Anda di halaman 1dari 32

Makalah

ORGANEL SEL

Disusun oleh:
Nama : Darlinawati
NIM : 064
MK : Biologi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


PAYUNG NEGERI ACEH DARUSSALAM
KAB. BIREUN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-
Nya yang diberikan kepada penulis berupa kesehatan rohani dan jasmani sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul ORGANEL SEL dapat
diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan penulisan makalah ini, penulis banyak menemukan
hambatan, tetapi berkat dukungan pihak-pihak yang telah membantu, penulis dapat
menyelesaikannya dengan baik. Untuk itu tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada orang-orang yang telah membantu penulis dalam penulisan makalah ini dengan
baik.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih belum sempurna, oleh
karena itu untuk memperbaikan makalah ini penulis mengharapkan kritik-kritik dan
saran-saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Atas perhatiannya penulis mengucapkan terima
kasih.

Geudong, Desember 2016


Penulis

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB 1. PENDAHULUAN ................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan Dan Manfaat ......................................................................... 2

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 3


2.1 Pengertian Sel .................................................................................... 3
2.2 Sejarah Penemuan Sel ....................................................................... 4
2.3 Pertumbuhan dan Perkembangan Sel ................................................ 4
2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel ........................................................ 5
2.5 Empat Proses Esesnsial Pengkonstruksian Embrio ........................... 5
2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri ..................... 6

BAB 3. PEMBAHASAN ..................................................................................... 7


3.1 Sel Sebagai unit hidup tubuh ............................................................. 7
3.2 Bagian Bagian sel ........................................................................... 9
3.3 Struktur sel......................................................................................... 16
3.4 Fungsi sel ........................................................................................... 16
3.5 Komunikasi antarsel .......................................................................... 20

BAB 4. PENUTUP ............................................................................................... 27


Kesimpulan.............................................................................................. 27

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 28

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perikanan merupakan suatu bidang ilmu yang terus berubah dan berkembang.
Sebagian ilmu yang mempelajari segala sesuatu yang berhubungan dengan penangkapan,
pemiaraan, dan pembudidayaan ikan, ilmu perikanan sangat membantu pencapaian
sasaran pembangunan nasional, yakni masyarakat maritim. Sebagaimana ilmu ilmu
terapan yang lain, pengembangan ilmu dan teknologi perikanan sangat ditentukan oleh
pengetahuan dasar yang memadai, antara lain fisiologi. Fisiologi sebagai salah satu
cabang biologi perikanan yang berkaitan dengan fungsi dan kegiatan kehidupan dapat
lebih mudah dipahami, jika organisasi dan fungsi sel diketahui.
Fisologi dapat didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari fungsi, mekanisme
dan cara kerja dari organ, jaringan dan sel sel organisme. Fisiologi mencoba
menerangkan faktor faktor fisika dan kimia yang mempengaruhi seluruh proses
kehidupan. Tiap tiap jenis kehidupan, mulai dari mahluk hidup sederhana seperti virus
yang bersel satu sampai manusia yang mempunyai susunan sel yang lebih rumit,
mempunyai sifat sifat fungsional tersendiri. Salah satu ilmu yang dipelajari dalam
fisiologi adalah ilmu mengenai sel.
Unit dasar tubuh, mulai virus sampai manusia adalah sel, dan tiap tiap organ
sebenarnya merupakan kumpulan banyak sel yang tidak sama, yang bersama sama
digabungkan oleh struktur penyokong interasel. Tiap tiap jenis sel secara khusus
beradaptasi untuk melakukan suatu fungsi tertentu, misalnya sel sel yang menyusun
lamela insang di satu pihak, bertugas dalam pertukran gas dan di pihak lain bertugas pula
sebagai tempat pertukaran ion ion dan air. Sel darah merah berfungsi mengangkut
oksigen dari insang ke jaringan, sel hati berperan sebagai mesin pembaru bagi bahan
bahan yang sudah rusak sehingga dapat dipergunakan kembali bagi tubuh dan lain lain.
Sel mampu untuk hidup, tumbuh, dan melakukan fungsi fungsi khususnya
selama tersedia oksigen, glukosa, berbagai ion, asam amino, dan asam lemak yang sesuai

1
dalam lingkungan internal sel. Selanjutnya semua kehidupan sel pada hakikatnya
mempunyai lingkungan yang sama, yaitu cairan ekstrasel mengandung ion natrium,
klorida dan bikarbonat dalam jumlah besar, serta nutrien untuk sel, seperti oksigen,
glukosa, asam lemak, asam amino, juga karbondioksida yang selanjutnya diangkut ke
insang untuk dieksresi.
Dalam tulisan ini akan dikaji lebih lanjut lagi mengenai pengertian, fungsi dan
komunikasi antarsel.

1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mengetahui struktur sel
2. Mahasiswa memahami fungsi organel sel
3. Mahasiswa memahami komunikasi antar sel

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sel


Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Makhluk hidup
(organisme) tersusun dari satu sel tunggal (uniselular), misalnya bakteri, Archaea, serta
sejumlah fungi dan protozoa) atau dari banyak sel (multiselular). Pada organisme
multiselular terjadi pembagian tugas terhadap sel-sel penyusunnya, yang menjadi dasar
bagi hirarki hidup.
Struktur sel dan fungsi-fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua
organisme, namun jalur evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar
organisme (Regnum) juga memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota
beradaptasi dengan kehidupan uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk
hidup saling bekerja sama dalam organisasi yang sangat rapi.

2.2 Sejarah Penemuan Sel


Pada awalnya sel digambarkan pada tahun 1665 oleh seorang ilmuwan Inggris
Robert Hooke yang telah meneliti irisan tipis gabus melalui mikroskop yang
dirancangnya sendiri. Kata sel berasal dari kata bahasa Latin cellula yang berarti
rongga/ruangan.

3
Gambar 1. Sel Gabus Berdasarkan Penelitian Robert Hooke

2.3 Pertumbuhan Dan Perkembangan Sel


Pertumbuhan dan perkembangan umumnya terjadi pada organisme multiseluler yang
hidup.

