Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

Mesin induk diatas kapal, baik diesel 4-tak maupun 2-tak digunakan udara untuk start
engine, udara ini diproduksi dari air compressor dan ditampung di bejana udara (air reservoir).
Tekanan kerja untuk udara start ini dimulai dari tekanan 25 - 30 bar. Menurut SOLAS, bahwa
untuk mesin digerakkan langsung tanpa reduction gear (gear box) harus dapat distart 12 kali
tanpa mengisi lagi, sedangkan untuk mesin -mesin dengan gear box dapat distart 6 kali.

Prinsip kerja motor listrik yang memperoleh daya dari generator dipergunakan untuk
membangkitkan kompresor guna menghasilkan udara bertekanan. Selanjutnya udara yang
dikompresikan tersebut ditampung dalam tabung bertekanan yang dibatasi pada tekanan kerja
30 bar.

Sebelum menuju ke main air receiver, udara tersebut terlebih dahulu melewati separator
guna memisahkan air yang turut dalam udara yang disebabkan proses pengembunan sehingga
hanya udara kering saja yang masuk ke tabung.

Konsumsi udara dari main air receiver digunakan sebagai pengontrol udara, udara
safety, pembersihan turbocharge, untuk pengetesan katup bahan bakar, untuk proses sealing air
untuk exhaust valve yang dilakukan dengan memberikan tekanan udara kedalam ruang bakar
melalui katup buang (exhaust valve) dibuka secara hidrolis dan ditutup dengan pneumatis
spring dengan cara memberikan tekanan pada katup spindle untuk memutar.

Sedangkan untuk proses start, udara bertekanan sebesar 30 bar dimasukkan/disalurkan


melalui pipa ke starting air distributor, kemudian oleh distributor regulator dilakukan
penyuplaian udara bertekanan secara cepat sesuai dengan firing sequence.

Kelancaran pengoperasian suatu mesin, terutama bagian-bagian yang membantu


pengoperasian awal mesin induk yaitu yang berhubungan dengan udara start di atas kapal perlu
didukung oleh kesempurnaan proses kerja dari setiap bagian atau komponen, agar mesin dapat
bekerja dengan optimal.

Salah satu komponen yang terdapat pada sistim udara pejalan, yang mempengaruhi mesin
tidak dapat berputar saat udara pejalan sudah disuplai adalah kurangnya tekanan udara dari bejana
udara yaitu udara dibawah tekanan 17 kg/ (17 bar) sehingga udara yang disuply dari botol angin
tidak mampu menekan piston ke bawah. Kurangnya angin di dalam botol karena kerusakan pada
salah satu komponen dari kompresor sehingga hanya satu kompresor yang bekerja dan membuat
pengisian pada botol angin melambat.

Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penulisan Karya Tulis Ilmia, Penulis mengambil judul
PENYABAB MESIN TIDAK BERPUTAR KETIKA UDARA PEJALAN (STARTING AIR)
BAB II

LANDASAN TEORI

II.I Sistim Udara Pejalan Mesin Induk (Main Engine of Starting Air System)

Menurut H. Nurdin untuk mesin induk diatas kapal, baik diesel 4-tak maupun 2-tak digunakan
udara untuk start engine, udara ini diproduksi dari air compressor dan ditampung di bejana udara (air
reservoir). Tekanan kerja untuk udara start ini dimulai dari tekanan 25 - 30 bar. Menurut SOLAS, bahwa
untuk mesin digerakkan langsung tanpa reduction gear (gear box) harus dapat distart 12 kali tanpa
mengisi lagi, sedangkan untuk mesin -mesin dengan gear box dapat distart 6 kali.

1. Bagian - bagian utama dari penataan udara start dan fungsinya masing-masing :

a. Bejana udara (air reservoir) berfungsi sebagai tabung pengumpulan udara.

b. Main starting valve berfungsi sebagai katup penyalur untuk pembagi ke masing-masing
kepala silinderdan penyalur udara untuk start

c. Distributor valve berfungsi sebagai pembagi pada katup udara start (air starting valve) yang
bekerja menggunakan plunger.

d. Air starting valve berfungsi sebagai katup supply udara di cylinder head untuk menggerakkan
piston kebawah pada saat langkah expansi (baik diesel 4 tak maupun 2 tak).

2. Prinsip kerjanya

Untuk start engine baik pada saat kapal berangkat ataupun saat olah gerak, dilaksanakan sebagai
berikut :

a. Udara dari bejana udara minimal 17 kg/cm2 (17 bar) karena bila tekanan udara dibawahnya,
maka udara tersebut tidak mampu menekan piston kebawah.

b. Katup tekan di bejana udara dibuka penuh, maka udara akan keluar ke main starting valve.
Setelah udara tersebut direduksi tekanannya hingga 10 bar.

c. Bila handle start ditekan kebawah, maka udara keluar dari system sebagian masuk dulu ke
distributor valve dan sebagian lagi ke cylinder head air starting valve. Udara start ini diatur
oleh distributor valve dengan tekanan 10 bar mana yang bekerja pada proses expansi (hanya
ada 1 silinder yang bekerja) melalui plunyer yang dihubungkan dengan firing ordernya
(misalnya motor diesel 2 tak adalah 1-3-5-7-2-4-6).
d. Distributor valve mengatur plunyer yang bekerja dan udara ini langsung menggerakkan
piston melalui air starting valve di cylinder head. Udara supply ini diperoleh dari bejana
udara. Jadi udara tersebut melaksanakan kerja parallel, disamping mengatur ke distributor
valve sekaligus untuk udara start mendorong piston kebawah pada tekanan minimal 7 bar
sesuai tekanan dalam botol angin.

