IRMA Aldehid Keton-1
IRMA Aldehid Keton-1
IRMA Aldehid Keton-1
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Senyawa karbon merupakan senyawa yang kelimpahannya banyak
dan beragam di alam semesta. Aldehida dan keton merupakan kelompok
senyawa organik yang mengandung gugus karbonil yang memiliki persamaan
dan perbedaan baik dari segi sifat-sifat kimia, fisika dan kegunaan. Suatu
aldehid memiliki satu gugus alkil atau aril dan satu hidrogen yang terikat pada
karbon karbonil dengan rumus RCHO, sedangkan suatu keton mempunyai dua
gugus alkil atau aril yang terikat pada karbon karbonil dengan rumus umum
RCOR.
Aldehid dan keton umumnya mengalami reaksi pada gugus
karbonil, oleh karena itu struktur dan sifat gugus karbonil diketahui terlebih
dahulu. Gugus karbonil terdiri dari sebuah atom karbon sp2 yang
dihubungkan ke sebuah atom O oleh satu ikatan dan satu ikatan . Meski
sama-sama merupakan senyawa organik yang memiliki gugus C sp2 yang
terhubung dengan O namun dalam penggunaan kedua senyawa ini berbeda.
Senyawa aldehid memiliki gugus karbonil yang mudah teroksidasi sedangkan
keton tidak. Namun karena secara fisik kedua larutan ini memiliki sifat yang
sama, maka dilakukanlah pengujian untuk aldehid dan keton dengan
menggunakan uji tollen dan uji fehling A dan fehling B.
Senyawa organik di alam ini jauh lebih banyak dibandingkan
dengan senyawa anorganik, salah satu senyawa organik tersebut ialah
senyawa hidrokarbon yang meliputi alkana, alkena, dan alkuna. Senyawa
organic tidak hanya senyawa hidrokarbon saja, namun terdapat pula senyawa
karbon lain, yaitu senyawa alcohol, eter, aldehid, keton, asam karboksilat dan
ester, serta beberapa senyawa karbon yang termasuk makromolekul. Namun,
sebelum mempelajari lebih dalam lagi senyawa-senyawa tersebut, terlebih
dahulu kita mempelajari tentang gugus fungsi agar kita bisa mengetahui
mengapa senyawa-senyawa karbon tersebut mempunyai sifat-sifat yang
berbeda walaupun komposisi dan jumlah atom penyusunnya sama.
ini tersebut keseluruhan molekul maka senyawa karbonil akan lebih stabil
danmkurang reaktif (Anonim : 2016).
Aldehid mudah mengalami oksidasi sedangkan sulit oksidasi.
Osidasi keton ini harus memakai oksidaor yang sangat kuat dan memutuskan
salah satu cabang alkil. Hal iniLah yang menyebabkan rekasi reduksi ion
perak menjadi logam perak hanya terjadi pada larutan benzeldehid
(Fessenden : 1997).
Pada umunya keton kurang relative terhadap nukleofil dibanding
aldehid, karna atom karbonil pada keton mempunyai rusng yang lebih sempit.
Keton dapat dibuat dengan mengobsidasi alkohol skunder. Keton juga
mempunyai gugus karbonil yang cenderung polar,sehingga keton larut secara
sempurna dalam pelarut alkohol maupun air. Keton juga pada umumnya
mempunyai titik didik yang relative tinggi dari pada senya non polar yang
massa moleklnya setara (Riawan : 1990).
Aldehid lebih cepat bereaksi dari pada keton karna atom karbonil
dari aldehid kurang terlindungi di bandingkan keton atau dengan kata lain
pada aldehid tidak terlalu banyak gugusnya yang melekat (Fasendden:1997).
Dalam sistem IUPAC, akhiran untuk keon adalah on (dari suku
kata berakhir keton).rantai di nomori sehingga karbon karbonil memiliki
nomor terendah. Nama umum keton dibentuk dengan menambahkan kata
keton pada nama gugus alkil atau aril yang melekat pada karbon karbonil.
Beberapa aldehida dan keton yang sering dijumpai. Formal dehida, yaitu yang
sederhana dibuat secara besar-besaran melalui oksidasi metana (Hart:2003).