2.3.1 Siklus sel


Siklus sel adalah proses duplikasi secara akurat untuk menghasilkan jumlah DNA
kromosom yang cukup banyak dan mendukung segregasi untuk menghasilkan dua sel
anakan yang identik secara genetik. Proses ini berlangsung terus-menerus dan berulang
(siklik).
Pertumbuhan dan perkembangan sel tidak lepas dari siklus kehidupan yang dialami
sel untuk tetap bertahan hidup. Siklus ini mengatur pertumbuhan sel dengan meregulasi
waktu pembelahan dan mengatur perkembangan sel dengan mengatur jumlah ekspresi
atau translasi gen pada masing-masing sel yang menentukan diferensiasinya.

2.3.2 Fase pada siklus sel


1. Fase S (sintesis): Tahap terjadinya replikasi DNA
2. Fase M (mitosis): Tahap terjadinya pembelahan sel (baik pembelahan biner atau
pembentukan tunas)
3. Fase G (gap): Tahap pertumbuhan bagi sel.
a. Fase G0, sel yang baru saja mengalami pembelahan berada dalam keadaan diam
atau sel tidak melakukan pertumbuhan maupun perkembangan. Kondisi ini
sangat bergantung pada sinyal atau rangsangan baik dari luar atau dalam sel.
Umum terjadi dan beberapa tidak melanjutkan pertumbuhan (dorman) dan mati.

b. Fase G1, sel eukariot mendapatkan sinyal untuk tumbuh, antara sitokinesis dan
sintesis.
c. Fase G2, pertumbuhan sel eukariot antara sintesis dan mitosis.

Fase tersebut berlangsung dengan urutan S > G2 > M > G0 > G1 > kembali ke S.
Dalam konteks Mitosis, fase G dan S disebut sebagai Interfase.

2.4 Regenerasi dan Diferensiasi Sel


Regenerasi sel adalah proses pertumbuhan dan perkembangan sel yang bertujuan
untuk mengisi ruang tertentu pada jaringan atau memperbaiki bagian yang rusak.
Diferensiasi sel adalah proses pematangan suatu sel menjadi sel yang spesifik dan
fungsional, terletak pada posisi tertentu di dalam jaringan, dan mendukung fisiologis
hewan. Misalnya, sebuah stem cell mampu berdiferensiasi menjadi sel kulit.
Saat sebuah sel tunggal, yaitu sel yang telah dibuahi, mengalami pembelahan
berulang kali dan menghasilkan pola akhir dengan keakuratan dan kompleksitas yang
spektakuler, sel itu telah mengalami regenerasi dan diferensiasi.

2.5 Empat Proses Esensial Pengkonstruksian Embrio


Regenerasi dan diferensiasi sel hewan ditentukan oleh genom. Genom yang identik
terdapat pada setiap sel, namun mengekspresikan set gen yang berbeda, bergantung pada
jumlah gen yang diekspresikan. Misalnya, pada sel retina mata, tentu gen penyandi
karakteristik penangkap cahaya terdapat dalam jumlah yang jauh lebih banyak daripada
ekspresi gen indera lainnya.
Pengekspresian gen itu sendiri mempengaruhi jumlah sel, jenis sel, interaksi sel,
bahkan lokasi sel. Oleh karena itu, sel hewan memiliki 4 proses esensial
pengkonstruksian embrio yang diatur oleh ekspresi gen, sebagai berikut:
1. Proliferasi sel = menghasilkan banyak sel dari satu sel
2. Spesialisasi sel = menciptakan sel dengan karakteristik berbeda pada posisi yang
berbeda
3. Interaksi sel = mengkoordinasi perilaku sebuah sel dengan sel tetangganya
4. Pergerakan sel = menyusun sel untuk membentuk struktur jaringan dan organ

Pada embrio yang berkembang, keempat proses ini berlangsung bersamaan. Tidak
ada badan pengatur khusus untuk proses ini. Setiap sel dari jutaan sel embrio harus
membuat keputusannya masing-masing, menurut jumlah kopi instruksi genetik dan
kondisi khusus masing-masing sel. Sel tubuh, seperti otot, saraf, dsb. tetap
mempertahankan karakteristik karena masih mengingat sinyal yang diberikan oleh nenek
moyangnya saat awal perkembangan embrio.

2.6 Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan, dan Sel Bakteri


Sel tumbuhan, sel hewan, dan sel bakteri mempunyai beberapa perbedaan seperti
berikut:
Tabel 1. Perbedaan Sel Tumbuhan, Sel Hewan dan Sel Bakteri
Sel Tumbuhan Sel Hewan Sel Bakteri
Sel tumbuhan lebih besar daripada Sel hewan lebih kecil Sel bakteri sangat kecil
sel hewan. daripada sel tumbuhan Mempunyai bentuk yang
Mempunyai bentuk yang tetap. Tidak mempunyai bentuk yang tetap.
Mempunyai dinding sel (cell wall) tetap. Mempunyai dinding sel
dari selulosa. Tidak mempunyai dinding sel (cell wal)l dari lipoprotein.
Mempunyai plastida. (cell wall). Tidak mempunyai plastida.
Mempunyai vakuola (vacuole) atau Tidak mempunyai plastida. Tidak mempunyai vakuola.
rongga sel yang besar. Tidak mempunyai vakuola
Tidak Mempunyai
Menyimpan tenaga dalam bentuk (vacuole)], walaupun terkadang
sentrosom (centrosome).
butiran (granul) pati. sel beberapa hewan uniseluler
memiliki vakuola (tapi tidak Tidak memiliki nukleus
Tidak Mempunyai sentrosom sebesar yang dimiliki dalam arti sebenarnya.
(centrosome). tumbuhan). Yang biasa dimiliki
Tidak memiliki lisosom (lysosome). hewan adalah vesikel atau
Nukleus lebih kecil daripada (vesicle).
vakuola. Menyimpan tenaga dalam
bentuk butiran (granul)
glikogen.
Mempunyai sentrosom
(centrosome).
Memiliki lisosom (lysosome).
Nukleus lebih besar daripada
vesikel.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Sel Sebagai Unit Hidup Tubuh


Setiap sel meiliki perbedaan, tetapi juga memliki persamaan. Misalnya, tiap tiap sel
memerlukan nutrisi untuk mempertahankan kehidupan, dan semua sel hampir seluruhnya
mempunyai nutrein yang sama jenisnya. Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah
satu zat utama untuk membentuk energy pada semua sel dasarnya adalah sama dan
semua sel juga mengirimkan hasil hasil akhir reaksi reaksi kimianya ke dalam cairan
sekitarnya. Hampir semua sel juga mempunyai kemampuan untuk berbiak atau
memperbanyak diri. Bila ada sel yang rusak maka sel sel yang tersisa dari jenisnya
akan memperbanyak diri sampai jumlahnya kembali lengkap. Sel mengadung dua bagian
utama, inti dan sitoplasma. Inti dipisahkan dari sitoplasma oleh mebran inti dan
sitoplasma dipisahkan dari cairan sekitarnya oleh membrane sel. Substansi
yangmenyusun sel bersama sama disebut protoplasma. Protoplasma terdiri atas lima
zat dasar yaitu air, elektroit, protein, lipid dan karbohidrat.

