Anda di halaman 1dari 9

A.

Analisis Sefalometri

1. Analisis Downs

Menurut Down secara umum posisi mandibula dapat digunakan untuk menentukan
keseimbangan wajah. Profil wajah yang ideal adalah profil harmonis dengan posisi
mandibula yang ortognatik. Bentuk wajah diklasifikasikan menjadi 4 tipe antara lain;
retrognatik, mesognatik, prognatik, dan true prognathism.

Gambar . Profil wajah A) Retrognatif ; B) Mesognatik


C) Prognatik; D) Retrognatik
Sumber: Amiatun. 2013

Analisis Downs juga mempelajari mengenai skeletal pattern (pola skeletal) dan
denture pattern (pola dental). Analisis pola skelet, Downs menggunakan pengukuran
garis dan sudut secara spesifik.
a. Sudut muka adalah sudut yang dibentuk oleh perpotongan garis NPog dan Frankfort
Horizontal (rata-rata= 87,8, min= 82,0, maks= 95,0)
Gambar. Sudut Muka
Sumber: Amiatun. 2013

b. Sudut bidang mandibula adalah sudut yang dibuat oleh garis singgung GoGn dengan
bidang Frankfort Horizontal (rata-rata= 21,9, min= 17,0, maks= 28,0)
c. Sudut pertumbuhan atau Y growth axis adalah sudut yang dibentuk oleh S-Gn dengan
bidang Frankfort Horizontal (rata-rata= 59,4, min=53,0, maks= 66,0)

Gambar Y worth axis


Sumber: Amiatun. 2013

d. Sudut kecembungan wajah adalah sudut yang dibentuk oleh NA dengan A-Pog.
Sudut ini menggambarkan tingkt protusi atau retrusi dari mandibula, hubungan
masing-masing rahang, dan inklinasi dari mandibula. Apabila perpanjagan A-Pog
terletak anterior terhadap NA, maka sudutnya positf, begitu pula sebaliknya.
Gambar . Kecembungan Muka
Sumber: Amiatun. 2013

e. Sudut bidang muka atau bidang AB akan membentuk sebuah sudut dengan garis Na-
Pog. Rata-rata sudut yang normal memiliki nilai negatif karena titik B berada lebih
posterior dari titik A, kecuali pada maloklusi klas III (rata-rata= -4,6, min= 0,
maks= -9 ).

Gambar . Sudut Bidang Wajah


Sumber: Amiatun. 2013

Pola dental menurut Down dengan menganalisis hubungan antara geligi dan juga

antara gigi geligi dengan bidang yang lain, diantaranya:


Gambar . Pola Dental
Sumber: Amiatun. 2013

a. Bidang Oklusal

Bidang oklusal adalah bidang yang dibuat oleh garis bagi dari overlapping cusp

molar pertama dan premolar pertama dengan tumpang gigit. Kemudian

kemiringannya diukur terhadap bidang Frankfort Horizontal (rata-rata= 9,3, min=

1,5, maks= 14,0).

b. Sudut interinsisal

Sudut interinsisal adalah sudut yang dibentuk dari inklinasi aksial insisif maksila

yang satu dengan yang lain dan diukur dari inklinasi insisif yang terletak paling

labial. Sudut ini menunjukkan protrusi gigi-gigi anterior (rata-rata= 135,4, min=

130, maks= 150).

c. Sudut inklinasi axial insisif mandibula bidang mandibula

d. Sudut inklinasi insisif mandibula bidang oklusal

e. Protusif insisif maksila


Jarak yang diukur dari puncak insisif maksila ke garis A-Pog. Jarak normal benilai

positif, apabila nilainya negatif maka maksila dalam keadaan retrusif (rata-rata= 5,5

mm, min= -1,0 mm, maks= 11,5 mm).

f. Inklinasi axial insisif maksila terhadap bidang SN

g. Inklinasi insisif mandila terhadap bidang oklusal

2. Analisis Steiner

Analisis steiner digunakan sebagai pedoman dalam pembuatan rencana perawatan,

berdasarkan posisi insisif agar dicapai normal oklusal. Analisis sefalometri menurut

Steiner dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:

a. Diagnosis untuk menentukan sifat/keadaan kelainan dentofasial

b. Tujuan dari perawatan adalah untuk memperbaiki anomaly

c. Rencana terapi untuk mencapai tujuan perawatan

Analisis skeletal menurut Steiner menganalisa hubungan antara maksila dan

mandibula dengan cranium dan antara masing-masing rahang .

a. Hubungan maksila dengan kranium

Titik A dan titik B marupakan titik yang [aling anterior dari basis apikal untuk masila

dan mandibula. Titik A menunjukan posisi maksila terhadap basis cranium dalam

arah anteroposterior. Hal ini dapat ditunjukan melalui besarnya sudut SNA dengan

nilai rata-rata 82o. Bila besar sudut SNA lebih dari 82o, maka hal ini akan

menggambarkan posisi maksila lebih anterior menunjukan prognatik, dan bila sudut

SNA lebih kecil 82o maka maksila menunjukan retrognatik.

b. Hubungan mandibuka dengan cranium


Hubungan mandibuka dengan cranium dipengaruhi oleh besarnya nilai SNB. Nilai

sudut SNB rata-rata 80o. bila sudut SNB lebih kecil dari 80o maka nilai ini akan

menunjukan mandibula dalam posisi retrognatik. SNB besar dari 80o akan

menunjukan protognatik mandibula.

c. Hubungan maksila dengan mandibula

Hubungan ini dipengaruhi dari selisih SNA dengan SNB yaitu ANB, yang akan

memberikan informasi tentang adanya discrepancy anteroposterior dari basis apikal

maksila ke basis apikal mandibula. Nilai rata-rata ANB adalah 2o , untuk skeletal

kelas I 0o-4o , skeletal kelas II sudut ANB >, skeletal kelas III ANB < 0O.

