Di susun Oleh :
441415004
Jurusan Kimia
2017
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul HAKIKAT SAINS dengan baik dan lancar.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Sains sebagai salah satu syarat
mengikuti kegiatan pembelajaran.
Terwujudnya makalah ini, juga tidak terlepas dari hasil bimbingan berbagai
pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih.
penulis menyadari bahwa makalah ini masih mempunyai kelemahan dan
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca sangat diharapkan demi perbaikan dimasa yang akan datang.
Akhir kata, penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat bermanfaat
kepada pihak-pihak yang membacanya.
Gorontalo,
29 Agustus 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Daftar Pustaka
BAB I
PEDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada dasarnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan cara mencari tahu
tentang alam secara sistematis untuk menguasai kumpulan pengetahuan yang
berupa fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan dan
memiliki sikap ilmiah. Hal ini tentu saja berimplikasi terhadap kegiatan
pembelajaran IPA. IPA dan pembelajaran IPA tidak hanya sekedar pengetahuan
yang bersifat ilmiah saja, melainkan terdapat muatan IPA, keterampilan proses
dan dimensi yang terfokus pada karakteristik sikap dan watak ilmiah. (BSNP,
2006)
Berbagai permasalahan dalam implementasi pendidikan IPA yang sesuai
dengan hakikatnya sangat kompleks, karena itu pemikiran-pemikiran masih terus
disumbangkan untuk memecahkan permasalahan itu. Pendidikan IPA dihadapkan
dengan permasalahan diantaranya perangkat pembelajaran IPA yang mampu
mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu melalui tema tertentu, antar konsep
dalam satu mata pelajaran dengan konsep mata pelajaran lain, konsep dalam mata
pelajaran sehingga guru dan peserta didik memiliki bekal kompetensi dari
berbagai disiplin ilmu. Permasalahan mendasar adalah pembelajaran IPA belum
berorientasi pada keterampilan proses sains seutuhnya sehingga kemampuan
berpikir dan kemampuan berinkuiri belum optimal.
Keterampilan berinkuiri peserta didik perlu dikembangkan karena
karakteristik pembelajaran IPA harus dilakukan dengan inkuiri ilmiah. Hal ini
dapat dilakukan dengan menerapkan pembelajaran terpadu yang menekankan
pada keterampilan proses dan produk. Kenyataannya pembelajaran IPA di
lapangan juga ditemukan Depdiknas (2008) menyatakan bahwa kecenderungan
pembelajaran IPA di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran hanya berorientasi pada hasil tes/ujian, pengalaman belajar
yang diperoleh di kelas tidak utuh dan tidak berorientasi pada tercapainya
standar kompetensi dan kompetensi dasar,
2. Pembelajaran bersifat teacher centered, guru hanya meyampaikan IPA
sebagai produk dan pseserta didik menghafal informasi faktual,
3. Peserta didik hanya mempelajari IPA pada domain kognitif yang terendah,
peserta didik tidak dibiasakan untuk mengembangkan potensi berpikirnya,
cara berpikir yang dikembangkan dalam kegiatan belajar belum
menyentuh domain afektif dan psikomotor, alasan yang sering
dikemukakan guru adalah keterbatasan waktu, sarana, lingkungan belajar
dan jumlah peserta didik disetiap kelas terlalu banyak,
4. Evaluasi yang dilakukan hanya berorientasi pada produk yang berkaitan
dengan domain kognitif.
1.3 Tujuan
PEMBAHASAN
Ilmu pengetahuan alam atau sains adalah ilmu yang mempelajari tentang
sebab akibat peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam. IPA dapat juga
didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang sistematik dari gejala-gejala
alam.
Unsur utama yang terdapat dalam IPA yaitu sikap manusia, proses, dan
produk yang satu sama lain tidak dapat dipisahkan. Rasa ingin tahu pada masalah
yang terjadi di alam merupakan sikap manusia; manusia kemudian mencoba
memecahkan masalah yang dihadapinya, pada tahapan digunakan proses atau
metode dengan cara menyusun hipotesis, melakukan kegiatan untuk membuktikan
kebenaran hipotesisnya, dan mengevaluasi apa yang telah dilakukannya. Hasil
atau produk dari kegiatan yang telah dilakukannya tersebut berupa fakta-fakta,
prinsip-prinsip, atau teori-teori.