1. Air
Medium cair semua protoplasma adalah air dengan konsentrasi antara 70 85 %.
Bayank zat zat kimia sel terlarut dalam air, sedangkan lainnya tersuspensi dalam
bentuk partikel partikel kecil. Sifat air yang cair memungkinkan zat terlarut dan
tersuspensi berdifusi atau mengalir keberbagai bagian sel.

2. Elektrolit
Elektrolit yang paling penting dalam sel adalah aklium, magnesium, fosfat, sulfat,
bikarbonat dan jumlah kecil yaitu natrium, klorida dan kalsium. Elektrolit elektrolit
terlarut dalam air merupakan zat kimia anorganik bagi reaksi seluler. Entitas juga penting
untuk kerja beberapa mekanisme pengawasan sel. Misalnya, elektrolit Na+ dan K-
berperanan pada membran sel memungkinkan transmisi implus elektrokimia dalam saraf
dan serabut otot. Elektrolit intrasel menentukan aktivitas berbagai reaksi reaksi yang
dikatalisis secara enzimatik untuk metabolisme sel.

3. Protein
Selain air, zat yang paling banyak dalam kebanyakan sel adalah protein, yang dalam
keadaan normal merupakan 10 20 % massa sel. Protein dapat dibagi dalam dua jenis,
protein structural dan enzim. Protein struktural bersama sama membentuk struktur sel,
misalnya terdapat dalam membran sel, membran inti, membrane sekitar struktur intra sel
seperti relitikum endoplasma dan mitokondria. Sebagian besar protein structural adalah
fibrosa, yaitu masing-masing molekul protein berpolimerasi membentuk benang-benang
fibrosa yang panjang. Benang-benang ini selanjutnya memberikan daya regangan pada
struktur sel.
Sebaliknya enzim, merupakan protein yang bentuk keseluruhannya berbeda, yaitu
terdiri atas molekul protein tunggal atau kumpulan beberapa molekul dalam bentuk
globular. Berbeda dengan protein fibrosa, protein ini sering kali larut dalam cairan sel.
Enzim-enzim berhubungan langsung dengan berbagai zat di dalam sel dan mengkatalisis
reaksi-reaksi kimia. Misalnya pemecahan glukosa menjadi bagian-bagian komponennya
dan menggabungkannya dengan oksigen untuk membentuk karbon dioksida dalam air.
Pada saat yang sama enzim menghasilkan energy untuk fungsi sel. Selain kedua jenis
protein tersebut, terdapat pula protein khusus dalam inti dan sitoplasma yaitu
nucleoprotein.

4. Lipid
Lipid merupakan berbagai zat yang larut dalam pelarut lemak. Lipid yang paling
banyak terdapat dalam jaringan binatang adalah trigliserida atau lemak netral. Selain itu
juga terdapat fosfolipid dan kolesterol.
Sel biasanya mengandung 2-3% lipid yang terbesar di seluruh sel. Konsentrasi lipid
tertinggi terdapat pada membrane sel, membrane sel, dan membrane yang membatasi
organel-organel intrasitoplasma, seperti reticulum endoplasma dan mitokondria. Sifat
lipid yang tidak larut atau hanya sebagian yang larut dalam air membuat membrane
kedap terhadap banyak zat yang larut.

5. Karbohidrat
Pada umunya, karbohidrat mempunyai fungsi structural yang kecil dalam sel, tetapi
fungsinya memegang peranan penting dalam nutrisi sel. Sebagian besar sel hewan tidak
dapat menyimpan karbohidrat dalam jumlah besar, biasanya hanya berkisar % dari massa
total. Tetapi, karbohidrat dalam bentuk glukosa, selalu terdapat disekitar cairan ekstra sel
sehingga ia dengan mudah tersedia bagi sel. Dalam jumlah kecil karbohidrat yang
disimpan dalam sel hampir seluruhnya terdapat dalam bentuk glikogen, yang merupakan
polimer glukosa yang tidak larut.

3.2 Bagian-bagian Sel


3.2.1 Inti
Inti sel adalah pusat pengawasan sel. Ia mengawasi reaksi-reaksi kimia yang terjadi
dalam sel dan reproduksi sel. Inti mengandung asam dioksiribonukleat (ADN) yang
umum disebut gen atau kromosom. Gen ini menentukan sifat-sifat protein enzim
sitoplasma, dan dengan jalan ini mengawasi aktivitas sitoplasma.
ADN ini mengawasi aktivitas sitoplasma dengan cara mensintesis asam ribonukleat
(ARN ) dari salah satu utas molekul AND kemudian ditranspor kedalam sitoplasma
tempat sintesis protein. Ada tiga jenis ARN yang penting dalam sintesis protein yakni
ARN kurir (mRNA), ARN pemindah (tRNA), dan ARN ribosom (rRNA). ARN kurir
memindahkan molekul asam amino kemollekul protein waktu protein disentesis, dan
ARN ribosom membawa asam amino yang dibituhkan untuk sintesis protein tertentu.
Sintesis protein, baik protein structural maupun enzim sangat berpengaruh terhadap
inti sel, antara lain mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
Pertumbuhan organisme disebabkan oleh bertambah besar atau bertambah banyaknya
sel. Selain akibat sintesis protein, pertumbuhan sel somatik, juga dipengaruhi oleh
pembelahan mitosis, yakni satu sel membelah menjadi dua sel anak yang mengandung
jumlah kromosom yang sama dengan sel induknya. Sedangkan pada sel-sel kelamin,
pembelahan mitosi akan diikuti dengan pembeelahan mitosis, yakni pembelahan sel yang
diikuti dengan reduksi jumlah kromosom. Jenis pembelah ini menyebabkan sela anak
hanya mewarisi setengah dari kromosom sel induk.

