Anda di halaman 1dari 81

PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS

BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN


SENSOR INFRAMERAH SEBAGAI SENSOR HALANGAN

TUGAS AKHIR

RENOVA SIMANULLANG
062408031

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS
BERBASIS MIKROKONTROLER AT89S51 MENGGUNAKAN
SENSOR INFRAMERAH SEBAGAI SENSOR HALANGAN

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

PROGRAM STUDI D3 FISIKA INSTRUMENTASI


DEPARTEMEN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
PERSETUJUAN

Judul : PERANCANGAN PALANG KERETA API


OTOMATIS BERBASIS MIKROKONTROLER
AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR
INFRAMERAH SEBAGAI SENSOR HALANGAN
Kategori : TUGAS AKHIR
Nama : RENOVA SIMANULLANG
Nomor Induk Mahasiswa : 062408031
Program Studi : DIPLOMA 3 (D3) FISIKA INSTRUMENTASI
Departemen : FISIKA
Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM (MIPA) UNIVERSITAS SUMATERA
UTARA

Diluluskan di
Medan, Juli 2009

Komisi Pembimbing :

Diketahui
Departemen Fisika FMIPA USU
Ketua, Pembimbing,

(Drs.Syarul Humaidi, M.Sc) (Drs.Takdir Tamba, M.Eng.Sc)


NIP.132050870 NIP.131569414

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
PERNYATAAN

PERANCANGAN PALANG KERETA API OTOMATIS BERBASIS


MIKROKONTROLLER AT89S51 MENGGUNAKAN SENSOR
INFRAMERAH SEBAGAI SENSOR HALANGAN

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali
beberapa hal kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juli 2009

RENOVA SIMANULLANG
062408031

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha

Penyayang, atas Kasih Karunia-NYA yang melimpah penulis dapat

menyelesaikan Tugas Akhir ini sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada berbagai pihak yang telah

banyak membantu penulis dalam penyelesaian tugas ini yaitu kepada:

1. Bapak Dr.Eddy Marlianto, M.Sc, selaku Dekan Fakultas Matematika dan

Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Bapak Drs.Syarul Humaidi, M.sc, selaku Ketua Jurusan Program Studi

Fisika Instrumentasi Fakultas Matematika dan ILmu Pengetahuan Alam.

3. Ibu Drs.Justinon, MSi, selaku Sekretaris Jurusan Program Studi Fisika

Instrumentasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4. Bapak Drs.Takdir Tamba, M.Eng.Sc, selaku Dosen pembimbing Tugas

Akhir.

5. Staff dan pegawai di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

6. Teristimewa kepada kedua orangtua penulis Ayahanda M.Simanullang

dan Ibunda R.Simanjorang yang telah banyak membantu melalui Doa,

dan moril maupun materil. Tidak ada yang boleh penulis berikan selain

doa. Semoga Tuhan memberikan kesehatan dan rezeki makin bertambah-

tambah. Kepada Kakak saya (KIrma & KRahma) yang tak henti-

hentinya memberi perhatian, motivasi, dan dukungan Doa. Serta kepada

Adik saya (Suranta & Rizal) tetap semangat ya, semoga cita-citanya

tercapai.
Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
7. Kepada BSarto trimakasih atas partisipasinya juga teman-teman 1 kost

Gg.Cipta no.13B yang memberikan smangat & Doa.

8. Bandika, KHotmaida, dan KSusi juga abang/kakak senior yang tidak

tersebutkan namanya yang telah banyak memberi semangat, pemikiran,

dan Doa.

9. Personil BIOS CORP06, serta teman-teman seperjuangan FIN06, serta

adik-adik FIN07 dan FIN08 tetap semangat.

Penulis menyadari dalam pembuatan tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca

yang bersifat membangun dalam penyempurnaan tugas akhir ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak

yang telah turut serta membantu dalam menyelesaiakan tugas akhir ini. Tuhan

selalu memberkati.

Penulis

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
ABSTRAK

Palang kereta api otomatis merupakan suatu otomatisasi yang diterapkan pada
jalur transportasi Kereta Api guna menutup dan membuka jalan yang membatasi
atau menghentikan jalur lalu lintas agar kendaraan berhenti sementara untuk
mendahulukan kereta api yang akan lewat. Aplikasi ini hanyalah sebuah prototype
kecil yang menggambarkan sebuah aplikasi untuk palang kereta api yang dapat
bergerak secara otomatis, dibandingkan penerapan sesungguhnya aplikasi ini
mungkin masih jauh sekali dari kejadian sebenarnya, akan tetapi aplikasi ini
mungkin dapat sebagai dasar dari palang kereta api yang dapat berjalan secara
otomatis.

Palang kereta api otomatis ini mempunyai tiga bagian umum yaitu motor
DC yang akan berputar untuk membuka dan menutup palang, sensor inframerah
sebagai pendeteksi adanya kereta api yang lewat, dan otak yaitu bagian
mikrokonrroler AT89S51. Mikrokontroler ini yang akan mengendalikan semua
jalannya system yang terdapat pada palang kereta api otomatis. Yaitu
mengendalikan masukan system yang berupa sensor-sensor, mengendalikan
pergerakan motor DC sebagai penggerak palang, mengendalikan sebuah tampilan
berupa teks berjalan, dan pembangkit pulsa 300 Hz, 500 Hz yang dimanfaatkan
sebagai Buzzer.

Tujuan tugas akhir ini adalah merancang dan mengimplementasikan


palang kereta api otomatis dengan menggunakan mikrokontroler AT89S51 dan
sensor inframerah. Basis pengetahuan palang ini berisi pengkodean aksi yang
harus dilakukan berdasarkan informasi dari sensor.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
DAFTAR ISI

Halaman
Persetujuan ..................................................................................................... i
Pernyataan ..................................................................................................... ii
Penghargaan ................................................................................................. iii
Abstrak .......................................................................................................... v
Daftar Isi....................................................................................................... vi
Daftar Tabel................................................................................................ viii
Daftar Gambar .............................................................................................. ix

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................... 1
1.2 Tujuan Penulisan .......................................................................... 3
1.3 Batasan Masalah ........................................................................... 3
1.4 Metode Pengumpulan Data ........................................................... 4
1.5 Sistematika Penulisan ................................................................... 4

BAB 2 LANDASAN TEORI


2.1 Perangkat Keras ............................................................................ 7
2.1.1 Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 .............................. 7
2.1.2 Konstruksi AT89S51 ...................................................... 9
2.1.3 Photodioda ................................................................... 16
2.1.4 Dioda Pemancar Cahaya Inframerah ............................ 18
2.1.5 Motor DC..................................................................... 20
2.1.6 Rangkaian Buzzer. ....................................................... 21
2.1.7 Running Text. .............................................................. 22
2.2 Perangkat Lunak ......................................................................... 23
2.2.1 Bahasa Assembly MCS-51 ........................................... 23
2.2.2 Software 8051 Editor, Assembler, simulator(IDE)........ 27
2.2.3 Sofware Downloader .................................................... 29

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 3 PERANCANGAN SISTEM
3.1 Perancangan Alat ........................................................................ 30
3.1.2 Diagram Blok ............................................................... 30
3.1.2 Perancangan Sensor Inframerah ................................... 32
3.1.2.1 Perancangan Pemancar Inframerah ................... 32
3.1.2.2 Perancangan Penerima Inframerah .................... 34
3.1.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51 ........................... 36
3.1.4 Rangkaian Catudaya (PSA) .......................................... 38
3.1.5 Perancangan Driver Penggerak Motor DC .................... 40
3.2 Perancangan Program ................................................................. 44

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA


4.1 Pengujian Rangkaian .................................................................. 57
4.1.1 Pengujian rangkaian Mikrokontroler At89S51 .............. 57
4.1.2 Pengujian Rangkaian sensor inframerah ....................... 59
4.1.3 Pengujian Rangkaian Jembatan H ................................ 60
4.1.4 Pengujian Pangkaian PSA ............................................ 61
4.1.5 Pengujian Rangkaian Buzzer ........................................ 62
4.2 Analisa ....................................................................................... 63

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................ 64
5.2 Saran .......................................................................................... 65

Daftar Pustaka
Program Running Text

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Fungsi Port 1 Mikrokontroler AT89S51. .......................................... 13


Tabel 2.2 Fungsi Port 3 Mikrokontroler AT89S51. .......................................... 14

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 IC mikrokontroler AT89S51 ......................................................... 12


Gambar 2.2. Photodioda dan simbolnya ........................................................... 17
Gambar 2.3. Symbol dan rangkaian dasar sebuah LED. ................................... 20
Gambar 2.4. Rangkaian Buzzer. ....................................................................... 21
Gambar 2.5 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE ....................................... 28
Gambar 2.6 ISP-Flash Programmer 3.a ........................................................... 29
Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian ............................................................. 30
Gambar 3.2. Rangkaian Pemancar inframerah .................................................. 33
Gambar 3.3 Rangkaian Penerima sinar inframerah .......................................... 34
Gambar 3.4 Rangkaian mikrokontroller AT89S51 .......................................... 37
Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply (PSA) .................................................. 39
Gambar 3.6 Rangkaian jembatan H ................................................................. 41
Gambar.3.7 FlowChart Program ..................................................................... 44
Gambar 4.1 Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51............................. 57
Gambar 4.2 Rangkaian sensor inframerah ........................................................ 59
Gambar 4.3 Rangkaian Jembatan H ................................................................. 60
Gambar 4.4 Rangkaian PSA ............................................................................. 61

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi instrumentasi elektronika sekarang mengalami

perkembangan yang sangat pesat, memasyarakat dan bukan sesuatu hal yang asing

lagi. Manusia membutuhkan bantuan dari sesuatu yang dapat bekerja cepat, teliti,

dan tidak mengenal lelah. Sistem otomatisasi dapat menggantikan manusia untuk

mengerjakan sesuatu dalam lingkungan berbahaya bagi kesehatan dan

keselamatan atau daerah yang harus diamati dengan pengamatan lebih dari

kemampuan panca indera manusia. Kemajuan teknologi dalam bidang elektronika

akan mampu mengatasi masalah-masalah yang rumit sekalipun, dengan ketelitian

dan kecepatan serta ketepatan yang sangat tinggi.

Dalam kehidupan masyarakat dikenal transportasi laut, darat dan udara.