Menurut Paul Tashian (2002), sistem udara start dibagi menjadi 2 kategori, yaitu Direct dan
Indirect.

a. Direct yaitu : starting dilakukan dengan perlakukan langsung terhadap ruang bakar /
piston dengan menyuplay tekanan udara keruang bakar sehingga piston akan bergerak.
Sedangkan untuk.
b. Indirect yaitu: starting engine yang dilakukan dengan perlakuan terhadap crankshaft nya
atau flywheelnya yaitu dengan memutar flywheel menggunakan motor.

Sistem starting umumnya dilengkapi dengan katup pembalik (interlocks valve) untuk
mencegah start jika segala sesuatunya tidak dalam kondisi kerja. Udara bertekanan di produksi
oleh kompresor dan disimpan pada tabung (air receiver). Udara bertekanan lalu di suplai oleh
pipa menuju automatic valve dan kemudian ke katup udara start silinder. Pembukaan katup start
akan memberikan udara bertekanan ke dalam silinder. Pembukaan katup silinder dan automatic
valve dikontrol oleh pilot air system. Pilot air ini diberi dari pipa besar dan menerus ke katup
pengontrol yang dioperasikan dengan udara start pada engine.

Jika lengan ini dioperasikan, suplai pilot udara mampu membuka automatic valve. Pilot
udara untuk arah operasi yang sesuai juga disuplai ke distributor udara. Alat ini umumnya
digerakkan dengan camshaft dan memberi pilot air ke silinder kontrol dari katup start. Pilot air
lalu disuplai dalam urutan yang sesuai dengan operasi engine. Katup udara start dipertahankan
tertutup oleh pegas jika tidak digunakan dan dibuka oleh pilot air yang langsung memberi udara
bertekanan ke dalam silinder. Sebuah interlock didalam automatic valve yang menghentikan
pembukaan katup jika turning gear engine menempel. Katup ini mencegah udara balik yang telah
dikompresikan oleh engine kedalam sistem.

II.2 Starting dengan udara bertekanan

Main engine yang distart dengan udara bertekanan dilengkapi dengan paling tidak dua unit
kompresor. Satu di antaranya berpenggerak independen dari main engine, dan harus mensupali 50%
dari total kapasitas yang diperlukan. Kapasitas total udara start dalam tabung harus dapat diisi dari
tekanan atmosfir sampai tekanan kerja 30 bar dalam waktu 1 jam. Tabung udara disediakan dua
dengan ukuran yang sama dan dapat digunakan secara independen.

Kapasitas total tabung harus memperhatikan paling tidak dapat digunakan start 12x baik maju
atau mundur untuk engine yang reversibel dan tidak kurang dari 6x start untuk engine non-reversibel.
Jumlah start berdasar pada engine saat dingin dan kondisi siap start.

Jika sistem udara start digunakan untuk starting auxilary engine, mensuplai peralatan
pneumatic, peralatan manoeuvering, atau tyfon semuanya disuplai dari tabung udara maka harus
dipertimbangkan dalam perhitungan kapasitas tabung udara.

II.3 Jalur udara bertekanan

a. Jalur tekanan yang terhubung ke kompresor dipasang dengan non-RV pada outlet
kompresor.
b. Jalur udara start tidak boleh digunakan sebagai jalur pengisian untuk tabung udara. Hanya
selang/pipa dengan material yang sudah dites yang dapat dipasang pada jalur starting diesel
engine dimana tetap terjaga tekanannya.
c. Jalur udara start untuk setiap engine dilengkapi dengan non return valve dan penguras
drain).

Sebuah safety valve harus dipasang dibelakang pada setiap katup penurun
tekanan(reducing valve). Tekanan tangki air dan tangki lainnya yang dihubungkan ke sistem udara
bertekanan dipertimbangkan sebagai tabung tekan dan harus sesuai persyaratan standart.
Berikut adalah gambar instalasi sistem starter mesin induk:

Gambar instalasi sistem starter kapal jenis udara bertekanan


II.4 Kompenen Pendukung Utama Sistim Starter Pada Motor Induk

1. Kompresor

Mesin induk adalah instalasi mesin dalam kapal yang dipergunakan untuk menggerakkan
/ memutar poros baling-baling sehingga kapal dapat bergerak, sedangkan mesin bantu adalah
motor yang dipergunakan untuk menggerakkan generator listrik sehingga menghasilkan arus
listrik yang kemudian digunakan untuk pesawat-pesawat yang memerlukan tenaga tersebut,
misalnya kompresor.

