MATERI
ARUS BOLAK BALIK
DOSEN PEMBIMBING
Drs. HUFRI, M.Si
OLEH
MUHAMMAD ARLIM
17033138
1.D`ARSONVAL METER
Gerak D`arsonval memberikan tanggapan (respon) terhadap nilai arus rata rata (average)
atau searbolak ballik, selama siklus positif dan negatifah (dc) melalui kumparan putar. Jika
gerakan tersebur membawa arus positif dan negative, torsi penggerak akan positif selama
setengah periode dan negatif (berlawanan arah) selama setengah periode berikutnya. Jika
frekuensi arus bolak balik sangat rendah jarum akan berayun kekiri kekanan sekitar titik nol
sepanjang skala. Pada frekuensi frekuensi yang lebih tinggi , inersia (kelembaban) kumparan
begitu besar sehingga jarum tidak dapat mengikuti pergantian arah torsi yang cepat sehimgga dia
berayun sekitar nol sambil bergetar ringan.
Untuk mengukur arus bola balik dalam gerak D`arsonval, beberapa cara untuk
memeperoleh torsi satu arah yang tidak berlawanan setiap setegah perioda harus direncanakan.
Salah satu cara adalah menyerahkan arus bolak balik sehingga arus yang diarahkan (diratakan)
tersebut menyimpangkan kumparan. Cara lain adalah memanfaatkan efek pemanasan arus bolak
balik agar menghasilkan indikasi kebesarannya.
2.ELEKTRODINAMOMETER
Kopel magnetik antara kumparan tetap dan kumparan putar terdapat celahcelah udara
yang menyebabkan terjadinya medan magnet yang lemah. Untuk memperoleh kopel magnet
yang cukup besar, arus yang lebih banyak harus dialirkan ke kumparan, yang berarti harus
menggunakan diameter kawat yang lebih besar, Akan tetapi, kawat yang berdiameter besar
memiliki resistansi yang kecil Jika dibandingkan dengan kawat yang berdiameter kecil, Hal ini
menyebabkan penggerak elektrodinamometer mempunyai sensitifitas yang sangat rendah, yaitu
sekitar 20 sampai 100 ohm/V.
Kemungkinan penerapan yang lebih luas dari penggerak elektrodinamometer adalah
dalam wattmeter. Wattmeter daapt digunakan untuk mengukur daya DC maupun AC. Sinyal AC
tidak terbatas pada bentuk gelombang sinusoidal saja, sehingga daya diperoleh dari beberapa
bentuk gelombang AC yang diukur. Saat digunakan sebagai wattmeter elektrodinamometer
dihubungkan seperti pada gambar 2. Saat digunakan sebagai wattmeter kumaparan tetap yang
disebut dengan kuraparan "medan (field)" dihubung serie dengan beban dan dengan demikian
mengonduksi arus yang sama seperti pada beban (ditambah arus kecil yang melalui kumparan
putar). Kumparan putar dihubungkan sebagai voltmeterpada beban dimana resistor Rs adalah
pengali untuk meter yang peka terhadap tegangan.
T=BxAxIxN
Instrumen-instrumen besi putar dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu instrumen
tarikan (attraction) dan tolakan (repulsion).
Gerak ini terdiri dari sebuah kumparan stasioner (diam) yang mempunyai banyak
gulungan dan membawa arus yang akan diukur. Dua daun besi lunak (ironvane) ditem-patkan di
bagian dalam kumparan. Salah satu daun diikatkan tetap ke kerangka kumparan sedang daun
lainnya dihubungkan ke poros instrumen sehingga dapat berputar secara bebas. Arus melalui
kumparan memaknetisasi kedua daun dengan polaritas yang sama tanpa memperhatikan arah
arus sesaat. Kedua daun yang termaknetisasi ini meng-hasilkan gaya tolakan, dan karena hanya
satu daun yang bisa berputar, defleksi (penyim-pangannya) adalah analogi dari besarnya arus
kumparan. Gaya tolak sebanding dengan kuadrat arus, tetapi efek frekuensi dan histeresis
cenderung menghasilkan defleksi jarum yang tidak linear dan akibatnya tidak mempunyai
hubungan kuadrat yang sempurna.
Instrumen daun radial jenis tolakan adalah gerak besi putar yang paling sensitif dan
mempunyai skala paling linear. Perencanaan yang baik dan bermutu tinggi diperlukanbagi
instrumen-instrumen tingkat tinggi. Perhatikan bahwa daun aluminium yang diikat ke poros tepat
di bawah jarum berputar di dalam sebuah rongga yang besarnya hampir pas yang membawa
jarum untuk berhenti dengan cepat
Gambar 1. Instrument besi putar (Moving Iron-Vane Meter)
Salah satu daun diikat tetap ke kerangka kumparan sedang yang lain dapat berputar
secara koaksial di bagian dalam daun yang diam. Kedua daun ini dimaknetisasi oleh arus di
dalam kumparan ke polaritas yang sama dan menyebabkannya bergeser ke sisi sewaktu
mengalami gaya tolakan. Karena daun yang dapat berputar terikat ke sebuah poros ber-engsel,
gaya tolak ini menghasilkan gaya rotasi yang merupakan fungsi arus di dalam kumparan.
Dikontrol oleh pegas seperti mekanisme lainnya, posisi akhir jarum merupakan ukuran arus
kumparan. Karena gerak ini seperti halnya semua instrumen daun berputar tidak membedakan
polaritas, dia dapat digunakan untuk dc atau ac, tetapi lebih lazim digunakan untuk pengukuran
bolak-balik (ac). Redaman instrumen ini diperoleh dari sebuah daun redaman (damping vane)
dari bahan aluminium ringan yang dipegang oleh flens pada semua sisi dan berputar dengan
ruang main yang kecil di dalam rongga udara tertutup. Bila digunakan untuk arus bolak-balik,
torsi aktual akan bergetar dan dapat mengakibatkan getaran ujung jarum.
Ketelitian instrumen-instrumen besi putar terutama dibatasi oleh ketidaklinearan kurva
magnetisasi daun-daun besi. Untuk nilai arus yang rendah, puncak arus bolak-balik
menghasilkan penyimpangan persatuan arus yang lebih besar dari nilai rata-rata, meng-akibatkan
pembacaan bolak-balik yang lebih tinggi dari pembacaan arus searah ekivalen pada skala rendah.
Penambahan sebuah tahanan pengali yang sesuai akan mengubah gerak daunbesi menjadi
voltmeter; dengan cara sama, penambahan sebuah shunt akan menghasilkan rangkuman arus
(current ranges) yang berbeda. Bila gerak daun besi digunakan sebagai voltmeter arus bolak-
balik, frekuensi memperbesar impedansi rangkaian instrumen dan karena itu cenderung
memberikan pembacaan tegangan yang lebih rendah. Karena itu voltmeter daun besi sebaiknya
selalu dikalibrasi untuk setiap frekuensi yang digunakan
DAFTAR PUSTAKA
Bartholomew, Davis, Electrical Measurements and Instrumentation, Bab 4. Boston : Allyn and
Bacon, Inc., 1963.
Stout, Melville B., Basic Electrical Measurements, edisi kedua, Bab 4,5,17. Englewood Cliffs,
N.J. : Prentice-Hall, Inc., 1960.
Cooper william, Dr. Sahat Pakpahan, Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran,
Erlangga, Jakarta, 1993.