Fakta IPA
Fakta merupakan produk sains yang paling dasar.Fakta diperoleh dari hasil
observasi secara intensif dan kontinu atau terus menerus, secara verbal fakta
adalah pernyataan tentang benda yang benar-benar ada atau peristiwa yang
sungguh terjadi.
Iskandar (1997:3) menyatakan bahwa fakta adalah pernyataan-pernyataan
tentang benda-benda yang benar-benar ada, atau peristiwa-peristiwa yang benar-
benar terjadi dan sudah dikonfirmasi secara obyektif.
Susanto (1991:3) mengartikan fakta sebagai ungkapan tentang sifat-sifat
suatu benda, tempat, atau waktu adanya atau terjadinya suatu benda atau kejadian.
Facts are the specific types of information which the student is expected
to remember. The may include dates, names, of persons or event, and
descriptions(Worthen & Sanders, 1986). Fakta adalah bentuk informasi yang
spesifik yang harus diingat oleh siswa.Termasuk di dalamnya , waktu kejadian,
nama orang atau peristiwa yang harus diingat. Contoh produk sains yang
merupakan fakta adalah:
- Gula rasanya manis
- Air membeku pada suhu 0 c
- Atom hydrogen memiliki satu electron.
- Merkurius adalah planet terdekat dengan matahari
- Ular termasuk golongan reptilian
- Logam tenggelam dalam air
- Bentuk bulan yang terliahat dari bumi berubah-ubah
- Katak berkembang biak dengan cara bertelur
Konsep IPA
Konsep dalam sains dinyatakan sebagai abstraksi tentang benda atau
peristiwa alam. Konsep juga diartikan sebagai suatu definisi atau penjelasan.
Konsep juga merupakan suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains yang
saling berhubungan. Konsep adalah kosakata khusus yang dipelajari siswa. Siswa
diharapkan dapat menjelaskan konsep yang dipelajari, mengenal ilustrasi konsep,
kesamaan suatu konsep dan mengtahui bahwa penggunaan konsep itu benar atau
salah.A concept has been learned when an individual responds to a wide variety
of stimuli that belong tothe same category or calassification (Page, Thomas,
Marshall, 1980). Suatu konsep dianggap telah dipelajari jika seseorang dapat
memberikan tanggapan terhadap pertanyaan atau rangsangan yang bervariasi atau
kategori yang sama. Abstraksi atau konsepsi tentang masing- masing konsep
tersebut adalah:
- Hewan bedarah dingin adalah hewan yang menyesuaikan suhu tubuhnya
dengan suhu lingkungannya.
- Gas adalah zat yang bentuk dan volumenya dapat berubah-ubah.
- Satelit adalah benda angkasa yang bergerak mengelilingi planet.
- Air adalah zat yang molekulnya tersusun atas 2 atom hydrogen dan 1 atom
oksigen
Contoh produk sains yang merupakan konsep adalah hewan berdarah
dingin, gas, satelit, air, semua zat tersusun atas partikel-partikel ; benda-benda
hidup dipengaruhi oleh lingkungan ; materi akan berubah tingkat wujudnya bila
menyerap atau melepaskan energy.
Prinsip IPA
Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan diantara konsep-konsep
IPA.Principlesbring stogether a large number or facts or describe the
interrelationship of facts(Worthen and Sanders, 1986). Prinsip merupakan
kumpulan sejumlah besar fakta atau menjelaskan saling keterhubungan sejumlah
fakta. Prinsip IPA bersifat analitik sebab merupakan generalisasi induktif yang
ditarik dari beberapa contoh. Menurut para ilmuan prinsip merupakan deskripsi
yang paling tepat tentang objek atau kejadian. Prinsip dapat berubah bila
observasi baru dilakukan, sebab prinsip bersifat tentative. Contoh produk sains
yang merupakan prinsip ialah udara yang dipanaskan memuai, adalah prinsip
yang menghubungkan konsep-konsep udara, panas, dan pemuaian. Prinsip ini
menyatakan jika udara dipanaskan maka akan memuai. Contoh lainnya yaitu
semakin besar kuat cahaya, hasil fotosintesis semakin banyak. Selain itu larutan
yang bersifat asam bila yang dicampur dengan larutan yang bersifat basa akan
membentuk garam yang bersifat netral.
