Anda di halaman 1dari 11

OTOMATISASI PINTU PERLINTASAN KERETA API BERBASIS

MIKROKONTROLLER AT89S51 DAN FREKWENSI ULTRASONIK

Dian Eka Ratnawati


Unggul P.J.
Risky A.N.
Program Studi Ilmu Komputer, Fakultas MIPA
Universitas Brawijaya Malang
email: dian_ilkom@brawijaya.ac.id

ABSTRAK
Faktor keamanan dan keselamatan dalam bidang transportasi sangat signifikan,
mengingat belakangan ini frewkensi kecelakaan lalu lintas cenderung semakin
meningkat. Pintu perlintasan kereta api (KA) otomatis merupakan salah satu
aplikasi dari otomatisasi. Pintu perlintasan KA Sebidang yang dapat membuka
dan menutup secara otomatis dapat meningkatkan jaminan keselamatan dan
keamanan para pengguna jalan. Oleh karena itu, rancang bangun suatu sistem
pintu perlintasan KA otomatis menjadi sangat signifikan. Pada rancang bangun
sistem otomatisasi pintu perlintasan KA digunakan mikrokontroler AT89S51
sebagai komponen pengontrol utama. Sensor Ultrasonik sebagai pendeteksi
kedatangan kereta api dan sensor optokopler sebagai pendeteksi kereta api
yang telah lewat. Pengaturan jarak kedatangan kereta, dapat diatur dengan
menggunakan trim port yang ada pada rangkaian transmitter ultrasonik. Untuk
menutup dan membuka pintu portal digunakan DC Motor Servo sesuai dengan
perintah Mikrokontroler. Hasil dari rancang bangun ini diperoleh suatu alat
otomatisasi pintu perlintasan KA yang dibuat dengan menggunakan tranduser
ultrasonik untuk mendeteksi kedatangan kereta, mikrokontroler AT89S51
sebagai pemroses input, dan DC motor servo sebagai penggerak portal untuk
menutup dan membuka. Dengan adanya alat ini diharapkan dapat
meminimalisasikan kecelakaan yang terjadi pada pintu perlintasan rel kereta
api, sehingga dapat meningkatkan jaminan keselamatan dan keamanan bagi
para pengguna jalan.

Kata kunci : Otomatisasi, Perlintasan KA, mikrokontroler dan transmitter ultrasonik

1. PENDAHULUAN Berdasarkan masalah yang dihadapi


tersebut, maka dibutuhkan suatu cara untuk
Pada saat ini, perkembangan alat
mengurangi jumlah kecelakaan yang
transportasi sangatlah pesat. Kereta Api
disebabkan oleh human error sehingga
sebagai salah satu alat transportasi telah
membuat pintu lintasan rel kereta api
banyak digunakan untuk menunjang
menjadi aman bagi para pengguna jalan.
kelancaran aktivitas kehidupan seharihari
Cara tersebut adalah dengan membuat suatu
umat manusia. Namun hal itu tidak
sistem yang dapat menjadikan pintu lintasan
diimbangi dengan fasilitas keamanan dan
rel kereta api menjadi otomatis, cara kerja
keselamatan yang baik. Di negara kita ini
dari sistem ini adalah bila ada kereta api
telah banyak terjadi kecelakaan di pintu
yang lewat maka pintu lintasan akan
lintasan rel kereta api yang disebabkan oleh
menutup dan membuka secara otomatis.
kelalaian atau kesalahan penjaga pintu
lintasan sehingga kenyamanan dan Jika sistem ini dijalankan, maka kecelakaan
keselamatan para pengguna jalan menjadi yang disebabkan oleh kesalahan penjaga
terganggu. Oleh sebab itu jumlah pintu lintasan akan dapat dihilangkan,
kecelakaan yang terjadi di pintu lintasan rel sehingga pintu lintasan kereta api menjadi
kereta api sudah tidak terhitung sedikit lagi. aman dan nyaman untuk dilewati para
pengguna jalan. Sebelumnya sistem

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-56


Otomotisasi Pintu Perlintasan Kereta Api Berbasis Mikrocontroller AT89S51 dan Frekuensi Ultrasonik

