringan payudara yang bersatu dengan lapisan
luar fasia superfisialis yang berfungsi sebagai struktur penyokong dan memberi rangka untuk
payudara.

Vaskularisasi payudara terdiri atas :

1. Arteri

Payudara mendapat perdarahan dari :

1. Cabang-cabang perforantes a.mammaria interna. Cabang-cabang I, II, III, dan IV dari


a. mammaria interna menembus dinding dada dekat pinggir sternum pada interkostal
yang sesui, menembus m.pektoralis mayor dan memberi pendarahan tepi medial
glandula mamma.

2. Rami pektoralis a. thorako-akromialis Arteri ini berjalan turun diantara m. pektoralis


minor dan m. pektoralis mayor. Pembuluh ini merupakan pembuluh utama m.
pektoralis mayor, arteri ini akan mendarahi glandula mamma bagian dalam (deep
surface).

3. A. thorakalis lateralis (a. mammaria eksterna) Pembuluh darah ini jalan turun
menyusuri tepi lateral m. pektoralis mayor untuk mendarahi bagian lateral payudara.

4. A. thorako-dorsalis Pembuluh darah ini merupakan cabang dari a. subskapularis.


Arteri ini mendarahi m. latissimus dorsi dan m. serratus magnus. walaupun arteri ini
tidak memberikan pendarahan pada glandula mamma, tetapi sangat penting artinya.
Karena pada tindakan radikal mastektomi, perdarahan yang terjadi akibat putusnya
arteri ini sulit dikontrol, sehingga daerah ini dinamakan the bloody angel.

5. Vena
Pada daerah payudara, terdapat tiga grup vena :

1. Cabang-cabang perforantes v. mammaria interna Vena ini merupakan vena terbesar


yang mengalirkan darah dari payudara. Vena ini bermuara pada v. mammaria interna
yang kemudian bermuara pada v. innominata.

2. Cabang-cabang v. aksillaris yang terdiri dari v. thorako-akromialis, v. thorakalis


lateralis dan v. thorako-dorsalis.

3. Vena-vena kecil yang bermuara pada v. interkostalis. Vena interkostalis bermuara


pada v. vertebralis, kemudian bermuara pada v. azygos (melalui vena-vena ini
metastase dapat langsung terjadi di paru)

Sistem limfatik pada payudara terdiri dari:

1. Pembuluh getah bening Pembuluh getah bening aksilla :

Pembuluh gatah bening aksilla ini mengalirkan getah bening dari daerah- daerah sekitar
areola mamma, kuadran lateral bawah dan kuadran lateral atas payudara. Pembuluh getah
bening mammaria interna: Saluran limfe ini mengalirkan getah bening dari bagian dalam dan
medial payudara. Pembuluh ini berjalan di atas fasia pektoralis lalu menembus fasia tersebut
dan masuk ke dalam m. pektoralis mayor. Lalu jalan ke medial bersama-sama dengan sistem
perforantes menembus m. interkostalis dan bermuara ke dalam kelenjar getah bening
mammaria interna. Dari kelenjar mammaria interna, getah bening mengalir melalui trunkus
limfatikus mammaria interna. Sebagian akan bermuara pada v. kava, sebagian akan bermuara
ke duktus thorasikus (untuk sisi kiri) dan duktus limfatikus dekstra (untuk sisi kanan).
Pembuluh getah bening di daerah tepi medial kuadran medial bawah payudara. Pembuluh ini
berjalan bersama-sama vasa epigastrika superior, menembus fasia rektus dan masuk ke dalam
kelenjar getah bening preperikardial anterior yang terletak di tepi atas diafragma di atas
ligamentum falsiform. Kelenjar grtah bening ini juga menampung getah bening dari
diafragma, ligamentum falsiforme dan bagian antero-superior hepar. Dari kelenjar ini, limfe
mengalir melalui trunkus limfatikus mammaria interna.
1. Kelenjar-kelenjar getah bening Kelenjar getah bening aksilla Terdapat enam grup
kelenjar getah bening aksilla :

Kelenjar getah bening mammaria eksterna. Untaiab kelenjar ini terletak di bawah tepi
lateral m. pektoralis mayor, sepanjang tepi medial aksilla. Grup ini dibagi dalan 2
kelompok :

Kelompok superior, terletak setinggi interkostal II-III.

