Kelarutan Timbal Balik
Kelarutan Timbal Balik
tertentu zat pelarut atau larutan. Kelarutan bergantung pada jenis zat terlarut, ada zat yang mudah larut
tetapi banyak juga yang sedikit larut. Konsentrasi dari larutan jenuh, yaitu kelarutan, tergantung pada:
Sifat solvent
Kelarutan yang besar terjadi bila molekul-molekul solute mempunyai kesamaan dalam struktur
dan sifat-sifat kelistrikan dari molekul-molekul solvent. Bila ada kesamaan dari sifat-sifat kelistrikan,
misalnya momen dipol yang tinggi, antara solvent-solvent, maka gaya-gaya tarik yang terjadi antara
solute-solvent adalah kuat. Sebaliknya, bila tidak ada kesamaan, maka gaya-gaya tarik solute-solvent
lemah. Secara umum, padatan ionik mempunyai kelarutan yang lebih tinggi dalam solvent polar daripada
dalam pelarut non-polar. Juga, jika solvent lebih polar, maka kelarutan dari padatan-padatan ionik akan
lebih besar.
Sifat solute
Penggantian solute berarti pengubahan interaksi-interaksi solute-solute dan solute-solvent.
Suhu
Kelarutan gas dalam air biasanya menurun jika suhu larutan dinaikkan. Gelembung-gelembung
kecil yang dibentuk bila air dipanaskan adalah kenyataan bahwa udara yang terlarut menjadi kurang larut
pada suhu-suhu yang lebih kecil. Hal yang serupa, tidak ada aturan yang umum untuk perubahan suhu
terhadap kelrutan cairan-cairan dan padatan-padatan (Rahman, 2004).
Daya larut zat padat dalam cairan tergantung jenis zat terlarut, jenis pelarut, temperatur,
dan sedikit tekanan. Batas daya larutnya adalah konsentrasi larutan jenuh. Konsentrasi larutan
jenuh untuk bermacam-macam zat dalam air sangat berbeda, tergantung jenis zatnya. Umumnya
daya larut zat-zat organik dalam air lebih besar daripada dalam pelarut-pelarut organik.
Umumnya daya larut bertambah dengan naiknya temperatur karena kebanyakan zat mempunyai
panas pelarutan positif.
Kelarutan timbal balik adalah kelarutan dari suatu larutan yang bercampur sebagian bila
temperaturnya di bawah temperatur kritis. Jika mencapai temperatur kritis, maka larutan tersebut
dapat bercampur sempurna (homogen) dan jika temperaturnya telah melewati temperatur kritis
maka sistem larutan tersebut akan kembali dalam kondisi bercampur sebagian lagi. Salah satu
contoh dari temperatur timbal balik adalah kelarutan fenol dalam air yang membentuk kurva
parabola yang berdasarkan pada bertambahnya % fenol dalam setiap perubahan temperatur baik
di bawah temperatur kritis maupun saat mencapai dan setelah melewati temperatur kritis. Jika
temperatur dari dalam kelarutan fenol aquades dinaikkan di atas 50C, maka komposisi larutan
dari sistem larutan tersebut akan berubah. Kandungan fenol dalam air untuk lapisan atas akan
bertambah lebih dari 11,8 % dan kandungan fenol dari lapisan bawah akan berkurang kurang dari
62,6 %. Pada saat suhu kelarutan mencapai 66C maka komposisi sistem larutan tersebut
menjadi seimbang dan keduanya dapat dicampur dengan sempurna (Voight, 1994).
Zat-zat dengan struktur kimia yang mirip umumnya dapat saling bercampur dengan baik,
sedangkan zat-zat yang struktur kimianya berbeda umumnya kurang dapat saling bercampur
(like dissolves like). Senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar,
sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar. Contohnya alkohol dan
air bercampur sempurna (completely miscible), air dan eter bercampur sebagian (partially
miscible), sedangkan minyak dan air tidak bercampur (completely immiscible).
Kelarutan gas umumnya berkurang pada temperatur yang lebih tinggi. Misalnya jika air
dipanaskan, maka timbul gelembung-gelembung gas yang keluar dari dalam air, sehingga gas
yang terlarut dalam air tersebut menjadi berkurang. Kebanyakan zat padat kelarutannya lebih
besar pada temperatur yang lebih tinggi. Ada beberapa zat padat yang kelarutannya berkurang
pada temperature yang lebih tinggi.
