Laporan Praktikum Biologi
Laporan Praktikum Biologi
2017
Laporan Praktikum
KELOMPOK II
23 September 2017
BIOLOGI
SMAN 1 PELEPAT ILIR
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
KERJA ENZIM KATALASE
Disusun Oleh :
Aditya Khrisnamurti
Cindy Fitria Anjani
Diella Anjaenny
Jelita Putri Dola
Rejeki Sihite
Saleh Umar Sodik
Kelas:XII IPA 1
2
KATA PENGANTAR
Penulis
3
DAFTAR ISI
JUDUL..................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................. 3
DFTAR ISI ..............................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................ 6
1.4 Manfaat ..............................................................................6
1.5 Hipotesis.............................................................................6
1.6 Waktu dan Lokasi .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN
2.1 Teori Dasar ........................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel .......................................................... 15
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................15
3.3 Cara Kerja ..........................................................................15
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Penelitian ......................................................... 17
4.2 Analisis Data .....................................................................17
4.3 Pembahasan .......................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................26
5.2 Saran .................................................................................. 27
BAB VI PERTANYAAN........................................................ 28
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ..............................................29
4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi
didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun
bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
mengeluarkn zat-zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel,
merombak struktur-struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi dan
menanggapi rangsang.Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat-
zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor),
atau mempercepat reaksi (aktivator).Senyawa-senyawa yang
mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh
reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator
yang disebut dengan enzim.Enzim yang tersusun atas protein dan
molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga
tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi
kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme,
maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh
makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar
enzim.Faktor dalam misalnya substansi substansi genetik yang dibawa
oleh masing masing enzim.
5
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
Agar siswa mampu mengetahui cara kerja enzim katalase,pengaruh enzim
katalase terhadap H2O2, faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
dan peran enzim katalase itu sendiri.
1.5 Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein ,maka enzim
ini juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan protein .kerja enzim akan
sngat dipengaruhi oleh faktor suhu,konsentrasi enzim,dan derajat
6
keasamamn lingkungannya dan enzim katalase sangat berperan terhadap
penguraian racun H2O2
7
BAB II
TINJAUAN
2.1. Teori Dasar
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksikimia organik. Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain
yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung
pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses
biologis selmemerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormonsebagai promoter.
B.Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asamamino.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan
tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan
dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active
side).
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam
amino.Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya
terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan
yang aktif.Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik
disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik
yang terdiri dari senyawa senyawa kompleks disebut konenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam
pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.
8
C.Ciri Ciri Enzim
1. Biokatalisator: enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup
yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein: sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak
pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus: enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi
reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang
terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat.Substrat adalah zat yang
bereaksi.Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat
banyak, maka macam enzim pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali
karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul
enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas: enzim rusak oleh panas karena merupakan
suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika
telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi: enzim hanya diperlukan untuk mempercepat
reaksi namun tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik: suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula
bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.
9
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif,
seperti gembok cocok dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan
enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang
yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk
kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil
sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya.Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif
berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.
10
pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah
menjadi produk.Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada
keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.
Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim.Di bawah
pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi,
11
sehingga laju reaksi pun jadi menurun.Enzim yang terdenaturasi gagal
melaksanakan fungsi normalnya.Dalam tubuh manusia, suhu optimum
di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran
35C sampai 40C.Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih
baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.Dibawah ini adalah
contoh grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.
2. Perubahan pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau
derajat keasaman sekitarnya.Ini karena muatan komponen asam amino
enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH.Secara umum,
kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan
8.Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di
lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya
tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja.Ketika
nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar
enzim dapat mengalami perubahan.Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat
mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi
sangat terpengaruhi.Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti
berfungsi.
12
Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim.
13
4. Inhibitor Enzim
Inhibitor adalah substansi
yang memiliki kecenderungan
untuk menghambat aktivitas
enzim. Inhibitor enzim memiliki
dua cara berbeda mengganggu
fungsi enzim. Berdasarkan
caranya, inhibitor dibagi menjadi
2 kategori: inhibitor kompetitif
dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki
struktur yang sama dengan
molekul substrat, inhibitor ini
melekat pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi
pembentukan ikatan kompleks
enzim-substrat. Inhibitor non-
kompetitif dapat melekat pada
sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-
inhibitor.Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi
aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan
dengan enzim tersebut.
14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel
Bahan:
1. Ekstrak hati ayam 5. Natrium hidroksida (NaOH)
2. Ekstrak daun pepaya 6. Air panas
3. Hidrogen perioksida (H2O2) 7. Air dingin
4. Asam klorida (HCl)
15
Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim
katalase adalah metode eksperimen.
