Anda di halaman 1dari 10

Istilah kelarutan digunakan untuk menyatakan jumlah maksimum zat yang dapat larut dalam sejumlah

tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut
tetapi banyak juga yang sedikit larut. Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada:
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur
dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan,
misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara
solute-solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya tarik solute-solvent
lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada
dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan
lebih besar.
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung
kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut
pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu
terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan (Rahman, 2004).

Jenis-jenis larutan yang penting yaitu :


1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah
aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.

2. Larutan gas dalam cair


Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut N2, H2,
O2dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan
karena gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga
membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya
N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam air daripada alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan
temperatur. Zat-zat yang memiliki jenis kepolaran yang hampir sama dan daya larutnya besar,
contohnya Benzena-Toluena, Air-Alkohol, Air-Metil. Zat-zat yang memiliki jenis kepolaran
berbeda dan tidak dapat bercampur, contohnya air-nitrobenzena, air-klorobenzena (Petrucci,
1993).

Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan
jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya
daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik.
Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai
panas pelarutan positif.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut
dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis
maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik
di bawah temperatur kritis maupun saat mencapai dan setelah melewati temperatur kritis. Jika
temperatur dari dalam kelarutan fenol aquades dinaikkan di atas 50C, maka komposisi larutan
dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah lebih dari 11,8 % dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang kurang dari
62,6 %. Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna (Voight, 1994).
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik,
sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur
(like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan
air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially
miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas
yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih
besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang
pada temperature yang lebih tinggi.
Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Bila zat A dilarutkan dalam pelarut
maka akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan, yaitu campuran yang mengandung sejumlah besar zat A.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam
air pada volume dan tekanan tertentu.
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya didalam air pada temperatur tertentu (Sukardjo, 2004).
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-kelarutan-timbal.html

KELARUTAN TIMBAL BALIK


Kelarutan atau solubilitas adalah kemampuan suatu zat kimia tertentu, zat terlarut (solute),
untuk larut dalam suatu pelarut (solvent). Kelarutan dinyatakan dalam jumlah maksimum zat
terlarut yang larut dalam suatu pelarut pada kesetimbangan. Larutan hasil disebut larutan jenuh.
Zat-zat tertentu dapat larut dengan perbandingan apapun terhadap suatu pelarut. Contohnya
adalah etanol di dalam air. Sifat ini lebih dalam bahasa Inggris lebih tepatnya disebut miscible.
Pelarut umumnya merupakan suatu cairan yang dapat berupa zat murni ataupun campuran.
Zat yang terlarut, dapat berupa gas, cairan lain, atau padat. Kelarutan bervariasi dari selalu larut
seperti etanol dalam air, hingga sulit terlarut, seperti perak klorida dalam air. Istilah "tak larut"
(insoluble) sering diterapkan pada senyawa yang sulit larut, walaupun sebenarnya hanya ada
sangat sedikit kasus yang benar-benar tidak ada bahan yang terlarut. Dalam beberapa kondisi,
titik kesetimbangan kelarutan dapat dilampaui untuk menghasilkan suatu larutan yang disebut
lewat jenuh (supersaturated) yang metastabil.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan :


1. Temperatur
Pengaruh temperatur tergantung dari panas pelarutan. Bila panas pelarutan (H) negatif,
maka daya larut turun dengan turunnya temperatur. Bila panas pelarutan (H) positif, maka daya
larut naik dengan naiknya temperatur.
2. Jenis zat terlarut dan pelarut
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik, sedang
yang tidak biasanya sukar bercampur.
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat padat dan zat cair, tetapi
berpengaruh pada daya larut gas.

Daya larut suatu zat dalam zat lain dipengaruhi oleh :