Menurut Haruo Tahara Sularso (2000), kompressor adalah mesin untuk memampatkan
udara atau gas. Secara umum biasanya mengisap udara dari atmosfer, yang secara fisika
merupakan campuran beberapa gas dengan susunan 78% Nitrogren, 21% Oksigen dan 1%
Campuran Argon, Carbon Dioksida, Uap Air, Minyak, dan lainnya. .

Kompresor udara darurat (Emergency air pressure system) memiliki kompresor


tersendiri (emergency kompressor) yang bersifat independen (Tidak tergabung dengan main air
compressor) yang memiliki penggerak berupa motor diesel yang dapat dinyalakan dengan
tangan, atau air compressor berpenggerak manual dengan tangan.

Kompresor udara darurat mengisi emergency air receiver yang kapasitasnya lebih kecil
dari main air receiver. Udara bertekanan yang tersimpan pada emergency air receiver ini
digunakan untuk menyalakan auxiliary engine yang menggerakkan generator.

2. Separator

Separator berfungsi untuk memisahkan kandungan air yang turut serta dalam
udara/udara lembab (air humidity) kompresi yang diakibatkan oleh pengembunan sebelum
masuk ke tabung botol angin. Sehingga separator disediakan steam trap guna menampung air
tersebut untuk selanjutnya dibuang ke got.

3. Botol angin (Main Air Receiver)

Main air receiver berfungsi untuk menyimpan udara bertekanan diperlukan tabung
udara dengan kemampuan menahan udara bertekanan tinggi hingga 30 bar. Pada tabung udara
terdiri dari badan tabung, drain valve dan kepala tabung. Pada kepala tabung terdapat main
stop valve, safety valve dan auxiliary valve. Safety valve berguna sebagai pengaman jika terjadi
tekanan yang melebihi tekanan yang disyaratkan oleh tabung, maka valve akan otomatis
membuka. Main stop valve berfungsi untuk menyalurkan udara bertekanan menuju ke starting
valve yang ada pada silinder head. Auxiliary valve dapat digunakan sebagai sistem udara kontrol.
Sistem udara kontrol biasanya mempunyai tekanan sekitar 6 bar, sehingga diperlukan air
reducer. Reducing station berfungsi untuk mengurangi tekanan dari 30 bar menjadi 7 bar guna
keperluan untuk pembersihan turbocharger dan pengisian tekanan pada tanki hidrofhore.

4. Main starting valve

Main starting valve berfungsi sebagai katup penyalur untuk pembagi ke masing -
masing cylinder head dan penyalur udara untuk start.

5. Air starting valve

Air starting valve terdiri dari katup utama, piston, bushing dan spring yang merupakan
komponen utama dari starting valve. Katup utama akan membuka jika udara kontrol menekan
piston sehingga valve terbuka dan udara bertekanan 30 bar masuk ke ruang bakar menekan
piston. Hal tersebut berlangsung berurutan sesuai dengan urutan firing order sampai terjadi
pembakaran di ruang bakar. Setelah terjadi pembakaran di ruang bakar maka staring air control
valve akan berhenti bekerja dan semua starting valve akan menutup.)

II.5 Kapasitas Tabung Udara Start

Menurut Budi Hendarto Wijaya (2010), pada prinsipnya adalah udara yang bertekanan pada
tabung udara dialirkan ke ruang bakar sehingga mendorong piston ke bawah secara bergantian
sesuai dengan firing order. Ketika poros engkol pada mesin diesel mulai berputar dan.

menghasilkan pembakaran maka poros engkol telah digerakkan sendiri oleh tenaga mesin
diesel dan pneumatic starting berhenti. Starting air receiver harus disediakan manhole dan flage
untuk pipe connection. Starting air receiver memiliki volume untuk irreversible 12 start sebesar 2
x 1.5 m3, dengan tekanan kerja sebesar 30 bar.

II.6 Klasifikasi Kompresor

Menurut Truba Jurong Eng (1990), secara garis besar kompresor dapat diklasifikasikan
menjadi dua bagian, yaitu Positive Displacement compressor, dan Dynamic compressor, (Turbo),
Positive Displacement compressor, terdiri dari Reciprocating dan Rotary, sedangkan Dynamic
compressor, (turbo) terdiri dari Centrifugal, axial dan ejector.

a. Kompresor Torak Resiprokal (reciprocating compressor)