3.2.2 Sitoplasma
Sitoplasma terisi oleh partikel-partikel dan organel kecil dan besar. Bagian cairan
yang jernih dimana pertikel-partikel tersebar, dinamakan hialoplasma; hialoplasma
terutama mengandung protein yang terlarut, elektolit, glukosa, dan dalam jumlah sedikit
fospolipid, kolesterol dan asam lemak teresterifikasi.
Bagian sitoplasma yang tepat dibawah membrane sel sering mengalami gelatinasi
menjadi setengah padat yang dinamakan korteks atau ektoplasma. Sedangkan
sitoplasma yang terdapat antara korteks dan membrane inti berbentuk encer dan
dinamakan endoplasma. Partikel-partikel besar yang terbesar dalam sitoplasma adalah
butir-butir lemak netral, granula glikogen, ribosom, granula sekresi dan dua organel yang
penting, mitokondria dan lisosom. Sedangkan organel penting lainnya yang melekat pada
membrane inti sel adalah reticulum endoplasma dan kompleks golgi.

1. Ribosom
Ribosom berbentuk granular dan mengandung ARN, berfungsi dalam sintesis protein
dalam sel. ARN disintesis gen dari kromosom kemudian disimpan dalam anak inti
sebelum dikeluarkan ke sitoplasma dalam bentuk ribosom granula. Bila ribosom melekat
pada bagian luar retikulum endoplasma, maka disebut reticulum endoplasma granular.

2. Mitokondria
Mitokondria menyaring energy dari nutrian dan oksigen yang selanjutnya digunakan
untuk melakukan fungsi sel. Jumlah mitokondria pada setiap sel berbeda-beda,
tergantung pada jumlah energi yang diperlukan oleh setiap sel. Ukuran dan
bentuknyapun berbeda-beda, ada yang berbentuk globular dan ada pula yang berbentuk
filament.
Mitokondria terdiri atas dari dua lapisan unit membrane yaitu: membrane luar dan
membrane dalam. Membran dalam banyak membentuk lapisan yang didalamnya melekat
enim-enzim oksidatif sel. Rongga dalam mitokondria juga banyak mengandung enzim-
enzim terlarut yang penting untuk menyaring energy dari nutrian. Enzim-enzim ini
bekerja bersama-sama dengan enzim oksidatif untuk oksidasi nutrient membentuk
karbondioksida dan air. Energy yang dilepas digunakan untuk sintesis zat-zat berenergi
tinggi yang dinamakan adenosine trifosfat (ATP). ATP kemudian kemdian ditransfor
keluar mitokondria, dan berdifusi keseluruh sel untuk melepaskan energinya bila mana
diperlukan untuk melakukan fungsi sel.
Mitokondria dapat mengadakan repliksi sendiri , berarti satu mitokondria
mungkin dapat membentuk mitokondria ke dua. , ketiga dan seterusnya, bilamana
dibutuhkan dalam sel untuk menambah jumlah ATP. Sebagaimana pada inti mitokondria
juga mengandung asam dioksiribonukleat tetapi berbeda dengan yang terdapat pada inti.

3. Lisosom
Lisosom menghasilkan sistem pencernaan intrasel yang memungkinkan sel mencerna,
dan membuang zat-zat atau struktur yang tidak diinginkan, khususnya struktur yang
rusak atau asing, seperti bakteri. Lisosom berisi enzim-enzim hidrolik, yang berfungsi
memecahkan senyawa organik menjadi dua bagian atau lebih dengan mengikatkan
hydrogen (H) dari molekul air dengan bagian senyawa organic tersebut dan dengan
mengikatkan bagian hidroxil (OH) molekul air dengan bagian lain dri senyawa tersebut.
Misalnya, protein dihidrolisis menjadi asam-asam amino, dan glikogen dihidrolisis
membentuk glukosa. Proses ini disebut hidrolisis adalah sebagai berikut :
R R + H2O R OH + RH
Lisosom bekerja dengan cara melekat pada vesikel vinositik atau fagositik, kemudian
melepaskan hidrolasenya kedalam vesikel sehingga terbentuk esikel vigestis, yang
bertugas menghidrolisis protein, glikogen, asam nukleat, mukopolisakarida, dan zat-zat
lain dalam vesikel. Hasil-hasil pencernaan ini berupa molekul-molekul kecil asam
amino, glukosa, fosfat, dan sebagainya yang kemudian dapat berdifusi melalui
membrane vesikel kedalam sitoplasma. Badan residual yang tersisa dalam vesikel
digestif dieksresi atau mengalami pelarutan dalam sitoplasma. Jadi lisosom dapat
dianamakan organ digestif sel.
Retikulum indoplasma tampak seperti jala-jala yang disusun oleh struktur tubular dan
vesicular. Ruang di dalam tubulus dan vesicular terisi oleh matrix endoplasmic, suatu
medium cair yang berbeda dengan cairan diluar reticulum endoplasma. Ruang reticulum
endoplasma dihubungkan dengan antara membran inti.ruang ini juga berhubungan
dengan ruang dalam kompleks golgi. Dalam beberapa hal reticulum endoplasma
langsung berhubungan dengan bagian luar sel melalui celah yang sempit. Zat-zat yang
dibentuk pada berbagai bagian sel masuk ke dalam ruang system vesicular ini dan
kemudia diteruskan ke bagian-bagian sel lainnya. Dari struktur tersebut, jelaslah bahwa
reticulum endoplasma terutama berfungsi dalam sintesis zat dan teransfor zat-zat tersebut
keluar sel atau untuk ke bagian dalam sel.
Kompleks golgi mungikn merupakan bagian khusus reticulum endoplasma karena
mempunyai membrane yang sama seperti membrane reticulum endoplasma agranular
dan biasanya terdiri atas emapat atau lebih lapisan vesikula yang tipis. Fungsi kompleks
golgi diduga merupakan gudang sementara dan kondensasi zat-zat sekresi serta
menyiapkan zat-zat ini untuk akhirnya disekresi. Kompleks golgi jug mensintesis
karbohidrat dan menggabungkannya dengan protein membentuk gikoprotein. Salah satu
hasil sintesinya yang terpenting adalah mukoplosakarida karena merupakan unur utama
dari (1) mucus, (2) Zat dasar ruang interstitial, (3) zat dasar tulang rawan dan tulang.
Selain itu, kompleks golgi juga berperan dalam pembentukan lisosom.