Karena molekul-molekul dalam pelarut terdispersi secara merata, maka penggunaan
larutan sebagai bentuk sediaan, umumnya memberikan jaminan keseragaman dosis dan memiliki
ketelitian yang baik jika larutan diencerkan atau dicampur. Bila zat A dilarutkan dalam pelarut
maka akan menjadi tipe larutan sebagai berikut:
1. Larutan encer, yaitu larutan yang mengandung sejumlah kecil zat A yang terlarut.
2. Larutan, yaitu campuran yang mengandung sejumlah besar zat A.
3. Larutan jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah maksimum zat A yang dapat larut dalam
air pada volume dan tekanan tertentu.
4. Larutan lewat jenuh, yaitu larutan yang mengandung jumlah zat A yang terlarut melebihi batas
kelarutannya didalam air pada temperatur tertentu (Sukardjo, 2004).
http://itatrie.blogspot.com/2012/10/laporan-kimia-fisika-kelarutan-timbal.html
Kelarutan adalah banyaknya zat yang melarut dalam suatu kuantitas tertentu pelarut untuk
menghasilkan larutan jenuh (gram zat terlarut/100 cm3 pelarut).
Sifat-sifat metanol :
a. Tidak bewarna
b. Larut dalam air
c. Bersifat racun
d. Mempunyai rumus molekul CH3OH
e. Mempunyai massa molar 32,04 gr/mol
f. Mempunyai titik didih 65C
g. Mempunyai titik beku -97,8C
Sifat-sifat fenol :
a. Mengandung gugus OH, terikat pada sp2-hibrida
b. Mempunyai titik didih yang tinggi
c. Mempunyai rumus molekul C6H6O atau C6H5OH
d. Fenol larut dalam pelarut organik
e. Berupa padatan (kristal) yang tidak berwarna
f. Mempunyai massa molar 94,11 gr/mol
g. Mempunyai titik didih 181,9C
h. Mempunyai titik beku 40,9C
Sifat NaCl :
a) Berasal dari reaksi antara NaOH dengan HCl menjadi NaCl dan H2O.
b) Biasanya bersifat higroskopis yang artinya zat yang dapat menyerap air.
c) Aplikasi nyata adalah garam dapur, bila tidak disimpan ditempat tertutup rapat maka lama
kelamaan akan basah.
Kesetimbangan Kimia
Reaksi timbal balik
Reaksi timbal balik adalah reaksi yang, tergantung keadaan, dapat mengalir ke dua arah.
Apabila Anda meniupkan uap panas ke sebuah besi yang panas, uap panas ini akan bereaksi
dengan besi dan membentuk sebuah besi oksida magnetik berwarna hitam yang disebut ferri
ferro oksida atau magnetit, Fe3O4.
Hidrogen yang terbentuk oleh reaksi ini tersapu oleh aliran uap.
Dalam keadaan lain, hasil-hasil reaksi ini akan saling bereaksi. Hidrogen yang melewati
ferri ferro oksida panas akan mengubahnya menjadi besi, dan uap panas juga akan terbentuk.
Uap panas yang kali ini terbentuk tersapu oleh aliran hidrogen.
Reaksi ini dapat berbalik, tapi dalam keadaan biasa, reaksi ini menjadi reaksi satu arah.
Produk dari reaksi satu arah ini berada dalam keadaan terpisah dan tidak dapat bereaksi satu
sama lain sehingga reaksi sebaliknya tidak dapat terjadi
Sistem tertutup adalah situasi di mana tidak ada zat yang ditambahkan atau diambil dari sistem
tersebut. Tetapi energi dapat ditransfer ke luar maupun ke dalam. Pada contoh yang baru kita
bahas tadi, Anda harus membayangkan sebuah besi yang dipanaskan oleh uap dalam sebuah
kotak tertutup. Panas ditambahkan ke dalam sistem ini, namun tidak satu zat pun yang terlibat
dalam reaksi ini dapat keluar dari kotak. Keadaan demikian disebut sistem tertutup.
Pada saat ferri ferro oksida dan hidrogen mulai terbentuk, kedua zat ini akan saling bereaksi
kembali untuk membentuk besi dan uap panas yang ada pada mulanya. Coba pikirkan, kira-kira
apa yang Anda temukan ketika menganalisis campuran ini setelah beberapa saat?
Anda akan sadar, bahwa Anda telah membentuk situasi yang disebutkesetimbangan dinamis.