Kompresor ini dikenal juga dengan kompresor torak, karena dilengkapi dengan
torak yang bekerja bolak-balik atau gerak resiprokal. Pemasukan udara diatur oleh
katup masuk dan dihisap oleh torak yang gerakannya menjauhi katup. Pada saat terjadi
pengisapan, tekanan udara di dalam silinder mengecil, sehingga udara luar akan masuk
ke dalam silinder secara alami. Pada saat gerak kompresi torak bergerak ke titik mati
bawah ke titik mati atas, sehingga udara di atas torak bertekanan tinggi, selanjutnya di
masukkan ke dalam tabung penyimpan udara. Tabung penyimpanan dilengkapi dengan
katup satu arah, sehingga udara yang ada dalam tangki tidak akan kembali ke silinder.
Proses tersebut berlangsung terus-menerus hingga diperoleh tekanan udara yang
diperlukan. Gerakan mengisap dan mengkompresi ke tabung penampung ini
berlangsung secara terus menerus, pada umumnya bila tekanan dalam tabung telah
melebihi kapasitas, maka katup pengaman akan terbuka, atau mesin penggerak akan
mati secara otomatis.

b. Kompresor Torak Dua Tingkat Sistem Pendingin Udara

Kompresor udara bertingkat digunakan untuk menghasilkan tekanan udara yang


lebih tinggi. Udara masuk akan dikompresi oleh torak pertama, kemudian didinginkan,
selanjutnya dimasukkan dalam silinder kedua untuk dikompresi oleh torak kedua
sampai pada tekanan yang diinginkan. Pemampatan (pengompresian) udara tahap
kedua lebih besar, temperature udara akan naik selama terjadi kompresi, sehingga
perlu mengalami proses pendinginan dengan memasang sistem pendingin. Metode
pendinginan yang sering digunakan misalnya dengan sistem udara atau dengan system
air bersirkulasi. Batas tekanan maksimum untuk jenis kompresor torak resiprokal antara
lain, untuk kompresor satu tingkat tekanan hingga 4 bar, sedangkan dua tingkat atau
lebih tekanannya hingga 15 bar.

c. Kompresor Diafragma (diaphragma compressor)

Jenis Kompresor ini termasuk dalam kelompok kompresor torak. Namun letak
torak dipisahkan melalui sebuah membran diafragma. Udara yang masuk dan keluar
tidak langsung berhubungan dengan bagian-bagian yang bergerak secara resiprokal.
Adanya pemisahan ruangan ini udara akan lebih terjaga dan bebas dari uap air dan
pelumas/oli. Oleh karena itu kompresor diafragma banyak digunakan pada industri
bahan makanan, farmasi, obatobatan dan kimia.

Prinsip kerjanya hampir sama dengan kompresor torak. Perbedaannya terdapat


pada sistem kompresi udara yang akan masuk ke dalam tangki penyimpanan udara
bertekanan. Torak pada kompresor diafragma tidak secara langsung menghisap dan
menekan udara, tetapi menggerakkan sebuah membran (diafragma) dulu. Dari gerakan
diafragma yang kembang kempis itulah yang akan menghisap dan menekan udara ke
tabung penyimpan.

d. Kompresor Putar (Rotary Compressor)

Kompresor Rotari Baling-baling Luncur Secara eksentrik rotor dipasang


berputar dalam rumah yang berbentuk silindris, mempunyai lubang-lubang masuk dan
keluar. Keuntungan dari kompresor jenis ini adalah mempunyai bentuk yang pendek
dan kecil, sehingga menghemat ruangan. Bahkan suaranya tidak berisik dan halus
dalam, dapat menghantarkan dan menghasilkan udara secara terus menerus dengan
mantap. Baling-baling luncur dimasukkan ke dalam lubang yang tergabung dalam rotor
dan ruangan dengan bentuk dinding silindris. Ketika rotor mulai berputar, energi gaya
sentrifugal baling-balingnya akan melawan dinding. Karena bentuk dari rumah baling-
baling itu sendiri yang tidak sepusat dengan rotornya maka ukuran ruangan dapat
diperbesar atau diperkecil menurut arah masuknya (mengalirnya) udara.

e. Kompresor Sekrup (Screw)

Kompresor Sekrup memiliki dua rotor yang saling berpasangan atau bertautan
(engage), yang satu mempunyai bentuk cekung, sedangkan lainnya berbentuk
cembung, sehingga dapat memindahkan udara secara aksial ke sisi lainnya. Kedua rotor
itu identik dengan sepasang roda gigi helix yang saling bertautan. Jika roda-roda gigi
tersebut berbentuk lurus, maka kompresor ini dapat digunakan sebagai pompa hidrolik
pada pesawat-pesawat hidrolik. Roda-roda gigi kompresor sekrup harus diletakkan
pada rumah-rumah roda gigi dengan benar sehingga betul-betul dapat menghisap dan
menekan fluida.

f. Kompresor Root Blower (Sayap Kupu-kupu)

Kompresor jenis ini akan mengisap udara luar dari satu sisi ke sisi yang lain tanpa
ada perubahan volume. Torak membuat penguncian pada bagian sisi yang bertekanan.
Prinsip kompresor ini ternyata dapat disamakan dengan pompa pelumas model kupu-kupu
pada sebuah motor bakar. Beberapa kelemahannya adalah: tingkat kebocoran yang tinggi.
Kebocoran terjadi karena antara baling-baling dan rumahnya tidak dapat saling rapat betul.
Berbeda jika dibandingkan dengan pompa pelumas pada motor bakar, karena fluidanya
adalah minyak pelumas maka film-film minyak sendiri sudah menjadi bahan perapat antara
dinding rumah dan sayap-sayap kupu itu. Dilihat dari konstruksinya, Sayap kupu-kupu di
dalam rumah pompa digerakan oleh sepasang roda gigi yang saling bertautan juga,
sehingga dapat berputar tepat pada dinding.