otomatisasi pintu lintasan ini sudah pernah internal. Program memori dapat diprogram
dibuat, tetapi hanya dari satu arah saja dan ulang dalam sistem atau dengan
oleh sebab itu diperlukan suatu sistem baru menggunakan Programmer Nomolately
yang lebih canggih agar sistem ini dapat Memori Konvensional. Dalam sistem
lebih sempurna dan dapat mendeteksi mikrokontroler terdapat dua hal yang
kedatangan kereta api dari semua arah. mendasar yaitu: perangkat keras dan lunak
yang keduanya saling terkait dan
Mengacu pada latar belakang permasalahan
mendukung.
yang ada, maka rumusan masalah
ditekankan pada bagaimana cara merancang
suatu sistem yang dapat menjadikan pintu 2.1.1. Perangkat Mikrokontroler AT89S51
lintasan rel kereta api jadi otomatis dan
Mikrokontroler AT89S51 secara umum
bagaimana membuat suatu alat yang dapat
memiliki CPU 8 bit, memory, port I/O yang
menjadikan pintu lintasan rel kereta api
dapat diprogram, time dan counter, sumber
menjadi otomatis.
Interupt, program serial yang dapat
Berdasarkan latar belakang dan rumusan deprogram, osilator dan clock (Data Sheet
masalah yang ada, tujuan dari penulisan Atmel AT89S51).
tugas akhir ini adalah untuk merancang dan
membuat pintu lintasan rel kereta api
2.1.2. Arsitektur AT89S51
menjadi otomatis.
Arsitektur mikrokontroler AT89S51 berupa
Manfaat yang didapat dari sistem
Central Processing Unit (CPU) 8-bit dengan
otomatisasi pintu lintasan rel kereta api ini
register A (Accumulator) dan B, 16bit
adalah mengurangi kecelakaan yang terjadi
program counter (PC) dan data pointer
di pintu lintasan rel kereta api sehingga
(DPTR), 8-bit program status word (PSW), 4-
pintu lintasan menjadi aman dan nyaman
bit stack pointer (SP), 4K Byte Flash internal
bagi para pengguna jalan
EPROM, 128 Byte internal RAM.(4 bank
register, masing-masing berisi 8 register, 16
2. TINJAUAN PUSTAKA Byte yang dapat dialamati pada bit level, 80
Byte general purpose memory data), 32 pin
3.1. Mikrokontroler AT89S51
input-output tersusun atas P0-P3, masing-
Perbedaan mendasar antara mikrokontroler masing 8-bit, 2 buah 16-bit timer/counter,
dan mikroprosesor adalah mikroprosesor control Register yaitu: TCON, TMOD, SCON,
adalah bagian CPU (Central Processing Unit) PCON, IP, dan IE, 5 buah sumber interupsi (2
dari sebuah komputer, tanpa memori, I/O buah sumber interupt eksternal dan 3 buah
dan periferal yang dibutuhkan oleh suatu sumber internal), osilator dan Clock
sistem lengkap. Sedang mikrokontroler Internal, watch Dog, ISP Port (Atmel Inc.,
selain memiliki CPU juga dilengkapi dengan 1997:2).
memori dan I/O yang dilakukan dalam level
chip yang menghasilkan SCM (Single Chip
2.1.3. Konfigurasi Pin-Pin Mikrokontroler
Mikrokomputer) yang dapat berdiri sendiri.
Selain itu mikroprosessor merupakan Konfigurasi kaki-kaki mikrokontroler terdiri
kelengkapan sebagai sistem minimum atas 40 kaki (pin). Fungsi dari tiap-tiap kaki
mikrokomputer sehingga mikrokontroler Vcc (Power Supply), GND (Ground), PORT 0
dapat dikatakan sebagai mikrokomputer Merupakan port yang berfungsi sebagai I/O
(Bob Murray, 1996) biasa, low order multiplex address atau data
ataupun menerima kode byte pada saat
Mikrokontroler AT89S51 adalah
flash memori. Pada fungsi sebagai I/O port
mikrokontroler ATMEL kompatibel penuh
ini dapat memberikan output sink ke
dengan mikrokontroler keluarga MCS51,
delapan buah TTL input atau dapat diubah
membutuhkan daya yang rendah, memiliki
dengan memberikan logika 1 pada port
performance yang tinggi, dan merupakan
tersebut. Sedang pada fungsi sebagai low
mikrokontroler 8 bit yang dilengkapi 4K Byte
order multiplex address atau data port ini
Flash EPROM (Enable and Programmable
mempunyai internal pull up.
Read Only Memory) dan 128 Byte RAM

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-57


Dian Eka Ratnawati, Unggul P.J., Risky A.N.

Pada saat Flash Programming diperlukan kaki ini dihubungkan dengn kristal bila
externall pull up pada saat verifikasi menggunakan osilator internal . X-TALL 1
(pembuktian) program, PORT 1 merupakan merupakan input inverting osilator amplifier
port yang berfungsi sebagai I/O biasa atau sedangkan X TALL 2 merupakan output
menerima low order address bytes selama inverting osilator amplifier. (Atmel Inc.,
pada saat Flash Programming. Port ini 1997:4)
mempunyai internal pull up dan berfungsi
2.1.4. Organisasi Memory
sebagai input dengan memberikan logika 1.
Sebagai output port ini dapat memberikan Organisasi memori pada mikrokontroler
output sink keempat buah input TTL. Seperti AT89S51 dapat dibagi menjadi dua bagian
port 1 pada saat Flash Programming besar yaitu memori program dan memori
diperlukan externall pull up pada saat data, pembagian tersebut didasarkan atas
verifikasi program. fungsi dari penyimpanan data maupun
program. Memori program digunakan untuk
Port 2 berfungsi sebagai I/O biasa atau
menyimpan instruksi-instruksi yang akan
menerima high order address bytes, pada
dijalankan oleh mikrokontroler, sedangkan
saat mengakses memory secara 16 bit (MOVX
memori data digunakan sebagai tempat yang
@DPTR). Pada saat mengakses memori
sedang diolah mikrokontroler.
secara 8 bit, (MOV @Rn) port ini akan
mengeluarkan isi dari P2 SFR (Special Program mikrokontroler disimpan dalam
Function Register). Port ini mempunyai memori berupa ROM. Mikrokontroler
internal pull up dan berfungsi sebagai input AT89S51 dilengkapi dengan ROM internal,
dengan memberikan logika 1. Dan sebagai sehingga untuk menyimpan program tidak
output, port ini dapat memberikan sink digunakan ROM eksternal yang terpisah dari
keempat buah input TTL. PORT 3 sebagai mikrokontroler. Agar tidak menggunakan
port I/O biasa Port 3 mempunyai yang sifat memori program eksternal, penyemat /EA
yang sama dengan port 1 maupun port 2. dihubungkan dengn Vcc (logika1).
(Atmel Inc., 1997:3)
Memori program mikrokontroler
menggunakan alamat 16 bit mulai 0000H-
Sedangkan sebagai fungsi spesial port-port
0FFFH, sehingga kapasitas penyimpanan
ini memiliki keterangan sebagai berikut.
program maksimal adalah 4Kb. Sinyal /PSEN
Reset akan aktif dengan memberikan input
(Program Store Enable) tidak digunakan jika
high selama 2 cycle. ALE/PROG pin ini
digunakan memori program internal (Atmel
berfungsi sebagai ALE digunakan untuk
Inc., 1997:5).
proses-proses latching byte address
rendah pada saat mengakses memori Selain program, mikrokontroler AT89S51
eksternal. Sedang pada saat Flash juga memiliki data internal 128 byte dan
Programming (PROG) berfungsi sebagai pulse mampu mengakses memori data eksternal
input, pada operasi normal ALE akan sebesar 64 Kb. Semua memori data internal
mengeluarkan sinyal clock sebesar 1/16 dapat dialamatkan dengan data langsung
frekuensi oscilator kecuali pada saat atau tidak langsung. Ciri pengalamatan
mengakses memori eksternal sinyal clock langsung adalah operand. Operand adalah
pada pin ini dapat pula di disable dengan alamat register yang berisi alamat data yang
men-set bit 0 dari SFR (Special Function akan diolah. Sebagian memori tersebut
Register) di alamat 8EH. ALE hanya akan dapat dialamatkan dengan pengalamatan
aktif pada saat mengakses memori eksternal register, dan sebagian lagi dapat
(MOVX & MOVC). dialamatkan dengan memori satu bit. Untuk
membaca data digunakan sinyal /RD
PSEN berfungsi pada saat mengeksekusi
sedangkan untuk menulis digunakan sinyal
program yang terletak pada memori
/WR. (D.V. Hall,1998)
eksternal. PSEN akan aktif dua kali setiap
cycle. EA / VPP pada kondisi low, pin ini
akan berfungsi sebagai EA yaitu 2.1.5. SFR (Special Function Register)
mikrokontroler akan menjalankan program
yang ada pada memori eksternal setelah Register fungsi khusus (Special Function
sistem di reset. X- TALL 1 dan X TALL 2 Register) terletak pada 128 byte bagian atas

