Anda di halaman 1dari 29

ENZIM KATALASE

2017
Laporan Praktikum

[Type the abstract of the document here. The


abstract is typically a short summary of the
contents of the document. Type the abstract of
the document here. The abstract is typically a
short summary of the contents of the
document.]

KELOMPOK II
23 September 2017
BIOLOGI
SMAN 1 PELEPAT ILIR
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI
KERJA ENZIM KATALASE

Dibimbing Oleh:Ibu Siti Aminah,S.Pd.

Disusun Oleh :
Aditya Khrisnamurti
Cindy Fitria Anjani
Diella Anjaenny
Jelita Putri Dola
Rejeki Sihite
Saleh Umar Sodik

Kelas:XII IPA 1

SMAN 1 PELEPAT ILIR


Tahun Ajaran 2017/2018

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Rahmat


dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
ini.Kami berterima kasih kepada IBU SITI AMINAH,S.PD selaku
pembimbing kami dalam melaksanakan praktik dan seluruh pihak
yang mendukung dan membantu kami dalam penyelesaian
laporan ini.Di dalam laporan ini kami menyajikan hal hal yang
terkait dengan hasil tes pengaruh enzim katalase terhadap hati ayam
yang telah kami praktekkan sendiri.

Kami sangat berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat,


baik bagi diri kami sendiri maupun kepada pembaca. Namun, kami
sangat menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak
kekurangan. Maka dari itu, kami sangat mengharapkan partisipasi
para pembaca untuk memberikan kritik maupun saran demi
penyempurnaan laporan ini.Terima Kasih.

Purwasari, 21 September 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI

JUDUL..................................................................................... 2
KATA PENGANTAR ............................................................. 3
DFTAR ISI ..............................................................................4
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ...................................................................5
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 6
1.3 Tujuan ................................................................................ 6
1.4 Manfaat ..............................................................................6
1.5 Hipotesis.............................................................................6
1.6 Waktu dan Lokasi .............................................................. 7
BAB II TINJAUAN
2.1 Teori Dasar ........................................................................8
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Identifikasi Variabel .......................................................... 15
3.2 Alat dan Bahan ..................................................................15
3.3 Cara Kerja ..........................................................................15
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Data Hasil Penelitian ......................................................... 17
4.2 Analisis Data .....................................................................17
4.3 Pembahasan .......................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ........................................................................26
5.2 Saran .................................................................................. 27
BAB VI PERTANYAAN........................................................ 28
BAB VII DAFTAR PUSTAKA ..............................................29

4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metabolisme merupakan suatau reaksi kimia yang terjadi
didalam tubuh makhluk hidup. Reaksi metabolisme tersebut
dimaksudkan untuk memperoleh energi, menyimpan energi, menyusun
bahan makanan, merombak bahan makanan, memasukkan atau
mengeluarkn zat-zat, melakukan gerakan, menyusun struktur sel,
merombak struktur-struktur sel yang tidak dapat digunakan lagi dan
menanggapi rangsang.Tentunya dalam suatu reaksi kimia terdapat zat-
zat atau senyawa - senyawa baik yang sifatnya menghambat (inhibitor),
atau mempercepat reaksi (aktivator).Senyawa-senyawa yang
mempercepat suatu reaksi dikenal dengan sebutan katalisator.
Katalisator adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia
pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh
reaksi itu.Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai
pereaksi ataupun produk.Katalis memungkinkan reaksi berlangsung
lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat
perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.Katalis menyediakan suatu
jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.Katalis
mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Metabolisme yang merupakan reaksi kimia memiliki katalisator
yang disebut dengan enzim.Enzim yang tersusun atas protein dan
molekul lainnya bekerja dengan menurunkan energi aktivasi, sehingga
tidak diperlukan suhu dan energi tinggi untuk melakukan suatu reaksi
kimia didalam tubuh.Jika tidak terdapat katalisator dalam metabolisme,
maka suhu tubuh akan meningkat dan membahayakan bagi tubuh
makhluk hidup.
Kerja enzim tentunya dipengaruhi oleh faktor dalam dan luar
enzim.Faktor dalam misalnya substansi substansi genetik yang dibawa
oleh masing masing enzim.

5
1.2. Rumusan Masalah

Bagaimanakah pengaruh enzim katalase terhadap H2O2?


Apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim
katalase?
Diantara beberapa faktor yang di uji coba,faktor apa yang sangat
berpengaruh pada kerja enzim katalase?
Padakisaran pH berapakerjaenzimkatalasedapatbekerja optimal?
Berapakahsuhu optimal agar enzimkatalasedapatbekerjasecarabaik?
Adakahpengaruhperbedaankonsentrasihatiayamdanlarutan
H2O2padakinerjaenzimkatalase?

1.3. Tujuan

Mengetahui pengaruh enzim katalase terhadap H2O2.


Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
dan hasil penguraiannya.
Membandingkanpengaruhperbedaan pH
padakinerjaenzimkatalasepadahatiayam.
Membandingkanpengaruhperbedaansuhupadakinerjaenzimkatalasep
adahatiayam.

1.4. Manfaat
Agar siswa mampu mengetahui cara kerja enzim katalase,pengaruh enzim
katalase terhadap H2O2, faktor yang mempengaruhi kerja enzim katalase
dan peran enzim katalase itu sendiri.

1.5 Hipotesis
Karena enzim katalase terbentuk atas senyawa protein ,maka enzim
ini juga memiliki ciri-ciri yang sama dengan protein .kerja enzim akan
sngat dipengaruhi oleh faktor suhu,konsentrasi enzim,dan derajat

6
keasamamn lingkungannya dan enzim katalase sangat berperan terhadap
penguraian racun H2O2

1. Enzimkatalasedapatbekerja optimal pada pH netral ( 7 ) sampai pH


basalemah
2. Suhu optimal agar
enzimkatalasedapatbekerjadenganbaikadalahpadasuhuruangan (25-
30drjt C)
3. Konsentrasihatiayamdanlarutan H2O2
sangatberpengaruhterhadapkerjaenzimkatalase.

1.6. Waktu dan Lokasi


Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Pelepat Ilir pada pukul
08:15 sampai dengan pukul 09:30

7
BAB II
TINJAUAN
2.1. Teori Dasar
A. Pengertian Enzim
Enzim adalah biomolekul berupa protein yang berfungsi
sebagai katalis (senyawa yang mempercepat proses reaksi tanpa habis
bereaksi) dalam suatu reaksikimia organik. Molekul awal yang
disebut substrat akan dipercepat perubahannya menjadi molekul lain
yang disebut produk. Jenis produk yang akan dihasilkan bergantung
pada suatu kondisi/zat, yang disebut promoter. Semua proses
biologis selmemerlukan enzim agar dapat berlangsung dengan cukup
cepat dalam suatu arah lintasan metabolisme yang ditentukan
oleh hormonsebagai promoter.

B.Struktur Enzim
Enzim merupakan protein yang tersusun atas asam-asamamino.
Kebanyakan enzim berukuran lebih besar dari substratnya.akan
tetapi,hanya daerah tertentu dari molekul enzim tersebut yang berikatan
dengan substrat, yaitu bagian yang disebut dengan sisi aktif (active
side).
Secara kimia, enzim yang lengkap (holoenzim) tersusun atas dua
bagian, yaitu bagian protein dan bagain bukan protein.
1. Bagian protein disebut apoenzim, tersusun atas asam asam
amino.Bagian protein bersifat labil (mudah berubah), misalnya
terpengaruh oleh suhu dan keasaman.
2. Bagian bukan protein yang disebut gugus protetik, yaitu gugusan
yang aktif.Gugus prostetik yang berasal dari molekul non organik
disebut kofaktor, misalnya besi, tembaga, zink. Gugus prostetik
yang terdiri dari senyawa senyawa kompleks disebut konenzim,
misalnya NADH, FADH, koenzim A, tiamin, riboflavin, asam
pantotenat, niasin, piridoksin, biotin, asam folat, dan kobalamin.

8
C.Ciri Ciri Enzim
1. Biokatalisator: enzim hanya dihasilkan oleh sel-sel mahkluk hidup
yang digunakan untuk mempercepat proses reaksi.
2. Protein: sifat-sifat enzim sama dengan protein yaitu dapat rusak
pada suhu yang tinggi dan dipengaruhi pH.
3. Bekerja Secara Khusus: enzim tertentu hanya dapat mempengaruhi
reaksi tertentu, tidak dapat mempengaruhi raeksi lainnya. Zat yang
terpengaruhi oleh enzim tersebut substrat.Substrat adalah zat yang
bereaksi.Oleh karena macam zat yang bereaksi di dalam sel sangat
banyak, maka macam enzim pun banyak.
4. Dapat Digunakan Berulang Kali: dapat digunakan berulang kali
karena enzim tidak berubah pada saat terjadi reaksi. Satu molekul
enzim dapat bekerja berkali-kali selama enzim itu tidak rusak.
5. Rusak Oleh Panas: enzim rusak oleh panas karena merupakan
suatu protein. Rusaknya enzim oleh panas disebut denaturasi jika
telah rusak enzim tidak dapat bekerja lagi.
6. Tidak Ikut Bereaksi: enzim hanya diperlukan untuk mempercepat
reaksi namun tidak ikut bereaksi.
7. Bekerja Dapat Balik: suatu enzim dapat bekerja menguraikan suatu
senyawa menjadi senyawa-senyawa lain dan sebaliknya dapat pula
bekerja menyusun senyawa-senyawa itu menjadi senyawa semula.