Hukum IPA
Hukum adalah prinsip yang bersifat spesifik.Hukum sains adalah prinsip-
prinsip yang sudah diterima kebenarannnya yang meskipun sifatnya tentative
tetapi mempunyai daya uji yang kuat sehingga dapat bertahan dalam waktu yang
relative lama. Kekhasan hukum dapat ditunjukkan dari :
- Bersifat lebih kekal karena telah berkali-kali mengalami pengujian.
- Pengkhususannya dalam menunjukkan hubungan antar variable..
Contoh:
- Hukum Ohm menunjukkan hubungan antara hambatan dengan
kuat harus dan tegangan listrik, yaitu besarnya hambatan
sebanding dengan besarnya tegangan listrik tetapi berbanding
terbalik dengan kuat arusnya.
- Hukum Avogadro : menjelaskan tentang hubungan antara jumlah
molekul dengan volume suatu gas yaitu: pada suhu dan tekanan
yang sama, semua gas yang volumenya sama mengandung jumlah
molekul yang sama banyak. Maksudnya bila dua volum gas
hydrogen bereaksi dengan satu volume gas oksigen membentuk
dua volume uap air, yang dapat dinyatakan dalam persamaan
reaksi:
2H2 + O2 2H2O
Teori IPA
Teori adalah generalisasi tentang berbagai prisip yang dapat menjelaskan
dan meramalkan fenomena alam.teori juga dapat berubah jika ada bukti-bukti baru
yang berlawanan dengan teori tersebut. Contoh produk sains yang merupakan
teori adalah :
Teori Meteorologi memprediksi kapan akan mulai musim penghujan atau
menjelaskan mengapa terjadi gelombang tsunami.
Teori Atom menjelaskan bagaimana kekekalan massa baik sebelum reaksi
maupun sesudah reaksi kimia terjadi.
Teori Geosentrik alam semesta yang menonjol lima ratus tahun yang lalu
sekarang hanya merupakan bagian dari segala dan tidak berklaku lagi.
Untuk mendapatkan produk sains seperti tersebut diatas para ilmuan melakukan
kegiatan yang dikenal dengan proses sains. Oleh karena itu sains sebagai suatu
produk tidak bisa lepas dari sains sebagai suatu proses.
2.6 Pengertian Sains Sebagai Proses
1. Pengertian
Pengkajian sains dari segi proses disebut juga keterampilan proses sains (sains
science process skills) atau disingkat saja denga proses sains. Proses sains adalah
sejumlah keterampilan untuk mengkaji fenomena alam dengan cara-cara tertentu
untuk memperoleh ilmu dan pengembangan ilmu itu selanjutnya. Dengan
keterampilan proses siswa dapat mempelajari sains sesuai dengan apa yang para
ahli sains lakukan, yakni melalui pengamatan, klasifikasi, inferensi, merumuskan
hipotesis, dan melakukan eksperimen.
Beberapa ahli memberi kontribusi dalam pengertian dan penerapan proses
sains. Disarankan agar proses sains difokuskan pada alat atau cara untuk
menemukan produk sains. Seorang guru tidaklah lagi berfikir bahwa sains adalah
kata benda- badan pengetahuan atau fakta yang harus dihafal-tetapi sebagai tata
kerja- aktif, berbuat, menyelidiki. Pada tingkat ini bagaimana siswa mendapatkan
informasi sains jauh lebih baik daripada berapa banyak materi sains yang
diketahui.