Formal dehid berujud gas, tetapi gas ini tidak dapat disimpan
dalam keadaan bebas karna akan mudah berpolmerimerisasi. Biasanya
formaldehida dipasok sebagai larutan berair 30% yang dibebut formalin.
Dalam bentuk formalin digunkan sebagai desin fektan dan pengawet, namun
sebagian besar formal dehid digunakan dalam pembuatan pelastik, insulasi
bangunan, papan partikl, dan kayu lapis (Hart:2003).
b. Perubahan KmnO4
Zat Perubahan KmnO4
c. Pereaksi tollens
Zat Pereaksi tollens
d. pereaksi fehling
Zat Preaksi fehling
4.2 Pembahasan
Pada percobaan aldehid dan keton ini, dilakukan dengan empat kali
percobaan yang pertama untuk mengetahui bagaimana kelarutan aldehid dan
keton dalam air, kedua bagaimana perubahan warna aldehid dan keton dengan
penambahan KMnO4, ketiga untuk mengetahui bagaimana perubahan aldehid
dan keton dengan penambahan pereaksi Tollens dan pereaksi Fehling.
Percobaan pertama, untuk mengetahui kelarutan aldehid dan keton
dedalam air. Langkah pertama disiapkan 2 buah tabung, masing-masing
tabung berisi 0,5 ml formaldehid dan aseton.Ditambahkan 10 tetes air.
Hasilnya, keduanya larut dalam air dengan warna larutan jernih dan berbau
tajam.
Selanjutnya, percobaan kedua mengamati bagaimana perubahan warna
KMnO4 dengan penambahan aldehid da aseton . Pertama, diambil larutan dari
percobaan I, lalu ditambahakan 1-2 tetes KMnO4 0,1 N. Setelah itu,
diperhatikan perubahan warnanya. Untuk formaldehid perubahan warnanya
dari merah bata setelah beberapa menit terbentuk endapan hitam dan setelh
dipanaskan masih terdapat endapan. Dan aseton perubahan warnanya
berwarna ungu.
BAB 5 PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diperoleh dari percobaan kali ini yaitu sebagai
berikut :
1. Pada percobaan pertama, zat formaldehid menghasilkan warna bening, bau
menyengat, dan larut dalam air. Pada zat aseton menghasilkan warna
bening, bau sangat menyengat dan larut dalam air.
2. Pada percobaan kedua, zat formaldehid menghasilkan perubahan warna
KMnO4 dari bening ke merah bata, beberapa menit terbentuk endapan
hitam. Pada zat aseton menghasilkan perubahan warna KMnO4 dari bening
menjadi ungu.
3. Pada percobaan ketiga, zat formaldehid dari perekasi Tollens mengalami
perubahan warna menjadi cermin perak. Sedangkan pada aseton berwarna
coklat.
4. Pada percobaan terakhir, zat formaldehid dari pereaksi Fehling
menghasilkan perubahan dari biru laut menjadi biru kehijauan setelah
dilakukan pemanasan, dan pada zat aseton setelah penambahan fehling B
terbentuk 2 fase dan terdapat gelembung dan setelah dilakukan pemanasan
berubah warna menjadi kekuningan dan 2 fasenya menghilang.
5.2 Saran
Dalam melakukan percobaan sebaiknya memperhatikan prosedur kerja
suatu zat larutan seperti alat yang digunakan serta bahannya. Memperhatikan
tata cara pembuatan percobaan. Teliti dan ulet dalam melakukan percobaan,
dan memperhatikan menejemen waktu.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN :
Skema kerja :
A.
Siapkan 2 tabung reaksi
tabung 1 disi dengan 0,5 ml formal dehid dan tabung 2 dengan 0,5ml aseton
B.
Ambil larutan A diatas
catat pengamatan
C.
Siapkan 2 buah tabung reaksi
tambahkan seteets demi setetes NH4OH 0,5 N sampai endapan terbenuk larut
kwmbali ( NH4OH berlebih = pereaksi tollens)
D.
siapakan 2 buah tabung raksi