Daftar Isi
Kata Pengantar ....................................................................................................iii
Daftar isi................................................................................................................iv
Pendahuluan ......................................................................................................viii
Petunjuk Penggunaan Siswa................................................................................ix
Kompetensi Inti dan Rumusan Kompetensi Sejarah Kebudayaan Islam Kelas
IX.............................................................................................................................x
Pemetaan Kompetensi Dasar ............................................................................xiii
h. Refleksi prilakuku..........................................................................
i. Rencana Aksiku.............................................................................
6. Ibrah....................................................................................................
7. Mutiara Hikmah..................................................................................
8. Rangkuman.........................................................................................
9. Uji Kompetensi...................................................................................
SKI Pendahuluan
KI 1
1
KI 3 1.3 , 3.1 , 3.2 , 3.3 , 4.3
KI 4
2 KI 2
2.2 , 3.4
KI 3
KI 1
3 KI 2 1.1, 1.2, 2.1, 2.3, 2.4, 3.5,
KI 3 3.6, 3.7, 3.8, 4.2, 4.3, 4.4
KI 4
KI 1
4 KI 2
1.2 ; 2.4 ; 3.2 ; 4.1
KI 3
KI 4
KI 1
5 KI 2 1.3, 2.3, 3.3, 4.3
KI 3
KI 4
BAB 1
INDAHNYA ISLAM NUSANTARA
BAB 2
SEMANGATNYA PARA TOKOH
SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
BAB 3
KELAS IX
BAB 4
MENARIKNYA ISLAM NUSANTARA
BAB 5
PENGHARGAANKU PADA TRADISI
DAN UPACARA ADAT KESUKUAN NUSANARA
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
1.3. Berkomitmen untuk selalu tekun, gigih dalam belajar dan mensyiarkan
Islam sebagaimana yang dilakukan oleh para penyebar agama Islam di
Indonesia.
3.1. Memahami sejarah masuknya Islam di Nusantara melalui
perdagangan, sosial, dan pengajaran.
3.2. Memahami bukti masuknya Islam di Nusantara abad ke 7, 11 dan 13.
3.3. Memahami penyebab mudah berkembangnya Islam di Nusantara
4.1.Menalar alur perjalanan para pedagang Arab dalam berdakwah di
Indonesia.
3. Tujuan Pembelajaran
4. Peta Konsep
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
Gbr. Marcopolo
Sumber:
http://id.wikipedia.org/wik
i
Menggali Informasi
d. Aktifitasku
Kegiatan
a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Apa bukti masuknya Islam di Nusantara
pada abad 7, 11 dan 13?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan sejarah dan
bukti adanya Islam di Nusantara.
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
No. Pernyataan SY Y KY
1. Saya yakin bahwa penyeban mudah
berkembangnya Islam di Nusantara merupakan
pertolongan Allah swt
2. Saya yakin bahwa dengan mengembangkan Islam
di Nusantara akan menjadi agama yang religius
3. Saya yakin bahwa dengan pemahaman keislaman
yang utuh akan menjadikan kita dihargai orang
lain
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui.
Sekarang saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang kalian pelajari tentang penyebaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
8.Rangkuman
9. Uji Kompetensi
Tugas Portopolio
Buatlah alur perjalanan para pedagang Arab dalam berdakwah di Indonesia dan
hasilnya tempel di mading kelas!
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
Gbr. Wayang
Gbr Akad Nikah/Ilustrasi Sumber:
.Sumber: Teguh Indra/Republika http://wayangwayangan.hostei.com
2 Bagaimana cara
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
Sumber: http://id.wikipedia.org
Gbr. Wayang
Sumber:
http://wayangwayangan.hostei.com
Menggali Informasi
d. Aktifitasku
Kegiatan
a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Apa saja jalur dakwah yang ditempuh dalam
menyebarkan Islam di Nusantara!
perdagangan, dakwah, perkawinan, ajaran
tasawuf dan tarekat, serta jalur kesenian dan
pendidikan?
2. Mengapa kita perlu memahami 5 jalur
dakwah yang ditempuh dalam menyebarkan
Islam di Nusantara?
3. Apa tujuan dan manfaat mempelajari
memahami 5 jalur dakwah yang ditempuh
dalam menyebarkan Islam di Nusantara?
4. Sebutkan para penyebar Islam melalui jalur
pendidikan dan tasawuf!
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan ajaran
tasawuf dalam cerita-cerita babad dan hikayat masyarakat setempat.
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui.
Sekarang saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang kalian pelajari tentang penyebaran Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
pemerintah
Tugas Portopolio
Buatlah peta perjalanan dakwah sunan Giri dan hasilnya tempel di mading kelas!
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
8.Rangkuman
9. Uji Kompetensi
a. Pengamatanku
Amati gambar ini, kemudian berikan tanggapanmu!
Gbr.Jalur Perdagagan
Sumber: Desra88.blogspot.com
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
d. China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng
Ho/Dampo awan), mengenalkan Islam di pantai dan pedalaman Jawa dan
Sumatera, dengan bukti antar lain:
1. Gedung Batu di Semarang (masjid gaya China).
2. Beberapa makam China muslim.
3. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
Dari beberapa bangsa yang membawa Islam ke Indonesia pada
umumnya menggunakan pendekatan cultural, sehingga terjadi dialog
budaya dan pergaulan sosial yang penuh toleransi.
Proses awal penyebaran Islam di Indonesia melalui Perdagangan
dan Perkawinan. Dengan menunggu angin muson (6 bulan), pedagang
mengadakan perkawinan dengan penduduk asli. Dari perkawinan itulah
terjadi interaksi sosial yang menghantarkan Islam berkembang
(masyarakat Islam). Pembentukan masyarakat Islam dari tingkat bawah
dari rakyat lapisan bawah, kemudian berpengaruh ke kaum birokrat.
Gerakan dakwah pada saat itu juga melalui dua jalur yaitu:
a. Ulama keliling menyebarkan agama Islam (dengan pendekatan
Akulturasi dan Sinkretisasi/lambang-lambang budaya).
b. Pendidikan pesantren (ngasu ilmu/perigi/sumur), melalui
lembaga/sistem pendidikan Pondok Pesantren, Kyai sebagai
pemimpin, dan santri sebagai murid.
Dari dua gerakan dakwah tersebut, perkembangan Islam secara
relitas Islam sangat diminati dan cepat berkembang di Indonesia.
Meskipun demikian, Semangat dalam memahami dan menerapkan
keberagaman Islam bervariasi menurut kemampuan masyarakat dalam
mencernanya.
Menggali Informasi
d. Aktifitasku
Kegiatan
a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Apa bukti adanya pedagang Islam dari
Gujarat dalam menyebarkan Islam di
Nusantara?
2. Mengapa kita perlu memahami alur
perjalanan para pedagang Arab dalam
berdakwah di Indonesia?
3. Apa tujuan dan manfaat mempelajari alur
perjalanan para pedagang Arab dalam
berdakwah di Indonesia?
4. Sebutkan bukti adanya pedagang Islam dari
Persia dalam menyebarkan Islam di
Nusantara?
e. Analisaku
1. Coba bandingkan peran para pedagang bangsa Arab, Persia, India dan China
dalam mensyiarkan Islam di Nusantara!
2. Bagaimana perkembangan Islam di Nusantara setelah para pedagang juga
sambil berdakwah ?
3. Bagaimana cara efektif yang telah dilakukan pada awal penyebaran Islam di
Indonesia melalui Perdagangan dan Perkawinan sambil menunggu angin
muson (6 bulan)?
4. Apa kelebihan jalur perdagangan dengan jalur penyebaran Islam yang lain
dalam menyebarkan Islam di Nusantara?
5. Bagaimana cara efektif pedagang Arab pada awal penyebaran Islam dalam
menyebarkan Islam di Nusantara?
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan alur
perjalanan para pedagang Arab dalam berdakwah di Indonesia.
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui.
Sekarang saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang kalian pelajari tentang alur perjalanan para pedagang
Arab dalam berdakwah di Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
Tugas Portopolio
Buatlah alur perjalanan para pedagang Arab dalam berdakwah di Indonesia dan
hasilnya tempel di mading kelas!
6. Ibrah
Islam memiliki gaya tarik yang kuat dan hebat dalam memberikan
pengaruh terhadap masyarakat yang belum mengenal Islam kemudian
masuk Islam karena potensi dasar ajaran yang ada didalamnya serta
penyebaranya yang selalu dilakukan dengan cara yang damai.
7. Mutiara Hikmah
10. Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu
perniagaan yang dapat menyelamatkanmu dari azab yang pedih?
11. (yaitu) kamu beriman kepada Allah dan RasulNya dan berjihad di
jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik
bagimu, jika kamu mengetahui. (Ash Shaff 10-11)
8.Rangkuman
Bangsa Arab, Persia, India dan China memiliki andil besar dalam
mensyiarkan dan mengembangkan Islam di Nusantara.
a. Gujarat (India)
Pedagang Islam dari Gujarat, menyebarkan Islam dengan bukti-bukti antara
lain :
1. Ukiran batu nisan gaya Gujarat.
2. Adat istiadat dan budaya India Islam.
b. Persia
Para pedagang Persia menyebarkan Islam dengan beberapa bukti antar lain :
1. Gelar Syah bagi raja-raja di Indonesia.
2. Pengaruh aliran Wihdatul Wujud (Syeh Siti Jenar).
3. Pengaruh madzab Syiah (Tabut Hasan dan Husen).
c. Arab
Para pedagang Arab banyak menetap di pantai-pantai kepulauan Indonesia,
dengan bukti antara lain:
1. Menurut al Masudi pada tahun 916 telah berjumpa Komunitas Arab dari
Oman, Hidramaut, Basrah, dan Bahrein untuk menyebarkan Islam di
lingkungannya, sekitar Sumatra, Jawa, dan Malaka.
2. Munculnya nama kampung Arab dan tradisi Arab di lingkungan
masyarakat, yang banyak mengenalkan Islam.
d. China
Para pedagang dan angkatan laut China (Ma Huan, Laksamana Cheng
Ho/Dampo awan), mengenalkan Islam di pantai dan pedalaman Jawa dan
Sumatera, dengan bukti antar lain:
1. Gedung Batu di Semarang (masjid gaya China).
2. Beberapa makam China muslim.
3. Beberapa wali yang dimungkinkan keturunan China.
9. Uji Kompetensi
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
2.2. Menghargai keteladanan semangat para tokoh yang berperan dalam
perkembangan Islam di Indonesia.
3.4. Memahami sejarah kerajaan Islam di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan
Maluku
3. Tujuan Pembelajaran
4. Peta Konsep
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
menikah dengan anak dari Ratu Kali Nyamat dan menjadi Penguasa
Jepara.
Terjadi perebutan kekuasaan setelah Maulana Yusuf wafat (1570).
Pangeran Jepara merasa berkuasa atas Kerajaan Banten daripada anak
Maulana Yusuf yang bernama Maulana Muhammad karena Maulana
Muhammad masih terlalu muda. Akhirnya Kerajaan Jepara menyerang
Kerajaan Banten. Perang ini dimenangkan oleh Kerajaan Banten karena
dibantu oleh para ulama.
2. Puncak kejayaan
Kerajaan Banten mencapai puncak kejayaannya pada masa
pemerintahan Abu Fatah Abdulfatah atau lebih dikenal dengan nama
Sultan Ageng Tirtayasa. Saat itu Pelabuhan Banten telah menjadi
pelabuhan internasional sehingga perekonomian Banten maju pesat.
Wilayah kekuasaannya meliputi sisa kerajaan Sunda yang tidak direbut
kesultanan Mataram dan serta wilayah yang sekarang menjadi provinsi
Lampung. Piagam Bojong menunjukkan bahwa tahun 1500 hingga 1800
Masehi Lampung dikuasai oleh kesultanan Banten.
4. Penghapusan kesultanan
Kesultanan Banten dihapuskan tahun 1813 oleh pemerintah kolonial
Inggris. Pada tahun itu, Sultan Muhamad Syafiuddin dilucuti dan dipaksa
turun takhta oleh Thomas Stamford Raffles. Tragedi ini menjadi klimaks
dari penghancuran Surasowan oleh Gubernur-Jenderal Belanda, Herman
William Daendels tahun 1808.
2. Sultan Agung
Sesudah naik tahta Mas Rangsang bergelar Sultan Agung
Hanyokrokusumo atau lebih dikenal dengan sebutan Sultan Agung. Pada
masanya Mataram berekspansi untuk mencari pengaruh di Jawa.
Wilayah Mataram mencakup Pulau Jawa dan Madura (kira-kira
gabungan Jawa Tengah, DIY, dan Jawa Timur sekarang). Ia
memindahkan lokasi kraton ke Kerta (Jw. "kert", maka muncul sebutan
pula "Mataram Kerta"). Akibat terjadi gesekan dalam penguasaan
perdagangan antara Mataram dengan VOC yang berpusat di Batavia,
Mataram lalu berkoalisi dengan Kesultanan Banten dan Kesultanan
Cirebon dan terlibat dalam beberapa peperangan antara Mataram
melawan VOC. Setelah wafat (dimakamkan di Imogiri), ia digantikan
oleh putranya yang bergelar Amangkurat (Amangkurat I).
3. Terpecahnya Mataram
Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Pleret (1647), tidak
jauh dari Kerta. Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan,
melainkan "sunan" (dari "Susuhunan" atau "Yang Dipertuan").
Pemerintahan Amangkurat I kurang stabil karena banyak ketidakpuasan
dan pemberontakan. Pada masanya, terjadi pemberontakan besar yang
dipimpin oleh Trunajaya dan memaksa Amangkurat bersekutu dengan
VOC. Ia wafat di Tegalarum (1677) ketika mengungsi sehingga dijuluki
Sunan Tegalarum. Penggantinya, Amangkurat II (Amangkurat Amral),
sangat patuh pada VOC sehingga kalangan istana banyak yang tidak puas
dan pemberontakan terus terjadi. Pada masanya, kraton dipindahkan lagi
ke Kartasura (1680), sekitar 5km sebelah barat Pajang karena kraton
yang lama dianggap telah tercemar.
Pengganti Amangkurat II berturut-turut adalah Amangkurat III
(1703-1708), Pakubuwana I (1704-1719), Amangkurat IV (1719-1726),
Pakubuwana II (1726-1749). VOC tidak menyukai Amangkurat III
karena menentang VOC sehingga VOC mengangkat Pakubuwana I
(Puger) sebagai raja. Akibatnya Mataram memiliki dua raja dan ini
menyebabkan perpecahan internal. Amangkurat III memberontak dan
menjadi "king in exile" hingga tertangkap di Batavia lalu dibuang ke
Ceylon.
Kekacauan politik baru dapat diselesaikan pada masa
Pakubuwana III setelah pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu
Kesultanan Ngayogyakarta dan Kasunanan Surakarta tanggal 13
Februari 1755. Pembagian wilayah ini tertuang dalam Perjanjian Giyanti
(nama diambil dari lokasi penandatanganan, di sebelah timur kota
Karanganyar, Jawa Tengah). Berakhirlah era Mataram sebagai satu
kesatuan politik dan wilayah. Walaupun demikian sebagian masyarakat
Jawa beranggapan bahwa Kesultanan Yogyakarta dan Kasunanan
Surakarta adalah "ahli waris" dari Kesultanan Mataram.
4. Peristiwa Penting
1558 : Ki Ageng Pemanahan dihadiahi wilayah Mataram
oleh Sultan Pajang Adiwijaya atas jasanya
mengalahkan Arya Penangsang.
2. Masa kejayaan
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636). Pada masa
kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul mundur kekuatan
Portugis dari selat Malaka.
Kejadian ini dilukiskan dalam La
Grand Encyclopedie bahwa pada
tahun 1582, bangsa Aceh sudah
meluaskan pengaruhnya atas
pulau-pulau Sunda (Sumatera,
Jawa dan Borneo) serta atas
sebagian tanah Semenanjung
Melayu. Selain itu Aceh juga
Gbr. Masjid Raya
melakukan hubungan diplomatik
Baiturrahman dengan semua bangsa yang
Sumber http://id.wikipedia.org/wiki melayari Lautan Hindia. Pada
tahun 1586, kesultanan Aceh
melakukan penyerangan terhadap
Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal
perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas
dominasi Aceh atas Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Walaupun
Aceh telah berhasil mengepung Melaka dari segala penjuru, namun
penyerangan ini gagal dikarenakan adanya persekongkolan antara
Portugis dengan kesultanan Pahang.
Dalam lapangan pembinaan kesusasteraan dan ilmu agama, Aceh
telah melahirkan beberapa ulama ternama, yang karangan mereka
menjadi rujukan utama dalam bidang masing-masing, seperti Hamzah
Fansuri dalam bukunya Tabyan Fi Ma'rifati al-U Adyan, Syamsuddin al-
Sumatrani dalam bukunya Mi'raj al-Muhakikin al-Iman, Nuruddin ar-
Raniry dalam bukunya Sirat al-Mustaqim, dan Syekh Abdul Rauf
Singkili dalam bukunya Mi'raj al-Tulabb Fi Fashil.
3. Kemunduran
Kemunduran Kesultanan Aceh bermula sejak kemangkatan Sultan
Iskandar Tsani pada tahun 1641. Kemunduran Aceh disebabkan oleh
beberapa faktor, diantaranya ialah makin menguatnya kekuasaan
Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai dengan jatuhnya
wilayah Minangkabau, Siak, Deli dan Bengkulu kedalam pangkuan
penjajahan Belanda. Faktor penting lainnya ialah adanya perebutan
kekuasaan diantara pewaris tahta kesultanan.
Traktat London yang ditandatangani pada 1824 telah memberi
kekuasaan kepada Belanda untuk menguasai segala kawasan
British/Inggris di Sumatra sementara Belanda akan menyerahkan segala
kekuasaan perdagangan mereka di India dan juga berjanji tidak akan
menandingi British/Inggris untuk menguasai Singapura.
Pada akhir Nopember 1871, lahirlah apa yang disebut dengan
Traktat Sumatera, dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib
berlepas diri dari segala unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan
Belanda di bagian manapun di Sumatera. Pembatasan-pembatasan
d. Aktifitasku
Kegiatan
1. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
2. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
Mengapa kita perlu memahami
1. sejarah kerajaan Islam di Nusantara?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan sejarah
kerajaan Islam di Nusantara!
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Sukses adalah hasil dari apa yang kita perjuangkan, namun kesuksesan yang
sesungguhnya adalah ketika anda dengan membusungkan dada tanpa ada rasa
takut atau khawatir ketika masalah menimpa diri anda.
Sekarang saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang kalian pelajari dari kemajuan kerajaan Islam dalam
kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
Akulah Hasanuddin
Masa kini !!!
Akulah Hasanuddin
Akulah Hasanuddin
Masa depan !!!
Sekarang !!!
Tugas Portopolio
Buatlah peta prestasi raja-raja terkenal di Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Maluku di
karton dan hasilnya tempel di mading kelas!
6. Ibrah
1. Kesuksesan hanya akan diraih atau dicapai oleh seserang yang memiliki
kemauan yang kuat dengan didukung oleh bekal ilmu atau harta bahkan
kedudukan yang dimilikinya.
2. Sesuatu yang baik tanpa dikelola dengan baik akan dikalahkan oleh
sesuatu yang tidak baik karena sesuatu yang tidak baik itu di kelola
dengan baik.
7. Mutiara Hikmah
8. Rangkuman
9.Uji Kompetensi
2 Di Samudera Pasai
2. Kompetensi Dasar
3. Tujuan Pembelajaran
4. Peta Konsep
Walisongo
Tulusnya Para Pembawa
Abdurrauf Singkel
Islam di Nusantara
A. Walisongo
Secara umum pembelajaran pada kegiatan inti dilakukan dengan
pendekatan saintifik (mengamati, menanya, mencoba/menggali data, menalar,
mengkomunikasikan, hubungan antar fenomena, refleksi dan rencana aksi).
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
Ibrahim
Sunan Drajat / Raden Qosim
Syarifuddin
Sunan Kalijaga / Raden Mas
Syahid
Sunan Kudus / Raden Ja'far
Sodik
Sunan Muria / Raden
Syaid
Sunan Gunung Jati / Fatahilah / Fattahillah /
Syarif Hidayatullah
5. Sunan Drajat
Sunan Drajat mendapat tugas pertama kali dari ayahnya untuk
berdakwah ke pesisir Gresik, melalui laut. Ia kemudian terdampar di
Dusun Jelog-pesisir Banjarwati atau Lamongan sekarang. Tapi
setahun berikutnya Sunan Drajat berpindah 1 kilometer ke selatan dan
mendirikan padepokan santri Dalem Duwur, yang kini bernama Desa
Drajat, Paciran-Lamongan.
Dalam pengajaran tauhid dan akidah, Sunan Drajat mengambil
cara ayahnya: langsung dan tidak banyak mendekati budaya lokal.
Meskipun demikian, cara penyampaiannya mengadaptasi cara
berkesenian yang dilakukan Sunan Muria. Terutama seni suluk.
Maka ia menggubah sejumlah suluk, di antaranya adalah suluk
petuah "berilah tongkat pada si buta/beri makan pada yang lapar/beri
pakaian pada yang telanjang'.
Sunan Drajat juga dikenal sebagai seorang bersahaja yang
suka menolong. Di pondok pesantrennya, ia banyak memelihara anak-
anak yatim-piatu dan fakir miskin.
Gaya berdakwahnya banyak mengambil cara ayahnya, Sunan
Kalijaga. Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebih suka
tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh dari pusat kota untuk
menyebarkan agama Islam. Bergaul dengan rakyat jelata, sambil
mengajarkan keterampilan-keterampilan bercocok tanam, berdagang
dan melaut adalah kesukaannya.
6. Sunan Muria
Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagai penengah
dalam konflik internal di Kesultanan Demak (1518-1530), Ia dikenal
sebagai pribadi yang mampu memecahkan berbagai masalah
betapapun rumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya pun selalu
dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Sunan Muria
berdakwah dari Jepara, Tayu, Juana hingga sekitar Kudus dan Pati.
Salah satu hasil dakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom dan Kinanti.
Banyak kisah tak masuk akal yang dikaitkan dengan Sunan
Gunung Jati. Diantaranya adalah bahwa ia pernah mengalami
perjalanan spiritual seperti Isra' Mi'raj, lalu bertemu Rasulullah SAW,
bertemu Nabi Khidir, dan menerima wasiat Nabi Sulaeman.
7. Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati adalah satu-satunya "wali songo" yang
memimpin pemerintahan. Sunan Gunung Jati memanfaatkan
pengaruhnya sebagai putra Raja Pajajaran untuk menyebarkan Islam
dari pesisir Cirebon ke pedalaman Pasundan atau Priangan.
8. Sunan Kudus
Sunan Kudus banyak berguru pada Sunan Kalijaga. Kemudian
ia berkelana ke berbagai daerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen,
Simo hingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru
pendekatan Sunan Kalijaga: sangat toleran pada budaya setempat.
Cara penyampaiannya bahkan lebih halus. Itu sebabnya para wali -
yang kesulitan mencari pendakwah ke Kudus yang mayoritas
masyarakatnya pemeluk teguh-menunjuknya.
d. Aktifitasku
Kegiatan
a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib dan semangat!
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Siapakah para para pembawa Islam
di Jawa?
Mengapa kita perlu mengenal dan
2. memahami para pembawa Islam di
Jawa?
Apa tujuan dan manfaat mengenal
3. dan memahami para pembawa Islam
di Jawa?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan ketulusan
para Walisongo dalam mensyiarkan Islam di Jawa!
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui. Sekarang
saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih mempraktikkan apa
yang kalian pelajari dari ketulusan para pembawa Islam di Nusantara dalam
kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
Ikhlas
5. Untuk agama
Tugas Portopolio
Buatlah skenario drama sederhana dengan tema: cara santun dan simpatik dalam
berdakwah di komunitas masyarakat yang beragam agamanya atau masyarakat
yang masih kental dengan keyakinan animisme dan dinamisme!
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
1. Barangsiapa yang tidak dimuliakan oleh taqwa, maka tidak ada kemuliaan
baginya.
2. Perhiasan ulama' itu adalah taqwa; dan kecantikkannya adalah murah hati.
8. Rangkuman
1. Walisongo
Walisongo merupakan nama sebuah dewan yang beranggotakan 9 orang.
Anggotanya termasuk orang-orang pilihan dan oleh karena itu oleh orang jawa
dinamakan wali. Istilah wali berasal dari bahasa arab aulia, yang artinya orang
yang dekat dengan Allah Subhaanahu wa taaala karena ketakwaannya.
Sedangkan istilah songo merujuk kepada penyebaran agama Islam ke segala
penjuru. Orang jawa mengenal istilah kiblat papat limo pancer untuk
menggambarkan segala penjuru, yaitu utara-timur-selatan-barat disebut keblat
papat dan empat arah diantaranya ditambah pusat disebut limo pancer.
Perkembangan Islam di Jawa tidak dapat dipisahkan dari peranan para Wali.
Walisongo" berarti sembilan orang wali" , diantara Nama-nama Walisongo
tersebut antara lain:
1. Maulana Malik Ibrahim
2. Sunan Giri
3. Sunan Bonang
4. Sunan Ampel
5. Sunan Drajat
6. Sunan Muria
7. Sunan Gunung Jati
8. Sunan Kudus
9. Sunan Kalijaga
Para Wali berperan besar dalam pengembangan pewayangan di Indonesia.
Sunan Kali Jaga dan Raden Patah sangat berjasa dalam mengembangkan
Wayang. Bahkan para wali di Tanah Jawa sudah mengatur sedemikian rupa
menjadi tiga bagian. Pertama Wayang Kulit di Jawa Timur, kedua Wayang
Wong atau Wayang Orang di Jawa Tengah, dan ketiga Wayang Golek di Jawa
Barat. Masing masing sangat bekaitan satu sama lain yaitu Mana yang Isi
(Wayang Wong) dan Mana yang Kulit (Wayang Kulit) dan mana yang harus
dicari (Wayang Golek).
Di samping menggunakan wayang sebagai media dakwahnya, para wali
juga melakukan dakwahnya melalui berbagai bentuk akulturasi budaya lainnya
contohnya melalui penciptaan tembang-tembang keislaman berbahasa Jawa,
gamelan, dan lakon islami.
9. Uji Kompetensi
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
2. Karya tulis
As-Sinkili merupakan ulama yang sangat produktif. Tidak
kurang dari 30 kitab dari pelbagai disiplin ilmu telah dihasilkan. Karya
tulisnya yang diketahui lebih kurang dua puluh buah dalam berbagai
bidang ilmu-sastra, hukum, filsafat, dan tafsir, antara lain;
a. Umdat al-Muhtajin ila suluki Maslak al-Mufridin; dengan
terjemahannya sendiri; Pegangan bagi yang Berkehendak
Menjalani Jalan Orang yang Menggunakan Dirinya. Dalam karya
ini diterangkannya tentang tasawuf yang dikembangkannya itu.
Dzikir dengan mengucap La Illah pada masa-masa tertentu
merupakan pokok pangkal tarikat ini. Kitab tersebut terdiri atas
tujuh faedah dan bab. Sesudah faedah yang ketujuh diberinya
khatimah yang berisi silsilah. Di samping memberi penjelasan
tentang ajaran Abdur-Rauf, silsilah ini juga memberikan gambaran
di mana dengan cara apa para ulama dan para pengarang besar
Melayu lainnya mendapatkan ilmu pengetahuan. Dalam kitab ini
pula ia menyebut telah berada selama 19 tahun di negeri Arab.
b. Mirat al-Tullab fi Tashil Marifat al-Ahkam al-Syariyah lil-
Malik al-Wahab. Dalam kitab ini disebutkan bahwa ia mengarang
atas perintah Sultanah Tajul-Alam Safyaituddin Syah. Isinya
tentang ilmu fikih menurut mazhab Syafii. Ilmu muamalat yang
tidak dibicarakan dalam Sirat al-Mustaqim karangan Nuruddin ar-
Raniri, ditulis disini.
c. Kifayat al-Muhtajin ila Suluk Maslak Kamal al-Talibin. Dalam
karya ini disebutkan, bahwa ia diperintahkan oleh Sultanah Tajul-
Alam. Isi kitab ini tentang ilmu tasyawuf yang dikembangkan oleh
Abdur-Rauf.
d. Mauizat al-Badi atau al-Mawaith al-Badiah. Karya ini terdiri
atas 50 pengajaran dan ditulis berdasarkan Al Quran dan Hadits,
ucapan para sahabat Nabi Muhammad saw serta ulama-ulama
besar.
e. Tafsif al-Jalalain, Abdur-Rauf juga telah menterjemah sebagian
teks dari Tafsir al-Jalalain, surah 1 sampai dengan 10.
f. Tarjuman al-Mustafiq, merupakan saduran dalam bahasa Melayu
dari karya bahasa Arab.
g. Syair Marifat, Syair ini terdapat dalam naskah Oph 78,
perpustakaan Leiden, yang disalin pada 28 Januari 1859 di Bukit
Tinggi.
Karya-karya tulis Abdurrauf Singkel diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Bidang fiqh
a. Mirah at-Tullb f Tashl Marifah al-Ahkm asy-Syariyyah li
al-Mlik al-Wahhb,
b. Bayn al-Arkn, Bidyah al-Bligah, dan sebagainya.
2. Bidang tasawuf
a. Umdah al-Muhtjn il Sulk Maslak al-Mufarridn,
b. Daqiq al-Hurf,
c. Tanbh al-Msyi al-Mansb il Tarq al-Qusyasyi, dan
sebagainya.
3. Bidang hadis
a. Syarh Latf ala Arbain Hadan l al-Imm an-Nawwi
b. al-Mawiz al-Badah.
4. Bidang tafsir Al-Quran
a. Tarjumn al-Mustafd bi al-Jwwiyy.
Dalam bidang tafsir Al-Quran, as-Sinkili memang
bertekad untuk menulis tafsir terlengkap berbahasa Melayu.
Sebelum Tarjumn al-Mustafd memang telah ada sepenggal
tafsir atas Surah al-Kahfi yang ditulis pada masa Hamzah al-
Fansuri. Namun sayang, tidak diketahui secara pasti siapa
penulisnya.
Meski as-Sinkili tidak menorehkan angka tahun untuk
penyelesaian Tarjumn al-Mustafd, namun diyakini tafsir ini
ditulis selama masa karirnya yang panjang di Aceh pada akhir
abad ke-17 dan awal abad ke-18. Tafsir ini tercatat sebagai tafsir
paling awal yang ditulis secara lengkap. Karena itulah, sangat
wajar jika tafsir ini beredar luas di wilayah Melayu-Indonesia.
Bahkan edisi cetaknya juga tersebar di komunitas Melayu di
Afrika Selatan.
Hal lain yang tidak kalah penting, bahwa edisi cetaknya
yang tidak hanya diterbitkan di Penang, Singapura, Jakarta, dan
Bombay, tetapi juga di Timur Tengah. Di Istanbul, tafsir ini
diterbitkan oleh Mathbaah al-Utsmaniyyah pada 1302/1884.
Kemudian tafsir ini juga diterbitkan di Kairo oleh Sulaiman al-
Maragi, dan di Mekkah oleh al-Amiriyyah. Di Jakarta sendiri
tafsir ini diterbitkan pada tahun 1981.
3. Pendidikan
Muhammad Arsyad al-Banjari lahir pada malam Kamis, pukul 3.00
(waktu sahur), 15 Safar 1122 H/17 Mac 1710 M, wafat pada 6 Syawal
1227 H/3 Oktober 1812 M. Pendidikannya ketika kecil tidak begitu jelas,
tetapi pendidikannya dilanjutkan ke Mekkah dan Madinah. Sangat populer
bahwa beliau belajar di Mekkah sekitar 30 tahun dan di Madinah sekitar 5
tahun. Sahabatnya yang paling penting yang banyak disebut oleh hampir
semua penulis ialah Syeikh `Abdus Shamad al-Falimbani, Syeikh Abdur
Rahman al-Mashri al-Batawi dan Syeikh Abdul Wahhab Bugis, yang
terakhir ini menjadi menantu beliau. Gurunya pula yang banyak disebut
ialah Syeikh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi, Syeikh `Athaullah dan
Syeikh Muhammad bin Abdul Karim as-Sammani al-Madani. Selama
belajar di Mekkah Syeikh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari
tinggal di sebuah rumah yang dibeli oleh Sultan Banjar. Rumah tersebut
terletak di kampung Samiyah yang disebut juga dengan Barhat Banjar.
Syeikh Muhammad Arsyad al-Banjari dan kawan-kawannya selain belajar
kepada ulama-ulama bangsa Arab, juga belajar kepada ulama-ulama yang
berasal dari dunia Melayu. Di antara guru mereka yang berasal dari dunia
Melayu ialah: Syeikh Abdur Rahman bin Abdul Mubin Pauh Bok al-
Fathani, Syeikh Muhammad Zain bin Faqih Jalaluddin Aceh dan Syeikh
Muhammad `Aqib bin Hasanuddin al-Falimbani, dan masih banyak lagi.
4. Menikah dan menuntut ilmu di Mekkah
Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari mendapat pendidikan penuh di
Istana sehingga usia mencapai 30 tahun. Kemudian ia dikawinkan dengan
seorang perempuan bernama Tuan Bajut. Hasil perkawinan tersebut ialah
seorang putri yang diberi nama Syarifah.
Ketika istrinya mengandung anak yang pertama, terlintaslah di hati
Muhammad Arsyad suatu keinginan yang kuat untuk menuntut ilmu di
tanah suci Mekkah. Maka disampaikannya hasrat hatinya itu kepada istri
tercinta.
Meskipun dengan berat hati mengingat usia pernikahan mereka yang
masih muda, akhirnya isterinya mengabulkan niat suci suaminya dan
mendukung dalam meraih cita-citanya. Maka, setelah mendapat restu dari
sultan berangkatlah Muhammad Arsyad ke Tanah Suci mewujudkan cita-
citanya. Deraian air mata dan untaian doa mengiringi kepergiannya.
Di Tanah Suci, Muhammad Arsyad mengaji kepada masyaikh
terkemuka pada masa itu, di antara guru beliau adalah:
a. Syekh Athoillah bin Ahmad al-Mishry,
b. al-Faqih Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Kurdi 3.
c. al-Arif Billah Syekh Muhammad bin Abdul Karim al-Samman al-
Hasani al-Madani.
Syekh yang disebutkan terakhir merupakan guru Muhammad
Arsyad di bidang tasawuf, dimana di bawah bimbingannya Muhammad
Arsyad melakukan suluk dan khalwat, sehingga mendapat ijazah darinya
dengan kedudukan sebagai khalifah.
Setelah lebih kurang 35 tahun menuntut ilmu, timbullah kerinduan
akan kampung halaman. Terkenang akan kesabaran dan ketegaran istri
yang setia menanti tanpa tahu sampai kapan penantiannya akan berakhir.
d. Aktifitasku
Kegiatan
a. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib dan semangat!
b. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Siapakah penyebar Islam di Nusantara dari
Aceh dan Kalimantan Selatan?
Mengapa kita perlu mengenal dan
2. memahami para pembawa Islam di
Nusantara dari Aceh dan Kalimantan
Selatan?
Apa tujuan dan manfaat mengenal dan
3. memahami para pembawa Islam di
Nusantara dari Aceh dan Kalimantan
Selatan?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan ketulusan
Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad Al Banjari!
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui. Sekarang
saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih mempraktikkan apa
yang kalian pelajari dari ketulusan Abdur Rauf Singkel dan Muhammad Arsyad
Al Banjari dalam mensyiarkan Islam di Nusantara dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
Terbiasa ikhlas
5. Untuk agama
Tugas Portopolio
Buatlah Surban prestasi dakwah Abdurrouf Singkel dan M. Arsyad Al Banjari!
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
8. Rangkuman
disiplin ilmu dan membuat karya tulis dalam berbagai disiplin ilmu bidang ilmu-
sastra, hukum, filsafat, dan tafsir.
Keteladanan yang dapat diambil dari Abdurrauf Singkel antara lain:
semangat tinggi dalam belajar (beliau menuntut ilmu sampai ke Tanah Haram),
Ulama yang sangat produktif (sebagai buktinya 30 kitab telah dihasilkan dari
pelbagai disiplin ilmu dan Ahli dalam berbagai disiplin ilmu sebagai buktinya
adanya karya tulis lebih kurang dua puluh buah dalam berbagai bidang ilmu-
sastra, hukum, filsafat, dan tafsir.
9. Uji Kompetensi
a. Pengamatanku
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
bersaudara dari keluarga K.H. Abu Bakar. KH Abu Bakar adalah seorang
ulama dan khatib terkemuka di Masjid Besar Kasultanan Yogyakarta
pada masa itu, dan ibu dari K.H. Ahmad Dahlan adalah puteri dari H.
Ibrahim yang juga menjabat penghulu Kasultanan Yogyakarta pada masa
itu.
1. Latar belakang keluarga dan pendidikan
Nama kecil K.H. Ahmad Dahlan adalah Muhammad Darwisy.
Ia merupakan anak keempat dari tujuh orang bersaudara yang
keseluruhanya saudaranya perempuan, kecuali adik bungsunya.
Dalam silsilah ia termasuk keturunan yang kedua belas dari Maulana
Malik Ibrahim, seorang wali besar dan seorang yang terkemuka
diantara Wali Songo, yang merupakan pelopor pertama dari
penyebaran dan pengembangan Islam di Tanah Jawa (Kutojo dan
Safwan, 1991). Adapun silsilahnya ialah Muhammad Darwisy
(Ahmad Dahlan) bin KH. Abu Bakar bin KH. Muhammad Sulaiman
bin Kyai Murtadla bin Kyai Ilyas bin Demang Djurung Djuru Kapindo
bin Demang Djurung Djuru Sapisan bin Maulana Sulaiman Ki Ageng
Gribig (Djatinom) bin Maulana Muhammad Fadlullah (Prapen) bin
Maulana 'Ainul Yaqin bin Maulana Ishaq bin Maulana Malik Ibrahim
(Yunus Salam, 1968: 6).
Pada umur 15 tahun, beliau pergi haji dan tinggal di Mekah
selama lima tahun. Pada periode ini, Ahmad Dahlan mulai
berinteraksi dengan pemikiran-pemikiran pembaharu dalam Islam,
seperti Muhammad Abduh, Al-Afghani, Rasyid Ridha dan Ibnu
Taimiyah. Ketika pulang kembali ke kampungnya tahun 1888, beliau
berganti nama menjadi Ahmad Dahlan.
Pada tahun 1903, beliau bertolak kembali ke Mekah dan
menetap selama dua tahun. Pada masa ini, beliau sempat berguru
kepada Syeh Ahmad Khatib yang juga guru dari pendiri NU, K.H.
Hasyim Asyari. Pada tahun 1912, ia mendirikan Muhammadiyah di
kampung Kauman, Yogyakarta.
Sepulang dari Mekkah, ia menikah dengan Siti Walidah,
sepupunya sendiri, anak Kyai Penghulu Haji Fadhil, yang kelak
dikenal dengan Nyai Ahmad Dahlan, seorang Pahlawanan Nasional
dan pendiri Aisyiyah. Dari perkawinannya dengan Siti Walidah, KH.
Ahmad Dahlan mendapat enam orang anak yaitu Djohanah, Siradj
Dahlan, Siti Busyro, Irfan Dahlan, Siti Aisyah, Siti Zaharah (Kutojo
dan Safwan, 1991). Disamping itu KH. Ahmad Dahlan pernah pula
menikahi Nyai Abdullah, janda H. Abdullah. la juga pernah menikahi
Nyai Rum, adik Kyai Munawwir Krapyak. KH. Ahmad Dahlan juga
mempunyai putera dari perkawinannya dengan Ibu Nyai Aisyah (adik
Adjengan Penghulu) Cianjur yang bernama Dandanah. Beliau pernah
pula menikah dengan Nyai Yasin Pakualaman Yogyakarta (Yunus
Salam, 1968: 9) dan Beliau dimakamkan di KarangKajen,
Yogyakarta.
2. Pengalaman Organisasi
Disamping aktif dalam menggulirkan gagasannya tentang
gerakan dakwah Muhammadiyah, ia juga tidak lupa akan tugasnya
d. Aktifitasku
Kegiatan
1. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib dan semangat!
2. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Siapakah dua tokoh pemrakarsa
organisasi Islam terbesar di Indonesia?
Mengapa kita perlu mengenal dan
2. memahami para pemrakarsa organisasi
Islam terbesar di Indonesia?
Apa tujuan dan manfaat mengenal dan
3. memahami para pemrakarsa organisasi
Islam terbesar di Indonesia?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan ketulusan
para pemrakarsa organisasi Islam di Indonesia!
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui. Sekarang
saatnya kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih mempraktikkan apa
yang kalian pelajari dari ketulusan para pemrakarsa organisasi Islam di
Indonesia dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
Akulah Penerus
Akulah Penerus Kh. A. Dahlan
Kh. Hasyim Asyri
Sekarang, Masa kini dan masa
depan !!! Sekarang, Masa kini dan
masa depan!!!
Tugas Portopolio
Buatlah kliping tentang kiprah Kh. Ahmad Dahlan dan Kh. Hasyim Asyri dalam
membangun negeri!
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
Engkau yang muda dan yang masih banyak yang harus kau capai, katakanlah
Hari ini aku akan lebih bertindak, dan menghadapi apa pun yang terjadi karena
tindakanku.
Lebih baik aku gagal saat mencoba, daripada harus menjelaskan mengapa aku
mengerdil dalam rasa takut.
Bagi orang yang sedang membangun sukses dengan jujur, gagal itu biasa dan tidak
akan menjatuhkannya.
Bagi orang yang takut gagal, success is impossible! (Mario Teguh)
8. Rangkuman
9. Uji Kompetensi
MENARIKNYA TRADISI
BAB 4 ISLAM NUSANTARA
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
1.1. Menghargai tradisi dan budaya Islam merupakan bagian dari hasil
kebudayaan umat Islam di Indonesia.
2.1. Menghargai tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara.
3.1. Memahami bentuk tradisi, adat dan seni budaya lokal sebagai bagian
dari tradisi Islam (Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, Madura).
4.1 Menunjukkan contoh tradisi, adat dan seni budaya lokal di Jawa,
Sunda, Melayu, Bugis, Minang, dan Madura.
3. Tujuan Pembelajaran
4. Peta Konsep
Menurut Bahasa
Pengertian
Tradisi Islam
Menurut Istilah
Adat dan Seni
Menariknya di Jawa
Tradisi Islam
Adat dan Seni
Nusantara
di Sunda
a. Pengamatanku
Gbr. Wayang
Sumber Gbr. Qosidah
http://wayangwayangan.hostei.com Sumber http://www.republika.co.id
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
Untuk memperluas wawasan kalian tentang tradisi Islam Nusantara, baca dan
pahami terlebih dahulu:
1. Pengertian tradisi Islam Nusantara
Tradisi menurut bahasa berarti adat istiadat, kebiasaan, turun
menurun. Sedangan tradisi menurut istilah adalah adat kebiasaan turun-
menurun (dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat.
Sebelum Islam datang, masyarakat Nusantara sudah mengenal berbagai
kepercayaan. Hal inilah yang membuat proses dakwah Islam pada saat itu
tidak terlepas dengan adat istiadat yang berlaku di masyarakat, karena sudah
mendarah daging. Sehingga memerlukan proses yang cukup lama. Dalam
hal ini dapat kita pahami bahwa tradisi Islam di Nusantara merupakan
akulturasi antara ajaran Islam dan adat istiadat yang ada di Nusantara.
2. Contoh seni budaya lokal Nusantara
a. Kesenian Nusantara
Banyaknya kesenian dan adat istiadat yang berkembang di
Nusantara yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dakwah Islam
yang dilakukan pada masa itu, misalnya:
1. Wayang
Wayang merupakan hasil karya seorang wali, yaitu Sunan
Kalijaga, yang mana wayang mengandung nilai filosofis, religius dan
pendidikan. Misalnya: Cerita pewayangan yang bernafaskan Islam
b. Adat Nusantara
1. Adat Jawa
Dalam adat Jawa setidaknya ada empat upacara adat Jawa, antara
lain:
a. Upacara Ruwatan
Ruwatan (pensucian diri )adalah satu upacara tradisional
supaya orang terbebas dari segala macam kesialan hidup, nasib
jelek dan supaya selanjutnya bisa hidup selamat sejahtera dan
bahagia.
b. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
c. Upacara Tedak Siten
Tedak siten adalah suatu upacara dalam tradisi budaya Jawa
yang dilakukan ketika anak pertama belajar jalan dan
dilaksanakan pada usia sekitar tujuh atau delapan bulan upacara
Turun Tanah adalah salah satu upacara adat budaya Jawa untuk
anak yang berusia 8 bulan (pitung lapan), di daerah lain di
Indonesia juga dikenal upacara adat turun tanah ini dengan istilah
yang berbeda. Upacara ini mewujudkan rasa syukur karena pada
usia ini si anak akan mulai mengenal alam disekitarnya dan mulai
belajar berjalan.
d. Upacara Tingkepan Atau Mitoni
Upacara tingkepan disebut juga mitoni berasal dari kata pitu
yang artinya tujuh, sehingga upacara mitoni dilakukan pada saat
usia kehamilan tujuh bulan, dan pada kehamilan pertama.Dalam
pelaksanaan upacara tingkepan, ibu yang sedang hamil tujuh
bulan dimandikan dengan air kembang setaman, disertai dengan
doa-doa khusus.
2. Adat Melayu
Kehidupan orang melayu (Riau) selalu diwarnai dengan
upacara adat sebagai warisan tradisi nenek moyang mereka.
Misalnya kelahiran anak hingga masuk usia dewasa.
a. Anak yang baru lahir jika bayi laki-laki segera diadzankan sedang
bayi perempuan diiqomahkan. Khusus bayi perempuan lidahnya
ditetesi madu dengan menggunakan kain yang maksudnya agar
anak tersebut memiliki kata-kata semanis madu.
genjring dan rebana yang berasal dari budaya Arab, dan berbagai
pertunjukkan tradisional bernafaskan Islam dengan mudah
merasuki kesenian orang Sunda yang seringkali muncul dalam
pentas seni dan pesta-pesta perkawinan.
d. Pertumbuhan penulisan naskah-naskah keagamaan dan pemikiran
keislaman di pesantren-pesantren telah melahirkan karya-karya
sastra dalam bentuk wawacan, serat suluk, dan barzanji yang
sebagian naskahnya tersimpan di keraton-keraton Cirebon,
museum, dan di kalangan masyarakat Sunda.
e. Berbagai upacara ritual dan tradisi daur hidup seperti upacara
tujuh bulanan, upacara kelahiran, kematian, hingga perkawinan
yang semula berasal dari tradisi lama diwarnai budaya Islam
dengan pembacaan barzanji, marhabaan, shalawat, dan tahlil.
Karena itulah, tidak bisa dimungkiri bahwa perjumpaan Islam
dengan budaya dan komunitas masyarakat di wilayah Sunda telah
melahirkan tiga aspek religiusitas yang berbeda.
1. terkungkungnya satu wilayah religius yang khas dan terpisah
dari komunitas Muslim Sunda di Kanekes (Baduy) yang
melanggengkan ajaran Sunda Wiwitan;
2. lahirnya tradisi, budaya, dan religi baru yang
mencampurbaurkan antara ajaran Islam dengan tradisi
sebelumnya seperti yang dikembangkan dalam Ajaran Jawa
Sunda di Cigugur Kuningan dan aliran kebatinan Perjalanan di
Ciparay Kabupaten Bandung;
3. terciptanya kehidupan harmoni dan ritus keagamaan yang
berasal dari Islam dengan tradisi yang telah ada dan satu sama
lain saling melengkapi.
3. Perbedaan seni budaya lokal dari tradisi Islam dan yang bukan dari
tradisi Islam
Munculnya seni tradisi Islam, baik di Jawa maupun di Luar Jawa
(dengan berbagai nama dan istilahnya) tentu merupakan ekspresi
keberagamaan masyarakat yang bersifat lokal. Sehingga jenis dan
macamnya sangat beragam. Namun yang pasti sentuhan budaya lokal
dengan agama Islam yang berlangsung telah melahirkan sebuah bentuk seni
baru yang berfungsi baik sebagai ekspresi keagamaan maupun ekspresi
budaya. Apapun nama dan tujuannya, kesenian tradisi Islam merupakan
bagian penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, dan mungkin bahkan
di dunia. Berkat kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam mengelola
percampuran antara syariat Islam dengan budaya lokal, maka banyak
dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang
hebat serta metode dakwah yang paling efektif.
Khusus di Jawa ada istilah syiiran yaitu sebuah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan suatu seni tradisi Islam dengan campuran
bahasa jawa. Istilah ini kalau dilacak akar sejarahnya tentu masih sangat erat
dengan keberadaan Wali Songo di Jawa. Di daerah lain, tradisi semacam ini
sangat mungkin muncul dengan istilah lain. Syiiran merupakan bagian
penting dari keseluruhan tradisi Islam di Jawa, meskipun istilah ini masih
berkembang di pedalaman jawa atau di daerah tertentu (misal sunda).
d. Aktifitasku
Kegiatan
1. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
2. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
1. Mengapa kita perlu memahami
tradisi Islam di Nusantara?
2. Apa tujuan dan manfaat mempelajari
tradisi Islam, adat dan seni budaya
lokal yang di Nusantara?
3. Apa contoh dari tradisi Islam, adat
dan seni budaya lokal di Nusantara?
4. Apakah ada tradisi yang ada di
Nusantara bertentangan dengan
Islam? Berilah contohnya!
5. Bagaimana mengapresiasi tradisi
Islam yang ada di Nusantara?
6. Bagaimana mengapresiasi adat dan
seni budaya lokal yang ada di
Nusantara?
3. Pajang hasil diskusimu/ pamerkan di atas meja!
4. Searah jarum jam tiap kelompok bergeser menilai hasil kelompok lain dari
segi ketepatan jawaban, banyaknya/ kelengkapan contoh, dan kejujuran
pendapat/ tidak mencontek!
5. Berilah penghargaan pada kelompok yang paling baik hasilnya.
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan pengaruh
tradisi Islam, adat dan seni budaya lokal di Nusantara.
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
c. Sementara kelompok lain bercerita kelompok yang lain menilai dengan
panduan berikut!
No. Hal yang dinilai Skor
1. Ketepatan isi fenomena
2. Kepercayaan diri penampil
3 Keruntutan penyampaian
4 Ketaatan pada prosedur penceritaan yang telah disepakati
5. Kreativitas menyajikan
g. Refleksi Pemahamanku
h. Refleksi Perilakuku
i. Rencana Aksiku
Orang hebat adalah orang yang dapat melakukan apa yang dia ketahui. Sekarang
saatnya Kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih mempraktikkan apa
yang Kalian pelajari dari tradisi Islam di Nusantara dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
MTQ, Qashidah,
Terbang Al Banjari,
Kaligrafi, Tarian daerah
3. Di masyarakat Peduli terhadap
kesenian dan adat
kesukuan Nusantara
4. Untuk negara Penuh percaya diri
memperkenalkan
kesenian dan adat
kesukuan Nusantara
5. Untuk agama Turut mewarnai
kesenian dan adat
kesukuan Nusantara
Tugas Kelompok
Buatlah baju kesenian dan adat budaya kesukuan di Nusantara pada karton dan
hasilnya tempel di mading kelas!
6. Ibrah
1. Potensi dari nilai-nilai tradisi Islam maupun adat dan seni budaya lokal
di Nusantara dapat merupakan perekat dan pemersatu bangsa.
2. Kearifan dalam mengapresiasi tradisi Islam maupun adat dan seni
budaya lokal di Nusantara dapat menjadi sumber berkembangnya
budaya dan meningkatnya perekonomian bangsa.
7. Mutiara Hikmah
8. Rangkuman
2. Adat Nusantara
a. Adat Jawa
Banyak sekali adat Jawa dan Diantara upacara adat Jawa, antara lain:
1. Upacara Ruwatan
2. Upacara Perkawinan Tradisional Jawa
3. Upacara Tedak Siten
4. Upacara Tingkepan Atau Mitoni
b. Adat Melayu
Kehidupan orang melayu (Riau) selalu diwarnai dengan upacara adat
sebagai warisan tradisi nenek moyang mereka. Misalnya kelahiran anak
hingga masuk usia dewasa.
c. Adat Minang
Menurut adat Minang, bahwa anak laki-laki yang akil baligh harus
segera dikhitan dan belajar mengaji. Adapun bagi anak perempuan yang
masuk usia dewasa diadakan upacara merias rambut (menata konde) terutama
ketika pertama kali mendapati haid.
d. Adat Bugis
Di Bugis ada jenis tarian adat yang disebut tari pergaulan yang
dimainkan secara berkelompok baik laki-laki maupun perempuan saja. Tari
pergaulan ini disajikan dalam berbagai upacara seperti pernikahan, khitanan
atau hajatan lainnya yang bertujuan memeriahkan jalannya upacara.
e. Adat Madura
Madura memiliki kesenian adat seperti sandur yang berarti nyanyian
ritual, meniru suara gamelan dengan mulut dan tata cara bersenandung
menghibur diri. Di Bangkalan, Sandur berarti pertunjukan teater komedi yang
dahulu disebut slabadan yang belakangan ini disebut sandur Madura. Tema
cerita diangkat berkisar tentang konflik rumah tangga yang dipresentasikan
dengan kesahajaan, blak-blakan, lugas, dan komedi. Hal ini ada kemiripan
dengan kesenian Jawa, seperti ketoprak, ludruk dan teater daerah.
f. Adat Sunda
Perjumpaan Islam dengan budaya dan komunitas masyarakat di
wilayah Sunda telah melahirkan tiga aspek religiusitas yang berbeda.
Pertama, terkungkungnya satu wilayah religius yang khas dan terpisah dari
komunitas Muslim Sunda di Kanekes (Baduy) yang melanggengkan ajaran
Sunda Wiwitan; Kedua, lahirnya tradisi, budaya, dan religi baru yang
mencampurbaurkan antara ajaran Islam dengan tradisi sebelumnya seperti
yang dikembangkan dalam Ajaran Jawa Sunda di Cigugur Kuningan dan
aliran kebatinan Perjalanan di Ciparay Kabupaten Bandung; dan Ketiga,
terciptanya kehidupan harmoni dan ritus keagamaan yang berasal dari Islam
dengan tradisi yang telah ada dan satu sama lain saling melengkapi.
3. Perbedaan seni budaya lokal dari tradisi Islam dan yang bukan dari tradisi
Islam
Munculnya seni tradisi Islam, baik di Jawa maupun di Luar Jawa (dengan
berbagai nama dan istilahnya) tentu merupakan ekspresi keberagamaan
masyarakat yang bersifat lokal. Apapun nama dan tujuannya, kesenian tradisi
Islam merupakan bagian penting dalam penyebaran Islam di Indonesia, dan
mungkin bahkan di dunia. Berkat kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam
mengelola percampuran antara syariat Islam dengan budaya lokal, maka banyak
dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang
hebat serta metode dakwah yang paling efektif.
9. Uji Kompetensi
Untuk menambah pemahaman kalian tentang tradisi Islam dan adat upacara di
Nusantara, coba jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Coba perankan tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara bersama
kelompokmu!
2. Buatlah skenario cerita pewayangan yang bernafaskan Islam dan perankan cerita
tersebut di depan kelas!
a. Jamus kalimosodo
b. Wahyu tohjali
c. Wahyu purboningrat
d. Babat Alas Wonomarto
PENGHARGAANKU PADA
Bab 5 TRADISI DAN UPACARA ADAT
KESUKUAN NUSANTARA
1. Kompetensi Inti
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar:
1.2. Berkomitmen ikut melestarikan tradisi dan adat budaya yang
Islami.
2.2 Menghargai tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara (Jawa,
Sunda, Melayu, Bugis, Minang, Madura).
3.2. Menerapkan seni budaya lokal sebagai bagian dari tradisi Islam
(Jawa, Sunda, Melayu, Bugis, Minang, Madura).
4.2. Mensimulasikan bentuk tradisi, adat dan seni budaya lokal di Jawa,
Sunda, Melayu, Bugis, Minang, Madura.
3. Tujuan Pembelajaran
4. Peta Konsep
Penghargaanku pada
tradisi dan upacara adat
kesukuan Nusantara
a. Pengamatanku
Gbr. Kartu Ucapan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW oleh Heri Sukamulya
Sumber http://blog.indometalgoth.com
b. Pertanyaanku
3 Bagaimana pengaruh
c. Wawasanku
Andai saya pada situasi seperti itu apa yang akan saya lakukan, mengapa saya
melakukan, bagaimana supaya saya bisa melakukan?
1. Cara mengapresiasi tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
Tradisi Islam di Nusantara merupakan akulturasi antara ajaran Islam
dan adat istiadat yang ada di Nusantara. Tradisi Islam di Nusantara juga
merupakan metode dakwah yang dilakukan para ulama waktu itu. Mereka
tidak menghapus secara total adat istiadat yang ada, melainkan mereka
memasukkan ajaran-ajaran Islam dalam adat istiadat tersebut. Sehingga
masyarakat tidak merasa kehilangan adat istiadatnya dan ajaran Islam dapat
dengan mudah diterima. Dengan demikian, tradisi Islam di Nusantara
bukanlah ajaran Islam yang harus diamalkan tetapi merupakan metode
dakwah agar Islam dengan mudah berkembang.
Berkat kearifan tokoh-tokoh penyebar Islam dalam mengelola
percampuran antara syariat Islam dengan budaya lokal, maka banyak
dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi yang
hebat serta metode dakwah yang paling efektif.
Kemungkaran adalah semua yang dinilai jelek oleh syariat, yaitu yang
hukumnya haram. Kemungkaran yang diubah adalah yang terlihat mata atau
yang sejajar dengan kedudukan mata, dan mengubahnya ketika melihat
kemungkaran tersebut. Kemungkaran yang tidak terlihat mata tapi diketahui
masuk dalam pembahasan nasihat. Dan yang diubah adalah
kemungkarannya. Adapun pelakunya maka masalah tersendiri.
Mengubah kemungkaran tidak sama dengan menghilangkan
kemungkaran. Oleh karena itu telah dikatakan mengubah kemungkaran jika
telah mengingkarinya dengan lisannya atau hatinya, walaupun tidak
menghilangkan kemungkaran itu dengan tangannya.
Batasan kewajiban mengubah kemungkaran terikat dengan
kemampuan atau dugaan kuat. Artinya, jika seorang memiliki kemampuan
untuk menghilangkan kemungkaran dengan tangan maka wajib untuk
menghilangkan dengan tangannya. Demikian juga jika diduga kuat
pengingkaran dengan lisan akan berfaedah maka wajib mengingkari dengan
lisannya. Adapun pengingkaran dengan hati maka wajib bagi semuanya,
karena setiap muslim pasti mampu untuk mengingkari dengan hatinya.
Mengingkari dengan hatinya yaitu, meyakini keharaman kemungkaran yang
dia lihat dan membencinya.
Demikian halnya merubah budaya yang tidak Islami memerlukan
metode dakwah sesuai dengan memperhatikan sasaran dan waktu serta
media yang tepat. Sebagaimana yang telah dilakukan para walisongo
berdakwah melalui media cerita pewayangan yang bernafaskan Islam,
sehingga dakwahnya diterima oleh masyarakat setempat dan akhirnya
mengalami keburhasilan.
4. Manfaat tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara
Adanya tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara merupakan
bagian dari khazanah budaya bangsa yang mencerminkan prilaku bangsa.
Dari sini menunjukkan, bahwa banyaknya tradisi dan adat istiadat yang kita
miliki menuntut kepedulian kita dalam memelihara dan mewarnainya,
sehinga penghargaan terhadap budaya akan tumbuh dan berkembang maju
untuk membendung gencarnya budaya asing yang merusak budaya bangsa
khususnya adat ketimuran.
d. Aktifitasku
Kegiatan
1. Berkelompoklah 4-5 siswa dengan tertib!
2. Diskusikan hal-hal berikut dengan saling menghargai pendapat teman!
No. Masalah Hasil Diskusi
Mengapa kita perlu memahami
1. tradisi dan upacara adat kesukuan di
Nusantara?
Apa tujuan dan manfaat mempelajari
2. tradisi dan upacara adat kesukuan di
Nusantara?
e. Analisaku
f. Ceritaku
Kegiatan
a. Carilah kisah/ fenomena dalam masyarakat yang berkaitan dengan
penghargaan kita terhadap tradisi Islam dan adat dan upacara adat kesukuan
di Nusantara.
b. Ceritakan secara berantai di depan kelas! (semua anggota kelompok diberi
bagian untuk bercerita di depan kelas!
g. Refleksi Pemahamanku
1. Sudahkah kita memahami terntang tradisi Islam dan adat dan upacara adat
kesukuan di Nusantara?
2. Sudahkan kita menjadi bagian dari orang-orang yang memiliki kepedulian
terhadap tradisi Islam dan adat dan upacara adat kesukuan di Nusantara?
3. Sudahkan kita menjadi bagian dari orang-orang yang berusaha melestarikan
nilai-nilai dalam tradisi Islam dan adat dan upacara adat kesukuan di
Nusantara?
Kalian sudah belajar banyak tentang sejarah perjuangan Nabi Muhammad saw
dan para sahabatnya periode Mekkah.
Bacalah dengan saksama pernyataan berikut!
Pilihlah SY jika kalian Sangat Yakin, Y= Yakin,
KY= Kurang Yakin
No. Pernyataan SY Y KY
Saya yakin bahwa tradisi Islam dan adat dan
1. upacara adat kesukuan di Nusantara menjadi
rohmat bagi masyarakat Nusantara
Saya yakin bahwa dengan melestarikan nilai-nilai
2. positif dari tradisi Islam dan adat dan upacara
adat kesukuan di Nusantara menjadi motifator
penggerak dalam memajukan bangsa.
Saya yakin bahwa dengan terus berusaha
3. mengembangkan nilai-nilai positif dari tradisi
Islam dan adat dan upacara adat kesukuan di
Nusantara maka Islam akan bersinar
h. Refleksi Prilakuku
i. Rencana Aksiku
Sukses adalah hasil dari apa yang kita perjuangkan, namun kesuksesan yang
sesungguhnya adalah ketika anda dengan membusungkan dada tanpa ada rasa
takut atau khawatir ketika masalah menimpa diri anda.
