Anda di halaman 1dari 5

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

FAKULTAS TEKNIK, UNIVERSITAS SRIWIJAYA

STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

NAMA : TEGUH SAMUDERA PARAMESYWARA


NIM : 03071381320031
KELAS : TEKNIK GEOLOGI KAMPUS PALEMBANG

Mata Kuliah/Kode : Managemen Lingkungan Tambang Batubara dan GMB / GEO 430114
Jumlah Beban Studi : 3 Sks
Pertemuan ke- :4
Tanggal : 19 September 2017
Pokok Bahasan : Identifikasi Komponen di Pertambangan Batubara
Pengajar : Dr. Ir. Dwi Setyawan, M.Sc

MATERI KULIAH DAN PENDALAMAN PENGETAHUAN

Komponen yang dapat di identifikasi dalam pertambangan batubara!

Aktivitas penambangan batubara memberikan dampak yang nyata pada


kerusakan lingkungan baik itu dari segi ekosistem yang ada di lingkungan menjadi
rusak dan juga dapat membahayakan pada ekosistem di lingkungan sekitarnya. Untuk
mengatasi hal ini diperlukan suatu cara yang dapat mengembalikan fungsi lahan bekas
tambang salah satunya dengan melakukan reklamasi. Kegiatan reklamasi dapat
melibatkan masyarakat dan melaksanakan secara langsung dari sisi sosial, ekonomi,
budaya dan politik yang berkembang di masyarakat tersebut. Kegiatan reklamasi yang
tidak memperhatikan aspek sosial masyarakat, melibatkan seluruh komponen
masyarakat, dan kepedulian dari masyarakat tentunya akan mendatangkan kegagalan.

Reklamasi

Reklamasi adalah suatu proses perbaikan suatu daerah tertentu (lahan bekas
tambang) sebagai akibat dari kegiatan penambangan sehingga dapat berfungsi
kembali seperti semula. Dalam melaksanakan reklamasi diperlukan suatu
perencanaan yang matang agar tepat pada sasaran. Perencanaan reklamasi harus sudah
dipersiapkan sebelum kegiatan penambangan Karena telah di atur dalam dokumen
STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

lingkungan. Ruang lingkup reklamasi meliputi penatagunaan lahan, pencegahan dan


penanggulangan air asam tambang, dan pekerjaan sipil.

Secara umum, yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam merehabilitasi /


reklamasi lahan bekas tambang yaitu dampak perubahan dari kegiatan pertambangan,
pencegahan air asam tambang, pengaturan drainase dan tata guna lahan pasca
tambang.

Rencana reklamasi lahan meliputi :

1. Stabilitas jangka panjang, penampungan tailing, kestabilan lereng dan


permukaan timbunan, pengendalian erosi dan pengelolaan air
2. Keamanan tambang terbuka, longsoran, pengelolaan B3 dan bahaya radiasi
3. Karakteristik fisik kandungan bahan nutrient dan sifat beracun tailing atau
limbah batubara yang dapat berpengaruh terhadap kegiatan reklamasi
4. Pencegahan dan penanggulangan air asam tambang
5. Pengisian kembali bekas tambang, penebaran tanah pucuk dan penataan
kembali lahan bekas tambang serta penataan lahan bagi pertambangan yang
kegiatannya tidak dilakukan pengisian kembali

Selain itu, untuk menghindari atau menekan sekecil mungkin dampak negatif terhadap
lingkungan akibat kegiatan penambangan, maka yang perlu diperhatikan lebih lanjut :

1. Lokasi penambangan sebisa mungkin tidak terletak pada daerah resapan atau
pada akuifer yang dapat mengganggu kualitas air tanah.
2. Lokasi penambangan sebaiknya terletak agak jauh dari pemukiman penduduk
sehingga suara mesin - mesin ataupun debu yang timbul akibat kegiatan tidak
menganggu penduduk.
3. Lokasi penambangan sedapat mungkin tidak terletak pada daerah aliran sungai
bagian hulu.
4. Lokasi penambangan tidak terletak dikawasan hutan lindung.

Menurut Sofyan (2009) mengatakan bahwa beberapa dampak dari pertambangan


batubara :
1. Air Asam tambang: mengandung logam berat yang berpotensi menimbulkan
dampak lingkungan jangka panjang
2. Polusi udara : akibat dari (debu) flying ashes yang berbahaya bagi kesehatan
penduduk dan menyebabkan infeksi saluran pernapasan. Menurut logika,
udara kotor pasti mempengaruhi kerja paru-paru. Peranan polutan ikut andil
dalam merangsang penyakit pernafasan seperti influensa, bronchitis dan
pneumonia serta penyakit kronis seperti asma dan bronchitis kronis.
3. Tailing: tailing mengandung logam-logam berat dalam kadar yang
mengkhawatirkan seperti tembaga, timbal, merkuri, seng, arsen yang
berbahaya bagi makhluk hidup.
4. Sludge: limbah cucian batubara yang ditampung dalam bak penampung yang
juga mengandung logam berbahaya seperti boron, selenium dan nikel dll.
5. Lubang tambang. Pada kawasan pertambangan PT Adaro terdapat beberapa
tandon raksasa atau kawah bekas tambang yang menyebabkan bumi menganga
sehingga tak mungkin bisa direklamasi