Memang pada prakteknya apa yang dikenal sebagai IPA tidak dapat
dipisahkan dari metoda-metoda penelitian. Memahami IPA lebih dari hanya
mengetahui fakta-fakta dalam IPA, memahami IPA berarti juga memahami proses
IPA, yaitu memahami bagaimana mengumpulkan fakta-fakta dan memahami
bagaimana menghubungkan fakta-fakta untuk menginterpretasikannya. Para
ilmuan mempergunakan berbagai prosedur empiric dan prosedur analitik dalam
usaha mereka untuk memahami alam semesta ini. Prosedur-prosedur tersebut
disebut proses ilmiah atau proses sains.
Proses sains adalah perubahan dalam dimensi afektif dan psikomotor yakni
sejauh mana siswa mengalami kemajuan dalam proses sains yang antara lain
meliputi kemampuan observasi, klasifikasi, kuantifikasi, inferensi, komunikasi
dan proses lainnya.
Seorang ilmuan menggunakan cara khusus untuk memecahkan masalah yang
dihadipinya. Cara memecahkan masalah itu sering diberi nama Metode Ilmiah
seorang ilmuan umumnya bekerja secara ilmiah, yaitu menggunakan metoda
ilmiah. Berikut adalah langkah-langkah metoda ilmiah, yaitu :
a. Menyadari adanya masalah dan keinginan untuk memecahkan. Masalah
perlu dirumuskan dengan jelas, dan dibatasi ruang lingkupnya agar
pemecahannya lebih terfokus.
b. Mengumpulkan data yang ada hubungannya dengan masalah. data yang
terkumpul diolah/dianalisis atau disintesis untuk merumuskan hipotesis.
c. Merumuskan hipotesis berdasarkanalasan atau pengetahuan yang
merupakan jawaban sementara terhadap suatu masalah. Hipotesis bersifat
tentative dan dapat diuji apakah benar atau diterima atau salah atau
ditolak.
d. Menguji hipotesis, dapat ditempuh dengan cara melakukan eksperimen
atau melakukan observasi tergantung dengan cara melakukan eksperimen.
e. Menarik kesimpulan, kesimpulan dibuat berdasar data atau informasi yang
dikumpulkan dalam eksperimen atau observasi. Data atau informasi yang
dimaksud adalah data atau informasi dalam rangka pengujian hipotesis.
Hasil belajar sains dari segi proses dapat dibedakan dari produk dengan
melihat proses yang dilakukan siswa dalam belajara. konsep air membeku pada
0 dan mendidih pada 100 , misalnya dapat saja diketahu siswa denga membaca
buku atau diberitahukan oleh guru. akan tetapi,kesan pengetahuan yang
diperolehnya akan sangat berbeda jika melihat sendiri dengantermometer pada
suhu berapa air yang membeku dan yang mendidih.
2. Keterampilan Proses IPA
Pada tingkat sekolah dasar, Rezba, et.al. (1955) menyarankan untuk
menguasai keterampilan dasar proses sains (Basic Science process skills).
Keterampilan proses IPA atau keterampilan sains sering disebut juga
keterampilan belajar seumur hidup, sebab keterampilan dapat juga dipakai untuk
kehidupan sehari-hari dan untuk bidang studi yang lain. Keterampilan proses IPA
adalah keterampilan yang dilakukan oleh para ilmuan (Iskandar, 1997: 5) . Untuk
melakukan proses sains dibutuhkan berbagi macam keterampilan antara lain
keterampilan:
Mongobservasi
IPA selalu memulai dengan observasi.Observasi merupakan langkah
pertama yang penting bagi seorang ilmuan untuk memulai menggunakan metoda
ilmiah.Observasi ataupengamatan, apakah sama artinya dengan melihat?
observasi lebih daripada sekedar melihat dengan mata. mengobservasi atau
mengamati adalah keterampilan untuk mendapatkan data atau informasi dengan
menggunakan indera.Dapat dilakukan dengan cara melihat, meraba, mengcap,
membau, dan mendengar. tetapi serinng pula ilmuan harus mengamati sesuatu
yang tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasa. Untuk itu ia sering
menggunakan alat, sering pula inderanya tidak cukup untuk dipercaya dan
hasilnya yang kurang memuaskan sebagai contoh dengan mengobservasi dapat
diperoleh informasi tentang warma, bentuk, dan gerakannya.