g. Kompresor Aliran (turbo compressor)

Jenis kompresor ini cocok untuk menghasilkan volume udara yang besar.
Kompresor aliran udara ada yang dibuat dengan arah masuknya udara secara aksial dan
ada yang secara radial. Arah aliran udara dapat dirubah dalam satu roda turbin atau lebih
untuk menghasilkan kecepatan aliran udara yang diperlukan. Energi kinetik yang
ditimbulkan menjadi energy bentuk tekanan.

h. Kompresor Aliran Radial

Percepatan yang ditimbulkan oleh kompresor aliran radial berasal dari ruangan ke
ruangan berikutnya secara radial. Pada lubang masuk pertama udara dilemparkan keluar
menjauhi sumbu. Bila kompresornya bertingkat, maka dari tingkat pertama udara akan
dipantulkan kembali mendekati sumbu. Dari tingkat pertama masuk lagi ke tingkat
berikutnya, sampai beberapa tingkat sesuai yang dibutuhkan. Semakin banyak tingkat dari
susunan sudusudu tersebut maka akan semakin tinggi tekanan udara yang dihasilkan.
Prinsip kerja kompresor radial akan mengisap udara luar melalui sudu-sudu rotor, udara
akan terisap masuk ke dalam ruangan isap lalu dikompresi dan akan ditampung pada tangki
penyimpanan udara bertekanan hingga tekanannya sesuai dengan kebutuhan.

i. Kompresor Aliran Aksial

Pada kompresor aliran aksial, udara akan mendapatkan percepatan oleh sudu yang
terdapat pada rotor dan arah alirannya ke arah aksial yaitu searah (sejajar) dengan sumbu
rotor. Jadi pengisapan dan penekanan udara terjadi saat rangkaian sudu-sudu pada rotor
itu berputar secara cepat. Putaran cepat ini mutlak diperlukan untuk mendapatkan aliran
udara yang mempunyai tekanan yang diinginkan. Teringat pula alat semacam ini adalah
seperti kompresor pada sistem turbin gas atau mesin-mesin pesawat terbang turbo
propeller. Bedanya, jika pada turbin gas adalah menghasilkan mekanik putar pada
porosnya. Tetapi, pada kompresor ini tenaga mekanik dari mesin akan memutar rotor
sehingga akan menghasilkan udara bertekanan.
E. Pelumasan Pada Kompresor

Menurut Truba Jurong Eng (1990), bagian-bagian kompresor torak yang


memerlukan pelumasan adalah bagian-bagian yang saling meluncur seperti silinder, torak,
kepala silang, metal -metal bantalan batang penggerak dan bantalan utama. Tujuan
pelumasan adalah untuk mencegah keausan, merapatkan cincin torak dan paking,
mendinginkan bagian-bagian yang saling bergesek, dan mencegah pengkaratan. Pada
kompresor kerja tunggal yang biasanya dipergunakan sebagai kompresor berukuran kecil,
pelumasan kotak engkol dan silinder disatukan. Sebaliknya kompresor kerja ganda yang
biasanya dibuat untuk ukuran sedang dan besar dimana silinder dipisah dari rangka oleh
paking tekan, maka harus dilumasi secara terpisah. Dalam hal ini pelumasan untuk silinder
disebut pelumasan dalam dan pelumasan untuk rangkanya disebut pelumasan luar.Untuk
kompresor kerja tunggal
BAB III

PEMBAHASAN

III.1 Analisa

prinsip kerja dari start awal mesin diesel adalah jika udara Start Masuk ke dalam
kepala silinder sebesar 30 bar lalu udara menekan piston ke bawah, maka terjadilah satart
awal putaran mesin diesel. Dari proses kerja ini kita ketahui bahwa didalam ruang tekan
udara start pada piston, udara start dengan tekanan tertentu mampu menekan piston
dan beban pada piston seperti connecting rod dan cam shaft, sehingga terjadi putaran
awal mesin induk.