3.2.3 Membran Sel


Pada dasarnya semua struktur fisika sel dibatasi oleh membrane yang terutama
terdiri atas lipid dan protein. Semua membrane, baik membrane sel, inti, reticulum
endoplasma, mitokondria, lisosom, maupun kompeks golgi mempunyai struktur yang
sama, yakni terdiri atas lipid, lapisan protein dan lapisan tipis mukplolisakarida,. Protein
dan mukopolisakarida yang terdapat pada permukaan membrane membuatnya hidrofilix,
yakni air dengan mudah melekat pada membrane. Adanya lapisan mukoplolisakarida
pada permukaan luar membrane menyebabkan tegangan permukaan luar berbeda dengan
permukaan dalam, sehingga reaktivitas kimia permukaan dalam sel berbeda dengan
permukaan luarnya. Sedangkan lipid yang terletak ditengah membrane menyebabkan
membrane tidak dapat ditembus oleh zat-zat yang tidak larut dalam lipid.
Membran sel dilengkapi pori-pori agar zat yang tidak larut dalam lipid seperti air
dan urea dapat melewati membran sel. Pori-pori pada membrane disebabkan oleh adanya
molekul protein besar yang merusak struktur lipid membrane dan membentuk jalan dari
satu sisi membrane ke sisi lainnya. Karenanya, membrane sel tidak hanya semi
perrmiabel terhadap substansi yang mengelilinginya, tetapi juga kadang bersifat
permeabel atau impermeabel.

Transpor Melalui Membran Sel


1. Difusi
Difusi adalah proses lewatnya partikel larutan, air, atau gas melalui membrane akibat
perbedaan konsentrasi medium.pergerakan molekul biasanya terjadi dari wilayah yang
konsentrasinya tinggi ke wilayah yang konsentrasinya rendah. Difusi juga dapat terjadi
dengan bantuan pengemban. Mediator trasnpor tersebut berperan dalam pengangkutan
gula, asam amino, vitamin dan bahan lain dari luar sel kedalam sel (sitoplasma).
Difusi dengan media transport, dilakukan dengan cara mengikat zat terlarut pada
media sebelum transport ke dalam sel, kadang-kadang bergabung dengan transport aktif.
Misalnya, pada tranpor molekul gula melewati epithelium usus, Na+ bertindak sebagai
pengemban. Ion Na+ mengikatkan afinitas pengemban terhadap glukosa. Glukosa dan ion
Na+ dilepaskan oleh pengmban ketika sudah berada pada permukaan membrane bagian
dalam. Selanjutnya ion Na+ akan dikeluarkan dari dalam sel melalui proses traspor aktif.
Contoh lain difusi difusi gabungan adalah alanin dan ion Na+. alanin diserap dari rongga
usus melalui difusi. Jika lingkungan luar sel (rongga usus) tidak mengandung Na+, difusi
alanin ke dalam sel berjalan secara lambat dan konsentrasi alanin di dalam sel tidak
melebihi konsentrasi alanin dilingkungan luarnya. Tetapi ketika konsentarasi ion Na+
dilingkungan luar cukup tinggi, maka konsentrasi alanin di dalam sel dapat mencapai 6
7 kali konsentrasi di luar sel.

2. Osmose
Osmose adalah proses pergerakan air dari media yang konsentrasinya rendah ke media
yang konsentrasinya tinggi melalui membrane semi permiabel. Osmose dapat dianggap
sebagai suatu kasus special dari difusi, yang mana air adalah pelarut dan difusi dari zat
pelarut dibatasi oleh membrane permiabel.

3. Transpor Aktif
Transport aktif adalah transport ion melalui membran sel dengan cara yang
bertentangan dengan prisip difusi, sehingga membutuhkan energy metabolism untuk
melakukan aktivitasnya, transpor aktif dilakukan sebagai upaya untuk mempertahankan
konsentrai ion jauh dari keadaan keseimbanagannya.
Transpor aktif suatu ion selalu melibatkan pengemban. Ion-ion yang ditrasportasikan
secara aktif antara lain ion Na+, H+, Ca+ dan sebagainya.transpor aktif yang sangat
dikenal dengan baik adalah trasportasi Na+ dari dalam sel keluar sel, melawan perbedaan
konsentrasi dan melawan perbedaan potensial listrik.kedua perbedaan tersebut cenderung
menyebabkan ion Na+ masuk ke dalam sel. Transport jenis ini terjadi melalui epitel usus,
epitel tubulus ginjal, epitel kelenjar-kelenjar eksokrin, dan banyak membrane lainnya.

4. Endosiosis dan Eksosiosis


U bahan partikel padat aau cairan) ke dalam sel melalui membaran. Proses endosiosis
dicirikan dengan terbentuknya lekukan pada permukaan sel kemudian diikuti dengan
pembentukan semacam kantung (vesikel) yang didalamnya terdapat bahan yang akan
diangkut /ditransprtasikan. Selanjunya vesikel tersebut akan terlepas dari dinding sel
menuju bagian dalam sel (sioplasma). Biasanya vesikel tersebut berfungsi dengan
lisosom yang mengandung ezim hidroliik untuk mencegah senyawa protein sel.
Sebaliknya eksosiosisa adalah proses mengeluarkan substansi seluler yang terdapa
dalam vesikel melalui fusi membrane plasma dan membran vesikel.
Edosiosis ini disebut fagosiosis bilamana bahan yang diambil oleh sel tersebut berupa
partikel padat dengan ukran cukup besar. Endositosis disebut pinositosis bilamana bahan
yang diambil oleh sel berupa cairan apakah didalamnya mengandung partikel berukuran
kecil atau tidak. Kasus fagosiosis dijumpai misalnya pada amuba, granulosis, dan
makrofage. Pada proses fagositosis, sel membenuk psedopoda yakni pemanjangan
sitoplasma yang mengarah/mendekati partikel yang dituju. Mekanisme menggunakan
alat gerak sel dan bergantung pada kalsium (ion Ca++). Sedangkan pinosiosis terjadi
hanya bila ada respon terhadap jenis zat tertentu yang bersentuhan dengan menbran sel,
yang paling sering adalah terhadap protein, karena pinosiosis adalah salah satu satunya
cara protein dapat melewati membran sel.