Mengklasifikasi atau Menggolongkan
Merupakan keterampilan untuk melihat persamaan dan perbedaan suatu
obyek sehingga dengan dasar tersebut obyek dapat dikelompokkan atau
dipisahkan dari yang lain. contohnya pengkelompokkan makhluk hidup yang
memiliki persamaan yaitu kelompok hewan yang bersayap dan bekaki enam
meliputi balalang, kupu-kupu dan nyamuk.
Menyimpulkan
Menyimpulkan merupakan kemampuan untuk menyatakan hasil penilaian
atau suatu obyek atau kejadian atau fenomena.Penilaian tersebut ditentukan atau
dasar fakta dan konsep atau prinsip-prinsip yang telah diketahui. Contoh proses
menyimpulkan adalah bila dari kegiatan pengamatan terhadap perubahan kertas
yang ditetesi dengan berbagai macam larutan.
- Mengiferensi
Merupakan kemampuan untuk membuat ramalan tentang kejadian yang
akan datang berdasarkan hasil observasi yang pernah dilakukan, konsep atau
prinsip yang telah diketahui. Oleh karena itu keterampilan menginferensi disebut
juga dengan istilah memprediksi. Contoh proses menginferensi adalah bila dari
hasil observasi sebelumnya telah disimpulkan bahwa larutan yang bersifat asam
akan merubah warna kertas lakmus menjadi merah atau orange, larutan yang
bersifat basa akan merubah warna kertas lakmus menjadi biru dan cairan yang
bersifat netral tidak merubah warna kertas lakmus.
Mengukur
Mengukur adalah keterampilan untuk menentukan kuantitas alat ukuran
suatu obyek dengan membandingkan atau menggunakan alat ukur yang
sesuai.Misalnya untuk mengukur suhu digunakan thermometer, untuk mengukur
panjang digunakan mistar, dan untuk mengukur pH digunakan pH meter.
Menggunakan hubungan antar ruang dan waktu
Meliputi keterampilan untuk menjelaskan posisi suatu benda terhadap
benda yang lain, menjelaskan posisi benda terhadap waktu dan membuat dugaan
keadaan yang akan datang berdasarkan apa yang telah diketahui saat ini. Contoh :
dari hasil pengamatan dan pengukuran tinggi dan arah bayangan benda yang
terbentuk karena sinar matahari pada pukul 07.00, 08.00, 09.00, dan 10.00 dapat
menggunakannya untuk memprediksi atau untuk memnentukan dimana arah atau
tinngi bayangan benda tersebut pada pukul 14.00 atau 15.00.
Mengkomunikasikan
Mengkomunikasikan adalah menyampaikan perolehan atau hasil belajar
atau penemuannya pada orang lain. Penyampaiannya dapat secara lisan atau
tertulis.Perwujudannya bisa dalam bentuk gambar, grafik, diagram, atau skema
dan cerita atu uraian yang mudah dipahami.
Merancang penelitian
Merupakan keterampilanproses yang terintegrasi dan dibutuhkan pula
keterampilan merumuskan hipotesis, menetukan atau mengidentifikasi variable
dan merumuskan devinisi operasional.
Melakukan Eksperimen
Adalah keterampilan proses terintegrasi, bahkan merupakan puncak atau
muara dari keterampilan proses yang lain.Dalam melakukan eksperimen juga
diperlukan keterampilan menafsirkan, menganalisis, dan mensintesis data.
Dalam melakukan proses sains agar menghasilkan produk yang dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya perlu dilandasi dengan sikap yang
ilmiah.Beberapa kreteria yang termasuk sikap ilmiah utama dalam berproses sains
ialah:
1. Obyektif terhadap fakta artinya mengungkapkan apa adanya, misalnya rasa
senang atau tidak senang terhadap obyek. Obyektifitas dalam proses sains
agar produk yang dihasilkan dapat diuji kebenarannya oleh orang lain.
2. Terbuka, artinya bersedia menerima atau mempertimbangkan pendapat
atau hasil penemuan orang lain yang secara keilmuan benar, sekalipun
pendapat atau penemuan itu bertentangan denga penemuannya sendri.
