Penyalahgunaan Napza
Penyalahgunaan Napza
Pendamping
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala berkah dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan mini project ini tepat pada waktunya. Laporan hasil
penelitian mini project ini disusun sebagai rangkaian tugas dalam menyelesaikan program dokter
internsip periode 2016/2017.
Selama pelaksanaan dan penyusunan karya tulis yang berjudul Gambaran Tingkat
Pengetahuan dan Sikap Siswa-Siswi MA NW Temempang tentang penyalahgunaan NAPZA
Tahun 2017, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan
hati, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan rasa hormat kepada :
1. Bapak Ns. Aguslan Effendi, S.Kep selaku Kepala Puskesmas yang telah membantu
terlaksananya mini project ini
2. dr. Hj. Dwidia Mertasari MPH selaku pendamping dokter internsip di Puskesmas
Taliwang
3. dr. IGB Yudhi Sastrawan dan dr. Nila Primasari selaku dokter senior di Puskesma
Taliwang
4. drg. Ni Nyoman Wulan Sari sebagai Penangggung Jawab UKM Puskesmas Taliwang
5. Seluruh staff dan karyawan Puskesma Kecamatan Taliwang
6. Kepala Sekolah dan seluruh staf pengajar di MA NW Temempang
7. Pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu
Semoga tulisan ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam bidang kesehatan dan
dapat bermanfaat bagi masyarakat, khususnya tentang penyalahgunaan NAPZA.
Taliwang, Juli 2017
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
4.6 PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA.................................................................... 17
BAB V HASIL PENELITIAN ..................................................................................................... 18
5.1 PROFIL PUSKESMAS................................................................................................ 18
5.2 KARAKTERISTIK RESPONDEN ............................................................................... 20
5.3 PENGETAHUAN RESPONDEN.................................................................................. 22
BAB VI PEMBAHASAN............................................................................................................. 24
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................... 26
7.1 KESIMPULAN .............................................................................................................. 26
7.2 SARAN .......................................................................................................................... 26
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 27
LAMPIRAN .................................................................................................................................. 28
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
yang menimbulkan kecanduan) ke dalam lintingan tembakaunya dan akhirnya dampai pada
stadium ketergantungan (dependence)(World Drug Report, 2012).
Dalam DSM-IV-TR (The diagnostic And Statistical Manual of Mental Disorders, 4th
edition, Text Revision) seperti DSM-III dan DSM-IV, ketergantungan dan penyalahgunaan
kenyataannya merupakan manifestasi fisik dan psikologis dari penyakit akibat penggunaan
obat-obatan yang terdiri dari dua kategori bahan yang menyebabkan ketergantungan dan
bahan yang disalahgunakan. Substance abuse atau penyalahgunaan obat-obatan adalah
perilaku maladaptif. Akibat dari penyalahgunaan NAPZAdapat terjadi gangguan jasmani,
fungsi intelektual, kehidupan emosi dan sosial yang dapat merugikan keluarga dan
masyarakat sekitar maupun keluarga (American Psychiatric Association, 2000).
Hasil survei BNN menunjukkan, prevalensi penyalahgunaan narkoba di lingkungan
pelajar mencapai 4,7% dari jumlah pelajar dan mahasiswa atau sekitar 921.695 orang. Di
kabupaten Sumbawat 27 orang yang terdiri dari 26 laki-laki dan 1 orang perempuan ,diman
terdapat 8 orang yang berumur 15-20 tahun yang mengakses layanan rehabilitasi di lembaga
komponen BNN Sumbawa Barat. Untuk itu peneliti ingin mengkaji tingkat pengetahuan dan
sikap siswa-siswi MA NW Temempang terhadap penyalahgunaan NAPZA.