Sekarang saatnya Kalian merancang kegiatan untuk dapat berlatih
mempraktikkan apa yang Kalian pelajari dalam kehidupan sehari-hari.
Buatlah rencana tindakan untuk meningkatkan dirimu.
Rencana perilaku (dimulai dari sekarang) yang akan kalian lakukan.
pemeliharaan kesenian
dan adat kesukuan di
masyarakat
4. Untuk negara Mencintai produk
lokal
5. Untuk agama Turut mewarnai
dengan budaya Islami
Tugas Kelompok
1. Buatlah skenario drama tentang tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara
pada lembar kertas dan tempel hasilnya di mading kelas!
6. Ibrah
7. Mutiara Hikmah
1. Apapun yang terjadi pada anda esok hari itu, karena apa yang anda
lakukan hari ini.
2. Allah tidak menurunkan takdir begitu saja. Allah memberikan takdir
sesuai dengan apa yang kita lakukan. Jika kita maju dan berusaha, Allah
akan memberikan takdir kesuksesan. Jika kita lengah dan malas, maka
Allah akan memberikan takdir kegagalan.
8. Rangkuman
banyak dihasilkan sebuah karya seni yang indah dan merupakan alat sosialisasi
yang hebat serta metode dakwah yang paling efektif.
2. Cara melestarikan tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
Melestarikan budaya Islami dalam kehidupan kita sehari-hari merupakan
suatu kewajiban bagi kita selaku ummat Islam, karena menjadi bagian dari syiar
Islam. Misalnya; tradisi Islam yang berkaitan kelahiran anak hingga masuk usia
dewasa, bahkan ketika meninggal dan memperingati hari besar Islam dan
sebagainya.
3. Cara merubah tradisi dan upacara adat kesukuan yang negatif di
Nusantara
Suatu kewajiban memberantas kemungkaran, berdasarkan hadits Nabi saw
dari Abu Said Al-Khudri rodhiallohu anhu dia berkata: Aku mendengar
Rosululloh sholallahu alaihi wa sallam bersabda: Barang siapa di antara kalian
melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika
tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan
hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman. (HR. Muslim)
Batasan kewajiban mengubah kemungkaran terikat dengan kemampuan
atau dugaan kuat. Artinya, jika seorang memiliki kemampuan untuk
menghilangkan kemungkaran dengan tangan maka wajib untuk menghilangkan
dengan tangannya. Demikian juga jika diduga kuat pengingkaran dengan lisan
akan berfaedah maka wajib mengingkari dengan lisannya. Adapun pengingkaran
dengan hati maka wajib bagi semuanya, karena setiap muslim pasti mampu
untuk mengingkari dengan hatinya. Mengingkari dengan hatinya yaitu, meyakini
keharaman kemungkaran yang dia lihat dan membencinya.
Demikian halnya merubah budaya yang tidak Islami memerlukan metode
dakwah sesuai dengan memperhatikan sasaran dan waktu serta media yang tepat.
Sebagaimana yang telah dilakukan para walisongo.
4. Manfaat tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara
Tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara merupakan bagian dari
khazanah budaya bangsa yang mencerminkan prilaku bangsa.
9. Uji Kompetensi
Untuk menambah pemahaman kalian tentang penghargaan yang harus kita berikan
pada tradisi Islam dan upacara adat kesukuan di Nusantara.
1. Coba buatlah skenario cara melestarikan tradisi Islam di Nusantara khususnya
di masyarakat sekitar kita !
2. Coba perankan bagaimana cara melestarikan tradisi Islam di Nusantara
khususnya di masyarakat sekitar kita !
14. Penguasa kerajaan Samudera Pasai terdiri atas dua dinasti. Dinasti yang
berhasil menjadikan pemerintahan lebih terstruktur adalah....
A. Meurah Delima
B. Meurah Silu
C. Meurah Tsani
D. Meurah Khoir
15. Kerajaan Malaka sangat dipengaruhi oleh budaya Melayu dan budaya
Islam. Keberadaan dua budaya ini berdampak pada kehidupan sosial
budaya masyakatnya. Berikut ini Kemajuan Kerajaan Malaka di bidang
sosial budaya ialah
A. para petani menduduki strata sosial yang tinggi dibandingkan dengan
para pedagang
B. disusunnya undang-undang khusus bagi para petani yang merupakan
penduduk mayoritas
C. strata masyarakat tidak ditentukan dan berdasarkan pekerjaan mereka
sehari-hari
D. terwujudnya masyarakat yang egaliter, terbuka, demokratis dan saling
menghargai
16. Penyebaran Islam melalui ranah hukum yang dilakukan oleh Penguasa
Kerajaan Aceh dengan jalan ...
A. memadukan adat tradisional dan ajaran Islam sebagai dasar aturan
bermasyarakat
B. menjadikan al-Quran sebagai pedoman hukum negara
C. mengadopsi aturan hukum bangsa Portugis dan Belanda yang
dianggap maju
D. mengangkat para ahli hukum yang mendapatkan pendidikan di luar
negeri
17. Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa dan memiliki
daerah kekuasaan terluas di Pulau Jawa serta mencapai puncak
kejayaannya pada masa pemerintahan
A. Jaka Tingkir
B. Raden Patah
C. Sultan Trenggono
D. Arya Penangsang
18. Kerajaan Banten mampu mengantarkan rakyatnya mencapai
kesejahteraan dan memiliki sumber perekonomian masyarakat yang
berpusat pada sektor
A. perikanan, pertanian dan peternakan
B. peternakan, perkebunan dan perikanan
C. perdagangan, pertanian dan perkebunan
D. perdagangan, industri dan perikanan
19. Kerajaan Mataram pada masa keemasannya dapat menyatukan tanah
Jawa dan sekitarnya termasuk Madura serta meninggalkan beberapa jejak
budaya yang dapat dilihat hingga kini. Salah satu budaya kerajaan
Mataram yang masih lestari adalah .
A. Sultanah
B. Sekaten
C. Saka tatal
D. Bustanussalatin
20.
Sultan Alaudin adalah Raja Makasar pertama yang masuk Islam. Berikut
ini peranannya dalam penyebaran Islam di wilayah Sulawesi Selatan
ialah
A. mengirimkan para ahli dakwah untuk menyebarkan Islam ke Sumbawa
B. memerangi kerajaan di wilayah lain agar menganut agama Islam
C. mengajak para cendekiawan untuk menyusun buku-buku pengetahuan
Islam
D. mengeluarkan dekrit bahwa Agama Islam sebagai agama resmi
kerajaan
25. Dibawah ini merupakan para penyebar Agama Islam di Pulau Jawa
Indonesia:
1. Sunan Giri / Raden Paku / Ainul Yaqien
2. Sunan Bonang / Raden Maulana Makdum Ibrahim
3. Sunan Ampel / Raden Rachmad
4. Sunan Drajat / Raden Qosim Syarifuddin
5. Sunan Muria / Raden Syaid
6. Sunan Gunung Jati / Fatahilah / Fattahillah / Syarif Hidayatullah
7. Sunan Gresik / Maulana Malik Ibrahim
8. Sunan Kudus / Raden Ja'far Sodik
9. Sunan Kalijaga / Raden Mas Syahid
Dari nama-nama walisongo tersebut yang pernah berdakwah di gresik
adalah .
A. 1,2,3,7
B. 1,2,4,7
C. 2,3,4,7
D. 4,5,6,7
30. Tradisi Islam yang ada di Nusantara merupakan akulturasi antara ajaran
Islam dan adat yang ada di Nusantara. Dalam hal ini tradisi Islam di
Nusantara berperan sebagai .
A. ajaran agama
B. materi dakwah
C. metode dakwah
D. budaya agama
31. Contoh adat istiadat yang bernafaskan Islam yang dilaksanakan di daerah
Minang adalah ....
A. upacara menata jambang
B. upacara merias wajah
C. upacara kelahiran anak
D. upacara khitanan
32. Sudah menjadi kewajiban kita sebagai generasi muda untuk peduli
terhadap terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara.
Diantara bentuk apresiasi terhadap tradisi dan upacara adat kesukuan
Nusantara adalah ....
A. mengucilkan masyarakat yang tidak mau melaksanakan tradisi lokal
B. melestarikan budaya lokal sebagai sarana berdakwah
C. mengajak semua masyarakat untuk melaksanakan salah satu tradisi
lokal
D. melarang masyarakat melaksanakan tradisi lokal
33. Wayang adalah salah satu budaya Jawa hasil akulturasi dengan budaya
India. Cerita-cerita pewayangan diambil dari kitab Ramayana dan
Barathayuda. Setelah terjadi akulturasi dengan Islam tokoh-tokoh dan
cerita pewayangan diganti dengan cerita bernuansa Islam.
Berikut termasuk cerita pewayangan yang bernafaskan Islam adalah....
A. Baratayuda
B. Petruk gareng
C. Babat alas wonomarto
D. Wahyu purboningtyas
34. Sentuhan budaya lokal dengan agama Islam yang berlangsung telah
melahirkan sebuah bentuk seni baru yang berfungsi baik sebagai ekspresi
keagamaan maupun ekspresi budaya. Berikut ini kesesuaian antara asal
tradisi dan contoh kesenian dan adat istiadatnya adalah....
A. Madura : sandur
B. Bugis: sekaten
C. Sunda: menata konde
D. Jawa: tari pergaulan
35. Dari sekian banyak kesenian dan adat istiadat yang berkembang di
Nusantara yang bernafaskan Islam merupakan rangkaian dakwah Islam
yang dilakukan pada masa itu. Salah satu contoh tradisi Islam yang
berkembang di Jawa adalah .
A. sekaten
B. wayang
C. ludruk
D. lenong
36. Qasidah merupakan puisi yang terdiri dari 14 bait lebih, yang merupakan
jenis seni suara yang bernafaskan ....
A. Barat
B. Islam
C. Melayu
D. Qiroah
37. Di antara cara mengapresiasi tradisi dan upacara adat kesukuan Nusantara
adalah menjadikan sebagai....
A. alat sosialisasi dengan bangsa asing
B. metode dakwah yang paling efektif
C. pengganti budaya Islami
D. pemisah budaya bangsa
38. Salah satu cara dalam melestarikan tradisi dan upacara adat kesukuan
Nusantara dalam kehidupan sehari-hari adalah merayakan....