Kelompok inferior, terletak setinggi interkostal IV-V-VI.

Kelenjar getah bening skapula. Terletak sepanjang vasa subskapularis dan thorako-
dorsalis, mulai dari percabangan v.aksillaris menjadi v.subskapularis, sampai ke
tempat masuknyav.thorako-dorsalis ke dalam m.latissimus dorsi.

Kelenjar getah bening sentral (Central nodes). Terletak di dalam jaringan lemak di
pusat ketiak. Kadang-kadang beberapa diantaranya terletak sangat superfisial, di
bawah kulit dan fasia pada pusat ketiak, kira-kira pada pertengahan lipat ketiak depan
dan belakang. Kelenjar getah bening ini adalah kelenjar getah bening yang paling
mudah diraba dan merupakan kelenjar aksilla yang terbesar dan terbanyak jumlahnya.

Kelenjar getah bening interpektoral (Rotters nodes). Terletak antara m.pektoralis


mayor dan minor, sepanjang rami pektoralis v.thorako-akromialis. Jumlahnya satu
sampai empat.

Kelenjar getah bening v.aksillaris. Kelenjar-kelenjar ini terletak sepanjang v.aksillaris


bagian lateral, mulai dari white tendon m.latissimus dorsi sampai ke sedikit medial
dari percabangan v.aksillaris v.thorako akromialis.

Kelenjar getah bening subklavikula. Terletak sepanjang v.aksillaris, mulai dari sedikit
medial percabangan v.aksillaris v.thorako-aktomialis sampai dimana v.aksillaris
menghilang dibawah tendo m.subklavius. Kelenjar ini merupakan kelenjar aksilla
yang tertinggi dan termedial letaknya. Semua getah bening yang berasal dari kelenjar-
kelenjar getah bening aksilla masuk ke dalam kelenjar ini. Seluruh klenjar getah
bening aksilla ini terletak di bawah fasia kostokorakoid.

Kelenjar getah bening prepektoralKelenjar getah bening ini merupakan kelenjar tunggal
yang kadang-kadang terletak di bawah kulit atau di dalam jaringan payudara kuadran lateral
atas. disebut prepektoral karena terletak di atas fasia pektoralis.

Kelenjar getah bening mammaria internaKelenjar-kelenjar ini tersebar sepanjang trunkus


limfatikus mammaria interna, kira-kira 3 cm dari pinggir sternum. terletak di sdalam lemak di
atas fasia endothorasika, pada sela iga. diperkirakan jumlahnya sekitar 6-8 buah.
Anatomical Society of Great Britain and Ireland 2005

2 Fisiologi Payudara

Payudara mengalami 3 macam perubahan yang dipengaruhi hormon. Perubahan pertama


ialah mulai dari masa hidup anak melalui masa pubertas, masa fertilitas, sampai ke
klimakterium dan menopause. Sejak pubertas, pengaruh estrogen dan progesteron yang
diproduksi ovarium dan juga hormon hipofise, telah menyebabkan duktus berkembang dan
timbulnya asinus. Perubahan kedua adalah perubahan sesuai dengan daur menstruasi. Sekitar
hari kedelapan menstruasi payudara jadi lebih besar dan pada beberapa hari sebelum
menstruasi berikutnya terjadi pembesaran maksimal. kadang-kadang timbul benjolan yang
nyeri dan tidak rata. Selama beberapa hari menjelang menstruasi, payudara menjadi tegang
dan nyeri sehingga pemeriksaan fisik, terutama palpasi, tidak mungkin dilakukan. Pada waktu
itu pemeriksaan foto mammogram tidak berguna karena kontras kelenjar terlalu besar. Begitu
menstruasi mulai, semuanya berkurang. 5 Perubahan ketiga terjadi pada waktu hamil dan
menyusui. Pada kehamilan, payudara menjadi besar karena epitel ductus lobul dan ductus
alveolus berploliferasi, dan tumbuh ductus baru. Sekresi hormon prolaktin dari hipofisis
anterior memicu (trigger) laktasi. Air susu diproduksi oleh sel-sel alveolus, mengisi asinus,
kemudian dikeluarkan melalui ductus ke puting susu.

3 Proses Laktasi

Laktasi atau menyusui mempunyai 2 pengertian yaitu produksi dan pengeluaran ASI.
Keduanya harus sama baiknya. Pada saat hamil payudara membesar karena pengaruh
berbagai hormon, antara lain estrogen, progesteron, HPL, dan prolaktin. Hormon lain yang
berfungsi memperlancar pembentukkan ASI (sintesa protein) adalah insulin, kortikosteroid,
tiroksin, dan lain-lain.

Di dalam bagan payudara terdapat bangun yang disebut alveolus, yang merupakan tempat
dimana air susu diproduksi. Dari alveolus ini ASI disalurkan ke dalam saluran kecil
(duktulus), dimana beberapa saluran kecil bergabung membentuk saluran yang lebih besar
(duktus). Di bawah areola, saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus.
Akhirnya semua saluran yang besar ini mengalami pelebaran yang disebut sinus. Akhirnya
semua saluran yang besar ini memusat ke dalam putting dan bermuara ke luar. Di dalam
dinding alveolus maupun saluran, terdapat otot yang bila berkontraksi dapat memompa ASI
keluar.

Hormon Prolaktin

Ketika bayi menyusu, payudara mengirimkan rangsangan ke otak. Otak kemudian bereaksi
mengeluarkan hormon Prolaktin yang masuk ke dalam aliran darah menuju kembali ke
payudara. Hormon Prolaktin merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja, memproduksi
susu.

Sel-sel pembuat susu sesungguhnya tidak langsung bekerja ketika bayi menyusu. Sebagian
besar hormon Prolaktin berada dalam darah selama kurang lebih 30 menit, setelah proses
menyusui. Jadi setelah proses menyusu selesai, barulah sebagian besar hormon Prolaktin
sampai di payudara dan merangsang sel-sel pembuat susu untuk bekerja. Jadi, hormon
Prolaktin bekerja untuk produksi susu berikutnya. Susu yang disedot/dihisap bayi saat ini,
sudah tersedia dalam payudara, pada muara saluran ASI.
Sederhananya, mekanisme produksi susu dalam payudara prinsipnya mirip dengan tanaman
teh atau tanaman kembang kertas. Jika kita memetik pucuk teh atau kembang kertas, maka
akan tumbuh dari bawah ketiak daun, dua buah cabang baru. Jadi semakin sering dipetik,
semakin banyak pucuk mudanya. Jika tidak dipetik, tidak akan ada cabang baru.
Begitu pula dengan ASI, semakin sering disedot bayi, semakin banyak ASI yang diproduksi.
Semakin jarang bayi menyusu, semakin sedikit ASI yang diproduksi. Jika bayi berhenti
menyusu, maka payudara juga akan berhenti memproduksi ASI.

Hormon Oksitosin

Setelah menerima rangsangan dari payudara, otak juga mengeluarkan hormon Oksitosin
selain hormon Prolaktin. Hormon Oksitosin diproduksi lebih cepat daripada Prolaktin.
Hormon ini juga masuk ke dalam aliran darah menuju payudara. Di payudara, hormon
Oksitosin ini merangsang sel-sel otot untuk berkontraksi. Kontraksi ini menyebabkan ASI
hasil produksi sel-sel pembuat susu terdorong mengalir melalui pembuluh menuju muara
saluran ASI. Kadang-kadang, bahkan ASI mengalir hingga keluar payudara ketika bayi
sedang tidak menyusu. Mengalirnya ASI ini disebut refleks pelepasan ASI.

Produksi Hormon Oksitosin bukan hanya dipengaruhi oleh rangsangan dari payudara.
Hormon oksitosin juga dipengaruhi oleh pikiran dan perasaan ibu. Jadi ketika ibu mendengar
suara bayi, meskipun mungkin bukan bayinya, ASI dapat menetes keluar. Suara tangis bayi,
sentuhan bayi, atau ketika ibu berpikir akan menyusui bayinya, atau bahkan ketika ibu
memikirkan betapa sayangnya kepada sang bayi, ASI dapat menetes keluar.