2
2.4 MANFAAT PENELITIAN
a. Bagi masyarakat menambah pengetahuan mengenai NAPZA serta sikap terhadap
penyalahgunaan NAPZA pada siswa-siswi sehingga masyarakat lebih waspada dalam
mengantisipasi peredaran dan penyalahgunaan NAPZA terutama di kalangan remaja.
b. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat dalam program Internsip Dokter Indonesia serta
menambah wawasan dan mengasah pengalaman penyuluhan mengenai
penyalahgunaan NAPZA di kalangan siswa.
c. Bagi Puskesmas Taliwang dan pemangku kebijakan dapat mengetahui gambaran
pengetahuan dan sikap penyalahgunaan NAPZA sehingga dapat melakukan upaya
pencegahan yang dapat meminimalisir jumlah pengguna NAPZA khususnya pada
siswa.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah melakukan pengindraan
terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yaitu
indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
Menurut Notoatmojo (2010), pengetahuan mempunyai 6 tingkatan, yaitu :
a. Tahu (know). Tahu diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari
sbelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan, tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang
diterima. Oleh karena itu, tahu merupakan tingkat pengetahuan yang lebih rendah.
b. Memahami (comprehension). Memahami diartikan kemampuan menjelaskan secara
benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi secara
benar. Tentang objek yang dilakukan dengan menjelaskan, menyebutkan contoh,
menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya.
c. Aplikasi (application). Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondidi riil (sebenarnya).
Aplikasi di sini dapat diartikan aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.
d. Analisis (analysis). Analisis adalah suatu kemampuan menjabarkan materi atau suatu
objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih dalam suatu struktur organisasi
dan masih ada kaitannya satu sama lain.
e. Sintesis (synthesis). Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menbghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk yang baru.
Dengan kata lain, sintesis adalah sutu kemampuan menyusun formulasi baru dari
formulasi-formulasi yang ada.
4
f. Evaluasi (evaluation). Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
2.2. SIKAP
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap
suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan
tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable). Value dan opini ataupun pendapat
sangat erat kaitannya dengan sikap, bahkan kedua konsep tersebut seringkali digunakan
dalam definisi-definisi sikap. Sikap adalah perasaan seseorang tentang obyek, aktifitas,
peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau
tidak sukanya (positif, negatif, atau netral) seseorang pada sesuatu. Sikap muncul dari
berbagai bentuk penilaian. Sikap dikembangkan dalam tiga model, yaitu afeksi,
kecenderungan perilaku, dan kognisi. Respon afektif adalah respon fisiologis yang
mengekspresikan kesukaan individu pada sesuatu. Kecenderungan perilaku adalah
indikasi verbal dari maksud seorang individu. Respon kognitif adalah pengevaluasian
secara kognitif terhadap suatu objek sikap. Kebanyakan sikap individu adalah hasil
belajar sosial dari lingkungannya (Azwar, 2005)
5
terapi serta mempunyai potensi sangat tinggi menimbulkan ketergantungan. Contohnya
adalah heroin dan ganja. Narkotika golongan II adalah narkotika yang memiliki khasiat
pengobatan digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat digunakan dalam terapi atau
tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta potensi tinggi mengakibatkan
ketergantungan. Contohnya adalah morfin dan petidin. Narkotika Golongan III adalah
jenis narkotika yang memiliki daya adiktif atau potensi ketergantungan ringan dan dapat
dipergunakan secara luas untuk terapi atau pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah
metadon dan naltrexon.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika golongan
I hanya dapat digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam
terapi serta mempunyai potensi amat kuat mengakibatkan sindrom ketergantungan.
Contohnya adalah ekstasi, sabu dan LSD (lysergic acid diethylamide). Psikotropika
golongan II berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalam terapi, dan atau tujuan
ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi yang kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contohnya adalah amfetamin, metilfedinat atau ritalin.Psikotropika
golongan III adalah berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan atau
tujuan dalam ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contohnya adalah phenobarbital dan flunitrazepam.
Psikotropika golongan IV adalah psikotropika yang mempunyai khasiat pengobatan dan
sangat luas digunakan dalam terapi dan atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta
mempunyai potensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh: diazepam, klobazam,
bromazepam, klonazepam, khlordiazepoxiase, nitrazepam.