3.3 Struktur Sel


3.4 Fungsi Organel Sel
Bentuk, ukuran, komposisi organel sel hewan bervariasi. Untuk memahami struktur
sel hewan perhatikan gambar di bawah ini. Struktur sel hewan pada bagian luar dibatasi
dengan selaput yang tipis sekali dan dinamakan membran plasma atau plasmalemma.
Pada beberapa sel jaringan tubuh, membrane plasma ini membentuk lipatan-lipatan
disebut mikrovilli berguna untuk memperlua permukaan. Membran plasma dari sel yang
satu berhubungan dengan membran plasma sel tetangganya dengan desmosom atau
dengan menggunakan bentuk-bentuk hubungan lainnya. Pada sitoplasma sel terdapat
komponen-komponen lainnya misalnya RE, ribosom, mitokondria, badan golgi vakoula
dan sebagainya.

Adapun struktur dan fungsi komponen-komponen atau organel-organel sel hewan


sebagai berikut :
1. Membran plasma
Bersifat semipermiabel (zat-zat tertentu saja yang dapat melewati membrane plasma),
hidup, dan sangat tipis. Komposisi kimia membran plasma yaitu lapisan luar dan dalam
berupa molekul protein sedangkan bagian tengah molekul lemak.
Berfungsi untuk:
a. Mengontrol pertukaran zat antara isi sel dengan lingkungan sekitar
b. Melindungi isi sel
c. Mengatur keluar masuknya molekul-molekul
d. Sebagai reseptor (penerima) rangsangan dari luar sel.

2. Retikulum Endoplasma
Merupakan membrane lipoprotein dan sitoplasma yang terletak antara membrane inti
dengan membrane sitoplasma. Dengan adanya system endomembran ini, maka
terbentuklah lumen yang menyerupai terowongan yang menghubungkan nucleus
dengan bagian luar sel.
Ada 2 macam RE, yaitu :
a. RE kasar/granuler ; bila pada permukaan membrane RE ini ditempeli ribosom
sehingga tampak berbintil-bintil. RE kasar merupakan penampung protein yang
dihasilkan ribosom. Protein yang dihasilkan masuk kedalam rongga RE
b. RE halus ; bila pada membrane RE ini tidak ditempeli ribosom sehingga tampak
halus. Sel-sel kelenjar mengandung lebih banyak RE dibandingkan sel-sel bukan
kelenjar
Fungsi dari RE diantaranya sebagai alat transportasi zat-zat yang diperlukan inti sel
dari luar inti sel.

3. Badan Golgi
Berbentuk tumpukan kantong-kantong pipih yang sangat komplek dan pada bagian
dalam kantong-kantong tersebut terdapat ruang-ruang kecil atau vakuola. Membrane
badan golgi terbentuk dari lipoprotein. Badan golgi banyak terdapat pada sel-sel kelenjar
seperti kelenjar ludah, hati, pancreas, dan hormone.
Fungsi badan golgi :
a. sebagai organ sekresi, karena mengeluarkan zat yang masih dibutuhkan yaitu berupa
sekret dalam bentuk butiran getah
b. membentuk enzim yang belum aktif (zimogent/proenzym)
c. membentuk glikoprotein (musin/mucus/lendir)

4. Lisosom
Lisosom hanya terdapat pada sel hewan. Lisosom merupakan membrane berbentuk
kantong kecil yang berisi hidrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam
pencernaan intrasel, yaitu mencernakan zat-zat yang masuk kedalam sel. Lisosom
berfungsi sebagai tempat pembuatan enzim-enzim pencernaan.
5. Mitokondria
Mitokondria bentuknnya bulat lonjong atau bercabang, ukurannya 500 sampai 2000
nm. Mitokondria banyak terdapat pada sel yang sedang aktif.
Struktur mitokondria dikelilingi dua lapisan membrane yaitu membrane dalam dan
terbentuk Krista. Ruang dalam mitokondria berisi matrix mitokondria. Fungsi
mitokondria adalah tempat respirasi atau oksidasi karbohidrat yang menghasilkan energi
(ATP).

6. Ribosom
Ribosom sangat kecil (diameternya 20 25 nm), terdapat pada sitoplasma secara
bebas atau menempel pada RE. fungsi dari ribosom adalah tempat berlangsungnya
sintesa protein.

7. Flagel dan Silia


Pada MH bersel satu misalnya pada protozoa ada yang memiliki alat gerak flagel dan
silia. Struktur flagel terdiri dari 2 fibril yang dikelilingi oleh 9 fibril yang terletak
disebelah luar. Sedangkan fibril keluarnya dari granula basal dan secara kimia terdiri dari
tubulin dan protein dinein dan ATP.

8. Sentrosom
Umumnya sel hewan mengendung sentrosom yang letaknya pada sitoplasma dekat
membrane inti. Pada saat pembelahan mengandung 2 sentriol. Sebuah sentrosom
terbentuk dari 9 set tabung masing-masing set terdiri dari 3 buah microtubule yang
berfungsi menggerakan kromosom pada saat pembelahan sel. Sentriol sendiri merupakan
organel sel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.

9. Nukleus
Letak inti pada sitoplasma biasanya ditengah. Umumnya sel MH mengandung 1 inti,
tetapi ada juga yang berinti lebih dari 1 misalnya pada sel otot lurik.
Bagian-bagian inti sel :
a. membrane inti ; membrane inti memisahkan inti sel dari sitoplasma. Membrane inti
terdiri dari 2 lapisan membrane dan pada daerah-daerah tertentu terdapat pori-pori
yang berfungsi tempat keluar masuknya bahan kimia. Lapisan membrane yang
sebelah luar berhubungan dengan membrane
b. Nukleoplasma dan kromosom ; inti sel mengandung nukleoplasma. Bahan kimia pada
nukleoplasma yaitu larutan fosfat, gula ribose protein, nukleotida dan asam nukleat.
Pada nukleoplasma terdapat benang-benang kromathin yang tampak jelas pada saat
terjadi pembelahan sel membentuk kromosom. Fungsi kromosom adalah mengandung
20
material genetic yang berguna untuk mengontrol aktivitas hidup sel dan pewarisan
sifat-sifat yang diturunkan.
c. Nukleolus ; setiap nucleolus mengandung nucleoli yang berbentuk bulat. Secara kimia
nucleolus mengandung RNA dan protein. Nucleolus berfungsi untuk sintesa RNA
ribosom.

10. Badan mikro:


a. Perioksisom, terdapat pada sel hewan dan tumbuhan, berisi enzim katalase dan
oksidase
b. Glioksisom, hanya terdapat pada sel tumbuhan, berisi semua atau sebagian enzim
dari daur glioksiat disamping katalase dan oksidase.