Reaksi air asam tambang (Acid Mine Drainage/AMD) berdampak secara


langsung terhadap kualitas tanah dan air karena pH menurun sangat tajam. Hasil
penelitian Widyati (2006) dalam Widyati (2010) pada lahan bekas tambang batubara
PT. Bukit Asam Tbk. menunjukkan pH tanah mencapai 3,2 dan pH air berada pada
kisaran 2,8. Menurunnya, pH tanah akan mengganggu keseimbangan unsur hara pada
lahan tersebut, unsur hara makro menjadi tidak tersedia karena terikat oleh logam
sedangkan unsur hara mikro kelarutannya meningkat (Tan, 1993 dalam Widyati,
2010). Menurut Hards and Higgins (2004) dalam Widyati (2010) turunnya pH secara
drastis akan meningkatkan kelarutan logam-logam berat pada lingkungan tersebut.

Penanggulangan Acid Mine Drainage/AMD


Sudah banyak teknologi yang ditujukan untuk menanggulangi acid mine
drainage (AMD). Teknologi yang diterapkan baik yang berdasarkan prinsip kimia
maupun biologi belum memberikan hasil yang dapat mengatasi AMD secara
menyeluruh. Teknik yang didasarkan atas prinsip-prinsip kimia, misalnya
pengapuran, meskipun memerlukan biaya yang mahal akan tetapi hasilnya hanya
dapat meningkatkan pH dan bersifat sementara. Sebagai contoh PT. Bukit Asam Tbk
STUDENT CENTER LEARNING INQUIRY AND DISCOVERY

menghambat kontak mineral-oksigen dengan melapisi lahan bekas tambang dengan


blue clay setebal 1-2 m sehingga biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ini per hektar
sungguh fantastis. Tetapi proses AMD secara geokimia jauh lebih lambat
dibandingkan dengan proses yang dikatalis oleh BOS. Sehingga di PT. Bukit Asam
masih terjadi AMD. Oleh karena itu, pengendalian BOS adalah kunci untuk mengatasi
AMD.

Penambahan organik juga dapat dilakukan karena bahan organik dapat


berperan sebagai buffer sehingga dapat meningkatkan pH, sebagai sumber unsur hara,
dapat meningkatkan water holding capacity, meningkatkan KTK dan dapat mengkelat
logam-logam (Stevenson, 1997 dalam Widyati, 2010) yang banyak terdapat pada
lahan bekas tambang. Revegetasi pada lahan bekas tambang yang berhasil dengan
baik akan memasok bahan organik ke dalam tanah baik melalui produksi serasah
maupun eksudat akar.

Upaya Pencegahan Dan Penanggulangan Terhadap Dampak Yang Ditimbulkan


Oleh Pertambangan Batubara
Upaya pencegahan dan penanggulangan terhadap dampak yang ditimbulkan oleh
penambang batu bara dapat ditempuh dengan beberapa pendekatan, untuk dilakukan
tindakan-tindakan tertentu sebagai berikut :

1. Pendekatan teknologi, dengan orientasi teknologi preventif


(control/protective) yaitu pengembangan sarana jalan/jalur khusus untuk
pengangkutan batu bara sehingga akan mengurangi keruwetan masalah
transportasi. Pejalan kaki (pedestrian) akan terhindar dari ruang udara yang
kotor. Menggunakan masker debu (dust masker) agar meminimalkan risiko
terpapar/terekspose oleh debu batu bara (coal dust).
2. Pendekatan lingkungan yang ditujukan bagi penataan lingkungan sehingga
akan terhindar dari kerugian yang ditimbulkan akibat kerusakan lingkungan.
Upaya reklamasi dan penghijauan kembali bekas penambangan batu bara
dapat mencegah perkembangbiakan nyamuk malaria. Dikhawatirkan bekas
lubang/kawah batu bara dapat menjadi tempat perindukan nyamuk (breeding
place).
3. Pendekatan administratif yang mengikat semua pihak dalam kegiatan
pengusahaan penambangan batu bara tersebut untuk mematuhi ketentuan-
ketentuan yang berlaku (law enforcement)
4. Pendekatan edukatif, kepada masyarakat yang dilakukan serta dikembangkan
untuk membina dan memberikan penyuluhan/penerangan terus menerus
memotivasi perubahan perilaku dan membangkitkan kesadaran untuk ikut
memelihara kelestarian lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Biro Lingkungan dan Teknologi DPE. (1998). Pelaksanaan Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan (AMDAL) Kegiatan Pertambangan dan Energi. 7.

Nurhakim. (2004). Draft Bahan Kuliah Tambang Terbuka. Program Studi Teknik

Pertambangan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru.

Rachmanadi, D. (2012, Maret 16). Upaya Reklamasi Lahan Bekas Tambang Batubara di

Sumatera selatan. http://library.forda-mof.org/libforda/data_pdf/2880.pdf

Anda mungkin juga menyukai