1. Jenis pelarut dan zat terlarut.
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip, umumnya dapat saling bercampur baik sedang
yang tidak biasanya sukar bercampur. Air dan alkohol bercampur sempurna (completely
misible), air dan eter bercampur sebagian (partially miscible),sedang air dan minyak sama sekali
tidak bercampur (completely immiscible).
2. Temperatur.
- Zat padat dalam cairan.
Kebanyakan zat padat menjadi lebih banyak larut ke dalam suatu cairan, bila temperatur
dinaikkan, misalnya kaliumnitrat (KNO3) dalam air, namun terdapat beberapa zat padat yang
kelarutannya menurun bila temperatur dinaikkan misalnya pembentukan larutan air dari
seriumsulfat (Ce2(SO4)3).
- Gas dalam cairan
Kelarutan suatu gas dalam suatu cairan biasanya menurun dengan naiknya temperatur.
3. Tekanan
Tekanan tidak begitu berpengaruh terhadap daya larut zat pada zat cair, tetapi berpengaruh pada
daya larut gas.
Jenis-jenis larutan yang penting ada 4 yaitu :
1. Larutan gas dalam gas
Gas dengan gas selalu bercampur sempurna membentuk larutan. Sifat-sifat larutan adalah
aditif, asal tekanan total tidak terlalu besar.
2. Larutan gas dalam cair
Tergantung pada jenis gas, jenis pelarut, tekanan dan temperatur. Daya larut N2, H2, O2
dan He dalam air, sangat kecil. Sedangkan HCl dan NH3 sangat besar. Hal ini disebabkan karena
gas yang pertama tidak bereaksi dengan air, sedangkan gas yang kedua bereaksi sehingga
membentuk asam klorida dan ammonium hidroksida. Jenis pelarut juga berpengaruh, misalnya
N2, O2, dan CO2 lebih mudah larut dalam alkohol daripada dalam air, sedangkan NH3 dan H2S
lebih mudah larut dalam air daripada alkohol.
3. Larutan cairan dalam cairan
Bila dua cairan dicampur, zat ini dapat bercampur sempurna, bercampur sebagian, atau
tidak sama sekali bercampur. Daya larut cairan dalam cairan tergantung dari jenis cairan dan
temperatur.
Contoh :
a. Zat-zat yang mirip daya larutnya besar.
Benzena-Toluena
Air-Alkohol
Air-Metil
b. Zat-zat yang berbeda tidak dapat bercampur
Air-Nitro Benzena
Air-Kloro Benzena
4. Larutan zat padat dalam cairan
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan
jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya
daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik.
Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai
panas pelarutan positif.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut
dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis
maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik
di bawah temperatur kritis. Jika temperatur dari dalam kelarutan fenol aquadest dinaikkan di atas
50C maka komposisi larutan dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam
air untuk lapisan atas akan bertambah (lebih dari 11,8 %) dan kandungan fenol dari lapisan
bawah akan berkurang (kurang dari 62,6 %). Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka
komposisi sistem larutan tersebut menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan
sempurna.
Temperatur kritis adalah kenaikan temperatur tertentu dimana akan diperoleh komposisi
larutan yang berada dalam kesetimbangan.

Ada dua macam larutan, yaitu :


1. Larutan homogen, yaitu apabila dua macam zat dapat membentuk suatu larutan yang
susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Atau larutan dapat dikatakan dapat bercampur secara
seragam (miscible).
2. Larutan heterogen, yaitu apabila dua macam zat yang bercampur masih terdapat
permukaan-permukaan tertentu yang dapat terdeteksi antara bagian- bagian atau fase-fase yang
terpisah.

Larutan heterogen dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :


a. Insoluble, yaitu jika kelarutannya sangat sedikit, yaitu kurang dari 0,1 gram zat terlarut dalam
1000 gram pelarut. Misalnya, kaca dalam air.
b. Immisable,yaitu jika kedua zat tersebut tidak dapat larut antara zat satu ke dalam zat yang lain.
Misalnya, minyak dalam air.

Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut untuk
menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).

Sifat-sifat metanol :
a. Tidak bewarna
b. Larut dalam air
c. Bersifat racun
d. Mempunyai rumus molekul CH3OH
e. Mempunyai massa molar 32,04 gr/mol
f. Mempunyai titik didih 65C
g. Mempunyai titik beku -97,8C

Sifat-sifat fenol :
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9C
h. Mempunyai titik beku 40,9C

Sifat NaCl :
a) Berasal dari reaksi antara NaOH dengan HCl menjadi NaCl dan H2O.
b) Biasanya bersifat higroskopis yang artinya zat yang dapat menyerap air.
c) Aplikasi nyata adalah garam dapur, bila tidak disimpan ditempat tertutup rapat maka lama
kelamaan akan basah.

Sifat-sifat air, yaitu :


Mempunyai rumus molekul H2O. Satu molekul air tersusun atas dua molekul hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen.
Air bersifat tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa pada kondisi standar, yaitu pada
tekanan 100 kPa (1 bar) dan temperatur 273,15 K (0C).
Air merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untukmelarutkan
banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak
macam pelarut organik.
Air menempel pada sesamanya (kohesi) karena air bersifat polar.
Air juga mempunyai sifat adesi yang tinggi disebabkan oleh sifat alamikepolarannya.
Air memiliki tegangan permukaan yang besar yang disebabkan oleh kuatnya sifat kohesi
antar molekul-molekul air
Mempunyai massa molar :18,0153 gr/mol
Air mempunyai densitas 0,998 gr/cm3 (berupa fase cairan pada 20C), dan mempunyai
densitas 0,92 gr/cm3 (berupa fase padatan).
Mempunyai titik lebur : 0C, 273,15 K, 32F
Mempunyai titik didih : 100C, 373,15 K, 212F
Kalor jenis air yaitu 4184 J/(kg.K) berupa cairan pada 20C.