A B

Gambar A) Sudut SNA dan ANB; B) Bidang Oklusal


Sumber: Amiatun. 2013

3. Analisis Tweed

Tweed mengemukakan analisisnya melalui segitiga tweed yang dibentuk oleh bidang

frankfort horizontal, bidang mandibula, sumbu aksial insisif mandibula, yang membentuk

tiga sudut diantaranya:

a. FMA (Frankfort Mandibular Plane Angle)


FMA dibentuk oleh bidang mandibula dengan bidang frankfort horizontal. Indikasi

pengukuran sudut ini mewakili pertumbuhan fasial bagian bawah, secara horizontal

dan vertikal. Nilai rata-rata sudut ini adalah 22 o -28o. Apabila nilai FMA lebih dari

30o maka akan terlihat pertumbuhan arah vertikal lebih besar, sebaliknya bila FMA

dibawah 30o maka pertumbuhan vertikal akan berkurang. Sudut FMA dapat dijadikan

indikator dalam mengontrol pertumbuhan vertikal selama dilakukan perawatan

mekano.

b. IMPA (Incisor Mandibular Plane Angle)

IMPA digunakan sebagai pemandu agar meletakan insisif bawah pada mandibula.

Nilai standar IMPA adalah 87o. Apabila FMA mempunyai nilai diatas normal

kemungkinan perlu menegakan insisif mandibula sebagai kompensasi. Bila FMA

dibawah normal, maka posisi insisif dipertahankan agar tetap sama dengan posisi

sebelumnya dilakukan perawatan.

c. FMIA (Frankfort Mandibular Incisor Angle)

FMIA ditujukan untuk mengetahui derajat keseimbangan yang harmonis dari profil

wajah bawah dengan posisi insisif mandibula. Keseimbangan ini mempengaruhi

terhadap estesik dan fungsional. Menurut Tweed, sudut normal FMIA berada diantara

65 o -70o.
Gambar . Segitiga Tweed
Sumber: Amiatun. 2013

Analisi Tweed dapat diterapkan pada pembuatan rencana perawatan dengan melihat

posisi yang stabil dan ideal dari insisif mandibula yang akan membantu stabilitas hasil

perawatan yang berhasil.

4. Analisis Rickets

Analisis Rickets dilakukan melalui penilaian interpretasi skeletal, dental, dan profil

wajah. Berikut ini merupakan hal yang diinterpretasikan dari skeletal, yaitu:

a. Sudut Sumbu Fasial (facial depth angle)

Sudut ini dibentuk oleh bidang Basion-Nasion dengan bidang Foramen Rotundum-
Gnathion. Rata-rata sudut ini memiliki nilai sebesar 90. Sudut yang lebih kecil
menunjukkan posisi dagu yang lebih retrusif, begitupula sebaliknya.
b. Sudut Kedalaman Fasial

Sudut kedalaman fasial dibentuk oleh bidang N-Pog dengan Frankfort Horizontal.
Sudut ini akan menggambarkan letak dagu secara horizontal dan juga dapat
digambarkan melalui posisi dari mandibula.
c. Sudut Mandibula

Sudut ini dibentuk oleh garis Me-Go dengan garis FH. Nilai rata-rata sudut ini pada
anak usia 9 tahun sebesar 26 dan akan menurun setiap 3 tahun.
d. Kecembungan Wajah

Titik A merupakan gambaran kecembungan wajah yang diukur dari titik A ke bidang
fasial (N-Pog). Nilai rata-rata pada anak 9 tahun sebesar 20 mm dan akan berkurang 1
mm setiap 3 tahun.
Kemudian penilaian Rickets dilakukan melalui penilaian gigi geligi. Landmark yang
digunakan pada analisis dental, diantaranya sebagai berikut:

a. Sudut interinsisal
Sudut interinsisal merupakan sudut yang dibentuk oleh sumbu aksial insisif pertama
maksila dengan insisif pertama mandibula.
b. Molar atas-PtV
Pengukuran ini merupakan jarak dari Ptrygoid vertikal (belakang maksila) ke sisi
distal molar atas. Nilai rata-rata dinyatakan sebanding dengan usia pasien yang
ditambahkan 3mm. Hasil pengukuran ini akan membantu untuk melihat apakah
maloklusi yang terjadi disebabkan oleh letak posisi molar atas atau bawah.
c. Insisif mandibula-A-Pog
Garis ini akan menunjukkan posisi dari gigi anterior. Idealnya insisif mandibula
berada 1 mm di depan garis A-Pog. Nilai rata-ratanya sebesar 28.

Gambar . Sudut dan Bidang referensi Rickets


Sumber: Amiatun. 2013

Anda mungkin juga menyukai