Dalam hal ini kita akan membahas transportasi darat yaitu Kereta Api sebagai alat

transportasi. Tidak jarang kita mendengar terjadi kecelakaan kereta api yang

menyebabkan luka parah dan bahkan korban jiwa. Berangkat dari masalah ini

penulis membuat tugas akhir yang berjudul Perancangan Palang Kereta Api

Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51 Menggunakan Sensor

Inframerah Sebagai Sensor Halangan.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Mikrokontroler AT89S51 adalah chip mikrokontroler produksi Atmel Inc,

merupakan keluarga dari MCS-51 rancangan Intel. AT89S51 mempunyai fitur

dasar yang cukup lengkap untuk suatu pemrosesan input-output. Bahasa

pemrograman yang digunakan AT89S51 hampir tidak jauh berbeda dengan

instruksi set pada mikroprosesor intel yang sudah dipelajari pada perkuliahan.

Mikrokontroler adalah system computer yang ringkas, dapat menggantikan fungsi

computer dalam pengendalian kerja dan desain yang jauh lebih ringkas daripada

computer. Dengan ukurannya yang sangat kecil mikrokontroler dapat digunakan

pada peralatan yang bersifat bergerak (mobile) dalam hal ini adalah pada sebuah

palang kereta api otomatis. Mikrokontroler ini digunakan sebagai otak dari suatu

embedded system, sebuah system computer terpadu. Mikrokontroler AT89S51

memiliki perbandingan ROM dan RAM nya yang besar, artinya program control

disimpan dalam ROM (bisa masked ROM atau Flash PEROM) yang ukurannya

relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat penyimpan

sementara, hal ini merupakan kelebihan mikrokontroler.

Palang kereta api otomatis ini memanfaatkan cahaya inframerah sebagai

pendeteksi adanya kereta api yang lewat dan siyal tersebut akan dikuatkan oleh

sebuah penguat sinyal yang disebut dengan penerima sinar inframerah. Pemancar

inframerah akan memancarkan inframerah terus menerus, dan jika ada kereta api

yang melintas di depannya maka pancaran sinar inframerah ke photodioda akan

terputus. Pancaran dari sinar inframerah yang diterima oleh potodioda akan diolah

oleh rangkaian penguat sinyal sehingga menghasilkan sinyal high (1) atau dan jika

pancaran inframerah terputus maka penguat sinyal akan menghasilkan sinyal low

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
(0) dan kemudian sinyal ini akan dikirimkan ke mikrokontroler. Sinyal-sinyal

yang dikirimkan oleh penguat sinyal inilah yang digunakan untuk mendeteksi

keberadaan kereta api yang lewat.

1.2 Tujuan Penulisan

Tujuan dilakukan tugas akhir ini adalah sebagai berikut:

1. Salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh mahasiswa dalam

menyelesaikan pendidikan pada program studi D3 Fisika Instrumentasi

FMIPA USU.

2. Menerapkan displin ilmu yang berkaitan yang telah diperoleh selama

perkuliahan.

3. Studi awal tentang penggunaan sensor inframerah yang berfungsi

sebagai sensor halangan dalam sebuah system otomatisasi.

4. Studi awal tentang system kecerdasan.

5. Studi awal dalam pembuatan palang kereta api otomatis dengan

Mikrokonteroler AT89S51 sebagai otak dari seluruh system.

1.3 Batasan Masalah

Penulisan tugas akhir ini dibatasi pada:

1. Palang kereta api otomatis ini dilengkapi dengan sensor-sensor

inframerah dan dan jembatan H sebagai penggerak motor DC.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
2. Pemancar yang digunakan adalah inframerah dan penerimanya adalah

photodiode.

3. Palang kereta api otomatis ini dilengkapi dengan mikrokontroler

AT89S51 yang berfungsi sebagai otok atau pengendali dari seluruh

system.

1.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh perancang adalah :

1. Melakukan studi ke perpustakaan mengenai teori-teori yang

berkaitan dengan judul tugas akhir ini.

2. Mengumpulkan dan membaca data sheet mengenai komponen

yang digunakan.

3. Melakukan perancangan dan perakitan proyek.

4. Melakukan konsultasi dengan dosen pembimbing serta dosen-

dosen staff pengajar yang berkaiatan dengan realisasi di bidang

masing-masing.

5. Melakukan pengujian alat dan kinerja rangkaian.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pembahasan dan pemahaman maka penulis membuat

sistematika penulisan bagaimana sebenarnya prinsip kerja alat yang dibuat oleh

penulis tersebut yaitu Palang Kereta Api Otomatis.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 1 PENDAHULUAN

Bagian ini meliputi latar belakang masalah, tujuan penulisan,

batasan masalah, metode pengumpulan data, dan sistematika

penulisan.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Pada bagian ini akan dijelaskan landasan teori meliputi arsitektur

dan konstruksi mikrokontroler AT89S51 (hardware dan software),

penerima dan pemancar inframerah, selain itu juga membahas

komponen pendukung lainnya yang berhubungan dengan Palang

Kereta Api Otomatis.

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Pada bagian ini akan dijelaskan tentang perancangan alat yang

meliputi diagram blok, skematik dari masing-masing rangkaian,

diagram alir, serta program yang diisikan ke mikrokontroler

AT89S51.

BAB 4 PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA

Bagian ini meliputi uraian tentang cara menguji dan pembahasan

cara kerja Palang Kereta Api Otomatis.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

Bagian ini merupakan penutup yang meliputi tentang kesimpulan

dari pembahasan dari laporan proyek ini serta saran yang diberikan

demi kesempurnaan dan pengembangan proyek ini pada masa yang

akan datang ke arah yang lebih baik.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Perangkat Keras

Pada subbab ini akan dibahas perangkat perangkat keras yang digunakan pada

palang kereta otomatis ini. Perangkat perangkat keras tersebut antara lain adalah

sensor inframerah, fotodioda, motor DC, Buzzer yang berfungsi sebagai alarm,

sebuah running text yang berfungsi sebagai tampilan, dan rangkaian

mikrokontroler AT89S51.

2.1.1 Asitektur Mikrokontroler AT89S51

Mikrokontroler sebagai teknologi baru yaitu teknologi semikonduktor

kehadirannya sangat membantu dunia elektronika. Dengan arsitektur yang praktis

tetapi memuat banyak kandungan transistor yang terintegrasi, sehingga

mendukung dibuatnya rangkaian elektronika. Mikrokontroler adalah

mikrokomputer chip tunggal yang dirancang secara spesifik untuk aplikasi-

aplikasi control dan bukan untuk aplikasi-aplikasi serbaguna. Perangkat ini sering

digunakan untuk kebutuhan control tertentu seperti pada sebuah penggerak motor.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Penggunaan mikrokontroler sangat luas, tidak hanya untuk akuisisi data

melainkan juga untuk pengendalian di pabrik-pabrik, kebutuhan peralatan kantor;

peralatan rumah tangga, automobil dan sebagainya. Hal ini disebabkan

mikrokontroler merupakan system mikroprosesor (yang di dalamnya terdapat

CPU (Central Prossesing Unit), ROM (Read Only Memory), RAM (Random

Acces Memory), dan I/O) yang telah terpadu dalam satu keping, selain itu

komponennya (AT89S51) murah dan mudah didapatkan di pasaran.

Mikrokontroler merupakan sebuah system computer yang seluruh atau

sebagian besar elemennya di kemas dalam satu Chip IC. Mikrokontroler dapat

dikelompokkan dalam satu keluarga, masing-masing mikrokontroler memiliki

spesifikasi tersendiri namun cocok dalam pemogramannya. Contoh-contoh

keluarga mikrokontroler adalah keluarga MCS-51, keluarga MC68HC05,

keluargaMC68H11, keluarga AVR, keluarga PIC 8, mikrokontroler AT89S51

terdapat dalam keluarga MCS-51, dibandingkan mikrokontroler yang lain seperti

AT89C51, AT89C52, dan AT89S52, bahasa-bahasa pemogramannya berbeda-

beda, dan memori atau kapasitasnya juga lebih kecil, sedangkan mikrokontroler

AT89S51 menggunakan bahasa assembly yang mudah dalam pemogramannya,

kapasitasnya juga lebih besar dan menjadi dasar pemilihan mikrokontroler ini

karena harganya relative terjangkau.

Aplikasi mikrokontoler lainnya adalah dalam bidang pengukuran jarak

jauh. Misalnya pengukuran di suatu tempat yang membahayakan manusia, maka

akan lebih nyaman jika digunakan suatu system pengukuran yang bisa

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
mengirimkan data lewat pemancar lalu diterima oleh stasiun pengamatan dari

jarak yang cukup aman dari sumbernya. System pengukuran jarak jauh ini jelas

membutuhkan suatu system akuisisi data sekaligus system pengiriman data secara

serial (melalui pemancar), yang semuanya itu bisa diperoleh dari mikrokontroler

yang digunakan.

Tidak seperti system computer, yang mampu menangani berbagai macam

program aplikasi (misalnya pengolah data, pengolah angka dan lain sebagainya),

mikrokontroler hanya bisa digunakan untuk suatu aplikasi tertentu saja. Perbedaan

lainnya terletak pada perbandingan RAM-nya dan ROM. Pada system computer

perbandingan RAM dan ROM-nya besar, artinya program-program pengguna di

simpan dalam ruang RAM yang cukup besar sedangkan rutin-rutin antarmuka

perangkat keras di simpan dalam ruang ROM yang kecil. Sedangkan pada

mikrokontroler, perbandingan RAM dan ROM-nya yang besar artinya program

control di simpan dalam ROM (bisa masked ROM atau Flash PEROM) yang

ukurannya relative lebih besar, sedangkan RAM digunakan sebagai tempat

penyimpanan sementara, termasuk register-register yang digunakan pada

mikrokontroler yang bersangkutan.

2.1.2 Konstruksi AT89S51

AT89S51 adalah mikrokontroler keluaran Atmel Coorporation dengan 4K byte

Flash programmable and erasable read only memori. Mikrokontroler ini turunan

dari keluarga MCS-51, memori dengan teknologi nonvolatile memori. Memori ini

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
digunakan untuk menyimpan instruksi berstandar kode MCS-51 sehingga

memungkinkan mikrokontroler ini bekerja dalam mode operasi keping tunggal

yang tidak memerlukan external memory.

Berikut spesifikasidari AT89S51:

1. kompatibel dengan mikrokontroler MCS-51

2. 8 K Byte in-system programmable (ISP) flash memori dengan

kemampuan 1000 kali baca/tulis

3. 128 x 8 bit RAM internal

4. 32 jalur I/O yang dapat deprogram

5. dua buah 16 bit counter/timer

6. enam sumber interupsi

7. saluran Full duplex serial UART

8. mode pemograman ISP yang fleksibel (byte dan page mode)

Penggunaan IC AT89S51 memiliki beberapa keuntungan dan keunggulan,

antara lain tingkat kendala yang tinggi, komponen hardware eksternal yang lebih

sedikit, kemudahan dalam pemograman, dan hemat dari segi biaya. IC AT89S51

memiliki program internal yang mudah untuk dihapus dan diprogram kembali

secara berulang-ulang. Pada pesawat ini IC AT89S51 berfungsi sebagai sentral

control dari segala aktivitas pesawat.