Zat adiktif merupakan penghantar untuk memasuki dunia penyalahgunaan NAPZA.
Zat adiktif yang akrab ditelinga masyarakat ialah nikotin dalam rokok dan etanol dalam
minuman beralkohol dan pelarut lain yang mudah menguap seperti aseton, thiner dan
lain-lain. Minuman alkohol dibagi menjadi 3 golongan sesuai dengan kadar alkoholnya
yaitu: Golongan A adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 1% - 5% Contoh :
bir, greend sand. Golongan B adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol 5% - 20%
6
Contoh : anggur kolesom. Golongan C adalah minuman beralkohol dengan kadar etanol
20% - 55% Contoh : arak, wisky, vodka. (Hawari, 2000).
7
3. Halusinogen zat atau obat yang menimbulkan efek halusinasi yang bersifat merubah
perasaan dan pikiran misalnya : Ganja, Jamur Masrum Mescaline, psilocybin, LSD.
2.3.4. Jenis Napza Yang Disalahgunakan Dan Efek Yang Ditimbulkan Napza
1. Kokain
Kokain merupakan alkaloid yang didapatkan dari tanaman belukar erytrocyclon coca
yang berasal dari Amerika Selatan. Kokain tergolong stimulansia (meningkatkan aktivitas
otak dan fungsi organ tubuh lain). Kokain termasuk golongan narkotika golongan I. Zat
perangsang yang sangat kuat yang terbentuk dari kristalisasi bubuk putih yang disuling
dari daun tanaman belukar tersebut biasa dikunyah oleh penduduk setempat dapat juga di
konsumsi dengan cara dihidu (bubuk kokain disedot/dihirup melalui hidung) akan
mengalami ganguan mental dan perilaku sebagai berikut : agitasi psikomotor, rasa
gembira (elation), rasa harga diri meningkat (grandiosity), banyak bicara, waham/curiga.
2. Ganja
Ganja adalah sering pula disebut dengan Canabis, yakni sejenis tanaman yang
mengandung tetrahydrocanabinol (THC) yang bersifat psikoaktif. Biasanya dihisap dari
gulungan yang menyerupai rokok atau dengan menggunakan pipa rokok. Efek yang dapat
ditimbulkan dari penyalahgunaan ganja ini, antara lain adalah hilangnya konsentrasi
(suka bengong), peningkatan denyut jantung, kehilangan keseimbangan, rasa gelisah, dan
panik, sering menguap (mengantuk), cepat marah (temperamental), perasaan tidak tenang
dan tidak bergairah , paranoid (kecurigaan berlebihan).
3. Heroin
Heroin (diamorphine) adalah candu yang berasal dari opium poppy (papaver
somniverum). Heroin dapat berbentuk serbuk putih, sekalipun biasanya ditemukan juga
warna kecoklatan. Heroin biasannya dapat dikenal dengan istilah hero, scag, smack atau
horse. Candu atau heroin merupakan zat kebal tubuh (analgesik) yang efektif dengan
pengaruh penenang diri (sedative). Efek negatif antara lain : miosis, mengalami mual-
mual, muntah, gatal-gatal, perasaan tegang, hidung dan mata berair.
4. Puttaw
Salah satu jenis heroin dengan kadar lebih rendah (kelas lima atau enam) zat ini
berasal dari opium. Efek negatif lain yang ditimbulkan, antara lain : terlihat mata sayu,
8
pupil mata melebar dan mengecil, disforia (rasa sedih tanpa sebab), lemah tidak
bertenaga/lesu, sering mengantuk/tidur, bicara cadel, mual-mual dan bersikap pendiam,
daya ingat menurun, pemarah, sulit untuk berkonsentrasi, bicara melantur, apatis.
5. Alkohol
Alkohol mengandung unsur kimia etil alkohol atau etanol yang sering juga disebut
grain alkohol berbentuk cairan jernih, tidak berwarna dan rasanya pahit. Efek yang
muncul dari penyalahgunaan alkohol ini adalah sebagai berikut : berkurangnya
menyebabkan gangguan fungsi hati, kecendrungan melakukan kegiatan kriminal, rentan
terhadap infeksi, kemampuan hati dalam mengoksidasikan lemak menurun, menimbulkan
kanker dan hipertensi.