3. Teliti, artinya cermat dalam melakukan observasi atau pengukuran.
4. Krisis atau gelisah terhadap permasalahan yang ada sehingga timbul
keingintahuan terhadap masalah tersebut dan terdorong untuk
menyelidikinya.
5. Tidak putus asa.
2.7 Pengertian Nilai-Nilai Sains/Ipa
Nilai-nilai IPA adalah sesuatu yang dianggap berharga yang terdapat dalam
IPA dan menjadi tujuan yang akan dicapai. Nilai-nilai yang dimaksud adalah
nilai-nilai nonkebendaan berupa nilai praktis, intelektual, sosial-budaya-ekonomi-
politik, pendidikan dan juga nilai keagamaan (Trianto, 2008).
a. Nilai praktis
Penerapan dari penemuan-penemuan IPA telah melahirkan teknologi yang
secara langsung dapat dimanfaatkan masyarakat. Teknologi tersebut membantu
pula mengembangkan penemuan-penemuan baru yang secara tidak langsung juga
bermanfaat bagi kehidupan. Dengan demikian, sains mempunyai nilai praktis
yaitu sesuatu yang bermanfaat dan berharga dalam kehidupan sehari-hari. Contoh:
penemuan listrik oleh Michael Faraday yang diterapkan dalam teknologi hingga
melahirkan alat-alat listrik yang bermanfaat bagi kehidupan.
b. Nilai intelektual
Metode ilmiah yang digunakan dalam IPA banyak dimanfaatkan manusia
untuk memecahkan masalah baik alamiah maupun sosial, ekonomi dan
sebagainya. Metode ilmiah telah melatih keterampilan, ketekunan dan melatih
mengambil keputusan dengan mempertimbangkan yang rasional dan menuntut
sikap-sikap ilmiah bagi penggunanya. Keberhasilan memecahkan masalah
tersebut akan memberikan kepuasan intelektual. Dengan demikian, metode ilmiah
telah memberikan kepuasan intelektual dan inilah yang dimaksud dengan nilai
intelektual.
c. Nilai sosial-budaya-ekonomi-politik
IPA mempunyai nilai-nilai sosial-budaya-ekonomi-politik berarti IPA dan
teknologi suatu bangsa menyebabkan bangsa tersebut memperoleh kedudukan
yang kuat dalam percaturan sosial-ekonomi-politik internasional. Contoh: negara-
negara maju seperti USA dan Uni Eropa merasa sadar dan bangga terhadap
kemampuan atau potensi bangsanya dalam bidang sosial-politik dan mengklaim
diri mereka sebagai negara adidaya. Jepang, dengan kemampuan teknologi
produksi merupakan negara yang memiliki stabilitas tinggi dalam bidang sosial
masyarakat maupun ekonomi yang mampu menguasai pangsa pasar dunia. Selain
itu, Jepang juga dikenal sebagai negara yang mampu memadukan antara teknologi
dengan budaya lokal (tradisi) sehingga budaya tradisi tersebut tetap eksis bahkan
dikenal di seluruh dunia.
d. Nilai kependidikan
Perkembangan IPA dan teknologi serta penerapan psikologi belajar pada
pelajaran IPA menjadikan IPA bukan hanya sebagai suatu pelajaran
melainkan juga sebagai alat pendidikan. Artinya, pelajaran IPA dan pelajaran
lainnya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Nilai-nilai tersebut
antara lain:
1. Kecakapan bekerja dan berpikir secara teratur dan sistematis menurut
metode ilmiah.
2. Keterampilan dan kecakapan dalam mengadakan pengamatan dan
mempergunakan peralatan untuk memecahkan masalah.
