PEMBAHASAN
Pada kasus ini pasien datang dengan sesak nafas sejak sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengeluhkan adanya rasa penuh dan tertekan pada daerah
leher dan dada. Pasien juga mengeluhkan rasa sulit menelan karena nyeri dan
pasien tidak dapat menelan makanan dan minuman sehingga pasien tidak nafsu
makan. Berat badan pasien juga turun sebanyak 5 kg. Pasien juga mengeluhkan
batuk berdahak. Dari pemeriksaan foto thoraks, dicurigai bahwa terdapat tumor
marker yakni LDH dan CEA. Pasien juga direncanakan melakukan pemeriksaan
dengan CT Scan kontras dan OMD. Dari hasil pemeriksaan CT Scan kontras dan
tumor mediastinum. Pasien kemudian dialih rawat ke bagian bedah digestif dan
Dari anamnesis, terdapat trias klasik dari akalasia esofagus yang terdiri
atas disfagia, regurgitasi, dan penurunan berat badan. Diagnosis akalasia esofagus
makanan padat dan cair disertai regurgitasi makanan dan saliva.3 Pada kasus,
disfagia digambarkan dengan "rasa penuh di dada" atau "sticking sensation" yang
35
terjadi setiap kali pasien makan. Pada pasien juga terdapat regurgitasi dan
polos thoraks terutama pada kasus yang berat. Pemeriksaan foto polos thoraks
esofagus yang membesar dan melebar dengan gambaran air fluid level di setinggi
arkus aorta atau diatasnya disertai adanya sisa makanan dan cairan di esofagus
yang melebar. Selain itu, pada akalasia tidak didapatkan gelembung udara di
36
Pada kasus, didapatkan lesi opak pada paratracheal kanan disertai
kasus, awalnya dicurigai terdapat adanya tumor mediastinum. Oleh sebab itu
proses keganasan yang bisa mendeteksi tumor solid pada darah perifer, kelenjar
getah bening dan cairan tubuh lain. Salah satu tumour marker terutama yang
berkaitan dengan golongan tumor sel germinal mediastinum adalah LDH. Pada
kasus, tumour marker yang diperiksa adalah LDH dan CEA.20 Dari hasil
pemeriksaan tumour marker didapatkan kadar LDH dan CEA pasien normal.
OMD.
CT Scan sebagai konfirmasi diagnosis atau untuk mengetahui tanda lain yang
mengarah adanya penyakit lain atau proses benigna maupun maligna.12 Dari hasil
untuk menilai pengosongan esofagus secara kuantitatif dan kualitatif. Pada kasus,
dari hasil esofagografi, terdapat kekosongan parsial pada daerah esofagus yang
esofagus.
37
Sifat terapi pada akalasia hanyalah paliatif, karena fungsi peristaltik
Heller dan partial fundoplication adalah suatu prosedur pilihan untuk akalasia
esofagus. Operasi ini terdiri dari suatu pemisahan serat otot (myotomi) dari
sfingter esofagus bawah (5 cm) dan bagian proksimal lambung (2 cm), yang
selama 24-48 jam, dan kembali beraktivitas sehari-hari setelah kira-kira 2 minggu.
Secara efektif, terapi pembedahan ini berhasil mengurangi gejala sekitar 85-95%
dari pasien, dan insidensi refluks postoperatif adalah antara 10% dan 15%.5,19
38