6. Shabu-shabu.
Shabu-shabu adalah sebutan untuk zat atau bahan methamphetamine. Obat ini dapat
ditemukan dalam kristal, tidak mempunyai warna ataupun bau. Shabu-shabu dikenal juga
dengan istilah ice yang mempunyai pengaruh kuat terhadap syaraf. Pengguna shabu-
shabu akan memiliki ketergantungan yang sangat tinggi pada obat ini dan akan
berlangsung lama, bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian. Efek yang
dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan shabu-shabu ini adalah impotensi, halusinasi,
kerusakan pada anggota tubuh, seperti pada hati, lambung, jantung, ginjal, sariawan yang
parah, pupil mata yang melebar, tekanan darah naik, keringat berlebih dengan rasa dingin,
mual dan muntah, agitasi psikomotor (hiperaktif triping), bicara melantur, penyimpangan
seks, insomnia, hilang nafsu makan, dan kematian.
7. Ekstasi
Ekstasi merupakan obat bius yang di racik secara ilegal dalam bentuk kapsul dan tablet
yang berisi 3-4 methlyendioksimethamphetamine (MOMA). Ekstasi ini sering digunakan
untuk menahan kantuk hingga dapat membuat tubuh memiliki energi yang melebihi
kemampuan tubuh sebenarnya dan juga bisa mengalami dehidrasi yang tinggi. Efek yang
dapat ditimbulkan dari penyalahgunaan ekstasi ini adalah hiperaktif, rasa haus yang
sangat, sering pusing, gemetar, detak jantung yang cepat, rasa mual, dan muntah,
kehilangan nafsu makan, mata sayu dan pucat, dehidrasi, mengigil tak terkontrol,
gangguan pada hati, tulang gigi, syaraf dan mata, daya ingat menurun, syaraf mata rusak,
sulit konsentrasi.
9
8. Amphetamine
Amphetamine adalah salah satu obat bius yang dapat ditemukan dalam bentuk pil,
kapsul ataupun bubuk. Obat menstimulasikan mood pengguna menjadi tinggi. Efek yang
dapat ditimbulkan adalah: berat badan menurun, terlihat seperti kurang tidur, tekanan
darah tinggi, detak jantung cepat dan tidak beraturan, mengalami rasa takut, sering
pingsan karena kelelahan, gelisah.
9. Inhalant abuse
Merupakan senyawa organik yang berwujud gas atau zat pelarut yang mudah
menguap. Penggunaan obat ini membuat efek terhambatnya pertumbuhan dan
perkembangan otot-otot, urat syaraf, dan organ tubuh yang dapat menimbulkan
permasalahan sumsum tulang, bahkan dapat menyebabkan mati mendadak yang
disebabkan denyut jantung mendadak menjadi cepat, tidak beraturan dan akhirnya
menjadi gagal jantung. Pengguna obat dikenal dengan sebutan ngelem. Efek yang dapat
ditimbulkan adalah: ingatan dan daya pikir berkurang, mudah mengalami pendarahan dan
luka, kerusakan pada system syaraf utama, hati dan jantung, sakit perut, sakit bila sedang
buang air kecil, otot-otot cepat keram, dan sering batuk.
10. LSD (lysergic acid)
Termasuk dalam golongan halusinongen. Biasa didapatkan dalam bentuk kertas
berukuran kotak kecil sebesar seperempat perangko dalam banyak warna dan gambar.
Ada juga yang berbentuk pil dan kapsul. Cara penggunaannya meletakkan LSD pada
permukaan lidah, dan bereaksi setelah 30-60 menit kemudiaan, menghilang setelah 8-12
jam. Efek yang dapat ditimbulkan. terjadi halusinasi tempat, warna, dan waktu sehingga
timbul obsesi yang sangat indah dan bahkan menyeramkan dan lamakelamaan
menjadikan penggunaannya menjadi paranoid.