11. Mikrofilamen
berfungsi sebagai:
a. Sebagai sitoskleton dalam sel
b. Berperan dalam pembelahan sel, pada Amoeba berfungsi dalam pembentukan
Pseudopoda, gerakan sel dan gerakan sitoplasma.
c. Membentuk alat gerak seperti silia dan flagella
12. Mikrotubule
Berfungsi sebagai
a. Mengendalikan gerakan kromosom dari daerah equator ke kutub masing-masing
pada anaphase
b. Penyusun sentriol, flagel dan silia sehingga berperan dalam pergerakan sel

3.5 Komunikasi Antar Sel


Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu koordinasi
21
untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada berbagai
jaringan maupun organ. Sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem saraf, juga
dilakukan oleh sistem endokrin, atau bahkan sistem saraf bersama-sama dengan sistem
endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini saling mengisi
secara fungsional yang demikian luar biasa,sehingga unsur-unsur saraf dan endokrin
sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
Sistem saraf mengatur kegiatan tubuh dengan cepat, seperti kontraksi otot, peristiwa
visceral yang berubah dengan cepat, dan bahkan kecepatan sekresi beberapa kelenjar
endokrin. Sedangkan,sistem endokrin mengatur fungsi metabolik tubuh pada jalur
lambat. Sistemsaraf menerima ribuan informasi kecil dari berbagai organ indra seperti
salinitas, suhu,periode panjang hari menuju alat-alat gerak dan kemudian mengintegrasin
dengan sistem endokrinuntuk mengontrol osmoregulasi, metabolisme, pertumbuhan,
reproduksis dan lain-lain. Ada tiga kelompok komunikasi ekstraseluller, yaitu :
1) endocrine hormon yang merupakan substansi isysrat yang dilepaskan organ endokrin
dengan sasaran organ target tertentu.
2) isyarat parakrin, sel target bedekatan dengan sel sekretori,isyarat kimiawi parakrin
disebut neurotransmitter atau neurohormon.
3) isyarat autokrin biasanya terjadi pada kondisi patologik, misalya pada sel tumor.
Komunikasi antar sel biasnya melewati enam tahap:
1) Sintesis
2) Pelepasan hormone
3) Transpor ke organ target
4) Pengenalan petunjuk (seiring oleh reseptor protein yang spesifik)
5) Penerjemahan
6) Respons.

A. Sistem Saraf
Pada tubuh makhluk hidup terdapa dua kelompok kerja sistem saraf, yakni sistem
saraf pusat dan sistem saraf otonom. Kedua sistem tersebut pada dasarnya tidak bekerja
secara terpisah,tetapi saling melengkapi.
a) Sistem saraf pusat Jaringan saraf yang menjalin seluruh tubuh berpusat dalam otak
maupun sumsum tulang belakang. Otak memiliki tiga fungsi utama yaitu,1) menerima
input dan menginterpretasikan informasi dari semua organ-organ sensor baik internal
maujpun eksternal, 2) menghasilkan output berupa parintah untuk koordinasi semua
bagian badan sebagai impuls saraf atau hormon, 3) integrasi antara kedua aspek fungsi
otak
Dari otak, serabut saraf berpencar menjadi 12 pasang saraf yang dinamakan saraf
tengkorak, melayani kepala, mata, dan beberapa organ dalam. Dari sumsum tulang
belakang beberapa saraf bercabang dan bercabang membentuk batang-batang
sarafmenuju alat-alat gerak. Masing-masing saraf membawa impuls isyarat
elektokimiawi yang dicetuskan oleh suatu rangsang.

b). Sistem saraf otonom


Susunan saraf otonom terdiri atas saraf simpatis dan para simpatis. Saraf otonom
mengontrol fungsi vegetatif badan, antara lain: 1) mengatur kegiatan jantung dan
pembuluh darah, 2) mengatur kerja urat daging licin, dan, 3) mengatur kerja kelenjar-
kelenjar.
c) Bentuk umum sistem kerja saraf
Satuan dasar sistem saraf adalah neuron. Neuron mempunyai satu ciri struktur yang
menyebabkan kelihatan lain dari semua tipe sel tubuh lainnya. Bila digolongkan menurut
fungsinya,neuron dapat dibagi menjadi tiga kelompok, 1) neuron sensoris yang
membawa isyarat dari organ sensoris ke otak dan sumsum tulang belakang, 2) neuron
motorik membawa petunjuk dari otak dan sumsum tulang belakang ke alat gerak,
jantung, usus dan organ tubuh yang lain, 3) interneuron yang menggerakkan isyarat
bolak balik lewat lintasan antara otak, sumsum tumlang belakang dan lain-lain.

d). Mekanisme kerja saraf


1) fungsi sinap neuron : hubungan antara satu neuron dengan neuron berikutnya disebut
sinaps, dalam sinaps terdapat bongkol yang mempunyai dua struktur internal yang
penting untuk fungsi perangsangan atau penghambatan vesikel sinaptik dan mitokondria.
2) pengiriman dan pengolahan sinyal : pada hakikatnya, sekali dimulai impuls saraf pada
ujung serabut saraf maka impuls ini akan diteruskan oleh serangkaian sentuhan elektrik,
apabila satu impuls terjadi, misalnya oleh reseptor cahaya pada mata, selaput sel berubah
sebentar untuk membiarkan mengalirnya ion kalium bermuatan keluar dari sel dan
masuknya ion natrium bermuatan ke dalam sel. Gerak bolak balik ini menimbulkan
potensial elektrik yang kecil membentuk impuls saraf. Bila jumlah potensial yang
terkumpul pada ujung saraf sudah cukup banyak, sel berikutnya menembak . setelah itu
impuls ini lewat, selaput sel kembali berfungsi sebagai pembatas sampai impuls lain
timbul. Karena sistem saraf yang rumit dan sibuk dapat menyerap energi dengan laju
yang sangat besar sehingga memerlukan bahan bakar (oksigen dan glukosa) yang lebih
banyak
3) Neurotransmitter
Neuron-neuron otonom pada mamalia biasanya mengandung lebih dari satu
neurotransmitter,seringkali,satu atau lebih neuropeptida bergabung satu sama lain atau
bergabung dengan transmitter acetylcholine yang klasik ataupun transmitter adrenaline.
Pada ikan hanya sedikit kasus-kasus gabungan seperti itu. Transmitter
perangsangpadaberbagaisinapsneuronsarafpusatadalahasetilkolin,norepinerin,dopamn,ser
otonim, L-glutamat,dan L-asparat sedangkan transmitter penghambat yangpenting adalah
asam gamma aminobutirat (GABA), glisin, taurin,dan alanin.