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-58


Otomotisasi Pintu Perlintasan Kereta Api Berbasis Mikrocontroller AT89S51 dan Frekuensi Ultrasonik

memori data internal dan berisi register- bersamaan, permintaan interupsi dengan
register untuk pelayanan latch port, timer, prioritas tertinggi yang akan dilayani. Jika
program status words, control peripheral permintaan interupsi dengan tingkat
dan sebagainya. prioritas yang sama diterima bersamaan,
akan dilakukan polling untuk menentukan
Beberapa macam register fungsi khusus yang
mana yang akan dilayani.
sering digunakan adalah Accumulator (ACC)
merupakan register untuk penambahan dan 3.2. Ultrasonik
pengurangan. Perintah mnemonic untuk
Ultrasonik adalah suatu gelombang dengan
mengakses akumulator disederhanakan
frekuensi di atas daerah pendengaran
sebagai A. Register B merupakan register
manusia (20 20.000 Hz). Pendegaran
khusus yang berfungsi melayani operasi
manusia tidak sama dalam menanggapi ada
perkalian dan pembagian.
perubahan frekuensi tinggi misalnya pada
Stack Pointer (SP) merupakan register 8 bit orang yang telah berusia di atas 50 tahun,
yang dapat diletakkan dialamat manapun pada usia ini jarang yang bisa mendengar
pada RAM internal. Data Pointer (DPTR) frekuensi sampai 15 Khz, mereka kira-kira
terdiri dari dua register, yaitu untuk byte hanya bisa mendengar sampai frekuensi 10
tinggi (Data Pointer High, DPH) dan byte Khz. Kecepatan gelombang ultrasonik
rendah (Data Pointer Low, DPL) yang tergantung dari medium perambatannya
berfungsi untuk mengunci alamat 16 bit. (J.R. Reitz, 1987).
Port 0 sampai Port 3 merupakan register
yang berfungsi untuk membaca dan 2.4.1. Tranduser Ultrasonik
mengeluarkan data pada port 0,1,2,3.
Tranduser adalah suatu peralatan yang
Masing-masing register ini dapat dialamati
dapat merubah dari satu bentuk energi ke
per-byte maupun per-bit. Control Register
bentuk energi yang lain. Tranduser
terdiri dari register yang mempunyai fungsi
Ultrasonik merupakan suatu alat yang
kontrol.
mengubah energi listrik menjadi gelombang
Untuk mengontrol sistem interupsi, terdapat ultrasonik. Pada dasarnya tranduser
dua register khusus, yaitu register IP ultrasonik ini bekerja dengan menggunakan
(Interupt Priority) dan register IE (Interupt prinsip piezoelektrik, yaitu menggunakan
Enable). Untuk mengontrol pelayanan bahan-bahan piezoelektrik yang dapat
timer/counter terdapat register khusus, menghasilkan suatu tegangan apabila
yaitu register TCON. (Timer/Counter dirubah bentuknya oleh suatu tekanan yang
Control) serta pelayanan port serial diberikan kepadanya (M.Ohring,1992).
menggunakan register SCON ( Serial Port
Control). 2.4.2. Cara Kerja Tranduser Ultrasonik
Prinsip kerja dari tranduser ultrasonik
2.1.6. Sistem Interupsi adalah sebuah Kristal yang ditempatkan di
antara sebuah alas pejal dan anggota
Mikrokontroler AT89S51 mempunyai 5 buah
penjumlah gaya. Sebuah gaya yang
sumber interupsi yang dapat membangkitkan
dimasukkan dari luar memasuki tranduser
permintaan interupsi, yaitu INT0, INT1, T1,
dari titik dimana gaya tersebut berada.
T2 dan port serial. Saat terjadinya interupsi,
Gaya tersebut akan menimbulkan tekanan
mikrokontroler secara otomatis akan menuju
terhadap bagian atas kristal, kemudian
ke subrutin pada alamat tersebut. Setelah
menghasilkan GGL pada kristal yang
interupsi selesai dikerjakan, mikrokontroler
besarnya sebanding dengan besar tekanan
akan mengerjakan program semula. Tiap-
yang diberikan.
tiap sumber interupsi dapat enable atau
disable secara software. Jika sinyal listrik yang diberikan pada kristal
tersebut berosilasi pada frekuensi tinggi,
Tingkat prioritas semua sumber interupt
maka kristal akan merapat dan merenggang
dapat deprogram sendiri-sendiri dengan set
secara bergantian pada frekuensi yang sama
atau clear bit pada (Interrupt Priority). Jika
seperti sinyal listrik yang diberikan. Jadi
dua permintaan interupsi dengan tingkat
pada dasarnya tranduser ultrasonik adalah
prioritas yang berbeda diterima secara