10
yang sama setelah pemakaian berulang. Disamping itu menyebabkan sindroma putus obat
(withdrawal) apabila pemakaian dihentikan (Hawari, 2000).
Dewasa ini ada kecenderungan untuk menyalahgunakan zat ganda (Poly drugs abuser).
Menurut WHO, bahwa ketergantungan obat tidak hanya karena satu sebab melainkan
terdapat berbagai faktor yang saling berinteraksi. Ini adalah gangguan kepribadian
dengan diketahui adanya resiko jangka panjang yang merugikan. Ini adalah manifestasi
upaya mengatasi stress psikis, sosial dan ekonomi, depresi, kecemasan kronis dan
gangguan psikiatri lain. Semua sebagai manifestasi dari perlawanan terhadap nilai sosial
yang konvensional, tekanan sosial budaya dan peran keluarga. (Joewana, 1989).
Berdasarkan DSM-IV-TR, seseorang dapat dikategorikan substance abuse atau
penyalahgunaan bahan, jika dia menunjukkan salah satu dari kerateristik berikut ini :
1. Sering melanggar peraturan atau melalaikan kewajiban (contoh : bolos sekolah)
2. Sering menggunakan obat-obatan pada saat situasi berbahaya ( contoh : menyetir
mobil sambil mabuk)
3. Obat-obatan yang berhubung dengan masalah legal ( contoh : penangkapan karena
perilaku buruk)
4. Terus-menerus menggunakan obat, meskipun ada masalah pribadi atau masalah
sosial yang diakibatkan oleh obat ( contoh : pertengkaran rumah tangga)
(Vanyukov, 2002)
11
mengobati dirinya sendiri yang seharusnya meminta pertolongan ke dokter (psikiater).
Golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasi dan bukannya hukuman.
2. Ketergantungan Reaktif
Yaitu (terutama) terdapat pada remaja karena dorongan ingin tahu, bujukan dan
rayuan teman, jebakan dan tekanan serta pengaruh teman kelompok sebaya. Mereka ini
sebenarnya merupakan korban. Golongan ini memerlukan terapi dan rehabilitasi
bukannya hukuman.
3. Ketergantungan Simtomatis
Yaitu penyalahgunaan/ketergantungan Napza sebagai salah satu gejala dari tipe
kepribadian yang mendasarinya, pada umumnya terjadi pada orang kempribadian yang
antisosial dan pemakaiaan Napza itu untuk kesenangan semata. (Griswold, 2008)
Seseorang dapat dikategorikan substance dependence atau ketergantungan obat-
obatan jika memenuhi 3 kriteria dari 7 kriteria berikut. Kriteria-kriteria di bawah ini
mempunyai reflek yang mendorong untuk menggunakan obat dan kehilangan kontrol,
antara lain :
a. Selalu memikirkan tentang obat
b. Pemakaian obat secara berlebihan yang tidak disengaja
c. Toleransi
d. Kemunduran
e. Keinginan terus-menerus atau usaha untuk mengontrol penggunaan obat-obatan
f. Tidak melakukan kegiatan sosial
g. Terus memakai obat-obatan, meskipun terkena penyakit yang disebabkan
pemakaian obat-obatan tersebut. (Vanyukov, 2002)
12
2. Pencegahan sekunder : mengobati dan intervensi agar tidak lagi menggunakan
NAPZA.