D. Cara Kerja Enzim


1.Teori Gembok - Anak Kunci

9
Sisi aktif enzim mempunyai bentuk tertentu yang hanya sesuai
untuk satu jenis substrat saja.Bentuk substrat sesuai dengan sisi aktif,
seperti gembok cocok dengan anak kuncinya.Hal itu menyebabkan
enzim bekerja secara spesifik. Substrat yang mempunyai bentuk ruang
yang sesuai dengan sisi aktif enzim akan berikatan dan membentuk
kompleks transisi enzim-substrat. Senyawa transisi ini tidak stabil
sehingga pembentukan produk berlangsung dengan sendirinya.Jika
enzim mengalami denaturasi (rusak) karena panas, bentuk sisi aktif
berubah sehingga substrat tidak sesuai lagi. Perubahan pH juga
mempunyai pengaruh yang sama.

2. Teori Induced Fit


Reaksi antara substrat dengan enzim berlangsung karena adanya
induksi molekul substrat terhadap molekul enzim.Menurut teori ini, sisi
aktif enzim bersifat fleksibel dalam menyesuaikan struktur sesuai
dengan struktur substrat. Ketika substrat akan terinduksi dan kemudian
mengubah bentuknya sedikit sehingga mengakibatkan perubahan sisi
aktif yang semula tidak cocok menjadi cocok (fit). Kemudian terjadi

10
pengikatan substrat oleh enzim, yang selanjutnya substrat diubah
menjadi produk.Produk kemudian dilepaskan dan enzim kembali pada
keadaan semula, siap untuk mengikat substrat baru.

E. Faktor yang Mempengaruhi Kerja Enzim


Ada empat faktor yang mempengaruhi kerja enzim, yaitu teperatur
atau suhu, pH, kosentrasi, dan inhibitor.
1. Temperatur atau Suhu
Semua enzim membutuhkan suhu yang cocok agar dapat bekerja
dengan biak. Laju reaksi biokimia meningkat seiring kenaikan suhu.Hal
ini karena panas meningkatkan energi kinetik dari molekul sehingga
menyebabkan jumlah tabrakan diantara molekul-
molekulmeningkat. Sedangkan dalam kondisi suhu rendah, reaksi
menjadi lambat karena hanya terdapat sedikit kontak antara substrat
danenzim.

Namun, suhu yang ekstrim juga tidak baik untuk enzim.Di bawah
pengaruh suhu yang sangat tinggi, molekul enzim cenderung terdistorsi,

11
sehingga laju reaksi pun jadi menurun.Enzim yang terdenaturasi gagal
melaksanakan fungsi normalnya.Dalam tubuh manusia, suhu optimum
di mana kebanyakan enzim menjadi sangat aktif berada pada kisaran
35C sampai 40C.Ada juga beberapa enzim yang dapat bekerja lebih
baik pada suhu yang lebih rendah daripada ini.Dibawah ini adalah
contoh grafik pengaruh suhu terhadap aktivitas enzim.

2. Perubahan pH
Efisiensi suatu enzim sangat dipengaruhi oleh nilai pH atau
derajat keasaman sekitarnya.Ini karena muatan komponen asam amino
enzim berubah bersama dengan perubahan nilai pH.Secara umum,
kebanyakan enzim tetap stabil dan bekerja baik pada kisaran pH 6 dan
8.Tapi, ada beberapa enzim tertentu yang bekerja dengan baik hanya di
lingkungan asam atau basa.
Nilai pH yang menguntungkan bagi enzim tertentu sebenarnya
tergantung pada sistem biologis tempat enzim tersebut bekerja.Ketika
nilai pH menjadi terlalu tinggi atau terlalu rendah, maka struktur dasar
enzim dapat mengalami perubahan.Sehingga sisi aktif enzim tidak dapat
mengikat substrat dengan benar, sehingga aktivitas enzim menjadi
sangat terpengaruhi.Bahkan enzim dapat sampai benar-benar berhenti
berfungsi.

12
Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh pH terhadap aktivitas
enzim.

3. Kosentrasi Enzim dan Substrat


Jelas saja konsentrasi substrat yang lebih tinggi berarti lebih banyak
jumlah molekul substrat yang terlibat dengan aktivitas enzim.Sedangkan
konsentrasi substrat yang rendah berarti lebih sedikit jumlah molekul
substrat yang dapat melekat pada enzim, menyebabkan
berkurangnyaaktivitasenzim.Tapi ketika laju enzimatik sudah mencapai
maksimum dan enzim sudah dalam kondisi paling aktif, peningkatan
konsentrasi substrat tidak akan memberikan perbedaan dalam aktivitas
enzim. Dalam kondisi seperti ini, di sisi aktif semua enzim terus
terdapat substrat, sehingga tidak ada tempat untuk substrat ekstra.
Dibawah ini adalah contoh grafik pengaruh kosentrasi terhadap
kecepatan reaksi enzim.