Kesetimbangan Kimia
Reaksi timbal balik
Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir ke dua arah.
Apabila Anda meniupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan bereaksi
dengan besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna hitam yang disebut ferri
ferro oksida atau magnetit, Fe3O4.
Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.

Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang melewati
ferri ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap panas juga akan terbentuk.

Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.

Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi satu arah.
Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah dan tidak dapat bereaksi satu
sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak dapat terjadi

Reaksi timbal balik yang terjadi pada sistem tertutup

Sistem tertutup adalah situasi di mana tidak ada zat yang ditambahkan atau diambil dari sistem
tersebut. Tetapi energi dapat ditransfer ke luar maupun ke dalam. Pada contoh yang baru kita
bahas tadi, Anda harus membayangkan sebuah besi yang dipanaskan oleh uap dalam sebuah
kotak tertutup. Panas ditambahkan ke dalam sistem ini, namun tidak satu zat pun yang terlibat
dalam reaksi ini dapat keluar dari kotak. Keadaan demikian disebut sistem tertutup.
Pada saat ferri ferro oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat ini akan saling bereaksi
kembali untuk membentuk besi dan uap panas yang ada pada mulanya. Coba pikirkan, kira-kira
apa yang Anda temukan ketika menganalisis campuran ini setelah beberapa saat?
Anda akan sadar, bahwa Anda telah membentuk situasi yang disebutkesetimbangan dinamis.

Kesetimbangan Dinamis

Mempelajari kesetimbangan dinamis secara visual


Bayangkan sebuah zat yang dapat berada dalam dua bentuk/warna, biru dan merah,
masing-masing dapat bereaksi untuk menjadi yang lain (biru menjadi merah, merah menjadi
biru). Kita akan membiarkan mereka bereaksi dalam sistem tertutup, di mana tidak ada satu pun
yang dapat keluar dari sistem ini.
Biru dapat berubah menjadi merah jauh lebih cepat daripada merah menjadi biru. Dan
berikut adalah peluang (probabilitas) dari perubahan yang dapat terjadi. 3/6 biru berubah menjadi
merah, dan 1/6 merah berubah menjadi biru.

Anda dapat mencobanya dengan kertas berwarna yang digunting kecil-kecil (dua warna) dan
sebuah dadu.
Berikut adalah hasil dari reaksi (simulasi) yang saya lakukan. Saya mulai dengan 16 potongan
kertas biru. Saya melihat potongan-potongan itu satu per satu secara bergantian dan memutuskan
apakah kertas yang saya lihat dapat berubah warna dengan melempar dadu.
Kertas biru dapat saya ganti dengan kertas merah apabila angka 4, 5 dan 6 keluar.
Kertas merah dapat saya ganti dengan kertas biru apabila angka 6 keluar pada saat saya melihat
sebuah kertas merah.
Ketika saya selesai melihat ke-16 kertas itu, saya mulai lagi dari awal. Tapi tentu saja kali ini
saya mulai dengan pola yang berbeda. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil yang saya dapat
setelah saya mengulang proses ini sebanyak 11 kali (dan saya tambahkan 16 potongan kertas biru
yang saya punya pada awal simulasi).

Anda dapat melihat bahwa reaksi berlangsung terus menerus. Pola yang terbentuk dari
kertas merah dan biru terus berubah. Tapi, yang mengejutkan ialah, jumlah keseluruhan dari
masing-masing kertas warna biru dan merah tetap sama, di mana dalam berbagai situasi, kita
dapatkan 12 kertas warna merah dan 4 kertas warna biru.

Penjelasan tentang "kesetimbangan dinamis"


Reaksi (simulasi) di atas telah mencapai kesetimbangan dalam arti tidak akan perubahan lebih
lanjut dalam jumlah kertas biru dan merah. Namun demikian, reaksi ini masih terus berlangsung.
Untuk setiap kertas merah yang berubah warna jadi biru, ada kertas biru yang berubah jadi merah
di suatu tempat dalam campuran tersebut.
Inilah yang kita kenal sebagai "kesetimbangan dinamis". Kata "dinamis" menunjukkan bahwa
reaksi itu masih terus berlangsung.
Anda dapat menggunakan tanda panah khusus untuk memperlihatkan bahwa ada kesetimbangan
dinamis pada persamaan reaksi. Untuk kasus yang kita bahas di atas, Anda dapat menulis seperti
demikian

