SEMARANG(SI) Tingkat kesadaran masyarakat membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) di Kota Semarang masih sangat rendah.Ini tercermin dari masih sedikitnya para wajib pajak (WP) yang sudah membayar PBB. Berdasarkan laporan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang, sampai kemarin warga yang sudah membayar PBB baru sebanyak 210.074 orang atau sekitar 42% dari total wajib pajak. Kepala Bidang Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan DPKAD Kota Semarang Suhesti Handayani menjelaskan, memang masih banyak WP yang belum menunaikan kewajiban membayar PBB. Rendahnya pembayar dikarenakan lemahnya sanksi hukum yang bisa dijatuhkan kepada para wajib pajak. Kendatidemikian,DPKAD tetap meminta kepada para wajib pajak untuk segera membayar PBB.Kita mengimbau terus kepada masyarakat untuk segera membayar kewajibannya, kata Suhesti kemarin. Lebih jauh dia menjelaskan, jatuh tempo pembayaran PBB pada 2009 ini adalah Senin (31/8).Masih ada kesempatan bagi para wajib pajak untuk membayar PBB. Suhesti menegaskan,jika sampai batas waktu yang ditentukan warga belum juga membayar PBB,maka akan dikenakan sanksi berupa denda sebesar 2% dari nilai pajak yang dibebankan. Kalau lewat,yaterpaksa akan kami kenakan denda,tandasnya. Kepala DPKAD Kota Semarang Suseno menambahkan, untuk memberikan motivasi kepada para wajib pajak, Pemkot Semarang menggelar undian berhadiah kepada wajib pajak yang sudah membayar PBB. Ini salah satu upaya kita agar mereka membayar lebih awal,kata dia kemarin. Total hadiah yang disediakan pemkot sebanyak Rp100 juta. Hadiah diwujudkan berupa barangbarang elektronik dan sepeda motor. Untuk mengikuti undian tersebut,warga hanya disyaratkan sudah membayar PBB. Perlu diketahui, target APBN 2009 menyebutkan, target PBB mencapai Rp159 miliar tapi realiasi sampai Juli 2009 baru 36,76%. Sedangkan, amanat APBD menargetkan Rp98 miliar.Namun, realisasinya sampai Juli hanya 42,27%. Perlu Sosialisasi. Rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar PBB dinilai karena masih lemahnya dorongan pemkot terhadap para wajib pajak. Mengingat yang dirasakan masyarakat atas PBB adalah masih minimnya sosialisasi . Harus diakui, sosialisasi ke masyarakat masih sangat kurang, masih banyak yang belum tahu kalau jatuh temponya 31 Agustus, kata anggota DPRD Kota Semarang dari Fraksi PAN Yearzy Ferdian kemarin. Anggota Dewan yang pada masa jabatan 20042009 duduk di Komisi B DPRD Kota Semarang ini mengatakan, sosialisasi ke masyarakat tidak harus langsung dilakukan aparat Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD). Perlu kerja sama dengan camat dan lurah di seluruh Kota Semarang, bahkan kalau perlu RT dan RW juga diminta membantu menyosialisasikan atau memberikan informasi tentang kewajiban membayar PBB,sebutnya. Kerja sama dengan aparatur pemerintah terbawah dianggap penting mengingat mereka yang sering kali bertemu dengan warga.Saya tahu sendiri saat ini masih banyak kelurahan yang belum membantu dalam sosialisasi PBB,ungkapnya. Dalam sosialisasi, seharusnya juga tidak hanya memberikan motivasi kepada para wajib pajak. Tetapi juga menjelaskan tentang hak dan kewajiban yang didapatkan para wajibpajak. Sebab,katadia,masyarakat perlu tahu hak-hak yang mestinya didapat dari membayar PBB.Misalnya, pembangunan infrastruktur. Yang juga perlu diperhatikan, sambung dia, jangan sampai ada kesan aparatur pemerintah menagih. Tapi, lebih pada memberikan pemahaman akan arti pentingnya PBB bagi pembangunan. Selain itu, kata Yarzy, sosialiasi harus dibarengi dengan pendataan para wajib pajak. Hal ini merujuk data jumlah wajib pajak yang dimiliki pemkot juga tidak upto date. Melihat realisasi pembayaran PBB yang rendah, dirinya pesimistis target PBB hingga jatuh tempo nanti akan tercapai. Pasalnya, waktunya tergolong pendek.Berarti tinggal dua minggu lagi, jadi sulit terealisasikan,tandasnya. Harian Seputar Indonesia, 19 Agustus 2009