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-59


Dian Eka Ratnawati, Unggul P.J., Risky A.N.

suatu alat yang mengubah suatu sinyal listrik e. Respon frekuensi sampai dengan 100
menjadi gelombang ultrasonik. Tranduser KHz
ultrasonic membangkitkan hamburan-
hamburan dari gelombang ultrasonic yang
3.4. DC Motor Servo
menuju ke bidang pantul sehingga ultrasonik
tersebut dipantulakan kembali ke tranduser DC Motor Servo adalah Motor yang
(M. Ohring, 1992). menggunakan magnet permanen. Alasan
pemilihan motor tipe ini adalah untuk
3.3. Sensor Optokopler
mendapatkan kemudahan dalam
Optokopler atau optoisolator adalah suatu pengontrolan dengan menggunakan
device yang melindungi suatu emitor pengaturan tegangan DC (searah). Medan
(pemancar cahaya) yang mengkopel secara stator motor jenis ini dihasilkan oleh magnet
optik terhadap foto detektor melalui permanen bukan oleh elektromagnet.
semacam medium terisolasi, sehingga Magnet permanen pada motor servo
menciptakan keadaan terpisah tetapi tetap mempunyai kurva kecepatan torsi yang linier
terhubung antar bagian input dan output. dalam jangka yang lebar. Penggunaan
Emitor atau device pemancar cahaya dapat magnet permanen tidak membutuhkan daya
berupa sebuah lampu pijar atau LED. listrik untuk menghasilkan medan stator,
Medium isolasi dapat berupa udara, gelas, sehingga daya dan pendinginan yang
plastik atau fiberoptik. Sedangkan detektor diperlukan lebih rendah dibandingkan motor
dapat berupa fotokonduktor, fotodioda, yang menggunakan elekromagnet.
fototransistor, foto FET, foto triac dan lain- Perubahan kecepatan motor dapat dengan
lain (W.L . Porter, 1989). mudah diatur dengan cara mengubah
tegangan DC yang diberikan pada motor.
Adapun prinsip kerja dari Optokopler adalah
apabila ada aliran arus yang melewati LED, DC Motor Servo memiliki beberapa
maka LED akan menyala. Cahaya yang keunggulan, yaitu :
dipancarkan LED tersebut dipakai sebagai Bentuknya kompak, ringan dan berdaya
tegangan catu, sehingga menyebabkan arus kerja tinggi.
mengalir pada transistor. Transistor juga Dapat bekerja pada daerah atau tempat
dapat bekerja sebagai saklar, dalam hal ini yang kurang baik.
LED dan foto transistor dalam keadaan Kecepatan maksimum yang sangat tinggi.
normal off. Transistor akan On sepanjang Biaya perawatan murah.
LED mengeluarkan sinar.
DC Motor Servo mempunyai fasilitas optical
Setiap perubahan pada Vs akan encoder yang menjadi satu bagian dengan
menyebabkan perubahan arus LED, yang badan motor dan ikut berputar pada saat
akan merubah arus dari fototransistor. Hal motor berputar. Encoder ini berfungsi
ini akan mengakibatkan suatu perubahan sebagai feedback untuk pengontrolan close
tegangan pada kolektor emitor dan oleh loop (C.M. Gilimore, 1995).
sebab itu tegangan sinyal dikopel dari
rangkaian input ke rangkaian output.
2.4.1. Bagian DC Motor Servo
Pengoperasian Optokopler ada 2 macam
yaitu aktif high dan aktif low. Pada operasi Di dalam sebuah DC Motor Servo terdapat
aktif tinggi, output diambil dari kaki emitor dua bagian yang menunjang kinerja sebuah
dan pada saat aktif rendah output diambil DC Motor Servo, yaitu stator dan rotor.
dari kaki kolektor. Stator terdiri dari bahan magnet permanen,
artinya memiliki gaya magnet tetap /
Beberapa keunggulan Optokopler adalah:
sendiri, sedangkan rotor merupakan coil
a. Kecepatan operasi yang tinggi
lilitan dimana arus listrik mengalir. Dengan
b. Ukuran dimensi yang kecil
mengalirkan arus listrik, maka akan
c. Tahan benturan atau goncangan dan
menimbulkan medan listrik disekitar lilitan.
juga getaran
d. Kompatibel dengan banyak rangkaian Pada motormotor arus searah yang kecil
logika dan mikroprosessor biasanya digunakan dua buah kutub. Rotor
terdiri dari lilitan magnetik, komutator besi-