3. Pencegahan tersier : merehabilitasi penyalahgunaan NAPZA.
13
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
PENGETAHUAN
PENYALAHGUNAAN
NAPZA
SIKAP
14
Hasil Ukur : Hasil ukur penilaian pengetahuan berdasarkan skala Thrustone dengan
interval 1-10. Nilai maksimal untuk masing-masing soal adalah 10 dan nilai minimal
adalah 1. Dengan demikian, nilai total maksimal yang diperoleh responden untuk
kategori pengetahuan adalah 100 dan nilai total minimal adalah 10. Tingkat
pengetahuan responden dibedakan menjadi 3 kategori berdasarkan total nilai jawaban
benar dari 10 pertanyaan. Rentang nilai pengetahuan Baik >80, Sedang 60-80,
Kurang <60. Sikap diukur melalui 5 pernyataan dengan memberikan skor terhadap
kuesioner dengan memberikan bobot penilaian untuk soal no. 1,2 dan 4 dengan STS
(sangat tidak setuju) adalah nilai 4 dan sangat setuju adalah 1, sedangkan untuk
pernyataan no. 3 dan 5 diberikan nilai 4 untuk jawaban SS (sangat setuju) dan nilai 1
untuk STS (sangat tidak setuju). Sehingga skor tertinggi yang didapat responden
adalah 20. Sikap diukur menggunakan skala ordi. Berdasarkan jumlah skor yang
diperoleh, maka sikap responden dapat dibagi menjadi 3 kategori, yaitu sikap baik
jika responden mendapat skor >75%, sikap sedang jika responden mendapat skor 40-
75% dan sikap kurang jika responden mendapat skor <40%.
15
BAB IV
METODE PENELITIAN
16
4.3.2.2. Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah seluruh populasi siswa-siswi MA NW
Temempang tahun 2017 yang hadir saat penelitian yang berjumlah 21 orang.
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling.
17
BAB V
HASIL PENELITIAN
18
- Nomor SK :32/SKPT/YPP-NI.NW/07.13/VIII/2014
- Tanggal : 20 Juli 2014
15. SK Akreditasi
- Nomor SK : 246A/BAP-SM/KP/XII/2015
- Tanggal : 26 Desember 2015
- Nilai : 61
16. Kurikulum : K13 dan KTSP
19
Golongan II :L :- P :-
Golongan III :L :- P :-
Golongan IV :L :- P :-
5. Sarana dan Prasarana
- Luas Lahan Madrasah : 6000 m
- Luas Bangunan : 243
- Luas Halaman : 5757
- Sertifikat Tanah :B
Nomor : 230403071468
- Status Tanah : Milik Sendiri
- Status Gedung
- Keadaan Gedung Madrasah : Rusak ringan
- Jumlah Ruang Belajar :3
- Jumlah Ruang Lain :2
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa jenis kelamin responden terbanyak adalah
perempuan sebanyak 12 orang (57,1%) sedangkan responden laki-laki sebanyak 9 orang
(42,9%).
20
Tabel 5.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Rentang Usia
Rentang Usia Jumlah Persentase
<17 11 52,4%
17-18 7 33,3%
>18 3 14,3%
Total 21 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa rentang usia responden terbanyak adalah pada <
17 tahun yaitu sebanyak 11 orang (52,4%), diikuti usia 17-18 tahun sebanyak 7 orang
(33,3%), usia >18 tahun sebanyak 3 orang (14,3%).
Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa pekerjaan orang tua responden terbanyak
adalah sebagai petani yakni sebanyak 66,7%, diikuti dengan pekerjaan sebagai buruh
sebanyak 23,8% dan pekerjaan orang tua responden sebagai wiraswasta sebanyak 9,5%.
21
Tabel 5.2.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Orang Tua
Pendidikan Jumlah Persentase
Tidak tamat SD 2 9,5%
SD 15 71,4%
SMP 3 14,3%
SMA 1 4,8%
Total 21 100%
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan responden terbanyak adalah
SD yaitu sebanyak 71,4%, diikuti SMP sebanyak 14,3%, kemudian tidak tamat SD
sebanyak 9,5% dan terakhir responden dengan pendidikan SMA sebanyak 4,8%.