Mikrokontroler AT89S51 hanya memerlukan 3 tambahan kapasitor, 1

resistor, 1 kristal serta catu daya 5 Volt. Kapasitor 10 mikro-Farad dan resistor 10

Kilo-Ohm dipakai untuk membentuk rangkaian reset. Dengan adanya rangkaian

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
reset ini AT89S51 otomatis di reset begitu rangkaian menerima catu daya. Kristal

dengan frekuensi maksimum 12 MHz dan kapasitor 30 piko-Farad dipakai untuk

melengkapi rangkaian oscillator pembentuk clok yang menetukan kecepatan kerja

mikrokontroler. Memori merupakan bagian yang sangat penting pada

mikrokontroler. Mikrokontroler memiliki 2 macam memori yang sifatnya berbeda

yaitu:

a. Read Only Memori (ROM) yang isinya tidak berubah meskipun IC

kehilangan catu daya. Sesuai dengan keperluannya, dalam susunan

MCS-51 memori penyimpanan program ini dinamakam sebagai

memori program.

b. Random Access Memori (RAM) isinya akan sirna begitu IC

kehilangan catu daya. Dipakai untuk menyimpan data pada saat

program bekerja. RAM yang dipakai untuk menyimpan data ini di

sebut sebagai memori data.

Ada berbagai jenis ROM. Untuk mikrokontroler dengan program yang

sudah baku dan diproduksi secara masal, program diisikan ke dalam ROM pada

saat IC mikrokontroler dicetak di pabrik IC. Untuk keperluan tertentu

mikrokontroler menggunakan ROM yang dapat diisi ulang atau Programble-

Eraseable ROM yang disingkat menjadi PEROM. Dulu banyak dipakai UV-

EPROM (Ultra Violet Eraseable Programble ROM) yang kemudian dinilai mahal

dan ditinggalkan setelah ada flash PEROM yang harganya jauh lebih murah.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Jenis memori yang dipakai untuk memori program AT89S51 adalah Flash

PEROM, program untuk mengendalikan mikrokontroler diisikan ke memori itu

lewat bantuan alat yang dinamakan sebagai AT89S51 Flash PEROM

Programmer.

Sarana Input/Output yang disediakan cukup banyak dan bervariasi.

AT89S51 mempunyai 32 jalur Input/Output. Jalur Input/Output parallel dikenal

sebagai Port 1 (P1.0P1.7) dan Port 3 (P3.0P3.5 dan P3.7).

Gambar 2.1 IC mikrokontroler AT89S51


Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Deskripsi pin-pin pada mikrokontroler AT89S51 :

Pin 1 sampai 8

Pin 1 sampai 8 merupakan port 1 yang menjadi saluran (bus) dua arah

input/output 8 bit. Dengan internal pull-up yang dapat digunakan untuk berbagai

keperluan dan dapat mengendalikan empat iuput TTL. Port ini juga digunakan

sebagai saluran alamat pada saat pemograman dan verifikasi.

Pin Port Fungsi Aternatif

P1.0 T2 (input cacah eksternal ke timer/counter 2 clock out)

P1.1 T2EX (Timer/counter 2 capture/reload dan control arah)

P1.5 MOSI (digunakan untuk In-system programming)

P1.6 MISO (digunakan juga untuk In-sistem programming)

P1.7 SCK (digunakan untuk In-sistem programming)

Tabel 2.1 Fungsi Port 1 Mikrokontroler AT89S51

Pin 9 (RST)

Merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa transisi dari rendah ke tinggi akan

mereset mikrokontroler ini.

Pin 10 sampai pin 17 (Port 3)

Port 3 merupakan 8 bit port Input/Output dua arah dengan internal pull-up. Port 3

ini juga mempunyai funsi pin masing-masing yaitu sebagai berikut:

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Nama Pin Fungsi

P3.0 (pin 10) RXD (Port input serial)

P3.1 (pin 11) TXD (Port output serial)

P3.2 (pin 12) INT0 (interrup 0 eksternal)

P3.3 (pin 13) INT1 (interrupt 1 eksternal)

P3.4 (pin 14) T0 (input eksternal timer 0)

P3.5 (pin 15) T1 (input eksternal timer 1)

P3.6 (pin 16) WR (untuk menulis eksternal data memori)

P3.7 (pin 17) RD (untuk membaca eksternal data memori)

Tabel 2.2 Fungsi Port 3 Mikrokontroler AT89S51

Pin 18 dan pin 19

Jalur ini merupakan masukan ke penguat isolator berpenguatan tinggi.

Mikrokontroler ini memiliki seluruh rangkaian osilator yang diperlukan pada chip,

kecuali rangkaian kristal yang mengendalikan frekuensi osilator. Oleh karena itu

pin 18 dan 19 sangat diperlukan untuk dihubungkan dengan kristal. Selain itu

EXTAL 1 juga dapat digunakan sebagai input untuk inverting isolator amplifier

dan input ke rangkaian internal clok sedangkan EXTAL 2 merupakan output dari

inverting osilator amplifier.

Pin 20 (GND)

Merupakan ground sumber tegangan yang diberi symbol gnd.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Pin 21 sampai pin 28 (port 2)

Port 2 ini berfungsi sebagai Input/Output biasa atau high order address, pada saat

mengakses memori 16 bit. Pada saat mengakses memori 8 bit, port ini akan

mengisi dari P2 special function register. Port ini mempunyai internal pull-up dan

berfungsi sebagai input dengan memberikan logika 1. sebagai output, port ini

dapat memberikan output sink ke empat buah input TTL.

Pin 29 (PSEN)

Program Store Enable (PSEN) merupakan sinyal pengontrol untuk mengakses

program memori eksternal yang masuk ke dalam saluran (bus) selama proses

pemberian atau pengambilan instruksi (fetching).

Pin 30 (ALE/PROG)

Address Latch Enable (ALE/PROG) merupakan penahan alamat memori eksternal

(pada port 1) selama mengakses ke memori eksternal. Pin ini juga berfungsi

sebagai pulsa (sinyal) input program (PROG) selama proses pemograman.

Pin 31 EA

Pada kondisi low pin ini akan berfungsi sebagai EA yaitu mikrokontroler akan

menjalankan program yang ada pada memori eksternal setelah system direset. Jika

kondisi high pin ini akan berfungsi untuk menjalankan program yang ada pada

memori internal. Pada saat flash programming pin ini akan mendapat tegangan 12

Volt.

Pin 32 sampai pin 39 (port 0)

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Port 0 dapat berfungsi sebagai I/O biasa, low order multiplex address/data atau

pun penerima kode byte pada saat flash programming. Pada fungsi I/O biasa port

ini dapat memberikan output sink ke delapan buah TTL input atau dapat diubah

sebagai input dengan memberikan logika 1 pada port tersebut. Pada fungsi sebagai

low order multiplex address/data , port ini akan mempunyai internal pull-up. Pada

saat flash programming diperlukan ekternal pull-up, terutama pada saat verifikasi

program.

Pin 40 (VCC)

Merupakan sumber tegangan positif yang diberikan symbol vcc.

2.1.3. Photodioda

Fotodioda adalah suatu jenis dioda yang resistansinya berubah-ubah jika cahaya

yang jatuh pada dioda berubah-ubah intensitasnya. Dalam gelap nilai tahanannya

sangat besar hingga praktis tidak ada arus yang mengalir. Semakin kuat cahaya

yang jatuh pada dioda maka semakin kecil nilai tahanannya. Foto dioda ini

digunakan terutama sebagai saklar elektronik yang bereaksi akibat perubahan

intensitas cahaya.

Photodioda adalah dioda sambungan p-n yang secara khusus dirancang

untuk mendeteksi cahaya dan biasanya terdapat lapisan instrinsik antara lapisan p

dan n. Piranti yang memiliki lapisan instrinsik disebut pin atau PIN photodiode.

Energi cahayanya lewat melalui lensa yang mengekspos sambungan.


Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Photodioda dirancang beroperasi pada mode bias-mundur. Arus bocor bias

mundur meningkat dengan peningkatan level cahaya. Harga arus umumnya adalah

dalan rentang micro-ampere. Photodiode mempunyai waktu respon yang cepat

terhadap berbagai cahaya. Cahaya diserap pada daerah penyambungan atau daerah

instrinsik menimbulkan pasangan electron-hole, kebanyakan pasangan tersebut

menghasilkan arus yang berasal dari cahaya.

Mode operasi:

Photodiode dapat dioperasikan dalam 2 animal mode yang berbeda:

1. Mode photovoltaic: seperti solar sell, penyerapan pada photodiode

menghasilkan tegangan yang dapat diukur. Bagaimanapun, tegangan

yang dihasilkan dari tenaga cahaya ini sedikit tidak linier, dan range

perubahannya sangat kecil.

2. Mode photokonduktivitas: disini photodiode di aplikasikan sebagai

tegangan revers (tegangan balik) dari sebuah dioda (yaitu tegangan

pada arah tersebut pada dioda tidak akan menghantarkan tanpa terkena

cahaya) dan pengukuran menghasilkan arus photo (hal ini juga bagus

untuk mengaplikasikan tegangan mendekati nol)

Gambar 2.2. Photodioda dan simbolnya


Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Karakteristik bahan photodiode:

1. Silicon (Si) : arus lemah sangat gelap, kecepatan tinggi,sensitivitas bagus

antara 400 nm sampai 1000 nm (terbaik antara 800 nm sampai 900 nm).

2. Germanium (Ge) : arus tinggi sangat gelap, kecepatan lambat, sensitivitas

baik antara 600 nm sampai 1800 nm (terbaik 1400 nm sampai1500 nm).

3. Indium Gallium Arsennida (InGaAs) : mahal, arus kecil saat gelap,

kecepatan tinggi sensitivitas baik pada jarak 800 nm sampai 1700 nm

(terbaik antara 1300 nm sampai 1600 nm)

2.1.4 Dioda Pemancar Cahaya Inframerah (LED Inframerah)

Prinsip utama dari rangkaian sensor ini seperti layaknya sebuah saklar yang

memberikan perubahan tegangan apabila terdapat penghalang diantara transceiver

dan receiver. Sensor ini memiliki dua buah piranti yaitu rangkaian

pembangkit/pengirim (Led Inframerah) dan rangkaian penerima (Fotodiode).

Rangkaian pembangkit/pengirim memancarkan sinar inframerah kemudian

pancarannya diterima oleh penerima (fotodioda) sehingga bersifat menghantar

akibatnya tegangan akan jatuh sama dengan tegangan ground (0). Dan sebaliknya

apabila tidak mendapat pancaran sinar inframerah maka akan menghasilkan

tegangan.