Kesetimbangan Dinamis
Anda dapat mencobanya dengan kertas berwarna yang digunting kecil-kecil (dua warna) dan
sebuah dadu.
Berikut adalah hasil dari reaksi (simulasi) yang saya lakukan. Saya mulai dengan 16 potongan
kertas biru. Saya melihat potongan-potongan itu satu per satu secara bergantian dan memutuskan
apakah kertas yang saya lihat dapat berubah warna dengan melempar dadu.
Kertas biru dapat saya ganti dengan kertas merah apabila angka 4, 5 dan 6 keluar.
Kertas merah dapat saya ganti dengan kertas biru apabila angka 6 keluar pada saat saya melihat
sebuah kertas merah.
Ketika saya selesai melihat ke-16 kertas itu, saya mulai lagi dari awal. Tapi tentu saja kali ini
saya mulai dengan pola yang berbeda. Diagram di bawah ini menunjukkan hasil yang saya dapat
setelah saya mengulang proses ini sebanyak 11 kali (dan saya tambahkan 16 potongan kertas biru
yang saya punya pada awal simulasi).
Anda dapat melihat bahwa reaksi berlangsung terus menerus. Pola yang terbentuk dari
kertas merah dan biru terus berubah. Tapi, yang mengejutkan ialah, jumlah keseluruhan dari
masing-masing kertas warna biru dan merah tetap sama, di mana dalam berbagai situasi, kita
dapatkan 12 kertas warna merah dan 4 kertas warna biru.
Yang perlu kita perhatikan di sini ialah, ini tidak hanya berarti bahwa reaksi tersebut merupakan
reaksi timbal balik, tapi ini menunjukkan bahwa reaksi ini adalah reaksi timbal balik yang berada
dalam kesetimbangan dinamis.
Pergeseran Kesetimbangan
Pergeseran dari kiri ke kanan dalam persamaan (dalam hal ini, dari warna biru ke warna merah)
disebut pergeseran kesetimbangan ke kanan dan dari kanan ke kiri disebut pergeseran
kesetimbangan ke kiri
Posisi kesetimbangan
Dalam contoh yang kita pakai, campuran kesetimbangan terdiri dari lebih banyak warna merah
daripada warna biru. Posisi kesetimbangan dapat menggambarkan situasi ini. Kita dapat
mengatakan bahwa:
Posisi kesetimbangan condong ke merah
Posisi kesetimbangan condong ke sebelah kanan
Bagaimana reaksi ini bisa mencapai keadaan tersebut? Anggap saja kita mulai dengan A dan B.
Pada awal reaksi, konsentrasi A dan B pada mula-mula ada pada titik maksimum, dan itu berarti
kecepatan reaksi juga ada pada titik maksimum.
Seiring berjalannnya waktu, A dan B bereaksi dan konsentrasinya berkurang. Ini berarti, jumlah
partikelnya berkurang dan kesempatan bagi partikel A dan B untuk saling bertumbukan dan
bereaksi berkurang, dan ini menyebabkan kecepatan reaksi juga berangsur-angsur berkurang.
Pada awalnya tidak ada C dan D sama sekali sehingga tidak mungkin ada reaksi di antara
keduanya. Seiring berjalannya waktu, konsentrasi C dan D bertambah banyak dan keduanya
menjadi mudah bertumbukan dan bereaksi.
Dengan berlangsungnya waktu, kecepatan reaksi antara C dan D pun bertambah.
Akhirnya, kecepatan reaksi antara keduanya mencapai titik yang sama di mana kecepatan reaksi
A dan B berubah menjadi C dan D sama dengan kecepatan reaksi C dan D berubah menjadi A
dan B kembali.
Pada saat ini, tidak akan ada lagi perubahan pada jumlah A, B, C, D di dalam campuran. Begitu
ada partikel yang berubah, partikel tersebut terbentuk kembali berkat adanya reaksi timbal balik.
Pada saat inilah kita mencapai kesetimbangan kimia.
Rangkuman
Kesetimbangan kimia terjadi pada saat Anda memiliki reaksi timbal balik di sebuah sistem
tertutup. Tidak ada yang dapat ditambahkan atau diambil dari sistem itu selain energi. Pada
kesetimbangan, jumlah dari segala sesuatu yang ada di dalam campuran tetap sama walaupun
reaksi terus berjalan. Ini dimungkinkan karena kecepatan reaksi ke kanan dan ke kiri sama.
http://www-supadi.blogspot.com/2010/12/kelarutan-timbal-balik.html