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-60


Otomotisasi Pintu Perlintasan Kereta Api Berbasis Mikrocontroller AT89S51 dan Frekuensi Ultrasonik

besi bulat dalam jumlah besar, besi tersebut diperlukan umpan balik ke unit pengendali
dilapisi isolasi. Bila suatu kumaparan dengan mengenai posisi rotor sesaat seperti
satu lilitan berputar dalam medan magnet, diperlukan pada motor searah. Frekuensi
maka akan terinduksikan secara bolak-balik. pulsa maksimum (langkah per detik) dapat
dilihat pada spesifikasi motor yang
Pada motor arus searah medan ini
digunakan. (Frank D. Petruzella, 1990)
terinduksikan dalam sebuah tegangan
searah, maka kedua ujung lilitannya
dikurangkan dengan dua buah setengah
gelang yang satu dan diisolasi, pemasangan
ini disebut komutator. Rotor merupakan 2.4.3. Gearbox (Transmisi Gigi)
medan magnet listrik yang berputar. Karena
Transmisi gigi ialah pengaturan / penetapan
yang berputar tersebut adalah medan
gigi penggerak dalam satu ruang / tempat.
magnetnya maka disebut medan magnet
Pengaturan gigi transmisi digunakan untuk
berputar. Medan magnet ini membangkitkan
menghasilkan suatu gaya yang lebih besar,
tegangan searah pada kumparan tersebut
tetapi di bagian lainnya akan mengiurangi
(Robert dan Wilhem, 1987).
kecepatan berputar. Bila suatu benda
berputar akan menghasilkan putaran dengan
2.4.2. Prinsip Kerja Dari DC Motor Servo kecepatan v dan akan memiliki gaya
sebesar F. Dari gaya dan kecepatan suatu
Pada dasarnya prinsip kerja dari motor servo
benda bergerak akan membutuhkan energi
dan motor stepper adalah sama, namun
E, sesuai dengan hokum kekekalan energi
pada motor servo gerakannya kontinyu atau
energi tidak dapat dihilangkan tetapi dapat
berkelanjutan. Motor DC dibagi menjadi dua
dipindah atau dirubah (Robert dan Wilhem,
jenis, yaitu: Motor DC dengan sikat (mekanis
1987).
komutasi), motor ini memiliki sikat karbon
yang berfungsi sebagai pengubah arus pada
kumparan sedemikian rupa sehingga arah 3.5. Op Amp
tenaga putaran motor akan selalu sama.
Operasional Amplifier atau op-Amp adalah
Motor DC tanpa sikat, motor ini sebuah diferensial amplifier dengan
menggunakan semikonduktor untuk merubah penguatan sangat tinggi dan memiliki
maupun membalik arus sehingga layaknya impedansi input yang sangat tinggi serta
pulsa yang menggerakkan motor tersebut, impedansi output yang rendah. Op-Amp
biasanya digunakan pada sistem servo, dasar mempunyai dua input dan satu output,
karena mempunyai efisiensi tinggi, umur masing-masing input dapat menghasilkan
pemakaian lama, tingkat kebisingan suara output dengan polaritas yang sama atau
rendah, dan karena putarannya halus seperti berbeda dengan tegangan input, tergantung
stepper namun terus menerus tanpa adanya input yang digunakan adalah positif(+) atau
step. input negative(-). Op-Amp dapat
dihubungkan ke dalam berbagai bentuk
Pada Motor servo, magnet permanen
rangkaian untuk mendapatkan karakteristik
berputar kea rah medan magnet yang
output yang berbedabeda. (Barry G.
bekerja, jika kumparan stator dialiri arus
Woolard, 1987).
sedemikian rupa sehingga timbul medan
putar. Setiap pengalihan arus ke kumparan Rangkaian ekivalen ac dari sebuah op-amp
berikutnya menyebakan perputaran sudut ditunjukkan pada gambar diatas , sinyal
yang besarnya tertentu dengan tepat. input yang dihubungkan pada kedua
Jumlah keseluruhan pengalihan menentukan terminal input akan menemui impedansi
sudut perputaran rotor. Jika pengalihan arus input Ri yang tipikalnya sangat besar.
di hentikan, maka rotor berhenti pada posisi Tegangan output adalah hasil perkalian Ad
tersebut. dengan sinyal input Vd. Secara ideal,
impedansi input dari sebuah op-amp adalah
Jika kecepatan terlalu tinggi maka akan
tak terhingga, dengan ompedansi output
terjadi slip, dan sebaliknya jika kecepatan
adalah nol, dan factor penguatan tak
pengalihan tidak terlalu tinggi, maka tidak
terhingga. Op amp juga dapat dihubungkan
akan terjadi slip. Oleh karena itu, tidak

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-61


Dian Eka Ratnawati, Unggul P.J., Risky A.N.

ke dalam berbagai bentuk rangkaian untuk 3.1. Blok Diagram


mendapatkan karakteristik output yang
berbeda-beda. Berikut adalah beberapa TRANSMITER RECEIVIER
MOTOR
rangkasian dasar yang bias dibuat ULTRASONIK ULTRASONIK M
C
menggunakan Op Amp aplikasi Op Amp. U