13
4. Inhibitor Enzim
Inhibitor adalah substansi
yang memiliki kecenderungan
untuk menghambat aktivitas
enzim. Inhibitor enzim memiliki
dua cara berbeda mengganggu
fungsi enzim. Berdasarkan
caranya, inhibitor dibagi menjadi
2 kategori: inhibitor kompetitif
dan inhibitor non-kompetitif.
Inhibitor kompetitif memiliki
struktur yang sama dengan
molekul substrat, inhibitor ini
melekat pada sisi aktif enzim
sehingga menghalangi
pembentukan ikatan kompleks
enzim-substrat. Inhibitor non-
kompetitif dapat melekat pada
sisi enzim yang bukan
merupakan sisi aktif, dan membentuk kompleks enzim-
inhibitor.Inhibitor ini mengubah bentuk/struktur enzim, sehingga sisi
aktif enzim menjadi tidak berfungsi dan substrat tidak dapat berikatan
dengan enzim tersebut.

14
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Identifikasi Variabel

a. Variabel terikat : Banyak gelembung dan nyala bara api


b. Variabel bebas : NaOH, HCl, dan suhu
c. Variabel control : H2O2, ektrak hati ayam

3.2. Alat dan Bahan


Alat:
1. Rak dan 5 tabung reaksi 4. Lidi dan korek api
2. Pipet tetes 5. Blender
3. Pembakar spiritus

Bahan:
1. Ekstrak hati ayam 5. Natrium hidroksida (NaOH)
2. Ekstrak daun pepaya 6. Air panas
3. Hidrogen perioksida (H2O2) 7. Air dingin
4. Asam klorida (HCl)

15
Metode Penelitian
Metode yang kami pergunakan dalam meguji cara kerja enzim
katalase adalah metode eksperimen.

3.3. Cara Kerja


1. Siapkan alat dan bahan.
2. Tuangkan ekstrak hati ayam ke dalam 5 tabung reaksi masing-
masing 2 tetes (beri label pada masing masing tabung)
3. Pada tabung ke-1 tambahkan H2O2 lalu tutup rapat dengan jari.
Amati adanya gelembung atau tidak.
4. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke dalam
tabung. Amati perubahan bara api.
5. Catatlah hasil pengamatan.
6. Pada tabung ke-2 tambahkan HCl lalu tutup rapat dengan jari.
Diamkan selama 5 menit dan Amati adanya gelembung atau
tidak. Setelah itu tambahkan H2O2diamkan selama 5 menit.
Amati kembali gelembung.
7. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke dalam
tabung. Amati perubahan bara api.
8. Pada tabung ke-3 tambahkan NaOH lalu tutup rapat dengan
jari.Diamkan selama 5 menit. Amati adanya gelembung atau
tidak. Setelah itu tambahkan H2O2dan diamkan selama 5 menit.
Amati kembali gelembung.
9. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke dalam
tabung. Amati perubahan bara api.
10. Panaskan tabung ke-4 ke dalam wadah yang berisi air panas
selama 5 menit. Setelah itu tambahkan H2O2.Tunggu sampai 5
menit laluAmati adanya gelembung atau tidak.
11. dinginkan tabung ke-5 ke dalam wadah yang berisi air dingin(es)
selama 5 menit. Setelah itu tambahkan H2O2.Tunggu sampai 5
menit laluAmati adanya gelembung atau tidak

16
12. Panaskan lidi sampai terdapat bara api. Lalu masukkan ke dalam
tabung. Amati perubahan bara api.
13. Setelah selesai percobaan bersihkan peralatan kemudian lap
dengan tissue.
14. Lakukan analisis data dan buatlah kesimpulan dalam bentuk
laporan.

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1. Data Hasil Penelitian

Ekstrak Hati Ayam


Tabung Nyala Bara Api Gelembung

Hati + H2O2 +++ ***

Hati + HCl+H2O2 + *

Hati + NaOH+H2O2 + **

HATI+AIR PANAS+H202 - *

HATI+AIR DINGIN+H2O2 + **

Keterangan:
- Mati / Tidak Ada Gelembung
+ Redup * Sedikit Gelembung

17
++ Cukup nyala ** Cukup banyak gelembung
+++ Nyala *** Banyak gelembung

4.2. Analisis Data

Pada ekstrak hati ayam ditambahkan H2O2 jika ditutup dengan


jari menghasilkan banyak gelembung dan jika dimasukkan bara
api maka bara api akan menyala.
Pada ekstrak hati ayam ditambahkan HCljika ditutup dengan jari
menghasilkan sedikit gelembung dan jika dimasukkan bara api
maka bara api akan redup.
Pada ekstrak hati ayam ditambahkan NaOHjika ditutup dengan
jari menghasilkan cukup banyak gelembung dan jika dimasukkan
bara api maka bara api redup.
Pada ekstrak hati ayam yang sebelumnya dipanaskanjika ditutup
dengan jari menghasilkan sedikit gelembung dan jika
dimasukkan bara api maka bara api mati.
Pada ekstrak hati ayam yang sebelumnya didinginkan jika
ditutup dengan jari menghasilkan sedikit gelembung dan jika
dimasukkan bara api maka bara api redup.