3. Memiliki sikap ilmiah yang diperlukan dalam memecahkan masalah.
e. Nilai keagamaan
Seorang ilmuan yang beragama akan lebih tebal keimanannya, karena selain
didukung dogma-dogma agama juga ditunjang oleh alam pikiran dari pengamatan
terhadap fenomena-fenomena alam sebagai manifestasi kebesaran Tuhan. Charles
Townes peraih nobel 1964 mengatakan bahwa banyak orang yang merasakan
bahwa pastilah ada sesuatu yang Mahapintar dibalik kehebatan hukum alam. Hal
yang sama dikatakan oleh John Polkinghorne, ahli fisika yang sekarang menjadi
pendakwah Gereja Anglikan yang mengatakan bahwa jika anda menyadari bahwa
hukum alam telah melahirkan jagad raya yang begitu teratur maka hal itu pastilah
tidak terjadi semata-mata karena kebetulan tetapi pasti ada tujuan dibalik itu
semua.
Dengan demikian, jelas bahwa IPA mempunyai nilai keagamaan yang
sejalan dengan pandangan agama sehingga Albert Einstein mengatakan bahwa
sains tanpa agama adalah buta dan agama tanpa sains adalah lumpuh.
2.8 Kedudukan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA/Sains)
Ilmu berkembang dengan pesat, yang pada dasarnya ilmu berkembang dari
dua cabang utama yaitu filsafat alam yang kemudian menjadi rumpun ilmu-ilmu
alam (the natural sciences) dan filsafat moral yang kemudian berkembang ke
dalam ilmu-ilmu sosial (the social sciences). Ilmu-ilmu alam dibagi menjadi dua
kelompok yaitu ilmu alam (the physical sciences) dan ilmu hayat (the biological
sciences). Ilmu alam ialah ilmu yang mempelajari zat yang membentuk alam
semesta sedangkan ilmu hayat mempelajari makhluk hidup di dalamnya. Ilmu
alam kemudian bercabang lagi menjadi fisika (mempelajari massa dan energi),
kimia (mempelajari substansi zat), astronomi (mempelajari benda-benda langit
dan ilmu bumi (the earth sciences) yang mempelajari bumi kita.
2.9 Hakekat Sains Dan Pembelajaran Sains
Ilmu pengetahuan alam (IPA) atau Sains dalam arti sempit telah dijelaskan
diatas merupakan disiplin ilmu yang terdiri dari physical sciences (ilmu fisik)
dan life sciences (ilmu biologi). Yang termasuk physical sciences adalah ilmu-
ilmu astronomi, kimia, geologi, mineralogi, meteorologi, dan fisika,
sedangkan life science meliputi anatomi, fisiologi, zoologi, citologi, embriologi,
mikrobiologi.
Menurut Rusmansyah, pendekatan STM dilandasi oleh tiga hal penting yaitu:
1. Varitas unggul adalah pilihan utama dari bibit yang pada penanaman
diharapkan akan diperoleh buah yang bermutu unggul pula.
2. Pupuk, yang merupakan bahan makanan pokok dari tanaman, yang
merupakan hasil dari perkembangan Ilmu Pengetahuna Alam dan
teknologi adalah Urea, Z.A, Superfosfat, Pupuk kompos, Pupuk kandang,
dan lain-lain.
3. Pestisida merupakan bahan kimia yang dipakai untuk memberantas hama
dan penyakit yang merusak tanaman sehubungan dengan usaha-usaha
mempertinggi hasil produksi. Beberapa pestisida antara lain : Insektisida,
Herbisida, Fungisida.
4. Pola tanam yang teratur akan mempermudah pengawasan dan
pemeliharaan terhadap tanaman.
5. Pengairan adalah adanya bendungan atau waduk penampungan air beserta
saluran primer, sekunder, dan drainase untuk mengairi lahan pertanian.
b. Penyediaan Sandang
c. Penyediaan Papan
Dewasa ini, para ilmuwan berusaha untuk memanfaatkan lautan dan ruang
angkasa sebagai pemukiman. Mereka membuat pulau-pulau disertai peternakan
dan perkebunan laut. Sedangkan dalam jangka panjang, pemukiman diantariksa
sedang dalam penelitian, walaupun untuk mewujudkan itu semua merupakan
tantangan yang berat, namun mengingat kemampuan dan usaha manusia yang
tinggi, kemungkinan yang dipaparkan di atas bukan lagi suatu impian kosong.
BAB III
PENUTUP
3.1 kesimpulan
3.2 Saran