22
Tabel 5.3.2 Sikap Responden Sebelum dan Sesudah Penyuluhan
Sikap N %
Sebelum Penyuluhan
Baik 7 33.3%
Sedang 14 66.7%
Kurang 0 0%
Total 21 100%
Sesudah Penyuluhan
Baik 8 38.1%
Sedang 13 61.9%
Kurang 0 0%
Total 21 100%
23
BAB VI
PEMBAHASAN
24
terdapat beberapa faktor yang memengaruhi pengetahuan seseorang diantaranya adalah
pendidikan, informasi dan pengalaman. Tingkat pendidikan akan memengaruhi persepsi
sesorang lebih mudah menerima ide dan informasi baru. Pada umumnya semakin tinggi
pendidikan seseorang semakin baik pula orang tersebut dalam menerima informasi. Semakin
banyak seseorang mendapatkan informasi maka orang tersebut juga cenderung lebih banyak
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2007).
25
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 KESIMPULAN
1. Pengetahuan responden sebelum penyuluhan 14.3% pada kategori baik, 80.9% pada
kategori sedang dan 4.8% pada kategori kurang. Pengetahuan responden setelah
dilakukan penyuluhan 38,1% pada kategori baik, 61.9% pada kategori sedang dan
tidak terdapat responden dalam kategori kurang.
2. Terdapat peningkatan gambaran pengetahuan siswa-siswi MA NW Temempang
tentang penyalahgunaan NAPZA setelah dilakukan intervensi penyuluhan.
3. Sikap responden sebelum penyuluhan 33.3% pada kategori baik, 66.7% pada kategori
sedang dan tidak terdapat responden pada kategori kurang. Sikap responden setelah
dilakukan penyuluhan 38.1% pada kategori baik, 61.9% pada kategori sedang dan
tidak terdapat responden pada kategori kurang.
4. Terdapat peningkatan gambaran sikap siswa-siswi MA NW Temempang tentang
penyalahgunaan NAPZA setelah dilakukan intervensi penyuluhan.
7.2 SARAN
Terdapat beberapa saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi beberapa pihak yang
terlibat dalam penelitian ini, yaitu:
1. Diharapkan kepada siswa-siswi agar selalu giat mencari informasi tentang NAPZA
dan bahaya penyalahgunaannya guna menghindari diri dari terjerumus ke dalam
penyalahgunaan NAPZA.
2. Diharapkan kepada MA NW Temempang untuk selalu rutin memberikan penyuluhan
kepada siswa-siswinya serta rutin mengadakan kegiatan positif di lingkungan sekolah
agar pengetahuan dan sikap siswa-siswi tentang NAPZA selalu meningkat ke arah
yang lebih baik.
26
DAFTAR PUSTAKA
Almismary. Tingkat Pengetahuan Cuci Tangan Siswa/I SDN Labuan Lalar Pada Kecamatan
Taliwang: 2016
Biran A, Rabie T, Schmidt W, Juvekar S, Hirve S, and Curtis V (2008). Comparing the
Performance of Indicators of Hand-Washing Practices in Rural Indian Households. Trop Med Int
Hlth. 13 (2):278-285
Curtis, V. and Cairncross, S. (2003) Effect of washing hands with soap on diarrhoea risk in the
community: a systematic review. The Lancet Infectious Diseases, 3(5), pp. 275281.
Depkes RI. Panduan Manajemen PHBS Menuju Kabupaten/Kota Sehat. Jakarta: Depkes
RI:2009.
http://fuadbachsin.wordpress.com/2009
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-ctps.pdf
Kemeterian Kesehatan RI. 2011. Situasi Diare di Indonesia. Buletin Jendela Data dan Informasi
Kesehatan (Triwulan II),1-39.
Mubarak, Wahit Iqbal, dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses
Belajar Mangajar dalam Pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Potter, P.A& Perry, A.G. 2005. Buku Ajar fundamental keperawatan: konse, proses, dan praktik.
Edisi 4. Jakarta: EGC.
Subea D. (2010). Raih Hidup Sehat Dengan Cuci Tangan Pakai Sabun - Hari Cuci
Tangan Pakai Sabun Sedunia (HCTPS). from http://www.depkes.go.id. (15 Desember
2011).Tietjen, Linda dkk. 2004. Panduan Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas
Pelayanan Kesehatan dengan Sumber Daya Terbatas. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta
27
LAMPIRAN 1
LEMBAR PERSETUJUAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini,
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir :
Alamat :
Menyatakan telah benar-benar memahami penjelasan yan g disampaikan
oleh peneliti mengenai penelitian ini. Oleh karena itu, saya menyatakan BERSEDIA menjadi
peserta dalam penelitian ini.