Yang perlu kita perhatikan di sini ialah, ini tidak hanya berarti bahwa reaksi tersebut merupakan
reaksi timbal balik, tapi ini menunjukkan bahwa reaksi ini adalah reaksi timbal balik yang berada
dalam kesetimbangan dinamis.
Pergeseran Kesetimbangan
Pergeseran dari kiri ke kanan dalam persamaan (dalam hal ini, dari warna biru ke warna merah)
disebut pergeseran kesetimbangan ke kanan dan dari kanan ke kiri disebut pergeseran
kesetimbangan ke kiri
Posisi kesetimbangan
Dalam contoh yang kita pakai, campuran kesetimbangan terdiri dari lebih banyak warna merah
daripada warna biru. Posisi kesetimbangan dapat menggambarkan situasi ini. Kita dapat
mengatakan bahwa:
Posisi kesetimbangan condong ke merah
Posisi kesetimbangan condong ke sebelah kanan

Apabila kondisi praktikum berubah (dengan mengubah peluang terjadinya pergeseran


kesetimbangan ke kanan maupun ke kiri), komposisi dari campuran kesetimbangan itu sendiri
pun akan berubah.
Contohnya, apabila dengan mengubah kondisi praktikum kita dapat memproduksi lebih banyak
warna biru di dalam campuran kesetimbangan, kita bisa mengatakan bahwa "Posisi
kesetimbangan bergeser ke kiri" atau "Posisi kesetimbangan bergeser ke warna biru".
Mencapai kesetimbangan dari sisi yang lain
Apa yang terjadi bila Anda memulai reaksi dengan warna merah dan bukan warna biru namun
tetap memberi kesempatan untuk berubah warna seperti di contoh pertama ? Ini adalah hasil dari
percobaan saya.
Sekali lagi Anda dapat melihat konfigurasi yang terjadi sama persis dengan percobaan pertama di
mana kita mulai dengan warna biru. Anda akan mendapat konfigurasi kesetimbangan yang sama
tanpa dipengaruhi dari sisi mana Anda memulai reaksi.
Ingat: Anda tidak akan mendapat hasil yang sama bila menggunakan jumlah potongan kertas
(yang melambangkan jumlah partikel) yang terlalu sedikit. Fluktuasi perubahan akan sangat
mudah terlihat. Sekali lagi, apabila Anda menggunakan potongan kertas dalam jumlah besar,
proporsi kesetimbangan akan menjadi 75% merah dan 25% biru. Dengan jumlah potongan kertas
yang saya gunakan, kita mendapat hasil reaksi yang sangat dekat dengan proporsi rata-rata.
Kesetimbangan Dinamis, lagi, dengan lebih formal
Kecepatan Reaksi
Ini adalah persamaan untuk sebuah reaksi biasa yang telah mencapai kesetimbangan dinamis.

Bagaimana reaksi ini bisa mencapai keadaan tersebut? Anggap saja kita mulai dengan A dan B.
Pada awal reaksi, konsentrasi A dan B pada mula-mula ada pada titik maksimum, dan itu berarti
kecepatan reaksi juga ada pada titik maksimum.

Seiring berjalannnya waktu, A dan B bereaksi dan konsentrasinya berkurang. Ini berarti, jumlah
partikelnya berkurang dan kesempatan bagi partikel A dan B untuk saling bertumbukan dan
bereaksi berkurang, dan ini menyebabkan kecepatan reaksi juga berangsur-angsur berkurang.
Pada awalnya tidak ada C dan D sama sekali sehingga tidak mungkin ada reaksi di antara
keduanya. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi C dan D bertambah banyak dan keduanya
menjadi mudah bertumbukan dan bereaksi.
Dengan berlangsungnya waktu, kecepatan reaksi antara C dan D pun bertambah.

Akhirnya, kecepatan reaksi antara keduanya mencapai titik yang sama di mana kecepatan reaksi
A dan B berubah menjadi C dan D sama dengan kecepatan reaksi C dan D berubah menjadi A
dan B kembali.

Pada saat ini, tidak akan ada lagi perubahan pada jumlah A, B, C, D di dalam campuran. Begitu
ada partikel yang berubah, partikel tersebut terbentuk kembali berkat adanya reaksi timbal balik.
Pada saat inilah kita mencapai kesetimbangan kimia.

Rangkuman
Kesetimbangan kimia terjadi pada saat Anda memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem
tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun
reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.
http://www-supadi.blogspot.com/2010/12/kelarutan-timbal-balik.html

Anda mungkin juga menyukai