Kurangnya udara start pada botol angin disebabkan oleh beberapa faktor,
berdasarkan pengamatan dan hasil penelitian serta data-data yang penulis temukan
maka, penulis akan menganalisa mengenai penyebab mesin induk tidak berputar saat
udara pejalan atau udara start sudah di saplai antara lain:

1. Kurangnya Udara Pada Botol Angin

Seperti yang kita ketahui, udara start pada botol angin sangatlah penting untuk
memulai start awal mesin diesel. Kurangnya udara pada receiver air ( di bawah 17
bar) menyebabkan daya tekan udara yang di suplai dari receiver air tidak mampu
menekan piston ke bawah. Penyabab utama kurangnya udara pada botol angin
adalah:

a. Kerusakan katup isap dan katup tekan pada kompresor


Katup isap yang hilang banyak disebabkan oleh kurang teliti pada waktu
pememasang. Hal ini akan sangat mengganggu kerja dari pada kompresor
tersebut.
Katup tekan yang sudah tidak berfungsi dengan baik sering diakibatkan apabila
didalam kompresor tidak terdapat refrigerant yang ditampung atau dengan kata
lain perawatan kompresor yang tidak teratur, sehingga katup tekan tidak bekerja
dengan baik.

b. Kelebihan Beban

Kelebihan beban terjadi karena adanya gas yang telalu banyak untuk dipompa
oleh kompresor sehingga kompresor tidak mampu memompa lagi mengakibatkan
putaran rotor berhenti/pelan dan arus sangat tinggi mengakibatkan kumparan
terbakar dan kompresor rusak.

c. Kehabisan Oli

kehabisan oli terjadi karena adanya kebocoran pada sistem refrigran sehingga
oli keluar dari sistem refrigran yang mengakibatkan mesin berputar tanpa pelumas
dan mengakibatkan panas yang berlebih, panas yang sangat tinggi mengakibatkan
kumparan terbakar dan overload rusak.

d. Arus dan Tegangan


arus dan tegangan sangat menentukan kerusakan yang terjadi pada
kompresor, walau pun kompresor baru kalau arus dan tegangan tidak sesuai dapat
mengakibatkan kerusakan, sebab kumparan motor sangat peka dengan arus dan
tegangan.
e. Kapasitor Mati
kapasitor adalah alat yang digunakan untuk menggeser fasa sehingga kutub
bantu mempunyai kecendrungan ke kanan atau ke kiri karena itulah kapasitor
sangat berperan penting pada motor kapasitor, sehingga kalau kapasitor mati rotor
tidak dapat berputar karena tidak mempunyai kecendrungan yang mengakibatkan
lilitan terbakar karena terjadi arus pendek pada lilitan (kompresor 1 fasa dibawah
1/2 PK menggunakan PTC dan 1/2 PK keatas menggunakan kapasitor, fungsi PTC
hampir sama dengan kapasitor hanya saja PTC tidak menimbulkan pergeseran fasa
hanya memberikan kutub bantu yang muncul beberapa detik saja sedangkan
kompresor 3 fasa tidak menggunakan kapasitor atau PTC)
f. Buntu
kebuntuan yang terjadi pada sirkulasi refrigran dapat menyebabkan
kompresor bekerja sangat keras sebab pada pipa tekan, tekanan menjadi sangat
tinggi dan pada pipa hisap menjadi sangat rendah, hal ini menyebabkan kompresor
overload karena kelebihan beban. Kebuntuan dapat terjadi pada semua bagian
sirkulasi refrigran namun yang paling sering terjadi kebuntuan adalah pada expansi
sebab expansi adalah bagian yang paling kecil jalurnya dibanding yang lain.
Kebuntuan dapat diatasi dengan flasing atau mengganti bagian yang buntu.
g. Salah Pengisian
kesalahan pengisian refrigran atau oli dapat menyebabkan kerusakan pada
kompresor, ini karena kompresor dirancang sedemikian rupa oleh pabrik untuk
diisi dengan refrigran dan oli tertentu saja, jika kompresor diisi dengan refrigran
dan oli yang tidak ada pada ketentuan dapat mengakibatkan komponen-
komponen yang ada kompresor menjadi rusak karena tidak cocok dengan refrigran
dan oli.
h. Aus dan karat

keadaan kompresor yang sudah tua sering menimbulkan keausan dan


karat hal ini adalah wajar jika kompresor sudah berusia 5-10 tahun. Keausan yang
terjadi pada kompresor biasanya pada piston ini ditandai dengan tidak dinginnya
evaporator, arus kecil, tekanan freon pada pipa tekan dan pipa hisap tidak jauh
berbeda. Karat dapat terjadi pada body kompresor dan dapat menimbukan bocor
pada kompresor. Kompresor yg telah aus atau berkarat sebaiknya diganti.

2. Katup Komando Udara Start (air starting valve) tidak bekerja/macet

Kita ketahui air starting valve terdiri dari katup utama, piston, bushing dan
spring yang merupakan komponen utama dari starting valve. Katup utama akan
membuka jika udara kontrol menekan piston sehingga valve terbuka dan udara
bertekanan 30 bar masuk ke ruang bakar menekan piston. Hal tersebut
berlangsung berurutan sesuai dengan urutan firing order sampai terjadi
pembakaran di ruang bakar. Setelah terjadi pembakaran di ruang bakar maka
staring air control valve akan berhenti bekerja dan semua starting valve akan
menutup.) adapun hal yang mempengaruhi air starting valve macet adalah :

a. Udara mengandung uap air yang cukup banyak

Uadara yang mengandung air menimbulkan karat di blok solenoid valve.

b. Udara kotor

Udara yang kotor lama-kelamaan kotoran akan menumpuk di pistonnya.