16
12. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke dalam
tabung. Amati perubahan bara api.
13. Setelah selesai percobaan bersihkan peralatan kemudian lap
dengan tissue.
14. Lakukan analisis data dan buatlah kesimpulan dalam bentuk
laporan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Hati + HCl+H2O2 + *
Hati + NaOH+H2O2 + **
HATI+AIR PANAS+H202 - *
HATI+AIR DINGIN+H2O2 + **
Keterangan:
- Mati / Tidak Ada Gelembung
+ Redup * Sedikit Gelembung
17
++ Cukup nyala ** Cukup banyak gelembung
+++ Nyala *** Banyak gelembung
4.3. Pembahasan
18
1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
19
dipanaskan kembali).Seharusnya praktikum ini tidak terbentuk
gelembung udarahal ini disebabkan karena protein di dalam enzim
katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Berdasarkan tabel dapat dilihat
bahwa pada kontrol yaitu dengan suhu normal (suhu ruangan)
dihasilkan banyak gelembung, hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase bekerja secara optimal. Banyaknya gelembung yang dihasilkan
menandakan bahwa hidrogen peroksida terurai secara sempurna. Pada
sampel yang didinginkan, enzim katalase tidak bekerja secara optimal
sehingga H2O2 yang diuraikan sedikit yang ditandai dengan sedikitnya
gelembung yang dihasilkan. Pada sampel yang dipanaskan atau dengan
suhu yang tinggi menyebabkan enzim katalase terdenaturasi sehingga
tidak mampu menguraikan senyawa hidrogen peroksida yang ditandai
dengan tidak adanya gelembung. Gelembung yang dihasilkan
merupakan hasil dari penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi
H2O oleh enzim katalase.
20
A. Pengertian Enzim Katalase
21
memutuskan ikatan C-C dan C-N dikelompokkan menjadi dua yaitu
karboksilase dan transaminase (Gaman, 1992).
Enzim bekerja optimal pada suhu, pH, dan substrat yang
spesifik. Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzim dapat terhenti
secara reversibel, kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energi
kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antar molekul enzim dengan
substrat sehingga enzim menjaid aktif. Sebagian enzim bekerja pada
suhu yang optimum, yaitu 300 400 C dan mengalami denaturasi secara
reversibel pada pemanasan di atas suhu 600 C. Enzim bekerja pada
kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pH lingkungan, jika pH
terlalu rendah maupun tinggi akan menyebabkan denaturasi enzim
sehingga aktivitasnya menurun bahkan terhenti. Pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim adalah akan menyebabkan perubahan posisi
kesetimbangan reaksi dan perubahan posisi kesetimbangan reaksi dan
perubahan keadaan ionisasi rantai samping asam amino dalam enzim
(Martoharsono,1994).
Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam
tubuh dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim.
Sebagian besar enzim memiliki suhu optimum yang sama dengan suhu
normal sel organisme tersebut. Kenaikan suhu di atas suhu optimum
dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan aktivitas enzim.
Akibat kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan
struktur enzim (denaturasi). Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan
kemampuan katalisnya (Winarno,1987).
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim menurut
Poedjiadi dan Suprianti (1994):
a. konsentrasi enzim: pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi
enzim,
b. konsentrasi substrat: hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan
konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas
22
konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah
diterangkan oleh Michaelis Menten dengan hipotesis mereka
tentang terjadinya kompleks enzim substrat,
c. suhu: pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan
suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila
terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu
dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang
dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum
terjadinya proses denaturasi dapat menaikan kecepatan reaksi,
d. pengaruh pH: enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion
bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH
lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif
enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping
pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH
tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini
akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
e. pengaruh inhibitor: hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat
berupa hambatan tidak reversibel. Hambatan tidak reversibel pada
umumnya disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau
modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada
molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan
bersaing atau hambatan tidak bersaing.
23
tembaga misalnya merupakan kofaktor bagi enzim asam askorbat
aksidase. Enzim lain mengandung molekul organik non protein
sebagai kofaktor. Gugus prostetik organik seringkali dirujuk sebagai
suatu koenzim (Fessenden & Fessenden, 1999).
Katalase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi
penguraian hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida mempunyai
kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan menembus membran sel
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terletak jauh dari
tempat H2O2 dibentuk. Hidrogen peroksida dalam tubuh dapat berasal
dari berbagai sumber antara lain, proses transpor elektron di
mitokondria oleh sitokrom oksidase yang mereduksi O2 dengan
menerima dua elektron dan reaksi dismutasi O2 yang dikatalisis oleh
superoksida dismutase. Sebagai salah salah satu enzim antioksidan,
aktivitas katalase akan meningkat ketika stres oksidatif itu terjadi.
Peningkatan enzim antioksidan tersebut berhubungan dengan kerusakan
pada protein dan lipid akibat meningkatnya radikal bebas oksigen dalam
tubuh (Anatriera, 2009).
Enzim katalase terdiri atas 4 gugusan heme. Enzim ini ada pada
tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas enzim
katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan juga
sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang
pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam
amino. Selain itu, enzim katalase ini juga mempunyai empat kelompok
ehem yang terbentuk dari cincin protoporphyrin. Cincin ini mengandung
atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul tersebut sekitar
118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim
hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa
peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa memancing
radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran sel di
dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga
arterosklerosis.
24
B. Fungsi Enzim Katalase
25
komponen metabolismenya, enzim katalase merupakan salah satu enzim
yang terdapat pada tumbuhan. Enzim tersebut berfungsi untuk
menetralisir racun. Enzim katalase ini pada umumnya terdapat di dalam
hati, karena berdasarkan fungsinya, hati termasuk sebagai alat ekskresi,
hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air
(H2O) dan Oksigen (O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja
pada suhu diatas 40 drjat C dan pada kondisi asam maupun basa.
1. Aktivitas enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu konsentrasi substrat, pH dan suhu.
2. Pada jaringan hewan terdapat enzim katalase yang ditunjukkan
adanya gelembung saat pada jaringan hewan ditambahkanH2O2.
3. Penambahan substrat pada aktivitas enzim katalase akan
menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat, namun pada
konsentrasi tertentu katalase akan mengalami titik jenuh dan
tidak terdapat peningkatan kecepatan reaksi.
4. Aktivitas enzim katalase bekerja dengan maksimal pada pH
optimal yaitu pH 7 atau pH netral.
5. Enzim katalase dapat bekerja pada suhu optimum, jika pada suhu
rendah, reaksi akan berlangsung lambat, namun jika suhu terlalu
tinggi maka enzim justru terdenaturasi.
6. Pada suhu normal, enzim katalase secara optimal menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) ditandai dengan banyaknya
gelembung
26
7. Pada suhu rendah, enzim katalase tidak bekerja secara optimal
ditandai dengan sedikitnya enzim yang dihasilkan
8. Pada suhu tinggi, enzim katalase mengalami denaturasi, karena
tidak menghasilkan gelembung
5.2. Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.Dari praktikum yang telah kami
lakukan saran yang dapat kami berikan sebaiknya praktikan perlu
mengetahui dan memahami dengan baik prosedur kerja terlebih dahulu,
serta memperhatikan dengan baik saat guru menerangkan agar tidak
terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. Dibutuhkan waktu yang lebih
lama untuk melakukan praktikum ini agar kami lebih teliti dan intensif
dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Seperti pada
percobaan no. 4 seharusnya tidak ada gelembung yang terbentuk.
Tetapi, pada percobaan kami terbentuk sedikit gelembung. Hal ini
terjadi karena air yang bertugas memanaskan tabung reaksi sudah tidak
bersuhu 300 keatas sehingga data yang diperoleh tidak akurat.
Berikut adalah saran agar praktikum ini berjalan sesuai dengan teori:
Air adalah medium reaksi. Jika kadar air cukup, maka reaksi
lebih cepat berjalan. Jadi tambahkan air dengan cukup saat
membuat ekstrak hati.
Tingkat kelarutan ekstrak hati berpengaruh terhadap kecepatan
penguraian peroksida. Maka buatlah ekstrak hati sehalus
mungkin.
27
Enzim katalase terdapat di dalam sel-sel hati. Jika jumlah enzim
meningkat, maka reaksi juga berjalan lebih cepat. Jadi
tambahkan porsi hati lebih banyak.
Jika kadar perosida sedikit, maka gelembung yang dihasilkannya
juga sedikit. Agar gelembung yang dihasilkan lebih banyak,
tambahkan sedikit lagi peroksida. Tapi ingat, ekstrak hati yang
dibuat harus cukup.
BAB VI
PERTANYAAN
2H2O2 2H2O + O2
28
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
Pratiwi D.A dkk. 2012. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Aeni. 2009. Laporan Praktikum: Kerja Enzim Katalase. Jember :
Prodi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas
Muhamadiyah
http:// skulwork-nytha.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-
a.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-
kerja-enzim.html
29