Led inframerah adalah suatu jenis dioda yang apabila diberi tegangan maju

maka arus majunya akan membangkitkan cahaya pada pertemuan PN-nya. Disini

cahaya yang dibangkitkan adalah infra merah yang tidak dapat dilihat dengan

mata. Dioda-dioda yang digunakan terbuat dari bahan Galium (Ga), Arsen (As),

dan Fosfor (P) atau disingkat GaAsP. Tegangan maju antara anoda-katoda
Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
berkisar antara 1,5V-2V, sedangkan arus majunya berkisar 5mA-20mA. Led

inframerah sesuai dengan rancangannya memancarkan cahaya pada spectrum

inframerah dengan panjang gelombang = 940 nm. Spectrum cahaya inframerah

ini mempunyai level panas yang paling tinggi diantara sinar-sinar yang lain

walaupun tidak tampak oleh mata dan mempunyai efek fotolistrik yang terkuat.

LED adalah dioda yang menghasilkan cahaya saat diberi energi listrik.

Dalam bias maju sambungan p-n terdapat rekombinasi antara electron bebas dan

lubang (hole). Energi ini tidak seluruhnya diubah ke dalam bentuk energi cahaya

atau photon melainkan dalam bentuk panas sebagian. Untuk dioda yang

memancarkan cahaya inframerah (infrared emiting dioda = IRED). Sinar

inframerah tidak dapat dilihat manusia , dengan menambahkan obat gallium

arsenide dengan berbagai bahan dapat dibuat LED dengan output yang dapat

dilihat seperti sinar merah, hijau, kuning, atau biru. Dioda yang memancarkan

cahaya (LED) digunakan untuk display alphabet dan digital serta sebagai lampu

tanda.

Sebagian besar LED membutuhkan 1,5 V sampai 2,2 V untuk memberi

bias maju dan membutuhkan arus sekitar 20 mA sampai 30 mA untuk

memancarkan cahaya. Dengan level-level tegangan yang lebih tinggi, LED dapat

terbakar apabila tegangan maju yang diberikan melebihi 2 V. untuk mengatasi hal

ini LED biasanya dihubungkan secara seri dengan tahanan yang membatasi

tegangan dan arus pada nilai yang dikehendaki. Proses pemancaran cahaya akibat

adanya energi listrik yang diberikan terhadap suatu bahan disebut dengan sifat

elektroluminesensi. Material lain misalnya galiumarsenida pospat (GaP): photon

energi cahaya dipancarkan untuk menghasilkan cahaya tampak. Jenis lain dari

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
LED digunakan untuk menghasilkan energi tidak tampak seperti yang

dipancarkan oleh pemancar laser atau inframerah.

VCC
5V

330

Gambar 2.3 Simbol dan rangkaian dasar sebuah LED

Pemancar inframerah adalah dioda solid state yang terbuat dari bahan

Galium Arsenida (GaAs) yang mampu memancarkan fluks cahaya ketika dioda

ini dibias maju. Bila diberi bias maju electron dari daerah-n akan menutup lubang

electron yang ada di daerah-p. selama proses rekombinasi ini, energi dipancarkan

dari permukaan p dan n dalam bentuk photon. Photon-photon yang dihsilkan ini

ada yang diserap lagi dan ada yang meninggalkan permukaan dalam bentuk

radiasi energi.

2.1.5 Motor DC

Motor DC akan berputar searah/berlawanan arah dengan jarum jam jika salah satu

kutubnya diberi tegangan positif dan kutub yang lainnya diberi tegangan negative

atau ground. Dan motor DC akan berputar kea rah sebaliknya jika polaritasnya

dibalik. Dengan sifat yang demikian maka dibutuhkan suatu rangkaian yang dapat

membalikkan polaritas yang diberikan ke motor DC tersebut, sehingga perputaran

motor DC dapat dikendalikan oleh rangkaian tersebut. Motor DC jarang

digunakan pada aplikasi industri umum karena semua system utilyti listrik
Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
dilengkapi dengan perkakas arus bolak-balik, meskipun demikian, pada aplikasi

khusus adalah menguntungkan jika mengubah arus bolak-balik menjadi arus

searah digunakan dimana control torsi dan kecepatan dengan rentang yang lebar

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan aplikasi.

Motor DC umum yang menggunakan sikat (brush), yang menggunakan

lilitan pada rotor dan menggunakan magnet tetap pada sisi stator, pada dasarnya

dapat dianggap sebagai suatu beban yang dapat dihubungkan langsung ke

rangkaian switching arus DC. Oleh karena itu, pemilihan ruang tepat cukup

diperoleh dengan memperhatikan besar kebutuhan arus untuk memutar motor DC

dapat diidentikkan dengan lilitan pada kumparan relay sehingga rangkaian

drivernya relative sama. Tujuan motor DC adalah untuk menghsilkan gaya yang

menggerakkan (torsi). Pada beberapa kasus sering diperlukan arah putaran motor

DC yang berubah-ubah. Prinsip dasar untuk mengubah arah perputarannya adalah

dengan membalik polaritas pada catu daya tegangannya.

2.1.6 Rangkaian Buzzer

Rangkaian buzzer ini berfungsi untuk memberitahukan kepada pemilik, ketika

terjadi kesalahan memasukkan password. Rangkaiannya seperti gambar di bawah

ini:

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
5 Volt

Buzzer

P0.0 AT89S51
C945
4.7k

Gambar 2.4 Rangkaian Buzzer

Pada alat ini, alarm yang digunakan adalah buzzer 5 volt. Buzzer ini akan

berbunyi jika positifnya dihubungkan ke sumber tegangan positif dan negatifnya

dihubungkan ke ground. Pada rangkaian di atas transistor berfungsi sebagai saklar

elektronik yang dapat menghidupkan dan mematikan buzzer. Dari gambar dapat

dilihat bahwa negatif buzzer dihubungkan ke kolektor dari transistor NPN

(2SC945), ini berarti jika transistor dalam keadaan aktif maka kolektor akan

terhubung ke emitor dimana emitor langsung terhubung ke ground yang

menyebabkan tegangan di kolektor menjadi 0 volt, keadaan ini akan

mengakibatkan buzzer berbunyi. Sebaliknya jika transistor tidak aktif, maka

kolektor tidak terhubung ke emitor, sehingga tegangan pada kolektor menjadi 5

volt, keadaan ini menyebabkan buzzer mati.

Transistor yang digunakan dalam rangkaian di atas adalah transistor jenis

NPN, transistor jenis ini akan aktif apabila tegangan pada basis lebih besar dari

0,7 volt. Resistor 4,7 Kohm pada basis berguna untuk membatasi arus yang masuk

pada basis agar transistor tidak rusak.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
2.1.7 Running Text

Running text merupakan rangkaian yang dikendalikan oleh mikrokontroler

AT89S51 dan terdiri dari beberapa buah LED dan IC 4094. Rangkaian ini akan

memberikan informasi berupa teks berjalan kepada pengemudi. Running teks

disini dibuat seminimum mungkin karena mengingat proyek yang dibuat oleh

penulis hanya sebatas simulasi.

2.2 Perangkat Lunak

2.2.1 Bahasa Assembly MCS-51

Bahasa yang digunakan untuk memprogram IC mikrokontroler AT89S51 adalah

bahasa assembly untuk MCS-51. Angka 51 merupakan jumlah instruksi pada

bahasa ini hanya ada 51 instruksi. Dari 51 instruksi, yang sering digunakan orang

hanya 10 instruksi. Instruksi-instruksi tersebut antara lain :

1. Instruksi MOV

Perintah ini merupakan perintah untuk mengisikan nilai ke alamat atau

register tertentu pengisian nilai dapat secara langsung atau tidak

langsung.

Contih pengisian nilai secara langsung :

MOV R0,20h

Perintah di atas berarti: isikan nilai 20 Heksadesimal ke register 0

(R0). Tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan tersebut

adalah nilai.Contoh pengisian nilai secara tidak langsung


Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
MOV 20h,#80h

...........

............

MOV R0,20h

Perintah di atas berarti : isikan nilai yang terdapat pada alamat 20

Heksadesimal ke register 0 (R0).

Tanpa tanda # sebelum bilangan menunjukkan bahwa bilangan

tersebut adalah alamat.

2. Instruksi DJNZ

Decreament Jump If Not Zero (DJNZ) ini merupakan perintah untuk

mengurangi nilai register tertentu dengan 1 dan lompat jika hasil

pengurangannya belum nol.

Contoh:

MOV R0,#80h

Loop: ...........

............

DJNZ R0,Loop

............

R0 -1, jika belum 0 lompat ke loop, jika R0 = 0 maka program akan

meneruskan ke perintah pada baris berikutnya.

3. Instruksi ACALL

Instruksi ini berfungsi untuk memanggil suatu rutin tertentu.

Contoh :

.............

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
ACALL TUNDA

.............

TUNDA:

.................

4. Instruksi RET

Instruksi RETURN (RET) ini merupakan perintah untuk kembali ke

rutin pemanggil setelah instruksi ACALL dilaksanakan.

Contoh:

ACALL TUNDA

.............

TUNDA:

.................

RET

5. Instruksi JMP (JUMP)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu.

Contoh:

Loop:

.................

..............

JMP Loop

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
6. Instruksi JB (Jump if bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu jika

pin yang dimaksud berlogika high (1).

Contoh:

Loop:

JB P1.0,Loop

.................

7. Instruksi JNB (Jump if not bit)

Instruksi ini merupakan perintah untuk lompat ke alamat tertentu, jika

pin yang dimaksud berlogika low (0).

Contoh:

Loop:

JNB P1.0,Loop

.................

8. Instruksi CJNZ (Compare Jump if Not Equal)

Instruksi ini berfungsi untuk membandingkan nilai dalam suatu

register dengan suatu nilai tertentu.

Contoh:

Loop:

................

CJNE R0,#20h,Loop

................

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Jika nilai R0 tidak sama dengan 20h, maka program akan lompat ke

rutin Loop. Jika nilai R0 sama dengan 20h, maka program akan

melanjutkan instruksi selanjutnya..

9. Instruksi DEC (Decreament)

Instruksi ini merupakan perintah untuk mengurangi nilai register yang

dimaksud dengan 1.

Contoh:

MOV R0,#20h R0 = 20h

................

DEC R0 R0 = R0 1

.............

10. Instruksi INC (Increament)

Instrusi ini merupakan perintah untuk menambahkan nilai register

yang dimaksud dengan 1.

Contoh:

MOV R0,#20h R0 = 20h

................

INC R0 R0 = R0 + 1

.............