c. Pada supply udara tidak ada tabung oiler/tabung pelumasan

Tabung ini berfungsi untuk melumasi piston agar tetap licin dan dapat
bergerak dengan bebas.

d. Pada supply udara tidak ada tabung Air Filter

Tabung ini berfungsi untuk menampung kandungan air agar tidak terbawa
masuk ke blok solenoid, sehingga udara tetap kering.
3. Turning gear (alat peretas) belum dilepas dari roda gila

Kita ketahui tujuan utama dari gigi balik adalah untuk mengurangi efek sakit
akibat stratifikasi termal ketika penggemar gas panas dimatikan . Selama shutdown
panas kipas , akan ada gradien suhu di kipas rotor karena migrasi gas hangat ke bagian
atas perumahan kipas pendingin dan gas ke bagian bawah perumahan fan . Hal ini
menyebabkan satu set sementara di poros kipas dan pada start- ulang kipas akan
mengalami tingkat getaran yang lebih tinggi. Penyebab turniang gear tidak di cabut
adalah kelailain manusia.

III.2 Pembahasan

1. Kurangnya udara di dalam botol angin

Pemeriksaan dan pengecekan serta perawatan harus dilakukan dengan penuh


ketelitian serta menjaga kebersihan bagian-bagian dari (kompresor hight dan low pressure
suction dan discharge), khususnya yang hendak di pebaiki, tidak boleh berserakan
melainkan diletakkan pada tempat tertentu dan dalam posisi yang aman. Komponen-
komponen tersebut terlebih dahulu dibersihkan hingga bersih. Setelah bersih periksa, ceck
dan lakukan perawatan seperlunya.

a. Penangan rusaknya suction & discharge hight dan low pressure kompresor

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan penanganan perbaikan


suction & discharge hight dan low pressure kompresor, adalah sebagai berikut:

1) Lakukan pemeriksaan pada bagian hight dan low pressure valve

2) Bersihkan hight dan low pressure valve. Lihat permukaan valve tersebut, jika tidak rata
perlu di ratakan dengan cam di atas permukaan yang rata seperti kaca atau besi lainnya.

3) Cek spring dan packing katup apakah bocor atau tidak, kita tes dengan menggunakan air,
bila air menets berarti spring atau packing terjadi kebocoran.

4) Setelah hight dan low pressure valve dinyatakan bagus, kita rendam pada oli.

5) Saat melakukan pemasangan hight dan low pressure valve selalu perhatikan tempatnya
masing-masing karna ada 4 valve hampir mirip. Kita lihat gambar hight dan low pressure
valve :
2. Perawatan hight dan low pressure valve yang kurang baik

Dalam perawatan hight dan low pressure ada tiga faktor yang menentukan baik
tidaknya dari perawatan hight dan low pressure tersebut yaitu :

a) Waktu atau jadwal perawatan

hight dan low pressure yang digunakan pada mesin bantu kompresor harus
dirawat berdasarkan Instruction Manual Book. hight dan low pressure ini harus betul
dirawat sesuai dengan jam kerjanya sehingga tidak menimbulkan kerusakan pada hight
dan low pressure daya hisap udara dan tidak mengakibatkan kurangnya udara pada
botol angin untuk proses awal start main engine maupun generator, seperti yang telah
penulis alami setelah melakukan proyek laut di atas kapal, dimana kompresor sudah
waktunya untuk dilakukan perawatan tetapi ditunda-tunda terus sehingga udara yang
diperlukan saat start awal mesin induk kurang sebab bertepatan dengan kerusakan
hight dan low pressure valve.

b) Suku cadang / Spare Part

Masalah Suku cadang atau Spare Part dalam perusahaan pelayaran sangat
diperhitungkan karena disamping harganya mahal juga memerlukan biaya untuk
pengiriman Spare Part tersebut. Seperti halnya dalam hight dan low pressure valve
suku cadang kadang-kadang menimbulkan masalah dalam perawatan hight dan low
pressure valve walaupun perawatan sudah dilakukan sesuai dengan waktu yang
ditentukan dan orang yang melakukan perawatan adalah orang yang berpengalaman
dan mengetahui tentang hight dan low pressure valve kompresor tapi Spare Part tidak
ada, sedangkan bagian dari tentang hight dan low pressure valve kompresor sudah ada
yang Standar lagi dan sudah diusahakan untuk memperbaikinya agar bisa dipakai.

Sesuai pengamatan penulis sewaktu mengetes hight dan low pressure valve
pada mesin bantu kompresor tidak terjadi kebocoran saat air di isi kedalam hight dan
low pressure valve. Kebocoran tidak ratanya permukaan pada hight dan low pressure
valve tersebut perlu di gosok dengan cam pada permukaan benda yang rata.