B. Sistem Endokrin
Sistem endokrin pada ikan tidak jauh berbeda dengan sistem endokrin vertebrata pada
umumnya. Organ endokrin melepaskan suatu zat kimia yang disebut hormon dengan
organ target tertentu dibawa oleh darah,dan berperan mempengaruhi fungsi tubuh .karena
itu hormon bisa juga disebut pesuruh kimia. Hubungan di antara sistem endokrin banyak
dan kompleks, tetapi biasanya mengikuti dua prinsip,yakni : 1) berdasarkan responnya
dibagi menjadi dua kelenjar yang dihasilkan oleh kelanjar kedua seringkali menghambat
produksi hormon pituitari proses ini disebut penghambat feedback. Yang menyebabkan
terjadinya keseimbangan respon.

C. Hormon dan Kelenjar Penghasilnya.


Hormon adalah zat kimia organik yang dibentuk dalam sel atau kelenjar yang sehat
dan normal,disekresi langsung ke dalam darah dan dibawa ke sel/organ target.hormon
tidak akan bekerja pada sel yang tidak memiliki reseptornya, tetapi apabila hormon
tersebut tiba pada sel/organ target maka reseptornya akan mengikat hormon
tersebut.pada ikan, hormon dihasilkan dari kelenjar endokrin antara lain :

1) Pituitari
Kelenjar pituitari atau hipofisa terletak pada lekukan tulang di dasar otak(sela
tursika),terdiri atas dua bagian utama,yakni adenohipofisa dan neurohipofisa.hormon-
hormon yang terdapat pada kelenjar pituitari yaitu : Prolaktin yang merupakan hormon
yang berhubungan dengan reproduksi dan perawatan anak serta osmoregulasi.
Hormon adrenocorticotropic (ACTH) dan hormon pelepas melanosit(MSH),kedua
hormon ini fungsinya serupa yaitu menggiatkan output steroid korteks adrenal,juga
merangsang sintesis melanin. Hormon gonadotropin, adalah hormon pituitari yang
berfungsi sebagai produksi telur dan sperma. Hormon tirotrofin (TSH), berfungsi
merangsang kelenjar tiroid untuk membentuk dan melepasakan hormon-hormon tiroid.

2) Tiroid
Kelenjar tirod memiliki dua karekteristik utama, yakni 1) unit dasar histologisnya
adalah sel tunggal yang dikelilingi oleh folikel, 2) jaringan yang dibentuknya memiliki
kemampuan mengubah iodine dan inkorporasinya menjadi hormon tiroid.hormon yang
dihasilkan adalah hormon tiroxin yang terdiri dari tetraiodotironin (T4) dan triiodotironin
(T3) yang berfungsi dalam pertumbuhan, metamorfosis dan reproduksi.

3) Pankreas
Pankreas adalah suatu kelenjar majemuk yang terdiri atas jaringan eksokrin dan
endokrin.hormon yang terdapat pada pankreas yakni insulin yang berperan besar
terhadap metabolisme karbohidrat, protein dan lemak. Dan glukagon yang berfungsi
merangsang pelepasan insulin dan menyebabkan peningkatan output jantung.

4) Gonad
Gonad merupakan kelenjar endokrin yang dipengaruhi oleh gonadotropin hormon
(GtH) yang disekresi oleh kelenjar pituitari.

5) Ginjal
Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki sel-sel endokrin antara lain jaringan
internal ,sel-sel kromaffin,juxtaglomerulus,dan korpuskel stanius. Kelenjar ini dikontrol
oleh pituitari melalui ACTH.

6) Kelenjar Uultimobranchial
Kelenjar ultimobranchial terletak pada septum pemisah antara rongga abdomen dan
sinus venosus, tampak sebagai pita berwarna putih pada septum. Hormon yang terdapat
pada kelenjar ini adalah kalsitonin yang berfungsi menurunkan kadar kalsium darah dan
membuat ikan mampu menyusaikan diri terhadap lingkungan hidromineral yang
berubah-ubah.

7) Urofisis
Urofisis merupakan neurosekretori yang terletak pada bagian belakang spinal
cord.fungsi hormon yang terdapat pada kelenjar ini masih menimbulkan kontraversi
walaupun secara umum berhubungan dengan fungsi osmoregulasi, dimana pengaruh
terbesarnya adalah pada ginjal.ada empat jenis hormon yang diidentifikasikan dari urofis
yakni urotensis I belum diketahui efeknya, II berperan dalam kontraksi otot licin,
urotensis III menstimulasi peningkatan penyerapan Na atau ginjal, dan urotensi IV
diduga adalah arginine vasotocin tetapi hanyanteridentifikasi pada rainbow trout jepang.
BAB IV
PENUTUP

Kesimpulan

Sel merupakan unit terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti biologis. Semua
fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat berfungsi
secara autonom asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Struktur sel dan fungsi-
fungsinya secara menakjubkan hampir serupa untuk semua organisme, namun jalur
evolusi yang ditempuh oleh masing-masing golongan besar organisme (Regnum) juga
memiliki kekhususan sendiri-sendiri. Sel-sel prokariota beradaptasi dengan kehidupan
uniselular sedangkan sel-sel eukariota beradaptasi untuk hidup saling bekerja sama
dalam organisasi yang sangat rapi.
Jaringan komunikasi antara satu sel dengan yang lain menghasilkan suatu
koordinasi untuk mengatur pertumbuhan, reproduksi, osmoregulasi, dan lain-lain pada
berbagai jaringan maupun organ.sistem komunikasi ini selain dilakukan oleh sistem
saraf, juga dilakukan oleh sistem endokrin,atau bahkan sistem saraf bersama-sama
dengan sistem endokrin mengontrol aktivitas organ atau jaringan tubuh.kedua sistem ini
saling mengisi secara fungsional yang demikian luar biasa, sehingga unsur-unsur saraf
dan endokrin sering dianggap menyusun sistem neuroendokrin.
DAFTAR PUSTAKA

Yunus,A.2009.KomunikasiAntar Sel. http://askar.perikanan.umi.com/. [18


Desember 2009]
Kirei. 2008. Fisiologi Hewan. http://wikimedia.commons [18 Desember 2009]

28

Anda mungkin juga menyukai