ILUSTRASI KASUS
IDENTITAS
Nama/MR : Tn. E
Umur : 23 tahun
Pekerjaan : Mahasiswa
ANAMNESIS
Keluhan utama:
Hidung berdarah sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sudah 3 kali hidung
berdarah pada malam harinya. Awalnya hidung berdarah pada pukul 20.00 WIB,
darah hanya keluar dari lubang hidung kiri, kurang 1 menit, darah yang keluar
merah segar, tidak berlendir, pasien hanya memencet hidung dan menyumpalnya
dengan tisu. Kemudian karena hidung sering digosok, hidung kembali berdarah.
Demam (-)
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama dengan pasien
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS GENERALIS
Tanda vital
Pemeriksaan sistemik
Paru : simetris, fremitus kiri dan kanan sama, sonor, suara nafas vesikuler,
Abdomen : tidak membuncit, hepar dan lien tidak teraba, timpani, bising usus
normal
Ekstremitas : tidak ada paresis atau paralisis, reflek fisiologis (++/++), reflek
patologis (-/-)
Telinga
Kongenital - -
Trauma - -
Radang - -
Daun telinga
Metabolik - -
Nyeri tarik - -
lapang/sempit
Dinding liang
Hiperemis - -
telinga
Edema - -
Massa - -
Sekret/serumen Ada, sedikit, Ada, sedikit,
warna warna
kekuningan kekuningan
Retraksi - -
Atrofi - -
Tanda radang - -
Fistel - -
Mastoid Sikatrik - -
Nyeri takan - -
Nyeri ketok - -
Rinne + +
garputala
Deformitas Deviasi
Kongenital - -
Radang - -
Massa - -
Nyeri tekan - -
Sinus paranasal
Nyeri ketok - -
Rinoskopi anterior
serosa serosa
Cukup - Deviasi
lurus/deviasi
clotting +.
Septum Perdarahan
aktif (-)
Spina - -
Krista - -
Abses - -
Perforasi - -
lapang/lapang/sempit
eustachius
Uvula Edema - -
Bifida - -
faring Edema - -
Bercak/eksudat - -
dengan pilar
Laringoskopi indirek
Edema (-)
Pinggir Rata
Massa (-)
Edema (-)
Massa (-)
Gerakan Normal
Edema (-)
Massa (-)
Gerakan Normal
Massa (-)
Sekret (-)
Sekret
Sekret
Edukasi
deviasi septum nasi sehingga dengan adanya rhinitis dan kebiasan menggosok
menekan kedua cuping hidung dengan posisi kepala menekuk ke bawah selama
Anjuran : Septoplasti
Prognosis
1. Anamnesis
o Hidung berdarah sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sudah 3 kali
hidung berdarah pada malam harinya. Awalnya hidung berdarah pada pukul
20.00 WIB, darah hanya keluar dari lubang hidung kiri, kurang 1 menit,
darah yang keluar merah segar, tidak berlendir, pasien hanya memencet
2. Pemeriksaan Fisik
o Hidung
Septum deviasi
KND : kavum nasi cukup lapang, sekret (+), jenis serosa, KI dan
KNS : kavum nasi cukup lapang, sekret (+), jenis serosa, KI dan
3. Diagnosis Kerja
4. Diagnosis Tambahan :
o Rhinitis/common cold
5. Diagnosis Banding
7. Terapi
o Edukasi
o Pseudoefedrin tab
8. Prognosis
DISKUSI
Pada kasus diatas, diagnosis ditegakkan melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik.
Dari anamnesis didapatkan bahwa seorang pasien laki-laki, usia 23 tahun, dengan keluhan
utama keluar Hidung berdarah sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sudah 3 kali
hidung berdarah pada malam harinya. Awalnya hidung berdarah pada pukul 20.00 WIB,
darah hanya keluar dari lubang hidung kiri, kurang 1 menit, darah yang keluar merah segar,
tidak berlendir, pasien hanya memencet hidung dan menyumpalnya dengan tisu. Kemudian
karena hidung sering digosok, hidung kembali berdarah. Pasien sudah 2 hari ini pilek,
hidung sedikit berair. Dari pemeriksaan fisik didapatkan, septum nasi deviasi dan konka
inferior dan media hiperemis dan edema, sekret (+), jenis serosa, clotting (+), perdarahan
aktif (-).
Epistaksis merupakan keluhan yang sering ditemukan pada kehidupan sehari-hari dan
dapat terjadi pada setiap kelompok umur. Epistaksis dapat terjadi idiopatik atau manifestasi
dari penyakit lain. Penyebab epistkasis pada pasien ini akibat adanya deviasi septum nasi
yang ditemukan pada pemeriksaan rinoskopi anterior, disertai pasien menderita rhinitis
epistaksis.
darah. Pada pasien ini didapatkan adanya keluhan keluar darah dari hidung, riwayat darah
masuk ke tenggorok disangkal. Untuk epistkasis anterior, pasien dapat diedukasi dengan
dengan menekan kedua cuping hidung dengan posisi kepala menekuk ke bawah selama 10-
15 menit atau dengan memasang tampon anterior. Pada pasien ini dapat dianjurkan
septoplasti, karena penyebab epistaksis pada pasien ini adalah septum deviasi. Untuk