A
3.2.1. Penguat inverting OP AMP T LED
8
Penguat yang cukup banyak digunakan 9
adalah penguat inverting. Pada rangkaian ini S
keluaran didapat dari perkalian input T
1
dengan penguatan konstan, yang diset OPTOKOPLER SPEAKER
melalui resistor input (R1) dan Resistor
feedback (R2). Output yang dihasilkan
memiliki polaritas yang berkebaikan dengan Gambar 1. Blok Diagram Sistem
tegangan input. Penjelasan dari blok diagram diatas yaitu
sebagai berikut :
1. Mikrokontroler AT89S51
3.2.2. Penguat non inverting
Berfungsi sebagai pusat pemroses input /
Penguat non inverting lebih banyak lagi masukan dari sensor sehingga akan
digunakan karena memiliki stabilitas menghasilkan ouput / keluaran yang akan
frekuensi yang lebih baik. Untuk mengatur kinerja motor sebagai
mendapatkan nilai penguatan tegangan dari pengendali pintu lintasan dan
rangkaian tersebut, kita dapat menggunakan menghidupkan serta mematikan Speaker
rangkaian ekivalen. dan LED.
2. Tranduser Ultrasonik
Berfungsi sebagai sensor ultrasonik yang
3.2.3. Buffer Tegangan akan memberitahu kedatangan kereta
Rangkaian Buffer Tegangan berguna untuk api. Pada tranduser terdapat transmiter
mengisolasi sinyal input dari beban dengan (pemancar) yang dipasang pada kereta
menggunakan penguatan tunggal, tanpa api dan receiver (penerima) yang
pembalikan fasa atau polaritas, dan bekerja dipasang pada pos penjaga.
sebagai rangkaian ideal dengan impedansi 3. Optokopler
input sangat tinggi dan impedansi output Berfungsi sebagai sensor yang akan
sangat rendah. memberikan informasi kepada
Mikrokontroler bahwa kereta api telah
lewat.
3. PERANCANGAN DAN CARA KERJA ALAT 4. Op Amp
Berfungsi sebagai penguat gelombang
Rangkaian sistem otomatisasi pintu lintasan ultrasonic yang dipancarkan oleh
rel kereta api dalam tugas akhir ini secara tranduser ultrasonik.
umum dibagi menjadi dua bagian, yaitu 5. LED
hardware dan software. Hardware Berfungsi sebagai tanda peringatan pintu
merupakan sistem perangkat keras yang lintasan kereta api akan segera ditutup.
meliputi sistem kontrol berupa 6. Motor
Mikrokontroller, motor dan sensor, Berfungsi untuk sebagai penggerak
sedangkan software berupa program yang membuka dan menutup pintu lintasan
menggunakan pemrograman bahasa kerta api.
assembly. 7. Speaker / buzzer
Berfungsi sebagai tanda peringatan pintu
lintasan kereta api akan segera ditutup.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-62


Otomotisasi Pintu Perlintasan Kereta Api Berbasis Mikrocontroller AT89S51 dan Frekuensi Ultrasonik

3.2. Perancangan Perangkat Keras diatur. Pada rangkaian transmiter ini


terdapat trimpot yang berfungsi untuk
Rancangan hardware ini terdiri dari 3
mengatur desible Frekuensi Ultrasonik dan
rangkaian, yaitu: rangkaian sistem minimum
terdapat IC timer LM 555, yang berfungsi
Mikrokontroller, rangkaian sistem sensor
untuk mengatur pemancaran Gelombang
ultrasonik, dan rangkaian sistem sensor
Ultrasonik. Transmiter ini akan dipasang
optokopler. Berikut akan dijabarkan satu-
pada lokomotif kereta api. Sedangkan
persatu.
Receiver Ultrasonik adalah suatu alat yang
menerima atau mendeteksi gelombang
3.2.1. Rangkaian sistem minimum ultrasonik yang dipancarkan oleh
Mikrokontroler AT89S51 Transmiter.
Rangkaian sistem minimum AT89S51 ini Pada rangkaian Receiver ultrasonik ini
merupakan sistem kontrol yang mengatur terdapat Tone Decoder LM 567 dan Op Amp
fungsi kerja sistem otomatisasi pintu yang berfungsi untuk menguatkan sinyal
lintasasn rel kereta api. Dalam tugas akhir inputan/masukkan. Syarat agar Transmiter
ini, Mikrokontroller digunakan sebagai dan Receiver bisa berfungsi adalah frekuensi
sistem kontrol input dan output saja. Input yang dipancarkan transmiter haruslah sama
(masukan) pada rangkaian sistem kontrol ini dengan kapasitas Receivernya, bila
dihubungkan dengan sensor ultrasonik, dan Transmiter memancarakan frekuensi yang
sensor optokopler. Sedangkan output lebih rendah atau lebih tinggi dari kapasistas
(keluaran) dapat dihubungkan dengan LED, yang bisa diterima oleh Receiver, maka
Motor dan speaker. Ketiga output ini Tanduser ini tidak akan dapat berfungsi.
digunakan sebagai pemberitahuan bahwa
salah satu atau kedua sensor mendeteksi
3.2.3. Rangkaian Sistem Sensor Optokopler
kedatangan kereta api.
Sistem sensor yang akan digunakan untuk
Dengan menggunakan Mikrokontroller,
membuka pintu lintasan dalam tugas akhir
variasi output dapat dimungkinkan, sehingga
ini adalah sensor Optokopler. Sensor ini
dapat diketahui kedatangan kereta api. Port
merupakan gabungan antara fototransistor
1.0 (P1.0) digunakan sebagai input dari
dan LED. Fototransistor adalah sensor solid-
sensor ultasonik. Port 3.0 (P3.0) dan 3.1
state dimana aliran arus kolektor dan
(P3.1) digunakan sebagai input dari sensor
emitornya langsung berhubungan dengan
Optokopler. Sedangkan untuk output
penyinaran cahaya yang mengenai basisnya.
digunakan port 0.0 sampai port 0.2 (P0.0
P0.2) dan port 2.0(P2.0) sampai port 2.1 Pada saat cahaya menyinari basis transistor
(P2.1). oleh bidang pantul, pasangan elektron hole
akan terbentuk dan arus akan mengalir.
Pada aplikasi untuk output dari
Intensitas dari aliran arus berhubungan
Mikrokontroller AT89S51, P0.0 dihubungkan
langsung dengan terangnya cahaya. Daerah
dengan Speaker. P01 dan P0.2 dihubungkan
utama pembangkit arus adalah basis
dengan LED, sedangkan P2.0 dan P2.1
kolektor. Aliran arus pada basis muncul
dihubungkan dengan Motor.
seakan-akan ada diode diantara basis dan
kolektor. Jadi bila ada kereta api lewat
3.2.2. Rangkaian Sistem Sensor Ultrasonik maka akan menutupi penyinaran cahaya
yang dipancarakan, sehingga akan
Sistem sensor Ultrasonik dalam tugas akhir
menimbulkan logika LOW.
ini adalah sensor yang dapat mendeteksi
adanya gelombang Ultrasonik yang Pada Sensor ini dipasang dua buah sensor
dipancarkan, yaitu terdiri dari Tranduser Optokopler. Sensor yang pertama berfungsi
Ultrasonik yang mempunyai Transmiter sebagai tanda bahwa kereta api telah
Ultrasonik dan Receiver Ultrasonik. melewati sensor 1, maka agar pintu lintasan
bisa terbuka kereta api harus melewati
Transmiter ultrasonik akan memancarkan
sensor 2. Pemakaian 2 sensor ini dimasudkan
frekuensi ultrasonik yang akan ditangkap
untuk keamanan pada pintu lintasan. Jadi
oleh Receiver sesuai dengan berapa besar
apabila kereta api belum sepenuhnya
jangkauan frekuensi ultrasonik tersebut