4.3. Pembahasan

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan


oleh sel. Enzim mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis
reaksi kimia tertentu.Sebagai contoh enzim katalase yang hanya
menguraikan H2O2menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai berikut :
2H2O2 2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan.Percobaan ini
dilakukan dengan menggunakan hati ayam.Hati ayam digunakan karena
banyak mengandung enzim katalase. Yang terjadi pada ekstrak saat
diberi perlakuan adalah sebagai berikut :

18
1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)

Saat ekstrak diberi H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara


yang banyak.Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat
di dalam hati ayam mengubah H2O2 menjadi H2O (air), sedangkan pada
waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O2).

2. Ekstrak ditambah NaOH dan H2O2

Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak


dalam keadaan terlalu basa. Kemudian ditambah H2O2ternyata
terbentuk gelembung udara yang sedang, saat bara api dimasukkan ke
dalamnya nyala api redup. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase
tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.

3. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2

Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak


dalam keadaan terlalu asam. Kemudian ditambah H2O2 ternyata
terbentuk sedikit gelembung udara ketika dimasukkan bara api ke
dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.

4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah H2O2, ternyata


timbul gelembung udara yang sedikit dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api (seharusnya tidak terjadi
gelembung udara,kami berasumsi bahwa kondisi ekstrak hati yang kami
letakkan di wadah berisi air panas tetapi air pansnya sudah tidak
bersuhu diatas 300 karena terlalu lama dibiarkan diudara terbuka tanpa

19
dipanaskan kembali).Seharusnya praktikum ini tidak terbentuk
gelembung udarahal ini disebabkan karena protein di dalam enzim
katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak sehingga tidak dapat
menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.Berdasarkan tabel dapat dilihat
bahwa pada kontrol yaitu dengan suhu normal (suhu ruangan)
dihasilkan banyak gelembung, hal ini menunjukkan bahwa enzim
katalase bekerja secara optimal. Banyaknya gelembung yang dihasilkan
menandakan bahwa hidrogen peroksida terurai secara sempurna. Pada
sampel yang didinginkan, enzim katalase tidak bekerja secara optimal
sehingga H2O2 yang diuraikan sedikit yang ditandai dengan sedikitnya
gelembung yang dihasilkan. Pada sampel yang dipanaskan atau dengan
suhu yang tinggi menyebabkan enzim katalase terdenaturasi sehingga
tidak mampu menguraikan senyawa hidrogen peroksida yang ditandai
dengan tidak adanya gelembung. Gelembung yang dihasilkan
merupakan hasil dari penguraian hidrogen peroksida (H2O2) menjadi
H2O oleh enzim katalase.

5. Ekstrak didinginkan kemudian ditambah H2O2

Ekstrak yang didinginkan kemudian ditambah H2O2, ternyata timbul


gelembung udara yang sedikit dan saat bara api dimasukkan ke
dalamnya juga tidak timbul nyala api hal ini disebabkan suhu yang
terlalu rendah dapat menghambat kerja enzim. Pada umumnya enzim
akan bekerja baik pada suhu optimum, yaitu antara 30C-40C.

20
A. Pengertian Enzim Katalase

Enzim adalah suatu biokatalisator, yaitu suatu bahan yang


berfungsi mempercepat reaksi kimia dalam tubuh makhluk hidup tetapi
zat itu sendiri tidak ikut bereaksi karena pada akhir reaksi terbentuk
kembali. Suatu reaksi kimia yang berlangsung dengan bantuan enzim
memerlukan energi yang lebih rendah. Jadi enzim juga berfungsi
menurunkan energi aktivasi (Sang, 2012). Enzim memungkinkan suatu
selektivitas pereaksi-pereaksi dan suatu pengendalian laju reaksi yang
tidak dimungkinkan oleh kelas katalis lain. Kespesifikan enzim
disebabkan oleh bentuknya yang unik dan oleh gugus-gugus polar (atau
nonpolar) yang terdapat dalam struktur enzim tersebut. Beberapa enzim
bekerja bersama suatu kofaktor non protein, yang dapat berupa senyawa
organik maupun anorganik (Hadioetomo, 1993).
Dalam kerjanya, enzim dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor-faktor tersebut adalah suhu, pH, inhibitor, konsentrasi enzim,
substrat, dan kofaktor. Inhibitor merupakan senyawa penghambat.
Inhibitor digolongkan menjadi 2 jenis, yaitu yang bekerja secar tidak
dapat balik (irreversible) dan yang bekerja dapat balik (reversible).
Inhibitor reversible dibagi atas inhibitor kompetitif dan non kompetitif
(Suhara, 2009).
Untuk mencapai aktivitas enzim yang optimal, beberapa enzim
bekerja sendiri dan sebagian lagi memerlukan komponen tertentu.
Komponen tambahan ini disebut kofaktor. Bentuk kofaktor dapat berupa
gugus prostetik yang mengikat kuat atau berupa koenzim yang
melepaskan diri saat reaksi kimia terjadi. Aktivitas enzim dapat
dibedakan atas tiga jenis, yaitu: hidrolase, merupakan enzim yang
memerlukan bantuan air dalam proses penguraian zat. Enzim hidrolase
terbagi menjadi tiga jenis yaitu karbohidrase, esterase, dan protease.
Aktivitas berikutnya yaitu oksidase dan reduktase yang berperan dalam
proses oksidasi dan reduksi. Enzim osidase terbagi menjadi dua jenis,
yaitu dehidrogenase dan katalase. Aktivitas enzim desmolase, akan