Setelah itu kedalam hight dan low pressure valve di tes dan ternyata hasilnya
baik dan tidak terjadi kebocoran. hight dan low pressure valve tersebut masih bisa
digunakan sebaliknya apabila hight dan low pressure valve tidak berfungsi untuk
mengisap dan menekan maka harus segera diganti dengan yang baru, tapi karena
perawatan yang tidak memiliki suku cadang maka hight dan low pressure valve tersebut
tetap harus digunakan sambil menunggu Spare Part yang dikirim. Dan hal ini jelas
mengganggu kelancaran pengoperasian kapal.

c) Sumber Daya Manusia

Di dalam perawatan sedikitnya orang yang harus merawat hight dan low
pressure valve tersebut mengetahui atau menguasai seluk beluk tentang hight dan
low pressure valve dan juga memahami terhadap apa yang akan dikerjakan dalam
perawatan hight dan low pressure valve.

Jika hal ini dilakukan dan tidak mengetahui masalah tentang pengetesan
bentuk dari hasil kebocoran ada kemungkinan tidak merawat malahan akan
menambah kerusakan daripada hight dan low pressure valve tersebut. Jadi dalam
perawatan injektor juga diperlukan manusia yang terampil dan berpengetahuan
tentang injektor.
BAB VI

PENUTUP

IV.1 KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka


penulis menarik kesimpulan yang menyatakan bahwa penyebab terjadinya mesin tidak
berputar saat udara pejalan atau starting air motor diesel adalah sebagai berikut :

1. Kurangnya udara di dalam botol angin. Akibat dari bocornya hight dan low
pressure valve pada kompressor sehingga pengisapan udara tekan untuk
ditampung di dalam botol angin kurang dari 17 bar. Hal ini menyebabkan
tekanan udara start tidak maksimal dan mengakibatkan udara tidak mampu
menekan piston ke bawah.

2. Macetnya katup air starting valve, akibat dari :

a. Udara mengandung uap air yang cukup banyak

Uadara yang mengandung air menimbulkan karat di blok solenoid valve.

b. Udara kotor

Udara yang kotor lama-kelamaan kotoran akan menumpuk di pistonnya.

c. Pada supply udara tidak ada tabung oiler/tabung pelumasan

Tabung ini berfungsi untuk melumasi piston agar tetap licin dan dapat
bergerak dengan bebas.

d. Pada supply udara tidak ada tabung Air Filter

Tabung ini berfungsi untuk menampung kandungan air agar tidak terbawa
masuk ke blok solenoid, sehingga udara tetap kering.

IV.2 SARAN

Adapun saran yang dapat penulis kemukakan berdasarkan kesimpulan di atas, sebagai langkah
penanganan terhadap penyebab terjadinya mesin tidak berputar saat udara pejalan sudah di
suplai adalah sebagai berikut :

1. Penanganan terhadap bocornya hight dan low pressure valve pada kompressor yang
menyebabkan kurangnya udara di dalam botol angin yaitu dengan melakukan
pemeriksaan, perawatan secara rutin serta perbaikan yang dilakukan harus dengan
ketelitian dan menjaga kebersihan bagian-bagian yang dibongkar, tidak boleh berserakan
diatas meja kerja melainkan diletakkan pada tempat tertentu yang dianggap layak, dan
sebelum dipasang kembali ke bagian- bagiannya sebaiknya bersih, dan direndam pada oil
pelumas dan pastikan katupnya tidak bocor.
2. Penanganan terhadap udara yang kotor atau bercampur air, yaitu dengan melakukan
pemeriksaan dan perawatan secara rutin pada sistem udara start mesin utama selalu
men-drain air yg bercampur udara akibat proses pengembunan di dalam botol serta
saringan-saringan udara start.
3. Penanganan terhadap bocornya bocornya hight dan low pressure valve pada kompressor
yaitu dengan melakukan perbaikan pada struktur pemasangan komponen pada bocornya
hight dan low pressure valve pada kompressor, yakni pada spring dan komponen yang
lainnya.
4. Perawatan bocornya hight dan low pressure valve pada kompressor di atas kapal amatlah
penting, karenanya diharapkan kepada pihak yang terkait agar memahami betul kondisi
dari pada hight dan low pressure valve pada komponen kompressor sebelum melakukan
tindakan perawatan sesuai dengan Instruction Manual Book.
DAFTAR PUSTAKA

Nurdin, H, ( 2000), Mesin Penggerak Utama, Pustaka:

Jakarta.

Tashian, Paul (2002), kompresor udara mesin diesel,

Sukses menggunakan pendeteksi kebocoran menggunakan ultrasonic.

Sularso, Haruo Tahara (1983), Pompa & Kompresor, PT.

Pradnya Paramita,Jakarta.

Wijaya ,Budi Hendarto (2010), Komponen-Komponen

Kompresor

Eng Truba Jurong (1990), PT, Prosedur Test Individual Main

Air Compressor,RMI-BATAN

http://okenetmesin.blogspot.com/2014/04/sistem-starter-kapal.html

http://enginestartingardiansyahab.blogspot.com/2011/10/engine-starting-sistem-udara-
start-main.html

http://digilib.its.ac.id/public/ITS-Undergraduate-5128-4205100014-bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai