Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA ANAK SEHAT

A. Pengertian
Sehat dapat diartikan sebagai suatu keadaan baik segenap badan
serta bagiannya - bagiannya atau suatu hal ini dapat mendatangkan
kebaikan. Kesehatan sendiri dapat diartikan sebagai keadaan sehat
(terbebas dari penyakit) dan kebaikan keadaan (badan atau lainnya).
Dengan kata lain, kesehatan dapat diartikan sebagai suatu keadaan yang
sehat terbebas dari penyakit, sehingga dapat melakukan aktifitas tanpa
hambatan fisik. Seseorang di katakan sehat apabila ia memiliki kesehatan
baik secara fisik (organ tubuh) maupun psikis (mental,emosional,sosial
dan spiritual). (Soegeng, Santoso 2008 )
Anak yang sehat adalah anak yang sehat secara fisik dan psikis.
Kesehatan seorang anak dimulai dari pola hidup yang sehat. Pola hidup
sehat dapat di terapkan dari yang terkecil mulai dari menjaga kebersihan
diri, lingkungan, hingga pola makan yang sehat dan teratur. (Soegeng,
Santoso 2008).

B. Ciri-Ciri Anak Sehat


Menurut Departemen Kesehatan RI (1993), ciri anak sehat adalah
tumbuh dengan baik, tingkat perkembangannya sesuai dengan tingkat
umurnya, tampak aktif / gesit dan gembira, mata bersih dan bersinar, nafsu
makan baik, bibir dan lidah tampak segar, pernafasan tidak berbau, kulit
dan rambut tampak bersih dan tidak kering, serta mudah menyesuaikan
dengan lingkungan. - Soegeng, Santoso 2008 -
1. Ciri ciri anak sehat
Anak sehat dapat diketahui dari aspek fisik dan psikis.
a) Fisik : Dari aspek fisik kondisi anak :
1) Jarang sakit.
Cara mencegah anak agar tidak mudah sakit :
Pemberian ASI Ekskusif
Nutrisi / gizi lengkap dan seimbang
Kebersihan badan dan lingkungan
Imunisasi
2) Nafsu makan baik.
3) Pencernaan baik.
4) Status gizi dan pertumbuhan normal. Hal ini dapat dilihat dari
hasil penimbangan berat badan, pengukuran tinggi badan dan
lingkar kepala.
b) Psikis (emosi, kognitif)
Dari aspek psikis kondisi anak :
1) Aktif.
2) Responsif.
3) Ceria / gembira.
4) Tidur nyenyak, bangun ceria

C. Kebutuhan Stimulasi Agar Anak Optimal Tumbuh Kembangnya.


1. Fisik (Asuh) :
a. Pemberian nutrisi yang memenuhi kebutuhan anak: berikan ASI
eksklusif hingga bayi berusia 6 bulan dan perkenalkan Makanan
Pendamping ASI yang aman dan tepat setelah usia 6 bulan.
b. Imunisasi dasar diberikan sejak bayi dan imunisasi ulangan saat
usia di atas lima tahun.
c. Menjaga kebersihan melalui penerapan perilaku sehat, mulai
dibiasakan pada anak dan pengasuh. Misalnya : cuci tangan pakai
sabun setelah BAB atau sebelum makan, gosok gigi, dll.
2. Psikis :
a. Pemberian kasih sayang (Asih) : rasa aman dan nyaman,
dilindungi, diperhatikan diberi contoh (bukan dipaksa), dibantu,
didorong, dihargai, penuh kegembiraan, koreksi (bukan ancaman
atau hukuman).

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak


1. Factor keturunan (herediter)
Merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbang
anak melalui instruksi genetic dapat ditentukan kualitas dan kuantitas
pertumbuhan, gangguan pertumbuhan selain disebabkan leh kelainan
kromosom (contoh : syndrome Down, Syndrom Turner) juga
disebabkan oleh factor lingkungan yang kurang memadai.
a. Seks : kecukupan dan perkembangan pada anak lai-laki berbeda
dengan perempuan
b. Ras : ras/suku nbangsa dapat mempengaruhi tumbang anak,
beberapa suku bangsa memiliki karakteristik.
2. Factor lingkungan
a. Lingkungan internal
1. Intelegensi
Pada umumnya intelegensi tinggi, perkembangan lebih baik
dibandingkan jika intelegensi rendah.
2. Hormon
Ada 3 hormon yang mempengaruhi anak yaitu somatotropik
untuk pertumbuhan tinggi badan terutama pada masa kanak-
kanak, hormone tiroid menstimulasi pertumbuhan sel inerstitiil
testis, memproduksi testosterone dan ovarium, memproduksi
estrogen yang mempengaruhi perkembangan alat reproduksi
3. Emosi
Hubungan yang hangat dengan orang tua, saudara, teman
sebaya serta guru berpengaruh terhadap perkembangan emosi,
social, intelektual anak, cara anak berinteraksi dengan keluarga
akan mempengaruhi interaksi anak di luar rumah.
b. Lingkungan eksternal
1. Kebudayaan
Budaya keluarga/masyarakat mempengaruhi bagaimana anak
mempersepsikan dan memahami kesehatan berperilaku hidup
sehat.
2. Status social ekonomi
Anak yang berbeda dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang social ekonomi yang rendah serta banyak punya
keterbatasan untuk memenuhi kebutuhan primernya.
3. Nutrisi
Untuk tumbang anak secara optimal memerlukan nutrisi
adekuat yang didapat dari makanan bergizi.
4. Iklim/cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak.
5. Olahraga/latihan fisik
Olahraga berdampak pada pertumbuhan dan perkembangan
psikososial anak.
6. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, sulung, anak tengah, anak
bungsu akan mempengaruhi pola anak setelah diasuh dan
dididik dalam keluarga.

E. Perkembangan Anak
Menurut Donna L. Wong (2000) perkembangan anak secara umum
terdiri dari :

1. Periode prenatal
Terjadi pertumbuhan yang cepat dan sangat penting karena terjadi
pembentukan organ dan system organ anak. Selain itu hubungan antara
kondisi itu memberi dampak pada pertumbuhannya.
2. Periode bayi
Periode ini terdiri dari neonatus (0-28 hari) dan bayi (28-12 bulan).
Pada periode ini pertumbuhan dan perkembangan yang cepat terutama
pada aspek kognitif, motorik dan social.
3. Periode kanak-kanak awal
Terdiri atas anak usia 1-3 tahun yang disebut toddler dan pra sekolah
3-6 tahun. Toddler menunjukkan perkembangan motorik yang lebih
lanjut pada usia pra sekolah. Perkembangan fisik lebih lambat dan
relative menetap.
4. Periode kanak-kanak pertengahan
Periode ini dimulai pada usia 6-11 tahun dan pertumbuhan anak laki-
laki sedikit lebih meningkat daripada perempuan dan perkembangan
motorik lebih sempurna.
5. Periode kanak-kanak akhir
Merupakan fase transisi yaitu anak mulai masuk usia remaja pada usia
11-18 tahun. Perkembangannya yang mencolok pada periode ini
adalah kematangan identitas seksual dengan perkembangannya organ
reproduksi.

F. Perkembangan Anak Balita


Periode penting dalam tumbang anak adalah masa balita.
Perkembangan kemampuan berbahasa, kreativitas, keadaan social
emosional dan intelegensi berjalan sangat cepat dan merupakan landasan
perkembangan berikutnya. Perkembangan moral serta dasar-dasar
kepribadian juga dibentuk pada masa-masa ini. Sehingga setiap
kelainan/penyimpangan seksual apapun, apabila tidak terdeteksi dan tidak
ditangani dengan baik maka akan mengurangi kualitas perkembangan.
Krasenburg,dkk (1981) melalui DDST (Denver Development
Screening Test) mengemukakan 4 parameter perkembangan yang dipakai
dalam menilai perkembangan anak balita yaitu :
1. Personal social (kepribadian/tingkah laku social)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi
dan berinteraksi dengan lingkungan.
2. Fine Motor Adaptif (gerakan motorik halus)
Aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk melakukan
gerakan yang melibatkan bagian tubuh dan dilakukan otot-otot kecil
memerlukan koordinasi yang cermat, missal : keterampilan
menggambar.
3. Language (bahasa)
Kemampuan untuk member respon terhadap suara, mengikuti perintah
berbicara spontan.
4. Gross Motor (Motorik Kasar)
Aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh.
Beberapa milestone pokok yang harus diketahui dalam mengikuti
taraf perkembangan secara awal. Milestone adalah tingkat
perkembangan yang harus dicapai anak umur tertentu, misalnya :
a. 4-6 minggu : tersenyum spontan, dapat mengeluarkan suara 1-2
minggu kemudian
b. 10-16 minggu : menegakkan kepala, tengkurap sendiri, menoleh ke
arah suara
c. 20 minggu : meraih benda yang didekatkan kepadanya
d. 26 minggu : dapat memindahkan benda dari satu tangan ke tangan
lainnya
e. 9-10 bulan : menunjuk dengan jari telunjuk, memegang benda
dengan dengan jari telunjuk dan ibu jari
f. 13 bulan : berjalan tanpa bantuan, mengucapkan kata-kata tunggal

G. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian kesehatan pada anak, dimulai dengan bayi berumur satu
bulan dan di akhiri dengan anak usia belasan tahun pada masa remaja akhir.
Pengkajian akan lebih mudah bagi anak,orang tua,dan pemeriksa jika sudah
dijalain hubungan saling percaya dan komunikasi dapat membantu membuat
pengkajian menjadi sebuah pengalaman yang lebih positif.

1. Identitas Pasien
Dalam identitas pasien terdapat biodata lengkap pasien, dan tanggal
masuk rumah sakit. Selain itu dilengkapi pula dengan identitas penanggung
jawab pasien.
Contoh :
a. Identitas Klien
2. Nama/Nama panggilan : Anak A
3. Tempat tgl lahir : Badung, 3 Maret 2013
4. Usia : 1 tahun
5. Jenis kelamin : Perempuan
6. A g a m a : Hindu
7. Pendidikan :-
8. Alamat : Mengwi, Badung
9. Tgl masuk : 24 Januari 2014
b. Identitas Orang tua
Ayah
a. N a m a : Tn. S
b. U s i a : 32 tahun
c. Pendidikan : D3
d. Pekerjaan : Pegawai Swasta
e. A g a m a : Hindu
f. Alamat : Mengwi, Badung
Ibu
a. N a m a : Ny. M
b. U s i a : 30 tahun
c. Pendidikan : SMA
d. Pekerjaan : IRT
e. A g a m a : Hindu
f. Alamat : Mengwi, Badung
2. Genogram
Contoh:

menikah
menikah

menikah

Keterangan :
= meninggal

= laki-laki masih hidup

= perempuan masih hidup

= pasien

= tinggal serumah

3.Alasan Dirawat
a. Keluhan utama
Dalam keluhan utama terdapat alasan pasien datang ke RS atau
Poli Klinik. Gunakan pernyataan pembukaan singkat seperti Apa masalah
yang buat ia datang kesini? catat kata-kata orang tua atau anak, catat
semua kata-kata orng tua dan anak. Contoh : Memantau perkembangan
anak A

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Untuk mendapatkan semua rincian yang berhubungan dengan


keluhan utama. Jika saat ini kesehatan anak baik, riwayat penyakit sekarang
mungkin tidak terlalu menjadi acuan, akan tetapi jika anak dalam kondisi
tidak sehat, hal ini dapat dijadikan kajian lebih lanjut untuk mengetahui
status kesehatan anak saat ini, selain untuk kepentingan imunisasi, hal ini
juga dapat dijadikan panduan apakah anak harus mendapat perawatan lebih
lanjut mengenai penyakitnya.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Untuk memperoleh profil penyakit anak, cedera-cedera, atau


pembedahan sebelumnya yang pada kesempatan ini akan digunakan
sebagai petunjuk.

1. Riwayat kelahiran (riwayat kehamilan, persalinan, dan perinatal).


2. Penyakit, cedera atau operasi sebelumnya.
3. Alergi.
4. Pengobatan terbaru.
5. Imunisasi yang pernah didapatkan anak serta pengalaman/reaksi
terhadap imunisasi yang pernah didapat sebelumnya.
6. Pertumbuhan dan perkembangan anak
7. Kebiasaan anak yang dapat memengaruhi kesehatannya.

3. Riwayat Keluarga
Untuk mengidentifikasi adanya faktor genetika atau penyakit yang
memiliki kecenderungan terjadi dalam keluarga dan untuk mengkaji
pajanan terhadap penyakit menular pada anggota .

4. Pola Fungsional Gordon


1. Pola penatalaksanaan kesehatan / persepsi sehat
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana pola sehat sejahtera yang dirasakan pasien
b. Bagaimana pengetahuan tentang gaya hidup pasien yang
berhubungan dengan sehat
c. Bagaimana pengetahuan pasien tentang praktik kesehatan
preventif
d. Bagaimana ketaatan pasien pada ketentuan media dan
keperawatan
Contoh : Orang tua anak mengatakan kesehatan adalah hal yang sangat
penting untuk memenuhi kebutuhan dan anak mengetahui tentang
penyakit yang dideritanya dan jika anak mengalami gangguan kesehayan
pasien langsung berobat ke dokter atau cek ke Rumah Sakit
2. Pola nutrisi metabolic
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana pola makan biasa dan masukan cairan pasien
b. Bagaimana tipe makanan dan cairan
c. Apakah ada peningkatan / penurunan berat badan
d. Bagaimana nafsu makan, pilihan makanan pasien
e. Melihat apakah pasien menggunakan alat bantu untuk kebutuhan nutrisi
metaboliknya.
Contoh : Sebelum ke Poli Anak : orang tua anak mengatakan si anak
diberikan makan 3 kali sehari dengan menu yang sama dan diselingi
dengan buah buahan, tetapi si anak hanya mengjabiskan 1/2 porsi saja.
Setelah ke Poli Anak : orang tua anak mengatakan berat badan anak 12
kg dengan tinggi 78cm tidak mengalami peningkatan berat badan selama
3 bulan terakhir
3. Pola eliminasi
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a.Bagaimana defekasi, berkemih pasien (jumlah, warna, bau, dan pola)
b. Apakah ada penggunaan alat bantu dalam eliminasi
c.Apakah ada penggunaan obat-obatan
Contoh : Orang tua pasien mengatakan BAB dan BAK anak normal dan
tidak ada masalah.
4. Pola aktivitas latihan
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana pola aktivitas, latihan dan rekreasi pasien
b. Bagaimana kemampuan untuk mengusahakan aktivitas sehari-hari
(merawat diri, bekerja, dan lain-lain)
Contoh : Sebelum ke Poli Anak dan setelah ke Poli Anak
No Aktivitas 0 1 2 3 4
1 Makan dan minum
2 Mandi
3 Toileting
4 Berpakaian
5 Berpindah

Keterangan :
0 : Mandiri
1 : Alat bantu
2 : Dibantu orang lain
3 : Dibantu orang lain dan alat
4 : Tergantung total
5. Pola tidur dan istirahat
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana pola tidur istirahat pasien dalam 24 jam
b. Bagaimana kualitas dan kuantitas tidur pasien
c. Apakah pasien mengalami masalah sebelum tidur atau saat tidur
d. Apakah pasien ada menggunakan obat tidur
Contoh : Sebelum dan setelah ke poli anak Orang tua anak mengatakan si
anak biasanya tidur pukul 7 malam dan terbangun pukul 7 / 8 dan tertidur
nyenyak tanpa gangguan apapun
6. Pola kognitif perseptual keadekuatan alat sensori
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a.Bagaimana fungsi penglihatan, perasa, pembau pasien
b. Bagaimana kemampuan bahasa, belajar, ingatan dan pembuatan
keputusan pasien
c.Apakah mengalami disorientasi atau tidak
Contoh : Menurut Ibunya, anak A tidak mengalami gangguan pada
pendengaran, pengelihatan, maupun pengecapan. Hanya saja anak A
memiliki mental yang kurang bagus, karena anak A cenderung takut saat
melihat orang-orang baru di lingkungannya. Anak A juga tidak mudah
untuk beradaptasi dengan lingkungan baru.
7. Pola persepsi-konsep diri
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a.Bagaimana sikap pasien mengenai dirinya
b. Bagaimana persepsi pasien tentang kemampuannya
c.Bagaimana pola emosional pasien
d. Bagaimana citra diri, identitas diri, ideal diri, harga diri dan peran
diri
Contoh : Gambaran diri : orang tua anak mengatakan anaknya sulit
beradaptasi dengan lingkungan dan cenderung takut dengan orang orang
baru yang ditemuinya. Hal ini menyebabkan terbatasnya aktivitas si anak
A untuk semakin berkembang. Identitas diri : Orang tua anak mengatakan
saya dikaruniai anak perempuan dan saya bangga pada dirinya. Peranan
diri : Orang tua anak mengatakan anak A merupakan anak terakhir dari 3
bersaudara dan sebagai anak saya. Harga diri : Orang tua anak
mengatakan harga diri pasien maupun keluarganya tidak terganggu.
8. Pola peran dan tanggung jawab
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana persepsi pasien tantang pola hubungan
b. Bagaimana persepsi pasien tentang peran dan tanggung jawabnya
c. Biasanya pasien akan mengalami gejala kesulitan menentukan kondisi.
(tidak mampu bekerja, mempertahankan fungsi peran).
Contoh : Sebelum ke poli anak dan setelah ke poli anak orang tua anak
mengatakan memiliki hubungan yang dekat dengan anaknya karena
perasaab yang dialami pasti ikut dialami oleh orangtuanya. Hubungan
dengan keluarga baik dan harmonis serta ibunya menjalankan perannya
sebagai ibu rumah tangga. Dan orang tuanya mengatakan bahwa anaknya
adalah hal terpenting karena tanpa anak hidupnya terasa sepi
9. Pola seksual reproduksi
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Kepuasan dan ketidakpuasan yang dirasakan klien terhadap
seksualitasnya.
b. Bagaimana tahap dan pola reproduksi
Contoh : Sebelum ke poli anak dan setelah ke poli anak Orang tua anak
mengatakan si Anak tidak memiliki masalah seksual sejauh ini.
10. Pola koping dan toleransi stress
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a.Bagaimana kemampuan pasien dalam mengendalikan stress
b. Apakah ada sumber pendukung
Contoh : Sebelum ke poli anak dan setelah ke poli anak Orang tua anak
mengatakan kalau memiliki masalah dengan anaknya selalu terbuka
dengan keluarganya
11. Pola nilai dan keyakinan
Pada pola ini hal yang perlu kita kaji adalah:
a. Bagaimana nilai, tujuan dan keyakinan pasien
b. Bagaimana spiritual pasien sebelum ataupun setelah sakit
c. Apakah ada kendala untuk melakukan ibadah saat sakit
Contoh : Sebelum ke poli anak dan sesudah ke poli anak Orang tua anak
mengatakan sembahyang adalah hal yang wajib hukumnya. Ia jarang
meninggalkan sembahyang dan berdoa baginya berdoa dan bersyukur
adalah hal yang penting.

