1. Hidayatulloh S, Perilaku Gelandangan dalam Upaya Mencari Pelayanan kesehatan Di
Semarang. Jurnal FKM UNDIP 2003. 2. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi, Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Vol. 2. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia 3. WHO. 2012. Dengue: guideline for diagnosis, treatment, prevention and control. Geneva: WHO Press. 4. Centers for Disease Control and Prevention. Dengue. Atlanta: Centers for Disease Control and Preventation [Internet]. c2014 [cited 2014 Apr 12]. Available from: http://www.cdc.gov/dengue/ epidemiology/index.html. 5. World Health Organization, South-East Asia Region. Situation Update Of Dengue In The SEA Region, 2010. World Health Organization South-East Asia Region 6. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi. Buletin Jendela Epidemiologi Demam Berdarah Dengue Vol. 2. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 7. Subdirektorat Arbovirosis, Database kasus DBD di Indonersia Tahun 1968 2009, Ditjen PP&PL, Kementerian Kesehatan RI 8. Dinkes Jawa Tengah. 2012. Profil Kesehatan Prov Jateng Tahun 2012. Semarang: Dinas Kesehatan Kota. 9. Dinas Kependudukan Kabupaten Blora, Data Penduduk tahun 2012, Blora 10. Dinas Kesehatan Kota Blora. Data Endemisitas DBD 2009-2011. Blora: Dinas Kesehatan Blora; 2012. 11. Puskesmas Blora. Laporan rekapitulasi kasus penyakit demam berdarah tahun 2013. Blora: 2013. 12. Dinas Kesehatan Kabupaten Blora, Laporan Rekapitulasi Kasus Demam Berdarah 2013, P2 DKK Blora 2013, Blora. 13. Yudhastuti R, Vidiyati A, Hubungan Kondisi Lingkungan, Kontainer, dan Perilaku Masyarakat Dengan Keberadaan Jentik Nyamuk Aedes aegypti Di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue Surabaya, Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vo.1, No. 2 Januari 2005. 14. Rahman, 2012, Hubungan Kondisi Lingkungan Rumah dan Praktik 3M dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Blora Kabupaten Blora, Unnes Journal of Public Health Oktober 2012. 15. Rochman, Abdul., 2004. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu Rumah Tangga dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (PSNDBD) Di Desa Plesungan Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2004. 16. Depkes RI., 1998. Kepemimpinan wanita. Jakarta. 17. Widagdo L, Husodo B, Bhinuri. Kepadatan Jentik Aedes aegypti Sebagai Indikator Keberhasilan Pemberantasan Sarang Nyamuk (3M Plus): Di Kelurahan Srondol Wetan, Semarang, Makara KesehatanVol. 12, No. 1, Juni 2008. 18. Anisati. 2008. Peran media massa terhadap perilaku ibu dalam upaya pencegahan demam berdarah dengue pada rumah tangga di kota Yogyakarta. Jurnal Ekologi Kesehatan6:210-215 19. Depkes RI, 2010, Penemuan Dan Tatalaksana Penderita Demam Berdarah Dengue, Jakarta: Depkes RI 20. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Kesehatan Lingkungan. Pencegahan dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia , Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2010. 21. World Health Organization Panduan lengkap Pencegahan & Pengendalian Dengue & Demam Berdarah Dengue. Jakarta: EGC; 2005.p. 63-77. 22. Depkes RI, 2010, Pemberantasan Nyamuk Penular Demam Berdarah Dengue, Jakarta: Depkes RI. 23. Notoatmaja, S, 2003, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan. Yogyakarta:Andi Ofset. 24. Nana Syaodih Sukmadinata, 2008, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya 25. Khorsandi, F, Hidarnia, A, Faghihzades, S, Ghobadzadeh, M. 2012. The Effect Of Precede Proceed Model Combined With The Health Belief Model And The Theory Of Self-Efficacy To Increase Normal Delivery Among Nulliparous. Procedia: Social and Behavioral Sciences. 26. Notoatmojo, Soekidjo. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT Reineka Cipta. 2002 27. Murti B. Desain Dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif Di Bidang Kesehatan. Jakarta: Gadjah Mada University Press. 2006 28. Notoatmodjo S. 2005. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.