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-63


Dian Eka Ratnawati, Unggul P.J., Risky A.N.

melewati pintu lintasan atau keadaan pintu dengan mengikuti diagram alir (flowchart)
lintasan belum aman untuk dilewati, maka tersebut.
portal pintu lintasan tidak akan terbuka.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.3. Cara Kerja Alat
Untuk mengetahui sistem Otomatisasi pintu
Adapun cara kerja dari alat ini yaitu, lintasan rel kereta api berbasis
terdapat tranduser ultrasonik yang dipasang mikrokontroler AT89S51 dan frekuensi
pada kereta api yang berfungsi sebagai ultrasonic dapat bekerja sesuai dengan
transmiter atau pemancar gelombang perancangan dan perencanaan, maka
ultrasonik dengan frekuensi 36 KHz. diperlukan pengujian terhadap alat
Kemudian, Receiver atau penerima tersebut. Pengujian ini terdiri dari
gelombang ultrasonic tersebut dipasang pengujian perangkat keras (hardware) dan
pada pos penjaga pintu lintasan sehingga pengujian secara keseluruhan (hardware dan
kedatangan kereta api bisa dideteksi sesuai software). Adapun pengujian terhadap
dengan pengaturan jarak gelombang yang hardware meliputi beberapa komponen
telah diatur terlebih dahulu. rangkaian, yaitu: pengujian tranduser
ultrasonik, pengujian optokopler dan
Setelah receiver menerima gelombang
pengujian DC motor servo.
ultrasonik yang dipancarkan oleh transmitter
yang ada di kereta, maka gelombang
tersebut akan dikuatkan menggunakan Op 4.1. Pengujian Tranduser Ultrasonik
Amp, kemudian input atau masukannya akan
Pengujian terhadap Tranduser Ultrasonik
masuk dan diproses oleh Mikrokontroler, dan
yang terdiri dari transmiter dan receiver
setelah Mikrokontroler bekerja sesuai
dilakukan dengan cara mengukur besarnya
dengan program yang telah dibuat, maka
tegangan yang dihasilkan oleh tranduser
Mikrokontroler akan menghidupkan Motor,
ultrasonik pada saat memancarkan dan
LED dan Speaker. Motor berfungsi sebagai
menerima frekuensi ultrasonik. Besar Jarak
penggerak menutup dan membuka pintu
pemancaran gelombang dapat diatur dengan
lintasan, sedangkan Speaker dan LED
menggunakan trimpot pada transmiternya.
berfungsi sebagai tanda peringatan pintu
lintasan akan segera ditutup.
4.2. Pengujian Optokopler
Selain itu terdapat satu sensor lagi, yaitu
Optokopler yang akan berfungsi sebagai Pengujian terhadap optokopler dilakukan
pemberi informasi atau tanda bila kereta api dengan cara mengukur besarnya tegangan
telah lewat dan akan memberikan input yang dihasilkan oleh sensor optokopler pada
kepada Mikrokontroler untuk saat berada dalam kondisi high dan low.
memerintahkan Motor untuk membuka pintu Kondisi high, yaitu pada saat optokopler
lintasan dan mematikan LED, serta Speaker. tidak terhalang oleh media apapun (LED
hidup) dan Kondisi low adalah pada saat
optokopler tehalang oleh benda (LED mati ).
3.4. Perancangan Perangkat Lunak
Perangkat lunak yang digunakan untuk
4.3. Pengujian DC Motor Servo
membuat program Mikrokontroller yaitu
8051 Integrated Development Environment Pengujian DC motor servo dimaksudkan agar
dengan menggunakan bahasa assembler. motor dapat bekerja dengan baik. Tegangan
Perangkat lunak ini memiliki simulator yang yang diperlukan DC motor servo adalah
dapat digunakan untuk melihat jalannya sebesar 12 volt. Untuk menggerakkan motor
program, sehingga penelusuran kesalahan agar bias membuka dan menutup portal
dan tahapan program dapat langsung diberikan logika, motor portal akan menutup
diketahui. bila receiver mendeteksi adanya frekuensi
ultrasonik yang ada pada kereta dan motor
Perancangan software terlebih dahulu
akan membuka portal jika kereta api telah
dilakukan dengan membuat diagram alir
melewati kedua buah sensor optokopler.
(flowchart). Setelah itu, program dibuat

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-64


Otomotisasi Pintu Perlintasan Kereta Api Berbasis Mikrocontroller AT89S51 dan Frekuensi Ultrasonik