5. Pemerikasaan Fisik
Untuk memperoleh informasi yang menyangkut adanya kemungkinan
masalah kesehatan pada anak, tinjauan ini akan menjadi pilihan yang lebih baik
selain pengkajian riwayat kesehatan anak karena dalam pengkajian cenderung
hanya berfokus pada informasi yang diberikan anak/keluarga sedangkan
kemungkinan terhadap kondisi kelainan yang ada pada tubuh anak belum
disadari olehnya. Meliputi :
1. Kesadaran Umum :
2. Warna kulit :
3. Suara waktu menangis :
4. Tonus otot :
5. Turgor kulit :
6. Edema :

Pemeriksaan Fisik Head To Toe

1. Kepala
Lingkar kepala :
Rambut : kebersihan, warna, tekstur
Distribusi rambut : seperti , merata, tebal,kuat/ mudah
tercabut.
2. Mata :
Sklera :
Konjungtiva :
Palpebra :
Pupil : bentuk, reaksi cahaya
3. Hidung : septum simetris (+/-), Sekret (-/+),
Polip (+/-)
4. Telinga :
5. Mulut : kebersihan, warna, kelembaban.
Lidah :
Gigi :
6. Leher :
Kelenjar Getah Bening :
Kelenjar Tiroid :
7. Thoraks
Inspeksi :
Palpasi :
Perkusi
Auskultasi :
8. Jantung
Inspeksi : misalnya ictus kordis terlihat/ tidak
Palpasi : misasalnya ictus cordis teraba
medial (MCS RIC V)
Auskultasi : misalnya irama teratur, suara S1
dan S2 reguler
9. Abdomen
Inpeksi :
Palpasi :
Perkusi :
Auskultasi :
10. Ekstremitas : kekuatan dan tonus otot , refleks.
Atas :
Bawah :
11. Antropometri
BB :
TB :
Lingkar kepala :
Lingkar dada :
Lingkar lengan :
12. Gejala Kardinal
Suhu :
Nadi :
Pernafasan :
Tekanan darah :

H. Diagnosa Keperawatan Yang Mugkin Muncul


1. Risiko terhadap cedera berhubungan dengan pajanan pada patogen .
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sumber daya tidak adekuat
(misalnya : pengetahuan).
3. Kesiapan meningkatkan pemberian ASI berhubungan dengan ibu
menyatakan keinginan untuk meningkatkan kemampuan memberi ASI
eksklusif.