Demikian persetujuan ini saya buat dengan sukarela dan tanpa paksaan dari pihak
manapun.
Hormat saya,
( )
28
LAMPIRAN 2
KUESIONER PENELITIAN
GAMABARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA-SISWI MA NW
TEMEMPANG TENTANG PENYALAHGUNAAN NAPZA TAHUN 2017
No. Responden :
Cara Menjawab Kuesioner :
1. Responden mengisi data pribadi dengan jujur dan lengkap.
2. Responden diwajibkan menjawab semua pertanyaan kuesioner.
3. Bacalah pertanyaan dengan benar dan menjawab dengan memberi tanda checklist ( )
pada jawaban yang anda pilih.
4. Responden dapat bertanya apabila ada pertanyaan yang kurang dimerngerti.
A. Data Responden
Usia :
Kelas :
Pekerjaan orang tua :
Pendidikan orang tua :a.Tidak sekolah / tidak tamat SD
b.SD
c. Tamat SMP
d. Tamat SMA
e. Perguruan tinggi / Akademi
f. dll, sebutkan . . . . . . . .
B. Pengetahuan
1. Apa singkatan dari NAPZA ?
a. Narkotika, farmakodinamika, dan psikostimultan
b. Narkotika dan obat-obat berbahaya
c. Narkotika, psikotropika dan zat adiktif
d. Narkotika dan obat-obat terlarang
29
2. Mana saja yang termasuk NAPZA di bawah ini ?
a. Obat sakit kepala
b. Jamu-jamuan
c. Alkohol, narkoba dan sabu-sabu
d. Obat suntik
3. Jenis NAPZA yang digunakan seperti rokok :
a. Ganja
b. Lem Aibo
c. Pil koplo
d. Sabu
4. Apa saja bentuk-bentuk NAPZA yang anda ketahui ?
a. Pil/tablet
b. Gas
c. Alkohol
d. Semua Benar
5. Apakah alkohol merupakan salah satu jenis NAPZA ?
a. Ya
b. Bukan
c. Belum pasti
d. Tidak tahu
6. Apa akibat dari penyalahgunaan NAPZA bagi siswa :
a. menambah prestasi
b. mutu pelajaran menurun
c. rajin belajar
d. membuat semangat bersekolah
7. Yang merupakan akibat dari penggunaan sabu adalah :
a. suka menyendiri
b. hiperaktif
c. susah tidur
d. semua jawaban benar
30
8. Pemakai biasanya akan berusaha mendapatkan NAPZA dengan cara dan resiko apapun
karena mengalami sakit yang menyiksa dan sangat ketergantungan merupakan gejala
dari :
a. Putus obat (sakau)
b. Fly
c. Vertigo
d. Historia
9. Bahaya pengunaan NAPZA dalam jangka panjang ?
a. pusing, mual
b. bicara kacau
c. mual
d. kematian
10. penyakit yang bisa diakibatkan oleh pemakaian NAPZA suntik ?
a. Gatal-gatal
b. Demam
c. Muntaber
d. Hepatitis
C. SIKAP
No. Pernyataan SS S TS STS
1. Menurut saya, orang yang menggunakan NAPZA
harus dikucilkan dari masyarakat
2. Menurut saya, pengguna NAPZA tidak perlu diobati
karena pasti meninggal
3. Saya bersedia mengikuti penyuluhan/seminar tentang
bahaya NAPZA
4. Menurut saya, NAPZA dapat menghilangkan rasa
depresi dan stres
5. Menurut saya, peran yang terpenting dalam mencegah
remaja kepada NAPZA adalah perhatian dan
keterlibatan dari keluarga
31
DOKUMENTASI KEGIATAN
32