21
memutuskan ikatan C-C dan C-N dikelompokkan menjadi dua yaitu
karboksilase dan transaminase (Gaman, 1992).
Enzim bekerja optimal pada suhu, pH, dan substrat yang
spesifik. Pada suhu yang sangat rendah, aktivitas enzim dapat terhenti
secara reversibel, kenaikan suhu lingkungan akan meningkatkan energi
kinetik enzim dan frekuensi tumbukan antar molekul enzim dengan
substrat sehingga enzim menjaid aktif. Sebagian enzim bekerja pada
suhu yang optimum, yaitu 300 400 C dan mengalami denaturasi secara
reversibel pada pemanasan di atas suhu 600 C. Enzim bekerja pada
kisaran pH tertentu dan umumnya tergantung pH lingkungan, jika pH
terlalu rendah maupun tinggi akan menyebabkan denaturasi enzim
sehingga aktivitasnya menurun bahkan terhenti. Pengaruh pH terhadap
aktivitas enzim adalah akan menyebabkan perubahan posisi
kesetimbangan reaksi dan perubahan posisi kesetimbangan reaksi dan
perubahan keadaan ionisasi rantai samping asam amino dalam enzim
(Martoharsono,1994).
Reaksi atau proses kimia yang berlangsung dengan baik dalam
tubuh dimungkinkan karena adanya katalis yang disebut enzim.
Sebagian besar enzim memiliki suhu optimum yang sama dengan suhu
normal sel organisme tersebut. Kenaikan suhu di atas suhu optimum
dapat mengakibatkan peningkatan atau penurunan aktivitas enzim.
Akibat kenaikan suhu dalam batas tidak wajar, terjadi perubahan
struktur enzim (denaturasi). Enzim yang terdenaturasi akan kehilangan
kemampuan katalisnya (Winarno,1987).
Faktor faktor yang mempengaruhi kerja enzim menurut
Poedjiadi dan Suprianti (1994):
a. konsentrasi enzim: pada suatu konsentrasi substrat tertentu,
kecepatan reaksi bertambah dengan bertambahnya konsentrasi
enzim,
b. konsentrasi substrat: hasil eksperimen menunjukkan bahwa dengan
konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi
substrat akan menaikan kecepatan reaksi. Akan tetapi pada batas

22
konsentrasi tertentu, tidak terjadi kenaikan kecepatan reaksi
walaupun konsentrasi substrat diperbesar. Keadaan ini telah
diterangkan oleh Michaelis Menten dengan hipotesis mereka
tentang terjadinya kompleks enzim substrat,
c. suhu: pada suhu rendah reaksi kimia berlangsung lambat, sedangkan
pada suhu yang lebih tinggi reaksi berlangsung lebih cepat.
Disamping itu, karena enzim adalah suatu protein, maka kenaikan
suhu dapat menyebabkan terjadinya proses denaturasi. Apabila
terjadi proses denaturasi, maka bagian aktif enzim akan terganggu
dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang
dan kecepatan reaksinya pun akan menurun. Kenaikan suhu sebelum
terjadinya proses denaturasi dapat menaikan kecepatan reaksi,
d. pengaruh pH: enzim dapat berbentuk ion positif, ion negatif atau ion
bermuatan ganda (zwitter ion). Dengan demikian perubahan pH
lingkungan akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif
enzim dalam membentuk kompleks enzim substrat. Disamping
pengaruh terhadap struktur ion pada enzim, pH rendah atau pH
tinggi dapat pula menyebabkan terjadinya proses denaturasi dan ini
akan mengakibatkan menurunnya aktivitas enzim
e. pengaruh inhibitor: hambatan yang dilakukan oleh inhibitor dapat
berupa hambatan tidak reversibel. Hambatan tidak reversibel pada
umumnya disebabkan oleh terjadinya proses destruksi atau
modifikasi sebuah gugus fungsi atau lebih yang terdapat pada
molekul enzim. Hambatan reversibel dapat berupa hambatan
bersaing atau hambatan tidak bersaing.

Semua enzim adalah protein, beberapa mempunyai struktur yang


agak sederhana, namun sebagiaan besar enzim mempunyai struktur
yang rumit,. Banyak enzim yang strukturnya belum diketahui. Untuk
aktifitas biologis, beberapa enzim memerlukan guugus gugus
prostetik, atau kofaktor. Kofaktor ini merupakan bagian non protein
dari enzim itu. Suatu kofaktor dapat berupa ion logam sederhana, ion

23
tembaga misalnya merupakan kofaktor bagi enzim asam askorbat
aksidase. Enzim lain mengandung molekul organik non protein
sebagai kofaktor. Gugus prostetik organik seringkali dirujuk sebagai
suatu koenzim (Fessenden & Fessenden, 1999).
Katalase merupakan enzim yang mengkatalisis reaksi
penguraian hidrogen peroksida (H2O2). Hidrogen peroksida mempunyai
kemampuan untuk berdifusi ke dalam dan menembus membran sel
sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada sel yang terletak jauh dari
tempat H2O2 dibentuk. Hidrogen peroksida dalam tubuh dapat berasal
dari berbagai sumber antara lain, proses transpor elektron di
mitokondria oleh sitokrom oksidase yang mereduksi O2 dengan
menerima dua elektron dan reaksi dismutasi O2 yang dikatalisis oleh
superoksida dismutase. Sebagai salah salah satu enzim antioksidan,
aktivitas katalase akan meningkat ketika stres oksidatif itu terjadi.
Peningkatan enzim antioksidan tersebut berhubungan dengan kerusakan
pada protein dan lipid akibat meningkatnya radikal bebas oksigen dalam
tubuh (Anatriera, 2009).
Enzim katalase terdiri atas 4 gugusan heme. Enzim ini ada pada
tulang, ginjal, membran mukosa dan juga hati. Adapun aktifitas enzim
katalase ini ditemukan di wilayah mitokondria, peroksosom dan juga
sutoplasma. Enzim katalase ini mempunyai 4 rantai polupeptida yang
pada masing-masing rantainya tersusun atas kurang lebih 500 asam
amino. Selain itu, enzim katalase ini juga mempunyai empat kelompok
ehem yang terbentuk dari cincin protoporphyrin. Cincin ini mengandung
atom besi yang tunggal. Adapun berat molekul tersebut sekitar
118.054,25 gram/mol.
Enzim katalase ini dimasukkan ke dalam golongan enzim
hidroperoksidase dimana ia melindungi tubuh organisme dari senyawa
peroksida yang berbahaya. Penumpukan senyawa ini bisa memancing
radikal bebas yang jika tidak diurai akan membuat membran sel di
dalam tubuh rusak dan memancing penyakit semacam kanker dan juga
arterosklerosis.

24
B. Fungsi Enzim Katalase

Enzim katalase ini berperan dalam mengurai senyawa peroksida


yanga da du dalam tubuh. Lebih detil, senyawa tersebut bernama
Hidrogen Peroksida atau H2O2. Ia merupakan hasil peranapasan dan
terdapat di dalam sel-sel organisme. H2O2 ini harus dibuang. Pada
posisi inilah enzim katalase dibutuhkan. Enzim ini akan melakukan
serangkaian proses yang mengurai H2O2 menjadi oksigen dan juga air.
Pada kondisi tertentu, organisme utamanya manusia bisa saja
kekurangan enzim katalase. Kondisi akan akan membawa sejumlah
kerugian terutama yang berkaitan dengan organ yang banyak
menyimpan enzim katalase. Kondisi kurangnya enzim ini akan memicu
sejumlah penyakit antara lain:
Akatalasia, yakni penyakit dimana seseorang
mengalami kelainan pada darahnya sehingga gusi
dan bagian mulutnya mudah terluka. Gejala ini
akan muncul semakin sering setelah masa pubertas
tiba. Penyakit ini diturunkan secara genetis.
Vitiligo, yakni sejenis penyakit kulit yang gejalanya
muncul berupa bercak putih di beberapa bagian kulit
tubuh. Hal ini merupakan indikasi H2O2 di dalam
tubuh tidak sebanding dengan enzim katalase.
Rambut beruban, Gejala ini disebabkan melimpahnya H2O2 dan
kurangnya enzim katalase yang pada akhirnya menghambat produksi
melamin yakni pigmen yang menjadi pewarna alamiah rambut manusia.

C. Tempat Pembentukan Enzim Katalase

Di dalam organel, terdapat peroksisom yang mampu


menghasilkan enzim katalase. Enzim katalase adalah sebuah enzim yang
terdapat di dalam semua organel, tetapi dalam jumlah yang
berbeda. Enzim ini tak hanya ditemukan dalam sel-sel manusia dan
hewan, namun sel-sel tumbuhan juga memiliki enzim sebagai salah satu

25
komponen metabolismenya, enzim katalase merupakan salah satu enzim
yang terdapat pada tumbuhan. Enzim tersebut berfungsi untuk
menetralisir racun. Enzim katalase ini pada umumnya terdapat di dalam
hati, karena berdasarkan fungsinya, hati termasuk sebagai alat ekskresi,
hati membantu fungsi ginjal dengan cara memecah beberapa senyawa
yang bersifat racun dan menghasilkan amonia, urea, dan asam urat
dengan memanfaatkan nitrogen dari asam amino.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Enzim katalase bekerja dengan menguraikan H2O2 menjadi air
(H2O) dan Oksigen (O2). Enzim katalase akan rusak apabila bekerja
pada suhu diatas 40 drjat C dan pada kondisi asam maupun basa.
1. Aktivitas enzim katalase dapat dipengaruhi oleh beberapa factor,
yaitu konsentrasi substrat, pH dan suhu.
2. Pada jaringan hewan terdapat enzim katalase yang ditunjukkan
adanya gelembung saat pada jaringan hewan ditambahkanH2O2.
3. Penambahan substrat pada aktivitas enzim katalase akan
menyebabkan reaksi berlangsung lebih cepat, namun pada
konsentrasi tertentu katalase akan mengalami titik jenuh dan
tidak terdapat peningkatan kecepatan reaksi.
4. Aktivitas enzim katalase bekerja dengan maksimal pada pH
optimal yaitu pH 7 atau pH netral.
5. Enzim katalase dapat bekerja pada suhu optimum, jika pada suhu
rendah, reaksi akan berlangsung lambat, namun jika suhu terlalu
tinggi maka enzim justru terdenaturasi.
6. Pada suhu normal, enzim katalase secara optimal menguraikan
hidrogen peroksida (H2O2) ditandai dengan banyaknya
gelembung

26
7. Pada suhu rendah, enzim katalase tidak bekerja secara optimal
ditandai dengan sedikitnya enzim yang dihasilkan
8. Pada suhu tinggi, enzim katalase mengalami denaturasi, karena
tidak menghasilkan gelembung

5.2. Saran
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk
mendapatkan hasil yang maksimal.Dari praktikum yang telah kami
lakukan saran yang dapat kami berikan sebaiknya praktikan perlu
mengetahui dan memahami dengan baik prosedur kerja terlebih dahulu,
serta memperhatikan dengan baik saat guru menerangkan agar tidak
terjadi kesalahan yang tidak diinginkan. Dibutuhkan waktu yang lebih
lama untuk melakukan praktikum ini agar kami lebih teliti dan intensif
dalam menguji faktor yang mempengaruhi kerja enzim. Seperti pada
percobaan no. 4 seharusnya tidak ada gelembung yang terbentuk.
Tetapi, pada percobaan kami terbentuk sedikit gelembung. Hal ini
terjadi karena air yang bertugas memanaskan tabung reaksi sudah tidak
bersuhu 300 keatas sehingga data yang diperoleh tidak akurat.

Berikut adalah saran agar praktikum ini berjalan sesuai dengan teori:

Air adalah medium reaksi. Jika kadar air cukup, maka reaksi
lebih cepat berjalan. Jadi tambahkan air dengan cukup saat
membuat ekstrak hati.
Tingkat kelarutan ekstrak hati berpengaruh terhadap kecepatan
penguraian peroksida. Maka buatlah ekstrak hati sehalus
mungkin.

27
Enzim katalase terdapat di dalam sel-sel hati. Jika jumlah enzim
meningkat, maka reaksi juga berjalan lebih cepat. Jadi
tambahkan porsi hati lebih banyak.
Jika kadar perosida sedikit, maka gelembung yang dihasilkannya
juga sedikit. Agar gelembung yang dihasilkan lebih banyak,
tambahkan sedikit lagi peroksida. Tapi ingat, ekstrak hati yang
dibuat harus cukup.

BAB VI
PERTANYAAN

1. Tulislah reaksi kimia yang terjadi!

2H2O2 2H2O + O2

2. Bagaimana pengaruh enzim katalase terhadap H2O2 ?


Enzim katalase berperan dalam penguraian racun dari H2O2 menjadi
H2O dan O2. Ini ditunjukkan dari gelembung dan nyala api yang
terbentuk, gelembung merupakan uap air dan nyala api terjadi karena
adanya oksigen, H2O dan O2 merupakan produk dari H2O2. Semakin
banyak kadar H2O2 maka semakin cepat kerja enzim, ini ditunjukkan
dari waktu terbentuknya gelembung, semakin banyak kadar H2O2 maka
semakin cepat gelembung terbentuk.

28
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA

Pratiwi D.A dkk. 2012. Biologi untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta :
Penerbit Erlangga
Aeni. 2009. Laporan Praktikum: Kerja Enzim Katalase. Jember :
Prodi Pendidikan Biologi Jurusan MIPA FKIP Universitas
Muhamadiyah
http:// skulwork-nytha.blogspot.com/2012/10/bab-i-pendahuluan-
a.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Enzim
http://www.jendelasarjana.com/2013/09/faktor-yang-mempengaruhi-
kerja-enzim.html

29

Anda mungkin juga menyukai