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
2.2.2 Softe 8051 Editor, Assembler, Simulator (IDE)

Instruksi-instruksi yang merupakan bahasa Assembly tersebut dituliskan pada

sebuah editor, yaitu 8051 editor, assembler, simulator (IDE). Tampilannya adalah

sebagai berikut:

Gambar 2.5 8051 Editor, Assembler, Simulator IDE

Setelah program selesai ditulis, kemudian di-save dan kemudian

diassemble (di-compile). Pada saat di-assemble akan tampil pesan peringatan dan

kesalahan. Jika masih ada kesalahan atau peringatan, itu berarti ada kesalahan

dalam penulisan perintah atau ada nama subrutin yang sama, sehingga harus

diperbaiki terlebih dahulu sampai tidak ada pesan kesalahan lagi. Software
Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
8051IDE ini berfungsi untuk merubah program yang kita tuliskan ke dalam

bilangan heksadesimal, proses perubahan ini terjadi pada saat peng-compile-an.

Bilangan heksadesimal inlah yang akan dikirimkam ke mikrokontroler.

2.2.3 Software Downloder

Untuk mengirimkan bilangan-bilangan heksadesimal ini ke mikrokontroler

digunakan software ISP-Flash Programmer 3.0a yang dapat didownload dari

internet. Tampilannya seperti gambar berikut ini.

Gambar 2.6 ISP-Flash Programmer 3.a

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Cara menggunakannya adalah dengan meng-klik open file untuk

mengambil file heksadesimal dari hasil kompilasi 8051IDE, kemudian klik write

untuk mengisikan hasil kompilasi tersebut ke mikrokontroler.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 3

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Perancangan Alat

3.1.1 Diagram Blok

Secara garis besar, diagram blok dari rangkaian palang otomatis ini ditunjukkan

pada gambar 3.1. berikut ini:

Sensor Penguat P1.4


P0.0 Jembatan H MOTOR
kanan luar sinyal & 1 1
MIKROKONTROLER AT89S51

P0.1

Sensor Penguat P1.5


kanan sinyal P0.2 Jembatan H MOTOR
dalam &
P0.3
2 2

Sensor kiri Penguat


luar sinyal P1.6

Buzzer
P3.1
Sensor kiri Penguat P1.7
dalam sinyal

Gambar 3.1. Diagram Blok Rangkaian


Keterangan dari diagram blok:

Palang kereta api otomatis ini dirancang hanya sebatas simulasi. Pada

palang ini terdapat 14 blok rangkaian utama yang mempunyai fungsi masing-

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
masing. Terdapat 4 buah sensor yaitu: sensor kanan luar berfungsi untuk

mendeteksi kereta api yang datang dari sebelah kanan, sensor kanan dalam

berfungsi untuk memberitahukan kepada mikrokontroler bahwa seluruh badan

kereta api yang dating dari sebelah kanan sudah seluruhnya melewati palang,

sensor kiri luar berfungsi untuk mendeteksi kereta api yang datang dari sebelah

kiri, dan sensor kiri dalam berfungsi untuk memberitahukan kepada

mikrokontroler bahwa seluruh badan kereta api yang dating dari sebelah kiri

sudah seluruhnya melewati palang. Pada palang kereta api otomatis ini sensor

yang digunakan adalah sensor inframerah. Sensor ini terletak tidak jauh dari

palang dan menghadap rel sehingga dapat mendeteksi adanya kereta api yang

lewat. Sensor ini terhubung pada P1.4, P1.5, P1.6, dan P1.7 dari mikrokontroler

AT89S51 sehingga dapat bekerja sesuai dengan yang telah terprogram.

Output dari sensor akan dikuatkan kembali oleh penguat sinyal sebelum

masuk ke mikrokontroller. Hasil penguatan sensor yang telah diolah oleh penguat

sinyal inilah yang akan di kirimkan oleh mikrokontroller.

Mikrokontroller AT89S51 yang merupakan otak dari keseluruhan system

berfungsi untuk mengolah semua data yang masuk. Untuk mengendalikan

pergerakan motor, digunakan sebuah rangkaian driver penggerak motor DC yaitu

jembatan H. Jembatan H ini akan memutar motor DC searah/berlawanan jarum

jam bila diberi pulsa 1 atau 0. Dengan demikian pergerakan motor dapat

dikendalikan melalui program. Pin-pin jembatan H ini dihubungkan ke P0.0, P0.1,

P0.2, dan P0.3 dari mikrokontroler AT89S51. Alarm berfungsi untuk

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
memberitahukan bahwa kereta api sedang lewat dan dihubungkan ke pin P3.1

pada mikrokontroler AT89S51 sehingga akan bekerja sesuai dengan yang telah

terprogram.

3.1.2 Perancangan Sensor Inframerah

3.1.2.1 Perancangan Pemancar Inframerah

Untuk dapat mendeteksi adanya kereta api yang akan lewat, maka palang otomatis

ini dilengkapi dengan 4 buah sensor inframerah. Semua sensor ini mempunyai

rangkaian yang sama, hanya penempatannya saja yang berbeda.

Masing-masing sensor menggunakan 3 buah pemancar inframerah dan

sebuah potodioda. Sensor ini memanfaatkan pantulan dari pemancar inframerah

yang diterima oleh potodioda. Digunakan 3 buah pemancar inframerah pada

masing-masing sensor bertujuan agar sinyal pantulan semakin kuat, sehingga

kereta api dapat terdeteksi dengan baik.

Setiap pantulan yang diterima oleh potodioda akan diolah dan dijadikan

data digital, sehingga bila potodioda mendapatkan pantulan dari pemancar

inframerah, maka akan mengirimkan sinyal low (0) ke mikrokontrolert AT89S51.

Dengan demikian mikrokontroler dapat mendeteksi sensor yang mengirimkan

sinyal low dan mengambil tindakan untuk mengatur putaran motor ke kanan atau

ke kiri. Rangkaian pemancar inframerah tampak seperti gambar di bawah ini:

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
VCC
5V

100
100 100

Infra Merah Infra Merah

Gambar 3.2 Rangkaian Pemancar inframerah

Pada rangkaian di atas digunakan 3 buah LED inframerah yang

diparalelkan, dengan demikian maka intensitas yang dipancarkan oleh inframerah

semakin kuat, karena merupakan gabungan dari buah LED inframerah. Resistor

yang digunakan adalah 100 ohm sehingga arus yang mengalir pada masing-

masing LED inframerah adalah sebesar:

V 5
i 0, 05 A atau 50 mA
R 100

Dengan besarnya arus yang mengalir ke LED inframerah, maka intensitas

pancaran inframerah akan semakin kuat, yang menyebabkan jarak pantulannya

akan semakin jauh.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
3.1.2.2 Perancangan Penerima Inframerah

Pantulan dari sinar inframerah akan diterima oleh potodioda, kemudian akan

diolah oleh rangkaian penerima agar menghasilkan data biner, dimana jika

potodioda menerima pantulan sinar inframerah maka output dari rangkaian

penerima ini akan mengeluarkan logika low (0), namun jika potodioda tidak

menerima pantulan sinar inframerah, maka output dari rangkaian penerima akan

mengeluarkan logika high (1).

Rangkaian penerima inframerah seperti gambar di bawah ini:

VCC
5V

AT89S51

1.0k 10k
Q4 Q2

Poto dioda
1.0k 1.0k
2SA733 2SA733
C828
4.7k 4.7k
330 2SC945
10k 10k
330k

LED1

Gambar 3.3 Rangkaian Penerima sinar inframerah

Potodioda memiliki hambatan sekitar 15 s/d 20 Mohm jika tidak terkena

sinar inframerah, dan hambatannya akan berubah menjadi sekitar 80 s/d 300

Kohm jika terkena sinar inframerah tergantung dari besarnya intensitas yang

mengenainya. Semakin besar intensitasnya, maka hambatannya semakin kecil.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Pada rangkaian di atas, output dari potodioda diumpankan ke basis dari

transistor tipa NPN C828, ini berarti untuk membuat transistor tersebut aktif

maka tegangan yang keluar dari potodioda harus lebih besar dari 0,7 volt. Syarat

ini akan terpenuhi jika potodioda mendapatkan sinar inframerah. Analisanya

sebagai berikut:

Jika tidak ada sinar inframerah yang mengenai potodioda, maka hambatan

pada potodioda 15 Mohm, sehingga:

R2 330.000
=Vo = xVcc = x5 0,107 Volt
R1 + R 2 15.000.000 + 330.000

Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C828, karena tegangannya hanya

0,107 Volt maka transistor tidak aktif.

Jika ada sinar inframerah yang mengenai potodioda, maka hambatan pada

potodioda 300 Kohm, sehingga:

R2 330.000
=Vo = xVcc = x5 2, 619 Volt
R1 + R 2 300.000 + 330.000

Vout akan diumpankan ke basis dari transistor C828, karena tegangannya lebih

besar dari 0,7 volt yaitu 2,619 Volt maka transistor akan aktif.

Aktifnya transistor C828 akan menyebabkan colektornya terhubung ke

emitor, sehingga colektor mandapat tegangan 0 volt dari ground, tegangan ini
Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
diumpankan ke basis dari transistor ke-2 tipe PNP A733, sehingga transistor ini

juga aktif. Seterusnya aktifnya transistor A733 akan menyebabkan colektornya

terhubung ke emitor, sehingga colektor mandapat tegangan 5 volt dari Vcc,

tegangan ini diumpankan ke basis dari transistor ke-3 tipe NPN C945, sehingga

transistor ini juga aktif.

Kolektor dari transistor C945 dihubungkan mikrokontroler AT89S51

sehingga jika transistor ini aktif, maka kolektor akan mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground. Tegangan 0 volt inilah yang merupakan sinyal low (0) yang

diumpankan ke mikrokontroler AT89S51, sehingga mikrokontroler dapat

mengetahui bahwa sensor ini mengirimkan sinyal, yang berarti bahwa kreta api

akan lewat.

Transistor ke-4 tipe PNP A733 berfungsi untuk menyalakan LED sebagai

indikator bahwa sensor ini menerima pantulan sinar inframerah dari pemancar.

LED ini akan menyala jika sensor menerima sinar inframerah, dan akan mati jika

sensor tidak menerima sinar inframerah.

3.1.3 Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Rangkaian ini berfungsi sebagai pusat kendali dari seluruh system yang ada.

Komponen utama dari rangkaian ini adalah IC mikrokontroler AT89S51. Pada IC

inilah semua program diisikan, sehingga rangkaian dapat berjalan sesuai dengan

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
yang dikehendaki. Rangkaian mikrokontroler ini ditunjukkan pada gambar berikut

ini:

VCC 5V

AT89S51
1 40
P1.0 Vcc
2
P1.1 39
3 P0.0 (AD0)
P1.2 38
4 P0.1 (AD1)
P1.3 37
VCC 5V P0.2 (AD2)
5
P1.4 36
6 P0.3 (AD3)
P1.5 35
7 P0.4 (AD4)
P1.6 34
8 P0.5 (AD5)
10uF P1.7 33
P0.6 (AD6)
9 32
RST P0.7 (AD7)

10 31
P3.0 (RXD) EA/VPP
11 30
P3.1 (TXD) ALE/PROG
VCC 5V 12 29
P3.2 (INT0) PSEN
13
P3.3 (INT1) 28
14 P2.7 (A15)
P3.4 (T0) 27
15 P2.6 (A14)
P3.5 (T1) 26
2SA733 16 P2.5 (A13)
4.7k P3.6 (WR) 25
17 P2.4 (A12)
P3.7 (RD) 24
P2.3 (A11)
XTAL 12 MHz 18 23
XTAL2 P2.2 (A10)
LED1 19 22
1 2 XTAL1 P2.1 (A9)
20 21
GND P2.0 (A8)
30pF
30pF

Gambar 3.4 Rangkaian mikrokontroller AT89S51

Pin 31 External Access Enable (EA) diset high (H). Ini dilakukan karena

mikrokontroller AT89S51 tidak menggunakan memori eskternal. Pin 18 dan 19

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
dihubungkan ke XTAL 12 MHz dan capasitor 30 pF. XTAL ini akan

mempengaruhi kecepatan mikrokontroller AT89S51 dalam mengeksekusi setiap

perintah dalam program. Pin 9 merupakan masukan reset (aktif tinggi). Pulsa

transisi dari rendah ke tinggi akan me-reset mikrokontroller ini. Pin 32 sampai 39

adalah Port 0 yang merupakan saluran/bus I/O 8 bit open collector dapat juga

digunakan sebagai multipleks bus alamat rendah dan bus data selama adanya

akses ke memori program eksternal. Pin 1 sampai 8 adalah port 1. Pin 21 sampai

28 adalah port 2. Dan Pin 10 sampai 17 adalah port 3. Pin 17 yang merupakan

P3.7 dihubungkan dengan transistor dan sebuah LED. Ini dilakukan hanya untuk

menguji apakah rangkaian minimum mikrokontroller AT89S51 sudah bekerja

atau belum. Dengan memberikan program sederhana pada mikrokontroller

tersebut, dapat diketahui apakah rangkaian minimum tersebut sudah bekerja

dengan baik atau tidak. Jika LED yang terhubug ke Pin 17 sudah bekerja sesuai

dengan perintah yang diberikan, maka rangkaian minimum tersebut telah siap

digunakan. Pin 20 merupakan ground dihubungkan dengan ground pada power

supplay. Pin 40 merupakan sumber tegangan positif dihubungkan dengan + 5 volt

dari power supplay.

3.1.4 Rangkaian Catu Daya (PSA)

Rangkaian ini berfungsi untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian yang

ada. Rangkaian PSA yang dibuat terdiri dari dua keluaran, yaitu 5 volt dan 12

volt, keluaran 5 volt digunakan untuk mensupplay tegangan ke seluruh rangkaian.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Rangkaian power supplay ditunjukkan pada gambar 3.2 berikut ini :

TIP32C LM7805CT 12Volt


Vreg
IN OUT
100ohm
5Volt
220V 50Hz 0Deg
1N5392GP 330ohm

2200uF 1uF
1N5392GP 100uF

TS_PQ4_12

Gambar 3.5 Rangkaian Power Supply (PSA)

Trafo CT merupakan trafo stepdown yang berfungsi untuk menurunkan

tegangan dari 220 volt AC menjadi 12 volt AC. Kemudian 12 volt AC akan

disearahkan dengan menggunakan dua buah dioda, selanjutnya 12 volt DC akan

diratakan oleh kapasitor 2200 F. Regulator tegangan 5 volt (LM7805CT)

digunakan agar keluaran yang dihasilkan tetap 5 volt walaupun terjadi perubahan

pada tegangan masukannya. LED hanya sebagai indikator apabila PSA

dinyalakan. Transistor PNP TIP 42C disini berfungsi untuk mensupplay arus

apabila terjadi kekurangan arus pada rangkaian, sehingga regulator tegangan

(LM7805CT) tidak akan panas ketika rangkaian butuh arus yang cukup besar.

Tegangan 12 volt DC langsung diambil dari keluaran 2 buah dioda penyearah.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
3.1.5. Perancangan Driver penggerak Motor DC (Jembatan H)

Untuk dapat bergerak membuka dan menutup, maka alat ini harus dapat

mengendalikan palang. Alat ini menggunakan 2 buah motor DC 6 volt untuk

menggerakkan palang, dimana 1 motor untuk menggerakkan palang sebelah

kanan dan 1 motor lagi untuk menggerakkan palang sebelah kiri.

Motor DC akan berputar searah/berlawanan arah dengan jarum jam jika

salah satu kutubnya diberi tegangan positip dan kutub yang lainnya diberi

tegangan negatif atau ground. Dan motor DC akan berputar kearah sebaliknya jika

polaritasnya dibalik. Dengan sifat yang demikian maka dibutuhkan suatu

rangkaian yang dapat membalikkan polaritas yang diberikan ke motor DC

tersebut, sehingga perputaran motor DC dapat dikendalikan oleh rangkaian

tersebut. Dan jika rangkaian tersebut dihubungkan dengan mikrokontroler

AT89S51, maka pergerakan motor dapat dikendalikan oleh program. Rangkaian

untuk mengendalikan perputaran motor DC tersebut adalah sebuah rangkaian

yang dikenal dengan jembatan H. Jembatan H ini terdiri dari 4 buah transistor,

dimana 2 buah transistor bertipe NPN dan 2 buah transistor lagi bertipe PNP. Ke-

4 transistor ini dirangkai sedemikian rupa sehingga dengan memberikan sinyal

low atau high pada rangkaian maka perputaran motor dapat diatur.

Untuk perintah buka, maka motor akan berputar ke arah kanan kedua

motor sehingga kedua palang akan terangkat sebesar 900. Untuk perintah tutup,

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
maka motor akan berputar ke arah kiri kedua motor sehingga kedua palang akan

turun. Rangkaian jembatan H, ditunjukkan pada gambar di bawah ini:

VDD VDD
6.2V 6.2V

1.0k 1.0k

Tip 127 Tip 127


18 18
VCC
VCC
2SC945 MOTOR 5V 2SC945
330 5V 330
1.0k
1.0k
P0.1
P0.0

Tip 122
18 Tip 122 18
2SC945 2SC945
330 330

Gambar 3.6 Rangkaian jembatan H

Pada rangkaian di atas, jika P0.0 diset high yang berarti P0.0 mendapat

tegangan 5 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah kiri akan

aktif. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan

mendapat tegangan 0 volt dari ground. Kolektor dari transistor C945 yang berada

di sebelah kiri atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga

basis dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan

transistor ini aktif (transistor tipe PNP akan aktif jika tegangan pada basis lebih

kecil dari 4,34 volt). Aktifnya transistor PNP TIP 127 ini akan mengakibatkan

kolektornya terhubung ke emitor sehingga kolektor mendapatkan tegangan 5 volt

dari Vcc.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah

diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari

transistor TIP 122 mendapatkan tegangan 0 volt yang menyebabkan transistor ini

tidak aktif (transistor tipe NPN akan aktif jika tegangan pada basis lebih besar dari

0,7 volt). Karena transistor TIP 122 ini tidak aktif, maka kolektornya tidak

terhubung ke emitor, sehingga kolektor tidak mendapatkan tegangan 0 volt dari

ground.

Karena kolektor TIP 122 dihubungkan dengan kolektor TIP 127 yang

mendapatkan tegangan 5 volt dari Vcc, maka kolektor dari TIP 122 juga

mendapatkan tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan motor sebelah kiri

mendapatkan tegangan 5 volt (polaritas positif).

Agar motor dapat berputar ke satu arah maka motor harus mendapatkan

tegangan 0 volt (polaritas negatif). Hal ini diperoleh dengan memberikan logika

low (0) pada P2.7 mikrokontroler AT89S51.

Pada rangkaian di atas, jika P0.1 diset low yang berarti P0.1 mendapat

tegangan 0 volt, maka kedua transistor tipe NPN C945 yang disebelah kanan tidak

akan aktif. Hal ini akan membuat kolektor dari kedua transistor C945 itu akan

mendapat tegangan 5 volt dari Vcc. Kolektor dari transistor C945 yang berada di

sebelah kanan atas diumpankan ke basis dari transistor tipe PNP TIP 127 sehingga

basis dari transistor TIP 127 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan

transistor ini tidak aktif. Karena transistor PNP TIP 127 tidak aktif maka

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
kolektornya tidak terhubung ke emitor sehingga kolektor tidak mendapatkan

tegangan 5 volt dari Vcc, tetapi mendapatkan tegangan yang berasal dari transistor

TIP 122 yang berada di bawahnya.

Sedangkan kolektor dari transistor C945 yang berada di sebelah kiri bawah

diumpankan ke basis dari transistor tipe NPN TIP 122 sehingga basis dari

transistor TIP 122 mendapatkan tegangan 5 volt yang menyebabkan transistor ini

menjadi aktif. Karena transistor TIP 122 ini menjadi aktif, menyebabkan

kolektornya terhubung ke emitor, sehingga kolektor mendapatkan tegangan 0 volt

dari ground.

Karena kolektor TIP 122 yang mendapatkan teganagan 0 volt dari ground

dihubungkan dengan kolektor TIP 127, maka kolektor dari TIP 127 juga

mendapatkan tegangan yang sama. Hal ini menyebabkan motor sebelah kanan

mendapatkan tegangan 0 volt (polaritas negatif). Hal ini akan menyebabkan motor

akan berputar ke satu arah tertentu. Sedangkan untuk memutar motor kea arah

sebaliknya, maka logika yang diberikan ke P0.0 adalah low (0) dan logika yang

diberikan ke P0.1 adalah high (1)

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
3.2 Perancangan Program

Alat ini dirancang untuk membuka dan menutup palang kreta api secara otomatis.

Diagram alir dari program yang akan dibuat adalah sebgai berikut:

START

Sensor Ya Sensor
Tutup Tidak Buka
Kanan Kanan
Luar Palang Dalam Palang
=0? = 0?

Tidak

Sensor Ya Sensor
Kiri Tutup Tidak Buka
Kiri
Luar = Palang Palang
Dalam
0? = 0?

Tidak

Buka
Palang

Gambar.3.7 FlowChart Program

Program diawali dengan pengecekan logika pada sensor kanan luar. Jika

sensor ini menerima logika 0 yang berarti kereta api ada yang akan lewat maka

mikrokontroler segera mengirimkan logika agar jembatan H memutar kedua

motor sehingga menutup kedua palang. Demikian juga jika sensor kanan dalam

menerima logika 0 yang berarti seluruh badan kereta api sudah lewat maka

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
mikrokontroler mengirimkan logika agar jembatan H memutar kedua motor

sehingga membuka kedua palang.

Demikian halnya jika kereta api datang dari sebelah kiri, yang bekerja

adalah sensor kiri luar dan sensor kiri dalam sesuai dengan yang telah terprogram

pada mikrokontroler AT89S51.

Program palang kereta api otomatis:

sensor_kanan_luar bitp 1.4 ;sensor kanan luar berada

pada alamat bit p1.4

sensor_kanan_dalam bit p1.5 ;sensor kanan dalam

berada pada alamat bit

p1.5

sensor_kiri_luar bit p1.6 ;sensor kiri luar berada


pada alamat bit p1.6

sensor_kiri_dalam bit p1.7 ;sensor kiri dalam berada

pada alamat bit p1.7

limit1buka bit p2.1 ;limit1buka berada pada

alamat bit p2.1

limit1tutup bit p2.0 ;limit1tutup berada pada

alamat bit p2.0

limit2buka bit p2.3 ;limit2buka berada pada

alamat bit p2.3

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
limit2tutup bit p2.2 ;limit2tutup berada pada

alamat bit p2.2

hijau bit p0.0 ;hijau berada pada bit p0.0

biru bit p0.1 ;biru berada pada bit p0.1

ungu bit p0.2 ;ungu berada pada bit p0.2

abu bit p0.3 ;abu berada pada bit p0.3

utama: ; program utama

acall buka ; memanggil rutin buka

cek_kanan: ; program utama

setb p3.1 ;aktifkan logika high (1)

pada bit p3.1

acall stop ; memanggil rutin stop

jb sensor_kanan_luar,cek_kiri ;melompat ke bit

p1.4 pada logika

high (1)

rutin1: ; perintah untuk rutin1

acall tutup ; memanggil rutin tutup

loop: ; perintah untuk loop

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
acall stop ; memanggil rutin stop

jb sensor_kanan_dalam,loop ;melompat ke bit p1.5

pada logika high (1)

rutin2: ;printah untuk rutin2

acall stop ;memanggil rutin stop

jnb sensor_kanan_dalam,rutin2 ;melompat ke


bit p1.5 pada

logika low (0)

sjmp utama ;melompat ke baris perintah

label utama

cek_kiri: ; program utama

jb sensor_kiri_luar,cek_kanan ;melompat ke

bit p1.6 pada

logika high (1)

rutin3: ; perintah untuk rutin3

acall tutup ; memanggil rutin tutup

loop1: ; perintah untuk loop1

acall stop ; memanggil rutin stop

jb sensor_kiri_dalam,loop1 ;melompat ke bit

p1.7 pada logika high (1)

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
rutin4: ; perintah untuk rutin4

acall stop ; memanggil rutin stop

jnb sensor_kiri_dalam,rutin4 ;melompat ke bit

p1.7 pada logika

low (0)

sjmp utama ; melompat ke baris

perintah label utama

buka: ; perintah buka

clr p3.1 ; aktifkan logika low

(0) pada bit p3.1

acall bukamotor1 ; memanggil rutin

bukamotor1

cekmotorbuka1: ;perintah untuk

cekmotorbuka1

jb limit1buka,cekmotorbuka2 ;melompat ke

bit p2.1 pada logika

high (1)

acall stopmotor1 ;memanggil rutin

stopmotor1

cekmotorbuka2: ;perintah untuk cekmotorbuka2

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
jb limit2buka,bukaserentak ; melompat ke bit

p2.3 pada logika high (1)

acall stopmotor2 ;memanggil rutin

stopmotor2

acall stop ; memanggil rutin stop

ret ;program berhenti untuk

program buka

bukaserentak: ;perintah bukaserentak


jb limit1buka,lanjut ;melompat ke bit p2.1

pada logika high (1)

acall bukamotor2 ;memanggil rutin

bukamotor2
sjmp cekmotorbuka1 ;melompat ke baris

perintah lebel

cekmotorbuka1

lanjut: ;perintah lanjut

acall bukasemua ;memanggil rutin

bukasemua

sjmp buka ;melompat ke baris

perintah lebel buka

tutup: ; perintah tutup

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
clr p3.1 ;aktifkan logika low

(0) pada bit p3.1

acall tutupmotor1 ;memanggil rutin

tutupmotor1

cekmotortutup1: ;perintah cekmotortutup1

jb limit1tutup,cekmotortutup2 ;melompat ke

bit p2.0 pada

logika high (1)


acall stopmotor1 ;memanggil

rutin stopmotor1

cekmotortutup2: ;perintah cekmotortutup2

jb limit2tutup,tutupserentak ; melompat ke

bit p2.2 pada logika

high (1)

acall stopmotor2 ;memanggil rutin

stopmotor2

ret ;program berhenti untuk

program tutup

tutupserentak: ;perintah tutup serentak

jb limit1tutup,lanjutkan ;melompat ke bit

p2.0 pada logika high (1)

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
acall tutupmotor2 ;memanggil rutin

tutupmotor2

sjmp cekmotortutup1 ;melompat ke baris

perintah

cekmotortutup1

lanjutkan: ; perintah lanjutkan

acall tutupsemua ;memanggil rutin

tutupsemua

sjmp tutup ;melompat ke baris


printah lebel tutup

bukasemua: ; perintah bukasemua

mov p0,#0ah ;isikan nilai a

heksadesimal ke p0

mov r7,#200 ;isikan nilai 200

heksadesimal ke register

7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

program buka semua jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0

acall stop ; memanggil rutin stop

ret ; program berhenti untuk

program bukasemua

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
tutupsemua: ;perintah tutupsemua

mov p0,#05h ;isikan nilai 5

heksadesimal ke p0

mov r7,#100 ;isikan nilai 100

heksadesimal ke register

7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai

register 7 dan akan

melompat ke memori
program tutupsemua jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0

acall stop ; memanggil rutin stop

ret ;program berhenti untuk

program tutupsemua

bukamotor1: ;perintah bukamotor1

mov p0,#02h ;isikan nilai 2 heksadesimal

ke p0

mov r7,#200 ;isikan nilai 200 heksadesimal

ke register 7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
program bukamotor1 jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0

acall stop ;memanggil rutin stop

ret ;program berhenti untuk

program bukamotor1

bukamotor2: ;perintah bukamotor2

mov p0,#08h ;isikan nilai 8 heksadesimal


ke p0

mov r7,#200 ;isikan nilai 200 heksadesimal

ke register 7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

program bukamotor2 jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0

acall stop ;memanggil rutin stop

ret ;program berhenti untuk

program bukamotor2

tutupmotor1: ;perintah tutupmotor1

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
mov p0,#01h ;isikan nilai 1 heksadesimal

ke p0

mov r7,#100 ;isikan nilai 100 heksadesimal

ke 7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

program tutupmotor1 jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0
acall stop ;memanggil rutin stop

ret ;program berhenti untuk

program tutupmotor1

tutupmotor2: ;perintah tutupmotor2

mov p0,#04h ;isikan nilai 4 heksadesimal

ke p0

mov r7,#100 ;isikan nilai 100 heksadesimal

ke register 7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

program tutupmotor2 jika

setelah pengurangan belum

dihasilkan 0

acall stop ;memanggil rutin stop

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
ret ;program berhenti untuk

program tutupmotor2

stopmotor1: ;perintah stopmotor1

clr hijau ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.0

clr biru ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.1

ret ;program berhenti untuk


program stopmotor1

stopmotor2: ;perintah stopmotor2

clr biru ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.1

clr ungu ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.2

ret ;program berhenti untuk

program stopmotor

stop: ;perintah

clr hijau ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.0

clr biru ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.1

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
clr ungu ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.2

clr abu ;aktifkan logika low (0) pada

bit p0.3

mov r7,#100 ;isikan nilai 100 heksadesimal

ke register 7 (r7)

djnz r7,$ ;instruksi yang akan

mengurangi 1 nilai register 7

dan akan melompat ke memori

program stop jika setelah


pengurangan belum dihasilkan 0

ret ;program berhenti untuk

program stop

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 4

PENGUJIAN RANGKAIAN DAN ANALISA

4.1 Pengujian Rangkaian

4.1.1 Pengujian Rangkaian Mikrokontroler AT89S51

Untuk mengetahui rangkaian mikrokontroler ini sudah bekerja dengan baik maka

dilakukan pengujian.
VCC 5V

AT89S51
1 40
P1.0 Vcc
2
P1.1 39
3 P0.0 (AD0)
P1.2 38
4 P0.1 (AD1)
P1.3 37
VCC 5V P0.2 (AD2)
5
P1.4 36
6 P0.3 (AD3)
P1.5 35
7 P0.4 (AD4)
P1.6 34
8 P0.5 (AD5)
10uF P1.7 33
P0.6 (AD6)
9 32
RST P0.7 (AD7)

10 31
P3.0 (RXD) EA/VPP
11 30
P3.1 (TXD) ALE/PROG
VCC 5V 12 29
P3.2 (INT0) PSEN
13
P3.3 (INT1) 28
14 P2.7 (A15)
P3.4 (T0) 27
15 P2.6 (A14)
P3.5 (T1) 26
2SA733 16 P2.5 (A13)
4.7k P3.6 (WR)
P2.4 (A12)
25
17
P3.7 (RD) 24
P2.3 (A11)
XTAL 12 MHz 18 23
XTAL2 P2.2 (A10)
LED1 19 22
1 2 XTAL1 P2.1 (A9)
20 21
GND P2.0 (A8)
30pF
30pF

Gambar 4.1 Rangkaian minimum mikrokontroler AT89S51

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
Pengujian ini dilakukan dengan cara memberikan program sederhana pada

mikrokontroler AT89S51. Programmya adalah sebagai berikut:

Loop:

Cpl P3.7

Acall Tunda

Sjmp Loop

Tunda:

Mov R7,#255

Tnd:

Mov R6,#255

Djnz r6,$

Djnz r7,Tnd

Ret

Program di atas akan mengubah logika yang ada pada P3.7 selama selang

waktu tunda. Jika logika pada P3.7 high maka akan diubah menjadi low, demikian

juga sebaliknya jika logika pada P3.7 low maka akan diubah ke high, demikian

seterusnya.

Logika low akan mengaktifkan transistor sehingga LED akan menyala dan

logika high akan menonaktipkan transistor, sehingga LED padam. Dengan

demikian program ini akan membuat LED berkedip terus-menerus. Jika LED

telah berkedip terus menerus sesuai dengan program yang diinginkan, maka

rangkaian mikrokontroler telah berfungsi dengan baik.


Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
4.1.2 Pengujian Rangkaian Sensor Inframerah

Rangkaian ini dikatakan baik apabila ketika photodioda terkena pantulan

inframerah, LED indicator akan menyala dan tegangan keluarannya jika diukur

adalah 0 V. Demikian sebaliknya, ketika photodiode tidak terkena pantulan

inframerah, LED indicator tidak akan menyala, dan tegangan keluarannya jika di

ukur adalah 5 V. Karena sensor ini berfungsi untuk mendeteksi kereta api yang

lewat maka diletakkan menghadap rel kreta api. Dengan jarak sedekat mungkin

agar bekerja sesuai dengan yang diinginkan.

Rangkaian sensor inframerah ditunjukkan oleh gambar berikut:

VCC
5V
VCC
AT89S51
5V
1.0k 10k
Q4 Q2
100
Poto dioda 100 100
1.0k 1.0k
2SA733 2SA733
C828 Infra Merah Infra Merah
4.7k 4.7k
330 2SC945
10k 10k
330k

LED1

Gambar 4.2 Rangkaian sensor inframerah

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
4.1.3 Pengujian Rangkaian Jembatan H

Rangkaian untuk mengendalikan perputaran motor DC tersebut adalah sebuah

rangkaian yang dikenal dengan Jembatan H, seperti gambar di bawah ini:

VDD VDD
6.2V 6.2V

1.0k 1.0k

Tip 127 Tip 127


18 18
VCC
VCC
2SC945 MOTOR 5V 2SC945
330 5V 330
1.0k
1.0k
P0.1
P0.0

Tip 122
18 Tip 122 18

2SC945 2SC945
330 330

Gambar 4.3 Rangkaian Jembatan H

Untuk menguji rangkaian ini, diberikan logika high (5 V) pada salah satu

inputnya, sedangkan inputnya yang lain diberikan logika low (0 V). Maka motor

DC yang dihubungkan pada outputnya akan berputar ke arah tertentu. Dan ketika

pemberian logika dibalik, motor akan berputar ke arah yang sebaliknya.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
4.1.4 Pengujian Rangkaian PSA

Rangkaian PSA ini berfungsi untuk mensuplay tegangan ke seluruh rangkaian

ditunjukkan oleh gambar berikut

TIP32C LM7805CT 12Volt


Vreg
IN OUT
100ohm
5Volt
220V 50Hz 0Deg
1N5392GP 330ohm

2200uF 1uF
1N5392GP 100uF

TS_PQ4_12

Gambar 4.4 Rangkaian PSA

Pengujian pada bagian rangkaian power supply ini dapat dilakukan dengan

mengukur tegangan keluaran dari rangkaian ini dengan menggunakan Voltmeter.

Pada power supply ini terdapat dua keluaran. Tegangan power supply ini

digunakan untuk men-supply tegangan ke seluruh rangkaian. Mikrokontroler

AT89S51 dapat bekerja pada tegangan 4,0 Volt sampai 5,5 Volt ini cukup men-

supply tegangan mikrikontroler AT89S51. Rangkaian PSA ini dikatakan baik

ketika nilai tegangan outputnya berkisar antara 4,5 Volt hingga 5,0 Volt.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
4.1.5 Pengujian Rangkaian Buzzer

Pengujian pada rangkaian buzzer ini dapat dilakukan dengan memberikan

tegangan 5 volt dan 0 volt pada basis transistor C945. Transistor C945 merupakan

transistor jenis NPN, transistor jenis ini akan aktip jika pada basis diberi tegangan

> 0,7 volt dan tidak aktip jika pada basis diberi tegangan < 0,7 volt. Aktipnya

transistor akan membunyikan buzzer.

Selanjutnya buzzer dihubungkan dengan mikrokontroler dan

mikrokontroler diberi program sederhana untuk megaktipkan buzzer. Program

yang diisikan ke mikrokontroler untuk mengaktipkan buzzer adalah :

Setb P0.0

. . . . . .

Perintah di atas akan memberikan logika high (1) atau tegangan 5 volt. pada P0.0,

sehingga dengan demikian buzzer akan berbunyi.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
4.2. Analisa

Setelah keseluruhan dibuat dan diuji, maka berikut ini adalah rangkaian kerja dari

palang kereta api yang dibuat:

1. Pada saat dihidupkan palang akan segera mengambil logika dari sensor

kanan luar.

2. Ketika kereta api terdeteksi oleh sensor kanan luar tersebut, maka palang

akan diperintahkan untuk menutup jalan sehingga mobil dan kenderaan

lainnya berhenti.

3. Pada saat sensor kanan dalam mendeteksi kereta api sudah seluruhnya

lewat maka palang akan diperintahkan untuk membuka jalan artinya mobil

dan kenderaan lainnya dapat berjalan kembali.

4. Demikian juga dilakukan jika sensor kiri luar yang mendapat logika,

sensor kiri dalam akan bekerja sesuai dengan yang telah diprogram.

5. Buzzer akan berbunyi ketika kereta api terdeteksi oleh sensor inframerah

demikian halnya Running text akan aktif juga.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Untuk perintah tutup palang maka motor akan berputar ke arah kiri

masing-masing motor, sedangkan untuk perintah buka palang maka

motor akan berputar ke arah kanan masing-masing motor.

2. Photodioda sangat sensitive terhadap sinar Inframerah (LED).

3. Motor DC sangat memiliki speed dan torsi yang mudah di control arah

putaran dan kecepatannya untuk dapat putar kiri dan putar kananyang

dihubungkan dengan mikrokontroler AT89S51 sebagai

pengendalinya.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
5.2 Saran

1. Agar rangkaian yang digunakan tidak terganggu, sebaiknya alat ini

dikemas dalam bentuk yang lebih aman dan terlindungi, sehingga

penggunaannya lebih efektif.

2. Untuk pengembangan selanjutnya, ada baiknya jarak antara sensor

dengan palang diperhitungkan dan dibuat delay lebih baik agar alat ini

dapat bekerja dengan baik.

3. Alangkah baiknya alat ini dapat dikembangkan sehingga dapat

disosialisasikan di kalangan masyarakat.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
DAFTAR PUSTAKA

Agfianto. 2002. Belajar Mikrokontroler AT89S51/52/55 Teori dan Aplikasi.

Edisi Kedua, Penerbit: Gava Media, Yogyakarta.

Andi. 2003. panduan Praktis Tehnik Antarmuka dan pemograman Mikrokontroler

AT89S51. Jakarta: Pt Elex Media Komputindo.

Bishop, Owen.2004.Dasar-dasar Elektronika, Edisi Pertama, Jakarta: Erlangga.

Budiharto, Widodo. 2005. Perancangan system dan Aplikasi Mikrokontroler.

Edisi Pertama. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
PROGRAM RUNNING TEXT

pesan_tidak_ada_kereta:
jnb p1.0,pesan_ada_kereta
mov dptr,#msg_tidak_ada_kereta
acall lagi
sjmp pesan_tidak_ada_kereta

pesan_ada_kereta:
mov dptr,#msg_ada_kereta
acall lagi
sjmp pesan_tidak_ada_kereta

lagi:
clr a
movc a,@a+dptr
cjne a,#01h,lanjut
ret

lanjut:
acall kirim
acall delay1
inc dptr
sjmp lagi
kirim:
mov sbuf,a
jnb ti,$
clr ti
ret

delay1:
mov r7,#125
dly2:
mov r6,#0e9h
djnz r6,$
djnz r7,dly2
ret

msg_tidak_ada_kereta:
db 11111110b,11111110b,00010000b,00010000b,11111110b,00h ;H
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 10000000b,10000000b,11111110b,11111110b,10000000b,10000000b,00h ;T
db 00h,11111110b,11111110b,00h,00h ;I

db 00h,00h,00h ;Spasi

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
db 11111110b,11111110b,00010000b,00010000b,11111110b,00h ;H
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 10000000b,10000000b,11111110b,11111110b,10000000b,10000000b,00h ;T
db 00h,11111110b,11111110b,00h,00h ;I

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 11111110b,11111110b,10000010b,10000010b,01111100b,00h ;D
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 11111110b,11111110b,10001000b,10001100b,01110010b,00h ;R
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 11111110b,11111110b,00000010b,00000010b,00000110b,00h ;L

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 11111110b,11111110b,00010000b,00101000b,01000100b,10000010b,00h ;K
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 11111110b,11111110b,10001000b,10001100b,01110010b,00h ;R
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 10000000b,10000000b,11111110b,11111110b,10000000b,10000000b,00h ;T
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 11111110b,11111110b,10001000b,10001000b,01110000b,00h ;P
db 00h,11111110b,11111110b,00h,00h ;I

db 00h,00h,00h,00h,00h,00h,00h ;Spasi
db 00h,00h,00h,00h,01h ;Spasi

msg_ada_kereta:

db 11111110b,11111110b,01000000b,00100000b,01000000b,11111110b,00h ;M
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 11111110b,11111110b,10010000b,10010000b,10000000b,00h ;F

db 00h,00h,00h ;Spasi

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.
db 11111110b,11111110b,00010000b,00101000b,01000100b,10000010b,00h ;K
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 11111110b,11111110b,10001000b,10001100b,01110010b,00h ;R
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 10000000b,10000000b,11111110b,11111110b,10000000b,10000000b,00h ;T
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 11111110b,11111110b,10001000b,10001000b,01110000b,00h ;P
db 00h,11111110b,11111110b,00h,00h ;I

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 01100100b,11110010b,10010010b,10011110b,01001100b,00h ;S
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 11111110b,11111110b,10000010b,10000010b,01111100b,00h ;D
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 11111110b,11111110b,01000000b,00100000b,11111110b,00h ;N
db 01111100b,11111110b,10000010b,10010010b,01011100b,00h ;G

db 00h,00h,00h ;Spasi

db 11111110b,11111110b,01000000b,00100000b,01000000b,11111110b,00h ;M
db 11111110b,11111110b,10010010b,10010010b,10000010b,00h ;E
db 11111110b,11111110b,00000010b,00000010b,00000110b,00h ;L
db 00h,11111110b,11111110b,00h,00h ;I
db 11111110b,11111110b,01000000b,00100000b,11111110b,00h ;N
db 10000000b,10000000b,11111110b,11111110b,10000000b,10000000b,00h ;T
db 00111110b,01111110b,10001000b,01001000b,00111110b,00h ;A
db 01100100b,11110010b,10010010b,10011110b,01001100b,00h ;S

db 00h,00h,00h,00h,00h,00h,00h
db 00h,00h,00h,00h,01h ;Spasi Habis

Renova Simanullang : Perancangan Palang Kereta Api Otomatis Berbasis Mikrokontroler AT89S51
Menggunakan Sensor Inframerah Sebagai Sensor Halangan, 2009.

Anda mungkin juga menyukai