Jika refleks pelepasan ASI ibu tidak bekerja dengan baik, maka bayi akan mengalami
kesulitan memperoleh ASI karena harus mengandalkan hanya pada kekuatan sedotan
menyusunya. Akibatnya, bayi akan kelelahan dan memperoleh sedikit ASI. Kadang-kadang
hal ini membuatnya frustasi, dan kemudian menangis. Peristiwa ini kelihatannya seperti
seolah-olah payudara berhenti memproduksi ASI, padahal tidak. Payudara tetap
memproduksi ASI, tetapi ASI tidak mengalir keluar. Jadi perkara refleks pelepasan ASI ini
sangat penting bagi bayi.

Pada beberapa wanita, mulai kehamilan 5 bulan kadang-kadang keluar cairan yang di sebut
kolostrum, dan ini tidak apa-apa.

Selama kehamilan, ASI tidak keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang tinggi.
Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen turun dengan drastis, dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini, diharapkan sekresi juga
makin cepat

Ada 2 refleks yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks
aliran. Kedua refleks ini bersumber dari perangsangan putting susu akibat isapan bayi.

1. Refleks prolaktin

Seperti telah dijelaskan diatas, dalam putting susu banyak terdapat ujung saraf peraba. Bila
ini dirangsang, maka akan timbul implus (aliran listrik) yang menuju hipotalamus selanjutnya
kekelenjar hipofisis bagian depan sehingga kelenjar ini mengeluarkan hormon prolaktin.
Hormon inilah yang memegang peran utama dalam produksi ASI di tingkat afeolus. Dengan
demikian mudah dipahami bahwa makin sering rangsangan penyusuan makin banyak pula
produksi ASI.

2. Refleks Aliran (Let down reflex)

Rangsangan yang berasal dari putting susu, tidak hanya diteruskan sampai kekelenjar
hipofisis depan, tetapi juga kekelenjar hipofisis bagian belakang. Akibatnya bagian ini
mengeluarkan hormon oksitosin. Hormon ini berfungsi memacu kontraksi otot polos yang
ada di dinding alveolus dan dinding saluran, sehingga asi di pompa keluar. Makin sering
menyusui, pengkosongan alveolus dan saluran makin baik sehingga kemungkinan terjadinya
bendungan susu makin kecil, dan menyusui makin lancar. Saluran asi yang mengalami
bendungan tidak hanya mengganggu penyususan, tetapi juga mudah terkena infeksi.

Dengan keluarnya oksitosin, hormon ini akan memacu otot rahim sehingga involusi rahim
makin cepat dan baik. Tidak jarang perut ibu merasa mulas pada hari pertama menyusu ini
adalah mekanisme alamiah yang baik untuk kembalinya rahim ke bentuk semula.

Tiga refleks yang penting dalam mekanisme isapan bayi, yaitu

1. reflek menangkap (rooting reflek)

Reflek ini terjadi bila bayi baru lahir tersentuh pipinya. Dia akan menoleh ke arah sentuhan
bila pipinya dirangsang dengan papila, maka akan membuka mulut dan berusaha untuk
menangkapnya.

1. reflek mengisap

Reflek ini mulai apabila langit-langit mulut bayi tersentuh, sentuhan ini mencapai bagian
palatum, maka sebagian besar areola harus tertangkap mulut bayi maka sinuslaktiverus yang
berada di bawah areola akan tertekan antara gusi, lidah dan palatum, sehingga pemerasan ASI
lebih sempurna

1. reflek menelan

Bila mulut masuk ia akan menelannya.

Zat Penghambat

Produksi ASI juga dikendalikan di dalam payudara itu sendiri. Bila dalam satu payudara ada
banyak ASI yang tertinggal, maka zat penghambat akan memerintahkan sel-sel pembuat susu
untuk berhenti bekerja. Penghentian ini diperlukan untuk mencegah payudara yang
bersangkutan mengalami efek kepenuhan.

Hal ini menjelaskan kepada kita mengapa jika bayi lebih banyak menyusu pada satu
payudara, maka payudara tersebut menghasilkan lebih banyak ASI dan ukurannya menjadi
lebih besar dari payudara lainnya. Agar satu payudara tetap menghasilkan ASI, maka ASI
yang ada di dalamnya harus dikeluarkan. Jadi, jika bayi tidak menyusu pada salah satu atau
kedua payudara, ASI SEBAIKNYA DIKELUARKAN DENGAN CARA DIPERAH.

Anda mungkin juga menyukai