I. Perencanaan Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC) Rasional


Keperawatan Hasil (NOC)

1 Risiko terhadap setelah dilakukan Kontrol Resiko :


cedera 1. Ajarkan pasin dan 1.Mengetahui
asuhan keperawatan
berhubngan keluarga mengenai penyebab infeksi.
. . diharapkan
dengan pajanan 2. Meningkatkan
tanda dan gejala
pada patogen . resiko terhadap cedera
imunitas tubuh.
infeksi dan kapan
teratasi dengan kriteria 3.Mencegah
harus melaporkannya
hasil NOC : terjadinya infeksi .
Kontrol Resiko : kepada penyedian
1. Mengidentifikasi
perawatan kesehatan.
factor resiko. 2. Berikan imunisasi
2. Mengenali
yang sesuai .
kemampuan untuk 3. Ajarkan pasien dan
merubah perilaku. anggota keluarga
3. Melakukan
mengenai bagaimana
imunisasi yang
menghindari infeksi.
direkomendasikan
4. 1.

2 Gangguan rasa Setelah dilakukan Pengurangan 1. mengetahui


nyaman asuhan keperawatan Kecemasan : penyebab yang
berhubungan 1. Bantu klien
selama . memicu
dengan sumber
mengidentifikais
daya tidak diharapkan gangguan kecemasan.
adekuat (misalnya situasi yang memicu 2. memberikan
rasa nyaman teratasi
: pengetahuan). kecemasan. informasi terkait
dengan kriteria hasil
2. Berikan informasi
dengan diagnosa
NOC:
factual terkait dengan
Status Kenyamanan: yang dialami.
1. Bisa melakuakan diagnosis, perawatan 3. Memberikan
3. Dorong keluarga
hubungan social yang dukungan kepada
untuk mendampingi
baik. pasien.
2. Perawatan sesuai klien dengan cara
dengan kebutuhan. yang tepat.
3. Mampu
mengkomunikasikan
kebutuhan

3 Kesiapan Setelah dilakukan Konseling Laktasi :


meningkatkan 1. Berikan informasi 1. Dapat
asuhan keperawatan
pemberian ASI mengenai manfaat mengetahui
selama
berhubungan
menyusui baik manfaat menyusui
dengan ibu diharapkan kesiapan
menyatakan fisiologis maupun pada bayi.
meningkatkan
keinginan untuk 2. memotivasi ibu
psikologis.
pemberian ASI teratasi
meningkatkan 2. Tentukan untuk melakukan
kemampuan dengan kriteria hasil
keinginan dan kegiatan
memberi ASI NOC:
motivasi ibu untuk menyusui.
eksklusif. 1.Mengetahui manfaat
3. menentukan
(melakukan kegiatan)
menyusui .
strategi untuk
menyusui dan juga
mengoptimalkan
persepsi mengenai
suplai air susu.
menyusui.
1.
3. Diskusikan strategi
yang bertujuan untuk
mengoptimalkan
suplai air susu
(misalnya pijatan
payudara, seringnya
mengeluarkan air
susu ).

J. Implementasi
Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi .

K.Evaluasi
S (Subjektif) : Data subektif Berisi data dari pasien melalui anamnesis
(wawancara) yang merupakan ungkapan langsung .
O (Objektif) : Data objektif data yang dari hasil observasi melalui
pemeriksaan fisik.

A (Assesment) : Analisis dan interpretasi Berdasarkan data yang terkumpul


kemudian dibuat kesimpulan yang meliputi diagnosis, antisipasi diagnosis
atau masalah potensial, serta perlu tidaknya dilakukan tindakan segera.

P (Plan) : Perencanaan merupakan rencana dari tindakan yang akan diberikan


termasuk asuhan mandiri, kolaborasi, diagnosis atau labolatorium, serta
konseling untuk tindak lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Bulechek,G.M. Butcher,H.K. Docterman,J.M. Wagner,C.M. 2016. Nursing


Interventions Classifications (NIC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Herman,T.H.2015-2017. NANDA Internasional Inc. Diagnosis Keperawatan :
Definisi & Klasifikasi 2015 2017. Jakarta : EGC.
Moorhead, S. Johnson, M. Maas, M.L. Swason,E. 2016. Nursing Outcomes
Classification (NOC). Singapore : Elsevier Global Rights.
Nursalam dkk. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi & Anak (Untuk Perawat Bidan).
Jakarta: Salemba Medika.
Soetjiningsih.1995.Tumbuh Kembang Anak.Jakarta:EGC.

Wong,Donna L.2003.Pedoman Klinis Keperawatan Pediatri.Jakarta:EGC.

Anda mungkin juga menyukai