4.4. Pengujian Secara Keseluruhan 4.6. Pembahasan


Pengujian secara keseluruhan dilakukan Otomatisasi pintu lintasan rel kereta api
dengan menggabungkan masing-masing merupakan salah satu penerapan sistem
rangkaian atau blok dan menjalankan otomatis dalam kehidupan manusia sehari
perangkat lunak (software) yang telah hari. Otomatisasi pintu lintasan rel kereta
dibuat. Pengujian ini dimaksudkan untuk api ini mempunyai beberapa kelebihan,
mengetahui apakah sistem yang telah dibuat diantaranya tidak membutuhkan tenaga
mampu bekerja sesuai dengan perancangan. operator (manusia) untuk mengoperasikan
dan menjadikan pintu lintasan rel kereta api
menjdai aman untuk dilewati.
4.5. Cara Pengoperasian Alat
Pada proses pengujian alat, tahap awal yang
Cara pengoperasian alat ini yaitu, transmiter
dilakukan yaitu pengujian tranduser
ultrasonic dipasang pada kereta api yang
ultrasonik yang digunakan sebagai masukan
berfungsi sebagai pemancar gelombang
awal. Pengujian tranduser ultrasonik
ultrasonik dengan frekuensi 36 KHz.
dilakukan dengan menguji trasmiter dan
Kemudian, terdapat Receiver atau penerima
receiver nya, Jarak frekuensi yang
gelombang ultrasonik yang dipasang pada
dipancarkan transmiter dapat diatur dengan
pos penjaga pintu lintasan sehingga
menggunakan trim port yang ada pada
kedatangan kereta api bisa dideteksi sesuai
rangkaiannya.
dengan pengaturan jarak frekuensi yang
telah diatur terlebih dahulu dengan Pengujian selanjutnya adalah pengujian
menggunakan trimpot pada transmiternya, sensor optokopler, Langkah - langkah yang
yang berada pada kereta. dilakukan yaitu mengecek kondisi high dan
low pada optokopler, bila dalam kondisi
Setelah receiver menerima frekuensi
high atau tidak terhalang maka LED dalam
ultrasonik yang dipancarkan oleh transmiter,
rangkaian drivernya akan menyala dan bila
maka sinyal frekuensi tersebut akan
optokopler dalam kondisi low atau terhalang
dikuatkan menggunakan Op Amp, kemudian
maka LED pada rangkaian drivernya akan
input atau masukannya akan masuk dan
mati.. Kemudian dilakukan pengujian pada
diproses oleh Mikrokontroler, dan setelah
DC motor servo, yaitu dengan cara melihat
Mikrokontroler bekerja sesuai dengan
kinerja motor untuk memutar pintu portal
program yang telah dibuat, maka
menutup dan membuka sesuai dengan logika
Mikrokontroler akan menghidupkan Motor,
yang ada pada Mikrokontroler AT89S51.
LED dan Speaker. Motor berfungsi sebagai
penggerak menutup dan membuka pintu Berdasarkan dari pengujian rangkaian yang
lintasan, sedangkan Speaker dan LED telah dilakukan maka dapat diketahui bahwa
berfungsi sebagai tanda peringatan pintu tiaptiap rangkaian dapat bekerja dengan
lintasan akan segera ditutup. baik. Pengujian keseluruhan dilakukan
dengan menggabungkan semua proses
Selain itu terdapat satu sensor lagi, yaitu
pengujian hardware dan software.
Optokopler yang akan berfungsi sebagai
pemberi informasi atau tanda bila kereta api
telah lewat, pada sensor ini diberikan logika 5. KESIMPULAN & REKOMENDASI
high dan low, jika sensor optokopler tidak
5.1. Kesimpulan
terhalang, maka bernilai high, sedangkan
jika sensor optokopler terhalang maka akan Setelah melakukan perancangan dan
bernilai low, jadi motor portal akan pengujian alat maka dapat diambil
membuka jika kedua buah sensor optokopler kesimpulan bahwa alat otomatisasi pintu
telah terlewati oleh kereta, dan kemudian lintasan rel kereta api dapat dibuat dengan
akan memberikan input kepada menggunakan tranduser ultrasonik untuk
Mikrokontroler untuk memerintahkan Motor mendeteksi kedatangan kereta,
untuk membuka pintu lintasan dan Mikrokontroler AT89S51 sebagai pemroses
mematikan LED portal, serta Speaker. input, dan DC motor servo sebagai
penggerak portal untuk menutup dan
membuka. Pengaturan jarak kedatangan

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-65


Dian Eka Ratnawati, Unggul P.J., Risky A.N.

kereta, dapat diatur dengan menggunakan 6. DAFTAR ACUAN


trim port yang ada pada rangkaian ATMEL AT89S51 Data Sheets.
transmitter ultrasonik. Untuk menutup dan
W.L.Porter. 1989, Sensors a comprehensive
membuka pintu portal digunakan DC Motor
survey, Federal Republic of Germany.
Servo sesuai dengan perintah
Mikrokontroler. http://www.alds.stts.edu Diakses Juni 2006.
http://www.newscientist.com Diakses Juni
5.2 Rekomendasi
2006.
Berpijak dari kesimpulan tersebut diatas,
Malik, Mh, Anistrad, Bereksperimen dengan
maka rekomendasi yang perlu diperhatikan
adalah bahwa untuk pengembangan alat ke mikrokontroller 8051, PT Elex Media
Komputindo, Jakarta.
depan adalah dengan penambahan sensor
atau komponen hardware di dalam alat ini M.Ohring.. 1995, Dasar dasar Fisika,
akan dapat menjadikan pintu lintasan rel Penerbit Erlangga, Jakarta
kereta api otomatis menjadi lebih
sempurna. Barry G.Wollard. 1994, elektronika praktis,
Penerbit Erlangga, Jakarta.
Sensor Optokopler 4N25 Data Sheets.
C.M. Gilimore. 1995, Vademekum
Elektronika, Penerbit PT Erlangga,
Jakarta.

ISBN No. 978-979-18342-0-9 C-66

Anda mungkin juga menyukai