A. ulang tahun kelahiran
B. ulang tahun pernikahan
C. tradisi dan upacara adat kesukuan
D. peringatan 7, 100, 1000 hari wafat
39. Di antara manfaat tradisi dan upacara adat kesukuan di Nusantara bagi
kemajuan bangsa adalah dapat meningkatkan....
A. prilaku primitif
B. investor lokal saja
C. perekonomian investor
D. taraf hidup masyarakat
40. Ibrah yang dapat kita ambil dari tradisi dan upacara adat kesukuan di
Nusantara adalah merupakan bagian dari .....
A. keluhuran budi pekerti orang tua
B. khazanah budaya cermin prilaku bangsa
C. kerjasama dan kebersamaan dalam bekerja
D. menumbuhkan peduli terhadap budaya asing
b. kekuatan tandingan
c. sabar bahkan mendoakan
d. pembalasan yang serupa
Bentuk keteguhan sahabat Bilal bin Rabbah
dalam menghadapi siksaan masyarakat Mekkah adalah .
a. budak yang mempertahankan hartanya
8
b. kegigihan memegang kalimah tauhid
c. mempertahankan pendapatnya
d. budak yang menjaga dirinya
Di antara usaha dalam bidang perekonomian yang dijalankan oleh Nabi
Muhammad SAW yang sesuai dengan keadaan saat itu adalah
meningkatkan mutu pertanian dengan cara .
9 a. memperluas lahan pertanian
b. membangun pasar rakyat
c. mengurangi beban pajak
d. menambah jenis usaha
Salah satu contoh kegigihan dari perjuangan Nabi saw di Madinah adalah
.
a. gigih dan cerdas dalam menyelesaikan masalah
10
b. sabar dan gigih dalam menjalin persaudaraan
c. tolong menolong sesama terhadap yang kaya
d. tekun dan sabar dalam menghadapi ujian
Prestasi yang pernah dicapai oleh khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq adalah
.
a. memperluas pembangunan masjid Nabawi
11
b. mengumpulkan hadits nabi yang disalin menjadi kitab
c. menghadapi orang fasik dan orang yan tidak membayar pajak
d. memerangi orang-orang yang menyatakan dirinya sebagai nabi
Bentuk keberhasilan yang pernah diraih oleh khalifah Umar bin Khattab
adalah .
a. membangun pemerintahan Islam
12
b. membangun baitul hikmah
c. menghadapi orang murtad
d. membukukan hadits
Diantara keberhasilan yang pernah diraih khalifah Ali bin Abi Thalib
adalah .
a. memilih gubernur dari kalangan keluarganya
13
b. mengangkat pegawai yang cerdas dan cakep
c. memerangi orang yang engan shadaqah
d. menumpas pembangkang kekhalifahan
Pelajaran yang dapat kita ambil dari prestasi yang diraih oleh khalifah Abu
Bakar Ash Shiddiq adalah .
a. cinta kepada keluarga
14
b. pentingnya menuntut ilmu
c. kewajiban membayar pajak
d. semangat dalam berdakwah
Hikmah yang dapat kita ambil dari keberhasilan yang dicapai oleh khalifah
15
Ali bin Abi Thalib adalah .
d. Al Ghazali
Ibrah atau pelajaran yang dapat kita ambil dari kekhalifahan Abu Jakfar
Al Mansur adalah ....
a. pelan dan santai dalam bersikap
27
b. cepat dan tegas dalam bertindak
c. reaktif dalam menghadapi lawan
d. senantiasa memprioritaskan keluarganya
Bentuk keterkaitan dari perkembangan kebudayaan/peradaban Islam pada
masa kepemimpinan Harun Arrasyid dengan sekarang adalah .
a. positif thingking terhadap lawan
28
b. berpikiran ke depan dan berprestasi
c. negatif thinking terhadap budaya barat
d. merasa bangga dengan potensi orang lain
Diantara usaha yang dilakukan oleh khalifah Abdullah Al Makmun dalam
memajukan Daulah Bani Abbasiyah adalah ....
a. mengangkat administrator handal
29
b. membangun banyak pertokoan
c. menertibkan pemerintahan
d. menggali harta qorun
Pendiri sekaligus penguasa yang terkenal pada dinasti al-Ayyubiyah
adalah .
30 a. Nuruddin Zanki
b. Asaduddin Syirkuh
c. Najmuddin Al Ayyubi
d. Shalahuddin al Ayyubi
Bentuk perkembangan kebudayaan/peradaban Islam dibidang sosial
pada masa Shalahuddin Al Ayyubi adalah .
31 a. mengganti pegawai-pegawai yang korup
b. membuat benteng keamanan
c. membentuk majelis dzikir
d. mendirikan dinas sosial
Di antara ilmuwan muslim bidang ilmu Al Quran dan Hadits yang
memiliki peran penting dalam kemajuan kebudayaan/peradaban Islam
pada masa Dinasti Al Ayyubiyah adalah .
32 a. Abu Abdullah Muhammad
b. Abu Abdullah Al Qudai
c. Abdul Latif Al Bagdadi
d. Syansuddin Khallikan
Ibrah atau pelajaran yang dapat dipetik dari perkembangan
kebudayaan/peradaban Islam pada masa Al Kamil adalah ..
a. pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan
33
b. mempertahankan keutuhan keluarga
c. meningkatkan perekonomian pribadi
d. melindungi fasilitas negara
b. tidak mencuri
c. tidak berzina
d. tidak berjudi
Persamaan antara seni qosidah dengan Javin adalah ....
a. rebana sebagai pengiringnya
49 b. gitar jadi peralatan utamanya
c. seni yang berasal dari Jawa
d. seni yang bukan religius
Cerita pewayangan yang dikemas oleh para wali songo sehingga
menjadi seni yang bernafaskan Islam adalah .
a. wahyu purbaningtyas
50 b. kalimah sahadatain
c. babat alas kedaton
d. jamus kalimosodo
GLOSARIUM
Apresiasi : Penghargaan
Adat : Aturan atau perbuatan yang lazim diturut atau dilakukan
sejak dahulu kala.
Arkeolog Orang yang mempelajari tentang hasil kebudayaan
manusia pada masa lalu.
Deskripsi : Penggambaran suatu obejek secara jelas dan rinci.
Ekspresi : Pengungkapan atau proses menyatakan (yaitu
memperlihatkan atau menyatakan maksud, gagasan,
perasaan, dsb.
Event : Kejadian' yang cukup penting
Entrepreneurship : Jiwa kewirausahaan yang dibangun bertujuan untuk
menjembatani antara ilmu dengan kemampuan pasar.
Fanatik : Sebuah keadaan di mana seseorang atau kelompok yang
menganut sebuah paham, baik politik, agama, kebudayaan
atau apapun saja dengan cara berlebihan (membabi buta)
sehingga berakibat kurang baik, bahkan cenderung
menimbulkan perseteruan dan konflik serius.
Filosofi : Pengetahuan dan penyelidikan dengan akal budi mengenai
hakikat segala yang ada, sebab, akal, dan hukumnya.
Identifikasi : Pemberian tanda-tanda pada golongan barang-barang atau
sesuatu.
Klasifikasi : Penggolongan sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.
Kesenian : Perihal tentang keahlian membuat karya yang bermutu
dilihat dari segi kehalusannya dan keindahannya.
Pentadbiran : Pertimbangan seksama intelektual atas akibat (hasil) dari
sebuah urusan, kemudian diikuti dengan implementasi jika
akibat tersebut adalah baik-tepat atau penolakan jika hasil
diperkirakan akan buruk
Profan : Biasa
Qanun : Undang-undang
Resistensi : Menunjukan pada posisi sebuah sikap untuk berperilaku
bertahan (kebal), berusaha melawan, menentang atau
upaya oposisi pada umumnya sikap ini tidak berdasarkan
atau merujuk pada paham yang jelas.
Religiusitas : Kepercayaan akan adanya kekuatan adikodrati diatas
manusia
Ritus : Tatacara keagamaan, upacara agama, seremoni, adat
Sinkretis : Suatu proses perpaduan dari beberapa paham-paham atau
aliran-aliran agama atau kepercayaan.
Sakral : Suci
Tradisi : Adat kebiasaan turun menurun dari nenek moyang yang
masih dijalankan dalam masyarakat.
Tengku : Gelar kebangsawanan Melayu yang otomatis melekat pada
seorang laki-laki keturunan dari Sultan-sultan dan para
Raja-Raja di Kerajaan Melayu.
DAFTAR PUSTAKA
A.Syalabi, 2000. Sejarah dan Kebudayaan Islam III, Al-Husna Zikra, Jakarta
Al Usairy, Ahmad, Sejarah Islam : Sejak Zaman Nabi Hingga Abad XX, Akbar
media sarana, 2003
Ade Armando dkk, 2004. Ensiklopedi Islam untuk pelajar, PT. Ichtiar Baru Van
Hoeve, Jakarta
Badri Yatim. 2005. Sejarah Peradaban Islam, Dirasah Islamiyah II. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Depag, 1998. Sejarah Kebudayaan Islam I-IIA, Dirjen Binbagais, Jakarta
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya. Semarang: Karya Putra.
Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT Ichtiar
Baru van Hoeve.
Drs. Murodi, dkk, 1997. Sejarah Kebudayaan Islam 1-2, PT. Toha Putra, Semarang
Drs. Murodi, dkk, 2003. Sejarah Kebudayaan Islam 1-2, PT. Toha Putra, Semarang
H. Darsono-T. Ibrahim, 2009. Tonggak Sejarah Kebudayaan Islam 1-2, PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri, Solo
Husain Ahmad Amin, 2000. Seratus Tokoh dalam Sejarah Islam. Remaja Rosda
Karya, Bandung
Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada, 2001, cet. 4
Ismail R. Al Faruqi, Lois Lamya Al Faruqi, 2003. Atlas Budaya Islam, Mizan
Mundzirin Yusuf, 2006. Sejarah Peradaban Islam di Indonesia, Pustaka,
Yogyakarta
Mahrus Asd,dkk, 2009. Ayo Mengenal Sejarah Kebudayaan Islam 1-2, Erlangga
PT. Intermasa, 1993. Ensiklopedi Islam, PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta
Prof. Dr. H. Abdul Aziz Dahlan, 2004. Ensiklopedi tematis dunia Islam (pemikiran
dan peradaban), PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta
Peter Salim dan Yenny Salim. 1995 Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer.
Jakarta: Modern Englis Press
Ustadz Abu Isa Abdulloh bin Salam, Ringkasan Syarah Arbain An-Nawawi -
Syaikh Shalih Alu Syaikh Hafizhohulloh': Yogyakarta, 2004
Wikipedia Indonesia, Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.